Anda di halaman 1dari 10

KEPALA DESA ………

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

PERATURAN KEPALA DESA ………..


NOMOR ….. TAHUN 2022

TENTANG
PENGUATAN KETAHANAN PANGAN NABATI DAN HEWANI

DESA ………. KECAMATAN NATAR


KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2022
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA ………..,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mewujudkan ketersediaan,


keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan
yang cukup, aman, bermutu, bergizi dan beragam
serta tersebar merata di seluruh wilayah Kampung
Panca Mulia dan terjangkau oleh daya beli
masyarakat, perlu adanya pengaturan ketahanan
pangan Kampung;
b. bahwa berdasarkan Ketentuan PMK 190 tahun 2021
tentang pedoman penggunaan Dana Desa pasal 32
ayat 1 point b pemerintah desa wajib mengalokasikan
kegiatan bidang Ketahanan Pangan dan Hewani dari
Dana Desa Tahun anggaran 2022
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan
Peraturan Kepala Desa tentang Penguatan Ketahanan
Pangan Nabati dan Hewani ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 104
Tahun 2021 Tentang Rincian Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 260);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6321);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5694);
6. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan
Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid -19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional
dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 87,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6485);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
8. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2019 tentang Pedoman Penyusunan Tata Cara
Pengadaan Barang/Jasa di Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1455);
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Kampung
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2021
tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2022 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 961);
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor : 190/PMK.07/2021 Tentang Pengelolaan Dana
Desa Tahun 2022 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor )
11. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor
6 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Lampung Selatan Tahun 2015 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor
6);
12. Peraturan Bupati Lampung Selatan Nomor 38 Tahun
2018 tentang Kewenangan Desa berdasarkan Hak Asal
Usul dan kewenangan Lokal Berskala Desa;
13. Surat Edaran Bupati Lampung Selatan Nomor
442.2/0994/IV.02/2020 tentang Pencegahan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) Kabupaten Lampung
Selatan;

14. Surat Edaran Bupati Lampung Selatan Nomor


140/1167/DPMPEMDES-B/2020 tentang Penegasan
Terhadap Desa Siaga Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa;
15. Peraturan Desa ……. Nomor ......Tahun ...... tentang
RPJM Desa ……… (Lembaran Kampung ...... Tahun
...... Nomor ...);
16. Peraturan Desa …… Nomor ... Tahun ... tentang
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa ……… (Lembaran Peraturan Desa
……. Tahun ... Nomor ...);
17. Peraturan Desa ….. Nomor ... Tahun ... tentang
Kewenangan Kampung Berdasarkan Hak Asal Usul
Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Lembaran
Peraturan Desa ...... Tahun ... Nomor ...);
18. Peraturan Desa ……. nomor ... Tahun ... Tentang RKP
Desa Tahun 2022 (Lembaran Peraturan Desa ….
Tahun ... Nomor ...);
19. Peraturan Desa …… nomor ... Tahun ... Tentang APB
Desa Tahun 2022 (Lembaran Peraturan Desa ……
Tahun ... Nomor ...);

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN KEPALA DESA ………..
TENTANG PENGUATAN KETAHANAN PANGAN NABATI
DAN HEWANI DESA ……… KECAMATAN NATAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2022

BAB I KETENTUAN UMUM


Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Kabupaten adalah Kabupaten Lampung Selatan.
2. Kecamatan adalah Kecamatan Natar
3. Desa adalah Desa ..........
4. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintahan negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Pemerintahan Desa adalah Pemerintah Desa dan Dewan Perwakilan Rakyat Desa
yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
6. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain yang
selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan
di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan
Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.
8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
10. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi Pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
11. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah
antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Kampung, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis.
12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat RPJM
Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6
(enam) tahun.
13. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah
penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
14. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
16. Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah pilihan kegiatan yang didahulukan
dan diutamakan daripada pilihan kegiatan lainnya untuk dibiayai dengan
Dana Desa.
17. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui
anggaran pendapatan dan belanja Desa Kabupaten dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan
Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
18. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama
disuatu wilayah dan membentuk sebuah sistem.
19. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
20. Petani adalah warga negara Indonesia baik perseorangan maupun beserta
keluarganya yang melakukan usaha tani dibidang pangan.
21. Pembudidaya Ikan adalah warga negara Indonesia, baik perseorangan
maupun beserta keluarganya yang mata pencahariannya membesarkan,
membiakkan, dan/atau memelihara ikan dan sumber hayati perairan lainnya
serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol.
22. Perdagangan Pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan
dalam rangka penjualan dan/atau pembelian pangan, termasuk penawaran
untuk menjual pangan dan kegiatan lain yang berkenaan dengan
pemindahtanganan pangan dengan memperoleh imbalan.
23. Pelaku Usaha Pangan adalah setiap orang yang bergerak pada salah satu atau
lebih subsistem agribisnis pangan yaitu penyedia masukan produksi, proses
produksi, pengolahan, pemasaran, perdagangan dan penunjang.
24. Peredaran Pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam
rangka penyaluran pangan kepada masyarakat, baik diperdagangkan atau
tidak.
25. Bantuan Pangan adalah bantuan pangan pokok dan pangan lainnya yang
diberikan oleh pemerintah Kampung dan/atau masyarakat dalam mengatasi
masalah pangan dan krisis pangan, meningkatkan akses pangan bagi
masyarakat miskin dan/atau rawan pangan dan gizi dan kerjasama
internasional.
26. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan,
penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi,
supervisi, monitoring, pengawasan umum dan evaluasi.
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Peraturan Kepala Desa ini dibentuk dengan maksud untuk mewujudkan
kepastian hukum dan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan Ketahanan
Pangan Desa.
(2) Peraturan Desa ini dibentuk dengan tujuan untuk:
a. meningkatkan kemampuan memproduksi pangan secara mandiri;
b. menyediakan pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan
keamanan, mutu dan gizi bagi konsumsi masyarakat;
c. mempermudah dan meningkatkan akses pangan bagi masyarakat,
terutama masyarakat rawan pangan dan gizi;
d. meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan
yang aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi masyarakat;
e. melindungi dan mengembangkan sumber daya Kampung; dan
f. meningkatkan kesejahteraan bagi petani, pembudidaya ikan, peternak dan
pelaku usaha pangan.

BAB III RUANG LINGKUP


Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Kepala Desa ini mengatur hal-hal sebagai berikut:
(1) perencanaan pangan nabati dan hewani;
(2) bantuan pangan nabati dan hewani untuk masyarakat/kelompok;
(3) pembinaan dan pengembangan kelompok penerima bantuan;
(4) pengembangan bantuan pangan nabati dan hewani serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat; dan
(5) peningkatan pendapatan asli desa;

BAB IV ASAS
Pasal 4
Penyelenggaraan penguatan ketahanan Pangan nabati dan hewani di desa
berasaskan:
(1) kemandirian;
(2) partisipatif;
(3) manfaat;
(4) pemerataan;
(5) keadilan; dan
(6) berkelanjutan.
BAB V
PERENCANAAN PENGUATAN KETAHANAN PANGAN NABATI DAN HEWANI
Pasal 5
(1) Perencanaan ketahanan Pangan Desa terintegrasi dalam rencana
pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah;
(2) Perencanaan ketahanan Pangan Desa dilakukan untuk merancang
penyelenggaraan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan.
(3) Perencanaan ketahanan Pangan Desa harus memperhatikan:
a. daya dukung sumber daya alam, teknologi dan kelestaria lingkungan;
b. pengembangan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pangan;
c. kebutuhan sarana dan prasarana penyelenggaraan pangan;
d. potensi pangan dan budaya lokal; dan
e. rencana pembangunan Kampung.
(4) Perencanaan ketahanan Pangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tertuang di dalam rencana kerja pemerintah Desa dan dilaksanakan oleh
pemerintah Desa dengan melibatkan peran masyarakat.

BAB VI
PENGUATAN KETAHANAN PANGAN NABATI DAN HEWANI
Pasal 6
Penguatan ketahanan pangan nabati dan hewani meliputi:
(1) pengembangan usaha pertanian, perkebunan, perhutanan, peternakan
dan/atau perikanan ;
(2) pembangunan lumbung pangan Desa;
(3) pengolahan pasca panen; dan
(4) penguatan ketahanan pangan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam Musyawarah Desa.
(5) Kegiatan ketahanan pangan pada ayat (1) berupa pembangunan dan bantuan
ketahanan pangan nabati dan hewani;
(6) Bantuan ketahanan pangan pada ayat (5) meliputi:
a. Bantuan bibit pertanian, perikanan atau peternakan;
b. Bantuan sarana dan prasarana pendukung lainnya; dan
c. Bantuan sarana dan prasarana pasca panen;
(7) Penerima bantuan penguatan ketahanan pangan nabati dan hewani adalah
orang perseorangan atau kelompok masyarakat yang ditetapkan melalui
keputusan kepala Desa;
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK PENERIMA BANTUAN
Pasal 7
(1) Pemerintah Desa melaksanakan pembinaan dalam upaya mewujudkan
ketahanan pangan Desa.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pengembangan sumber daya manusia
b. penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi di bidang
ketahanan pangan;
c. penyuluhan di bidang ketahanan Pangan;
(3) Pembinaan dapat dilakukan oleh pemerintah kecamatan, kabupaten, provinsi
dan atau individu yang berkompeten di bidangnya;

BAB VIII
PENGEMBANGAN BANTUAN PANGAN NABATI DAN HEWANI
SERTA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Pasal 8
Dalam rangka pengembangan penguatan ketahanan pangan nabati dan hewani
maka setiap hasil dari jenis bantuan dapat digunakan untuk:
(1) Hasil di bidang Pertanian digunakan untuk:
a. Modal penanaman kembali sebesar 30%;
b. Kesejahteraan penerima individu/kelompok sebesar 50%;
c. Pemberian bantuan makanan tambahan untuk pencegahan stunting sebesar
10%; dan
d. Untuk pendapatan asli desa sebesar 10%;
(2) Hasil di bidang Perikanan digunakan untuk:
a. Modal bibit dan pemeliharaan kembali sebesar 30%;
b. Kesejahteraan penerima individu/kelompok sebesar 50%;
c. Pemberian bantuan makanan tambahan untuk pencegahan stunting sebesar
10%; dan
d. Untuk pendapatan asli desa sebesar 10%;
(3) Bidang Peternakan besar (sapi,kerbau, kambing) diatur sebagai berikut:
a. Indukan setelah beranak 2 kali maka indukan harus diserahkan ke orang
perseorangan/kelompok lain melalui pemerintah desa;
b. Anakan ternak yang dijual, hasilnya digunakan untuk;
(a) Kesejahteraan penerima individu/kelompok sebesar 70%;
(b) Pemberian bantuan makanan tambahan untuk pencegahan stunting
sebesar 10%; dan
(c) Untuk pendapatan asli desa sebesar 10%;
(4) Bidang Peternakan unggas (ayam, itik, bebek) diatur sebagai berikut:
a. Modal bibit dan pemeliharaan kembali sebesar 30%;
b. Kesejahteraan penerima individu/kelompok sebesar 50%;
c. Pemberian bantuan makanan tambahan untuk pencegahan stunting sebesar
10%; dan
d. Untuk pendapatan asli desa sebesar 10%;

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Peraturan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala


Desa ini dengan penempatannya dalam Berita Desa ……..

Ditetapkan di : ………
Pada tanggal : 25 Januari 2022

Kepala Desa ………


Kecamatan Natar

……………….
Diundangkan di Desa …….
pada tanggal, 25 Januari 2022
Sekretaris Desa
Kecamatan Natar

……………..
Berita Desa ………..Tahun 2022 Nomor ………..

Anda mungkin juga menyukai