Spririt Muharram Dimasa Pandemi
Spririt Muharram Dimasa Pandemi
<َ ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم
ون َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ
َّ ين َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح
ث ِم ْنهُ َما َّ َق ِم ْنهَا َز ْو َجهَا َوب َ َس َوا ِح َد ٍة َو َخل ٍ يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف
َ ون بِ ِه َواَأْلرْ َحا َ<م ِإ َّن هَّللا َ َك
ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا َ ُِر َجااًل َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءل
ين َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا< قَ ْواًل َس ِديدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم
َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ
َو َم ْن يُ ِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ< فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما
Ayah bunda yang dirahmati Allah Azzawajalla
Marilah senantiasa kita berupaya meningkatkan syukur dan taqwa kita
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh di seluruh satuan waktu dan di
setiap kesempatan, nikmat Allah selalu membersamai kita. Dalam kondisi
saat ini, dipanjangkan-Nya usia kita adalah nikmat besar. Disehatkan-Nya
fisik kita adalah nikmat besar. Dan yang paling besar di antara nikmat-
nikmat besar adalah ketika Dia menjaga kita sehingga iman tetap
bersemayam dalam jiwa kita.
Hari ini kita telah memasuki tahun 1443 Hijiriyah. Bertepatan dengan hari
selasa adalah hari pertama. 1 Muharram 1443 Hijiryah. Ini bagian dari
nikmat Allah yang patut kita syukuri. Sekaligus menjadi momentum bagi kita
untuk memperbarui semangat hijrah. Khususnya di masa pandemi ini.
Spirit Hijrah dalam Kalender Hijriyah
Ayah bunda yang dirahmati Allah Azzawajalla
Awalnya umat Islam tidak memiliki angka tahun. Di masa Rasulullah, tahun-
tahun dinamakan sesuai peristiwa besar yang terjadi di dalamnya. Misalnya
tahun gajah, karena di tahun itu ada pasukan gajah pimpinan Abrahah yang
hendak menghancurkan Ka’bah. Ada yang disebut tahun fijar karena di
dalamnya terjadi Perang Fijar. Ada tahun nubuwah karena di tahun itu
Rasulullah menerima wahyu.
Ada yang mengusulkan mengikuti tahun Romawi, tetapi usulan ini ditolak
mentah-mentah. Para sahabat kemudian mengusulkan empat peristiwa
sebagai tahun pertama dalam kalender Islam. Pertama, kalender Islam
dimulai dari tahun kelahiran Rasulullah. Kedua, kalender Islam dimulai dari
tahun nubuwwah. Ketiga, kalender Islam dimulai dari tahun hijrah.
Dan keempat, kalender Islam dimulai dari tahun wafatnya Rasulullah.
Usulan pertama dan ketiga tidak diambil. Alasan terbesarnya, baik kelahiran
maupun tahun nubuwah, keduanya adalah semata-mata anugerah Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Tak ada upaya atau perjuangan manusia (juhud
basyari) sama sekali. Usulan keempat juga tidak diambil. Sebab
dikhawatirkan mengulang suasana duka jika wafatnya Rasulullah dijadikan
tahun pertama kalender Islam.
Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu mengusulkan kalender Islam dimulai
dari tahun hijrah ke Madinah. Banyak alasannya. Hijrah adalah dimulainya
peradaban baru Islam. Hijrah adalah perubahan umat Islam dari yang
semula tertindas di Makkah menjadi kekuatan di Madinah. Dan berbeda
dengan kelahiran dan nubuwah Rasulullah yang sama sekali tak ada upaya
manusiawi, hijrah merupakan perjuangan besar umat Islam yang dipenuhi
dengan banyak sejarah pengorbanan (tadhiyah).
Maka ditetapkanlah tahun hijrah sebagai tahun pertama kalender Islam. Dan
karenanya, penanggalan ini disebut sebagai kalender hijriyah. Spiritnya
adalah spirit hijrah.
Makna Hijrah
Ayah bunda yang dirahmati Allah Azzawajalla
Secara khusus, hijrah yang menjadi dasar penentuan tahun pertama
kalender hijriyah adalah perpindahan para sahabat dari Makkah ke Madinah.
Perpindahan tempat dalam rangka menyelamatkan dan memperjuangkan
agama. Hijrah makaniyah.
Namun hakikat hijrah jauh lebih luas dari itu. Ia bisa dilakukan oleh siapapun
dan di manapun. Hijrah maknawiyah. Sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam:
Hijrah maknawiyah inilah yang harus menjadi spirit dalam momentum tahun
baru hijriyah. Kita meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Hijrah dari syirik menuju tauhid. Hijrah dari kebathilan
menuju kebenaran. Hijrah dari kemaksiatan menuju ketaatan. Hijrah dari
kezaliman menuju keadilan. Hijrah dari yang haram menuju yang halal.
Hijrah dari keburukan menuju kebaikan.
Spirit hijrah harus ada mulai dari hal yang paling fundamental dalam diri
kita. Yakni keyakinan, keimanan. Jika selama ini masih ada keraguan dalam
keimanan kita, maka kita harus memiliki spirit hijrah sehingga iman kita
kepada Allah benar-benar iman yang kuat. Iman yang menancap di hati.
Dibuktikan dalam sikap dan perbuatan. Mewujud dalam perjuangan dan
pengorbanan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
ين َآ َمنُوا ِباهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه ثُ َّم لَ ْم يَرْ تَابُوا َو َجاهَ ُدوا بَِأ ْم َوالِ ِه ْم َوَأ ْنفُ ِس ِه ْم فِي <َ ُِإنَّ َما ْال ُمْؤ ِمن
َ ون الَّ ِذ
َ ُك هُ ُم الصَّا ِدق
ون َ َسبِي ِل هَّللا ِ ُأولَِئ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al Hujurat: 15)
Keyakinan kita terhadap akhirat harus semakin kuat. Apalagi di masa
pandemi kita dihadapkan pada fakta banyaknya teman dan tetangga yang
tiba-tiba meninggal dunia. Baik terpapar virus corona maupun sakit lainnya.
Keyakinan kita lantas membuahkan spirit hijrah berikutnya. Yakni kita
berusaha semakin mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka kita pun memperbaiki shalat kita. Memperbaiki dzikir dan doa-doa kita.
Memperbaiki tilawah kita. Memperbaiki puasa dan infaq kita. Pendek kata,
spirit hijrah harus membuat ibadah kita lebih baik, lebih khusyu’
lebih taqarrub ilallah.
Spirit hijrah juga harus mewarnai akhlak kita. Di masa pandemi seperti ini,
alangkah banyaknya orang yang tiba-tiba berpisah dengan keluarganya.
Berpisah dengan kerabatnya. Berpisah dengan tetangganya. Berpisah
dengan teman-temannya. Karena meninggal dunia.
Spirit hijrah juga harus mewarnai semangat dan gaya hidup kita. Pandemi ini
membawa dampak yang luas. Tak hanya kesehatan, tetapi juga ekonomi,
sosial dan pendidikan. Maka spirit hijrah membuat kita lebih menjaga
kebersihan dan kesehatan. Spirit hijrah mewujud dalam gaya hidup
sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Spirit hijrah mewujud dalam semangat
pantang menyerah. Spirit hijrah mewujud dalam menyempurnakan ikhtiar
demi mencapai karunia dan barokah-Nya.
ِ َأقُ ْو ُل قَ ْو ِل هَ َذا َوا ْستَ ْغفِر ُْوهَّللا َ ْال َع ِظي ِْم ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُو ُر الر
َّحي ُم
Ayah bunda yang dirahmati Allah Azzawajalla
Meskipun kita tidak mendapat kesempatan hijrah makaniyah sebagaimana
para sahabat yang hijrah dari Makkah ke Madinah, semoga dengan hijrah
maknawiyah kita mendapat keutamaan yang dijanjikan Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
ۚ ِ ت هَّللا
َ ُون َرحْ َم َ ين هَا َجرُوا َو َجاهَ ُدوا فِي َسبِي ِل هَّللا ِ ُأو ٰلَِئ
َ ك يَرْ ج َ ين آ َمنُوا َوالَّ ِذَ ِإ َّن الَّ ِذ
َوهَّللا ُ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan
berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah: 218)
ۚ ِ ين آ َمنُوا َوهَا َجرُوا َو َجاهَ ُدوا فِي َسبِي ِل هَّللا ِ بَِأ ْم َوالِ ِه ْم َوَأ ْنفُ ِس ِه ْم َأ ْعظَ ُم َد َر َجةً ِع ْن َد هَّللاَ الَّ ِذ
َ َوُأو ٰلَِئ
َ ك هُ ُم ْالفَاِئ ُز
ون
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan
harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan
itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS. Surat At-Taubah: 20)