Anda di halaman 1dari 4

Isu-Isu Penting yang Berkaitan dengan Model Kompetensi

Saat membangun model berbasis kompetensi, untuk mencapai efektivitas tinggi

beberapa pertanyaan perlu diajukan guna mengatasi semua masalah, alternatif, pro

dan kontra.

 Apakah organisasi serius tentang model kompetensi?

Komitmen total diperlukan dalam proyek model kompetensi karena tanpanya

pasti akan gagal. Sebagian besar organisasi harus melakukan penyusunan

model kompetensi karena merupakan persyaratan wajib untuk mendapatkan

sertifikat ISO atau sertifikasi atau penghargaan kualitas nasional.

 Apakah sasarannya kualitas atau keunggulan?

Kualitas dan keunggulan merupakan dua istilah yang berbeda. Kualitas

merupakan kesesuaian terhadap persyaratan dan sesuai dengan standar. Jika

tujuannya adalah kualitas, itu berarti individu akan dinilai apakah memenuhi

standar yang ditetapkan. Sedangkan keunggulan sederhananya merupakan

relatif menjadi lebih baik dari yang lain. Jika tujuannya adalah untuk

mencapai keunggulan, individu akan dinilai pada tingkat kompetensinya

berdasarkan skala evaluasi berkelanjutan sehingga perlu untuk

membandingkan kompetensi relatif antara dua karyawan selain mengukur

kompetensi mereka terhadap skala standar.

 Apakah penilaian merupakan proses berkelanjutan atau merupakan upaya

sekali pakai?
Faktor penentu adalah kapan penilaian dijadwalkan. Secara tradisional,

penilaian dan pelaporan kelompok dilakukan sekaligus. Jika rencana penilaian

tahunan diputuskan untuk satu tahun penuh, pemantauan secara terus-menerus

perlu untuk dilakukan guna membuat penilaian berkelanjutan.

 Bagaimana organisasi akan menggunakan hasil?

Mengelola perubahan bukan merupakan hal yang mudah. Model kompetensi

dan penerapannya biasanya menimbulkan ketakutan dan skeptisisme tertentu.

Hasil pembangunan model kompetensi dapat digunakan untuk perampingan,

promosi atau seleksi, dll. Penilaian kompetensi akan memeringkat karyawan,

menunjukkan kebutuhan masa depan, menentukan apakah hasil bisnis positif

dihasilkan atau meningkatkan keterampilan yang menargetkan kegiatan

pembelajaran dan pengembangan.

 Apa nilai tambah untuk organisasi?

Jawaban dari pertanyaan ini bergantung pada apa yang diinginkan organisasi

beberapa diantaranya adalah untuk menempatkan orang yang tepat dalam

pekerjaan yang tepat secara internal hingga mengembangkan manusia tepat

waktu dan sesuai dengan kebutuhan.

 Apa nilai tambah bagi karyawan?

Jika pelaksanaan model kompetensi dijalankan dengan sungguh-sungguh,

secara positif akan memberikan hasil nilai tambah bagi karyawan.

Peningkatan tingkat kompetensi dan kondisi kerja yang lebih baik, sehingga
bermanfaat baik bagi individu maupun organisasi. Lebih banyak peluang

dalam bentuk posisi baru dan promosi yang tersedia dengan pertumbuhan

organisasi.

 Bagaimana penentu kesuksesan diukur?

Untuk mengukur faktor penentu kesuksesan hal penting yang harus dilakukan

adalah pengelolaan. Jika itu pelatihan, tim harus menetapkan apa dan berapa

banyak yang dilakukan selain efektivitas.

 Apa hasil yang diinginkan?

Hasil yang diinginkan perusahaan dapat berupa:

- Model-model kompetensi umum untuk organisasi secara keseluruhan

bersama dengan model kompetensi khusus untuk posisi tertentu

- Standar posisi untuk setiap kompetensi dan untuk setiap pekerjaan

- Alat ukur atau pekerjaan untuk menentukan tingkat kompetensi

- Rencana pengembangan karir

- Kalender pelatihan

- Analisis kebutuhan pelatihan dengan mengidentifikasi kesenjangan dan

menambahkannya ke jadwal kursus

 Siapa pemilik proses?

Setiap individu bertanggungjawab dalam proses atas kesuksesan keseluruhan

dan penigkatan berkelanjutan. Bukan hanya tanggung jawab HR. idealnya

harus melibatkan individu dari berbagai departemen.


 Siapa yang akan jadi sasarannya?

Model kompetensi harus dikembangkan untuk posisi dan tugas pekerjaan

yang relatif terstruktur guna secara perlahan menghilangkan departemen yang

memiliki pekerjaan saling bergantung yang sangat kompleks. Program

percontohan harus bertujuan untuk membangun proses organisasi pada

kompetensi.

 Siapa yang akan terlibat dalam pembangunan?

Semua pemangku kepentingan dan setidaknya satu orang yang tidak

terpengaruh oleh proses harus dilibatkan dalam pengembangan model

kompetensi. Tim harus mampu melakukan analisis pekerjaan, dan

mengembangkan alat dan instrumen untuk penilaian. Mereka harus memiliki

latar belakang untuk wawancara, survei, pengembangan kuesioner dan

analisis statistik.

Anda mungkin juga menyukai