Anda di halaman 1dari 3

1.

Pemerintah daerah harus menyediakan informasi keuangan secara digital agar informasi
keuangan yang dimiliki dapat diakses dengan mudah dan transparan oleh publik serta
mempermudah proses konsolidasi keuangan dengan pemerintah pusat. Selain itu, sistem
informasi keuangan yang baik dan efektif juga dapat membantu pemerintah daerah dalam
memonitor dan mengevaluasi penggunaan anggaran yang telah dialokasikan.
2. Pemerintah berusaha untuk mengembangkan kapasitas aparatur pengelola keuangan
daerah guna memperbaiki penggunaan keuangan daerah menurut UU No 1 tahun 2022.
Berikut adalah berikut adalah beberapa langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah:

• Menyediakan pelatihan bagi pengelola keuangan daerah.


• Menciptakan program untuk pengelola keuangan daerah sehingga bisa mencapai tujuan
yang diinginkan.
• Memfasilitasi para pengelola keuangan daerah dengan sarana dan prasarana yang
memadai.
• Menciptakan sistem monitoring guna memantau pekerjaan dari para pengelola keuangan
daerah.

Pembahasan

Pengelolaan terhadap keuangan adalah hal yang sangat penting bagi setiap daerah.
Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya berkaitan dengan penggunaan dari keuangan
daerah untuk kebutuhan belanja dari pemerintah daerah sehingga bisa melakukan transaksi
yang sangat efektif tanpa menghambur-hamburkan uang daerah. Penggunaan uang daerah
harus dilakukan secara seefektif mungkin dan menurut UU No 1 Tahun 2022, pemerintah
ingin berusaha untuk meningkatkan kapasitas dan juga kemampuan dari pengelola
keuangan daerah. Berkenaan dengan hal ini, pemerintah juga harus bisa memfasilitasi para
pengelola keuangan daerah dengan sarana yang memadai sehingga bisa menciptakan
sistem yang paling baik guna mengelola keuangan daerah.

3. Dana Bagi Hasil (DBH) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.Untuk Dana Bagi Hasil
(DBH), akan ada 3 jenis berbeda yang dibagi dalam alokasinya. Dana Bagi Hasil dari
PBB akan dibagi 10% untuk pemerintah pusat dan 90% untuk pemerintah daerah. Bagian
10% milik pemerintah pusat ini nantinya akan dialokasikan kembali ke Kabupaten/Kota.
Pembagiannya adalah Kabupaten/Kota akan menerima 6,5% yang dibagi secara merata.
Lalu 3,5% lagi akan dibagi dalam bentuk insentif kepada Kabupaten/Kota yang
sebelumnya telah mencapai atau bahkan melampaui rencana penerimaan anggaran.
Persentase 90% yang diterima daerah juga masih akan dibagi lagi nantinya. 16,2% dari
dana tersebut akan diberikan kepada Provinsi, lalu 64,8% untuk Kabupaten/Kota dari
daerah tersebut, serta 9% sisanya akan diambil sebagai biaya pemungutan.
Alokasi berikutnya adalah Dana Bagi Hasil dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB). Untuk pembagiannya, 80% dari dana ini akan diterima oleh daerah
dan 20% sisanya akan diterima pusat. Dari 80% dana yang diterima daerah, akan dibagi
lagi sebanyak 16% untuk Provinsi dan 64% sisanya untuk Kabupaten/Kota daerah
tersebut.
Terakhir, ada Dana Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Negeri (disingkat PPh WPOPDN). Pendapatan yang berasal dari Pajak Penghasilan ini
akan dibagi untuk pusat sebanyak 80% dan 20% sisanya untuk daerah. Sebanyak 8% dari
20% dana tersebut akan diberikan untuk Provinsi, sementara 12% sisanya diberikan pada
Kabupaten/Kota.
Dari total 12% yang diterima Kabupaten/Kota, akan dibagi kembali sebanyak 8,4% untuk
diberikan bagi Kabupaten/Kota yang memiliki wajib pajak yang terdaftar secara
bersangkutan. Sementara 3,6% sisanya akan dibagikan secara merata untuk seluruh
Kabupaten/Kota yang ada di dalam Provinsi tersebut.
4.

Retribusi Retribusi
Pajak
No. Keterangan Pajak Provinsi Jasa Jasa
Kabupaten/Kota
Umum Usaha
1 Pajak Kendaraan Bermotor √
2 Pajak Sarang Burung Walet √
Retribusi Pelayanan
3 √
Kesehatan
Bea Balik Nama Kendaraan
4 √
Bermotor
5 Pajak Air Tanah √
Pajak Bahan Bakar
6 √
Kendaraan Bermotor
7 Pajak Air Permukaan √
Retribusi Penjualan hasil
8 produksi usaha Pemerintah √
Daerah
Pajak Barang dan Jasa
9 √
Tertentu
10 Pajak Rokok √
Retribusi Pelayanan
11 √
Kebersihan
Retribusi Pelayanan tempat
12 rekreasi, pariwisata, dan √
olahraga;
Bea Perolehan Hak atas
13 √
Tanah dan Bangunan
14 Retribusi Pelayanan Pasar √
Retribusi Pengendalian Lalu
15 √
Lintas
16 Pajak Alat Berat √
Opsen Pajak Mineral Bukan
17 √
Logam dan Batuan
Pajak Bumi dan Bangunan
18 Perdesaan dan Perkotaan √
(P2)
Opsen Pajak Kendaraan
19 √
Bermotor
Opsen Bea Balik Nama
20 √
Kendaraan Bermotor

Referensi:

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, Penerimaan Negara dari PBB

Anda mungkin juga menyukai