Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIVITAS KURIKULUM MERDEKA TERHADAP MOTIVASI

DAN HASIL BELAJAR SISWA SD DI KOTA MATARAM

MATA KULIAH

METODE PENELITIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEMESTER : I (SATU)

NAMA KELOMPOK :
1. DWI RINTANG AMBARWATI (I2K022008)
2. IRHAM YUDHA PERMANA (I2K022014)
3. LALU INDRA GUNAWAN HADI (I2K022016)

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MATARAM
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang bertujuan untuk mengasah minat dan
bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter,
dan kompetensi peserta didik. Kurikulum Merdeka sudah diuji coba di 2.500 sekolah
penggerak. Tidak hanya di sekolah penggerak, kurikulum ini juga diluncurkan di
sekolah lainnya. Menurut data Kemdikbudristek, sampai saat ini sebanyak 143.265
sekolah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di jenjang TK, SD, SMP, hingga
SMA.
Kurikulum Merdeka adalah Merdeka Belajar, yaitu konsep yang dibuat agar
siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Di Kurikulum Merdeka,
peserta didik tidak akan lagi dipaksa untuk mempelajari mata pelajaran yang bukan
menjadi minat utamanya. Peserta didik bisa dengan ‘merdeka’ memilih materi yang
ingin dipelajari sesuai minat masing-masing.
Kurikulum ini juga mengutamakan strategi pembelajaran berbasis proyek dimana
peserta didik akan mengimplementasikan materi yang telah dipelajari melalui proyek
atau studi kasus. Nama proyek ini adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Proyek ini sifatnya lintas mapel. Melalui proyek ini, siswa diminta untuk melakukan
observasi masalah dari konteks lokal dan memberikan solusi nyata terhadap masalah
tersebut. Dengan adanya proyek ini, fokus belajar peserta didik tidak lagi hanya
semata-mata untuk mempersiapkan diri menghadapi soal-soal ujian, akan tetapi
kegiatan belajar-mengajar tentu akan terasa jauh lebih seru dan menyenangkan daripada
hanya fokus mengerjakan latihan soal saja.
Sekolah yang mengimplementasikan kurikulum merdeka di Provinsi Nusa
Tenggara Barat sejumlah 3.271 sekolah baik dari jenjang PAUD, SD, SMP dan
SMA/SMK. Dari jumlah tersebut, sekolah terbanyak ada pada jenjang sekolah dasar
dengan jumlah 2.147 sekolah. Khusus untuk Kota Mataram, terdapat 186 sekolah yang
mengimplementasikan kurikulum merdeka dimana 116 sekolah diantaranya merupakan
sekolah dasar.
Rapor pendidikan jenjang sekolah dasar di Kota Mataram menunjukkan bahwa
pada kemampuan literasi kurang dari 50% siswa telah mencapai batas kompetensi
minimum untuk literasi membaca. Pada kemampuan numerasi kurang dari 50% siswa
telah mencapai batas kompetensi minimum untuk numerasi. Sedangkan indeks karakter
Siswa terbiasa menerapkan nilai-nilai karakter pelajar pancasila yang berakhlak mulia,
bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis serta berkebinekaan global dalam
kehidupan sehari hari.
Melalui kegiatan belajar yang terancang di dalam kurikulum merdeka perlu
diteliti apakah motivasi belajar peserta didik lebih baik dibandingkan kurikulum
sebelumnya. Termasuk juga hasil belajar peserta didik dimana proses kegiatan belajar
mengajar yang berlangsung secara menyenangkan seharusnya meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Oleh karena itu, tim akan melakukan penelitian tentang efektivitas
kurikulum merdeka terhadap motivasi dan hasil belajar siswa SD di Kota Mataram.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah kurikulum merdeka meningkatkan motivasi belajar siswa SD di Kota
Mataram?
2. Apakah kurikulum merdeka meningkatkan hasil belajar siswa SD di Kota Mataram?
3. Apakah kurikulum merdeka efektif meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
SD di Kota Mataram?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan
memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut (Wlodkowski:1985).
Berdasarkan rumusan tersebut motif merupakan faktor dinamis, penyebab seseorang
melakukan perbuatan. Suatu perbuatan dapat ditimbulkan oleh sesuatu motif. Namun juga
bisa disebabkan oleh beberapa motif. Dalam belajar, motivasi punya peranan yang penting.
Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni
motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik”
dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”.
Setiap anak harus memiliki motivasi belajar agar dapat tercapainya sesuatu atau hasil sesuai
yang diharapkan.
Belajar adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja yang dapat menimbulkan tingkah laku
(baik actual/nyata maupun potensil/tidak tampak) dimana perubahan yang dihasilkan tersebut
bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif lama. Dalam membahas macam-macam
motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam
pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar
diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”.
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam
artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang
muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi
intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut,
dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang
tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51)
menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar
pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno
berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya
pengaruh dari luar.

B. Hasil Belajar
Belajar adalah aktifitas mental atau psikhis yang terjadi karena adanya interaksi aktif antara
ndividu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat relativ
tetap dalam aspek-aspek : kognitif, psikomotor dan afektif. Perubahan tersebut dapat berubah
sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan / peningkatan dari hasil belajar yang telah
di peroleh sebelumnya. Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra
(2008) pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkingan belajar.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang
dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai
maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga
dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan
belajar siswa. Hasil belajar menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82 
adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni adalah prestasi belajar siswa di sekolah
yang mewujudkan dalam bentuk angka. Menurut Abdurrahman yang dikutip oleh Asep Jihad,
hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh melalui kegiatan belajar. Dalam
pembelajaran guru menetapkan tujuan belajar, siswa yang berhasil belajar adalah yang
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Menurut Benjamin S. Bloom ada tiga ranah
(domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri siswa dan
faktor yang datang dari luar diri siswa, terutama kamampuan yang dimilikinya. Faktor
kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar siswa yang
dicapai.
Di samping faktor kemampuan yang dimiliki oleh siswa, juga ada faktor lain seperti motivasi
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Adapun pengaruh dari dalam diri
siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakekat perbuatan belajar adalah
perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya, siswa harus merasakan adanya
suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus mengerahkan daya dan upaya untuk
mencapainya.
Namun demikian, hasil belajar yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan,
artinya ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya yang dapat menentukan dan
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan pelajaran yang dominan
mempengaruhi keberhasilan belajar di sekolah adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud
dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau pun efektif tidaknya proses belajar
mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, keberhasilan belajar siswa di
sekolah dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran.
Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan menggunakan alat evaluasi yang berupa tes hasil 
belajar. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang
telah diberikan oleh guru kepada siswa dalam waktu tertentu. Untuk mengukur hasil belajar
dapat digunakan tes hasil belajar yang menurut jenisnya dapat dibagi  dua yaitu tes hasil
belajar bentuk uraian dan bentuk obyektif.

C. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di
mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat
peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan
untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata
pelajaran.
Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:
1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai
profil pelajar Pancasila.
2. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang
mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai
dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan
muatan lokal.
Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik
memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga
memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.
a. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila,
berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan
karakter dan kompetensi umum.
b. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber
daya satuan pendidik.
c. Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu
tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara
reguler/mingguan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuantitatif. penelitian
kuantitatif menurut Sugiyono (2012) adalah metode berlandaskan pada filsafat
positivism, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan isntrument penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik
yang bertujuan menguji hipotesis yang sudah ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan
adalah deskripstif korelasional, menurut Sugiyono (2012) penelitian korelasional adalah
penelitian yang sifatnya menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jenis
penelitian ini melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi.
Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk
tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat
dikuantifikasikan.

B. Subjek dan Sampel Penelitian


Subjek penelitian dan pengembangan adalah adalah seluruh sekolah dasar dan peserta
didik jenjang sekolah dasar yang mengimplementasikan kurikulum merdeka di Kota
Mataram. Untuk menentukan sasaran sekolah dan peserta didik menggunakan teknik
pengambilan sampel Simple Random Sampling dengan cara undian. Kelebihan
penggunaan metode ini yaitu dapat mengurangi bias atau kecenderungan berpihak pada
anggota populasi tertentu dan dapat mengetahui adanya kesalahan baku (standard
error) dalam penelitian. Peneliti terlebih dahulu membuat undian untuk mendapatkan
sampel pertama dari populasi.

C. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode,
sebagai berikut.
1) Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi metode pengumpulan data pendukung yaitu terkait dengan data
sekolah, pendidik dan peserta didik yang mengimplementasikan kurikulum merdekas
serta data yang berkaitan dengan hasil belajar atau hasil asesmen nasional.
2) Metode Angket
Metode angket dalam hal ini digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan
motivasi belajar peserta didik.
3) Observasi (pengamatan)
Metode pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan keaktifan
peserta didik mengikuti pembelajaran.

D. Analisis Data
Untuk menganalisis data dalam ujicoba ini, tim pengembang menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif dan analisis statistik. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk
mengalisis data terkait dengan kemenarikan naskah model, kurikulum, dan buku bahan
ajar. Disamping kemenarikan, analisis deskriptif digunakan juga untuk mengalisis data
keterlaksanaan model. Untuk menyatakan menarik dan terlaksana maka akan dilihat dari
jumlah persentase (%) yang dicapai pada masing-masing naskah model kemudian untuk
memperkuat status kemenarikan dapat juga dianalisis dengan nilai rata-rata tentunya
dengan memadukan nilai rata-rata dengan standar pengukuran. Sedangkan untuk
menganalisis data terkait dengan keefektifan model, pengembang menggunakan analisis
statistik dengan uji t.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ruangguru.com/blog/kurikulum-merdeka

https://datastudio.google.com/u/0/reporting/42b54775-1525-4123-adba-e6dcdbbd7b74/
page/Og9nC

https://pusmendik.kemdikbud.go.id/profil_pendidikan/profil-wilayah.php

https://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/motivasi-belajar.html

https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: CV. Alfabeta. 

Anda mungkin juga menyukai