Anda di halaman 1dari 51

ANALISIS KEBUTUHAN G URU UNTUK

M ENGANTISIPASI DAM PAK PENSIUN G URU YANG


DIREKRUT SELAM A PELAK SANAAN INPRES SD DAN
W AJIB BELAJAR 6 TAHUN

(Studi pada Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat)

Oleh: Suryadi

Abstrak

Salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya pembangunan


pendidikan di Indonesia adalah ketersediaan guru yang memadai,
baik secara kuantitas maupun kualitas. Ketersediaan guru yang
memadai dihadapkan pada .dua masalah pokok, yakni. pemenuhan
kebutuhan tenaga guru yang belum sesuai dengan kebutuhan daerah
dan peningkatan kualitas profesional yang belum memenuhi standar
minimal

Fokus permasalahan yang diangkat dalampenelitian ini adalah sebagai


berikut: (1) Jumlah guru yang akan pensiun, (2) Kualifikasi guru SD
yang ada saat ini, (3) Sebaran guru yang akan pensiun, (4) Langkah-
langkah dalam memasok kebutuhan guru, (5) Respon Pemerintah
terhadap kondisi penisun masai, (6) antisipasi guru pengganti akibat
pensiun masai.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis kualitiatif


deskriptif Hasil yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah :
(1) Informasi mengenai kondisi (sebaran dan perbedaan) guru SD,
baik secara kuantitas dan kualitas di berbagai daerah di Jawa Barat,
(2) Proyeksi kebutuhan guru di setiap kabupaten/Kota mulai tahun
2004 sampai 2013 berdasarkan jumlah rombel, jumlah sekolah,
jumlah guru yang ada dan jumlah guru yang akan pensiun pada tahun
tersebut.

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah : Mulai tahun 2005 sampai


dengan tahun 20014 akan terjadi pensiun massal guru PNS SD,
Kualifikasi pendidikan guru SD dan MI di Indonesia masih perlu
ditingkatkan, setidaknya minimal lulusan D2 PGSD, Jumlah guru
SD/MI yang pensiun beragam antara satu daerah dengan daerah
lainnya, Dari jumlah lulusan yang telah dihasilkannya, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan LPTK untuk menghasilkan tenaga
83 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. III, Nomor 2 Oktober 2005:83-113
guru SD masih perlu ditingkatkan baik jumlah -maupun mutu lulusan,
Respon pemerintah daerah dalam , ¿tnengatasi kekurangan dan
pemenuhan kebutuhan guru temyatarcukup bervariasi sesuai dengan,
kondisi masing-masing daerah, Diprediksi bahwa kebutuhan guru SD/
MI rata-rata lebih dari i 00.000 orang setiap tahun diperlukan sebagai
guru pengganti, puncaknya pada tahun 2013. Provinsi Jawa Barat
merupakan daerah yang paling banyak membutuhkan guru pengganti
sebanyak 341.504 orang

Kata K unci: Guru, Supplay, Demand

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 84


I. Pendahuluan Dengan alasan keterbatasan
anggaran, pemerintah
Salah satu faktor yang sangat
mengatasi - masalah tersebut
penting dalam upaya
dengari mengangkat
pembangunan pendidikan di
bantu. Kebijakan ini hanya
Indonesia adalah ketersediaan
bersifat tambal • sulam.
•guru yang memadai, baik
Depdiknas mencatat
secara kuantitas maupun
kekurangan, guru di Indonesia
kualitas. Ketersediaan guru,
mencapai 427.903 orang. Irii
yang memadai dihadapkan
berarti, pengangkatan 190.714
pada dua masalah pokok, yakni
tenaga guru bantu tadi masih
pemenuhan kebutuhan tenaga
jauh dari jumlah yang
guru yang belum sesuai dengan
dibutuhkan, dan
kebutuhan daerah dan
kekurangannya masih lebih
peningkatan kualitas
dari 50 persen.
profesional yang belum
memenuhi standar minimal. Ketua Pengurus Besar
Kedua permasalahan inilah Persatuan Guru Republik
yang pada akhirnya Indonesia (PGRI), Surya pada
menimbulkan teijadinya tahun 2004, menyebut angka
disparitas kualitasguru di dalam versi lain, namun
berbagai daerah di tanah air. substansi persoalannya tidak
berbeda; Tanpa mengurai
Kebijakan-kebijakan yang ada
berdasarkan jenjang dan jenis
sampai saat ini seringkah tidak
pendidikan, Surya
seimbang untuk menjawab
mengungkapkan total guru
kedua permasalahan di atas
yang tersedia hanya 2,2 juta
Kebijakan itu lebih condong
orang, sementara yang
pada upaya peningkatan
dibutuhkan adalah dua kali
kuantitas dan bukan kualitas
lipat dari jumlah itu.
Misalnya, kebijakan pengadaan
Disamping itu setiap tahun
guru pada proyek Inpres SD/
tercatat sekitar 2.000 guru yang
MI pada tahun 70-an, Wajar 6
memasuki masa pensiun,
Tahun pada tahun SO-an, dan
Apabila kekurangan guru ini
guru bantu yang pada tahun-,
tidak ditangani serius, maka
tahun belakangan ini
target program penuntasan
diluncurkan lebih menilik
program wajib belajar sembilan
pemenuhan kuantitas daripada
tahun __yang akan menyasar
pemenuhan kualitas.
4-5 juta anak usia sekolah (SD-
Dari tahun ke tahun, SLTP)-— dengan target tuntas
kekurangan guru selalu saja tahun 2008 bisa jadi
menjadi masalah klasik dalam terbengkalai.
pendidikan di Indonesia.
85 JtJRRAL Administrasi Pendidikan Vol. Ifl, Nomor 2 Oktober 2005:83-112
Permasalahan lain berkenaan kualifikasi guru -sangat
dengan guru adalah penyebaran mempengaruhi interaksi dan
guru tidak merata. Di daerah- komunikasi pembelajaran di
daerah ada yang kekurangan kelas yang lebih kondusif.
guru, secara nasional mencapai Dengan demikian model
156.454 orang sedangkan ada komunikasi pembelajaran yang
daerah lain yang kelebihan kondusif akan mempengaruhi
guru sebanyak 12.917 orang derajat pencapaian hasil
(BKN, 1997). Begitu juga jika belajar peserta didik.
dilihat dari tingkat pendidikan
Dalam kaitannya dengan
guru, masih terdapat sejumlah
reformasi pendidikan dan
guru SD yang memiliki
desentralisasi di bidang
kualifikasi ijazah yang kurang
pendidikan, telaah yang
sesuai dengan persyaratan
dilakukan Bank Dunia
untuk mengajar di SD/MI
menyebutkan bahwa sistem
(Fasli Jalai, 2001).
pengelolaan guru merupakan
Dalam dimensi pendidikan, faktor yang cukup penting
banyak variabel yang memberi dalam meningkatkan kualitas
pengaruh terhadap pencapaian pendidikan. Disebutkan bahwa
mutu pendidikan. Beberapa sistem pengelolaan guru dalam
variabel tersebut antara lain: era desentralisasi sangat
guru, sarana dan prasarana penting, dengan alasan dua hal
pendidikan, serta manajemen . pertama, guru merupakan
yang digunakan. Dalam barisan terdepan dalam
kaitannya dengan mutu, studi interaksi pembelajaran di kelas,
yang dilakukan The World dan kedua, dana untuk upah
Bank (1995, 1998) ataupun gaji guru merupakan
menyebutkan ada 8 faktor dana yang cukup besar dan
yang mempengaruhi rendahnya menguras anggaran APBD
mutu pendidikan dasar yang cukup besar pula.
(persekolahan) di Indonesia,
Sistem pengelolaan . guru,
yaitu; manajemen sekolah,
teimasuk sistem rekruitmen
struktur insentif, kualifikasi
guru dalam era otonomi daerah
guru, waktu belajar, keuangan
sekolah, ketersediaan buku dan dan desentralisasi pendidikan,
Word Bank menyarankan tiga
bahan ajar, sistem monitoring
pihak terkait, yaitu pemerintah
dan evaluasi, dan sistem
manajemen lembaga. (pusat dan daerah), sekolah
(selaku penyelenggara
Di samping faktor ketersediaan pendidikan), dan klien (siswa,
guru yang masih kurang, faktor orang tua dan masyarakat),
kualitas guru juga menjadi secara bersama-sama
persoalan penting, karena mengidentifikasi dan membuat

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 86


standar peningkatan sekolah dipromosikan. Guru yang
dengan melakukan pengelolaan sudah terlanjur berdinas di
terhadap guru secara baik. daerah terpencil tidak mudah
dimutasi ke wilayah perkotaan,
Bila diamati secara saksama,
terlebih jika skalanya sudah
persoalan yang dihadapi
lintas provinsi.
pemerintah sekarang
sebetulnya bukan saja Permasalahan pengadaan guru
bagaimana memenuhi angka- dan pengembangannya ini
angka kebutuhan guru, menjadi semakin berat bila
melainkan juga kualitias guru. dikaitkan dengan adanya zero
Dengan demikian persoalan growth policy untuk pegawai
mutu tenaga kependidikan negeri, sipil (PNS). Selain itu
tentu juga hal yang tidak bisa implementasi pelaksanaan
ditawar-tawar lagi desentralisasi juga ternyata
tidak berpihak pada
Dalam era otonomi daerah
permasalahan ini, karena
yang telah berlangsung sejak
pengadaan guru dinilai oleh
tahun 2001, pemenuhan angka
pemerintah daerah sebagai
kebutuhan dan mutu guru beban daerah dan bukan
semakin jauh panggang dari
sebagai peluang untuk
api. Pemerintah pusat
peningkatan mutu dan
melimpahkan kewenangan
pembangunan pendidikan.
pengangkatan guru ke daerah
kabupaten/kota. Namun, tidak Pengkajian sementara terhadap
semua pemerintah data yang ada, memperkirakan
kabupaten/kota mampu pada tahun 2005 sampai
menyediakan anggaran dengan tahun 2014 akan
memadai untuk menggaji guru. teijadi apa yang, dinamakan
Dari 341 kabupaten/kota di dengan booming pensiun guru
Indonesia, diperkirakan tidak pada jenjang Sekolah Dasar.
sampai sepuluh persen di Hal ini dikarenakan guru-guru
antaranya yang mampu yang diangkat pada tahun 70-
menyediakan anggaran untuk an melalui Inpres SD dan pada
pengangkatan guru. tahun 80-an melalui Wajar 6
Tahun akan mengalami masa
Dalam hal pembinaan karier,
pensiun. Prediksi ini
pola kebijakan seperti itu juga
memerlukan kajian yang
merupakan batu sandungan
mendalam untuk
bagi guru yang berprestasi.
mempersiapkan pengadaan
Seorang guru tidak iagi dengan
guru SD pengganti yaiig
mudah berpindah tugas antar
sekaligus dapat merupakan
daerah meskipun yang
upaya untuk meningkatkan
bersangkutan layak
87 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. UI, Nomor 2 Oktober 2005:83-112
mutu guru, yang dampaknya usia pensiun pada tahun 2004
diharapkan pada peningkatan sampai dengan 2013, dengan
kualitas pendidikan secara asumsi usia pensiun 60 tahun?
umum. 1. Bagaimanakah kualifikasi
guru SD yang saat ini ada
Perumusan masalah sebagai bagian dari hasil
pengrekrutan guru SD
Pensiun guru SD secara masai
selama periode
akibat adanya kebijakan
pengangkatan guru pada
rekruitmen guru selama
repelita I, D,dan III atau
pelaksanaan Inpres dan Wajib yang direkrut selama
Belajar 6 Tahun tidak dapat
Inpres SD dan Wajar
dihindari. Kondisi ini dapat
Dikdas 6 Tahun?
ditinjau dari dua sisi, yakni:
2. Bagaimanakah gambaran
sebagai suatu permasalahan
umum, khususnya sebaran
yang harus dicari alternatif
dan perbedaan jumlah guru
pemecahannya dan sebagai yang akan pensiun
peluang untuk memperbaiki
berdasarkan kabupaten/
kualitas guru SD yang
kota?
diharapkan akan berdampak
3. Langkah-langkah apa yang
pada peningkatan mutu
dilakukan untuk
pendidikan yang selama ini
menanggulangi dan
dirasakan belum memadai.
mengisi kekosongan posisi
Pensiun guru SD yang masai guru sebagai akibat adanya
akan mengakibatkan adanya waktu pensiun guru yang
kekosongan guru SD di serentak, ditinjau dari
beberapa daerah. Kekosongan kemampuan LPTK
ini bervariasi antar pemasok guru dan upaya
kabupaten/kota. Hal ini dapat Departemen Pendidikan
dimaklumi karena rekruitmen Nasional, Pemerintah
guru selama pelaksanaan Pusat, dan Pemerintah
Inpres. Daerah Kabupaten/ Kota?
4. Bagaimanakah respon
Berdasarkan kondisi di atas, pemerintah daerah
diperlukan suatu studi yang terhadap kebutuhan guru
diharapkan dapat menjawab akibat dampak pensiun
beberapa pertanyaan penelitian masai dan bagaimana pula
di bawah ini. Fokus kajian pemerintah daerah
yang perlu dilakukan dalam menyikapi adanya variasi
kegiatan analisis kebutuhan ini, kondisi guru di sekolah?
yaitu. 5. Berapa guru pengganti
Berapa jumlah guru SD yang yang dibutuhkan dalam
(diperkirakan) akan memasuki rentang waktu 2004-2013,

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi)


untuk mengantisipasi Barat mulai tahun 2004
dampak pensiun guru SD sampai 2013 berdasarkan
pada tahun 2004 sampai jumlah rombel, jumlah
2013? sekolah, jumlah guru yang
ada dan jumlah guru yang
akan pensiun pada tahun
Tujuan tersebut.
Tujuan studi ini adalah untuk
memperoleh data tentang
II. Metodologi Penelitian
kondisi guru saat ini dilihat dari
kuantitas dan kualitas (tingkat
Data Yang Diperlukan
pendidikan) sebagai dasar
untuk menyusun rencana Untuk menjawab pertanyaan
stratejik tentang kebijakan penelitian yang diajukan dalam
pengangkatan guru dan tenaga penelitian ini diperlukan
kependidikan lainnya. Hasil sejumlah data yang diperoleh
analisis meliputi kebutuhan dari beberapa sumber. Data
guru dan kualifikasi yang yang dimaksud adalah (1)
dibutuhkan sebagai upaya jumlah guru SD yang akan
untuk menyelenggarakan pensiun selama kurun waktu
pelayanan pendidikan yang tahun 2004-2013, (2)
bermutu, serta mengantisipasi kualifikasi guru SD di
dampak pensiun guru yang Indonesia sampai tahun 2003,
direkrut selama pelaksanaan (3) kemampuan LPTK dalam
Inpres SD dan Wajar 6 Tahun menghasilkan calon guru SD,
dan kaitannya dengan (4) respbri pemerintah daerah
pelaksanaan zero growth policy teihadap kebutuhan guru, (5)
untuk pengadaan/ rekiuitmen penduduk usia 7-12 tahun, (6)
PNS baru. penduduk usia 6-7 tahun, (7)
angka penyerapan (AP) usia 6-
Secara khusus studi ini
7 tahun yang menjadi siswa
diarahkan
baru, (8) angka lulusan, (9)
1. Untuk mengetahui berapa
angka putus sekolah, (10)
jumlah guru SD yang
jumlah siswa, (11) jumlah
akan memasuki usia
sekolah, (12) jumlah
pensiun pada tahun 2004
rombongan belajar dan (13)
sampai dengan 2013 dan
jumlah guru ideal.
sebarannya berdasarkan
kabupaten kota Lokasi dan Subyek Penelitian
2. Untuk mengetahui
Sesuai dengan permasalahan
proyeksi kebutuhan guru
yang diangkat dalam penelitian
di setiap kab/Kota di Jawa
ini maka lokasi penelitian yang
89 JURNAL Administrasi Pendidikan Voi. III, Nomor 2 Oktober 2005:83-112
digunakan sebagai sumber data respon pemerintah daerah
adalah Dinas Pendidikan dalam memenuhi
Kota/kabupaten yang ada di kebutuhan guru yang ada
Provinsi Jawa Barat. di daerahnya. Selain itu
juga diajukan pertanyaan
Teknik Pengumpulan Data
berkenaan dengan
Untuk memperoleh data yang beberapa data yang
diperlukan dalam penelitian ini, diperoleh dari BKN yang
dilakukan dua teknik menyajikan data dari
pengumpulan data yaitu studi propinsi. Hasil wawancara
dokumentasi dan wawancara dijadikan masukan dalam
dengan sumber data terkait. membahas hasil penelitian
dan rekomendasi yang
1. Studi dokumentasi diajukan.
Studi dokumentasi
dilakukan untuk menjaring Analisis Data
data utama yang
diperlukan dalam Analisis terhadap data yang
penelitian ini yaitu jumlah diperoleh dilakukan dengan
guru SD yang ada pada beberapa teknik, yaitu (1)
saat ini dan jumlah guru melakukan trianguiasi untuk
SD yang akan pensiun data yang diperoleh dari BKN
mulai tahun 2004 sampai melalui data yang diperoleh
dngan tahun 2013. Data dari propinsi, (2) melakukan
ini secara nasional analisis rasional terhadap hasil
berpusat di BKN yang wawancara yang diperoleh dari
telah dihimpun melalui Dinas Pendidikan
Pendataan Ulang Pegawai kabupaten/kota dan propinsi,
negeri Sipil (PUPNS) (3) teknik proyeksi untuk setiap
tahun 2003. Hasil yang data yang diperlukan dalam
diperoleh adalah sebagai memproyeksi kebutuhan guru.
berikut: Untuk setiap teknik analisis
(1) . Jumlah guru SD yang yang dilakukan, disajikan
ada dalam uraian berikut.
(2) . Kualifikasi pendidikan
guru SD L Proyeksi Kebutuhan Guru
(3) . Jumlah guru yang (KG) yang diperlukan
akan pensiun mulai pada setiap tahun mulai
tahun 2004 sampai tahun 2004-2013.
2013.
Kebutuhan Guru (KG)
2. Teknik Wawancara
adalah jumlah guru yang
Wawancara dilakukan
dibutuhkan setiap
untuk mengungkap respon-

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 90


tahunnya untuk menutupi ER« = Jumlah
kekurangan guru. Rombongan Belajar
Kebutuhan Guru {KG) pada tahun n
dirumuskan sebagai
berikut: £Sn = Jumlah Sekolah
pada
tahun n
& G n = G i,n ~ ( G A,n ~ G P . n )
3 = Konsantayang
berarti setiap
Ket: sekolah harus
memiliki 3 guru
A Gn = Guru yang
lainnya, selain guru
dibutuhkan pada tahun n kelas, yaitu; uru
Gin = Guru Ideal pada Penjas, Guru
tahun n Agama, dan Kepala
Sekolah).
Gpn = Guru yang pensiun
pada tahun n
Gao = Guru yang ada 3. Proyeksi Guru yang Ada
pada tahun n selama 2004-2013
Data dasar yang dijadikan
rujukan untuk membuat
2. Jumlah Guru Ideal yang proyeksi tentang guru yang
diperlukan pada setiap ada didasarkan pada data
tahun mulai tahun 2004- Satistik Persekolahan SD
2013. dari Tahun 1999/2000
Jumlah Guru Ideal (GI) sampai dengan Tahun
adalah jumlah guru yang 2003/2004 yang
dianggap sesuai dengan dikeluarkan oleh Pusat
jumlah siswa. Data dan Informasi
Pendidikan Balitbang
Jumlah Guru Ideal (GI) Depdiknas. Untuk
dirumuskan sebagai menentukan jumlah guru
berikut: diproyeksikan ada pada
tahun-tahun berikutnya
G „ = I M I S „ * 3 ) digunakan rumus:
Ket: Gn — Gn-1 —Gp,n-l
Gin - Guru Ideal pada
Ket:
tahun n
Gn = Guru yang ada pada
___________________________________ tahun n________________
91 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. III, Nomor 2 Oktober 2005:83-112
G^i = Guru yang ada pada 5. Proyeksi Jumlah
tahun sebelumnya Rombongan Belajar
(n-1) (ERB) yang diperlukan
pada setiap tahun mulai
Gpo-j = Guru Pensiun pada
tahun 2004-2013.
tahun sebelumnya
Jumlah Rombongan
(n-1) Belajar (LRB) adalah
banyaknya Rombongan
Belajar yang diperlukan
4. Jumlah Guru yang akan
pada setiap tahunnya,
Pensiun selama tahun
mulai tahun 2004-2013.
2004 sampai dengan
Untuk mengetahui Jumlah
tahun 2013
Rombongan Belajar (LRB)
Untuk mengetahui jumlah yang diperlukan, terlebih
guru SD yang akan dahulu harus diketahui
pensiun dalam kurun rasio siswa per rombongan
waktu tahun 2005-2014, belajar pada tahun-tahun
dipergunakan asumsi sebelumnya (dalam studi
bahwa “Pensiunnya Guru ini diketahui rasio siswa
SD dimulai pada usia. 60 per rombongan belajar
tahun, dengan golongan selama 4 tahun mulai
tertinggi adalah golongan tahun 2000 sampai 2003).
H ld/rV ar Dari asumsi Rasio Siswa per
tersebut dimunculkan rombongan belajar
formula untuk mengetahui dihitung dengan cara:
jumlah guru SD yang akan
pensiun dalam rentang
waktu 2005-2014, yaitu:

Tp =71+60 Ket:
RRB„ = Rasio Siswa per
Keterangan:
rombongan belajar
TP = Tahun pensiun pada tahun n
TL = Tahun lahir ZSn =Jumlah siswa pada
tahun n
60 = Konstanta untuk usia
masa pensiun ZRBn =Jumlah
rombongan belajar
pada tahun n
y'T>x> _
2RB” ~ rrb 7

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 92


6. Proyeksi Junilah Sekolah 7. Proyeksi - Jumlah;y Siswa
(ISek) yang diperlukan pada setiap .tahun»mulai
pada setiap tahun mulai tahun2004*2013.
tahun 2004-2013. Jumlah Siswa (ES) adalah
JumlaH Sekolah (ESek) seluruh siswa . : yang
adalah banyaknya sekolah diproyeksikan mengikuti
yang diperlukan pada pendidikan (sekolah) pada
setiap tahunnya, mulai setiap tahunnya. Untuk
tahun 2004 sampai dengan menghitung jumlah Siswa
tahun 2013. Untuk diperlukan data tentang
mengetahui Jumlah jumlah siswa baru kelas I
Sekolah yang diperlukan, pada tahun n, jumlah
terlebih dahulu harus lulusan pada tahun: n dan
diketahui rasio siswa per jumlah siswa putus
sekolah pada tahun-tahun sekolah pada tahun n yang
sebelumnya (dalam studi dkemudian dihitung
ini diketahui rasio siswa dengan menggunakan
per sekolah selama 4 tahun rumus sebagai berikut:
mulai tahun 2000 sampai
2003). Rasio. Siswa per £ s n = I V 1+I S B - l n - & Ln + I P S n )
Sekolah dihitung dengan
cara:
Ket.
£S„ ES„ = Jumlah siswa
RSekn
IS e k n pada tahun n
Ket: ESn.! = Jumlah siswa
pada tahun
RSekn = Rasio Siswa
sebelumnya (n-1)
per sekolah
pada tahun n ESB-In =Jumlah Siswa
Baru kelas I pada
ESn = Jumlah siswa pada
tahun n
tahun n
ELn =Jumlah Lulusan
ESekn = Jumlah sekolah
pada tahun n
pada tahun n
EPSn =Jumlah Siswa
Putus Sekolah
pada tahun n

93 JURKAL Administrasi Pendidikan VoL III, Nomor 2 Oktober 2005:83-112


& Prdyeksi Jumlah siswa Data penduduk usia 6-7
baru (Kelas 1) pada setiap tahun telah diproyeksikan
tahun mulai tahun 2004- oleh BPS bekerja sama
2013. dengan Balitbang
Angka penyerapan adalah Depdiknas mulai tahun
proporsi anak usia 6-7 2004 sampai 2010. Data
tahun yang menjadi siswa tersebut kemudian
baru pada setiap tahun. dijadikan sebagai dasar
Angka Penyerapan perhitungan penduduk
dinyatakan dalam bentuk untuk memproyeksi usia 6
proporsi (persentase). - 7 tahun untuk tahun
Angka penyerapan 2011-2013. Rumus yang
dirumuskan sebagai; digunakan sama dengan
rumus proyeksi penduduk
XSB -I„ usia 7-12 tahun tahun,
AP„
. 11
^6-7 tahun n ; yaitu menggunakan
Expomntial Growth,
Ket: sebagai berikut:
APn - Angka
Penyerapan p = P e rt
anak usia 6-7
tahun pada Oleh karena rumus di atas
tahun n dimaksudkan untuk
mencari harga
ISB-In =Jumlah siswa pertumbuhan penduduk,
baru pada pada selanjutnya rumus tersebut
tahun n dapat dikembangkan
tahunn = Penduduk menjadi:
usia 6-7
tahun pada e" =
I?

tahun n
Po
II

SB - In - APn x 1
P 6.7xhn 'v Po
9. Proyeksi Penduduk Usia
6-7 th dari tahun 2004 -
l T,
--L n
t
fpnl
2013.
Data penduduk usia 6-7
Ket:
tahun diperlukan untuk
mengetahui kecenderungan Pn = Penduduk usia 6-7
perkembangan anak yang tahun pada tahun n
akan masuk ke kelas satu (tahun data akhir
mulai tahun 2004-2013. yang ada)

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 94


Po = Penduduk usia 6-7 Ket:
tahun pada tahun n
ALa -Angka Lulusan pada
(tahun data awal
tahun n
yang ada)
e = Angka eksponensial ILn =Jumlah Lulusan pada
tahun n
(2,7182818)
r = Angka pertumbuhan ISn=Jumlah Siswa SD
(angka yang dicari pada tahun n
sebagai proyeksi)
t = rentang tahun dari 1L Proyeksi Angka Putus
tahun awal proyeksi Sekolah (APS) pada
dengan tahun akhir setiap tahun mulai tahun
proyeksi 2004-2013.
Setelah harga r diketahui, Angka Putus Sekolah
selanjutnya harga tersebut (APS) adalah proporsi
disubtitusikan ke rumus siswa yang putus sekolah
awal untuk memproyeksi dari setiap .. tahun
penduduk usia 6-7 tahun dibandingkan dengan
pada tahun 2011 sampai jupilah siswa pada tahun
dengan 2013. tersebut. Angka Putus
Sekolah (APS) dinyatakan
dalam bentuk proporsi
10. Proyeksi Angka Lulusan (persentase). Angka Putus
pada sedap tahun mulai Sekolah (APS)
tahun 2004 sampai diformulasikan sebagai
dengan 2013. berikut:
Angka Lulusan adalah
proporsi siswa yang lulus IP S p
APSn
dari setiap tahun £Sn
dibandingkan dengan
jumlah siswa pada tahun
tersebut. Angka Lulusan Ket:
dinyatakan dalam bentuk
proporsi (persentase). APSn = Angka Putus
Angka Lulusan dirumusan Sekola pada tahun n
sebagai: £PSn =Jumlah siswa putus
sekolah pada tahun
IL
n
ZSn =Jumlah Siswa SD
pada tahun n
95 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. ffl, Nomor 2 Oktober 2005:83-112
£D. Hasil Penelitian
1. Jumlah Guru SD yang 2. Kualifikasi Guru SD
akan Pensiun
Guru SD yang ada saat ini
Berdasarkan data BKN yang di Jawa Barat, sebagian
dihimpun melalui kegiatan besar berpendidikan D2,
Pendataan Ulang Pegawai yaitu: sebanyak 16609
Negeri Sipil (PUPNS) tahun orang atau sekitar 71,84%,
2003, jumlah guru sekolah sedangkan jumlah paling
dasar di Indonesia sebanyak sedikit adalah lulusan S3,
1.036.414 orang, yang terdiri yaitu sebanyak 3 orang
atas 566.375 orang perempuan atau sekitar 0!001%. Hal
dan 470.039 orang laki-laki. yang menarik adalah
Sedangkan untuk Provmsi Jawa masih ada guru SD yang
Barat yang tersebar "di 25 memiliki kualifikasi
Kab/Kota sebanyak 134.635 pendidikan SD, yaitu
atau ada sekira 13 % dari sebanyak 59 orang atau
populasi yang akan pensiun. sekitar 0,04%,
Dan untuk Kota Bandung
Memperhatikan kondisi
mencapai jumlah akan penciun
pendidikan guru tersebut
yang terbesar yaitu sebanyak
diperlukan upaya
15353 atau 11 % dari seluruh
peningkatan mutu guru
Kab/Kota di Jawa Barat.
melalui peningkatan
Secara jelas dapat dilihat pada
pendidikan bagi mereka
tabel 1
yang beium pensiun dan
Tabel 1 mempersiapkan guru
Sebaran Guru PNS SD akan Pensiun pengganti \ dengan
di Provinsi Jawa Barat kualifikasi pendidikan
........''<t ............................................................. ;1 t
58*1'*4*
BOGOR
2SUKA0UM
m
40
7
«
€ s tfil
75
98i 1 4 21 1
I2tj t«
91 3
m
7 4
280 230
?7j '*
»O
®81 81539
7&3
minimal B2 PGSD sesuai
3CIAKJUR
4BA7CUW G
41
70
S
IM
O 49
87 12
12 71 174 214
fl i«ii 27 2W 347 445 424 13SB
V' 933 7522!
dengan persyaratan
SGARTT 81 BI 702 115 119i 187} 174 234 2 90 951»
e
r CVW iS
i
T\
9?
v
120 i9$ iMi «7
mi >T*i__30^ 232 270 »
29 0 IU
3S4
C9?
93831
minimal yang diatur dalam
eM
9CWESO
UMM &AN «0
St
m
82
78
W 87
T7|
78l 1
1 17 fit
31 1 37 1
»87 ISJ
3 0 1 44
3713 478M
590 87901 Kepmendiknas Nomor
N 41 43 5? C BII l l i 1 13 'S3 15« "24 53501
11sumpti*.«»:.
,J 1
toowan»
JS

3)
33) 38
»i «I
___«!
es| m
83{
1
1
3
2
8
81 «4«| 1T«
«S one 550
8B
tt|
3B I
0854/0/1989 tanggal 30
13SUBANG so «2 ST S 3 «aj iwj m 1 41 »S3 M 4 SB»
W jPURIW ARTA u P 15 29 3tj ¥ 4 77 « 27961 Desember 1989. Secara
HKWWC 31 « 51 s 1 03 1 01 1 5 3 »» .51* 9049
K
1
SBEKAS
r KDTA93GOR 1
7
27
.25
34 31
?* 45j
sel 88) 8 0 87 83
«t (V n W
T.Tt
S*
36571
358Q K rinci data tentang
tsKOTASLKABjm 13 u 171 2 3 22 37 45 *386 12««
1 9KOTA&NOJNG
30kotacsgbok
np *!
Ifi
1
01 122 14d 1
*e 1«j
7 8* 71« ■ 2BT 3«
«7| 2T 35.
283
23 m2
7259t
nwj
kualifikasi guru SD
KOTABB^AS
KOTAOE°OK
a 14 IB
31
f
30 4«1 S4
4Sj S3 57
57 . 45
1021 *»a 3
trri r»7
D571
291» berdasarkan latar belakang
ICCTACVtfl T£ V 4<\ X S3 •ed *773
34kotataskjwaaya
35KOTA6AKJAR
‘12 1
8 1 7
.
2T)
1 'L.
4S 4 1 ta m roo 2480 pendidikan ada pada tabel
1
rJM LAr- m 1H5 U2S «M 1 8 691 3493i 2892_E*§ 4448 4MB ’■932, 1 3
4K3 51
2
Sumber: BKN, 2003

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) %


Tabel 2 4. Kemampuan LPTK
Kualifikasi Pendidikan Guru SD di
Jabar
dalam Menghasilkan
— TFñgKST
Guru
P en d id ik a n Ju m la h
LPTK yang
SO 59 menyelenggarakan
SM P 176
pendidikan untuk guru SD
SM A 16.609
DI 2 20
(D2) berdasarkan SK
02 9 6.718 Dirjen sebanyak 49 LPTK,
03 2 .29 4
04 5
sedangkan yang ditunjuk
S1 18.438 untuk menyelenggarakan
S2 113 program SI PGSD
S3 3
Total 134,635
sebanyak 7 LPTK, yaitu:
Universitas Negeri Jakarta,
Universitas Pendidikan
Sumber: BKN, 200S Indonesia, Universitas
Negeri Yogyakarta,
3. Sebaran dan Perbedaan Universitas Negeri
Jumlah Guru SD yang Surakarta, Universitas
Memasuki Pensiun Negeri Malang,
Universitas Terbuka, dan
Sebaran dari perbedaan Universitas Atmajaya.
jumlah guru yang akan Secara rinci lembaga
pensiun per penyelenggara D2 PGSD
Kabupaten/Kota di Jawa dan SI PGSD dapat dilihat
Barat sebagaimana tertera pada tabel 3
dalam tabel 1 dapat
digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 1
Sebaran Pensiun Guru SD di
Jawa Barat

97 JURNAL Administrasi Pendidikan VoL III, Nomor 2 Oktober 2005:83-112


Tabel 3 ; Uluaa« M LPTK

Jumlah LPTK Program D2 PGSD

LP TK S K O f t iB i
1 Uhtv Nsomt Jakarta aootvoKTVKeo'iaez
2 UW.6end. M o n m « 400blD«CTVKaa/1fle3
3 Ortta/. Neoari Semarang 40atVDK1VKao't964
4 1>W. Nagari Yogyalarta laavoaovKagiigoe
6 U w . Naoel Suratjav» aaovoovKatfiBBe
e Uhiv. NaowINMana 4OOblOK1VigprtO07
7 C*w. Negeri Matan 4oaivD»arvKog7ieoa
O LMr. NeoennxtaiiB 400b/otcntca^iooo
& Utter. Negeri Manado 400bA3KTVKaV3000
10 L*w. Negeri MUrnrm 40QtaOKTVKa(y3001
11 U w . Negeri Sa-tgarafa 40QtyDK1tKap2002
KJP Naoeri Gorontalo 400MXCrVK(W3003
13 unta/- Tertx*a -400tVO*CTVK«*V200-<
14 univ. uctwinw ivtiret 4txxi/u«^imapr^iuci
16 U w . Jarrttar 4(xxy0KTVKay20oe
16 U W . Syoh Kuala 400VC3KTV«<afV2007
17 U W . Rnu 400biDKTVKsfii200e
18 U W . Uarrtta 4006/CJ»<TVKep7200»
18 UW .SiW ^aya..................................... 400t*C3»CTVKapir2010 ......
20 U W . Lampung 400tyOKTVKep72011
21 U W . Bengkulu 4006/OaCTVKe*tV2012
22 Unta/. Taraunooura 400biC3KTVKeo72013
23 tjhv. Rifcmgkaraiya
2-4 Unta/. Larrbung Ktangkurat
40(XvarCTVKep2014
400tVD»<TVK*ta201S Gambar 2
26 Ltarv. Mutar arna!) 40QtamKT¥K«y2e>ie
26 U w . Mataram 40ayOKTWLep2017
27 unta/. Nuaacendana
26 Unta/. Tadutaiio
400tyC*CIVKa|yZ018
4OayQKTVKap2O10 Lulusan D2 PGSD
2» Unta/. Haluatao 40abiOKTVK«o,2020
30 unta/. Ftattinura 400to/CWCTVtaC«rtV2021
U^vK/. CendrvwavjH -4adb/OIKTi4<«ca2Ci2Z
3¿ Unta/. Muh ftofJ UnWi 4O0c/OaaVKe|>2CXZ3
33 unta/. Satya Wtacana 400crt3IK1VKai72Q24
3-4 Unta/. Kaguruhan 40Cfc7DIKTVKetl72Q2S
36: Unta/. l-KBPNoimnaen
36 Unta/. Kiarun Terret«
400c/0*taCrWCep/2026
21l/OKTVKeo^OOO
5. Respons Daerah
37 Univ. MUh. MMasar 2347/OT/2001
36 Unta/. Florea.
ST F *s. Seminari rtaeterg
26Q2/07T/2001
3S13/OT/2001
Terhadap Kebutuhan
30
40 unta/. Mata. Buton
-44 Atced Keguruan 'FMtRS BARAN osocy2aoi
«1/003001
Guru
■42 STKF> St f^ulus f%ateng 12S3/t»T/2003 -
43 Unta/. MUh. phlangkaraya 1602/CVT/2002
-44 STKJP Ootong Boyong Matuku T 296Qffyr/2oa3
46 Unta/. SerairtxMakahNVO 30Q3/Q/T/20Q3
Dari hasil studi yang
4G S T K F Bata Bangsa NAO i3 »o o c x )a n
-47 SJTKJF» K*e Biha. NAD
»rr> rora cwntrantr
146/0072003
GO(VCrf72aD4
dilakukan disalah satu
48 Unta/. Santas Chama 2841/0172004
propinsi sampel, diperoleh
informasi bahwa Provinsi
Sumber: Dikti Jawa Barat membuat
Berdasarkan data (gambar kebijakan untuk mengatasi
2) diperoleh bahwa jumlah kekurangan guru melalui
lulusan D2 PGSD untuk program rekruitmen guru
tahun 1999 beijumlah bantu sementara (GBS)
236.638 orang, pada tahun yang dibiayai APBD, re­
2000 sebanyak 256.406 grouping (menyatukan
orang, pada tahun 2001 sekolah-sekolah yang
beijumlah 333.676 orang letaknya berdekatan), dan
dan menurun tajam pada Multi-Grade Teaching (di
tahun 2002 sebanyak daerah terpencil).
47.808 orang dan pada Di Kota Bandung, guru
tahun 2003 sebanyak yang akan pensiun sampai
28.366 orang lulusan. tahun 2015 mencapai
7.259 orang dengan jumlah
per tahun rata-rata di atas
100 orang. Angka ini
dijadikan dasar dalam

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 98


kuota rekrutmen guru penurunan ketiga variabel
untuk satu kabupaten yang ini entunya juga
membutuhkan guru. Untuk ■mempengaruhi proyeksi
mengatasi pensiun guru kebutuhan guru ideal yang
ini, pemerintah daerah memang diprediksi
menetapkan jumlah menurun. Tetapi proyeksi
formasi yang akan menjadi tersebut ternyata tidak
PNS baru dengan terlebih berbanding lurus dengan
dahulu melakukan proyeksi kebutuhan guru
pemetaan terhadap secara keseluruhan. Hal ini
sekolah-sekolah, kemudian disebabkan karena dua hal:
mengajukan program pertama, adanya gap antara
tambahan guru melalui guru yang ada dengan guru
dana APBD. ideal yang seharusnya ada
(perbadingan 1 sekolah 9
guru) dan kedua,
6 . P redik si K ebutuhan berkenaan dengan jumlah
Guru guru pensiun yang
meningkat dari tahun ke
Berdasarkan analisis tahun
terhadap variabel-variabel
yang diprediksi Kesenjangan antara jumlah
mempengaruhi kebutuhan guru yang ada dan jumlah
guru, di antaranya; guru yang seharusnya ada
penduduk usia 7-12 tahun, (guru ideal) dari tahun ke
siswa SD, rombongan tahun akan semakin besar
belajar, dan guru yang ada bila tidak ada penambahan
serta guru yang pensiun, jumlah guru di luar
diprediksi bahwa provinsi penggantian untuk jumlah
Jawa Barat akan guru yang pensiun
mengalami peningkatan (sebagaimana
kebutuhan guru SD diperlihatkan pada gambar
4.5). Sebagai contoh
Dari hasil analisis jumlah guru SD, baik yang
diperoleh bahwa proyeksi PNS maupun yang non
penduduk usia 7-12 tahun PNS, pada tahun 2005
selama tahun 2004 sampai berjumlah 165255 orang
dengan 2013 mengalami sedangkan jumlah guru
penurunan. Hal ini sejalan ideal adalah 213111. Jadi,
dengan proyeksi terdapat kesenjangan
penurunan jumlah siswa sebesar 47856 orang
SD dan jumlah rombongan (22%).
belajar. Proyeksi

99 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. III, Nomor 2 Oktober 2005:83-112


Jumlah guru yang pensiun
juga turut mempengaruhi
proyeksi kebutuhan guru.
Pada tahun 2005 misalnya,
jumlah guru PNS yang
pensiun sebanyak 1115
atau 0.01% dari jumlah
guru SD yang berstatus
PNS. Kondisi ini dari
tahun ke tahun akan
mengalami peningkatan,
khususnya mulai tahun
2005 dan puncaknya
berada pada tahun 2012.
untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 100


Tabel 4
Proyeksi Kebutuhan Guru SD
Tahun 2000 - 20013

TAHUK m 2HI m m m m m m m INI *it *tt M 2M3


mm 4,340^00 4,336200 4.329,680 4,320506 4,316,11® 4,303,500 4293506 4281300 428551» 4247,460 4236268 4225,i& 421^592
PU
f,449t7D0 1,447180 1,444800 1,4407» 1,435,706 1,429,500 1,427560 1,424300 1,426266 1,416586 1,411,180 1,468,475 1,405554 1,463239
kM50
182 218 213 214 205 265 265 205 . 205 • 205 285 265 265 265
IM 30
24 30 2$ 29 38 36 36 36 » » » » »
Baru1X1
$2,753 771861 ÏÏ1387 mm 866,681 863,198 861562 866275 798253 785,781 732355 781384 789512 788,442
iAin
781682 625,850 629.121 628510 662512 668,167 672,192 675371 677,737 679380 • 688361 680J2Î 686j885 666547
ta Setotal)
m m «3,78? 139524 107,192 168,697 108,758 169272 169555 169521 118579 119,139 110,151 116,126
tiUihSiswa
4,842,478 4393,752 4,372,211 43783« 4,415294 4,442287 4,463299 4,478532 4,489,793 4,496273 4,498592 4,499211 4,498,166 4,495535
mutité \
23$ 20511 28,486 28,475 21546 21578 21,781 21557 . 21510 21542 "21553 21556 21551 215»
«WiRoute!
179,314 145^671 156,159 152^60 147,176 148576 148,777 149298 149,660 149576 149556 149574 1495» 149,861

250J74 288,484 211117 21428 211816 213,111 214,119 214868 215390 215,760 2158» 215841 215,791 215579
uiuyangAda
175169 167149 153,124 165854j 166270 165255 164,1® 162516 160,717 158224 155332 152,114 147566 143,460
uiuPensim
i 83 1,115 1,125 1,514 1,899 2,483 2,882 32® 4,448 4206
ièiàxtw
i m 46241 48564 m 62274 64583 67592 «599 63577 m

Sumber : Hasil Analisis Data

101 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. m , Nomor 2 Oktober 2005:83-112


IV. Pembahasan Hasil proporsinya termasuk
Penelitian proporsional. Sebagai
contoh, jumlah guru yang
1. Guru Pensiun dan Guru
ada di Jawa Barat 134.635
Pengganti orang atau 13 % dari seluruh
Secara kuantitas melalui guru yang ada di Indonesia.
memperbandingkan secara Hal tersebut dapat dikatakan
sepintas antara jumlah proporsional karena jumlah
sekolah dan jumlah guru sekolah yang ada pun
yang ada di Jawa Barat dapat sebanyak 20.475 unit atau
dikatakan bahwa Jawa Barat 14% dengan jumlah siswa
masih kekurangan guru sebanyak 4.378.316 orang
untuk SD. Dengan asumsi 1 atau 17 % memang berada di
sekolah membutuhkan 9 Jawa Barat.
guru (6 guru kelas, 1 guru Perbedaan penyebaran ini
agama, dan 1 guru
tentunya akan mempengaruhi
pendidikan jasmani ditambah
penyebaran kebutuhan guru
1 orang kepala sekolah),
yang juga tidak akan merata
maka kebutuhan guru di
untuk setiap
Jawa Barat dengan jumlah
Kabupaten/Kota. Di satu sisi
guru SD yang ada saat ini
ada kabupaten/kota yang
sebanyak 165.255 (data BKN
sangat kekurangan guru dan
tahun 2005), maka
di sisi lain akan terdapat
kekurangan guru pada tahun
kabupaten/kota yang
2005 sebanyak 46.741 orang.
kelebihan guru. Sebagai
Namun demikian perlu
contoh, pada tahun 2005,
dipahami bahwa
Guru yang akan pensiun di
penghitungan kebutuhan
Kota Bandung sebanyak 129
guru tidak semata-mata orang, membutuhkan
dipengaruhi oleh jumlah
tambahan guru pengganti,
sekolah, tetapi dipengaruhi
sedangkan guru yang
variabel-variabel lain seperti
diseleksi dan akari diangkat
jumlah rombongan belajar,
sebanyak 116 orang (sumber:
jumlah siswa, jumlah guru
BKD Kota Bandung, 2004)
yang pensiun, dan jumlah
jadi masih kekurangan guru
guru yang ada saat itu.
sebanyak 13 orang.
Dengan memperhatikan
sebarannya di setiap
provinsi, guru SD yang ada 2. Peningkatan Kualitas
di Jawa Barat memang Guru
jumlahnya tidak merata,
Data hasil penelitian
namun bila dilihat dari
menunjukkan bahwa

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 102


efisiensi penyelenggaraan evaluasi, dan (8) manajemen
pendidikan dasar masih lembaga. Faktor kualifikasi
rendah. Hal ini terbukti dari guru serta ketersediaan buku
aspek penyebaran guru teks, bagaimanapun akan
SD/MI yang memperlihatkan sangat mempengaruhi
bahwa di satu sisi ada interaksi dan komunikasi
daerah yang kekurangan pembelajaran di kelas.
guru dan di sisi lain ada Dengan demikian model
daerah lain kelebihan guru. komunikasi pembelajaran
Begitu juga jika dilihat dari yang kondusif akan
aspek kualifikasi peiididikan mempengaruhi derajat
guru SD/MI, masih pencapaian hasil belajar
menunjukkan data bahwa peserta didik.
terdapat guru yang memiliki
Lebih lanjut laporan Bank
kualifikasi ijazah yang
Dunia (1997) menyebutkan
kurang sesuai dengan
bahwa dalam upaya
persyaratan untuk mengajar
peningkatan kualitas
di SD/MI (Fasli Jalai, 2001).
pendidikan dasar di
Dalam dimensi pendidikan, Indonesia akan sangat
memang banyak Faktor yang dipengaruhi oleh lima faktor
memberi pengaruh terhadap dominan, yaitu; (1)
pencapaian mutu pengembangan dan
pendidikan. Beberapa implementasi kurikulum, (2)
variabel tersebut antara lain, kualitas buku teks dan
faktor guru, sarana dan panduan/pedoman bagi guru,
prasarana pendidikan, serta (3) sistem pengujian, (4)
manajemen yang dianut. Hal efektivitas pelatihan untuk
ini sejalan dengan hasil studi meningkatkan mutu guru,
yang dilakukan The World dan (5) lingkungan kelas dan
Bank (1995) yang sekolah yang kondusif untuk
menyatakan bahwa terdapat terciptanya kegiatan
8 faktor yang sangat kritis pembelajaran.
menimpa program
Dalam kaitannya dengan
pendidikan dasar di
reformasi pendidikan dan
Indonesia, yaitu; (1)
desentralisasi di bidang
manajemen sekolah, (2)
pendidikan, telaah yang
struktur insentif, (3)
dilakukan Bank Dunia
kualifikasi/mutu guru, (4)
menyebutkah betapapun
waktu belajar, (5) keuangan
fungsi reformasi peiididikan
sekolah, (6) ketersediaan
telah digulirkan dengan baik,
buku teks dan bahan belajar,
pembagian kewenangan
(7) sistem monitoring dan
103 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. m, Nomor 2 Oktober 2005:83-112
ataupun desentralisasi berkualitas sesuai dengan
pendidikan telah kebutuhan para pengguna,
diaplikasikan sampai ke akar yaitu pemerintah, sekolah^
rumput, sistem pengelolaan siswa dan orang tua.
guru merupakan faktor yang
Selama sepuluh tahun
cukup penting, dengan alasan
terakhir, kualifikasi guru
dua hal: pertama, guru
terus meningkat, baik karena
merupakan barisan terdepan
pendidikan tambahan
dalam interaksi pembelajaran
maupun karena persyaratan
di kelas antara siswa dengan
untuk penerimaan guru baru
guru, dan kedua secara
ditingkatkan. Misalnya, jika
budgetif, dana untuk upah
hingga akhir tahuan 1980-an
ataupun gaji guru merupakan
kualifikasi guru SD adalah
dana yang cukup besar dan
pendidikan menengah (SPG,
menguras anggaran APBD
SGO, PGA), maka mulai
yang cukup besar pula
tahun 1990-an ditingkatkan
Dalam kaitannya dengan menjadi D-II.
sistem pengelolaan guru,
termasuk sistem rekruitmen
guru dalam era otonomi 3. Penyiapan Guru Pengganti
daerah dan desentralisasi
Setiap tahun LPTK memang
pendidikan, sepatutnya
mempertimbangkan empat menghasilkan sekitar 40 ribu
pihak terkait, yaitu lulusan yang umumnya S-l,
sedangkan 49 LPTK
pemerintah, termasuk di
dalamnya pemerintah pusat penyelenggaran PGSD D2 pada
dan pemerintah daerah, pihak dua tahun terakhir ini rata-rata
sekolah itu sendiri sebagai hanya menghasilkan 38.087
orang lulusan. Kemampuan
Service providers, pihak
LPTK yang terdaftar di Dikti
LPTK sebagai pemasok guru
ini tentunya masih jauh
dan pihak masyarakat
dibandingkan dengan
termasuk di dalamnya
orarigtua murid. Hasil studi kebutuhan untuk pemenuhan
yang dilakukan oleh World guru yang diharapkan. Gambar
Bank, (1997) 4.7 memperlihatkan
mengungkapkan bahwa perbandingan antara proyeksi
pengelolaan guru harus kebutuhan guru dan
berdampak secara positif kemampuan LPTK
terhadap sekolah. Oleh Melimpahnya lulusan LPTK
karena itu agar sekolah dengan kualitas yang beragam
memiliki kineija yang baik, menjadi alasan bagi Depdiknas
maka dibutuhkan guru yang sebenarnya untuk

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 104


mengembangkan model seleksi sistem; sebaliknya, akibat dari
yang lebih ketat sehingga tiadanya kader-kader pegawai
hanya lulusan LPTK yang yang bermutu sangat sulit diatsi
benar-benar memenuhi kemudian”
persyaratan yang dijaring.
Lazimnya berlaku dalam
mekanisme pasar, apabila V. KESIMPULAN
pasokan melimpah, maka DAN REKOMENDASI
persyaratan mutu ditingkatkan.
Dengan demikian, betapapun Berdasarkan hasil penelitian
mutu lulusan LTPK merentang yang telah dipaparkan dapat
dari yang paling rendah sampai dirumuskan beberapa
yang paling tinggi, dengan kesimpulan sebagai berikut:
sistem seleksi yang ketat yang 1. Mulai tahun 2005 sampai
disertai komitmen kita semua dengan tahun 20014 akan
untuk melaksanakan hal terjadi pensiun massal
tersebut, maka hanya mereka guru PNS SD di Indonesia,
yang berada pada kedudukan khususnya di Jawa Barat.
persentile teratas yang akan Dari jumlah guru PNS
terjaring. yang ada saat ini.
Langkah-langkah ini Banyaknya guru yang
dimaksudkan untuk pensiun ini dapat
meningkatkan kualifikasi dijadikan peluang bagi
pendidikan guru yang pada upaya peningkatan mutu
gilirannya akan berdampak pendidikan, yakni dengan
pada peningkatan memilih guru pengganti
yang lebih kompeten
profesionalisme guru. Merekrut
staf berkemampuan tinggi dengan latar belakang
melalui seleksi yang pendidikan yang lebih
mengutamakan kemampuan tinggi dan bermutu.
penguasaan calon dalam bidang 2. Kualifikasi pendidikan
keahliannya ternyata guru SD di Jawa Barat
menimbulkan perubahan positif masih perlu ditingkatkan,
pada kinerja pegawai yang setidaknya minimal
bersangkutan dan . satuan lulusan D2 PGSD; Saat ini
kerjanya, sebagaimana hasil guru SD yang kualifikasi
penelitian Nunberg (1995) pendidikannya
dalam Dedi Supriadi (2001:25) SMA/sederajat ke bawah
mengungkapkan bahwa masih cukup banyak.
“pengangkatan pegawai baru
yang bermutu tinggi dapat 3. Jumlah guru SD yang
mengatasi sejumlah kelemahan pensiun beragam antara

105 JURNAL Administrasi Pendidikan V ol UT N om or 1 O ktober 2 ( W v » v m


satu daerah dengan daerah informasi, dan kebijakan
lainnya. yang ada dan dibutuhkan
meliputi berbagai
4. Untuk memenuhi departemen dan
kebutuhan guru SD, seharusnya menjadi
sebanyak 49 LPTK telah tanggung jawab bersama
ditunjuk Dikti untuk di antara departemen atau
menyelenggarakan
lembaga ... terkait.
program D2 PGSD dan 7 Depdiknas, Depag,
LPTK untuk program SI
Depdagri, BKN, dan
PGSD. Dari jumlah Pemerintah Daerah serta
lulusan yang telah LPTK-LPTK merupakan
dihasilkannya, dapat departemen dan lembaga
disimpulkan bahwa yang harus bersinergi
kemampuan LPTK untuk untuk menangani
menghasilkan tenaga guru permasalahan ini. Oleh
SD masih perlu sebab itu, untuk
ditingkatkan baik jumlah permasalahan kekurangan
maupun mutu lulusan;
guru SD disarankan
5. Respon pemerintah daerah sebagai berikut: (a) Secara
dalam mengatasi bertahap sesuai dengan
kekurangan dan kemampuan Pemerintah,
pemenuhan kebutuhan mulai tahun 2005 - 2009
guru ternyata cukup merekrut tenaga guru baru
bervariasi sesuai dengan melalui jalur pengangkatan
kondisi masing-masing PNS dengan sistem
daerah. seleksi yang cukup ketat,
transparan, dan akuntabel,
6. Diprediksi bahwa sehingga diperoleh tenaga
kebutuhan guru SD rata- guru SD yang profesional
rata lebih dari 100.000 dan bermutu; (b)
orang setiap tahun Pemerintah Daerah
diperlukan sebagai guru bersama pihak legislatif,
pengganti. atas inisiatif lokal,
Beberapa rekomendasi yang melaksanakan perekrutan
diusulkan berdasarkan hasil guru bantu sementara
studi yang telah dilakukan (GBS)untuk dipekerjakan
adalah: di SD, dengan biaya
APBD setempat; dan (c)
1. Permasalahan kekurangan Bagi para guru SD yang
guru merupakan masalah akan memasuki pensiun,
yang terjadi antar lintas bila berminat dan
departemen, sehingga data. memenuhi persyaratan

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 106


tertentu, bisa saja PGSD, dengan
dipekerjakan kembali penyelenggara melibatkan
dengan status "guru honor LPTK setempat ataupun
puma bakti". Sistem universitas lainnya yang
rekruitmen, penempatan memenuhi persyaratan
kembali, dan ketentuan untuk itu; (b) Pemerintah
lainnya diatur oleh pemda mengalokasikan anggaran
setempat, termasuk alokasi untuk penyetaraan guru
pemhiavaan dari APBD. SD sebagai guru kelas.
Program ini ditujukan
2. Kualitas guru perlu
untuk guru mata pelajaran
ditingkatkan. Dari data
olahraga dan guru agama
yang ada terungkap bahwa di SD, agar memiliki
dari sisi kualifikasi
kualifikasi menjadi guru
pendidikan guru yang ada
kelas di SD. Program
saat ini saja hampir
penyetaraan ini,
setengahnya hanya
melibatkan
berpendidikan SLTA,
universitas/LPTK yang
paling banyak diploma,
berkemampuan untuk itu;
dan hanya sedikit yang
dan (c) Pembinaan
berlatarbelakang
profesional dan bantuan
pendidikan sarjana apalagi
profesional oleh para
pascasarjana. Calon guru
pengawas TK/SD dan
yang diangkat itu harus
pengawas pergurais, lebih
berpendidikan, cerdas, dan
diintensifkan, tak hanya
lebih pintar dibandingkan
aspek administratif juga
dengan para siswanya.
aspek akademik dan
Peningkatan guru dapa
kemampuan mengajar
dilakukan dengan tiga
sesuai dengan mata
pendekatan, yaitu: (a)
pelajaran yang ada di SD;
pendidikan formal; (b)
serta (d) Peningkatan dari
pelaksanaan inservice
pemanfaatan forum guru
training; (c) pembinaan
melalui forum guru di
dan bantuan profesonal
KKG.
(professional support), dan
(d) forum guru melalui 3. Mengoptimalkan keadaan
KKG Untuk itu guru pada kondisi sekolah
disarankan (a) tertentu dapat dilakukan
Pemerintah Pusat merger sekolah dan multi-
mengalokasikan anggaran grade Teaching. Merger
untuk program sekolah tepat digunakan
penyetaraan guru SD/M1 pada kondisi sekolah
setara dengan Program D2 kompleks di perkotaan,
107 JURNAL Administrasi Pendidikan VoL m , Nomor 2 Oktober 2005:83-112
sedangkan multi-grade daerah yang belum
Teaching lebih tepat memiliki LPTK . yang
digunakan pada kondisi menghasilkan D2 PGSD.
sekolah yang jumlah Selain itu angka
siswanya sedikit dengan penyerapan dapat menjadi
jarak antar sekolah yang indikator kualitas lulusan
satu dengan lainnya relatif sehingga menjadi bahan
jauh. Untuk efektifitas dan pertimbangan bagi LPTK
kesinambungan pasca dalam menerima calon
merger SD, disarankan mahasiswa D2 PGSD.
remutasi guru ke daerah
5. Hasil penelitian
"terpencil" dengan sistem
menunjukan bahwa
reward yang menarik,
kebutuhan guru memiliki
misalnya Pemda
kecenderungan bertambah
menganggarkan insentif
untuk setiap tahun mulai
yang menarik, yaitu bagi
tahun 2004 sampai dengan
guru SD yang mau pindah
2013, hal tersebut di
ke lokasi SD terpencil.
sebabkan di antaranya
Untuk efektifitas multi­
kebutuhan guru yang
grade teaching, disarankan
belum sampai pada titik
ada pelatihan guru dengan
ideal dan bertambahnya
melibatkan LPTK
jumlah guru SD yang akan
setempat dan LPMP di
pensiun. Oleh karena itu
daerah.
kebijakan “Zero Growth”
4. Untuk dapat melihat tentang pengangkatan guru
kemampuan LPTK dalam khususnya guru SD perlu
menghasilkan jumlah dikaji kembali.
lulusan agar dapat
6. Untuk meningkatkan
disesuaikan dengan
kualitas pendidikan
kebutuhan guru SD, perlu
melalui peningkatan
kajian untuk memetakan
kualitas guru, studi tentang
lulusan D2 PGSD yang
Standar kompetensi guru
dihasilkan oleh LPTK
SD yang diakui oleh
sesuat dengan SK Dirjen.
berbagai pihak
Begitu juga angka
(pemerintah, LPTK, PGRI
penyerapan lulusan D2
dan masyarakat) dirasakan
PGSD perlu diketahui
mendesak untuk segera
untuk melihat pemenuhan
diwujudkan sehingga dapat
kebutuhan guru SD secara
melihat melihat profile
geografis sehingga dapat
kineija guru SD yang ada.
diketahui jangkauan
lulusan terutama bagi

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 108


7. Profile kinega guru SD LPTK (D.2 PGSD) dalam
dapat dijadikan database setiap tahunnya relatif
untuk keperluan penetapan terbatas, tetapi pada sisi
peserta peningkatan yang lain supply S. 1 LPTK
kualifikasi guru SD untuk bidang studi masih
melalui pelatihan atau ada yang belum terserap
jenjang pendidikan S. 1, menjadi guru, oleh karena
standar kompetensi guru itu untuk memenuhi
SD dapat dijadikan acuan kekurangan guru saat ini
bagi LPTK penyelenggara dapat dilakukan dengan
PGSD dan menyiapkan cara merekrut Saijana
model-model pelatihan (S. 1) bidang studi yang
yang sesuai dengan profile belum terserap untuk
kinerja guru yang ada. dijadikan guru SD dengan
terlebih dahulu dilatih
S. Untuk memnuhi
tentang pendidikan ke- SD
kekurangan guru saat ini
- an, dalam jangka waktu
pada satu sisi supply
tertentu

DAFTAR PUSTAKA Administration, Six Ed.


New Jersey: A Simon &
Bagian Data dan Informasi
Schuster Company
Pendidikan Set.Ditjen
Baga Islam Depag. (2003). Dally, D. (2004).
Statistik Pendidikan: “Penghargaan Rp 1
Madrasah Negeri dan juta/orang Bagi Guru-guru
Swasta Indonesia Tahun di PelosokPikiran
Pelajarati 2002-2003. Rakyat (26 November
Jakarta: Depag 2004).
Banghart, Frank W and Albert Depdiknas. (2004). Status
Trull Jr,. (1973), Guru. Jakarta: Dikdasemen
Educational Planning,
Depdiknas. (2002). Standar
New York: The Macmillan
Kompetensi Guru Kelas
Company
SD-MI. Jakarta: Dikti
Bapadal,I. (2003). Peningkatan
Depdiknas. (2001). Kelayakan,
Profesionalisme Guru
Kebutuhan, dan Tambahan
Sekolah Dasar. Jakarta:
Guru SD di Indonesia
Bumi Aksara
Tahun 1999/2000. Jakarta:
Castetter, Wiliam B. (1996), Balitbangdiknas.
The Human Resources
Function in Educational
109 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. m, Nomor 2 Oktober 2005:83-112
- (2004). Proyeksi Pendidikan Balibang
Pendidikan Formal dan Depdiknas.
Non Formal Indonesia
Elia, H. (2004). "Mengangkat
Tahun 2003/2004 -
Harkat Guru dengan
2010/2011. Jakarta:
Sertifikasi Profesi".
Balitbang Depdiknas.
Kompas (12 November
______ . (2004). Proyeksi 2004).
Penduduk Indonesia
Fortunato,RT. (1981).
Menurut Usia Tahun 2000-
Personnel Administration
2010. Jakarta: Pusat Data
in Higher Education.
dan Informasi Pendidikan
Washington: Josseey-Boss
Balibang Depdiknas.
Publisher
(2004). Statistik
Gaffar, M. Fakry, (1980) The
Persekolahan SD
Demand and The Suply o f
2003/2004.: Jakarta: Pusat
Secondary School Teacher
Data dan Informasi
in West Java Indonesia,
Pendidikan Balibang
University of Northern
Depdiknas.
Colorado
_____ (2003). Statistik
Handoko,H.T (1990)
Persekolahan SD
Manajemen Personalia dan
2002/2003. Jakarta: Pusat
Sumber Daya Manusia.
Data dan Informasi
Yogyakarta: BPFE
Pendidikan Balibang
Depdiknas. Jalai, Fasli. dan Supriadi, Dedi.
(2000). Reformasi
______ . (2002). Statistik
Pendidikan dalam
Persekolahan SD
Menyambut
2001/2002. Jakarta: Pusat
Otonomi Daerah.
Data dan Informasi
Yogyakarta: Adi Cita.
Pendidikan Balibang
Depdiknas. Kartadinata, Sunaryo.(2004),
Senja Kala Profesi Guru,
_______ . (2001). Statistik
Pikiran Rakyat. (Rabu 24
Persekolahan SD
November 2004)
2000/2001. Jakarta: Pusat
Data dan Informasi Keputusan Gubernur Jawa
Pendidikan Balibang Barat Nomor 2 tahun 1999
Depdiknas. Tentang Petunjuk
Pelaksanaan
. (2000). Statistik
Penggabungan Sekolah
Persekolahan SD
Dsar di Propinsi Daerah
1999/2000. Jakarta: Pusat
Tingkat I Jawa Barat.
Data dan Informasi

Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 110


Keputusan Menteri Pendidikan Suara Merdeka, D ianggap
Nasional Nomor D iskrim inatif
Q60/U/2002 Tentang Pengangkatan Guru SD
Pedoman Pendirian 2004. (Senin 29 Maret
Sekolah. 2004)
Keputusan M endiknas Nomor Sudaryanto.(2004) Guru Bantu
0854/0/1989 tanggal 30 Sekaligus Bermutu dalam
Desember 1989 berisi D idaktika , Kompas (05
tentang Kualifikasi Januari 2004).
peni ngkatan persyaratan
Subdit PGSD Direktorat
awal guru SD menjadi
Pembinaan Pendidikan
jenjang D-II, sehingga
Tenaga Kependidikan dan
tanggung jaw ab
Ketenagaan Perguruan
penyelenggaraannya
Tinggi. (2004). P ro fil D-II
beralih ke Direktorat
dan S G PGSD.
Jenderal Pendidikan
Tinggi Sunaryo Kartadinata, 2004,
Senja K a la P rofesi Guru ,
Kompas, D epdiknas Siapkan
Pikiran Rakyat Rabu 24
SO. 000 Guru Bantu..
November 2004 hal. 8.
(Sabtu 06 Desember 2003)
Supriadi, D. (2004)
Peraturan Pemerintah RI
M em bangun Bangsa
Nomor 96 Tahun 2000
M elalui Pendidikan.
tentang W ewenang
Bandung: Rosda Karya
Pengangkatan,
Pemindahan, dan Supriadi, D. (1998).
Pemberhentian Pegawai M engangkat C itra dan
Negeri Sipil. Jakarta: M artabat Guru.
Setneg Yogyakarta: Adicitya
Karya Nusa
Pikiran Rakyat, 190.000 Guru
D ian gkat9 Kaum P etididik Surya, M. (2004). “Guru
M enanti Pem erintah Bantu, Antara Solusi dan
Pusat. /Kamis 08 April Polusi” . Pikiran Rakyat
2004) (25 November 2004).
Proyek Statistik dan Informasi Surya, M. (2003). Percikan
Pendidikan. (2002). P erjuangan Guru.
A nalisis K ebutuhan Guru Semarang: Aneka Ilmu
dalam Rangka Penuntasan
Wajib B elajar (W ajar)
P endidikan D a sa r 9
Tahun. Jakarta: Depdiknas.
111 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. I I I , Nomor 2 Oktober 2005:83-112
Syaefiiddin, A. (2003). Synthesis. Dakar : World
P engelolaan Tenaga Education Forum.
Kependidikan. Bandung:
Adpend
The World Bank, EAPRO.
(1988). Education in
Indonesia: From C risis to
Recovery. Jakarta:
Penulis adalah Suryadi, SPd.
EAPRO
Dosen tetap Jurusan
Administrasi Pendidikan FIP
The W orld Bank. 2004 UPL Saat ini Menjabat
E ducation in Indonesia : sebagai Sekretaris Labora­
M anaging the Transition torium Jurusan Administrasi
to D esentralization. Pendidikan FIP UPI
Volume 1 . Jakarta .
Indonesia Education
Sector Review and
Publication.
The W orld Bank. 2004.
Education in Indonesia :
M anaging the Transition
to D esentralization .
Volume 2 . Jakarta :
—ooOoo—
Indonesia Education
Sector Review and
Publication.
Tim Pokja Pendidikan
Berkelanjutan. (2001).
Pendidikan Berkelanjutan.
Paper (Kertas Kerja).
Jakarta: DEPDIKNAS.
Undang-undang RI No. 20
Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan
Nasional. Bandung:
Fokusmedia.

UNESCO. (2000). Education


f o r AU 2000 Assessm ent

.Analisa Kebutuhan Guru (Suryadi) 112


MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS
PENDIDIKAN
(Kajian Pada Sekolah Menengah Umum di Dinas Pendidikan
Kota. Bandung)

Oleh : Dedy Achmad Kumiady

Abstrak

Persoalan seputar pendanaan pendidikan sangatlah kompleks,


karena bukan saja disebabkan keterbatasan alokasi anggaran
pendidikan yang disediakan pemerintah dalam anggaran pendapatan
dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan dan belanja
daerah (APBD), tetapi dana yang ada belum dapat dipergunakan
sepenuhnya untuk mencapai sasaran pendidikan yang telah ditetapkan.
Sumber pendapatan bagi sekolah umum, yang lebih dominan berasal
dari orang tua dan pemerintah Dana yang diperoleh dari orang tua
biasanya berupa DSP dan SPP/BP3/Dewan Sekolah, yag
dipergunakan untuk proses kegiatan pembelajaran kurikuler dan
ekstrakurikuler, sedangkan penerimaan dari pemerintah . biasanya
berupa gaji pegawai, UYHD (Uang Yang Harus
Dipertanggungjawabkan)/OPF/DBO/DIK untuk kegitan rutin belajar
mengajar, dan yang berupa proyek adalah BOMM (Bantuan
Operasional Manajemen Mutu), BIS (Bantuan Imbal Swadaya),
BBE/Life Skill (Broad Base Education and Life Skill), serta Block
Grant.
Kata Kunci : Manajemen P em biayaanK ualitas Petididikan

113 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. III, Nomor 2 Oktober 2005:113-133


I. Pendahuluan memecahkan masalah, dan
Pendidikan nasional berfikirkritis
dihadapkan kepada masalah Kualitas dari segi
antara lain peningkatan proses mengandung arti
kualitas, pemerataan efektifitas atau kesepakatan dan
kesempatan, keterbatasan efisiensi keselumhan faktor-
anggaran yang tersedia dan faktor atau unsur-unsur yang
belum terpenuhi sumber daya beiperan dalam proses
dari masyarakat secara pendidikan. Dengan demikian
profesional sesuai dengan kualitas pendidikan akan
prinsip-prinsip pendidikan menghasilkan lulusan yang
sebagai tanggung jawab berbeda pada tingkat
bersama antara pemerintah, kualitasnya.
masyarakat dan orangtua. Pendidikan yang
Masalah kualitas terdesak oleh berkualitas dan perluasan
pemikiran kuantitas, terlebih kesempatan belajar yang efektif
pada masa krisis ekonomi dan efisien akan dapat dicapai
dimana daya dukung ekonomi apabila tersedia biaya yang
keluarga semakin melemah mencukupi. Untuk
yang mengakibatkan banyak menyediakan berbagai sumber
usia sekolah tidak dapat dan fasilitas yang dibutuhkan,
melanjutkan sekolah. sehubungan dengan kualitas
Berdasarkan yang diharapkan, relevansinya
prespektif ekonomi, pendidikan harga tidaklah murah. Oleh
yang berkualitas adalah karenanya, proses
pendidikan yang mempunyai penyelenggaraan pendidikan
konstribusi tinggi terhadap yang berkualitas menuntut
pertumbuhan ekonomi lulusan tersedianya alokasi dana yang
pendidikan secara langsung besar dan menuntut
dapat memenuhi angkatan kerja pelaksanaan manajemen yang
di berbagai sektor ekonomi. baik.
Dengan bekeijanya mereka, Untuk lebih spesifik
pertumbuhan ekonomi dapat dan sesuai dengan latar
didorong lebih tinggi. belakang masalah dan
Sedangkan menurut fenomena yang dilihat dari
perspektif pendidikan melihat penelitian dilapangan, yang
kualitas pendidikan dari sisi menjadi rumusan masalah
pengadaan dari proses belajar adalah sebagai berikut
mengajar dan dari segi “Bagaimana Manajemen
kemampuan lulusan dalam hal Pembiayaan Pendidikan
terhadap Kualitas

Manajemen Pembiayaan Pendidikan Terhadap Kualitas Pendidikan (DedyA.K) ^4


Pendidikan*\ maka dalam permasalah yang diteliti adalah
penelitian ini yang menjadi bersumber dari dua hal yaitu
pertanyaan penelitian pembiayaan pendidikan
sehubungan dengan rumusan sebagai variabel bebas
permasalahan yaitu : (variabel x) dan kualitas
1. Sistem penganggaran pendidikan sebagai variabel
pembiayaan pendidikan terikat (variabel y). Untuk
yang diterapkan pada melengkapi serta mempertajam
sekolah menengah umum ? analisa, variabel x atau variabel
2. Seberapa kuat pengamh bebas (pembiayaan pendidikan
antara manajemen ) akan diuraikan menjadi 3
pembiayaan pendidikan sub variabel berdasarkan 3
dengan kualitas pendidikan dimensi pembiayaan
di Sekolah Menengah pendidikan , sedangkan
Umum (SMU)? variabel terikat hanya diuraikan
kedalam I sub variabel, secara
L Metode Penelitian rinci operasional variabel untuk
Penelitian ini menjawab identifikasi masalah
menggunakan metode dapat terlihat dalam tabel
deskriptif yaitu dengan berikut in i:
melakukan penelitan terhadap
kenyataan-kenyataan yang
tengah berlangsung yang
merupakan suatu masalah yang
harus segera diatasi melalui
suatu analisis yang bersifat
medalam. Penelitian ini
bertolak dari konsep yang
memandang manusia sebagai
faktor utama dalam
manajemen. Tegasnya faktor
manusia adalah hal yang
mutlak, tidak ada manajemen
tanpa adanya manusia.
Manusia menjadi titik tolak
pusat dalam manajemen
dibandingkan dengan benda-
benda.
Seperti yang
diungkapkan dalam objek
penelitan, bahwa pokok
i 15 JURNAL Administrasi Pendidikan Voi. III, Nomor 2 Oktober 2005:113-133
Tabeil
Operasional Variabel Penelitian
Variabel/Sub Indikator Aspek/Dimensi
Variabel
Ketepatan dalam alokasi
Planning - Penetapan tujuan
penerimaan dan pengeluaran
(Perencanaan : X 1) - Kebijakan/Keputusan
* Prosedur
- Metode
- Program
- Anggaran

Im plem enting Kesesuian antara perencanaan - Pencapaian tujuan


dengan pelaksanaan
(Pelaksanaan: X2) - Usaha (Kesungguhan)
- Kesadaran/ Sukarela
- Menggerakkan

Controlling Kesesuaian antara pelaksanaan - Penentuan standar pelaksanaan


dengan perencanaan
(Pengawasan : X4) - Menilai Pelaksanaan
- Tindakan Korektif
Quality of Education
Keadaan atau suasana - Harapan/Tujuan
(Kualitas Pendidikan sekolah
- Tata tertib dan disiplin
: Y)
Kondisi Pendukung
- Organisasi/Kurikulum
Proses Belajar
- Penghargaan dan insentif
Mengajar
- Kepemimpinan yang efektif
- Kemampuan mengajar
- Kesesuaian anggaran
- Lama siswa dalam
kampus/tingkat kelulusan
- Lama waktu belajar
- Variasi dalam strategi mengajar
- Frekuensi tugas yang dibawa ke
rumah
- Frekuensi penilaian dan umpan
balik

Manajemen Pembiayaan Pendidikan Terhadap Kualitas Pendidikan (Dedy A.K)


Strategi analisa data Sumber APBS berasal
yang digunakan dalam dari Biaya Rutin Daftar Isian
penelitian ini adalah analisis Kegiatan (DIK) dari APBN,
kuantitatif. Alat analisis yang DBO ( D^na Bantuan
digunakan untuk *menghitung OperasioanI) Proyek, DSP
pengaruh variabel independen (Dana Sumbangan Pendidikan)
terhadap variabel dependen yang berasal dari orang tua,
digunakan analisis jalur {path dan Dana Sumbangan Dewan
amlysis). Sekolah yang berupa
Jumlah sample yang sumbangan orang tua/wali
diambil adalah 60 orang yang peserta didik yang dibayar
terdiri dari Kepala SMA Negeri secara rutin setiap bulannya
dan Swasta. (SPP). Serta terdapat pula
sumbangan dari orang tua/wali
peserta didik atau hibah yang
H. Hasil Penelitian dan tidak mengikat.
Pembahasan Setelah memperoleh
alokasi besarnya Dana,
I. Sistem penganggaran selanjutnya sekolah
pembiayaan pendidikan menetapkan berapa biaya yang
yang diterapkan pada diperlukan, berapa biaya yang
sekolah menengah umum tersedia dan berapa biaya
Pada prinsipnya masih sumbangan yang diperlukan
berpedoman kepada kebijakan untuk dapat menjalankan
pemerintah, dimana kegiatan belajar mengajar
dimaksudkan untuk dimana dapat diperoleh
mengetahui dengan jelas peningkatan kualitas
berapa kebutuhan untuk pendidikan. Hal ini dapat
kegiatan operasional sekolah terlihat dengan disusunnya
dalam ^atu tahun pelajarambagi Rencana anggaran Pendapatan
kegiatan penyelenggaraan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
kurikuler dan ekstrakurikuler, Pada dasarnya
serta dfitujukan pula bagi penyu susnan anggaran
perawatan/pengadaan merupakan negosiasi antara
sarana/prasarana dan fasilitas pimpinan beserta para
sekolah. Dimana didasarkan bawahannya serSta melibatkan
pada Anggaran Pendapatan dan dewan sekolah. Setelah
Belanja Sekolah (APBS). Yang RAPBS tersebut disahkan
merupakan keseluruhan selanjutnya diajukan kepada
pendapatan dan belanja sekolah Dinas Pendidikan Kota
dalam satu tahun pelajaran.

**7 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. III, Nomor 2 Oktober 2005:113-133


Bandung untuk mendapatkan Dengan melihat pada
persetujuan program. tabel diatas, maka input siswa
Apabila disetujui, setiap sekolah sangat
maka dapat direalisasikan dan bervariasi dari segi
langsung diserahkan kepada kemampuannya, hal ini
setiap sekolah. Jadi, sekolah dibuktikan dengan jumlah
menetapkan besarnya alokasi NEM input rata-rata dari setiap
dana yang akan dikeluarkan sekolah yang sangat bervariasi.
pada proses pendidikan sesuai Dari hasil tersebut, maka dalam
yang telah disusun dalam penelitian ini dapat ditarik
RAPBS/APBS, yang telah suatu kesimpulan bahwa
ditetapkan dan disetujui oleh sekolah yang rata-rata nem
Dewan Sekolah, Kepala inputnya tinggi yaitu ada pada
Sekolah, dan pemerintah yang SMU Negeri 3, dengan jumlah
bersangkutan, yaitu dinas NEM Input rata-rata sebesar
pendidikan. 48,69, artinya sekolah tersebut
Dibawah ini gambaran mempunyai potensi yang lebih
umum dari NEM Input dan baik dari segi kualitas
Output serta Biaya yang dibandingkan dengan sekolah
dikeluarkan untuk dapat yang lain.
meningkatkan kualitas
Tata R a fe ^ F w is n N e m SMiy8ng«affiSaan»3Tjtsit
pendidikan di sekolah yang ftogramlRS

diteliti.

TaUltai^aUmAKSefaRi37iui

Mput Output Oriput luput Output . tepU Odp*


SMLM3 SMJNtS SMUAkjta SMUHatta » !

IH
| S,.«tata*s*'gg±

Berdasarkan pada
tabel rata-rata Nem Input dan
Output, untuk program EPS,

Manajemen Pembiayaan Pendidikan Terhadap Kualitas Pendidikan (DedyA:K) '118


maka persentase hasil yang diteliti yaitu SMU N 15
perolehan NEM Otput yang sebesar 22,55 %, SMU
dihasilkan oleh setiap sekolah Aloysius sebesar 2-15 % dan
berdasarkan pada NEM SMU Pembangunan sebesar
Inputnya adalah: 51,02 %. Tetapi kenaikan biaya
tersebut tidak berpengaruh
1. SMU N 3 untuk SMU N 3, hal ini terlihat
44,19 - 48,69 = - 4,5 jelas dalami- tabel b^hwa
kenaikan biaya tersebut
menjadikan: yenurujnan yhasil
—^ - jc\00 = 9,24% proses pembelajaran yaitu
48,69 sebesar" 9,24 %; Walaupun
teijadi penuiunan Untuk hasil
2. SMU N 15 proses pembelajaran, hasil
54,39 - 44,38 = 10,01 lulusannya dapat hampir 90 %
dapat diterima di PTN. Hal
tersebut teijadi kemungkinan
- ^ - jcIOO = 22,55 disebabkan bukan proses
44,38 pembelajarannya di sekolah
% tetapi setiap siswa mempunyai
3. SMU Aloysius motivasi yang kuat untuk
47.04 —46,05 = 0,99 — belajar mandiri.
0 99
— xl 00 = 2,15%
46.05

4. SMU Pembangunan
37,62 -24,91 = 12,71

12 71
— x l 0 0 - 51,02%
24,91

Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut, dapat
ditarik kesimpulan bahwa biaya
yang dikeluarkan oleh setiap
siswa dalam suatu
persekolahan untuk program
IPS dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran
dalam pendidikan pada sekolah

119 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. m , Nomor 2 Oktober 2005:113-133


T a t jd i^ ^ P e r o ^ to S ^ y ^ d le iS to S T iiu i
ftugramS’A
^^-jdO O = 48,13%
44,38

7.. SMU Aloysius


53,42 - 46,05 = 7.37 =

= 16,00%
46,05

8. SMU Pembangunan
39,05-24,91 = 14,14

1414
— jcIOO= 56,76%
oueput o a ^ («jr • ^ ce-
24,91
•.8M43.' . a*JR« • ESUtefas a& P srtsp »

Kitigiv
Berdasarkan hasil
-Rrt-oHf6<iW
?rt
perhitungan tersebut, dapat
j " } «M h H H B M
ditarik kesimpulan bahwa biaya
yang dikeluarkan oleh setiap
siswa dalam suatu
persekolahan untuk program
Berdasarkan pada IPA dapat meningkatkan
tabel rata-rata Nem Input dan kualitas proses pembelajaran
Output, untuk program IPA, dalam pendidikan pada sekolah
maka persentase hasil yang diteliti yaitu SMU N 15
perolehan NEM Otput yang sebesar 48,13 %, SMU
dihasilkan oleh setiap sekolah Aloysius sebesar 16,00 % dan
berdasarkan pada NEM SMU Pembangunan sebesar
Inputnya adalah: 56,76 %. Tetapi kenaikan biaya
5. SMU N 3 tersebut tidak berpengaruh
44,75-48,69 = - 3,94 untuk SMU N 3, hal ini terlihat
jelas dalam tabel bahwa
- 3 94 kenaikan biaya tersebut
*100 = 8.09% menjadikan penurunan hasil
48,69 proses pembelajaran yaitu
sebesar 8*09 %. Walaupun
6. SMU N 15 teijadi penurunan untuk hasil
65,74-44,38 = 21,36 proses pembelajaran, hasil
lulusannya dapat hampir 90 %
dapat diterima di PTN, Hal
tersebut teijadi kemungkinan

Manajemen Pembiayaan Pendidikan Terhadap Kualitas Pendidikan (DedyA.K) A20


disebabkan bukan proses untuk menghasilkan proses
pembelajarannya di sekolah pendidikan yang berkualitas
tetapi setiap siswa mempunyai adalah sebesar:
motivasi yang kuat untuk 1. SMU N 3 sebesar
belajar mandiri. 30,79 %
Daftar Tabel Satuan Biaya 2. SMU N 15 sebesar
Rata-Rata Per Siswa Selama 3 14,44 %
(Tiga) Tahun 3. SMU Aioysius
sebesar 39, 25 %
No Na Besar Per 4. SMU Pembangunan
ma nya sent sebesar 15,52%
Seko Satuan a se
lah Biaya
Selama
Tiga
Tahun
1. SMU Rp. 30.
N3 3.337.4 79
52 %
2. SMU Rp. 14.
N 15 1.565.4 44
62 %
3. SMU Rp. 39.
Aloys 4.254.2 25
ius 96 %

4. SMU Rp. 15.


Pemb 1.682.3 52
angun 52 %
an
Jumla Rp 100
h 10.839. %
Total 562

Berdasarkan pada
tabel satuan biaya rata-rata
siswa selama 3 (tiga) tahun,
maka persentase biaya yang
dikeluarkan oleh setiap sekolah

121 JURNAL Administrasi PendrdikanVol.nl, Nomor 2 Oktober 2005:113-133


Ittta te P N jftb ftf «Al« k Mi siswa sangat bervariasi, hal ini
PeiiifiMK3}§^l£$&a3fii
pstotfSa^^SMperl^j - disebabkan karena faktor
kebutuhan untuk masing-
masing sekolah dalam
meningkatkan kualitas proses
pendidikannya berbeda.
Jika kita bandingkan
antara besarnya biaya yang
diperlukan dengan hasil proses
pendidikan pada setiap sekolah
sangat bervariasi, hal ini
terbukti bahwa untuk SMU N
3, biaya yang dikeluarkan
untuk proses pembelajaran
sebesar 30,79 % dengan hasil
proses pendidikan yang
diperoleh untuk program IPA
sebesar 8,09 % dan program
IPS sebesar 9,24 %.
Pada SMU N 15,
biaya yang dikeluarkan untuk
proses pembelajaran sebesar
14,44 %, dengan hasil proses
pendidikan yang diperoleh
untuk program IPA sebesar
48,13 % dan program IPS
sebesar 22,55 %.
Pada SMU Aloysius,
biaya yang dikeluarkan untuk
proses pembelajaran sebesar
39,25 %, dengan hasil proses
pendidikan yang diperoleh
untuk program IPA sebeqar
|=lfefc’S
16,00 % dan program IPS
sebesar 2,15 %.
Pada SMU
Pembangunan, biaya yang
Berdasarkan pada dikeluarkan untuk proses
tabel diatas, dapat disimpulkan pembelajaran sebesar 15,52 %,
bahwa untuk masing-masing dengan hasil proses pendidikan
sekolah, dalam menetapkan yang diperoleh untuk program
besarnya biaya satuan per

Manajemen Pembiayaan Pendidikan Terhadap Kualitas Pendidikan (Dedy AK) 122


IPA sebesar 56,76 % dan SMU N 15, dan untuk SMU
program IPS sebesar 51,76 %. Pembangunan dapat
Atas dasar hasil menghasilkan keluaran kualitas
perhitungan tersebut diatas, pendidikan masing-masing
dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk program IPA sebesar
biaya yang dibutuhkan relatif 56,76 % dan untuk program
besar hanya dapat IPS sebesar 51,02 %.
menghasilkan keluaran kualitas Berdasarkan hal
(yang diukur dengan rata-rata tersebut, dapat ditarik
NEM) lebih kecil dibandingkan kesimpulan bahwa biaya yang
dengan biaya yang dikeluarkan besar belum tentu dapat
relatif kecil dapat menghasilkan proses
menghasilkan keluaran kualitas pendidikan yang berkualitas,
yang relatif baik. Hal ini aptinya biaya yang besar hanya
terbukti pada sekolah SMU N 3 sebagai faktor penunjang
dan SMU Aloysius, dimana pendidikan dalam menciptakan
biaya per siswa ya'g proses pendidikan yang
dikeluarkan oleh setiap siswa berkualitas. Sedangkan
sangat besar yaitu sekitar 30,79 keberhasilan siswa selama
% dan 39,25 %, tetapi hanya mengikuti proses pendidikan
dapat menghasilkan keluaran .sebagian besar dipengaruhi
kualitas proses pendidikan oleh motivasi dari siswa itu
sebesar : program IPA = 8,09 sendiri dan hanya sebagian
% dan program IPS = 9,24 % kecil saja sekolah berupaya
(untuk SMU N 3), dan untuk untuk menciptakan proses
SMU Aloysius hanya dapat pendidikan yang berkualitas.
menghasilkan keluaran kualitas Walaupun dalam hal ini
pendidikan sebesar 16,00 % sekolah mempersiapkan guru,
untuk program IPA dan sebesar sarana dan prasarana serta
2,15 % untuk program EPS. penunjang lainnya yang paling
Sedangkan pada baik untuk menciptakan proses
sekolah SMU N 15 dan SMU pendidikan yang berkualitas
Pembangunan biaya yang dengan ditunjang dana yang
dibutuhkan relatif kecil yaitu besar dalam menjalankan
masing-masing sebesar 14,44 proses pendidikannya.
% dan 15,52 %, tetapi dapat
menghasilkan keluaran kualitas 2. Seberapa kuat pengaruh
proses pendidikan yang relatif antara manajemen
lebih baik yaitu sebesar pembiayaan pendidikan
program EPA = 48,13 % dan dengan kualitas pendidikan
Program IPS - 22,55 % untuk

U3 JURNAL Administrasi Pendidikan VoL IH, Nomor 2 Oktober 2005:113-133


di Sekolah Menengah Persamaan yang digunakan
Umum (SMU)? untuk struktur diatas adalah :
Untuk mengetahui Y = P a X + P m X2 +-
seberapa besar pengaruh
manajemen pembiayaan
terhadap kualitas pendidikan,
dimana manajemen Dari gambar tersebut, langkah
pembiayaan dijadikan 3 sub selanjutnya menghitung
variable yaitu Perencanaan, besarnya pengaruh secara
Pelaksanaan, dan Pengawasan* proporsional (individu) XI
maka alat analisis yang (Perencanaan), X2
digunakan adalah analisis jalur (Pelaksanaan), dan X3
(Path atialysis), yang hasilnya (Pengawasan) ke Y (Mutu
yaitu: Pendidikan), yaitu dengan cara

1. Menghitung pengaruh
XI (Perencanaan)
terhadap Y (Mutu
Pendidikan)
a. Pengaruh langsung
pYXl2 = (0,475)
2=0,208849 atau (20,88
%)
b. Melalui X2 = pYXl .
rX lX 2. pYX2
(0,475).(0,543).(0,455)
0,117399 atau (11,74%)
c. Melalui X3 = pYXl .
rXlX3 . pYX3
(0,475).(0,2781) (0,144)
0,09022 atau (1,90%)
• Pengaruh Totalnya =
0.208 + 0.117 + 0.019
= 0,3453 atau (34.53%)
Gambar : Jalur Hubungan
antara variabel Independen 2. Menghitung pengaruh
dengan dependen X2 (Pelaksanaan)
Dari gambar jalur tersebut terhadap Y (Mutu
diatas terdapat struktur yang Pendidikan)
menyatakan hubungan kausal a. Pengaruh langsung
dari Xj>X 2, dan X 3> ke Y. pYX22 = (0,455)

Manajemen Pembiayaan Pendidikan Terhadap Kualitas Pendidikan {Dedy A K) 124


2=0.207025 atau (20,70 simultan terhadap Y (Mutu
%) Pendidikan), yaitu:
b. Melalui XI = pYX2 . Y = Total (XI) + Total
rX lX 2 . pYXl (X2) +Total (X3)
(0,455).(0,543).( 0,475) Y = 0,34527 + 0,3256 +
=0,117399 atau (11,74 0,0406
%) Y = 0.711532 atau (71,15
c. Melalui X3 = pYX2 . %)
rX2X3 . pYX3 Setelah diketahui nilai Y,
(0,455). (0,0174).(0,144) langkah selanjutnya
0,001140 atau (0,14%) mencari tingkat kesalahan
• Pengaruh Totalnya = (error), atau seringkali
0.207 + 0,117 4-0,001 disebut dengan Variable
= 0,3256 atau (32,56%) Intervening, yaitu dengan
cara :
3. Menghitung pengaruh ¿= 1- Y
X3 (Pengawasan) 8= 1 -0.711532
terhadap Y (Mutu 8 = 0,288468 atau sebesar
Pendidikan) 28,85%
a. Pengaruh langsung Kesimpulan:
pYX32 = (0,144) 2 = Dari hasil perhitungan
0,020736 atau (2,07%) dengan menggunakan
b. Melalui XI = pYX3 . analisis jalur (Path
rXlX3 . pYXl Analysis) diketahui bahwa
(0,144).(0,2781).( variabel bebas
0,475)=0,018822 atau memberikan pengaruh
( 1.88 % ) yang besar terhadap
c. Melalui X3 = pYX2 . variabel terikat yaitu
rX2X3 . pYXl sebesar 0, 711532 atau
(0,144). (0,0174).(0,455) (71,15 %) terhadap mutu
0,001140 atau (0,11 %) pendidikan. Dengan
• Pengaruh Totalnya = demikian dapat dikatakan
0,0207+ 0,0188 + bahwa sebagian besar
0,0011 variabel bebas
menunjukkan pengaruh
Selanjutnya menghitung yang nyata terhadap
pengaruh XI variabel terikat.
(Perencanaan), X2 Setelah dilakukan
(Pelaksanaan), X3 perhitungan dengan
(Pengawasan) secara menggunakan uji F, maka
di dapat F hitung =

125 JURNAL Administrasi Pendidikan Voi. III, Nomor 2 Oktober 2005:113-133


28,7576 dan F tabel = 4,04 X2 = 6,636419 dan t
pada taraf kesalahan 0,05 tabel = 2,021 pada
(5%) Dengan, demikian taraf kesalahan 5%
Ho ditolak dan H1 (0,05). Hal ini
diterima, jadi terdapat menunjukkan bahwa
pengaruh yang signifikan Ho ditolak dan H1
dari variabel bebas (X) diterima, jadi terdapat
secara simultan terhadap pengaruh yang
variabel terikat (Y). Ja d i: signifikan dari
L Terdapat pengaruh variabel X2 terhadap
yang signifikan dari Y.
variabel Perencanaan 3. Terdapat pengaruh
(X1) terhadap mutu yang signifikan dari
pendidikan (Y), yang variabel Pengawasan
dapat dirumuskan (X3) terhadap . mutu
sebagai berikut pendidikan (Y), yang
Statistik uji yang dapat dirumuskan
digunakan adalah uji t sebagai berikut
dari perhitungan di Statistik uji yang
dapat t hitung untuk digunakan adalah uji t
XI = 2,695101 dan t dari perhitungan di
tabel = 2,021 pada dapat t hitung untuk
taraf kesalahan 5% X3 == 2,053966 dan t
(0,05). Hal ini tabel = 2,021 pada
menunjukkan bahwa taraf kesalahan 5%
Ho ditolak dan H1 (0,05). Hal ini
diterima, jadi terdapat menunjukkan bahwa
pengaruh yang Ho ditolak dan H1
signifikan dari diterima, jadi terdapat
variabel XI terhadap pengaruh yang
Y. signifikan dari
2. Terdapat pengaruh variabel X3 terhadap
yang signifikan dari Y.
variabel Pelaksanaan Dengan melihat dari uji t
(X2) terhadap mutu tersebut, berarti sub
pendidikan (Y), yang hipotesis yang meyatakan
dapat dirumuskan bahwa dimensi
sebagai berikut Perencanaan (XI),
Statistik uji yang Pelaksanaan (X2) dan
digunakan adalah uji t Pengawasan (X3), secara
dari perhitungan di parsial mempunyai
dapat t hitung untuk pengaruh yang dominan

Manajemen Pembiayaan Pendidikan Terhadap KUafitas Pendidikan (DedyAK) 126


terhadap mutu pendidikan belajar yang efektif dan
dapat diterima. efisien. Oleh karena itu,
proses penyelenggaraan
pendidikan yang
UL Kesimpulan dan Saran berkualitas menuntut
alokasi dana yang besar
A* Kesimpulan dan menuntut manajemen
Berdasarkan hasil yang baik.
pembahasan dan penelitian 3. Pola perencanaan dan
yang telah dijabarkan pada pelaksanaan harus selalu
bab-bab sebelumnya, maka dilakukan pengevalusian
dapaty ditarik kesimpulan dalam menjalankan setiap
sebagai berikut: program-program yang
telah disusun dan
1. Dalam dilaksanakannya, hal
menyelenggarakan tersebut berguna untuk
pendidikan, suatu mencari hambatan-
lembaga seharusnya hambatan yang teijadi
memperhatikan serta untuk memudahkan
karakteristik, aspirasi dan pemecahan masalah yang
kebutuhan masyarakat harus dilaksanakan pada
di mana layanan tersebut saat itu juga. Sehingga
dilakukan. Maka perlu kualitas pendidikan yang
mempertimbangkan diharapkan akan tercapai.
perumusan kebijakan dan 4. Dalam mengikuti
keputusan-keputusan pendidikan atau
pendidikan tidak hanya menyelesaikan
berorientasi pada masa pendidikan memerlukan
kini yang pragmatis, akan biaya yang tidak kecil.
tetapi perlu berorientasi Biaya tersebut
ke masa depan yang merupakan pengeluran
mampu memenuhi yang harus dikorbankan
tuntutan jangka panjang.
untuk mendapatkan hasil
2. Program yang maksimaL Dalam
penyelenggaraan mengukiif biaya yang
pendidikan akan dikeluarkan terdapat dua
berkualitas apabila teknik analisis yang
ditunjang dengan dana biasanya digunakan, yaitu
yang memadai, sehingga dengan cost benefit
akan mempengaruhi analysis dan cost
perluasan kesempatan efektiveness analysis.

127 JURNAL Administrasi Pendidikan Voi. Ill, Nomor 2 Oktober 2005:113-133


5. Di lingkungan sekolah B. Saran-Saran
menengah umum, Bagi pihak pengelola
besarnya pendapatan dan pendidikan dan Dewan
pengeluaran dapat dilihat Sekolah/Komite Sekolah,
dalam APBS, dimana diharapakan dapat membuat
penyusunan . APBS suatu perencanaan yang baik
tersebut disesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan
dengan kebutuhan tuntutan masyarakat untuk
sekolah yang mendapatkan pendidikan yang
bersangkutan untuk satu berkualitas. . Dalam
tahun akademik. perencanaan tersebut perlu
6. Sumber pendapatan bagi memperhatikan aspek-aspek
sekolah umum, yang eksternal dan internalnya.
lebih dominan berasal Karena hal ini akan
dari orang tua dan mempengaruhi kelancaran
pemerintah. Dana yang pelaksanaan proses belajar
diperoleh dari orang tua mengajar.
biasanya berupa DSP dan Sebaiknya pihak
SPP/BP3/Dewan sekolah tidak hanya
Sekolah, yag merencanakan perolehan
dipergunakan untuk pendapatannya dari pihak
proses kegiatan pemerintah dan orang tua
pembelajaran kurikuler siswa, tetapi harus dapat
dan ekstrakurikuler, mengikutsertakan peran Dewan
sedangkan penerimaan Sekolah/Komite Sekolah untuk
dari pemerintah biasanya mendapatkan tambahan dana
berupa gaji pegawai, bagi pengembangan proses
UYHD (Uang Yang pembelajarannya, sehingga
Harus harapan setiap pihak untuk
Dipertanggungjawabkan) menciptakan suasana yang
/OPF/DRO/DIK untuk kondusif dan mendapatkan
kegitan rutin belajar pendidikan yang berkualitas
mengajar, dan yang dapat tercapai.
berupa proyek adalah Diharapkan pula bagi
BOMM (Bantuan pihak sekolah, anggaran yang
Operasional Manajemen tidak dapat seluruhnya
Mutu), BIS (Bantuan direalisasikan oleh pemerintah
Imbal Swadaya), (jika perolehannya berasal dari
BBE/Life Skill (Broad sumbangan pemerintah) jangan
Base Education and Life sampai seluruhnya dibebankan
Skill), serta Block Grant. kepiada orang tua siswa, tetapi
sekolah harus dapat mencari

Manajemen Pembiayaan Pendidikan Terhadap Kualitas Pendidikan (Dedy A.K) 128


pemecahannya dengan cara
memberdayakan Dewan
Sekolah/Komite Sekolah,
karena aturan baku yang ada
menjelaskan bahwa Dewan
Sekolah harus dapat membantu
dan mengembangkan program
yang dibuat oleh pihak sekolah.
Agar manajemen
pembiayaan pendidikan dapat
dilaksanakan dengan optimal,
diharapkan prosedur dalam
pengelolaan dan pengawasan
yang dilakukan jangan terlalu
birokratis dan banyak interupsi
dari pihak-pihak yang kurang
berkompeten. Akibat yang
dapat ditimbulkan oleh
permasalahan tersebut akan
berdampak buruk bagi
pencapaian tujuan pendidikan
yang berkualitas.

129 JURNAL Administrasi Pendidikan VoL III, Nomor 2 Oktober 2005:113-133


DAFTAR PUSTAKA Ai Sutriansih, (20020.
Efektivitas Sistem
Abin Syamsudin Makmun, Pengelolaan Biaya
(1996). Pendidikan dalam
Pengembangan Menunjang
Profesi dan Kinerja Peningkatan Kjualitas.
Tenaga Kependidikan. UPI Bandung
Program Pasca
Sarjana IKIP Blaug, Mark, (1970).
Bandung. Economics o f Education. The
Penguin Press.

(1999). Bowen, R. Howard, (1981).


Pemberdayaan Sistem The Costs o f Higher
Perencanaan dan Education. Jossey-
Manajemen Berbasis Bass Publishers.
Sekolah Menuju
Kearah Peningkatan Bray, Mark & Thomas Murray
Kualitas Kerja R.,(1998). Finahcing
Pendidikan Yang o f Education In
Diharapkan. Pidato Indonesia. Asian
Pengukuhan Jabatan Development Bank.
Guru Besar. Comparative
Departemen Education Research
Pendidikan dan Centre. The
Kebudayaan UPI. University of
Bandung. Hongkong.

Achmad Sanusi, (2002). Studi Perencanaan, (2000).


Pengembangan Perencanaan
Model: Pendidikan Pembangunan
Profesional Tenaga Pendidikan.
Kependidikan. Departemen
Departemen Pendidikan Nasional.
Pendidikan Nasional. Jakarta.
UPI. Bandung.

Manajemen Pembiayaan Pendidikan Terhadap Kualitas Pendidikan (Dedy AX) 130


Cohen, Louis & . Manion DEPDIKNAS, (2001).
Lawrence, (1994). Pedoman Penyusunan
Reseach Methods in Standar Pelayanan
Education. Fourth Minimal
edition, Routledge, Penyelenggaraan
London ang New Persekolahan Bidang
York. Pendidikan Dasar dan
M enengah Dirjen
Cohn, Elchanan, (1979). The Pendidikan Dasar dan
Economics of Menengah. Proyek
Education, Revised Peningkatan Sistem
Edition, Baiinger Evaluasi Nasional.
Publishing Company, Jakarta.
Cambridge,
Massachusetts. Donmoyer, Robert, Imber
Michael, Scheurich
Coombs, H. Philip & Hallak J.J., (1995), The
Jacques, (1972). Knowledge Base in
Managing Educational
Educational Cost, Administrationy The
Oxford University State University of
Press. New York Press.

Dedi Supriyadi, (2003), Satuan Engkoswara, (2001).


Biaya Pendidikan, Paradigma
Dasar dan Menengah, Manajemen
Cetakan Pertama, Cv. Pendidikan
Rosda Karya, Menyongsong
Bandung. Otonomi Daerah-
Yayasan Amal
DEPDKBUD, (1988). Keluarga.
Penelitian Pendidikan
Suatu Pengantar. Engkoswara & Ibrahim R ,
Diijen Pendidikan (1995) 50 Tahun
Tinggi Proyek Pendidikan dan
Pengembangan Prospeknya Terhadap
Lembaga Pendidikan Pembangunan Bangsa
Tenaga Kependidikan. Dalam PJP II. Ikatan
Jakarta. Saijana Pendidikan
Indonesia.

D l JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. IH, Nomor 2 Oktober 2005:113-133


___________ , (2000). Paradigms and
Manajemen Berbasis Practices. Teachers
Sekolah. CV. Andira College, Columbia
Bandung. University. New York
and London.
Fasli Jalai & Dedi Supriadi,
(2001). Reformasi Harun Al-Rasyid, (1999).
Pendidikan dalam Teknik Penarikan
Konteks Otonomi Sampel dan
Daerah. Adicita Penyusunan Skala.
Karya Nusa. Program Pasca
Yogyakarta. Saijana UNPAD,
Bandung.
FPIPS, (2002). Manajerial:
Jurnal Manajemen Hough, R. J., (1981). A Study
dan Sistem Informasi o f School Costs.
Pengembangan SDM. NFER Nelson
Universitas Publishing Company.
Pendidikan Indonesia.
Bandung. Hoy, K. Wayne, Miskel G.
Cecil, (2001).
Froomkin, T. Joseph, Jamison Educational
T. Dean, Radner Roy, Administration:
(1976) Education as Theory, Research, and
an Industry. National Practice. McGraw
Bureau of Economic Hill.
Research, Inc., by
Ballinger Publishing Johns, L. Roe, Morphet L.
Company, Cambridge, Edgar, (1975). The
Mass. Economics and
Financing of
Glasser, William, (1992). The Education: A System
Quality School: Approach. Prentice
Managing Students Hall, Inc., Englewood
Without Coercion. Cliffs, New Jersey.
Harper Perennial. J
ohnson, L. Sandra, Rush C.
Guskey, R. Thomas, Huberman Sean, (1995).
Michael, (1995). Reinventing The
Profesional University: Managing
Development In and Financing
Education: New Institutions o f Higher

Mcmajemen Pembiayaan Pendidikan Terhadap. Kualitas Pendidikan ('DedyA.K) D 2


¡Education. Coopers & Mohammad Fakry Gaffar,
Lybrand L L P. John (2000). Pembiayaan
Wiley & Sons, Inc. Pendidikan:
Permasalahan dan
Johns, L. Roe, Morphet L. Kebijaksanaan Dalam
Edgar, Alexander Perspektif Reformasi
Kern, (1983). The Pendidikan Nasional.
¡economics Kohvensi Nasional
Financing of Pendidikan Indonesia
Education. Fourth IV. Jakarta 19-22
Edition. Prentice-Hall, September 2000.
Inc., Engel wood
Cliffs, New Jersey
07632. (1992). Pembuatan
Keputusan: Konsep,
Jones. H Thomas, (1985). Prinsip dan Proses.
Introduction To IKIP Bandung.
School Finance:
Technique and Social
Policy. Macmillan
Publishing Company,
New York.
Penulis adalah Dedy Achmad
Lightfoot, Lawrence Sara,
(1983). The Good Kurniady, M. P (L —Dosen tetap
High School: Potraits Jurusan Administrasi Pendi­
o f Character and dikan FIP UPl
Culture. Basic Books,
Inc , Publishers - New
York.

Lipham, M. James, Rankin E.


Robb, Hoeh A. James
(1985). The
Priticipalship:
Concepts, --00O00--
Competencies, and
Cases. Longman Inc.,
New York & London

133 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. III, Nomor 2 Oktober 2005:113-133

Anda mungkin juga menyukai