Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

METODE PENELITIAN CAMPURAN

Diajukan untuk Mata Kuliah:


Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu:
Dr. Mahyudin Ritonga, S.Pd.I, MA

OLEH:

SALSABILA RAMA HUSNIAH (211993)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


STAIN SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang tak terhingga jumlahnya,
salah satu nikmat tersebut adalah diberinya kemudahan kepada penulis dalam
menuntaskan karya tulis ini. Selanjutnya sholawat serta salam selalu kita hadiahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW, berkat beliau kita dapat merasakan
terangnya Islam sekarang ini.

Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada Bapak Dr. Mahyudin
Ritonga, S.Pd.I, MA selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Peneltian
yang telah membimbing penulis dalam menuntaskan makalah ini yaitu dengan
judul “Metode Penelitian Campuran.”

Karya tulis ini dirampungkan dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu,
penulis membutuhkan saran serta masukan dari para pembaca yang budiman demi
perbaikan penulis di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tanjungpinang, 28 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian Campuran ................................................. 3


B. Histori dan Latar Belakang Kemunculannya Penelitian Campuran......... 3
C. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Campuran........ 4
D. Analisis Data Penelitian Campuran ........................................................ 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berkembangnya penelitian kualitatif dan kuantitatif, penelitian


dengan mixed method (metode campuran) yakni menerapkan kombinasi dua
metode kualitatif dan kuantitatif menjadi kian popular. Popularitas ini, salah
satunya disebabkan oleh kenyataan bahwa metodologi penelitian terus berevolusi
dan berkembang, dan metode campuran adalah salah satu wujud dari
perkembangan ini yang memanfaatkan kekuatan metode penelitian kualitatif dan
kuantitatif sekaligus. Apalagi, masalah-masalah yang diangkat oleh pakar ilmu
peneliti begitu kompleks sehingga menerapkan hanya satu metode saja tentu tidak
memadai untuk menjabarkan kompleksitas ini.1

Sifat interdisipliner penelitian juga turut memengaruhi tim penelitian yang


terdirir dari individu-individu yang memiliki minat dan metode metodologis yang
beragam. Pada akhirnya, ada begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari
kombinasi penelitian kualitatif dan kuantitatif ini disbanding hanya menerapkan
salah satu dari kedua metode tersebut secara terpisah. Salah satu manfaatnya
adalah memberikan pemhaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah
penelitian.2

Makalah ini akan mencoba mengulas tentang pengertian metode


penelitian campuran, histori dan latar belakang munculnya metode penelitian
campuran, macam-macam dan jenisnya, teknik pengumpulan dan analisis data
penelitian.

1
Adams W.K., Student Engagement and Learning with Phet Interactive Simulations, US: Department of
Physics University of Colorado, 2010.
2
Adams W.K. & Wieman C.E., American Journal of Physics, 83 (5): 459-467, (2015).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Metode Penelitian Campuran?
2. Bagaimana histori dan latar belakang muculnya Metode Penelitian
Campuran?
3. Apa saja jenis-jenis dan teknik pengumpulan data dari Metode Penelitian
Campuran?
4. Bagaimana cara analisis data Metode Penelitian Campuran?

C. Tujuan
1. Mengetahui lebih jauh tentang pengertian Metode Penelitian Campuran.
2. Mengetahui histori dan latar belakang muculnya Metode Penelitian
Campuran.
3. Mengetahui jenis-jenis dan teknik pengumpulan data dari Metode
Penelitian Campuran.
4. Mengetahui analisis data Metode Penelitian Campuran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian Campuran (mixed method)


Secara filosofi, dalam penelitian hanya ada dua pandangan/paradigma
yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Keduanya memiliki sudut pandang yang
berbeda, sehingga dalam penggunaannya juga memiliki dasar yang berbeda-beda.
Setiap metode memiliki prosedur tersendiri dan digunakan oleh peneliti. Penlitian
tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kemudian munculah
beberapa desain penelitian bertujuan untuk menutupi kekurangan dari penelitian
kuantitatif dan kualitatif, yang di antaranya adalah metode penelitian campuran.3
Metode penelitian campuran merupakan metode penelitian yang dalam
pengumpulan data menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif dalam
menjawab satu rumusan masalah. Menurut Cresswell dan Clark (2007), fokus dari
metode campuran adalah mengumpulkan, menganalisis dan menggabungkan data
kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian atau satu sesi penelitian. Sebagai
sebuah metodologi, metode ini secara langsung membimbing peneliti dalam
mengumpulkan, menganalisis data dan menggabungkan proses kuantitatif dan
kualitatif.4

B. Histori dan latar belakang kemunculannya Metode Penelitian Campuran


Penelitian metode campuran pertama kali digunakan pada tahun 1950 an
ketika ada bebrapa hal penting yang ingin dikembangkan menggunakan lebih dari
satu metode penelitian. Pada tahun 1957, sebagai contoh, Trow berpendapat
bahwa “ setiap tukang sepatu berpikir bahwa kulit merupakan satu-satunya
bahan”. Namun beberapa ilmuwan memiliki pendapat yang berbeda-beda dan
memiliki pandangan metode tersendiri. Perbedaan-perbedaan ini telah
menyebabkan banyak peneliti percaya bahwa metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif adalah dikotomi: sebuah proposisi atau baik tanpa jalan tengah. Selama
tahun 1970-an dan 1980-an, pada kenyataannya, banyak peneliti di kedua sisi

3
Ajredini F., European Journal of Physics Education, 5(1): 59-70. 2013.
4
Akerson L.V., Journal Science Teacher Education, (18): 751–772, 2007.

3
masalah berpendapat dengan kuat bahwa dua metode (sering disebut sebagai
“paradigma”) tidak bisa digabungkan. Banyak peneliti masih berpegang pada
pandangan ini. Pada tahun 1985, Rossman dan Wilson merujuk pada mereka yang
menyatakan paradigma itu tidak bisa dicampur, mereka yang bisa beradaptasi
metode mereka untuk hal-hal khusus dari suatu situasi, mereka disebut
situasionis.5
Kemudian banyak peneliti yang menggunakan landasan filosofis terbaik
yaitu penelitian metode campuran. Para ilmuwan mengusulkan bahwa para
peneliti harus menggunakan apa pun yang berhasil. Peneliti harus memilih
penelitian pendekatan yang paling mudah menerangi pertanyaan penelitian.
Pendekatan penelitian itu mungkin kuantitatif, kualitatif, atau kombinasi
keduanya (campuran).

C. Jenis-jenis dan Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Campuran


Metode Penelitian Campuran memiliki jenis-jenisnya, antara lain : (i)
Sekuensial Eksplanatori (Kuantitatif-Kualitatif) (ii) Sekuensial Eksploratori
(Kualitatif-Kuantitatif) (iii) Konkuren Triangulasi (iv) Konkuren Embedded. 6
• Sekuensial Eksplanatori (Kuantitatif-Kualitatif)
➢ Pengertian: sifat Sekuensial yaitu di mana proses penelitian dilakukan
dalam dua fase. Kemudian yang dimaksud dengan Ekplanatori adalah
penerapan metode dalam waktu yang berbeda, yaitu proses pengumpulan
data kuantitatif selalu dilakukan terlebih dahulu, dan selanjutnya diikuti
dengan pengumpulan data kualitatif. Penerapan desain eksplanatori hanya
memiliki kelemahan pada waktu, karena dalam proses pengumpulan data
memerlukan waktu yang lebih banyak yang disebabkan pengumpulan data
kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan secara terpisah. Selain itu,
pengembangan instrumen yang biasanya tidak dilakukan dari awal
penelitian, karena terdapat proses yang harus didasarkan hasil dari metode
kuantitatif menjadi penyebab lamanya proses penelitian. Oleh sebab

5
Arends R.I., Learning to Teach, New York: McGraw-Hill Companies, 2012.
6
Arikunto S., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. 2002.

4
itulah, peneliti yang ingin menggunakan metode ini harus memiliki waktu
yang cukup untuk melakukan proses penelitian.
➢ Tenik/Langkahnya: proses penelitian dimulai dengan pengumpulan dan
analisis data kuantitatif. Tahap ini diikuti dengan pengumpulan dan
analisis data pendukung yang dilakukan secara kualitatif. Langkah umum
desain eksplanatori digunakan ketika peneliti memerlukan data kualitatif
untuk memahami lebih dalam hasil pengumpulan data kuantitatif, seperti
menjelaskan temuan nilai yang ekstrim pada sebagian kecil siswa atau
hasil yang tidak masuk akal.
• Sekuensial Eksploratori (Kualitatif-Kuantitatif)
➢ Pengertian: Eksploratori adalah fase pertama yang dilakukan adalah
proses pengumpulan dan analisis data kualitatif, selanjutnya hasil dari
analisis data kualitatif digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data
kuantitatif. Alasan eksploratori digunakan yaitu instrumen penelitian tidak
tersedia, untuk mengidentifikasi variabel penting untuk digunakan pada
metode kuantitatif ketika variabel tidak diketahui, mengeksplorasi
fenomena lebih dalam, dll. keunggulan eksploratori, yaitu (1) proses dua
fase dalam desain ini membuat setiap tahap penelitian terlihat sangat jelas
dan mudah dipahami, (2) desain ini membuat penelitian yang biasanya
dilakukan dengan metode kualitatif mendapatkan hasil lebih baik, karena
data penelitian didukung oleh data dari proses kuantitatif. Sama halnya
dengan eksplanatori, penerapan desain eksploratori hanya memiliki
kelemahan pada waktu, karena dalam proses pengumpulan data
memerlukan waktu yang lebih banyak yang disebabkan pengumpulan data
kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan secara terpisah.
➢ Jenis/Langkahnya: Kebalikan dari sebelumnya, fase pertama penelitian
tetap diawali dengan metode kualitatif dan fase kedua diikuti metode
kuantitatif.
• Konkuren Triangulasi
➢ Pengertian: Konkuren adalah proses penelitian dilakukan dalam satu fase
dalam waktu bersamaan. Triangulasi adalah fase pengumpulan data
kuantitatif dan data kualitatif dilakukan dalam waktu yang sama dan

5
dengan bobot yang sama. Dalam arti lain, dalam desain triangulasi tidak
ada salah satu metode yang menjadi metode utama dan metode lainnya
menjadi metode pendukung. Keunggulan utama adalah waktu penelitian
yang dibutuhkan peneliti tidak banyak, karena karakteristik desain ini
adalah konkuren. Beberapa peneliti senang menggunakan desain ini
karena antar satu metode dengan metode lain dalam desain ini saling
mendukung. Akan tetapi terdapat kendala-kendala yang harus diatasi oleh
peneliti-peneliti dalam menggunakan desain ini, seperti pengumpulan data
kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan menuntut penelitian harus
dilakukan dalam bentuk tim. Selain itu ketika peneliti menemukan hasil
yang berbeda dari pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif peneliti
sering menggalami kesulitan mengambil kesimpulan dari penelitian.
➢ Jenis/Langkahnya: Dalam desain triangulasi menerapkan metode
kuantitatif dan kualitatif secara terpisah bertujuan untuk membandingkan
hasil kedua metode tersebut. Proses pencampuran data dilakukan dengan
meleburkan dua data menjadi satu ketika sampai pada tahap interpretasi
data kuantitatif dan kualitatif. Terdapat 2 jenis model triangulasi yaitu,
pertama, data dikumpulkan dan dianalisis merupakan permasalahan yang
sama. Kedua, model desain triangulasi yang mana data yang dikumpulkan
dan dianalisis merupakan permasalahan yang berbeda.
• Konkuren Embedded
➢ Pengertian: Embedded merupakan salah satu desain metode campuran
yang mana satu metode penelitian ditanamkan pada metode penelitian
lainnya. Dalam penelitian embedded ini, satu metode penelitian dijadikan
metode utama, sedangkan metode lainnya dijadikan metode pendukung.
Hal ini bertujuan agar kekurangan data yang didapatkan dari metode
utama, dapat digali lebih dalam pada metode pendukung sehingga hasil
penelitian yang didapatkan mampu menjawab secara tepat pertanyaan dari
penelitian,biasanya banyak digunakan dalam penelitian pendidikan.
Embedded memiliki keunggulan di mana peneliti mampu mengumpulkan
dua jenis data dalam waktu bersamaan dengan memanfaatkan kelebihan-
kelebihan dari data kuantitatif dan kualitatif. Namun tantangan terbesar

6
adalah peneliti harus mampu mengatur sedemikian mungkin proses
pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif, hal ini dikarenakan proses
pengumpulan data dalam waktu yang sama tidaklah mudah. Oleh sebab
itu peneliti harus memiliki solusi, misalkan mengunakan para observer
sebagai penanggung jawab pengumpulan data agar peneliti bisa fokus
kepada satu metode untuk mempermudah peneliti.
➢ Jenis/Langkahnya: Embedded sebenarnya difokuskan pada penelitian
yang dilakukan di mana data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan secara
bersamaan dalam waktu yang sama atau bersifat konkuren dan
menerapkan satu tahap pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam
7
satu waktu.

D. Analisis Data Metode Penelitian Campuran


Pedoman analisis data Penelitian Metode Campuran dijelaskan sebagai
berikut:
1) Prosedur nya menggunakan analisis data yang terpisah (Tahap 1) baik untuk
data kualitatif maupun kuantitatif. Pengkodean, pengembangan tema, dan
hubungan antar tema, digunakan analisis deskriptif dan inferensial bagi analisis
kuantitatif.
2) Pada tahap 2, dalam desain Triangulasi, peneliti menggabung dua set data,
suatu gambaran yang utuh dikembangkan dengan data ini, dan dalam desain
Embedded, set data yang mendukung dapat menguatkan atau mengurangi set data
utama.
3) Berdasarkan hasil penggabungan data, peneliti dapat menjawab rumusan
masalah Penelitian Metode Campuran dalam desain Triangulasi dan Embedded
melalui pengumpulan data konkuren.
4) Dua teknik untuk menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif, yaitu: Ubah
satu jenis data menjadi setdata kualitatif atau kuantitatif yang sebanding dan
kemudian bandingkan set data, atau bandingkan data tanpa adanya perubahan
melalui pembahasan (Diskusi) atau Matriks.8

7
Arikunto S., Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
8
Bao L., American Journal of Physics, 74 (10): 917-922, 2006.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode Penelitian Campuran adalah desain penelitian yang bertujuan
untuk menutupi kekurangan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode
penelitian campuran merupakan metode penelitian yang dalam pengumpulan data
menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif dalam menjawab satu rumusan
masalah. Metode ini secara langsung membimbing peneliti dalam
mengumpulkan, menganalisis data dan menggabungkan proses kuantitatif dan
kualitatif.
Penelitian metode campuran pertama kali digunakan pada tahun 1950 an
dan diperkuat lagi di tahun 1985. Kemudian banyak peneliti yang menggunakan
landasan filosofis terbaik yaitu penelitian metode campuran. Para ilmuwan
mengusulkan bahwa para peneliti harus menggunakan apa pun yang berhasil.
Metode Penelitian Campuran memiliki jenis-jenisnya, antara lain : (i)
Sekuensial Eksplanatori (Kuantitatif-Kualitatif) (ii) Sekuensial Eksploratori
(Kualitatif-Kuantitatif) (iii) Konkuren Triangulasi (iv) Konkuren Embedded.

8
DAFTAR PUSTAKA

Adams, W.K. 2010. Student Engagement and Learning with Phet Interactive
Simulations. US: Department of Physics University of Colorado.

Adams, W.K., & Wieman, C.E. (2015). Analyzing then Many Skills Involved in Solving
Complex Physics Problems. American Journal of Physics, 83 (5): 459-467

Ajredini, F., Izairi, N., & Zajkov, O. 2013. Real Experiments versus Phet Simulations for
Better High-School Students Understanding of Electrostatic Charging. European
Journal of Physics Education, 5(1): 59-70.

Akerson, L.V., Hanson, D. L., & Cullen, T.A. 2007. The Influence of Guided Inquiry and
Explicit Instruction on K–6 Teachers’ Views of Nature of Science. Journal Science
Teacher Education, (18): 751–772.

Arends, R.I. 2012. Learning to Teach. New York: McGraw-Hill Companies.

Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bao, L. 2006. Theoretical Comparison of Average Normalized Gain Calculations.


American Journal of Physics, 74 (10): 917-922.

Anda mungkin juga menyukai