Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNOLOGI MEKANIK

Disusun Oleh :
Nama : Maisa Nurhayati Dalimunthe
NIM : 21/22844/TP
Kelas : STIK
Kelompok :F
Acara III : Pengelasan
Co. Ass : Gilang Putro Pamungkas
Dosen Pengampu : Ir. Gani Supriyanto, MP, IPM.

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2023
I. ACARA III : Pengelasan
II. HARI, TANGGAL : Jumat, 27 Januari 2023
III. TUJUAN :
1. Mahasiswa mampu melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.
2. Mempelajari bagaimana cara pengelasan.
3. Mengenal cara menggunakan alat pengelasan dengan mesin listrik.
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Mesin las listrik
2. Topeng las listrik
3. Pemukul
4. Sikat kawat
5. Gerinda
6. Apron
7. Sarung tangan kulit
B. Bahan
1. Besi plat
2. Elektroda
V. CARA KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan.
2. Potong besi sebagai benda kerja sebanyak 1 potong besi besar dan 5
potong besi kecil dengan masing–masing sepanjang 15 cm dan melakukan
pengikisan pada besi tersebut hingga halus.
3. Persiapkan mesin las dengan memasang kutub negatif pada meja kerja
(meja besi) dan kutub positif dipasang electrode.
4. Kenakan semua APD.
5. Lakukan latihan pengelasan / latihan mendapatkan api.
6. Lakukan pengelasan untuk penyambungan datar, penyambungan siku
(L) dan penyambungan siku T.
7. Hilangkan slag dengan memukul – mukul bekas las dan menyikatnya.
VI. HASIL PENGAMATAN
Tabel 3.1 Pengelasan
No Gambar Keterangan
.
1. Memotong besi sebanyak satu
potong besi besar dan lima
potong besi kecil dengan
masing-masing panjang 15 cm
dan melakukan pengikisan pada
potongan besi hingga halus.

Gambar 3.1 Proses Gerinda


2. Bahan untuk pengelasan besi
plat datar dengan menggunakan
2 potongan besi kecil.

Gambar 3.2 Bahan Pengelasan


Besi Plat Datar
3. Pengerjaan pengelasan besi plat
datar menggunakan elektoda
dengan menggabungkan dua besi
plat yang dilakukan oleh
praktikan.

Gambar 3.3 Pengelasan Besi Plat


Datar

4. Hasil dari pengelasan besi plat


datar tanpa rongga ditengahnya.

Gambar 3.4 Hasil Pengelasan


Besi Plat Datar

5. Bahan untuk pengelasan besi


plat T dengan menggunakan satu
potong besi besar dan satu
potong besi kecil

Gambar 3.5 Bahan Pengelasan


Besi Plat T
6. Pengerjaan pengelasan besi plat
T menggunakan elektroda yang
dilakukan oleh praktikan.

Gambar 3.6 Pengelasan Besi


Plat T

7. Hasil dari pengelasan besi plat


berbentuk T.

Gambar 3.7 Hasil Pengelasan


Besi Plat T
8. Bahan untuk pengelasan besi
plat berbentuk L menggunakan
bahan 2 potong besi kecil .

Gambar 3.8 Bahan Pengelasan


Besi Plat L
9. Pengerjaan pengelasan besi plat
L menggunakan elektroda yang
dilakukan oleh praktikan.

Gambar 3.9 Pengerjaan


Pengelasan Besi Plat L
10. Hasil dari pengelasan besi plat
berbentuk L.

Gambar 3.10 Hasil Pengelasan


Besi Plat L
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ketiga ini praktikan melakukan pengelasan. Pada
praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan pekerjaan
dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja
bangku, mempelajari bagaimana cara pengelasan dan mengenal cara
menggunakan alat pengelasan dengan mesin listrik.
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang
didasarkan pada prinsipprinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan
bagian bahan yang disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi
ringan, dapat menahan kekuatan yang tinggi, mudah pelaksanaannya, serta
cukup ekonomis. Sebelumnya, penyambungan logam dilakukan dengan
memanasi dua buah logam dan menyatukannya secara bersamaan. Logam
yang menyatu tersebut dikenal dengan istilah fusion. Las listrik merupakan
salah satu yang menggunakan prinsip tersebut (Zulhajji, 2020)
Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam
dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan
atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam tambahan dan
menghasilkan sambungan yang kontinu (Sonawan, 2020).
Berdasarkan Deutche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan
dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih
lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam
dengan menggunakan energi panas (Wiryosumarto, 2020).
Pengelasan adalah menyambung dua benda kerja atau lebih, tanpa
menggunakan atau dengan menggunakan bahan tambah dengan cara
memanasi benda kerja tersebut sampai titik cair dan menyatu menjadi satu,
sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh (Suharto, 1991).
Mesin las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam
dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Gerenda adalah
alat yang digunakan untuk memototong atau menghaluskan permukaan
benda. Mesin gerenda terbagi atas dua jenis yaitu gerenda duduk dana
gerenda tangan. Elektroda merupakan suatu arus listri yang dilalui dari suatu
media ke mendia yang lain, biasanya dari sumber listri ke perangkat atau
bahan. Dan berbagai jenis alat dan bahan yang di gunakan pada teknis
pengelasan dan meemiliki berbagai fungsi.
Pengaturan besar kuat arus pengelasan akan sangat mempengaruhi
hasil pengelasan. Bila arus yang digunakan terlalu rendah akan
menyebabkan sukarnya busur listrik untuk mulai menyala dan busur listrik
yang terjadi menjadi tidak stabil. Dan panas yang terjadi tidak cukup untuk
melelehkan elektroda dan juga bahan dasar las, sehingga hasil alur las yang
nampak kecil dan tidak rata serta penembusan kurang dalam. Sebaliknya,
bila arus terlalu besar maka elektroda akan meleleh terlalu cepat 7 dan akan
menghasilkan permukaan las yang terlalu lebar dari yang diharapkan dan
penembusan yang terlalu dalam sehingga mengakibatkan kekuatan tarik
yang rendah dan bahan dasar las menjadi semakin rapuh. Untuk sambungan
terlebur dengan baik dan api las lebih stabil dan sambungan yang banyak
mengalami kecacatan pada arus terkecil, karena arus rendah tidak mampu
melebur kawat elektroda yang besar dan logam induk yang tebal menjadikan
banyak cacat pada permukaan logam, sedangkan pada bagian dalam
sambungan las tidak mampu mencairkan dua logam induk maka difusi
sedikit.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pengelasan adalah menyambung dua benda kerja atau lebih, tanpa
menggunakan atau dengan menggunakan bahan tambah dengan
cara memanasi benda kerja tersebut sampai titik cair dan menyatu
menjadi satu, sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh.
2. Elektroda merupakan suatu arus listri yang dilalui dari suatu media
ke mendia yang lain, biasanya dari sumber listri ke perangkat atau
bahan.
3. Pengaturan besar kuat arus pengelasan akan sangat mempengaruhi
hasil pengelasan.
4. Bila arus terlalu besar maka elektroda akan meleleh terlalu cepat 7
dan akan menghasilkan permukaan las yang terlalu lebar dari yang
diharapkan dan penembusan yang terlalu dalam sehingga
mengakibatkan kekuatan tarik yang rendah dan bahan dasar las
menjadi semakin rapuh.
5. Dalam pengelasan harus lebih teliti supaya hasil pegelaasan baik
dan tidak mengalami retak. Disaat pemotongan benda kerja harus
benar-benar sesuai dengan ukuran yang kita inginkan. Pastikan
setelah ngelas hasil lasnya benar benar rata.
B. Saran
Pada praktikum kali ini sudah berjalan dengan baik Saran saya
untuk praktikum selanjutnya yaitu kurangnya penerangan di dalam
pengerjaan pengelasan

DAFTAR PUSTAKA

Wiryosumarto, (2020). Teknologi Pengelasan Logam Jakarta. Fakultas Teknik


Universitas Indonesia.
Sonawan, (2020). Las Listrik dan Otogen, Ghalia Indonesia, Jakarta. Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.
Suharto, (1991). “Manajemen Perawatan Mesin”, Penerbit PT. Rineka
Cipta“Variasi Arus Listrik Terhadap Sifat Mekanis Sambungan Las
Shielding Metal Arc Welding (SMAW)”, Jurnal FT UMS, 1412-9612.

.
Yogyakarta, 27 Januari 2023
Mengetahui,
Co. Ass Praktikan

(Gilang Putro Pamungkas) (Brian Niko Beldi Simbolon)

Anda mungkin juga menyukai