Anda di halaman 1dari 5

Tugas Individu

GEOGRAFI LINGKUNGAN

“KERUSAKAN TANAH AKIBAT PENGGUNAAN PUPUK KIMIA


BERLEBIH PADA LAHAN PERTANIAN”

OLEH:

HASNIA (A1P121084)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2023
PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara agraris dimana banyak sekali lahan pertanian


yang dapat digunakan untuk membudidayakan tanaman. Sebagai upaya kegiatan
budidaya ini petani sangat membutuhkan sarana produksi yang dapat membantu
produktivitas lahan dan tanaman. Salah satu saprodi yang sering digunakan petani
adalah pupuk.
Penggunaan ketergantungan petani akan pupuk kimia semakin besar. Hal
tersebut berdampak pada penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, sehingga
dapat menimbulkan berbagai masalah. Masalah umum yang sering dihadapi
seperti kesuburan tanah yang dalam hal ini berhubungan dengan tanaman yang
dibudidayakan. Karena begitu pentingnya kesuburan tanah bagi petani, maka
masalah ini perlu mendapat perhatian khusus.
Beberapa tahun pertama memang peningkatan panen sangat terasa
manfaatnya. Program modernisasi pertanian mampu menjawab satu tantangan
ketersediaan kebutuhan pangan dunia yang kian hari terus meningkat. Namun
setelah belasan tahun penerapan pupuk kimia, penggunaan pupuk kimia mulai
terlihat dampak dan efek sampingnya. Bahan kimia sintetik yang digunakan dalam
pertanian seperti pupuk dan pestisida telah merusak struktur, kimia dan biologi
tanah. Bahan pestisida diyakini telah merusak ekosistem dan habitat beberapa
binatang yang justru menguntungkan petani sebagai predator hama tertentu. Di
samping itu pestisida telah menyebabkan imunitas pada beberapa hama. Lebih
lanjut resiko kerusakan ekologi menjadi tak terhindarkan dan terjadinya
penurunan produksi membuat ongkos produksi pertanian cenderung meningkat.
Akhirnya terjadi inefisiensi produksi dan melemahkan kegairahan bertani.
Pupuk kimia yang sebelumnya berhasil meningkatkan produksi pertanian
mulai menunjukkan penurunan hasil. Untuk mengembalikan produktivitas, petani
mulai menambah dosis pupuk kimianya sehingga lama kelamaan biaya
operasional jadi meningkat, dan keuntungan petani semakin merosot. Dari tahun
ke tahun hasil produksi menyusut bahkan kini di beberapa daerah hasil pertanian
sudah lebih rendah daripada sebelum menggunakan pupuk kimia saat beberapa
puluh tahun lalu.

1. Sejarah Penggunaan Pupuk Kimia di Indonesia


Di Indonesia, penggunaan pupuk kimia merupakan bagian dari Revolusi
Hijau, sebuah proyek pada masa pemerintahan Orde Baru untuk mendorong
produktivitas pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang diadakan
sejak tahun 1990-an. Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada
dekade 1980-an. Waktu itu, pemerintah mengkomando penanaman padi,
pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk kimia, dll. Indonesia yang Berjaya saat
itu sempat mengalami swasembada beras. Namun hal itu tidak berlangsung lama.
Pada dekade 1990-an, petani mulai kelabakan menghadapi kesuburan tanah yang
merosot, ketergantungan pemakaian pupuk kimia ( anorganik) yang makin
meningkat, dll. Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produktivitas
pertanian Indonesia. Untuk penggunaan pupuk anorganik, hal ini berdampak:
1. Berbagai organisme penyubur tanah musnah karena pupuk anorganik
2. Kesuburan tanah yang merosot / tandus.
3. Keseimbangan ekosistem tanah yang rusak.
4. Terjadi peledakan dan serangan jumlah hama.
Pupuk adalah bahan kimia/organisme yang menyediakan unsur bagi
tanaman, baik secara langsung atau tidak langsung. Sedangkan pupuk anorganik
atau yang lebih dikenal dengan pupuk kimia seperti Urea, NPK, KCl adalah hasil
rekayasa industri secara kimia, fisik, dan biologis. Kandungan dalam pupuk kimia
bermacam-macam dan sebagian besar mengandung unsur pembawa. Unsur
pembawa tersebut berupa molekul kimiawi yang diketahui berdampak buruk bagi
kesuburan tanah. Seperti yang telah diketahui bahwa pupuk kimia adalah zat
subtitusi yang dibutuhkan tanaman, sehingga sangat penting keberadaannya.
Tidak semua zat tersebut dapat diserap oleh tanaman, sebagian molekul kimiawi
akan merusak regenerasi humus dan sebagian yang lainnya akan hilang karena
penguapan dan pencucian yang terbawa oleh air hujan (run off).
2. Dampak Negatif Penggunaan Pupuk Kimia
Alasan utama kenapa pupuk kimia dapat menimbulkan pencemaran pada
tanah karena dalam prakteknya, banyak kandungan yang terbuang. Penggunaan
pupuk buatan (an-organik) yang terus-menerus akan mempercepat habisnya
zat-zat organik, merusak keseimbangan zat-zat makanan di dalam tanah, sehingga
menimbulkan berbagai penyakit tanaman. Pupuk kimia adalah zat substansi
kandungan hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Akan tetapi seharusnya unsur
hara tersebut ada di tanah secara alami dengan adanya siklus hara tanah misalnya
tanaman yang mati kemudian dimakan binatang pengerat/herbivora, kotorannya
atau sisa tumbuhan tersebut diuraikan oleh organisme seperti bakteri, cacing,
jamur dan lainnya. Siklus inilah yang seharusnya dijaga, jika menggunakan pupuk
kimia terutama bila berlebihan maka akan memutuskan siklus hara tanah tersebut
terutama akan mematikan organisme tanah, jadinya akan hanya subur di masa
sekarang tetapi tidak subur di masa mendatang.
Untuk itu sebenarnya perlu dijaga dengan pola tetap menggunakan pupuk
organik bukan pupuk kimia. Dampaknya zat hara yang terkandung dalam tanah
menjadi diikat oleh molekul molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses
regenerasi humus tak dapat dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/daya
dukung tanah dalam memproduksi menjadi kurang hingga nantinya tandus. Tak
hanya itu penggunaan pupuk kimiawi secara terus-menerus menjadikan
menguatnya resistensi hama akan suatu pestisida pertanian. Masalah lainnya
adalah penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama pemupukan Nitrogen
dengan urea tidak pernah maksimal karena kandungan nitrogen pada urea hanya
sekitar 40-60% saja. Jumlah yang hilang mencapai 50% disebabkan oleh
penguapan, pencucian (leaching) serta terbawa air hujan (run off).
Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan
populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanah yang sangat
bermanfaat bagi tanaman. Lapisan tanah yang saat ini ada sudah parah kondisi
kerusakannya oleh karena pemakaian pupuk kimia yang terus menerus dan
berlangsung lama, sehingga mengakibatkan:
a. Kondisi tanah menjadi keras
b. Tanah semakin lapar dan haus pupuk
c. Banyak residu pestisida dan insektisida yang tertinggal dalam tanah
d. Mikroorganisme tanah semakin menipis
e. Banyak Mikroorganisme yang merugikan berkembang biak dengan baik
f. Tanah semakin miskin unsur hara baik makro maupun mikro
g. Tidak semua pupuk dapat diserap oleh tanaman.

3. Upaya Mencegah Kerusakan Tanah Akibat Penggunaan Pupuk Kimia


Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pencemaran
tanah oleh pupuk kimia antara lain:
a. Menggunakan pupuk sesuai takaran,
b. Peningkatan efisiensi produk pupuk dengan menggunakan mikroorganisme.
c. Mengurangi penggunaan pupuk kimia.
d. Memadukan penggunaan dengan pupuk organik.
e. Harus cermat dalam memilih serta menggunakan pupuk kimia.
f. Penggunaan pestisida antara lain dengan menggunakan beberapa jenis tanaman
maupun biji untuk dimanfaatkan sebagai pestisida nabati.
Dengan berbagai langkah konkret tersebut diharapkan akan berhasil
mengembalikan kesuburan tanah seperti sedia kala.

Anda mungkin juga menyukai