Anda di halaman 1dari 76

Volume 3 | Nomor | 2016 | Halaman -

JTIIK
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

Volume , Nomor , 201 ISSN 2355-7699

JTIIK diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM), Universitas Brawijaya sejak
April 2014. JTIIK memuat naskah hasil-hasil penelitian di bidang Teknologi Informasi dan
Ilmu Komputer.

Ketua Redaksi

Ketua Redaksi Pelaksana

Redaksi Pelaksana

Pelaksana Tata Usaha

Alamat Redaksi dan Tata Usaha


Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM), Universitas Brawijaya
Jl. Veteran No. 8 Malang, 65145
Telp./Fax (0341) 577911
Email: jtiik@ub.ac.id
Website: http://www.jtiik.ub.ac.id

blind-review
JTIIK
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

Volume , Nomor , 201 ISSN 2355-7699

MITRA BESTARI
1. Arif Muntasa (Universitas Trunojoyo Madura
2.
3.
4.
5. ( )
6.
JTIIK
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

Volume , Nomor , 201 ISSN 2355-7699

DAFTAR ISI
Perangkat Lunak Bantu Paleontologi Penentuan Usia Fosil Purba Menggunakan 156-162
Pendekatan Rule Based Architecture.
Faulinda Ely Nastiti, Pipin Widyaningsih
Pengelompokan Data Hasil Tes Kepribadian 16pf Sopir Bus Menggunakan 163-168
Algoritma Genetika.
Luthfi Hidayat, Wayan Firdaus Mahmudy
Penerapan Algoritma Genetika Untuk Penentuan Batasan Fungsi Kenggotaan 169-173
Fuzzy Tsukamoto Pada Kasus Peramalan Permintaan Barang.
Rifki Setya Armanda, Wayan Firdaus Mahmudy
Rancang Bangun Sistem Informasi Dokumentasi Kegiatan Science Techno Park 174-179
Berbasis Web Pada Pusat Inovasi LIPI.
Karno, Tri Budi Setyaningsih, Andis Priswantoro
Edmodo Untuk Meningkatkan Kualitas Perencanaan Proyek Dan Efektivitas 180-187
Pembelajaran Di Lingkungan Pembelajaran Yang Bersifat Asinkron
Admaja Dwi Herlambang, Wahyu Nur Hidayat
Analisis Usability Pada Website Universitas Brawijaya Dengan Heuristic 188-19
Evaluation.
Bella Aulia M, M Chandra Saputra, Aryo Pinandito
Identifikasi Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Pada Anak 19 -
Usia Dini Menggunakan Metode Neighbor Weighted K-Nearest Neighbor
(NWKNN).
Putri Nur Fadila, Indriati, Dian Eka Ratnawati
Perbandingan Metode SVM, FUZZY-KNN, Dan BDT-SVM Untuk Klasifikasi 20 -207
Detak Jantung Hasil Elektrokardiografi.
Uswatun Hasanah, Lintang Resita M, Andhica Pratama, Imam Cholissodin
TF-IDF-Enhanced Genetic Algorithm Untuk Extractive Automatic Text 208-215
Summarization.
Dhimas Anjar Prabowo, Muhammad Fhadli, Mochammad Ainun Najib,
Handika Agus Fauzi, Imam Cholissodin
Perbandingan Metode ANN-PSO Dan ANN-GA Dalam Pemodelan Komposisi 216-225
Pakan Kambing Peranakan Etawa (PE) Untuk Optimasi Kandungan Gizi.
Canny Amerilyse Caesar, Latifah Hanum, Imam Cholissodin
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)
Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 156-162

PERANGKAT LUNAK BANTU PALEONTOLOGI


PENENTUAN USIA FOSIL PURBA MENGGUNAKAN PENDEKATAN RULE
BASED ARCHITECTURE
Faulinda Ely Nastiti1, Pipin Widyaningsih2

12
, STMIK Duta Bangsa
Email: faulinda.en@gmail.com 2pipinwidyaningsih@gmail.com
1

(Naskah masuk: 8 Agustus 2016, diterima untuk diterbitkan: 8 September 2016)


Abstrak
Situs Sangiran merupakan situs purba digunakan untuk musium dan konservasi fosil-fosil yang ditemukan
pada kawasan Sangiran. Kegiatan konservasi dilakukan oleh seksi Eksplorasi dengan melakukan analisis
laboratorium menggunakan metode relatif. Metode relatif dapat memungkinkan perbedaan hasil usia fosil.
Perangkat lunak bantu dibuat dengan tujuan untuk mengurangi subjektifitas dan ketidaksamaan persepsi
penentuan usia fosil. Perangkat lunak dibangun berdasarkan kriteria lapisan tanah yang dimiliki oleh fosil
tersebut dengan kaidah-kaidah yang di gunakan oleh seksi Eksplorasi Balai Besar Situs Manusia Purba Sangiran.
Penelitian ini mengadopsi metode penelitian Software Engineering Expert System. Basis aturan yang digunakan
adalah metode Forward Chaining, dimana penentuan usia fosil didapatkan dari penginputan ciri-ciri lapisan
tanah dimana fosil ditemukan. Perangkat Lunak Paleontology memiliki 13 basis aturan. Basis aturan penelusuran
usia fosil yang dikembangkan sesuai dengan akuisisi pengetahuan seksi Eksplorasi. Perangkat lunak membantu
para ahli geologi untuk menentukan usia fosil secara objektif sesuai kaidah-kaidah penentuan umur fosil dengan
metode Relatif. Pengujian tingkat kepercayaan Perangkat Lunak diukur dengan metode Certainly Factor.
Kata kunci: Sistem Pakar,Penelusuran Kedepan, Paleontology, Sangiran, Tingkat Kepercayaan
Abstract
Sangiran is an archeology site that is used as museum and fossil conservation that is found around Sangiran.
Conservation activities carried out by Exploration Devision by conducting laboratory analysis using relative
method. Those result some contradiction between on the statement of the fossil age.
Then a software is built to help reduce subjectivity and perception of inequalities determining the age of fossils.
The software is built based on the criteria of layers of land owned by the fossils as ruled by Sangiran Exploration
Devision. This study adopts the research Software Engineering Expert System. Forward Chaining method is the
basis of rules that are used, where the determination of the age of the fossils obtained from inputting the
characteristics of the soil layer discovery of fossils.Paleontology software has 13 base rules to investigate the
fossil age based on knowledge acquisition by Sangiran Exploration Devision. The software helps the geologists to
determine the age of fossils objectively as written on the fossils age determination. Software testing conducted to
measure confidence level by using Certanly FactorMetode.
Keywords: Expert System, Forward Chaining, Paleontologi, Sangiran, Certainly Factor

penilaian unsur tanah. Hal ini berdampak pada


1. PENDAHULUAN penentuan usia fosil dengan hasil yang tidak sama
pada tiap ahli geologi.
Situs Sangiran, merupakan balai konservasi Nilai subjektifitas perhitungan usia fosil pada
Paleontologi dan merupakan musium terbesar di Asia situs sangiran tersebut dapat ditanggulangi dengan
(Wahyu, 2012). Situs Sangiran diperkirakan masih memanfaatkan perangkat lunak bantu/aplikasi
memiliki beragam fosil purba yang terkubur di dalam menggunakan pendekatan Rule Based Arhitecture.
lapisan tanah seluas kurang lebih 78 km2 (Rendra, Rule Based Architecture dalam sistem pakar
2013). merupakan pendekatan dengan pernyataan bersyarat
Kegiatan penentuan usia fosil di Situs Manusia yang berisi kondisi, tindakan, dan hasil berdasarkan
Purba Sangiran dilakukan oleh seksi Eksplorasi fakta-fakta dan gejala-gejala(Abraham, 2005).
dengan melakukan analisis laboratorium Dalam kasus Knowledge-system, komponen rule
menggunakan metode Relatif (Nugraha, 2013). based merupakan hal terpenting sebagai dasar dari
Metode Relatif merupakan penentuan usia fosil yang penciptaan dan inferensi aturan-aturan (Ligeza,
mengacu pada lapisan tanah dimana fosil ditemukan 2006). Inferensi aturan-aturan Perangkat lunak bantu
(Noor, 2012). ini akan membantu ahli geologi dalam menentukan
Masalah utama pada penentuan usia fosil adalah usia fosil lebih objektif.
adanya perbedaan pendapat para ahli geologi pada
156
Faulinda Ely Nastiti, Pipin Widyaningsih, Perangkat Lunak Bantu Paleontologi Penentuan Usia Fosil Purba … 157

2. METODOLOGI menentukan usia. Setelah diperoleh hasil usia fosil


lalu diregistrasi dan dibuat laporan mengenai
1. Research & Review, peneliti melakukan
penemuan fosil dengan menggunakan Ms. Word atau
observasi pada Situs sangiran untuk melihat
Ms. Excel. Fathoni (Fathoni, 2016) mengemukakan
proses dan prosedur penentuan umur fosil yang
bahwa hasil penentuan usia fosil memiliki unsur
dilakukan oleh ahli geologi Seksi Eksplorasi.
subjektifitas yang mengakibatkan perbedaan hasil
2. Identifikasi Masalah, melakukan identifikasi
umur fosil berbeda-beda oleh tiap ahli geologi. Hal
masalah terhadap objek yang diteliti. Pada tahap
ini dikarenakan tiap ahli geologi memiliki pendapat
ini penelitian dilakukan dengan cara wawancara
sendiri-sendiri mengenai jenis tanah yang dimiliki
kepada Ahli geologi seksi Eksplorasi Situs
oleh fosil.
Sangiran untuk mengetahui alasan
keterlambatan penentuan usia fosil. 3.2 Analisa Kebutuhan
3. Analisis kebutuhan, pada tahap ini kebutuhan Tahap ini mendefisnisikan layanan dan apa saja
dan keinginan pengguna terhadap prototype yang di dapatkan oleh pengguna aplikasi. Dibagi
aplikasi yang dikembangkan didapatkan dari menjadi 2 user yaitu Pakar (Ahli geologi) dan
wawancara. Analisis Kebutuhan akan menggali Pengguna (Peneliti) :
kubutuhan fungsional dan human interaction 1. Pakar (Ahli Geologi)
perangkat lunak dan penggunanya. a) Pakar dapat login ke menu utama.
4. Akuisisi pengetahuan, dilakukan dengan cara b) Sistem dapat memberikan peringatan saat
menggali pengetahuan dan aturan-aturan dalam login jika password yang dimasukan salah.
memutuskan/menentukan usia fosil dengan c) Pakar dapat melakukan pengolahan data
metode relatif. Pada tahap ini peneliti akan jenis tanah meliputi tambah, hapus, dan
menggambarkan pohon keputusan berdasarkan simpan data jenis tanah.
aturan-aturan yang di berikan oleh ahli geologi d) Pakar dapat melakukan pengolahan data
seksi eksplorasi situs Sangiran. formasi tanah meliputi tambah, hapus, dan
5. Tahap perancangan dan pembuatan program simpan data formasi tanah.
a. Tahap Perancangan melakukan aktifitas e) Pakar dapat melakukan pengolahan data
untuk merancang cetak biru perangkat lunak lapisan tanah meliputi tambah, hapus, dan
yang akan dikembangkan berdasarkan simpan data lapisan tanah.
spesifikasi kebutuhan fungsional. f) Pakar dapat menambahkan aturan relasi data
b. Pembuatan program difokuskan untuk jenis, formasi dan lapisan tanah.
merealisasikan cetak biru menjadi perangkat g) Pakar dapat melakukan proses penelitian
lunak. Perangkat lunak akan memberikan 2 usia fosil.
jenis layanan: (1) Layanan untuk bisa meng- h) Sistem dapat merekam data jawaban dari
update pengetahuan dilakukan oleh pakar pertanyaan dalam proses penelitian usia
dalam hal ini adalah seorang ahli geologi fosil.
seksi Eksploitasi, (2) Layanan untuk i) Sistem dapat memberikan hasil penelitian
melakukan penelusuran terhadap usia fosil usia fosil.
dengan metode relatif berdasarkan lapisan j) Pakar dapat melakukan registrasi dan
tanah yang dimiliki oleh situs Sangiran. menyimpan hasil usia fosil.
6. Pengujian perangkat lunak, dilakukan untuk k) Sistem dapat melakukan simpan data
melihat kesesuaian perangkat lunak dengan gambar fosil.
spesifikasi kebutuhan fungsional dan non l) Pakar dapat melakukan pengolahan laporan
fungsional. Hasil dari tahap ini adalah jawaban data usia fosil.
apakah perangkat lunak layak digunakan 2. Pengguna (Peneliti)
dengan sempurna atau memerlukan perbaikan a) Pengguna dapat melakukan proses
atau penambahan fitur penelitian usia fosil.
7. Distribusi, pada tahap ini prototype yang sudah b) Sistem dapat merekam data jawaban dari
dinyatakan layak oleh tim penguji akan di pertanyaan dalam proses penelitian usia
distribusikan ke situs Sangiran seksi Eksplorasi fosil.
agar dapat digunakan sebagaimana tujuan dan c) Sistem dapat memberikan hasil penelitian
manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti. usia fosil.
d) Pengguna dapat melakukan registrasi dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN menyimpan hasil usia fosil.
3.1 Indetifikasi Masalah e) Sistem dapat melakukan simpan data
Sistem penentuan umur fosil dengan metode gambar fosil.
relatif meliputi pengamatan langsung ke lokasi f) Pengguna dapat melakukan pengolahan
penemuan fosil oleh ahli geologi untuk melakukan laporan data usia fosil.
penelitian lapisan tanah. Hasil penelitian ahli geologi
dicatat dan dianalisis dalam laboratorium untuk 3.3 Akuisisi Pengetahuan
158 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 156-162

Sumber-sumber yang dijadikan sumber N Jenis Ciri - Form Lapis Kete Umu
pengetahuan antara lain adalah : o Tan ciri asi an balan r
1. Bpk Muhammad Rais Fathoni, ST menjabat ah Tana Tana Tana
sebagai seksi Eksplorasi (ahli Geologi) Balai Situs h h h
Manusia Purba Sangiran yang ditunjuk sebaga berlu Kabu Menc 480.0
Pakar dalam penelitian ini. mpur, h apai 00
gravel tenga 5,8 – Tahu
2. Jurnal penelitian dengan judul; ” Peningkatan air h 20 m n
Kreativitas Desan Cindramata untuk mendukung sunga
Museum Sangiran Kabupaten Sragen Jawa Kabu Menc 250.0
i
Tengah” h atas apai 3 00
– 16 Tahu
3. Geological Research and Developmen Center
m n
Directorate General of Geology and Mineral
Pasir , Form Noto Menc 240.0
Resources Ministry of Mines and Energi, terdap asi puro apai 00
Bandung, Indones at Notop bawa 2,8 – Tahu
batu uro h 28,9 n
Dengan hasil akusisi pengetahuan sebagai berikut: pumis m
Tabel 1 Akusisi Pengetahuan an,
Noto Menc 120.0
N Jenis Ciri - Form Lapis Kete Umu tufa
puro apai 00
o Tan ciri asi an balan r tenga 20 m Tahu
ah Tana Tana Tana h n
h h h Noto Menc 11.00
1 Lem Lemp Form Kalib Menc 3.000 puro apai 0
pung ung asi eng apai .000 atas 25 m Tahu
warna Kalib Terba 107 m Tahu n
biru, eng wah n
endap Kalib Menc 2.600
an air
Berdasarkan tabel Tabel 1, akusisi pengetahuan
eng apai 4 .000
laut diturunkan kedalam Representasi Pengetahuan
kedua –7m Tahu
n
(Subasi, 2007). Representasi digambarkan dengan
pohon keputusan (Tree, n.d.) dari pembagian usia
Kalib Menc 2.200 lapisan tanah. Pohon Keputusan dapat dilihat pada
eng apai 1 .000 Gambar 1 berikut :
ketig – 2,5 Tahu
a m n
Kalib Menc 1.800
eng apai 1 .000
keem Meter Tahu
pat n
Lemp Form Puca Menc 1.700
ung asi ngan apai .000
warna Pucan bawa 0,7 – Tahu
hitam, gan h 50 m n
endap Puca Menc 800.0
an ngan apai 00
lahar atas 100 m Tahu
dingi n Gambar 1 Pohon Keputusan
n
(breks Keterangan :
i Kode J001 - J003 menunjukan jenis tanah
vulka Kode F001 - F005 menunjukan formasi tanah
nik) Kode L001 - L013 menunjukan lapisan tanah.
2 Gam Batu Form Lapis Menc 730.0 Kode A - M menunjukan usia fosil.
ping gampi asi an apai 00
ng Grenz grenz 0,1 – Tahu
dan bank bank 46,3 n
batu m
pasir 3.4 Basis Aturan (Role Base)
3 Pasir Pasir Form Kabu Menc 720.0 Basis Aturan merupakan representasi dari
silang asi h apai 6 00 penalaran manusia terhadap suatu pemecahan
siur Kabu bawa – 20 Tahu masalah (Fairuz, 2005). Forward Chaining
atau h h m n merupakan salah satu teknik dari Basis aturan(Barry,
2008). Forward Chaining menelusuri rantai fakta-
fakta temuan yang mengasilkan kesimpulan (Bacchus
Faulinda Ely Nastiti, Pipin Widyaningsih, Perangkat Lunak Bantu Paleontologi Penentuan Usia Fosil Purba … 159

& Ady, 2001). Berikut Basis aturan Forward AND Memiliki ketebalan 100 meter Is Yes
Chaining dalam menganalisis usia fosil : AND Merupakan endapan lahar dingin Is Yes
1. RULE Usia Fosil 11.000 Tahun AND Mengandung lanau Is No
IF Tanah lokasi penemuan berpasir Is Yes THEN Lapisan Pucangan Atas usia 800.000
AND Mengandung grave, abu vulkanik dan Tahun
lanau Is Yes 9. RULE Usia Fosil 1.700.000 Tahun
AND Merupakan lapisan atas Is Yes IF Tanah lokasi penemuan berupa lempung Is
AND Memiliki ketebalan 25 meter Is Yes Yes
AND Mengandung pasir besi Is No AND berwarna hitam kehijauan Is Yes
THEN Lapisan Notopuro atas usia 200.000 AND Memiliki ketebalan 0,7-50 meter Is Yes
Tahun AND Merupakan endapan lahar dingin Is Yes
2. RULE Usia Fosil 120.000 Tahun AND Mengandung lanau Is No
IF Tanah lokasi penemuan berpasir Is Yes THEN Lapisan Pucangan bawah usia 1.700.000
AND Mengandung grave, abu vulkanik dan Tahun
lanau Is Yes 10. RULE Usia Fosil 1.800.000 Tahun
AND Merupakan lapisan atas Is Yes IF Tanah lokasi penemuan berupa lempung Is
AND Memiliki ketebalan 20 meter Is Yes Yes
AND Mengandung pasir besi Is No AND berwarna abu-abu kebiruan Is Yes
THEN Lapisan Notopuro tengah usia 220.000 AND Memiliki ketebalan 1 meter Is Yes
Tahun AND Merupakan endapan laut dalam Is Yes
3. RULE Usia Fosil 240.000 Tahun AND Mengandung lanau Is Yes
IF Tanah lokasi penemuan berpasir Is Yes THEN Lapisan Kalibeng Atas usia 1.800.000
AND Mengandung grave, abu vulkanik dan Tahun
lanau Is Yes 11. RULE Usia Fosil 2.200.000 Tahun
AND Merupakan lapisan atas Is Yes IF Tanah lokasi penemuan berupa lempung Is
AND Memiliki ketebalan 3,2-28,9 meter Is Yes Yes
AND Mengandung pasir besi Is No AND berwarna abu-abu kebiruan Is Yes
THEN Lapisan Notopuro bawah usia 240.000 AND Memiliki ketebalan 2,5 meter Is Yes
Tahun AND Merupakan endapan laut dalam Is Yes
4. RULE Usia Fosil 250.000 Tahun AND Mengandung lanau Is Yes
IF Tanah lokasi penemuan berpasir Is Yes THEN Lapisan Kalibeng Tengah usia 2.200.000
AND Mengandung lumpur Is Yes Tahun
AND Memiliki ketebalan 3-16 meter Is Yes 12. RULE Usia Fosil 2.600.000 Tahun
AND Mengandung pasir besi Is Yes IF Tanah lokasi penemuan berupa lempung Is
THEN Lapisan Kabuh atas usia 250.000 Tahun Yes
5. RULE Usia Fosil 425.000 Tahun AND berwarna abu-abu kebiruan Is Yes
IF Tanah lokasi penemuan berpasir Is Yes AND Memiliki ketebalan 4-7 meter Is Yes
AND Mengandung lumpur Is Yes AND Merupakan endapan laut dalam Is Yes
AND Memiliki ketebalan 5,8-20 meter Is Yes AND Mengandung lanau Is Yes
AND Mengandung pasir besi Is Yes THEN Lapisan Kalibeng bawah usia 2.600.000
THEN Lapisan Kabuh tengah usia 425.000 Tahun
Tahun 13. RULE Usia Fosil 3.000.000 Tahun
6. RULE Usia Fosil 600.000 Tahun IF Tanah lokasi penemuan berupa lempung Is
IF Tanah lokasi penemuan berpasir Is Yes Yes
AND Mengandung lumpur Is Yes AND berwarna abu-abu kebiruan Is Yes
AND Memiliki ketebalan 6-50 meter Is Yes AND Memiliki ketebalan 107 meter Is Yes
AND Mengandung pasir besi Is Yes AND Merupakan endapan laut dalam Is Yes
THEN Lapisan Kabuh bawah usia 600.000 AND Mengandung lanau Is Yes
Tahun THEN Lapisan Kalibeng
7. RULE Usia Fosil 700.000 Tahun
IF Tanah lokasi penemuan berupa lempung Is 3.5 Perancangan dan Program
Yes
AND berwarna hitam kehijauan Is Yes Use Case Diagram dari perangkat lunak
AND Memiliki ketebalan 0,1-46,3 meter Is Yes Paleontologi dapat dilihat pada gambar 2:
AND Merupakan lapisan pembatas Is Yes
THEN Lapisan Grezbenk usia 700.000 Tahun
8. RULE Usia Fosil 800.000 Tahun
IF Tanah lokasi penemuan berupa lempung Is
Yes
AND berwarna hitam kehijauan Is Yes
160 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 156-162

digunakan oleh peneliti fosil untuk menginputkan


ciri-ciri lapisan tanah sesuai lokasi penemuan fosil.

Gambar 2 Use Case Diagaram Perangkat Lunak Gambar 5 Menu Penelitian Jenis Tanah
Paleontologi Tombol Lanjutkan gambar 5 digunakan untuk
Perangkat lunak Paleontologi dibangun dengan melanjutkan proses penelitian masuk ke form
bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dan database penelitian formasi tanah gambar 6.
Microsoft Access. Tampilan Menu pembuka dapat
dilihat pada gambar 3

Gambar 3 Halaman Login Pakar dan Non Login


untuk Peneliti Fosil
Gambar 6 Menu Lapisan Tanah

Gambar 7 Halaman Rekam Data


Gambar 7 digunakan untuk menampilkan data
jenis, formasi, dan lapisan tanah yang sudah dipilih
dalam penelitian. Data tersebut akan dianalisis untuk
Gambar 4 Menu Relasi Data Tanah menghasilkan usia fosil seperti pada gambar 8.
Pada gambar 4 digunakan untuk melihat relasi
data antara jenis tanah dengan formasi tanah dan
formasi tanah dengan lapisan tanah. Tombol tambah
digunakan untuk masuk form tambah relasi data
tanah.
Pada form menu penelitian jenis tanah terdapat
combobox untuk memilih jenis tanah. Form ini
Faulinda Ely Nastiti, Pipin Widyaningsih, Perangkat Lunak Bantu Paleontologi Penentuan Usia Fosil Purba … 161

Maka nilai CF Tabel 2 untuk usia fosil 11.000 tahun


jika dimasukkan pada rumus diatas menjadi:
CFAB (CFA,CFB) = 0.50+0.55 (1-0.50) = 0.78
CFC (CFOLD,CFC) = 0.78+0.40 (1-0.78) = 0.87
CFD(CFOLD,CFD) = 0.87+0.70 (1-0.87) = 0.96
CFE (CFOLD,CFE) = 0.96+0.70 (1-0.96) = 0.97
Sehingga CF usia Fosil 11.000 tahun adalah 0.97 atau
97% dan usia fosil 120.000tahun seperti dilihat pada
tabel 3.
Tabel 3 Usia Fosil 120.000 tahun
Gambar 8 Halaman Hasil Usia Fosil
No Ciri CF
Setelah umur fosil dapat teridentifikasi, 1 Tanah lokasi penemuan berpasir 0.50
selanjutnya data penemuan fosil tersebut disimpan 2 Mengandung grave, abu vulkanik, 0.55
pada menu registrasi seperti pada gambar 9. dan lanau
3 Merupakan lapisan atas 0.40
4 Memiliki ketebalan 20 meter 0.75
5 Tidak Mengandung pasir besi 0.35

Maka CF usia fosil 120.000 tahun adalah:


CFFG (CFF,CFG) = 0.50+0.55 (1-0.50) = 0.78
CFH (CFOLD,CFH) = 0.78+0.40 (1-0.78) = 0.87
CFI (CFOLD,CFI) = 0.87+0.70 (1-0.87) = 0.97
CFJ (CFOLD,CFJ) = 0.97+0.75 (1-0.97) = 0.98
Sehingga CF usia Fosil 120.000 tahun adalah 0.98
atau 98%.
Jika 13 rule dihitung akan menghasilkan CFcombine
Gambar 9 Halaman Hasil Usia Fosil (CFc) usia Fosil sebesar 0.96 atau 96%.

3.6 Pengujian Tingkat Keyakinan Perangkat 4. KESIMPULAN


Lunak Perangkat lunak Paleontology memiliki 13 rule
Metode yang digunakan untuk pengujian adalah untuk menelusuri usia fosil sesuai dengan proses
Certainly Factor (CF). CF cocok diterapkan pada penentuan usia fosil oleh pakar yang dilakukan pada
kasus yang tidak memiliki kepastian penuh. Nilai CF Balai Besar Situs Manusia Purba Sangiran. Perangkat
diberikan oleh pakar besarnya antara -1 sampai lunak membantu para ahli geologi untuk menentukan
dengan 1 (Susanto, 2015). Perangkat lunak usia fosil secara objektif sesuai dengan kaidah-kaidah
paleotologi memiliki kaidah (role) yang serupa, penentuan umur fosil dengan metode relatif.
sehingga rumus yang digunakan adalah similary Pengujian perangkat lunak dilakukan dengan metode
concluded rules (Daniel & Virginia, 2010). Berikut Certainly Factor memiliki tingkat kepercayaan
nilai CF yang didapatkan dari Bpk Muhammad Rais sebesar 96%.
Fathoni, ST selaku pakar dalam penelitian ini. CF Proses akuisisi dengan metode relatif masih kurang
pakar dari ciri-ciri usia fosil 11.000 tahun seperti memiliki ketepatan umur yang pasti, sehingga
pada tabel 2 berikut: diharapkan peneliti selanjutnya dapat
Tabel 2 Nilai CF Usia Fosil 11.000 tahun mengembangkan sistem pakar menggunakan basis
No Ciri CF
pengetahuan dengan perhitungan fosil Metode
1 Tanah lokasi penemuan berpasir 0.50 Absolute.
2 Mengandung grave, abu vulkanik, 055
dan lanau
3 Merupakan lapisan atas 0.40 5. TERIMAKASIH
4 Memiliki ketebalan 25 meter 0.70
5 Tidak Mengandung pasir besi 0.35 Terimakasih kepada Siti Ngaisaroh Endang Sularsih
yang telah membantu mencari data penelitian dan
CF Pada tabel 2 bernilai positif sehingga rumus yang kepada Menristek Dikti yang telah memberikan dana
digunakan adalah hibah penelitian.

CFCOMBINE(CF1,CF2) = CF1 + CF2 *(1-CF1) 6. SUMBER PUSTAKA/RUJUKAN


(Latumakulita, 2012)
Abraham, A. (2005). Rule-based Expert Systems. (P.
Sydenham & R. Thorn, Eds.)Handbook of
162 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 156-162

Measuring System Design (pp. 910–919). John Subasi, A. (2007). EEG Signal Classification using
Wiley and Sons, Inc. Wavelet Feature Extraction and a Mixture of
doi:10.1002/0471497398.mm422 Expert Model. Expert Systems with
Applications, 32(4), 1084–1093. Retrieved
Bacchus, F., & Ady, M. (2001). Planning with from
resources and concurrency a forward chaining http://www.sciencedirect.com/science/article/p
approach. IJCAI International Joint ii/S0957417406000844
Conference on Artificial Intelligence, 417–424.
Retrieved from Susanto, C. (2015). Aplikasi Sistem Pakar untuk
www.cs.toronto.edu/~fbacchus/Papers/BAIJC Menentukan Jenis Gangguan Perkembangan
AI01.pdf Mental Anak dengan Metode Certainly Factor
(Studi Kasus Rumah Sakit Batara Guru
Barry, A. (2008). Forward-Chaining Inferencing. US. Belopa). In Peran Multimedia dalam Industri
Retrieved from Kreative dan Optimasi pPenggunaan
https://www.google.com/patents/US7418434 eGoverment untuk Memperkuat Jati Diri
Bangsa (pp. 36–41). Yogyakarta: STMIK
Daniel, & Virginia, G. (2010). Impementasi Sistem AMIKOM Yogyakarta.
Pakar untuk Mendiagnosis Penyakit Dengan
Gejala Demam Menggunakan Metode Tree, V. B. F. D. of M. C. P. using D. (n.d.). No Title.
Certainly Factor. Jurnal Informatika, 6(1), 25– Expert Systems with Applications, 37(6), 4040–
36. 4049. Retrieved from
http://www.sciencedirect.com/science/article/p
ii/S0957417409008689
Fairuz, M. (2005). Expert System for Car
Maintenance and Troubleshooting.
Generation5. Retrieved March 27, 2015, from Wahyu, W. P. (2012). Dasar - Dasar Program
http://www.generation5.org/content/2005/Car Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur
Maintenance.asp (Dp3a) Sragen Convention Centre. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Retrieved from
http://eprints.ums.ac.id/21720/
Fathoni, M. R. (2016). Proses Penentuan umur
Metode Relatif di Sangiran. Sangiran: Balai
Pelestarian Situs Manusia Purba.

Latumakulita, L. (2012). Sistem Pakar Pendiaknosa


Penyakit Anak Menggunakan Certainly Factor
(CF). Jurnal Ilmiah Sains, 12(2), 120–126.

Ligeza, A. (2006). Principles of Verification of Rule-


Based Systems. In Logical Foundations for
Rule-Based Systems (p. pp 191–198). Springer
Berlin Heidelberg. doi:10.1007/3-540-32446-
1_12

Noor, D. (2012). Pengantar Geologi (2nd ed., p. 2).


Bogor: Pakuan University Press. Retrieved
from
http://www.scribd.com/doc/125112208/Penga
ntar-Geologi-2012-Djauhari-Noor

Nugraha, S. (2013). Lapisan Tanah dan Lingkungan


Purba Sangiran. BPSMPS, 15.

Rendra, S. (2013). Sangiran Situs Fosil Purba yang


Diakui Dunia. Sindonews.com. Retrieved June
4, 2016, from
http://daerah.sindonews.com/read/759329/22/s
angiran-situs-fosil-purba-yang-diakui-dunia-
1373428660/2
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)
Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 163-168

PENGELOMPOKAN DATA HASIL TES KEPRIBADIAN 16PF SOPIR BUS


MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA
1
Luthfi Hidayat , Wayan Firdaus Mahmudy2
1
Email: mr.luthfihidayat@gmail.com, 2wayanfm@ub.ac.id

(Naskah masuk: 8 Agustus 2016, diterima untuk diterbitkan: 8 September 2016)


Abstrak
Tes kepribadian merupakan suatu metode tes yang disusun untuk mendeskripsikan bagaimana kecenderungan
seseorang dalam bertingkah laku maupun berpikir. Tes kepribadian sebenarnya hanya dapat dideskripsikan
secara kualitatif karena sebenarnya kepribadian tidak dapat diukur. Namun, untuk membantu menjelaskan
kepribadian seseorang dapat menggunakan bantuan angka sehingga hasil dari tes tersebut dapat di deskripsikan
ke dalam bentuk kualitatif. Dalam penelitian sebelumnya, pengelompokan hasil data tes kepribadian 16PF
dilakukan dengan metode K – Means Clustering yang digabung dengan metode Silhouette Coefficient. Penelitian
tersebut memiliki hasil maksimum SI (Silhouette Index) hingga 0.4341. Dalam penelitian kali ini, metode yang
dapat digunakan untuk mengelompokkan dan menghitung seluruh data serta atribut yang diperoleh
menggunakan Algoritma Genetika. Tahapan untuk mengelompokkan data menggunakan metode yang sama
seperti penelitian sebelumnya yaitu K – Means Clustering dan untuk menghitung cluster diperlukan representasi
kromosom agar dapat membangkitkan nilai Centroid untuk perhitungan Silhouette Coefficient. Representasi
kromosom yang digunakan adalah real code genetic algorithm dimana representasi tersebut dibangkitkan secara
random dengan interval tertentu. Dari pengujian yang dilakukan, sistem mampu memberikan nilai SI terbaik
pada jumlah populasi 40, jumlah generasi 15, kombinasi cr 0.7 dan mr 0.3. Algoritma genetika mampu
memberikan solusi optimal dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dimana dengan jumlah data yang sama
menghasilkan nilai SI yang lebih baik.
Kata Kunci: Algoritma genetika, Personality Factor, Clustering, K – Means, Silhouette Coefficient.
Abstract
Abstract
Personality Test is a test method developed to describe how the tendency of a person's behavior and thinking.
Actually, personality tests can only be described qualitatively because actual personality cannot be measured.
However, figures can be used to help explaining an individual’s personality, thus test results could be described
into qualitative terms. In previous research, grouping data results 16PF personality test was conducted using K
- Means Clustering combined with Silhouette Coefficient methods. The study has a maximum performance in
terms of SI (silhouette index) of 0.4341. In the present study, the method can be used to classify, count all the
data and attributes that are obtained using Genetic Algorithms. Stages for classifying data using the same
method as previous research, that K - Means Clustering and to calculate cluster, required the representation of
chromosomes in order to generate value of Centroid for the calculation Silhouette Coefficient. Chromosome
representation used is real code genetic algorithm which is representations generated randomly with a certain
interval. From the tests, systems are able to provide the best SI values in populations of 40, the number of
generations 15, combination of cr mr are 0.7 and 0.3. Genetic algorithms are able to provide optimal solutions
compared to a previous study in which the same amount of data to produce better value SI.
Keywords: Genetic algorithms, Personality Factor, Clustering, K – Means, Silhouette Coefficient.

Proses sertifikasi sopir dapat dilakukan dengan


1. PENDAHULUAN berbagai cara melalui tahapan seleksi dari berbagai
Berdasarkan hasil dari Sensus Penduduk 2010, aspek yang dibutuhkan, salah satunya adalah aspek
jumlah penduduk yang ada di Indonesia perilaku atau kepribadian sopir (Armindya, 2015).
mempengaruhi jumlah pertumbuhan kendaraan Dengan menggunakan salah satu metode yang
bermotor di Indonesia. Seperti yang telah digunakan untuk merekrut pegawai, tes 16 PF
dipublikasikan pada website Badan Pusat Statistik merupakan salah satu metode yang dapat diberikan
Indonesia, pada tahun 2013 tercatat jumlah unit untuk mengetahui kepribadian sopir. Tes 16PF
mobil penumpang sebesar 11.484.514, bis merupakan kumpulan pertanyaan yang memiliki
2.286.309, mobil barang 5.615.494 dan sepeda struktur dasar kepribadian dari setiap orang yang
motor 84.732.652 (Anonymous, 2010). akan menghasilkan skor dari masing – masing
163
164 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 163-168

faktor kepribadian dari seseorang yang mengambil b. Data Uji


tes tersebut (Boyle et al., 2008).
Sumber data yang digunakan dalam
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini mengadopsi dari penelitian
metode k-means telah dilakukan oleh Prakoso sebelumnya yang dilakukan oleh Ryo Cahyo P.
(2015) dan Blas et al. (2012). Penelitian yang (2015), yaitu data raw score yang merupakan
dilakukan oleh Prakoso (2015) mengelompokkan data primer pada penenlitian tersebut.
data hasil tes kepribadian dengan menggunakan
c. Konsep Pengelompokan
metode k-means. Masalah yang muncul pada
pengelompokkan data hasil tes tersebut adalah
Di dalam proses klasifikasi data dibutuhkan
beberapa sopir yang lulus ataupun tidak lulus
syarat yang harus dipenuhi, antara lain
sertifikasi. Hasil dari penelitian tersebut adalah
mengelompokkan masing-masing data yang
mengetahui kualitas sopir dari pengelompokan
telah diurutkan sesuai dengan karakteristik kelas
data raw score sehingga pada tahapan pengujian
dari data tersebut. Untuk itu, sebuah model yang
didapat nilai silhouette coefficient hingga 0,4341
akan digunakan harus memiliki konsep prediksi
(Prakoso, 2015).
agar dapat mengelompokkan data yang baru
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Blas et sesuai dengan kelas dari data tersebut.
al. (2012). Peneliti mencoba untuk
Pada proses pengelompokan dibutuhkan
mengelompokkan Algoritma Genetika di dalam
suatu cara untuk mengidentifikasi setiap data
permasalahan klustering dengan pendekatan
yang akan bergabung di sebuah kelompok agar
yang berbeda. Pengujian Algoritma Genetika
data tersebut mirip satu sama persis dengan
dilakukan dengan membandingkan pendekatan
lainnya, cara tersebut dinamakan dengan
pengelompokan klasik seperti k-means dan
Analisis Kelompok. Analisis Kelompok
DBSCAN sehingga mendapatkan hasil yang
merupakan suatu proses yang mencakup banyak
sangat baik (Blas et al., 2012). Dari hasil kedua
teknik beragam untuk menemukan struktur atau
penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa,
karakteristik di dalam objek yang di identifikasi.
metode Algoritma Genetika cukup baik
Tujuan dari analisis kelompok adalah
digunakan dalam pengelompokan data hasil tes.
mengidentifikasi sebuah data atau objek yang
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, telah bergabung dengan kelompok sesuai dengan
penulis mengusulkan judul penelitian yang karakteristik maupun kriteria yang telah diberi
berjudul “Pengelompokan Data Hasil Tes keterangan sebelumnya serta data yang berbeda
Kepribadian 16PF Sopir Bus Menggunakan dapat dikelompokkan sesuai dengan kategori
Metode Algoritma Genetika”. masing-masing (Kumar, 2013).
d. K-means clustering
2. METODE
k-means clustering adalah salah satu metode
a. 16 PF Questionnarie dalam pengelompokan data yang membagi
Menurut R.B Cattell (Revelle, 2014), faktor sejumlah data ke dalam 2 kelompok atau lebih.
pemeriksaan kepribadian menggunakan 16 PF Metode k-means memiliki tujuan agar dapat
Questionnaire dapat digunakan untuk anak – anak meminimalisir fungsi objek yang akan diatur
maupun orang dewasa. Riset yang dilakukan oleh dalam proses clustering pada umumnya sehingga
Cattell menjelaskan bahwa kamus yang dibuat metode tersebut dapat memaksimalkan variasi data
oleh Allport dan Odbert (1936) yang berisi 18000 antar cluster (Agusta, 2007).
daftar kata sifat yang mendeskripsikan kepribadian Proses pengelompokan dengan menggunakan
dapat diringkas menjadi 4500 dengan cara metode k-means memiliki beberapa tahapan
menggabungkan istilah yang mempunyai makna sebagai berikut:
serupa. Kemudian Cattell melakukan penelitian 1. Menentukan jumlah cluster/kelompok
serupa dengan mengkombinasikan istilah 2. Mengalokasikan data ke dalam kelompok
sebelumnya dan setelah melalui proses analisis secara random.
faktor pada ciri kepribadian, dari 171 ciri 3. Menghitung centroid dari data yang ada
kepribadian, Cattell dapat mengurangi lagi jumlah pada masing – masing cluster
jenis kepribadian menjadi 31 ciri kepribadian 4. Mengalokasikan data ke dalam centroid
kemudian dengan penelitian yang melibatkan terdekat.
beberapa alat ukur kepribadian dari beberapa 5. Mengulangi langkah ke-3 apabila masih ada
sumber, Cattell akhirnya merumuskan jumlah jenis data yang berpindah cluster namun pada
kepribadian menjadi 12 ciri dan 4 yang lainnya nilai centroid berada pada diatas threshold
berdasarkan penelitian sebelumnya sehingga yang ditentukan atau jika perubahan nilai
penelitian tersebut dinamakan 16 Personality pada fungsi objektif masih berada di atas
Factor Questionnaire (Aiken & Groth, 2006). nilai threshold dengan batasan iterasi
Hidayat dan Mahmudy, Pengelompokan Data Hasil Tes Kepribadian … 165

maksimum. 3. Nilai Si dapat ditemukan dengan cara


seperti pada Persamaan (5).
Dalam tahapan ke-3 dalam perhitungan
centroid, setiap kelompok dihitung nilai mean
(nilai rata – rata) pada seluruh nilai data di setiap
(5)
fitur atributnya secara berkala. Jarak antara dua
titik x1 dan x2 dihitung dengan menggunakan Pada Persamaan (5) nilai yang digunakan
euclidean distance pada Persamaan (1) dan untuk dalam perhitungan bi - ai adalah nilai minimum
fungsi objektif dihitung dengan menggunakan dari kelompok yang diselisihkan dengan jarak rata-
Persamaan (2) (Agusta, 2007). rata ai. Perhitungan tersebut dilakukan agar
mendapatkan nilai maksimum dari kedua
( )
kelompok. Apabila hasil dari seluruh silhouette
√∑ ( ) (1) coefficient tiap cluster telah ditemukan,
perhitungan Si global dapat dilakukan dengan cara
menghitung rata-rata dengan membagi seluruh
nilai SI dengan sejumlah data yang ada.
(2) f. Algoritma Evolusi
e. Silhouette Coefficient
Algoritma evolusi merupakan inti dari bagian
Silhouette Coefficient merupakan suatu metode yang dapat menunjang perkembangan optimasi
yang digunakan untuk melihat kualitas dan dari data yang sedang dijadikan objek penelitian.
kekuatan cluster dimana pada cluster tersebut Algoritma evolusi memiliki beberapa subset
dapat diukur seberapa baik suatu objek yang dapat dijadikan acuan, seperti Algoritma
ditempatkan dalam suatu cluster. Metode ini genetika (Genetic algorithm), Pemrograman
merupakan gabungan dari metode cohesion dan genetika (Genetic programming), Strategi
separation (Wahyuni dkk., 2016).. Silhouette evolusi (Evolution strategies), dan Pemrograman
Coefficient memiliki beberapa tahapan dalam evolusi (Evolutionary programming) (Mahmudy,
perhitungannya yaitu sebagai berikut: 2015). Dari beberapa subset yang telah
1. Menghitung rata – rata jarak ai dan bi dari disebutkan, Algoritma genetika adalah algoritma
data yang terpilih dengan menggunakan yang paling sering diterapkan di dalam
Persamaan (3) dan Persamaan (4). kehidupan sehari-hari serta dalam penanganan
permasalahan yang kompleks (Mahmudy,
(3) Marian & Luong, 2013). Struktur awal algoritma
genetika berdasarkan pada representasi
kromosom (individu) yang dipilih secara acak
dengan susunan tertentu. Setiap individu tersebut
akan digabungkan menjadi suatu kelompok yang
(4) sering disebut dengan populasi.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Mahmudy
(2015), setiap permasalahan diubah menjadi
sebuah kromosom. Kromosom tersebut disusun
Persamaan (3) merupakan persamaan berdasarkan kumpulan individu yang
untuk pencarian nilai ai dimana nilai ai menggambarkan setiap variabel keputusan yang
adalah rata–rata jarak data ke-i terhadap akan digunakan sebagai solusi. Pada tiap
semua data lainnya dalam satu klaster. mj kromosom memiliki nilai fitness yang didapatkan
merupakan jumlah data yang terdapat pada melalui fungsi fitness yang akan digunakan
satu cluster. sebagai penilaian kriteria baik atau tidaknya nilai
Persamaan (4) adalah persamaan untuk kromosom yang akan dimasukkan ke dalam
mencari nilai bi adalah hasil yang algoritma genetika. Setelah merumuskan
didapatkan melalui perhitungan rata-rata kromosom tersebut, algoritma genetika akan
jarak ai terhadap seluruh data dari cluster menghasilkan hasil terbaik berdasarkan
lain, kemudian dari hasil rata–rata dari bi perulangan yang dilakukan oleh metode tersebut
diambil perolehan nilai minimum yang dan hasil dari perulangan tersebut akan
akan digunakan untuk pencarian nilai Si. menghasilkan hasil terbaik yang akan diuraikan
(decoding) menjadi solusi mendekati optimum.
2. Setelah seluruh rata-rata jarak dari seluruh
data selesai dicari, kemudian mencari nilai Dalam penelitian ini, perhitungan nilai fitness
terkecil dari cluster yang telah dicari dapat dicari dengan menggunakan perhitungan
sebelumnya. Silhouette Coefficient dimana perhitungan
tersebut digunakan untuk mencari nilai Si yang
166 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 163-168

dianggap sebagai nilai fitness. Berikut konvergen. Dalam uji coba jumlah generasi,
merupakan persamaan perhitungan dalam penggunaan parameter generasi yang semakin
mengetahui nilai fitness. banyak akan mengalami peningkatan perbaikan
nilai rata – rata fitness sehingga nilai tersebut
menjadi stabil atau konvergen hingga kelipatan
(6) jumlah generasi selanjutnya. Setiap generasi
dilakukan pengujian nilai fitness sebanyak 10
kali, pengujian dilakukan dengan menggunakan
parameter populasi optimal sebelumnya yaitu 40,
(7) nilai crossover rate 0.6, nilai mutation rate 0.4
dan jumlah data yang digunakan adalah 20. Hasil
grafik uji coba jumlah generasi dapat dilihat pada
Gambar 2.

(8)
Uji Coba Generasi

Rata - Rata Fitness


1
0.99

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 0.98


5 10 15 20 25
a. Uji Coba Ukuran Populasi
Ukuran Generasi
Uji coba pertama kali dilakukan dengan cara
uji coba ukuran populasi. Pada pengujian ini Gambar 2 Hasil Uji Coba Generasi
jumlah generasi yang digunakan adalah 5 dengan
crossover rate sebesar 0,6 dan mutation rate Titik optimal terdapat pada ukuran generasi 15
sebesar 0,4. Jumlah data yang digunakan adalah dengan nilai rata-rata fitness 0.997446. Sedangkan
20 data. Setiap ukuran populasi dilakukan nilai fitness terendah terdapat pada ukuran generasi
pengujian sebanyak 10 kali percobaan sehingga 5 dengan nilai rata-rata fitness 0.989715.
diperoleh nilai rata – rata fitness. Ukuran Pengujian dihentikan pada ukuran generasi 25
populasi diuji pada kelipatan 10, mulai dari 10 karena tidak terjadi perubahan nilai yang
hingga 100, sehingga terdapat 10 ukuran popsize signifikan.
yang berbeda. Hasil grafik uji coba ukuran c. Uji Coba Kombinasi Cr dan Mr
populasi dapat dilihat pada Gambar 1.
Uji coba kombinasi cr dan mr dilakukan
setelah pengujian ukuran populasi dan pengujian
jumlah generasi. Setiap kombinasi cr dan mr diuji
Rata - Rata Fitness

Uji Coba Popsize coba sebanyak 10 kali. Nilai rata-rata tertinggi


0.995 menunjukkan solusi yang paling mendekati
0.99 optimal. Hasil grafik kombinasi cr dan mr
ditunjukkan pada Gambar 3.
0.985
0.98
10 30 50 70 90 Uji Coba Cr Dan Mr
Rata - Rata Fitness

Ukuran Populasi 1
0.99
0.98
Gambar 1 Hasil Uji Coba Populasi
0.97
Titik optimal terdapat pada ukuran populasi 40 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
dengan nilai rata-rata fitness 0.988077. Sedangkan
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
nilai fitness terendah terdapat pada ukuran
populasi 10 dengan nilai rata-rata fitness 0.984378. Ukuran Cr : Mr
Ukuran populasi yang besar belum tentu dapat
menghasilkan solusi yang lebih baik. Hal ini dapat Gambar 3 Hasil Uji Coba Cr dan Mr
dilihat dari menurunnya nilai rata-rata fitness yang Titik optimal terdapat pada kombinasi cr dan
juga mencapai titik stabil pada ukuran populasi 80. mr 0.7 dan 0.3 dengan nilai rata-rata fitness
b. Uji Coba Banyaknya Generasi 0.997768. Sedangkan nilai fitness terendah
terdapat pada kombinasi 0 dan 1 dengan nilai
Uji coba jumlah generasi dilakukan setelah rata – rata fitness 0.983357.
pengujian ukuran populasi dilakukan agar
mendapatkan hasil perubahan nilai fitness yang
Hidayat dan Mahmudy, Pengelompokan Data Hasil Tes Kepribadian … 167

d. Uji Coba Parameter Terbaik semakin banyak variasi data maka akan semakin
banyak pula variasi pengujian agar mendapatkan
Berdasarkan pengujian parameter yang telah
hasil yang lebih optimal. Hibridisasi dengan
dilakukan sebelumnya, terdapat tiga pengujian
algoritma lain juga bisa dilakukan agar
parameter untuk mendapatkan nilai parameter
didapatkan hasil yang lebih baik (Mahmudy,
terbaik yaitu ukuran populasi, banyak generasi
2014).
serta kombinasi Cr dan Mr. Pada ketiga uji coba
tersebut terdapat hasil optimal yang
4. DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan nilai fitness terbaik. Parameter
yang digunakan untuk mendapatkan nilai optimal Agusta, Y. 2007. “K-Means – Penerapan,
sebagai berikut. Permasalahan Dan Metode Terkait.”
- Popsize = 40 STMIK STIKOM BALI, Denpasar, Bali
- Jumlah generasi = 15 3.
- cr = 0.7
Aiken, L. R, & G. Groth. 2006. Psychological
- mr = 0.3
Testing and Assessment. Twelfth.
Hasil dari pengujian dengan menggunakan
Indeks.
nilai parameter terbaik dapat dilihat pada Tabel
1. Anonymous. 2010. “Perkembangan Jumlah
Kendaraan Bermotor Menurut Jenis
Tabel 1 Hasil Pengujian Parameter Terbaik
Tahun 1987-2012.”
http://www.bps.go.id/website/tabelExcelIn
do/indo_17_12.xls. [Diakses pada tanggal
11 September 2015].
Armindya, Y. R. 2015. “Ahok: Sertifikasi Sopir
Transjakarta Wajib Hukumnya.”
http://metro.tempo.co/read/news/2015/06/
Berdasarkan hasil pengujian yang
25/083678174/ahok-sertifikasi-sopir-
ditunjukkan pada Tabel 1, tabel tersebut
transjakarta-wajib-hukumnya. [Diakses
menujukkan hasil rata – rata nilai fitness tertinggi
pada tanggal 12 September 2015].
yang didapatkan sebesar 0.99792.
Blas, L.E. Agustın, Salcedo S. Sanz, S. Jimenez
3. SIMPULAN Fernandez, L. Carro Calvo, J. Del Ser, &
J. A. Portilla Figueras. 2012. “A New
Dalam penelitian ini, metode algoritma Grouping Genetic Algorithm for
genetika berhasil diterapkan dalam proses Clustering Problems.” Journal Department
pengelompokan data hasil tes kepribadian 16 PF of Signal Theory and Communications,
sopir bus. Dari pengujian yang telah dilakukan Universidad de Alcalá, Madrid, Spain.
maka didapatkan nilai parameter dalam
algoritma genetika yang mampu memberikan Boyle, G. J., G. Matthews, & DH. Saklofske.
hasil atau solusi yang dianggap optimal. Pada 2008. “The SAGE Handbook of
implementasi pengelompokan data hasil tes Personality Theory and Assessment:
kepribadian 16PF sopir bus menggunakan Personality Measurement and Testing.”
algoritma genetika, solusi ukuran populasi New York: Sage Publications 2.
terbaik adalah 40 popsize, solusi banyaknya Kumar, A. 2013. “Cluster Analysis.” Journal of
generasi terbaik adalah 15, solusi kombinasi nilai I.A.S.R.I. Library Avenue, New Delhi.
crossover rate (cr) 0.7 dan mutation rate (mr)
0.3. Mahmudy, W. F. 2015. Dasar-Dasar Algoritma
Evolusi. Program Teknologi Informasi dan
Pengelompokan dengan menggunakan Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya.
algoritma genetika memberikan solusi yang lebih
baik daripada pengelompokan dengan Mahmudy, WF, Marian, RM & Luong, LHS
menggunakan k – means clustering. Berdasarkan 2013, 'Modeling and optimization of part
nilai Silhouette Index (SI) yang dihasilkan pada type selection and loading problems in
penelitian sebelumnya, nilai SI yang dihasilkan flexible manufacturing system using real
dengan metode k – means clustering coded genetic algorithms', International
menggunakan Silhouette Coefficient tertinggi Journal of Electrical, Computer,
hingga 0,4341. Sedangkan nilai SI yang Electronics and Communication
merupakan nilai fitness dari algoritma genetika Engineering, vol. 7, no. 4, pp. 251-260.
menghasilkan nilai tertinggi hingga 0.99792. Mahmudy, W. F. 2014, Optimisation of
Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat Integrated Multi-Period Production
menggunakan data yang lebih bervariasi karena Planning and Scheduling Problems in
168 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 163-168

Flexible Manufacturing Systems (FMS) Wahyuni, I., Auliya, Y. A., Rahmi, A.,
Using Hybrid Genetic Algorithms , School Mahmudy, W. F. (2016). "Clustering
of Engineering, University of South Nasabah Bank Berdasarkan Tingkat
Australia. Likuiditas Menggunakan Hybrid Particle
Swarm Optimization dengan K-Means."
Prakoso, Ryo C. 2015. “Pengelompokan Data
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi
Hasil Tes Kepribadian 16PF Sopir Bus
ASIA (JITIKA) 10(2): 24-33.
Menggunakan Metode K-Means.” DORO:
Repository Jurnal Mahasiswa PTIIK. Trayasiwi, G. P. 2015. “Penerapan Metode
Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Klastering Dengan Algoritma K-Means
Brawijaya. Malang. Untuk Prediksi Kelulusan Mahasiswa
Pada Program Studi Teknik Informatika
Revelle, W. 2014. “Raymond B. Cattell.”
Strata Satu.” Fakultas Ilmu Komputer,
Publication of The Personality Project.
Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)
Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 169-173

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN


FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN
PERMINTAAN BARANG

Rifki Setya Armanda1, Wayan Firdaus Mahmudy2

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang

email: 1rifkisetyaarmanda@gmail.com, 2wayanfm@ub.ac.id

(Naskah masuk: 01 Oktober 2016, diterima untuk diterbitkan: 20 Oktober 2016)


Abstrak
Perencanaan kapasitas produksi seharusnya menyesuaikan dengan kebutuhan permintaan. Hal ini bisa dicapai
dengan melakukan peramalan permintaan barang yang diproduksi. Sistem inferensi fuzzy Tsukamoto bisa
diimplementasikan untuk peramalan. Salah satu permasalahan dalam penerapan metode fuzzy adalah sulitnya
menentukan batasan fungsi keanggotaan yang tepat. Pada tulisan ini diusulkan penggunaan algoritma genetika
untuk memperbaiki batasan fungsi keanggotaan fuzzy sehingga didapatkan hasil peramalan yang lebih akurat.
Percobaan komputasi membuktikan bahwa sistem inferensi fuzzy yang telah dioptimasi mampu memberikan
hasil yang lebih akurat. Dalam hal ini penerapan algoritma genetika untuk penentuan batasan fungsi pada kasus
peramalan permintaan barang dilakukan dengan menggunakan teknik extended intermediate crossover, mutasi
dengan exchange point dan seleksi dengan menggunakan elitsm selection. Pada penelitian ini terdapat 4 tahapan
dalam menentukan nilai error yang optimal dengan menggunakan algoritma genetika sebagai batasan fungsi
keanggotaan fuzzy tsukamoto. Data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 permintaan produksi
dalam satuan minggu selama tahun 2015. Solusi optimal diperoleh pada ukuran populasi sebanyak 80, jumlah
generasi sebesar 120, dan kombinasi crossover rate dan mutation rate sebesar 0.3 dan 0.7 dengan fitness sebesar
6.863533684.
Kata Kunci: Algoritma genetika, Peramalan, Sistem inferensi fuzzy Tsukamoto
Abstract
Production capacity planning should be based on the amount of demand needs. This objective can be achieved
by using demand forecasting of the products. Tsukamoto Fuzzy Inference System can be implemented for
forecasting. However, determining appropriate fuzzy membership function in not easy task. This study proposes
genetic algorithms to adjust boundaries of fuzzy membership function so more accurate result will be achieved.
A computational experiment proves that the optimized Tsukamoto Fuzzy Inference System can produce more
accurate prediction. In this case the application of genetic algorithm for determining the function limitation in
case of forecasting the demand for goods is done by using the technique extends intermediate crossover,
mutation and selection of the exchange point by using elitism selection. In this study, there are 4 stages in
determining the optimal error value by using a genetic algorithm as a limitation Tsukamoto fuzzy membership
functions. The data used in this study were 25 requests a week of production in units for 2015. The optimal
solution is obtained on the population size of 80, the amount of generation of 120, and the combination of
crossover rate and mutation rate of 0.3 and 0.7 with fitness of 6.863533684.
Keywords: genetic algorithms, forecasting, Tsukamoto fuzzy inference system

masa yang akan datang berdasarkan data-data


1. PENDAHULUAN permintaan yang dimiliki sebelumnya. Dengan
adanya suatu peramalan dalam permintaan barang,
Industri manufaktur memiliki tingkatan
maka suatu perusahaan dapat mencapai tujuan serta
persaingan yang sangat ketat. Setiap perusahaan
mengambil keputusan dalam memproduksi barang
dituntut meningkatkan kemampuan bersaingnya
agar dapat memenuhi keinginan permintaan pasar.
dengan tujuan produk yang dipasarkan dapat Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008),
diterima pasar. Dalam menyikapi permasalahan peramalan permintaan diharapkan akan terealisir
tersebut setiap perusahaan harus mampu mengetahui
untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan
permintaan barang produksi yang akan datang.
datang, peramalan permintaan tersebut akan menjadi
Peramalan suatu permintaan barang merupakan hal
masukan yang sangat penting dalam mengambil
yang diperhitungkan untuk dimasa selanjutnya atau
169
170 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 169-173

keputusan perencanaan dan pengendalian suatu setiap minggunya. Data permintaan barang semen
perusahaan. Namun dalam kegiatan peramalan didapatkan sebanyak 25 minggu dimulai dari bulan
memerlukan penerapan metode yang optimal dalam Januari sampai dengan bulan Juli 2015.
menghasilkan suatu peramalan permintaan. Hal
tersebut bertujuan agar dapat mengetahui tingkat 3.2. Siklus Penyelesaian Masalah Sistem Inferensi
permintaan yang akan datang dan meminimumkan Fuzzy Tsukamoto
kesalahan pada perhitungan peramalan. Apabila nilai
Metode Fuzzy Tsukamoto merupakan metode
dalam permalan yang kurang tepat, maka akan
menyebabkan ketidaksesuaian kuantitas dan kualitas yang sesuai dalam memprediksi jumlah permintaan
produk dengan permintaan pasar. selanjutnya. Dalam perhitungan Fuzzy Tsukamoto
memiliki 4 kriteria, antara lain T3, T2, T1, dan T. T3
Pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
merupakan kriteria data permintaan barang 3
peramalan permintaan barang produksi semen.
minggu sebelumnya, kemudian pada T2 merupakan
Sistem yang akan dibangun dalam penelitian ini
mampu menghasilkan nilai akurasi yang tepat dalam kriteria data permintaan barang 2 minggu
meramalakan suatu permintaan barang. Sistem sebelumnya, lalu pada T1 merupakan kriteria data
permintaan barang 1 minggu sebelumnya, dan pada
inferensi fuzzy Tsukamoto bisa diimplementasikan
T merupakan kriteria data permintaan barang
untuk peramalan. Salah satu permasalahan dalam
minggu selanjutnya.
penerapan metode fuzzy adalah sulitnya menentukan
Fungsi keanggotaan permintaan barang 3
batasan fungsi keanggotaan yang tepat (Azizah dkk.,
2015, Achnas dkk., 2015). Pada tulisan ini diusulkan minggu sebelumnya (T3) adalah:
penggunaan algoritma genetika untuk memperbaiki
batasan fungsi keanggotaan fuzzy sehingga Rendah
didapatkan hasil peramalan yang lebih akurat.

2. PENELITIAN TERKAIT
Beberapa penelitian sebelumnya telah membahas
mengenai permasalahan prediksi dan pengendalian Sedang
persediaan. Misalnya pada penelitian yang dilakukan
oleh Indroprasto dan Suryani (2012) dengan
permasalahan pengendalian persediaan produk
dengan metode EOQ menggunakan Algoritma
Genetika yang bertujuan agar dapat
mengifisiensikan biaya persediaan.
Beberapa penelitian yang berkaitan tentang
peramalan atau prediksi dengan menggunakan
Algoritma Genetika telah dilakukan oleh Rahmi dan Tinggi
Mahmudy (2016) yang menerapkan Algoritma
Genetika dalam membentuk regresi untuk
memprediksi harga saham, Penelitian tersebut
menunjukan bahwa Algoritma Genetika mampu
memberikan hasil nilai prediksi yang mendekati
nilai atau data aslinya Untuk kriteria lain bisa dibentuk serupa.
Permasalahannya adalah bagaimana menentukan
3. METEDOLOGI batasan fungsi keanggotaan yang tepat. Hal ini bisa
ditentukan menggunakan algoritma genetika.
3.1. Data Uji
3.3. Siklus Penyelesaian Masalah Menggunakan
Dalam pengolahan data terdapat beberapa Algoritma Genetika
langkah yang harus dilakukan, antara lain: Algoritma genetika mampu memberikan solusi
1. Pada pengamatan langsung terdapat data dalam menyelesaikan masalah dengan mencari
jumlah permintaan barang semen di setiap kemungkinan-kemungkinan dari calon solusi
minggunya. (populasi). Solusi yang dicari adalah satu atau lebih
2. Menghitung total jumlah permintaan barang titik diantara solusi yang layak dalam ruang
yang dihasilkan pada perusahaan Koperasi pencarian. Penyelesaian masalah menggunakan
Warga Semen Gresik (KWSG) dengan algoritma genetika memerlukan beberapa tahapan
mengakumulasikan jumlah permintaan dan sebagai berikut:
jumlah persediaan pada setiap minggunya.
1. Membuat populasi awal secara radom sebagai
Data sampel yang didapatkan berupa data primer batasan-batasan dalam metode fuzzy
yaitu data permintaan barang semen yang dilakukan tsukamoto. Pembentukan populasi awal
oleh Perusahaan Koperasi Semen Gresik (KWSG) sebanyak 4 kriteria, kemudian melakukan
Armanda & Mahmudy, Penerapan Algoritma Genetika Untuk Penentuan Batasan … 171

pembentukan populasi awal secara berurutan


sesuai dengan kriteria yang digunakan
2. Melakukan reproduksi dengan crossover
extends intermediate dan mutasi exchange
point pada pembentukan awal populasi.
3. Seleksi dengan metode elitism.
4. Menentukan nilai fitnes agar mendapatkan
solusi akhir yang optimal. Berikut merupakan
persamaan perhitungan dalam mengetahui nilai
fitness pada metode algoritma genetika
Gambar 1 Hasil Uji Coba Ukuran Populasi
(2)
Hasil uji coba ukuran populasi pada Gambar 1,
5. Iterasi dilakukan untuk generasi berikutnya. dapat terlihat perbedaan hasil pengujian ukuran
populasi terhadap nilai fitness yang dihasilkan. Dari
3.4. Reprentasi Kromosom dan Perhitungan hasil tersebut didapatkan bahwa ukuran populasi 80
Fitness merupakan hasil ukuran populasi yang dianggap
Reprentasi kromosom merupakan proses optimal dengan rata-rata nilai fitness 5.248283825,
pengkodean dari penyelesaian suatu permasalahan sebab setelah jumlah populasi 80 sulit untuk
(Mahmudy, Marian & Luong, 2013). Reprentasi mendapatkan nilai fitness yang lebih baik.
kromosom pada penelitian ini menggunakan Besar nilai fitness dalam penelitian ini sangat
pengkodean real (real code). Pada pengkodean real dipengaruhi oleh besarnya ukuran populasi. Semakin
memiliki hasil yang optimal dalam permasalahan besar ukuran populasi maka semakin besar juga nilai
optimasi, sebab pengkodean real dapat menjangkau fitness yang dihasilkan. Akan tetapi jika ukuran
beberapa titik solusi jika range solusi berada pada populasi terlalu besar, kemungkinan akan sulit
daerah kontinyu Reprentasi real code juga dalam memperoleh hasil nilai yang optimal dan
digunakan oleh Samaher dan Mahmudy (2015) terlalu besar ukuran populasi yang digunakan maka
dalam permasalahan memaksimalkan laba produksi. waktu dalam memproses perhitungan akan semakin
Pembentukan kromosom inisial pada penelitian lama. Kondisi seperti ini disebut juga dengan
ini dengan membangkitkan nilai random yang kondisi konvergensi, artinya hampir semua
didapatkan dari jumlah permintaan barang semen kromosom bernilai sama sehingga akan
dari suplier pada setiap minggunya. Angka pada gen menghasilkan offspring yang hampir sama dengan
menunjukkan batasan fungsi keanggotaan. induknya yang dapat menyebabkan eksploitasi
dalam memberikan solusi kurang baik (Mahmudy,
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 2015).
4.1. Uji Coba Ukuran Populasi 4.2. Hasil dan Uji Coba Banyaknya Generasi
Uji coba yang pertama dilakukan adalah uji Uji coba yang kedua adalah uji coba jumlah
coba ukuran populasi terhadap perubahan nilai generasi terhadap perubahan nilai fitness. Setelah
fitness. Dalam pengujian ini jumlah generasi yang melakukan pengujian terhadap ukuran populasi
digunakan adalah 5 dengan crossover rate sebesar maka hasil yang didapatkan akan digunakan dalam
0,6 dan mutation rate sebesar 0,4. pengujian jumlah generasi.
Jumlah data yang digunakan adalah 25 data Pada setiap generasi akan dilakukan pengujian
permintaan barang perminggunya pada bulan Januari nilai fitness sebanyak 10 kali dan didapatkan jumlah
sampai dengan bulan Juni. Pada setiap ukuran rata-rata nilai fitnessnya. Kemudian nilai rata-rata
populasi dilakukan sebanyak 10 kali percobaan fitness tersebut akan ditampilkan dalam bentuk
sehingga memperoleh nilai rata-rata fitness. grafik untuk mengetahui jumlah generasi yang
Ukuran populasi diuji pada kelipatan 20, mulai optimal dengan ukuran populasi optimal sebesar 80,
dari 20 sampai dengan 200, sehingga terdapat 10 nilai crossover rate 0.6, nilai mutation rate 0.4,
ukuran popSize yang berbeda. Hasil grafik uji coba jumlah generasi sebanyak 5 dan jumah data yang
ukuran populasi ditunjukkan pada Gambar 1. digunakan sebesar 25.
Hasil grafik uji coba banyaknya generasi dapat
dilihat pada Gambar 2.
172 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 169-173

bergantung pada proses mutasi (Mahmudy, Marian


& Luong, 2013). Kesimpulan yang didapat dalam uji
coba kombinasi crossover rate dan mutation rate
adalah nilai rata-rata fitness yang tertinggi ada pada
nilai 0.3 : 0.7.

4.4. Hasil dan Uji Coba Parameter Terbaik


Setelah melakukan pengujian ukuran populasi,
jumlah generasi, kombinasi Cr dan Mr dan jumlah
data yang digunakan, maka pengujian selanjutnya
Gambar 2 Hasil Uji Coba Generasi
adalah uji coba menggunakan parameter terbaik.
Hasil banyaknya generasi yang optimal Dalam uji coba menggunakan parameter terbaik
didapatkan pada jumlah generasi 120 dengan nilai menggunakan kombinasi Cr dan Mr yang sebesar
rata-rata fitness 7.213717573. Jumlah generasi 120 0.3 : 0.7, jumlah populasi yang digunakan sebesar
merupakan solusi yang optimal dalam uji coba 80, jumlah generasi sebanyak 120, dan jumlah data
jumlah generasi, sebab jumlah generasi setelah 120 yang digunakan sebesar 25. Hasil dari pengujian
sangat sulit untuk menetukan nilai fitness yang dengan menggunakan nilai parameter terbaik dapat
lebih besar lagi. Hal tersebut terjadi karena adanya dilihat pada Tabel 1.
kondisi konvergensi setelah jumlah generasi 120.
Tabel 1 Hasil Pengujian Parameter Terbaik
4.3. Hasil dan Uji Coba Kombinasi Cr dan Mr
Pengujian selanjutnya adalah pengujian untuk
mendapatkan nilai optimal dari kombinasi Cr dan
Mr. Dalam uji coba kombinasi Cr dan Mr jumlah
populasi yang digunakan sebesar 80, jumlah
generasi sebanyak 120 dan jumlah data yang
digunakan sebesar 25 data. Hasil grafik kombinasi cr
dan mr ditunjukan pada Gambar 3.

Tabel 1 menujukkan hasil rata – rata nilai fitness


tertinggi yang didapatkan sebesar 7.168286. Pada
Tabel 2 dan Tabel 3 menjelaskan hasil perbandingan
nilai error (RMSE) yang didapatkan pada metode
perhitungan fuzzy tsukamoto dan metode
perhitungan algoritma genetika.
Berikut pada Tabel 2 merupakan hasil
Gambar 3 Hasil Uji Coba Cr dan Mr perhitungan metode fuzzy tsukamoto pada studi
Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai fitness kasus peramalan permintaan barang.
dengan rata-rata terbaik ada pada kombinasi
Crossover sebesar 0.3 dan mutation sebesar 0.7 Tabel 2 Hasil Perhitungan Fuzzy Tsukamoto
dengan nilai rata-rata fitness sebesar 6.863533684.
Pada nilai kombinasi crossover dengan jumlah 0 dan
mutation sebesar 1 merupakan nilai rata-rata fitness
yang terkecil dengan nilai rata-rata fitness sebesar
6.5761184. Dengan nilai crossover rate yang tinggi
dan mutation rate dengan nilai yang rendah, maka
algoritma genetika akan mengalami penurunan
kemampuan dalam menjaga diversitas populasi
sehingga mengalami konvergensi dini hanya dalam
beberapa generasi serta kehilangan kesempatan
untuk mengeksplorasi area lain dalam ruang
pencairan. Akan tetapi bila nilai crossover rate yang
terlalu rendah dan nilai mutation rate yang lebih
tinggi maka algoritma genetika akan sangat
Armanda & Mahmudy, Penerapan Algoritma Genetika Untuk Penentuan Batasan … 173

Pada Tabel 2 menunjukan bahwa nilai error yang dari nilai terkecil hingga terbesar pada setiap kriteria
didapatkan dengan perhitungan fuzzy tsukamoto yang digunakan.
adalah sebesar 5770,44.
Pada Tabel 3 merupakan hasil perhitungan 6. SARAN
menggunakan algoritma genetika pada studi kasus
Pada penelitan selanjutnya diharapkan
peramalan permintaan barang
menggunakan metode selain Fuzzy Tsukamoto
untuk dapat digabungkan dengan metode Algoritma
Tabel 3 Hasil Perhitungan Algoritma Genetika
Genetika dalam studi kasus peramalan atau prediksi
permintaan barang.
Dalam penelitian selanjutnya juga diharapkan
mampu mendapatkan jumlah data yang lebih banyak
lagi dengan tujuan mendapatkan variasi pengujian
yang dilakukan agar mendapatkan nilai hasil yang
lebih optimal, sebab pada penelitian ini masih
tebatas dalam mendapatkan data permintaan barang.

7. DAFTAR PUSTAKA
Azizah, EN, Cholissodin, I & Mahmudy, WF. 2015,
'Optimasi fungsi keanggotaan fuzzy
tsukamoto menggunakan algoritma
Tabel 3 menunjukan bahwa nilai error yang genetika untuk penentuan harga jual
didapatkan dengan perhitungan algoritma genetika rumah', Journal of Environmental
adalah sebesar sebesar 1202.42. Engineering & Sustainable Technology,
vol. 2, no. 2, pp. 79-82.
5. SIMPULAN Achnas, AH, Cholissodin, I & Mahmudy, WF 2015,
'Optimasi fuzzy inference system sugeno
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dalam dengan algoritma hill climbing untuk
penelitian ini, metode Algoritma Genetika dan penentuan harga jual rumah', Journal of
Fuzzy Tsukamoto dapat memberikan nilai error Environmental Engineering & Sustainable
yang lebih rendah dalam studi kasus peramalan Technology, vol. 2, no. 1, pp. 31-36.
permintaan barang. Pada Implementasi dalam
peramalan permintaan barang Semen menggunakan Mahmudy, WF, Marian, RM & Luong, LHS. 2013,
Algoritma Genetika dan Fuzzy Tsukamoto, solusi ‘Modeling and optimization of part type
pada ukuran populasi terbaik adalah 80 popsize, selection and loading problems in flexible
manufacturing system using real coded
solusi pada jumlah generasi terbaik adalah 120,
untuk solusi kombinasi nilai crossover rate (cr) dan genetic algorithms’, International Journal
mutation rate (mr) didapatkan 0.3 : 0.7. of Electrical, Computer, Electronics and
Dalam penelitian ini, metode Algoritma Communication Engineering, vol. 7, no. 4,
Genetika mampu menghasilkan nilai yang optimal pp. 251-260.
dalam hal meprediksi atau meramalkan suatu Indroprasto & Suryani, E. 2012. ‘Analisis
permintaan barang semen. Cara penyelesaian dalam Pengendalian Persediaan dengan Metode
Algoritma Genetika pada penelitian ini EOQ Menggunakan Algoritma genetika
menggunakan beberapa metode seperti Extended untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan’.
Intermediate Crossover, Reciprocal Exchange Jurnal Teknik, Institut Teknologi Sepuluh
Mutation dan Elitism Selection. Hasil dari penelitian Nopember (ITS).
ini pada peramalan menggunakan Algoritma Nasution, Hakim, A, & Prasetyawan, Y. 2008.
Genetika dan Fuzzy Tsukamoto mendapatkan nilai Perencanaan & Pengendalian Produksi.
error yang lebih rendah. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Dengan menggunakan metode Algoritma Rahmi, A & Mahmudy, WF 2016, ‘Pembentukan
Genetika di dalam perhitungan Fuzzy Tsukamoto model regresi harga saham menggunakan
pada studi kasus peramalan permintaan barang algoritma genetika’, Seminar Nasional
mampu menghasilkan nilai yang optimal Teknologi Informasi dan Komunikasi
dibandingkan dengan melakukan perhitungan (SENTIKA), Yogyakarta, 18-19 Maret.
dengan metode Fuzzy Tsukamoto, sebab batasan-
batasan yang digunakan dalam menetukan nilai Samaher & Mahmudy, WF 2015, ‘Penerapan
Tinggi, Sedang, Rendah pada Fuzzy Tsukamoto algoritma genetika untuk memaksimalkan
dilakukan secara acak yang didapatkan dari nilai laba produksi jilbab’, Journal of
data permintaan minggu sebelumnya yang kemudian Environmental Engineering & Sustainable
nilai yang didapatkan akan di urutkan berdasarkan Technology, vol. 2, no. 1, pp. 6-11.
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)
Vol. 3 No. 3, September 2016, hlm. 174-179

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI DOKUMENTASI KEGIATAN


SCIENCE TECHNO PARK BERBASIS WEB PADA PUSAT INOVASI LIPI
Karno1, Tri Budi Setyaningsih2, Andis Priswantoro3
1
Pusat Inovasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
2
Pusat Inovasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
3
Pusat Inovasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Email: 1karno@lipi.go.id, 2tribudi.setyaningsih@yahoo.com, 3andis.priswantoro@gmail.com

(Naskah masuk: 8 Agustus 2016, diterima untuk diterbitkan: 8 September 2016)


Abstrak
Pusat Inovasi adalah satuan kerja di Lembaga Ilmu Pengetahuan yang mempunyai tugas untuk mengelola
kegiatan Science Techno Park. Pengelolaan Science Techno Park di Pusat Inovasi pada umumnya memberikan
penekanan pada pemberian layanan alih teknologi dari lembaga litbang maupun universitas kepada industri
maupun perusahaan start up. Karena pentingnya proses layanan Science Techno Park tersebut diperlukannya
sebuah sistem informasi dokumentasi dari kegiatan tersebut. Karena selama ini proses dokumentasi mengalami
beberapa kesulitan yaitu sulitnya mendapatkan laporan, foto dan informasi lain dari kegiatan karena peneliti
yang tersebar di masing-masing satuan kerja maupun lembaga litbang. Dengan adanya hambatan tersebut
maka pengelola Science Techno Park mengalami kendala untuk mendapatkan informasi yang berupa laporan,
foto maupun detail kegiatan dari peneliti. Oleh karena itu dalam penelitian ini bertujuan untuk merancang dan
membagun sebuah sistem informasi dokumentasi kegiatan Science Techo Park berbasis web agar mempermudah
pengelola untuk mendapatkan laporan maupun informasi lain dari kegiatan. Metode yang digunakan dalam
pengembangan sistem adalah metode waterfall yang meliputi analisis kebutuhan, desain, koding, pengujian dan
pemeliharaan. Sedangkan pada proses pengujian menggunakan metode blackbox dan perbandingan efisiensi
waktu antara sistem manual dengan sistem berbasis web. Pada pengujian didapatkan hasil bahwa dengan
metode blackbox sistem dapat berjalan sesuai modul yang direncanakan pada use case yaitu dengan melakukan
inputan data ke masing-masing modul. Sedangkan pada pengujian efisiensi waktu diperoleh hasil bahwa sistem
berbasis web lebih efisien karena memiliki waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan sistem manual.
Kata Kunci: science techno park, dokumentasi, sistem informasi
Abstract
Center for innovation is the unit at the Indoensian Institute of Sciences which has the task to manage Science
Techno Park. Management Science Techno Park in Center fo Innovation focused to provide the service of
techbology transfer from research institutions and universisty to industry or start up company. Management
process of science techno park is very important, so it needs the information system for documentation. Because
during the documentation process encountered some difficulties, The problems in the documentation process of
STP is difficult to obtain documents, photos, and the progress of the researcher because researchers scattered in
their respective work units or R & D institutions . Given these constraints, the manager of Science Techno Park
have problems to get information in the form of reports, photos and details of activities of researchers.
Therefore, the purpose of this research is to design and build their information system documentation of Science
Techno Park to facilitate the management to obtain reports and other information of activities. The method used
in the development of the system is the waterfall method which includes requirements analysis, design, coding,
testing and maintenance. While in the testing process using blackbox and time efficiency comparison between a
manual system with a web-based system.On blackbox testing showed that the system will be implemented as
planned modules in use case. And on the test result that the time efficiency of web-based system is more efficient
because it has a faster time than the manual system.
Keywords: science techno park, documentation, information system

hasil penelitian dan melakukan kajian kemungkinan


1. PENDAHULUAN perlindungan kekayaan intelektual hasil litbang LIPI
serta melaksanakan proses untuk mendapatkan
Pusat Pusat Inovasi salah satu satuan kerja di perlindungan tersebut. Sesuai dengan tugas dan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang
fungsi tersebut pada tahun 2015 dan 2016 Pusat
mempunyai tugas dan fungsi yaitu melakukan
Inovasi LIPI ditunjuk untuk mengelola program
kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh berbagai
Science Techno Park yang merupakan salah satu
pusat penelitian dan UPT LIPI dengan pihak di luar program nawa cita. Science Techno Park adalah
terutama dengan industri, dalam upaya pemanfaatan
1
2 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

kawasan yang diperuntukan bagi penelitian dan melakukan inputan kedalam sistem (Kadir, 2009).
pengembangan sains dan teknologi berdasarkan pada Dan untuk metode pengujian waktu yaitu dengan
kepentingan bisnis. Pembangunan Techo Park mencatat dan membandingkan waktu pemrosesan
diarahkan berfungsi sebagai sebagai pusat penerapan data dan penyampaian informasi pada sistem manual
teknologi diberbagai bidang yang telah dikaji oleh dan sistem yang dikembangkan.
lembaga penelitian, swasta dan universitas untuk
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
diterapkan dalam skala ekonomi.
Pada bagian bab ini dibahas mengenai tahapan-
Mengingat begitu pentingnya program Science
tahapan pembangunan sistem menggunakan metode
Techno Park dilingkungan LIPI maupun nasional
waterfall yaitu analisa kebutuhan, perancangan
maka diperlukan mekanisme dan tata kelola
sistem, implementasi sistem, dan pengujian sistem.
dokumentasi kegiatan agar kegiatan berjalan dengan
baik. Tata kelola dokumentasi ini diperlukan agar 3.1. Analisa Permasalahan
monitoring pencapaian kegaiatan dapat dilakukan
secara tepat sehingga setiap kegiatan pada program Dengan melakukan observasi dan wawancara
Science Techno Park berjalan sesuai target. diperoleh informasi mengenai permasalahan-
permasalahan yang terjadi pada proses dokumentasi
Permasalahan yang dihadapai pada kegiatan kegiatan Science Techno Park. Adapun analisa
dokumentasi dan monitoring pada kegiatan Science pohon permasalahan ditunjukan gambar 1 sebagai
Techno Park adalah peneliti yang tersebar dimasing- berikut :
masing unit kerja yang letak antar unit kerja
berjauhan sehingga menyebabkan waktu dan biaya
untuk melakukan koordinasi dokumentasi lebih lama
dan mahal. Selain itu permasalahan lain yang
muncul adalah sulitnya mengontrol dokumentasi
kegiatan penelitian semua peneliti.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut Pusat
Inovasi LIPI sebagai pengelola program perlu
membuat dan mengimplementasikan sebuah sistem
informasi dokumentasi kegiatan Science Techno
Park untuk mendukung dalam melakukan
dokumentasi dan monitoring kegiatan penelitian.
Dengan dibangun dan diimplementasikan sistem ini
nantinya dapat meningkatkan efisiensi pada proses
dokumentasi dan monitoring kegiatan penelitian
pada program Science Techno Park. Gambar 1. Pohon Permasalahan

2. METODE Analisa permasalahan ini diperlukan untuk


menyusun requirement dari sistem. Pada saat
Metode pengambilan data terkait dengan melakukan analisa dalam pengumpulan dengan
kebutuhan-kebutuhan dan permasalahan sistem wawancara kepada pegawai yang bersangkutan dan
dilakukan dengan metode observasi, wawancara menganalisa kebutuhan dokumen yang diperlukan
dan studi pustaka. Pada metode obervasi yaitu untuk dokumentasi. Analisa permasalahan ini
dengan pengamatan langsung mengenai proses bertujuan agar sistem yang dibangun sesuai dengan
kegiatan dokumentasi. Untuk metode wawancara sistem yang dibutuhkan oleh pengelola Science
yaitu dengan melakukan diskusi dengan pihak- Techno Park dalam melakukan dokumentasi dan
pihak yang berkaitan langsung. Sedangkan untuk monitoring kegiatan.
studi pustaka yaitu dengan mempelajari teori-teori
pengembangan sistem melalui buku, jurnal, dan 3.2. Perancangan Sistem
prosiding. Dari pengambilan data dan analisa Pada perancangan sistem ini perlu dilakukan agar
permasalahan dibuat analisa kebutuhan sistem sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan user.
yang akan dibangun. Perancangan sistem dianalisa dari requirement
Sedangkan untuk pengembangan sistem sistem kemudian digambarkan dalam diagram. Pada
menggunakan metode waterfall yang meliputi tahap perancangan sistem ini menggambarkan alur
analisis kebutuhan, desain, implementasi, pengujian dari sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem
dan pemeliharaan (Pressman, 2009). Untuk ini dimodelkan menggunakan bahasa pemodelan
pengujian melalui 2 cara yaitu pengujian software sistem yaitu UML (Unified Modelling Language)
melalui metode blackbox dan pengujian waktu untuk yang terdiri dari usecase diagrams, sequence
pemrosesan data dan pemyampaian informasi. Pada diagrams, activity diagrams dan relasi tabel. UML
metode pengujian blackbox yaitu dengan melakukan adalah bahasa standar untuk memvisualisasikan,
uji coba ke semua menu atau fungsi software dengan spesifikasi, membangun, dan mendokumentasikan
Karno, dkk, Rancang Bangun Singkat Sistem Informasi … 3

sistem perangkat lunak secara detail (Dennis et al, Pada gambar 5 adalah sequence diagram mengelola
2010). kegiatan. Pada sequence diagram mengelola
kegiatan ditunjukan dengan aliran process dan
3.3.1 Use Case Diagram
method dengan actor adalah peneliti. Berikut ini
Use case diagram adalah diagram yang adalah tampilan sequence diagrams mengelola
menggambarkan fungsional sistem (Gomaa, 2011). kegiatan.
Pada use case diagram yang ditunjukan gambar 2
menggambarkan fungsional dari sistem yang akan
dibangun. Dimana terdapat 3 aktor yaitu
pengunjung, admin dan peneliti. Dimana hak akses
ketiga aktor tersebut berbeda-beda sesuai dengan use
case pada sistem atau boundary.
uc Use Case Model

Sistem Informasi Dokumentasi Kegiatan ST P

Melihat Detail
Kegiatan Melihat Foto
Kegiatan Mengelola
Kegiatan
«extend» «extend»

Melihat Kegiatan Mengelola Kategori


Foto
Pengunj ung
Mengelola
Dokumen
Kegiatan
Mengelola User

Mengelola Foto
Gambar 4. Sequence Diagrams Mengelola Kegiatan
Peneliti

Melakukan Login
3.3.3. Activity Diagrams
Admin

Activity diagrams menggambarkan hubungan


aktivitas antara sistem dengan aktor (Gomaa, 2011).
Pada activity diagram mengelola dokumen yang
Gambar 2. Use Case Diagrams ditunjukan gambar 5 dimulai start kemudian aktor
3.3.2 Sequence Diagrams peneliti memilih mengelola dokumen, sistem
menampilkan mengelola dokumen, aktor kemudian
Pada halaman login yang ditunjukan pada melakukan pengelolaan dokumen, ketika data tidak
gambar 3 merupakan proses mengakses modul valid sistem menampilkan pesan gagal dan ketika
sistem sesuai dengan level actor yang terdeteksi oleh data valid sistem menampilkan hasil dari
halaman login yaitu dengan memasukan username pengelolaan dokumen.
dan password. Pada sequence diagram melakukan
login terdapat actor, boundary, entity, process, dan
method.

Gambar 3. Sequence Diagrams Melakukan Login


Selanjutnya adalah sequence diagram mengelola
dokumen yang ditunjukan pada gambar 4 terdapat Gambar 5. Activity Diagrams Mengelola Dokumen
dua boundary, satu process dan dua entity yang Pada gambar 6 dibawah ini adalah activity
masing-masing hubungan antara boundary, process diagram mengelola kegiatan. Adapun urutannya
dan entity ditunjukan dengan message dan method. adalah actor memilih hal mengelola kegiatan, sistem
menampilkan halaman, kemudian actor mengelola
kegiatan dan ketika data tidak muncul pesan gagal
sedang ketika data valid menampilkan hasil kelola
kegiatan.

Gambar 4. Sequence Diagrams Mengelola Dokumen


4 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

3.4.1. Penggunaan HTML dan Bootstrap


Pada gambar 8 menunjukan pemanggilan kode
bootstrap pada baris ke 17 pada kode, berfungsi
untuk menggunakan fungsi-fungsi pada bootstrap
seperti responsive web, tanggal, dan form.
Sedangkan tag-tag html ditunjukkan dari baris 13
sampai 43 pada baris program.

Gambar 6. Activity Diagrams Mengelola Dokumen


3.4. Relasi Tabel
Pada relasi table yang ditunjukan gambar 7
terdapat lima tabel antara lain user, kegiatan, Gambar 8. Tampilan Halaman Login
dokumen, gallery, dan album. Pada relasi tabel ini
tabel user dan kegiatan dihubungkan oleh id_user, 3.4.2. Tampilan Halaman Mengelola User
tabel kegiatan dan dokumen dihubungkan oleh Pada halaman mengelola user seperti ditunjukan
id_kegiatan, tabel gallery dan album dihubungkan gambar 9 berfungsi untuk melakukan pengelolaan
oleh id_album, dan tabel album kegiatan user sesuai dengan hak akses. Ada 2 tipe user yang
dihubungkan oleh id_kegiatan. Adapun relasi tabel dibuat yaitu admin dan peneliti, dimana admin
sistem informasi dokumentasi kegiatan STP adalah mempunyai hak akses untuk mengelola user
sebagai berikut: sedangkan peneliti mempunyai hak akses mengelola
dokumen, kegiatan, foto, kategori foto dan mengedit
profil.

Gambar 9. Tampilan Halaman Mengelola User


3.4.3. Tampilan Halaman Mengelola Kegiatan
Gambar 7. Relasi Tabel
Halaman mengelola kegiatan yang ditunjukan
pada gambar 10 berfungsi untuk mengelola kegiatan
3.5. Implementasi Sistem Science Techno Park . Pada halaman ini terdapat
informasi detail mengenai kegiatan meliputi judul
Setelah tahapan perancangan selesai proses kegiatan, deskripsi, peneliti, tim pembantu,
selanjutnya adalah proses implementasi. Pada proses anggaran, dan output dari kegiatan.
implementasi sistem ini, menggunakan bahasa
pemrograman PHP untuk membuat fungsi-fungsi
didalamnya. Tampilan pada halaman sistem
menggunakan HTML dan Bootstrap, sedangkan
untuk database menggunakan MySQL. Penggunaan
bootstrap berfungsi untuk mengkonversi tampilan
agar responsive sehingga ketika dibuka
menggunakan perangkat smartphone sistem
menyesuaikan tampilan smartphone (Alatas, 2015). Gambar 10. Tampilan Halaman Mengelola Kegiatan
Berikut ini tampilan implementasi sistem informasi:
Karno, dkk, Rancang Bangun Singkat Sistem Informasi … 5

3.4.4. Tampilan Halaman Mengelola Dokumen Kesimpula


Modul Aksi
Tampilan mengelola dokumen yang ditunjukan n
pada gambar 11 berfungsi untuk menampilkan Login Melakukan login Berhasil
dokumen-dokumen yang telah diupload peneliti ke Kegiatan Tambah, edit, Berhasil
dalam sistem. Adapun tampilan halaman mengelola hapus, dan cetak
dokumen adalah sebagai berikut: Foto Kegiatan Tambah, edit, Berhasil
hapus, dan cetak
Kategori Foto Tambah, edit, Berhasil
hapus, dan cetak
User Memilih Berhasil
berdasarkan
tanggal
Detail Tambah, edit, Berhasil
Kegiatan hapus, dan cetak
Profil Tambah, edit, Berhasil
hapus, dan cetak
Logout Tambah, edit, Berhasil
hapus, dan cetak
Gambar 11. Tampilan Halaman Mengelola Dokumen
3.4.5. Tampilan Halaman Foto Kegiatan Pada pengujian yang kedua yaitu pengujian
Pada halaman ini yang ditunjukan pada gambar dengan membandingkan waktu antara sistem manual
12 berfungsi untuk mengelola foto-foto kegiatan. dan sistem yang dibangun dalam penyampaian
Peneliti mengupload foto-foto kegiatan kedalam informasi. Nilai-nilai yang dihasilkan dengan
sistem. Pada halaman ini juga terdapat fasilitas pengamatan langsung terhadap sistem yang lama
pencarian foto kegiatan. Adapun tampilan halaman dengan sistem yang baru sehingga diperoleh
foto kegiatan adalah sebagai berikut : perkiraan atau rata-rata nilai. Adapun nilai-nilai
yang dihasilkan dari pengujian waktu komputasi
ditunjukan pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Pengujian Penyampaian Informasi
Penyampaian Informasi
Modul (Detik)
Manual Sistem
Pencarian Detail
230 27
Kegiatan
Pencairan Foto
340 41
Kegiatan
Pencarian Dokumen
423 32
Kegiatan

4. KESIMPULAN
Gambar 12. Tampilan Halaman Foto Kegiatan
Dari hasil pengujian menggunakan metode
3.5. Pengujian Sistem
blackbox terbukti bahwa semua modul pada sistem
Setelah dilakukan implementasi pengkodean yang dibangun berjalan dengan baik sesuai dengan
menggunakan bahasa PHP dan database MySQL perancangan pada use case diagram. Sedangkan
tahap selanjutnya adalah proses pengujian sistem. untuk pengujian dengan pencatatan waktu
Pada pengujian sistem menggunakan 2 cara penyampaian informasi. Sistem ini memiliki waktu
pengujian yaitu menggunakan metode blackbox dan yang lebih baik dibandingkan dengan sistem manual
metode perbandingan waktu komputasi. Pada sehingga penggunaan sistem informasi terbukti lebih
pengujian menggunakan metode blackbox yaitu efisien dibandingkan sistem manual.
dengan menguji setiap modul. Metode ini digunakan
untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi 5. SARAN
dengan baik sesuai dengan fungsinya. Pengujian ini
dilakukan dengan melakukan input kedalam sistem. Untuk mempermudah dalam akses, sistem
Adapun hal-hal yang akan diujikan ditunjukan pada informasi dapat dikembangkan dalam modul
tabel 1 adalah sebagai berikut : berbasis android dengan menggunakan database
yang sudah ada di sistem berbasis web. Selain itu
agar sistem dapat berjalan perlu dilakukan
sosialisasi kepada para pihak yang menggunakan
sistem informasi serta komitmen dari seluruh
6 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

peneliti untuk aktif dalam penggunaan sistem agar


dokumentasi kegiatan berjalan dengan baik.

6. UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pegawai Pusat Inovasi LIPI atas kesediaan
waktu dalam diskusi mengenai kebutuhan sistem
yang dibangun sehingga sistem ini dapat dibangun
sesuai dengan kebutuhan.

7. REFERENSI
Alatas, Husein. 2015. Proyek Membangun
Responsive Web Design dengan Bootstrap 3
dan 4. Yogyakarta: Lokomedia
Brookshear, J.Glenn. 2003. Computer Science : an
Overview. Jakarta : Erlangga
Dennis, Alan, Barbara Heley Wixcom and Roberta
M. Roth. 2010. Systems Analysis and Design
with UML 3rd Edition. New York: John Wiley
and Sons
Dharma, Akhmad. 2013. Trik Mudah Menguasai
OOP dengan PHP. Yogyakarta: Lokomedia
Gomaa, Hassan. 2011.
SoftwareModelingandDesign:UML, Use
Cases, Patterns, and Software Architectures,
New York : Cambridge University Press.
Kadir, Abdul. 2009. Pengenalan Sistem Informasi.
Yogyakarta: Andi.
Kristanto, Andi. 2008. Perancangan Sistem
Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta :
Gava Media
Kurniawan, Wahyu. 2015. Membuat Sistem
Monitoring Pelanggaran Siswa Berbasis Web
dan Android. Yogyakarta:Lokomedia.
Kusrini. 2006. Strategi Perancangan dan
Pengelolaan Basis Data, Yogyakarta: Andi.
Simamora, Manaek. 2015. Laporan Kegiatan
Semester I Pengembangan Science and
Technology Park CSC-BG LIPI. Bogor :
Pusat Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia
Pressman, Roger S. 2009. Software Engineering: A
Practitioner's Approach. New Yok:
McGraw-Hill Science
Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi.
Yogyakarta : PT. Bentang Pustaka
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)
Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 180-187

EDMODO UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PERENCANAAN PROYEK


DAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
DI LINGKUNGAN PEMBELAJARAN YANG BERSIFAT ASINKRON
2
Admaja Dwi Herlambang1, Wahyu Nur Hidayat
1
Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
2
Politeknik Negeri Malang
Email: 1herlambang@ub.ac.id,
(Naskah masuk: 8 Agustus 2016, diterima untuk diterbitkan:8 September 2016)
Abstrak
Pengintegrasian produk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dalam pembelajaran asinkron
merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan keahlian komunikasi yang efektif, memecahkan masalah,
dan berpikir kritis, kreatif, adaptif, dan reflektif. E-learning adalah sebuah bentuk pembelajaran yang
mengintegrasikan produk TIK. E-learning dilengkapi dengan fitur tata kelola seperti fasilitas komunikasi,
pemantauan, dan evaluasi. Edmodo adalah alternatif media pembelajaran di lingkungan e-learning yang
mampu memberikan tata kelola pembelajaran yang baik, mudah dioperasikan, dan memfasilitasi kelas digital
yang besar. Sebuah eksperimen telah dilakukan untuk menguji Edmodo sebagai media pembelajaran yang
bersifat asinkron dengan menggunakan metode penelitian pre-experimental design tipe one-group pretest-
posttest. Eksperimen dilakukan pada perkuliahan matakuliah Manajemen Proyek Sistem Informasi (MPSI),
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya. MPSI adalah matakuliah yang membekali mahasiswa dengan
kompetensi komunikasi yang efektif, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan kreatif dalam merencanakan
sebuah proyek. Tujuan dari eksperimen yang dilakukan adalah apakah pemanfaatan Edmodo mampu
meningkatkan kualitas perencanaan proyek dan apakah Edmodo merupakan media pembelajaran yang efektif
untuk proses pembelajaran yang bersifat asinkron. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pemanfaatan
Edmodo sebagai media e-learning yang bersifat asinkron untuk meningkatkan kualitas proyek pada
matakuliah MPSI adalah sangat baik. Hal ini terbukti dengan kualitas perencanaan proyek yang meningkat
dan nilai efektivitas yang sangat tinggi.
Kata Kunci: E-learning, Edmodo, asinkron, proyek
Abstract
Integrating Information and Communication Technology (ICT) product in asychronous learning was the
right step to improve the skills of effective communication, problem solving, thinking critically, creatively,
and reflectively. E-learning was a form of media learning that integrates ICT products. E-learning was
equipped with learning management features such as communication facilities, monitoring, and evaluation.
Edmodo was an alternative medium of e-learning that provide good learning management, easy to operate,
and facilitate large digital classroom. An experiment was conducted to test Edmodo as an asynchronous
learning medium. The experiment used pre-experimental research design, one-group pretest-posttest type.
Experiment was conducted in Project Management of Information System (PMIS) lecture, Faculty of
Computer Science, Brawijaya University. PMIS was subjects that equip students with the competencies of
effective communication, problem solving, critical thinking, and creativity in planning a project. The purpose
of the experiment was whether the use of Edmodo could improve the quality of project planning and whether
Edmodo was an effective learning media for asynchronous learning process. The experiment results showed
that the use of Edmodo as an asychronous e-learning media to improve the quality of the project in PMIS
course was very good. It is proven that increased quality of project planning and the value of effectiveness
was very high.
Keywords: E-learning, Edmodo, asynchronous, project

kemajuan pendidikan. Penerapan TIK dalam


1. PENDAHULUAN bidang pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai
sarana komunikasi yang tidak terbatas ruang dan
Perkembangan Teknologi Informasi dan waktu untuk menggali ilmu pengetahuan secara
Komunikasi (TIK) yang begitu pesat sangat global (Dryden & Voss, 1999). Perkembangan TIK
berpengaruh dalam berbagai bidang kehidupan.
(e-learning, digital library, e-mail) tidak hanya
Perkembangan tersebut secara langsung
dimanfaatkan oleh masyarakat pendidikan untuk
memberikan dampak yang positif terhadap
pembelajaran saat ini, tetapi juga untuk
1
2 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

mengatisipasi perubahan model pembelajaran di teknologi untuk mendukung proses pembelajaran di


masa akan datang. dalam kelas.
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses Fakta di lapangan menunjukkan bahwa proses
komunikasi dan informasi dari pendidik ke peserta pembelajaran masih didominasi dengan cara bertatap
didik yang berisi informasi-informasi pengetahuan. muka secara langsung (face-to-face), seperti halnya
Pendidik sebagai sumber informasi; media sebagai kegiatan perkuliahan yang dilakukan di Jurusan
sarana penyajian ide, gagasan, dan materi pen- Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer,
didikan; serta peserta didik sebagai penerima Universitas Brawijaya. Hasil observasi yang
informasi. Salah satu produk TIK yang dapat dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa model
dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran adalah pembelajaran yang dilakukan masih didominasi
internet. Pemanfaatan media internet telah dengan aktivitas bertatap muka secara langsung.
melahirkan konsep pembelajaran jarak jauh berbasis Teknologi sudah berperan di dalam proses
elektronik yang disebut dengan e-learning. E- pembelajarannya, namun masih belum dominan.
learning merupakan proses pembelajaran yang Pembelajaran ini yang masih cenderung disebut
memanfaatkan fasilitas internet sebagai salah satu dengan model pembelajaran konvensional karena
sarana dan media dalam pembelajaran. peran teknologi masih sangat kecil. Teknologi hanya
Data statistik yang dihimpun oleh Word Bank digunakan untuk mendistribusikan informasi atau
pada tahun 2014 menunjukkan bahwa pengguna sumber belajar saja, seperti group messenger, e-
aktif teknologi internet di Indonesia meningkat book, atau job sheet. Survey di lapangan
secara drastis sejak tahun 2004 (Word Bank, 2016). menujukkan bahwa pembelajaran secara
Artinya, dalam kurun waktu 10 tahun jumlah konvensional memiliki kelebihan dan kekurangan.
pengguna teknologi internet aktif di Indonesia Data didapatkan dengan alat ukur angket dan disebar
meningkat dari 2600 orang menjadi 17000 orang. kepada 100 mahasiswa Sistem Informasi, Fakultas
Data tersebut membuktikan bahwa ada potensi yang Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya secara acak.
tinggi untuk memanfaatkan teknologi internet dalam Hasil survey menunjukkan bahwa kelebihan
memajukan pendidikan. Temuan dari riset oleh pembelajaran konvensional, yaitu: (1) dosen secara
Educase pada tahun 2015 menunjukkan bahwa langsung dapat memantau perkembangan mahasiswa
produk-produk TIK telah menyatu dengan dari awal hingga akhir proses pembelajaran
kehidupan mahasiswa perguruan tinggi (Arroway, (80,25%); dosen dapat berkomunikasi secara
Yanosky, Brooks, Thayer, & Morgan, 2015). Produk langsung dengan mahasiswa (90,76%); dan (3)
TI yang digunakan mahasiswa didominsasi oleh dosen dapat menilai secara langsung kemampuan
produk berjenis internet capable device, yaitu setiap mahasiswa (89,81%).
produk yang terkoneksi dengan teknologi internet. Di samping memiliki kelebihan, terdapat pula
Kondisi mahasiswa di tahun 2015 disebut sebagai kekurangan dari pembelajaran konvensional, yaitu:
more well prepared condition dalam penggunaan (1) terkait sumber belajar yang digunakan terbatas
TIK untuk semua aktifitas di perguruan tinggi sehingga pengetahuan mahasiswa hanya terpaku
apabila dibandingkan dengan keadaan pada tahun pada sumber belajar yang ditetapkan oleh dosen
2012. Irisan temuan dari Word Bank dan Educase yang mengakibatkan pengetahuan atau wawasan
membuktikan bahwa ada peluang yang bagus untuk mahasiswa terbatas (80,56%); (2) proses
memanfaatkan teknologi internet di dalam proses pembelajaran berlangsung secara monoton dan
pembelajaran perguruan tinggi. Tidak perlu ada kurang menyenangkan (93,74%); dan (3) perihal
alasan lagi bahwa sulit untuk mengintegrasikan pengumpulan dan pengerjaan tugas yang diberikan
produk TIK di dalam proses pembelajaran di oleh dosen, mahasiswa sering kali kurang disiplin
perguruan tinggi karena keterbatasan akses dan tidak tepat waktu (79,80%). Berdasarkan dari
mahasiswa terhadap teknologi pendukungnya. temuan tersebut, maka perlu dikembangkan proses
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pembelajaran yang dapat melibatkan peran
Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang perkembangan teknologi didalamnya secara
Standar Nasional Pendidikan Tinggi pasal 14 maksimal. Peran teknologi di dalam proses
menyebutkan bahwa proses pembelajaran melalui pembelajaran diasumsikan dapat mengecilkan
kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode munculnya kekurangan pada pembelajaran
pembelajaran yang efektif. Efektif pada peraturan konvensional sehingga bisa mencapai karakter
tersebut mempunyai arti bahwa proses pembelajaran pembelajaran yang efektif dan kolaboratif.
harus menggunakan waktu secara optimum dan Perkembangan teknologi yang ada juga
bersifat kolaboratif. Artinya, interaksi antara dosen mempengaruhi sistem tata kelola maupun
dan mahasiswa harus tetap terjaga dan semua materi pelaksanaan kegiatan perkuliahan. Pemanfaatan TIK
terinternalisasi dengan baik sesuai dengan waktu dalam sistem pembelajaran telah mengubah sistem
yang telah direncanakan. Kriteria yang disampaikan pembelajaran pola konvensional atau pola
pada peraturan tersebut sebenarnya bisa dicapai tradisional menjadi pola modern yang bermedia
dengan memanfaatkan produk TIK atau peran (Paryono dan Quito, 2010; Aunurrahman, 2012;
Dharma dkk, 2013 dan Husamah, 2014).
Admaja Dwi Herlambang, dkk, Edmodo Untuk Meningkatkan Kualitas … 3

Pengintegrasian TIK dalam pembelajaran Hasil survey di lapangan menunjukkan bahwa


merupakan langkah yang tepat untuk pembelajaran e-learning sudah dimanfaatkan untuk mendukung
yang berpusat pada peserta didik (students centered), proses pembelejaran di dalam perkuliahan di
meningkatkan keahlian komunikasi yang efektif, Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu
kemampuan memecahkan masalah, dan keahlian Komputer, Universitas Brawijaya. Salah satu
berpikir kritis, kreatif, adaptif, dan reflektif (Gray, bentuk e-learning yang dimanfaatkan dapat
2012). Sayangnya, perkembangan TIK yang begitu diakses di vlm.ub.ac.id. Hasil survey kepada 100
pesat belum dimanfaatkan secara optimal dalam mahasiswa secara acak menunjukkan bahwa
proses pembelajaran (Tamba, 2011; dan Samuel & keefektifan e-learning hanya mendapatkan skor
Zaitun, 2007) sebesar 40,35% yang artinya pemanfaatan e-
Menurut Patmanthara (2014), e-learning adalah learning masih sangat kecil dan masih cenderung
pembelajaran berbantuan TIK dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran konvensional.
piranti elektronik, jaringan, dan perangkat lunak Pemanfaatan e-learning tersebut hanya didominasi
pengajaran yang dilengkapi dengan fasilitas aktifitas untuk mendistribusikan bahan perkuliahan
komunikasi, pemantauan, dan evaluasi. E-learning dan ujian dengan butir soal berbentuk pilihan
dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk dunia ganda saja. Peneliti kemudian mencoba alternatif
maya untuk membuat sebuah transformasi proses lain untuk meningkatkan pemanfaatan e-learning
pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi ke dengan menggunakan media lain, yaitu Edmodo.
dalam bentuk digital yang dijembatani teknologi Keputusan untuk memilih Edmodo sebagai
internet (Clark & Mayer, 2008; Munir, 2009; dan alternatif media pembelajaran di lingkungan e-
Rusman, dkk, 2011). Hasil riset Said, Kirgis, learning adalah karena Edmodo mampu
Verkamp, & Johnson (2015) membuktikan bahwa e- memberikan tata kelola pembelajaran yang lebih
learning mampu memberikan hasil yang lebih baik baik dan mudah. Edmodo mempunyai kemampuan
dari sisi hasil pembelajaran mahasiswa di perguruan untuk memfasilitasi kelas digital dan komunitas
tinggi daripada model pembelajaran face-to-face. pembelajaran yang besar dan efektif (Cherner,
Syarat untuk membangun e-learning yang efektif Lee, Fegely, & Santaniello, 2016).
untuk perguruan tinggi, yaitu: (1) desain konten Peneliti melakukan eksperimen pada
kuliah yang baik; (2) dosen memfasilitasi diskusi; perkuliahan Manajemen Proyek Sistem Informasi
(3) dosen aktif merespon pertanyaan dari (MPSI). Berdasarkan temuan di lapangan,
mahasiswa; (4) dosen mendesain tugas dengan tepat; matakuliah MPSI adalah matakuliah yang
dan (5) dosen mengevaluasi hasil pembelajaran berkriteria proyek, dimana mahasiswa dituntut
mahasiswa (Sun & Chen, 2016). Eksperimen yang untuk merencakan dan mengeksekusi proyek di
dilakukan oleh Hanum (2013) menunjukkan bahwa lapangan. Pengelolaan kelas cenderung didesain
e-learning dapat memfasilitasi interaksi kelas agar mahsiswa lebih banyak beraktifitas di luar
sebesar 66,10%. Artinya, interkasi dosen dan kelas untuk merancang proyek. Hasil observasi
mahasiswa di dalam e-learning sudah cukup efektif. pada matakuliah MPSI menunjukkan bahwa model
Teknologi memang tidak bisa menggantikan peran pembelajaran yang digunakan masih cenderung
dosen secara penuh di dalam pembelajaran. Salah konvensional sehingga jam efektif perkuliahan
satunya adalah peran dosen sebagai motivator di banyak dihabiskan di dalam kelas. Artinya, perlu
dalam pembelajaran. Peran dosen sebagai motivator digunakan model lain untuk memfasilitasi
adalah alasan mengapa interaksi antara dosen dan matakuliah berkriteria seperti MPSI. Hasil evaluasi
mahasiswa harus tetap terjaga walaupun dijembatani tengah semester juga menunjukkan bahwa rerata
oleh teknologi informasi. Bahkan kualitas interaksi nilai perencanaan proyek mahasiswa adalah 58,75
harus lebih tinggi karena teknologi e-learning yang artinya masih di bawah kategori tinggi.
memungkinkan komunikasi yang tidak terbatas oleh Kualitas perencanaan proyek dapat dinilai dari
ruang dan waktu. Hasil riset Saade & Sharhan beberapa indikator, yaitu: (1) kualitas company
(2015) menunjukkan bahwa kuatnya minat profile; (2) kualitas project charter; (3) kualitas
mahasiswa untuk tetap menggunakan e-learning team contract; (4) kualitas software requirement
adalah interaksi berupa motivasi yang timbul dari specification; (5) kualitas financial analysis; (6)
sumber luar. Dosen adalah salah satu sumber luar kualitas project schedule; dan (7) kelengkapan
untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa dokumen pendukung.
melalui interaksi yang terjadi melalui perangkat
teknologi. Selain itu, riset Kosasi (2015) 2. METODE
menunjukkan bahwa e-learning sendiri juga mampu
mampu meningkatkan motivasi karena Penelitian ini menggunakan metode penelitian
keinteraktifannya. Artinya, e-learning mampu pre-experimental design dengan model one-group
pretest-posttest design yaitu desain eksperimen
menambah kualitas interaksi dosen dan mahasiswa
dengan cara membandingkan keadaan sebelum dan
apabila memanfaatkan fitur komunikasi yang ada di
sesudah perlakuan pada satu kelas eksperimen
dalamnya, seperti group chat, comment, quiz, dan
(Creswell 2009:158-159; Fraenkel dan Wallen,
lain sebagainya.
2009:265; Sugiyono, 2009:110; dan Emzir,
4 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

2010:96). Keefektifan sistem manajemen postest. Analisis deskriptif memberikan gambaran


pembelajaran diukur dengan cara membandingkan secara sistematis data yang faktual dan akurat
kompetensi peserta sesudah perlakukan (O2) dengan mengenai fakta-fakta tentang efektivitas penggunaan
kemampuan peserta sebelum perlakuan (O1).
e-learning pada mata kuliah pembelajaran
Perbedaan skor O1 dengan O2 dianalisis
menggunakan uji-t. berbantuan komputer yang disajikan dalam bentuk
Penelitian pre-eksperimen ini dilakukan di tabel, grafik, atau diagram. Langkah-langkah untuk
Program Studi Sistem Informasi, Univeristas menganalisis data kuantitatif yaitu: memberikan skor
Brawijaya pada semester genap tahun ajaran pada setiap indikator; menentukan nilai rerata;
2015/2016. Subjek penelitian adalah satu kelas pada menentukan nilai modus; dan menafsirkan makna.
matakuliah MPSI berjumlah 45 mahasiswa dan Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner,
pemberi perlakuan (instruktur) adalah dosen. analisis dan interpretasi dilakukan pada tiap
Instrumen penelitian dibagi menjadi dua yaitu indikator. Teknik analisis deskriptif yang digunakan
instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. adalah dengan pemakaian tabel frekuensi, persentase
Instrumen perlakuan ini berupa instrumen perangkat rerata masing-masing butir digunakan Persamaan
pembelajaran yang terintegrasi dengan sistem e- (1). Pada Persamaan (1) P adalah persentase yangg
learing pada matakuliah MPSI Instrumen dicari, F adalah skor tiap indikator, dan N adalah
pengukuran digunakan untuk mengukur hasil belajar skor ideal (Sudjana, 2005).
mahasiswa setelah melakukan pembelajaran
menggunakan media e-learning dan untuk (1)
mengetahui efektivitas perkuliahan menggunakan e-
learning. Sistem e-learning menggunakan edmodo Hasil perhitungan persentase kemudian
sebagai Learning Management System (LMS). dikonsultasikan pada kategori penafsiran skor dalam
Instrumen pengukuran dalam penelitian ini terdiri analisis deskriptif data sebagaimana pada Tabel 1.
dari dua macam, yaitu: tes objektif dan angket Tabel 1 dihasilkan berdasakan teori skor distribusi
respon mahasiswa untuk mengetahui efektvitas normal.
sistem.
Tabel 1 Kategori Penafsiran Skor dalam Analisis
Sesuai dengan teknik pengumpulan data,
Deskriptif
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini No. Persentase (%) Kategori
adalah tes objektif dan angket. Instrumen 1 83,34 < P ≤ Sangat baik/ Sangat
dikembangkan berdasarkan variabel penelitian 100,00 tinggi
dengan prinsip garpu tala dengan cara menelaah 2 79,17 < P ≤ 83,34 Baik/ tinggi
konstruk variabel penelitian, menerjemahkan dalam 3 50,00 < P ≤ 79,17 Kurang Baik/ rendah
bentuk kisi-kisi, dan menelaah kondisi di lapangan. 4 0,00 < P ≤ 50,00 Tidak Baik/ sangat
rendah
Sebelum digunakan untuk mengambil data,
instrumen terlebih dahulu divalidasi isi oleh ahli
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
(expert judgement) dan dilakukan validasi konstruk
secara empirik di lapangan. Hasil validasi ahli Data ini merupakan kemampuan awal peserta
sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran
masuk dalam kriteria sangat tinggi, sedangkan hasil
matakuliah MPSI yang diperoleh dari nilai pretest
uji validasi konstruk (validasi butir) menunjukkan dan data hasil belajar yang didapat dari nilai posttest
bahwa keseluruhan butir masuk dalam kriteria valid. setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
Analisis selanjutnya adalah uji reliabilitas instrumen, menggunakan e-learning. Data pretest dan postest
dengan hasil realibilitas masuk dalam kategori mahasiswa selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
sangat reliabel. Tes objektif berupa tugas proyek dan
angket respon mahasiswa menggunakan skala likert Tabel 2 Deskripsi Data Prestest dan Postest
Nilai Nilai Skor Std
dengan empat alternatif jawaban, yaitu tidak baik MPSI Tertinggi Terendah rerat deviasi
(1), kurang baik (2), baik (3), dan sangat baik (4). a
Prestest 75,00 45,00 61,00 17,79
Sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis data Postest 100,00 70,00 82,00 12,65
yang ada, teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis uji beda (uji-t) dan analisis deskriptif Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa pada
kuantitatif. Analisis uji-t digunakan untuk matakuliah MPSI skor rerata prestest sebesar 61,00
memperoleh informasi peningkatan hasil belajar dan posttest sebesar 82,00. Sedangkan untuk standar
mahasiswa melalui uji perbedaan nilai pretest dan deviasi untuk nilai pretest sebesar 17,79 dan nilai
posttest sebesar 12,65. Berdasarkan data tersebut
Admaja Dwi Herlambang, dkk, Edmodo Untuk Meningkatkan Kualitas … 5

dapat diketahui bahwa nilai posttest lebih besar interaksi antar-mahasiswa, mahasiswa dengan
daripada nilai pretest. dosen, maupun forum satu kelas. Pembelajaran ini
Hasil pengujian hipotesis yang dipaparkan dalam juga mensinergikan antara modus dan cara belajar
penelitian ini adalah hasil uji beda hasil belajar yang mampu menumbuhkan kreativitas dan
mahasiswa pada matakuliah MPSI sebelum dan kemandirian belajar.
sesudah mengikuti pembelajaran berbasis e-learning
menggunakan Edmodo sebagai media pembelajaran Tabel 4 Data Hasil Uji Efektivitas Media E-
yang bersifat asinkron. Hasil uji beda nilai pretest learning
dan posttest dapat dilihat pada Tabel 3. Penerimaan No Aspek Persentase (%) Kategori
atau penolakan terhadap hipotesis didasarkan pada 1 A 88,25 Sangat Baik
2 B 84,35 Sangat Baik
besarnya nilai thitung dibandingkan ttabel atau angka 3 C 82,60 Baik
signifikansi (Sig.). 4 D 85,50 Sangat Baik
Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai thitung 5 E 80,20 Baik
dari data mahasiswa Program Studi Sistem 6 F 86,45 Sangat Baik
7 G 82,30 Baik
Informasi lebih besar daripada ttabel (-10,396 > 8 H 79,20 Baik
2,014), sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat Rata-rata 83,61 Sangat Baik
perbedaan yang signifikan antara data pretest dan Keterangan:
posttest. Sedangkan jika dilihat dari nilai Sig. (Sig. = A Kemudahan dalam penggunaan media e-
learning
0,000) yang kurang dari 0,05, mempunyai arti B Kesesuaian desain tampilan media e-learning
bahwa pembelajaran dengan menggunakan media e- C Media e-learning bersifat interaktif
learning lebih dapat meningkatkan kualitas D Media e-learning dapat digunakan sebagai
perencanaan proyek daripada model pembelajaran sarana belajar secara mandiri
E Tingkat fungsionalitas e-learning untuk
yang selama ini berlangsung pada matakuliah MPSI. meningkatkan minat dan perhatian mahasiswa
Dengan kata lain, pemanfaatan Edmodo sebagai dalam proses perkuliahan
media pembelajaran e-learning memberikan dampak F Kejelasan isi materi pada media e-learning
yang positif terhadap kualitas perencanaan proyek G Penggunaan gambar dan data pada media e-
learning memperjelas materi
matakuliah MPSI. Temuan ini sejalan dengan teori H Kuis/latihan sesuai dengan materi yang
yang dikemukakan oleh Fry, Steve, & Marshall ditampilkan pada media e-learning
(2009). Fry, Steve, & Marshall (2009) menyatakan
bahwa pembelajaran berbasis e-learning yang efektif Temuan penelitian menunjukkan bahwa
dapat memberikan tuntunan sukses untuk peserta kemudahan dalam penggunaan Edmodo sebagai
didik, baik melalui pembelajaran reguler maupun media e-learning masuk dalam kategori sangat baik
pembelajaran mandiri. (mean=88,25). Hal ini berarti bahwa media tersebut
sangat user friendly dengan kelengkapan fitur yang
Tabel 3 Hasil Uji Beda Data Pretest dan Posttest sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Mahasiswa
pada Uji Coba Lapangan juga memberikan respon yang sangat baik
(mean=84,35) terhadap kesesuaian desain dan
tampilan media e-learning. Selain sesuai dengan
MPSI N x Sig. thitung ttabel
jenis mata kuliah, juga sesuai dengan perkembangan
Prestest 45 61,00
Postest 45 82,00
0,000 -10,396 2,014 psikologis mahasiswa.
Mahasiswa memberikan respon baik
Setelah diketahui bahwa pemanfaatan Edmodo (mean=82,60) terhadap sifat media e-learning
sebagai media e-learning mampu meningkatkan sebagai media interaktif. Hasil temuan tersebut
kualitas perencanaan proyek matakuliah MPSI, selaras dengan pendapat Bates dan Wulf (dalam
maka analisis dilanjutkan dengan penilaian Siahaan, 2002) yang menjelaskan manfaat dari
mahasiswa terhadap efektivitas media e-learning pembelajaran online adalah dapat meningkatkan
yang digunakan dalam pembelajaran. Penilaian kadar interaksi pembelajaran antara dosen dan
terhadap efektivitas media e-learning didasarkan mahasiswa, dan memungkinkan terjadinya interaksi
kepada delapan aspek seperti yang tertuang pada pembelajaran dimanapun dan kapanpun. Dosen
Tabel 4. berperan sebagai pengelola yang “mengorkestrakan”
Pada Tabel 4 diketahui bahwa rata-rata aktivitas belajar melalui media e-learning. Hal ini
efektivitas media e-learning adalah 83,61 dengan terefleksikan pada skenario pembelajaran yang
kategori sangat baik. Pembelajaran menggunakan menempatkan peran dosen sebagai fasilitator dalam
media e-learning ini memungkinkan keleluasaan aktivitas pembelajaran. Representasi peran fasilitator
individu yang berbeda. Mahasiswa melakukan dalam hal ini ditunjukkan dengan adanya komitmen
aktivitas belajar dengan gaya dan cara yang berbeda yang selalu siap untuk memfasilitasi interaksi
(individual differences). Keadaan ini dapat mahasiswa melalui fitur-fitur yang tersedia pada
dijelaskan dari berbagai alternatif yang harus media e-learning.
ditempuh oleh mahasiswa selama mengikuti Hasil empirik penelitian ini menunjukkan bahwa
matakuliah MPSI, misalnya dalam melakukan Edmodo sebagai media e-learning sangat baik
6 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

digunakan sebagai sarana belajar mandiri Edmodo merupakan jejaring sosial untuk
(mean=85,50) dan baik untuk meningkatkan minat pembelajaran berbasis Learning Managent System
dan perhatian mahasiswa dalam proses perkuliahan (LMS). Edmodo memberi fasilitas bagi dosen dan
(mean=80,20). Hasil tersebut sesuai dengan mahasiswa, tempat yang aman untuk berkomunikasi,
pendapat Hiemstra (2006) yang menyatakan bahwa berkolaborasi, berbagi konten dan aplikasi
web mendukung kemandirian belajar dan diperkuat pembelajaran, tugas bagi mahasiswa, diskusi dalam
dengan hasil penelitian Sakdiah, dkk (2015) yang kelas virtual, ulangan secara online, nilai dan
menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri berbasis diskusi. Pada intinya edmodo menyediakan semua
web dapat meningkatkan kemandirian belajar yang bisa dilakukan di kelas dalam kegiatan
mahasiswa. Melalui media e-learning, mahasiswa pembelajaran. Edmodo pada dasarnya merupakan
dapat memperkaya pengetahuan dan menggali sebuah situs yang diperuntukan bagi pendidik untuk
pengetahuan lebih dalam melalui materi yang telah membuat kelas virtual. Situs tersebut bersifat gratis
disajikan dalam media. Selain itu, melalui e-learning dan gampang digunakannya selama dosen dan
mahasiswa juga dapat berinteraksi antar mahasiswa mahasiswa terhubung dengan internet. Proses
atau mahasiswa dengan dosen. pembelajaran menggunakan Edmodo ditunjukkan
Penilaian mahasiswa pada aspek kejelasan materi pada Gambar 1.
yang diupload dosen pada media e-learning masuk
dalam kategori sangat baik (mean=86,45). Hal ini
mempunyai makna bahwa materi yang dipersiapkan
kemudian disajikan dalam media telah disesuaikan
dengan kebutuhan pembalajaran matakuliah MPSI.
Selain itu, penggunaan gambar sebagai bahan
ilustrasi dan penggunaan data sebagai penguat
materi pembelajaran masuk dalam kategori baik
(mean=82,30). Penggunaan gambar dan data sebagai
penguat materi pembelajaran sangat dimungkinkan
untuk ditampilkan pada media e-learning mengingat
space media ini sangat besar. Bahkan melalui Gambar 1 Desain Proses Pembelajaran Menggunakan
Edmodo, dosen dapat membuat perpustakaan Edmodo sebagai LM
pembalajaran sebagai tempat bahan refensi yang Seiring dengan skenario pembelajaran yang
berhubungan dengan materi perkuliahan. tercantum di atas, pembelajaran memanfaatkan situs
Respon mahasiswa terhadap fitur kuis/latihan jejaring sosial, seperti Edmodo, menawarkan
yang terdapat pada Edmodo masuk dalam kategori kesempatan unik untuk menghubungkan dosen
baik (mean=79,20). Aktivitas belajar mahasiswa dengan mahasiswa dan membantu mahasiswa
dalam memanfaatkan kuis online sangat bervariasi. menciptakan norma-norma pembelajaran. Sintaks
Menurut Rouf (2011) aktivitas peserta didik dalam pembelajaran berbantuan edmodo sebagai LMS
kuis online dapat menjadi alat ukur kemandirian merupakan cerminan model pembelajaran blended
belajar peserta didik. Fasilitas kuis online pada learning. Model ini mensinergikan pembelajaran
Edmodo masih memiliki kelemahan, sehingga tatap muka (face to face) dengan pembelajaran
respon dan aktivitas belajar mahasiswa (online) yang saling melengkapi. Pada gambar 1
menggunakan kuis online tergolong belum ditunjukkan bahwa pembelajaran tatap muka dimulai
memuaskan. Salah satu hal yang menjadi kelemahan dengan penjelasan materi oleh dosen sesuai dengan
adalah tidak adanya fitur umpan balik (feedback). intruksional pembelajaran dengan metode presentasi.
Penilaian dan catatan latihan dalam kuis online Selanjutnya dilanjutkan dengan pembelajaran online
mempengaruhi ketertarikan mahasiswa dalam yang berisi kegiatan pembelajaran mandiri, diskusi,
mengerjakan kuis. dan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa melalui
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat serangkaian kegiatan online, seperti sharing materi,
disimpulkan secara keseluruhan bahwa efektivitas diskusi terbatas, dan pengerjaan evaluasi. Sintaks
pemanfaatan LMS pada perkuliahan pembelajaran terakhir dilengkapi dengan kegiatan tatap muka
berbantuan komputer ditinjau dari hasil belajar sebagai tahapan evaluasi terhadap pembelajaran
mahasiswa dan angket, masuk dalam kategori sangat yang telah dilaksanakan, baik evaluasi kegiatan
baik. Dengan hasil tersebut maka dalam mata kuliah perkualiahan dan pembelajaran online. Sintaks
lainnya, konsep pemanfaatan LMS dalam model pembelajaran menggunakan edmodo sebagai
perkuliahan dapat digunakan sebagai diversifikasi LMS ini digunakan untuk meningkatkan hasil
pembelajaran dengan model e-learning belajar dan efektivitas pembelajaran yang dilihat
menggunakan edmodo. Pemanfaatan LMS dalam dari kemudahan, kesesuaian, dan tingkat
perkuliahan dilakukan untuk meningkatkan kualitas fungsionalitas LMS.
pembelajaran melalui metode pengajaran dari Faktor pendukung penerapan LMS dalam
metode pasif menjadi metode partisipatif dengan perkuliahan juga harus didukung oleh kompetensi
bantuan teknologi. TIK yang dimiliki oleh dosen. Investasi
pengembangan diri dosen dalam pemanfaatan TIK
Admaja Dwi Herlambang, dkk, Edmodo Untuk Meningkatkan Kualitas … 7

dapat memberikan kontribusi positif, baik peserta Cherner, T., Lee, C-Y., Fegely, A., & Santaniello, L.
didik maupun bagi dosen sendiri (Sujianto, 2016. “A Detailed Rubric for Assessing the
Mukhadis, dan Isnandar, 2012; dan Munadi, 2009). Quality of Teacher Resource Apps”.
Melalui pemanfaatan TIK dalam pembelajaran Journal of Information Technology
dosen dan mahasiswa dapat bekerjasama dalam Education: Innovations in Practice. Vol.
belajar, diskusi, berbagi informasi, dan menemukan 15, 2016, laman web:
pengetahuan. http://www.informingscience.org/Publicatio
Sebagian besar dosen sebenarnya telah ns/3527 [diakses 1 Agustus 2016].
menggunakan TIK dalam perkuliahan yang .Clark, R.C. & Mayer, R.E. 2008. E-Learning and
digunakan untuk menyiapkan perkuliahan, The Science of Instruction: Proven
melakukan presentasi, dan melaksanakan evaluasi Guidelines for Consumers and Designers of
mahasiswa (Singh & Samili, 2014; dan Samuel & Multimedia Learning, Second Edition. San
Zaitun, 2007). Dosen sebenarnya sudah Francisco: John Wiley & Sons, Inc.
memanfaatkan TIK khususnya komputer pada tahap
Creswell, J.W. 2009. Research Design: Qualitative,
penyiapan, pelaksanaan, dan evaluasi secara
Quantitative, and Mixed Methods
sederhana, namun untuk pemanfaatan TIK secara
Approach. California: Sage Publications.
lebih canggih dan spesifik belum diterapkan. Oleh
karena itu keterampilan dosen dalam bidag TIK Dryden & Voss. 1999. The Learning Revolution: To
khususnya dalam pemanfaatan LMS perlu Change the Way the World Learn. The
ditingkatkan (Keengwe & Onchwari, 2011; dan Learning Web, laman web:
Simonson, 2008). http://www.thelearningweb.net [diakses 1
Agustus 2016]
4. SIMPULAN
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan:
Simpulan yang dapat dirumuskan dari Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Rajawali
eksperimen yang telah dilakukan adalah Pers.
pemanfaatan Edmodo sebagai media e-learning Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2009. How to Design
yang bersifat asinkron untuk meningkatkan kualitas and Evaluate Research in Education. New
proyek pada matakuliah MPSI sangat baik. Hal ini York: McGraw-Hill.
terbukti dari peningkatkan kualitas proyek
Fry, H, Steve, K, & Marshall, S. 2009. A Handbook
mahasiswa dan nilai efektivitas media e-learning
for Teaching and learning in Higher
yang sangat tinggi. Dari simpulan yang ada, dapat
Education: Enhancing Academic Practice
disarankan bagi dosen untuk meningkatkan
(Third Edition). New York: Routledge.
kompetensi TIK yang mendukung konsep integrasi
TIK dalam proses perkuliahan. Salah satu integrasi Gray, Tessa. 2012. Rich ICT Learning Experiences:
TIK dalam yang dapat diterapkan dalam perkuliahan What Do They Look Like?, laman web:
adalah pemanfaatan media e-learning. Peningkatan http://elearning.tki.org.nz/ [diakses 16 Mei
kompetensi tersebut dapat dilakukan dengan cara 2016].
belajar otodidak, mengikuti sistem magang pada Hanum, N.S. 2013. “Keefektifan E-learning sebagai
rekan sesama dosen yang telah memanfaatkan media Media Pembelajaran”. Jurnal Pendidikan
e-learning dalam perkuliahan, dan mengikuti Vokasi, Vol. 3, Nomor 1, Februari 2013.
pelatihan. Universitas dituntut untuk dapat Husamah. 2014. Pembelajaran Bauran (Blended
memfasilitasi dosen dalam rangka peningkatan Learning). Jakarta: Prestasi Pustaka.
kompetensi TIK dengan cara menyelenggarakan
Keengwe, J. & Onchwari, G. 2011. Computer
kegiatan pelatihan TIK secara berkala. Dengan
demikian, jika penyelenggaraan pelatihan TIK Technology Integration and Student
secara rutin dan berkelanjutan dilaksanakan di Learning: Barriers and Promise. Journal of
Science Education and Technology. 17:
sekolah, tingkat integrasi TIK dalam pembelajaran
560-570.
dapat meningkat dan berpengaruh pada hasil belajar
mahasiswa dan membentuk dosen yang profesional. Kosasi, S. 2015. “Perancangan E-learning untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Guru dan
5. DAFTAR PUSTAKA Siswa”. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Teknik Informatika, Singaraja,
Arroway, P., Yanosky, R., Brooks, D.R., Thayer, Bali, 12 September 2015.
T.L., & Morgan, G. 2015. Analytics in
Marchewka, J.T. 2015. Information Technology
Higher Education, laman web:
Project Management: Providing
https://library.educause.edu/resources/2015/
Measurable Organizational Value. USA:
5/analytics-in-higher-education-2015
John Wiley & Sons, Inc.
[diakses 1 Agustus 2016].
Munadi, S. 2009. Implementasi Transformasi
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran.
Teknologi dalam Meningkatkan Kualitas
Bandung: Alfabeta.
Pembelajaran Kejuruan Bidang Teknik,
8 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

laman http://staff.uny.ac.id/, [diakses 1 Seok, Soonhwa. (2008). “The Aspect of E-


Agustus 2016].. Learning”. International Journal on E-
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis learning, Proquest, 7(4), 725-741.
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Singh, T. K. R. & Samili, Chan. 2014. Teacher
Bandung: Alfabeta. Readiness On ICT Integration In Teaching-
Paryono & Quito, B. 2010. Meta-analysis of ICT Learning: A Malaysian Case Study.
Integration in Vocational and Technical International Journal of Asian Social
Education in Southeast Asia, laman web: Science. 4(7): 874-885.
http://www.voctech.org.bn/ [diakses 1 Siahaan, S. 2002. Pola Penyelenggaraan Pendidikan
Agustus 2016]. dan Pelatihan Jarak Jauh bagi Peningkatan
Patmanthara, Syaad. 2014. Pembelajaran Kompetensi Guru. Jakarta: Seamolec.
Berbantuan Komputer. Jember: Cerdas Ulet Simonson, M. 2008. Technology use of Hispanic
Kreatif. Bilingual Teachers: A Function of their
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Beliefs, Attitudes and Perceptions on Peer
Republik Indonesia Nomor 49 tentang Technology Use in the Classroom. Journal
Standar Nasional Pendidikan Tinggi. of Instructional Technology. 31 (3): 257-
Badan Standar Nasional Pendidikan, laman 266.
web: http://bsnp-indonesia.org/ [diakses 1 Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung:
Agustus 2016]. Tarsito.
Rouf, A. 2011. “Assesment of Self Directed Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan
Learning by Comprehensive Online Test”. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
International Journal of Biology Education. R&D). Bandung: Alfabeta.
Vol. 1, No. 1. 2011. Sujianto, Mukhadis, dan Isnandar. 2012.
Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Pengembagan Prefesionalitas berkelanjutan
Teknologi Informasi dan Komunikasi, Guru Bersertifikast Pendidik di SMK
Mengembangkan Profesionalitas Guru. Rumpun Teknologi. Jurnal Teknologi dan
Jakarta: PT. Raja Grafindo. Kejuruan. 35 (1): 1-16.
Saade, R.G., & Sharhan, J.A. 2015. “Discovering the Sun, A., & Chen, X. 2016. “Online Education and
Motivations of Students when Using an Its Effective Practice: A Research Review”.
Online Learning Tool”. Journal of Journal of Information Technology
Information Technology Education: Education: Reasearch. Vol. 15, 2016,
Reasearch. Vol. 14, 2015, laman web: laman web:
http://www.informingscience.org/Publicatio http://www.informingscience.org/Publicatio
ns/2271 [diakses 1 Agustus 2016]. ns/3502 [diakses 1 Agustus 2016].
Said, H., Kirgis, L., Verkamp, B., & Johnson, L. Tamba, M. 2011. Pemanfaatan Teknologi Informasi
2015. “Online vs. Face-to-Face Delivery of dan Komunikasi pada Pembelajaran di
Information Technology Courses: Students’ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
Assessment”. Journal of Information Medan. Medan: Universitas Negeri Medan.
Technology Education: Reasearch. Vol. 14, Word Bank. 2016. International Telecommunication
2015, laman web: Union, World Telecommunication/ICT
http://www.informingscience.org/Publicatio Development Report and database, and
ns/2274 [diakses 1 Agustus 2016]. World Bank Estimates, lamanweb:
Sakdiah, S, dkk. 2015. “Efektivitas Metode http://data.worldbank.org/indicator/IT.NET.
Pembelajaran Inkuiri Berbais Web dalam USER.P2?locations=ID [diakses 1 Agustus
Meningkatkan Kemandirian Belajar 2016].
Mahasiswa”. Jurnal Pendidikan
Humaniora. Vol. 3 No. 1, 2015.
Samuel, R. & A. Zaitun. 2007. “Do Teachers have
Adequate ICT Resources and the Right ICT
Skills in Intergrating ICT Tools in the
Teaching and Learning of English
Language in Malaysia Schools?”. The
Electronic Journal of Information Systems
in Developing Countries. 29 (2): 1-15.
Schwalbe, K. 2014. Information Technology Project
Management, Seventh Edition. USA:
Course Technology, Cengage Learning.
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)
Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 188-193

ANALISIS USABILITY PADA WEBSITE UNIVERSITAS


BRAWIJAYA DENGAN HEURISTIC EVALUATION
Bella Aulia M 1, M. Chandra Saputra S.Kom., M.T., M.Eng 2,
AryoPinandito S.T., M.MT 3
1
Bella Aulia M
2
M. Chandra Saputra S.Kom., M.T., M.Eng
3
AryoPinandito S.T., M.MT

Email: 1 bellamustikaningtyas@gmail.com, 2andra@ub.ac.id, 3aryo@ub.ac.id

(Naskah masuk: 8 Agustus 2016, diterima untuk diterbitkan: 8 September 2016)


Abstrak
Usability merupakan sejauh mana kelayakan suatu sistem berdasarkan efektivitas, efisiensi, dan satisfaction
pada konteks tertentu. Pentingnya usability untuk mengukur kualitas kelayakan suatu sistem yang mengarah
pada beberapa metode pengujian. Website resmi Universitas Brawijaya dengan domain ub.ac.id adalah media
informasi online yang berisikan informasi tentang UB. Berdasarkan Pelayanan Informasi dan Komplain (PIDK)
UB terdapat keluhan tentang dokumentasi resmi UB yang belum diperbarui, selain itu menurut Pusat Jaminan
Mutu belum terdapat adanya standar khusus, dan TIK UB belum pernah melakukan evaluasi website. Oleh
karena itu, dibutuhkan evaluasi usability untuk mengetahui permasalahan yang ada pada sistem dan supaya
mencapai tujuan tertentu secara efektif, efisien, dan mencapai kepuasan user. Berdasarkan permasalahan
tersebut, maka diangkatlah penelitian dengan judul Analisis Usability pada Website Universitas Brawijaya
dengan Heuristic Evaluation (HE). HE adalah metode untuk mencari masalah usability dengan Nielsen’s
heuristic dengan melibatkan para ahli.
Penelitian dimulai dengan melakukan pengumpulan data, pengujian website, dan analisis hasil heuristik dan
uji preferensi user. Dengan berpedoman pada sekumpulan heuristik, para ahli mencari dan menilai usability pada
website UB. Kemudian uji preferensi user dengan PSSUQ juga dilakukan untuk mengetahui respon user umum
terhadap website UB, dan didapatkan hasil berupa perbandingan hasil analisis antara HE dengan uji preferensi
user.
Kata kunci: Usability, Heuristic Evaluation, Uji Preferensi User
Abstract
Usability is part of user experience to know how properness a system based on effectiveness, efficiency, and
satisfaction in specific context. The importance of usability is to measure quality of a system which tends to
evaluation methods. Official website of University of Brawijaya (ub.ac.id) is online media containing
information regarding to UB. Based on the problems such as complaint about official documentation that has not
been updated, no specific standard for the website, UB website has never been evaluated. Thus, it is a necessary
to do usability evaluation to know defects in the system and to achieve better in terms of effectiveness,
efficiency, and user satisfaction. Based on the problems mentioned, this research is named Analysis of Usability
on Official Website University of Brawijaya using Heuristics Evaluation. HE is a method to look for usability
defects by involving expert perspectives.
Research starts from collecting data, evaluating data, and analyzing result of evaluations. Heuristics
evaluation is a method to look for usability defects/problems using Nielsen’s heuristic by involving experts as
evaluators in this research. Then, User Preference Evaluation with PSSUQ is needed to know responses of
general users about UB website. From the result, it will be obtained and mapped result from Heuristic Evaluation
and user preference testing concerning usability.
Keywords: Usability, Heuristic Evaluation, User Preferences Testing
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

sebagai metode evaluasi website Universitas


1. PENDAHULUAN Brawijaya, mengetahui hasil uji preferensi user pada
website Universitas Brawijaya, mengetahui analisis
Website sebagai media penyebaran informasi hasil dari Heuristic Evaluation dan uji preferensi user
dibutuhkan agar informasi tersampaikan secara luas pada evaluasi website Universitas Brawijaya.
dan baik. Salah satunya adalah insititusi pendidikan,
Universitas Brawijaya (UB) yang memanfaatkan
website sebagai media informasi online yang bisa
2. METODE
diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun.
Untuk mengetahui kualitas kelayakan sebuah website Alur pada penelitian ini dapat dilihat pada
dibutuhkanlah evaluasi usability yang menjadi solusi Gambar 1.
untuk mengetahui masalah usability. Studi Literatur Usability
Menurut Layanan dan Komplain PIDK di UB
yang menangani komplain seputar UB secara online
(e-complaint) terdapat keluhan dari seorang user
website UB yaitu data dokumen resmi UB pada Perencanaan dan Pengolahan Data
website tersebut belum diperbarui. Lalu Pusat
Jaminan Mutu (PJM) juga menyampaikan bahwa
belum terdapat standar khusus terkait website UB. Pengujian Website
Kemudian menurut TIK UB bahwa belum pernah
dilakukannya evaluasi pada website UB. Melihat hal
tersebut, website UB belum mencukupi aspek Analisis Hasil Pengujian
usability dari segi satisfaction.
Menurut Zimmermann (2008) usability berfokus
pada atribut dari sistem dan usaha untuk menghindari Penarikan Kesimpulan dan Saran
error atau masalah usability. Sedangkan fokus dari
UX ada pada user dan respon baik user terhadap Gambar 1 Alur penelitian
sistem hal tersebut dapat dilihat dari emosi, perilaku
dan nilai yang dihasilkan dari interaksi dengan sistem Pengumpulan data untuk evaluasi usability yaitu
tersebut. memberikan panduan tentang tata cara melakukan
Agar sistem dapat mencapai tujuan tertentu HE untuk memudahkan evaluator dalam melakukan
secara efektif, efisien, dan mencapai kepuasan user evaluasi, lembar penilaian dan lembar persetujuan
dibutuhkanlah evaluasi usability. Salah satunya menjadi evaluator. Penilaian menggunakan skala
adalah Heuristic Evaluation (HE) yaitu sebuah likert 1-4, dengan 1 sebagai masalah usability
metode evaluasi usability untuk memperbaiki sebuah terendah hingga 4 sebagai masalah usability tertinggi.
rancangan secara efektif dengan menggunakan Pengumpulan data sebagai bahan kuisioner uji
sekumpulan heuristik sederhana yang berhubungan. preferensi user dilakukan dengan 2 langkah yaitu
Proses dari HE memungkinkan evaluator yang secara menyusun kuisioner dari kuisioner jenis Post-Study
independen untuk melakukan evaluasi dan menilai System Usability Questionarie (PSSUQ) dan
sistem dari setiap heuristik yang menunjukkan melakukan uji validitas untuk keabsahan data
masalah usability (Alan Dix, 2004). HE memiliki kuisioner dengan melibatkan user. Proses pengujian
kelebihan yaitu pengujian yang menyediakan dengan menggunakan Heuristic Evaluation adalah
pengujian dengan feedback yang cepat dan relatif sebagai berikut:
murah dan dapat digunakan bersamaan dengan 1. Moderator memperkenalkan diri dan
metode evaluasi usability yang lain. Sekumpulan menjelaskan alur HE beserta tata cara
heuristik pada HE mencakup aspek-aspek usability penilaian.
yang digunakan sebagai pedoman untuk
2. Evaluator menerima berkas yang berisi
mengevaluasi website UB.
guideline HE, lembar persetujuan evaluator,
Dengan mengacu pada permasalahan tersebut
dan lembar penilaian evaluasi dengan HE.
maka penelitian ini dilakukan dengan judul “Analisis
Usability pada Website Universitas Brawijaya dengan 3. Evaluator mengisi data pada lembar
Heuristic Evaluation.” Dengan melakukan HE persetujuan evaluator.
diharapkan menghasilkan keluaran untuk mengetahui
4. Evaluator melakukan eksplorasi awal
masalah usability yang ada dan menjadi acuan untuk
website UB agar terbiasa dengan interface
perbaikan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini
website terkait sebelum pengujian
adalah untuk menerapkan Heuristic Evaluation
dilakukan.
Satu, dkk, Judul singkat … 3

5. Pengujian dimulai, evaluator melakukan oleh user.


eksplorasi dan usability inspection HE 6. Recognition rather than Komponen antarmuka
website UB. Pada langkah ini tidak boleh recall pada sistem yang
ada interupsi dari moderator atau pihak lain. mudah dikenali user
dan meminimalisasi
6. Setelah selesai mengevaluasi, evaluator user untuk mengingat
mengisi dan memberi penilaian serta nilai kembali.
(severity rating) pada permasalahan 7. Flexibility and Penggunaan sistem
usability yang muncul. efficiency of secara fleksibel dan
use efisien.
7. Evaluator memberikan kembali berkas yang
sudah diisi ke peneliti/moderator.
8. Aesthetic and Tampilan memiliki
Tabel 1 Aspek Heuristik Evaluation estetika/keindahan dan
minimalist
No Heuristik Definisi design tidak menganggu user
sewaktu berinteraksi
dengan sistem.
1. Visibility of system status Antarmuka
9. Help users recognize, Sistem memudahkan
pada sistem
diagnose, and recover user dapat mengenali,
memberikan mendiagnosa, dan
from errors
informasi keluar dari error.
pada user
tentang 10. Help and Sistem menyediakan
documentation fitur bantuan dan
kondisi suatu
dokumentasi.
proses
dalam jangka
waktu Pengambilan kuisioner PSSUQ didasarkan pada
tertentu. mencari tahu respon user terhadap website UB. Pada
tahap ini perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas
2. Match between system Sistem menggunakan dengan menggunakan SPSS. Tujuannya untuk
and the real world bahasa user, dengan mengetahui butir pernyataan pada PSSUQ dapat
kata dan frase yang digunakan lagi untuk penelitian selanjutnya.
akrab pada user.
3. User control and User memiliki
freedom kebebasan untuk
mengontrol kondisi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tertentu dan dapat
Pada Heuristic Evaluation didapatkan 53
keluar dari suatu
kondisi tertentu yang masalah usability yang ditemukan oleh 5 evaluator.
dikarenakan salah Tiap heuristik terdapat banyaknya masalah yang
memilih fungsi sistem muncul dan total nilai dari masing-masing nomor
4. Consistency and Konsistensi antarmuka heuristik dapat dilihat pada Tabel 2.
standards pada sistem dan sesuai
dengan standar.
5. Error prevention Penanggulangan
kesalahan yang
mungkin dilakukan

Tabel 2 Hasil Heuristic Evaluation

No. Permasalahan Nilai Skala


Heuristik Likert
H8 Layout halaman dokumen resmi kampus dan term of service tidak nyaman. 1
Tampilan website tidak responsif. 3
Call to action masih berupa teks semua. 3
Penggunaan ukuran font dan line height tidak proporsional. 3
Ikon terlalu kecil, usability rendah pada button print atau save. 2
Estetika desain tidak up-to-date. 2
Tombol print pada landing page terlalu kecil. 2
Brand desain tidak konsistem antar halaman. 3
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

Informasi link pada footer lebih banyak daripada informasi di badan halaman utama. 2
H9 Error 404, ketika kembali ke page sebelumnya. Link back to home, going to index 2
a-z, google search tidak berfungsi.
Hasil dari link header card dan RSS berbeda 3
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)
Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 188-193

Tahapan untuk uji preferensi user yaitu untuk H10, dan tidak ditemukan masalah usability pada
mengetahui jumlah sampel, terlebih dahulu H3.
menentukan jumlah populasi. Jumlah populasi
Pada hasil uji preferensi user dengan
diambil dari banyaknya user yang mengakses
menggunakan PSSUQ didapatkan 400 responden.
website UB 54.397 user selama sebulan terhitung
Dari tiap butir pertanyaan kemudian dilakukan
dari tanggal 1-31 Maret 2016.
akumulasi. Kemudian dikelompokkan kedalam
Kemudian dengan menggunakan rumus slovin
distribusi frekuensi.
dengan memasukkan jumlah populasi (N) sebesar
54397 menggunakan taraf signifikansi (α) sebesar Untuk melakukan analisa hasil kuisioner
0.05 didapatkan hasil sampel sejumlah 397 uji preferensi user dilakukan pengukuran
(dibulatkan 400). variasi kelompok. Variasi kelompok
Tahap selanjutnya menggunakan uji validitas dilakukan untuk mengelompokkan
isi yaitu expert judgment untuk memvalidasi karakteristik-karakteristik dengan panjang
kuisioner PSSUQ yang digunakan. Expert rentang data tertentu. Untuk mengetahui
judgment dilakukan untuk menganalisis isi tingkat variasi kelompok dapat dilakukan
instrumen sesuai untuk digunakan sebagai dengan melihat rentang datanya (range).
instrumen yang digunakan dalam penyebaran Dengan menentukan sebanyak 5 kelas pada
kuisioner. Setelah 19 butir pernyataan pada tabel distribusi pada Tabel 4, sehingga
PSSUQ divalidasi oleh expert (ahli). interval (selisih pada satu kelas) yang
.Kuisioner disebarkan kepada sampel hingga didapatkan sebesar 480.
mencapai jumlah sampel yang telah ditentukan..
Penilaian pada PSSUQ yaitu dengan memilih satu Tabel 4 Tabel distribusi frekuensi
diantara 7 nilai, dengan 1 yang berarti sangat
setuju dan 7 yaitu sangat tidak setuju. Akumulasi Frekuensi Nilai
Hasil reliabilitas pada kuisioner ini sebesar nilai
0.959 pada 19 butir pernyataan, cronbach’s alpha 2800 – 0 Sangat
sebesar 0,957. Sedangkan untuk mencapai nilai
yang reliabel dibutuhkan minimal 0,6. Dari hasil 2320 buruk
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil kuisioner 2319 – 0 Buruk
ini reliable. 1839
Tabel 3 Tabel nilai akumulasi tiap heuristic 1838 – 3 Cukup
1358
No. Heuristik Aku Nilai 1357 – 16 Baik
Heu mula 877
risti si
876 – 396 0 Sangat
k nilai
H1 Visibility of system 2,75 Mayor baik
status
H2 Match between 2,83 Mayor Dari Tabel 4 didapatkan 3 pernyataan
system and real nomor 9, 16, dan 17 mendapatkan nilai cukup
world dan 16 butir pernyataan lainnya mendapatkan
H4 Consistency and 1,7 Minor nilai baik dari mayoritas user. Rekomendasi
standards perbaikan hanya diberikan pada pernyataan
H5 Error Prevention 1,6 Minor yang mendapatkan nilai cukup. Poin nomor 9
H6 Recognition rather 2,6 Mayor
(sistem memberikan pesan eror yang jelas)
than recall
dinilai cukup oleh user. Hal tersebut dapat
H7 Flexibility and 3,4 Mayor
efficiency of use dilihat pada H9 pada Tabel 4.1. Dari hal
H8 Aesthetic and 2,3 Minor tersebut dapat dilakukan perbaikan yaitu
minimalist design memperbaiki pesan error seperti memberi
H9 Help users 2 Minor dialog box sesuai kebutuhan. Poin nomor 16
recognize, (tampilan antarmuka website UB menarik)
diagnose, and dan 17 (saya senang menggunakan tampilan
recover from errors. antarmuka website UB ini) memiliki
H10 Help and 2 Minor kemiripan pernyataan sehingga rekomendasi
documentation. yang diberikan juga sama. Poin 16 dan 17
Permasalahan usability pada Tabel 3 terdiri mendapatkan nilai cukup. Hal tersebut dapat
dari permasalahan dengan tingkat perbaikan dengan cara menyusun layout, font, button
prioritas tinggi (mayor) pada 4 heuristik yaitu H1, dan elemen lainnya secara proporsional.
H2, H6, H7, tingkat perbaikan prioritas rendah
(minor) pada 5 heuristik yaitu H4, H5, H8, H9,
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

4. SIMPULAN Suharso, Retnoningsih, Ana. 2005. Kamus


Besar Bahsa Indonesia Edisi Lux.
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis
Semarang: CV Widya karya.
yang dilakukan peneliti, maka dapat diambil
Tullis, T., Albert, B., 2008. Measuring the
kesimpulan sebagai berikut:
User Experience: Collecting,
1. Pada evaluasi usability HE terdapat
Analysing, and Presenting Usability
permasalahan sebanyak 53 masalah
Metrics. Morgan Kaufmann.
usability yang ditemukan oleh para
evaluator (expert). Permasalahan
Jurnal, Prosiding, Majalah, dan/atau
usability terdiri dari permasalahan
Buletin
dengan tingkat perbaikan prioritas tinggi
Dillman, Don. 2000. Constructing the
(mayor) pada 4 heuristik yaitu H1, H2,
questionnaire. Mail and internet
H6, H7, tingkat perbaikan prioritas
surveys. New York: John Wiley &
rendah (minor) pada 5 heuristik yaitu H4,
Sons.
H5, H8, H9, H10, dan tidak ditemukan
Lewis, R., 2002. Psychometric Evaluation of the
masalah usability pada H3.
PSSUQ Using Data from Five Years of
2. Pada uji preferensi user dengan Usability Studies. James R. Lewis. IBM
menggunakan PSSUQ didapatkan Corporation
penilaian dari 400 responden. Dari semua
responden didapatkan 3 butir pernyataan Jurnal Online
yang menunjukkan nilai cukup pada ISO 9241-210, 2010. Tersedia diakses
respon user dan 16 butir pernyataan <https://www.iso.org> [diakses pada
lainnya menunjukkan nilai yang baik. tanggal 20 April 2016]
National Disability Authorization, 2014.
3. Perbandingan antara masalah yang
Tersedia diakses <
ditemukan pada HE tidak semuanya http://universaldesign.ie/Technology-
menjadi masalah pada uji preferensi user. ICT/Universal-Design-for-ICT/User-
Hal tersebut dapat dilihat dari nilai cukup
Testing/>
pada butir pernyataan nomor 9, 16, dan
[diakses tanggal 26 Agustus 2016]
17 yang dipetakan pada heuristik H5, H8,
Nielsen, 1995. Tersedia diakses
H9 yang memiliki masalah minor.
<https://www.nngroup.com/articles/how-to-
conduct-a-heuristic-evaluation/> [diakses
5. DAFTAR PUSTAKA tanggal 20 April 2016]
Raharjo, Sahid, 2014. Tersedia diakses <
Bab dalam Buku dengan Editor
http://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-
Dix, Alan, Finlay, Janet, M., 2010. Human-
validitas-product-momen-spss.html>
Computer Interaction Third Edition.
[diakses tanggal 11 Agustus 2016]
UK: Pearson.
Raharjo, Sahid, 2014. Tersedia
Fruhling, Ann, 2005. Assessing the
<http://www.spssindonesia.com/2014/
Reliability, Validity and Adaptability
01/uji-validitas-product-momen-
of PSSUQ. Omaha: AMCIS.
spss.html> [diakses tanggal 11
Lazar, Jonathan, Feng, Jinjuan Heidi, Hochheiser,
Agustusl 2016]
Harry, 2010. Research Methods in Human-
Sivaji, Ashok, 2011. Usability Testing
Computer Interaction. United Kingdom: John
Methodology: Effectiveness of
Wiley & Sons Ltd.
Heuristic Evaluation in E-Government
Rogers, Yvonne., Sharp, Helen.,dan Preece,
Website Development, [e-journal]
Jennifer J., 2011. Interaction Design:
tersedia melalui IEEE Digital Library
Beyond-Human Computer Interaction.
<http://ieee.org> [diakses 5 Februari
West Sussex: John Wiley & Sons.
2016]
Rubin, Jeff, 2008. Handbook of Usability
Testing Second Edition. Indiana:
Wiley Publishing, Inc.
Sugiono, 2011. Metodologi Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono, 2015. Metodologi Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)
Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 194-200

IDENTIFIKASI JENIS ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER


(ADHD) PADA ANAK USIA DINI MENGGUNAKAN METODE NEIGHBOR
WEIGHTED K-NEAREST NEIGHBOR (NWKNN)
Putri Nur Fadila 1,S.Kom, Indriati,S.T.,M.Kom2, Dian Eka Ratnawati,S.Si,M.Kom3
1)
Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
2)
Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
3)
Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Email: fadilaputrifadila@gmail.com, indriati.tif@ub.ac.id, dian_ilkom@ub.ac.id

(Naskah masuk: 8 Agustus 2016, diterima untuk diterbitkan: 8 September 2016)


Abstrak
Fase pertumbuhan dan perkembangan merupakan fase terpenting pada manusia, khususnya pada anak
usia dini. Pertumbuhan dan perkembangan pada anak mempengaruhi bagaimana seorang anak tersebut ketika
mencapai dewasa baik dari segi mental, fisik, maupun kecerdasaannya. Tentunya tidak semua anak mengalami
perkembangan yang normal, bisa saja ada yang mengalami gangguan perkembangan. Salah satu gangguan
perkembangan yang sering dialami pada anak usia dini adalah ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
Disorder). Untuk ADHD sendiri terdapat tiga jenis yaitu Inattention, Impulsif, dan Hyperactivity. Pada
penelitian ini akan dilakukan identifikasi jenis ADHD berdasarkan gejala yang muncul menggunakan metode
klasifikasi Neighbor Weigted K-Nearest Neighbor (NWKNN). Metode NWKNN merupakan metode
perkembangan dari metode KNN, yang membedakan adalah pada NWKNN terdapat proses pembobotan
terhadap setiap jenis yang akan di klasifikasikan. Pada penelitian ini akan dilakukan identifikasi jenis yang
terdiri atas 4 jenis meliputi Inattention, Impulsif, Hyperactivity, dan Tidak ADHD. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa metode NWKNN dapat melakukan identifikasi jenis ADHD dengan baik ketika data latih
yang digunakan sebanyak 80 data dengan data uji sebanyak 20 data, nilai K=10, dan nilai E=4 dengan hasil
akurasinya mencapai 95%. Pada penelitian ini juga membuktikan bahwa metode NWKNN memiliki rata-rata
akurasi 2% lebih baik dibandingkan metode KNN dalam melakukan identifikasi jenis ADHD
Kata Kunci: Perkembangan, Anak Usia Dini, ADHD, dan Metode NWKNN
Abstract
Growth and development are the most important fase for human, especially for early age children.
Growth and development indeed give an influence on how the child in mentalism, physical and shrewdness
aspect when they are getting older. Not every children has a normal development, some of them can have
development disruption. One of development disruptions that happen often for early age children is ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder). For ADHD, it has three kinds, which are inattention, impulsif and
hyperactivity. In this research, the researcher will detect the kind of ADHD based on symptom arise using
Neighbor Weigted K-Nearest Neighbor (NWKNN) method. NWKNN method is one of development methods
from KNN method, the different is on NWKNN there is integrity process on every kind which being classified.
In this research, there will be done some identification kind which consist of 4 kinds, Inattention, Implusif,
Hyperactivity and not ADHD. The result of this research shows that NWKNN method able to done the ADHD
identification well when data consist of 80 data training, 20 data testing, K score=10, and E score=4 with
accuracy result that reach 95%. In this research also prove that NWKNN method have an accuracy of 2%
better than KNN method to detect kind of ADHD.
Keywords: Development, Early Age Children, ADHD, and NWKNN Method

proses penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis


1. PENDAHULUAN dengan kangka waktu yang berlangsung sepanjang
hidup (Ikalor,2013). Fase usia yang selalu menjadi
Setiap manusia yang telah terlahir ke dunia sorotan dan perhatian orang tua adalah fase ketika
pasti mengalami fase pertumbuhan dan anak berada di usia dini. Seorang anak dikatakan
perkembangan. Perubahan secara fisiologi pada berada pada usia dini ketika mereka berada di rentan
jangka waktu tertentu pada anak disebut dengan usia 0-8 tahun (Habibi, 2015) dan fase tersebut bisa
pertumbuhan, sedangkan perkembangan merupakan disebut sebagai golden age. Pada fase pertumbuhan
1
2 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2 Juni 2016, hlm. x-y

dan perkembangan dapat juga disimpulkan melalui penelitiannya terkait corpus berbahasa
bahwasannya orang tua tidak begitu memahami Inggris dan berbasa Mandarin (Arissaputra, 2015).
pertumbuhan dan perkembangan anaknya tersebut
normal atau tidak. Hal itu bisa saja terjadi karena Berdasarkan beberapa permasalahan yang
orang tua terlalu senang ketika sang buah hati telah disebutkan, maka penulis mengusulkan
tumbuh dan berkembang dengan cepat karena setiap penelitian dengan judul “Identifikasi Jenis Attention
tingkah lakunya yang menggemaskan dan lucu, atau Deficit Hyperactivty Disorder (ADHD) pada Anak
bisa jadi orang tua menganggap biasa saja ketika Usia Dini menggunakan Metode Neighbor Weighted
tumbuh dan berkembangnya sang buah hati terkesan K-Nearest Neighbor (NWKNN)”
lambat karena menganggap belum waktunya belum
saatnya (Limbong,2015). 2. METODE

Salah satu perilaku yang tidak normal atau bisa 2.1 Langkah Penelitian
Sumber yang digunakan dalam penelitian ini
disebut dengan perilaku abnormal disebut dengan
ADHD. ADHD merupakan singkatan dari Attention- berasal dari House Of Fatima. House Of Fatima
Defict/Hyperactivity Disorder merupakan gangguan merupakan salah satu tempat terapi untuk anak
berkebutuhan khusus baik dari segi pertumbuhan
motorik yang bisa membuat seseorang sulit dalam
maupun perkembangannya yang berlokasikan di Jl.
memperhatikan atau konsentrasi dan berperilaku
Sumbing No.10 Kota Malang.
yang berlebihan (Aini,2013).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah :
Pada umumnya yang lebih banyak
teridentifikasi terkena ADHD adalah laki-laki
1. Mengumpulkan data hasil kuisioner yang
dibandingkan perempuan dengan rasio 2:1 pada
diperoleh dari House of Fatima untuk
anak kecil dan 1,6 : 1 pada orang dewasa, dan
digunakan sebagai data latih
berdasarkan hasil survei populasi ditunjukkan bahwa
2. Menjawab setiap penyataan yang ada pada
ADHD 5% terjadi pada anak kecil dan 2,5% pada
kuisioner pada sistem sebagai data uji
orang dewasa (DSM V, 2013). Selain itu menurut
3. Melakukan identifikasi menggunakan metode
SV Faraone dkk, 2003 dan JB Schweitzer dkk, 2012
Neighbor Weighted K-Nearest Neighbor
serta J.Biederman, 2005 yang disampaikan oleh Luz
(NWKNN)
Bar ona-Lleo dkk, 2016 dalam jurnalnya bahwa
4. Melakukan analisis terhadap hasil identifikasi
ADHD diperkirakan 5-10% mempengaruhi anak
yang dihasilkan sistem dengan melakukan
usia sekolah dan 3-5% mempengaruhi orang dewasa
pengujian akurasi.
berdasarkan kriteria diagnostik yang digunakan
(Barona-Lleo et al,2015).
2.2 Deskripsi Data
Seperti yang disampaikan sebelumnya, karena
kurangnya pemahaman orang tua bisa jadi seorang Data yang digunakan baik data uji maupun data
anak mengalami perilaku yang abnormal, salah latih berasal dari hasil kuisioner yang terdiri atas 45
satunya adalah ADHD. Atau orang tua telah pernyataan gejala dengan 4 alternatif pilihan
menyadari bahwa anaknya mengalami ADHD jawaban yang mempunyai bobot berbeda-beda.
namun tidak mengetahui secara pasti jenis ADHD Sebagai contoh data dan bobot yang digunakan
yang diderita sang anak. dapat dilihat pada tabel 1.

Terdapat 3 jenis ADHD yakni Inattention, Tabel 1. Data Gejala dan pembobotannya
Impulsif, dan Hyperactivity. Pada penelitian ini akan
dilakukan identifikasi jenis ADHD pada anak usia No Kode Gejala Opsi Nilai
dini dengan melakukan proses perhitungan Selalu 50
berdasarkan gejala yang muncul. Jenis yang
diidentifikasi atau diklasifikasin bukan hanya 3 jenis Ananda kurang Kadang- 35
tersebut melainkan juga terdapat jenis yang memperhatikan Kadang
1 G01
tergolong Tidak ADHD. Data yang digunakan pada benda yang
penelitian ini bersifat data tidak seimbang, karena ditunjukkan
jumlah sebaran setiap jenis tidak merata sehingga 15
terlihat adanya kelas mayoritas dan kelas minoritas. Tidak
pernah
Pemecahan masalah untuk data yang tidak Ananda mudah
seimbang, seperti halnya data untuk identifikasi 2 G02 mengalihkan 50
pandangan pada Selalu
ADHD ini, bisa menggunakan metode Neighbor
Weighted K-Nearest Neighbor (NWKNN) yang
dikenalkan oleh Sangbo Tan pada tahun 2005
Putri Nur Fadila, dkk, Identifikasi Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) … 3

sesuatu ketika dilakukan berdasarkan kesamaan atau jarak yang


dalam telah disimpan pada data latih (Adeniyi et all, 2016).
pembicaraan Kadang- Menurut D.A Adeniyi et al (2016) dan Valerian
35
(masih terjadi Kadang
(2015) langkah pada algoritma KNN diawali dengan
kontak mata)
menentukan nilai parameter K kemudian
menghitung nilai kedekatan ketetanggaan antara data
Tidak uji dengan data latih dengan menggunakan
15
pernah persamaan Euclidean Distance atau Cosine
Similiraty (CosSim).
Perhitungan Euclidean Distance dapat
........................................ diformulasikan pada persamaan

Selalu 50 n 2
Ananda tampak
Kadang-
d ( x1, x2 )   ( x2i  x1i )
terburu-buru 35 i 1
45 G45 Kadang
dalam (1)
beraktifitas Tidak 15 Dimana :
pernah X1 : nilai dari tiap data latih
X2 : nilai dari tiap data uji
n : banyaknya data
2.3 Diagram Blok Sistem i : data ke-i

Diagram blok sistem merupakan diagram yang Sedangkan untuk perhitungan CosSim dapat
berbentuk blok-blok yang menggambarkan aliran diformulasikan pada persamaan
proses yang menjelaskan cara kerja sistem secara
 
terstruktur. Diagram blok sistem akan disajikan pada
 (w  w )
m
dj q
CosSim(q, d j )    
i 1 ij iq
gambar 1.
dj  q
 w  w
m 2 m 2

i 1 ij i 1 iq

Input Proses Output (2)

Dimana :
Data Menentukan Hasil
gejala nilai K CosSim( X , d i ) : nilai CosSim, similiritas data
Identifikasi
yang Menghitung meliputi: uji X
dialami kedekatan Inattention/ dengan data latih i
oleh anak ketetanggaan
usia dini Hyperactivi q : data uji
Mengurutka ty/ dj : data latih
n hasil
ketetanggaan Impusif/  
dj q : hasil total perkalian vektor
Pembobotan Tidak
setiap jenis ADHD antara data
Menghitung
latih dengan data uji
  : hasil total perkalian vektor
nilai skor dj  q
antara
norm data latih dengan data uji
wij : bobot nilai i pada data latih j
Gambar 1 Diagram Blok Proses Identifikasi Jenis
ADHD pada Anak Usia Dini menggunakan Metode wiq : bobot nilai i pada data uji
NWKNN m : banyaknya jumlah nilai

Setelah didapatkan hasil kedekatan


pada gambar 1 menjelaskan diagram blok yang
ketetanggan, kemudian dilakukan pengurutan hasil
mewakili beberapa komponen sistem identifikasi
Euclidean Distance dari hasil terkecil ke terbesar
jenis ADHD dengan menggunakan metode
atau mengurutkan hasil CosSim dari terbesar ke
NWKNN yang akan dibangun mulai dari proses
terkecil. Ketika telah didapatkan hasil K tetangga
input hingga output yang dihasilkan.
terdekat dari hasil penurutan tersebut maka dihitung
2.4. Metode KNN nilai skornya berdasarkan nilai yang ada,
perhitungan skor tersebut dapat di formulasikan
KNN (K-Nearest Neighbor) merupakan salah kedalam persamaan
satu metode klasifikasi yang didasarkan atas
kedekatan ketetanggan nilai kelas, klasifikasi
4 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2 Juni 2016, hlm. x-y

 n     n  
Score( X , Ci )   
(x  x1i ) 2    (d j , Ci )  Score( X , C i )  Weight i       (x  x1i ) 2    (d j , C i )  
 2i    djKNN( X )   2i  
djKNN( X ) 
 i 1     i 1  
(3) (6)
atau Atau
 
Skor( X , Ci )  Weight i    ( Sim(q, d j )   (d j , Ci ) 
Score( X , Ci )   (Sim(q, d
djKNN( X )
j )   (d j , Ci )   djNWKNN( X ) 
(7)
(4)
Dimana:
Dimana :
Weight i : Bobot jenis/kelas i
djKNN(x) : data latih dj pada kumpulan
djNWKNN(x) : data latih dj pada kumpulan
tetangga
tetangga
terdekat dari data uji X
terdekat dari data uji X
n : jarak antara data uji dan data latih
 (x  x1i ) 2 n

 (x  x1i ) 2 : jarak antara data uji dan data


2i
i 1


2i
i 1
 (d j , Ci ) : akan bernilai 1 jika nilai jarak
latih
Ci dan
 (d j , Ci ) : akan bernilai 1 jika nilai jarak
bernilai 0 jika nilai jarak  Ci
Ci : jenis atau kelas i  Ci
Sim(q,dj) : nilai CosSim antara data uji dan dan bernilai 0 jika nilai jarak
data  Ci
latih. Sim(q,dj) : nilai CosSim antara data uji dan
data
2.5. Metode NWKNN latih.
Ci : jenis atau kelas i
Metode NWKNN merupakan metode yang
hampir mirip dengan metode KNN. Metode 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
NWKNN muncul karena adanya permasalahan data
tidak seimbang pada data latih. Yang membedakan Pada bagian ini akan dibahas terkait pengujian
antara metode NWKNN dengan metode KNN dan analisis yang dilakukan terhadap sistem.
adalah adanya pemberian bobot pada kelas/jenis Pengujian yang dilakukan adalah pengujian akurasi,
yang berasal dari kategori mayoritas maka diberi pengujian akurasi dilakukan untuk mengetahui
nilai bobot kecil, sedangkan pada kategori minoritas seberapa besar kevalidan identifikasi dengan
akan diberi nilai bobot besar (Ridok dkk,2015). menggunakan metode NWKNN. Pengujian
Langkah algoritma pada metode NWKNN dilakukan dengan cara menghitung nilai kebenaran
tidak jauh berbeda dengan langkah algoritma KNN, setiap melakukan pengujian pada data.
yang membedakan adalah perhitungan bobot dan
score untuk menentukan klasifikasi terhadap data uji 3.1 Pengujian dan Analisis Pengaruh Perubahan
(Feizar, 2014). Nilai K
Perhitungan bobot dapat dilakukan dengan
persamaan : Pengujian ini dilakukan dengan mengubah nilai
K secara acak dengan nilai 2, 4, 8, 10, 15, 20, 25, 30,
35, dan 40. Hasil pengujian pengaruh nilai K dapat
( )
{ ( )| dilihat pada tabel 2 berikut ini.
(5) Tabel 2. Hasil Pengujian Pengaruh Nilai K
Dimana
= banyaknya data latih d pada Akurasi Untuk Data Latih
Jumlah
kelas i Nilai Nilai (%)
Data
( ) = banyaknya data latih d pada Uji
E K
80 data 70 data
60
kelas j, dimana j terdapat dalam data
himpunan k tetangga terdekat 2 80% 80% 70%
Exp = Eksponen (nilai exp lebih dari 1) 4 85% 85% 75%
8 90% 80% 65%
Setiap nilai bobot yang didapatkan akan
10 95% 90% 70%
digunakan untuk menghitung nilai skor data uji
20 4 15 80% 90% 55%
terhadap setiap kelas/jenis. Perhitungan score pada
metode NWKNN dapat dilakukan dengan 20 85% 80% 65%
persamaan : 25 75% 70% 65%
30 75% 65% 50%
35 60% 50% 45%
Putri Nur Fadila, dkk, Identifikasi Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) … 5

40 50% 45% 45% (Tidak ADHD, Inattentiom, Impulsif, dan


Hyperactivity). Pengujian dilakukan dengan cara
Berdasarkan tabel hasil pengujian pengaruh mengetahui hasil akurasi pada saat jumlah data uji
nilai K didapatkan hasil hubungan antara perubahan sebanyak 20 data dengan data latih sebanyak 80
nilai K dengan akurasi yang dihasilkan untuk data, 70 data dan 60 data. Hasil pengujian pengaruh
identifikasi jenis ADHD dengan menggunkana jumlah data latih dapat dilihat pada tabel 4 berikut
metode NWKNN. Hasil akurasi yang dihasilkan ini.
cenderung tidak stabil akan tetapi hasil akurasi Tabel 4. Pengaruh Perubahan Jumlah Data Latih
terbaik dihasilkan saat K=10 , setelah K=10 dan
Jumlah
nilai K semakin besar hasil akurasi cenderung
Jumlah Data Nilai Nilai Data
menurun. Penurunan hasil akurasi terjadi karena
Uji K E Latih Akurasi
ketika semakin besarnya nilai K tetangga yang
80 95%
digunakan maka semakin banyak data yang
20 10 4 70 90%
mempunyai jumlah jenis yang mendominasi masuk
kedalam ketetanggaan yang telah ditentukan. 60 70%
Sehingga ketika dilakukan deteksi, data uji akan
sering masuk kedalam jenis yang salah. Pada deteksi Berdasarkan tabel terlihat bahwa hasil akurasi
ADHD menggunakan metode NWKNN ini, data yang diperoleh pada pengujian ini bervariasi.
yang ada lebih didominasi dengan Tidak ADHD, Semakin banyak jumlah data yang digunakan pada
sehingga ketika di lakukan proses deteksi dengan data latih, akurasi yang diperoleh juga semakin
metode NWKNN, Tidak ADHD yang paling sering meningkat. Hal ini disebabkan ketika semakin
muncul dan dituju bila terjadi kesalahan deteksi. banyak data latih yang digunakan maka akan
semakin banyak data yang akan dibandingkan
3.2 Pengujian dan Analisis Perubahan Nilai E dengan data uji dan memungkinkan untuk
memperoleh hasil CosSim yang mempunyai
Pengujian ini dilakukan dengan mengubah nilai similarity yang mendekati data uji yang akan
E secara acak dimulai dari E=2, E=4, E=8 dan E= diidentifikasi cenderung tinggi untuk masuk
16. Perubahan nilai E ini dilakukan pada metode kedalam ketetangaannya.
NWKNN dengan menggunakan Euiclidean
Distance. 3.4 Pengujian dan Analisis Perbandingan
Hasil pengujian pengaruh nilai E dapat dilihat Akurasi antara metode NWKNN dan KNN
pada tabel 3 berikut ini.
Pengujian dilakukan dengan membandingan
Tabel 3. Hasil Pengujian Pengaruh Nilai E hasil akurasi antara metode KNN dengan metode
NWKNN. Perbandingan hasil akurasi tersebut
Akurasi Untuk Data dilakukan dengan melihat selisih hasil akurasi yang
Jumlah diperoleh antara metode KNN dengan metode
Nilai Nilai Latih (%)
Data NWKNN. Pengujian dilakukan dengan
K E 80 70 60
Uji menggunakan data latih sejumlah 80 data dan data
data data data
85% 80% 60% uji sebanyak 20 data. Hasil pengujian perbandingan
2
akurasi metode NWKNN dan KNN dapat dilihat
4 95% 90% 70% pada tabel 5 berikut ini.
20 10
8 95% 80% 70%
16 90% 80% 70% Tabel 5. Perbandingan KNN dan NWKNN

terlihat bahwa perubahan nilai E pada pengujian Jumlah


Jumlah Nilai
cenderung memberikan hasil yang stabil dan sama Data KNN NWKNN
Data Uji K
terhadap hasil akurasi pada beberapa nilai E, Latih
walaupun data latih yang digunakan berbeda-beda 2 80% 80%
pada varian nilai E. Hal ini menunjukkan bahwa 4 85% 85%
perubahan nilai E tidak begitu memberikan 8 95% 90%
pengaruh yang besar terhadap lebih baik atau 10 95% 95%
buruknya hasil akurasi pada identifikasi jenis ADHD 15 95% 80%
pada sistem. 20 80
20 90% 85%
3.3 Pengujian dan Analisis Perubahan Jumlah 25 70% 75%
Data Latih 30 50% 75%
35 55% 60%
Pengujian pengaruh perubahan jumlah data latih 40 45% 50%
dilakukan sebanyak tiga kali. Data latih yang Hasil Rata-Rata Akurasi 76% 78%
digunakan bersifat tidak seimbang disetiap kelasnya
6 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2 Juni 2016, hlm. x-y

Pada tabel tersebut terlihat bahwasanya metode menggunakanan perhitungan CosSim dengan rata-
NWKNN cenderung menghasilkan hasil akurasi rata hasil akurasi sebesar 78% dibanding Euiclidean
yang lebih baik dibandingan dengan metode KNN Distance sebesar 34%.
khususnya pada saat K besar untuk kasus identifikasi
jenis ADHD dengan data latih yang digunakan tidak 3.6 Pengujian dan Analisis Pengaruh Variasi
seimbang. Hal tersebut dikarenakan pada NWKNN Nilai Data Uji dan Data Latih yang Berubah-
terdapat proses pembobotan yang dapat membantu Ubah terhadap Akurasi
data uji yang berasal dari kelas minoritas dapat Pengujian dilakukan pada data latih sejumlah 80
dikenali dan teridentifikasi kedalam jenis yang tepat. data dan data uji sejumlah 20 data yang diambil
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pada kasus secara acak dan nilainya berubah-ubah dengan
identifikasi jenis ADHD ini lebih baik menggunakan menggunakan nilai K terbaik yakni K = 10 dengan
metode NWKNN dibandingkan metode KNN nilai eksponen 4. Hasil pengujian tersebut dapat
dengan hasil metode NWKNN lebih baik 2% rata- dilihat pada Tabel 7 berikut ini.
rata hasil akurasinya.
3.5. Pengujian dan Analisis Perbandingan Hasil Tabel 7. Perubahan nilai pada data uji dan data
Akurasi antara NWKNN dengan menggunakan latih.
Euclidean Distance dan CosSim Dat Data Akurasi Akura
Pengujia Nila Nila
a Lati (NWKN si
n Ke iK iE
Pengujian dilakukan dengan membandingan Uji h N) (KNN)
hasil akurasi antara metode NWKNN dengan 1 95 95
menggunakan Euclidean Distance atau CosSim 2 60 65
untuk mengetahui kedekatan ketetanggaan antara 3 20 80 10 4 60 60
data uji dan data latihnya. Hasil pengujian 4 65 60
perbandingan akurasi metode NWKNN 5 50 50
menggunakan Euclidean Distance dan CosSim dapat
dilihat pada tabel 6 berikut ini. Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa perubahan
Tabel 6. Perbandingan Akurasi Metode nilai pada data uji dan data latih sangat
NWKNN menggunakan Euclidean Distance dan mempengaruhi hasil akurasi. Hal tersebut terjadi
CosSim. karena pemilihan data yang digunakan sebagai data
latih maupun data uji sangat mempengaruhi dalam
Jumla Jumla NWKNN dengan proses identifikasi ADHD.
Nilai Nilai Euiclidea
h Data h Data
E K n Cossim
Uji Latih Distance 4. SIMPULAN
2 90% 80% Berdasarkan hasil pengujian dan analisis
4 70% 85% terhadap identifikasi jenis Attention Deficit Disorder
8 50% 90% Hyperactivity (ADHD) dengan menggunakan
10 45% 95% metode Neighbor Weighted K-Nearest Neighbor
15 45% 80% (NWKNN), dapat disimpulkan bahwa metode
20 80 4
20 40% 85% NWKNN dapat melakukan identifikasi
25 0% 75%
jenis ADHD dengan hasil akurasi terbaik
30 0% 75%
35 0% 60% pada saat K=10, E=4 dan data latih
40 0% 50% sebanyak 80 data dengan hasil 95%. Dan
Hasil Rata-Rata Akurasi 34 % 78% untuk menentukan kedekatan ketetanggaan
menunjukkan bahwa metode NWKNN dengan
Terlihat pada tabel bahwa hasil akurasi yang menggunakan CosSim memberikan hasil rata-rata
dihasilkan dengan menggunakan Euclidean Distance akurasi lebih baik dari pada metode NWKNN
saat nilai K kecil akurasinya lebih besar dengan menggunakan Euclidean Distance pada
dibandingakn dengan menggunakan metode kasus identifikasi jenis ADHD.
NWKNN. Ketika K semakin besar dengan
menggunakan CosSim hasil akurasi yang dihasilkan 5. SARAN
cenderung lebih baik walaupun hasil akurasi tersebut Saran yang dapat diberikan pada kelanjutan
tidak stabil dibandingkan dengan Euclidean penelitian identifikasi jenis ADHD dengan
Distance yang bahkan menunjukkan akurasi 0% menggunakan metode NWKNN, yakni pada
ketika K bernilai besar pada identifikasi jenis ADHD penelitian ini data yang digunakan hanya 100 data
ini. dan bersifat tidak seimbang dengan 1 kriteria berupa
Oleh karena itu, untuk kasus identifikasi jenis 45 pernyataan gejala tentang ADHD dengan batasan
ADHD menggunakan metode NWKNN ini, untuk usia pada anak usia dini maksimal 7 tahun,
menentukan kedekatan ketetanggaannya lebih baik diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat
Putri Nur Fadila, dkk, Identifikasi Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) … 7

meningkatkan hasil akurasi dengan menambah


jumlah data yang digunakan serta menambah kriteria
seperti pengaruh usia maupun hasil prestasi
disekolah.

DAFTAR PUSTAKA
DAO, S. D. & MARIAN, R. 2011. Optimisation of
precedence-constrained production
sequencing and scheduling using genetic
algorithms. Proceedings of the
International Multi Conference of
Engineers and Computer Scientists, 16-18
March, Hong Kong.
GEN, M. & CHENG, R. 2000. Genetic Algorithms
and Engineering Optimization. John Wiley
& Sons, Inc., New York.
LILIANA, D. Y. & MAHMUDY, W. F. 2006.
Penerapan Algoritma Genetika pada
Otomatisasi Penjadwalan Kuliah. Laporan
Penelitian DPP/SPP. FMIPA Universitas
Brawijaya, Malang.
MARIAN, R. M., LUONG, L. & DAO, S. D. 2012.
Hybrid genetic algorithm optimisation of
distribution networks—a comparative
study. Dalam: AO, S. I., CASTILLO, O. &
HUANG, X. (editor.) Intelligent Control
and Innovative Computing. Springer, US.
PHANDEN, R. K., JAIN, A. & VERMA, R. 2013.
An approach for integration of process
planning and scheduling. International
Journal of Computer Integrated
Manufacturing, 26(4), 284-302.
RIDOK, A. 2014. Peringkasan dokumen Bahasa
Indonesia berbasis non-negative matrix
factorization. Jurnal Teknologi Informasi
dan Ilmu Komputer (JTIIK), 1(1), 39-44.
TALA, F. Z. 2003. A Study of Stemming Effects on
Information Retrieval in Bahasa Indonesia.
Ph.D. Thesis. Universiteit van Amsterdam.
WANG, L. 2007. Process planning and scheduling
for distributed manufacturing. Springer,
London.
WIBAWA, A. P., NAFALSKI, A. & MAHMUDY,
W. F. 2013. Javanese `speech levels
machine translation: improved parallel text
alignment based on impossible pair
limitation. IEEE International Conference
on Computational Intelligence and
Cybernetics, 3-4 December, Yogyakarta,
Indonesia. 16-20.
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)
Vol. 3, No. 3, Septeber 2016, hlm. 201-207

PERBANDINGAN METODE SVM, FUZZY-KNN, DAN BDT-SVM UNTUK


KLASIFIKASI DETAK JANTUNG HASIL ELEKTROKARDIOGRAFI
1 2 3
Uswatun Hasanah , Lintang Resita M. , Andhica Pratama , Imam
4
Cholissodin
1
Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
2
Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
3
Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1uswah94line@gmail.com

(Naskah masuk: 8 Agustus 2016, diterima untuk diterbitkan: 8 September 2016)

Abstrak
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin pesat terutama dalam bidang kesehatan.
Elektrokardiografi (EKG) merupakan salah satu metode untuk menentukan kondisi jantung manusia yang
direpresentasikan dalam bentuk gelombang. Jantung merupakan organ vital manusia dan merupakan
pertahanan hidup terakhir manusia selain otak. Di Indonesia berdasarkan data dari Kementrian RI tahun 2013,
kematian akibat penyakit jantung ini diperkirakan sebesar 0.5% atau 883.447 orang dan berdasarkan gejala
sebanyak 1.5% atau sekitar 2.650.340 orang. Kelas dari klasifikasi ini terdiri dari normal dan aritmia. Dimana
aritmia terdiri dari atrial fibrillation, PVC bigeminy, dan ventricular tachycardia. Data didapatkan dari MIT-
BIH Arrhytmia Database. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan klasifikasi dari sinyal gelombang EKG
tersebut dengan membandingkan metode Support Vector Machine dengan strategi One Against All, Fuzzy K-
Nearest Neighbor, dan menggunakan metode Binary Decision Tree - Support Vector Machine. Hasil klasifikasi
yang didapatkan dengan metode SVM memiliki rata-rata akurasi sebesar 81.30% menggunakan dataset dari
fitur 3601 MLII dengan kernel Polynomial, metode Fuzzy-KNN 81.25% menggunakan jarak Manhattan, dan
BDT-SVM sebesar 70.00% menggunakan kernel Polynomial dengan menggunakan data sebesar 140 dataset.
Kata Kunci: Support Vector Machine, Binary Decision Tree, Fuzzy-KNN, Detak Jantung, Elektrokardiografi
Abstract
The development of Science and Technology growing rapidly, especially in the health field. Electrocardiography
(ECG) is one method for determining the condition of the human heart rate that is represented in the form of
waves. The human heart is a vital organ and is the last surviving human defense other than the brain. In
Indonesia based on data from the Ministry of Indonesia in 2013 , the death from heart disease is estimated about
0.5% or 883.447 people and is based on the symptoms as much as 1.5%, or about 2.65034 million people. Class
of this study such as normal and arrhythmias. Arrhythmias consists of atrial fibrillation, PVC bigeminy, and
ventricular tachycardia. Data collected from the MIT-BIH Arrhythmias Database. This study aims to determine
the classification of the ECG waveform signal by comparing SVM algorithm is supported by One Against All of
the strategies, Fuzzy K-Nearest Neighbor, and Binary Decision Tree - Support Vector Machine. The average
results of classification using SVM have an accuracy of 81.30% by using a dataset from 3601 MLII features with
the polynomial kernel, 81.25% with Fuzzy-KNN by Manhattan Distance, and 70.00% with BDT-SVM using
polynomial kernel using data of 140 datasets.
Keywords: Support Vector Machine, Binary Decision Tree, Fuzzy-KNN, Heart Rate, Electrocardiography.

negara berpenghasilan tinggi dan 42% di negara


1. PENDAHULUAN berpenghasilan rendah. Berdasarkan diagnosis
dokter, jumlah penderita penyakit jantung koroner di
Elektrokardiografi (EKG) adalah tes yang
Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,5% atau
digunakan untuk mengukur aktivitas listrik detak
diperkirakan sekitar 883.447 orang, sedangkan
jantung [American Heart Association, 2015].
berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5%
Jantung adalah organ vital dan merupakan
atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang.
pertahanan terakhir untuk hidup selain otak dan Berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah
sebagai salah satu bagian dari tubuh manusia yang penderita penyakit jantung koroner terbanyak
memiliki peran sebagai pusat beredarnya darah
terdapat di daerah Provinsi Jawa Timur sebanyak
[Shympto Diagnosiso, 2016]. Pada tahun 2008,
375.127 orang (1,3%) [Nico, 2015]. Menurut data
diperkirakan lebih dari 3 juta kematian akibat
dari WHO bahwa penyumbang kematian akibat
penyakit jantung. Kematian dini sebesar 4% di
1
2 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

penyakit jantung, sekitar 30,5% kematian warga metode BDT-SVM ini memiliki kelebihan yaitu
dunia dan 30% sebagai penyumbang kematian di mendapatkan penentuan kelas yang lebih dinamis
Indonesia [Kesehatan, Kementrian RI, 2013]. yang didasarkan pada jarak euclidean. Selain itu
Pemeriksaan denyut jantung adalah langkah awal juga menggunakan metode Fuzzy-KNN untuk
yang digunakan setiap tenaga medis. Denyut jantung penentuan klasifikasi ini.
atau denyut nadi adalah tanda penting dalam bidang
Pada penelitian sebelumnya yaitu berjudul
medis yang bermanfaat untuk mengevaluasi dengan
“Prediction Based on Support Vector Machine for
cepat kesehatan atau mengetahui kebugaran
Travel Choice of High-Speed Railway Passenger in
seseorang secara umum. Sehingga dengan
China” membahas tentang prediksi kereta api yang
mengetahui irama denyut jantung akan membantu
dipilih penumpang dimana hal ini dapat
tenaga medis dalam pemeriksaan.
meningkatkan daya saing pada pasar transportasi
Aritmia yang dikenal sebagai suatu kondisi di sehingga pelayanan kereta api kecepatan tinggi
mana laju detak jantung berdetak terlalu cepat, menjadi lebih baik. Prediksi ini menggunakan
terlalu lambat atau tidak teratur. Aritmia jantung metode SVM dimana hasil akurasi yang didapatkan
umumnya tidak berbahaya. Namun, beberapa jenis adalah 91.44% [Madzarov, Gjorgji, Gjorgjevikj,
aritmia jantung dapat menyebabkan gangguan Dejan, & Chorbev, Ivan, 2008]. Kemudian
kesehatan atau bahkan sampai mengancam nyawa penelitian lainnya yaitu "Detect Pedestrian
[Adnamazida, Rizqi, 2013]. Data statistik Orientation by Integrating Multiclass SVM Utilizing
menunjukkan bahwa 5 dari 1.000 orang mengalami Binary Decision Tree" [Shu, K., Jing, L., Mei, L.,
aritmia. Jika ini terjadi, maka periksakanlah ke Xin, Z., 2011]. Penelitian ini untuk memprediksi
dokter dan jalani tes EKG. Saat ini pemeriksaan kemungkinan terjadi tabrakan dengan mendeteksi
EKG sudah merupakan bagian pemeriksaan rutin arah pejalan kaki menggunakan metode yang sama
untuk setiap pemeriksaan kesehatan dasar untuk yaitu binary decision tree-SVM menggunakan
karyawan baru, melanjutkan sekolah, atau masuk dataset INRIA yang terdiri dari 2000 gambar. Hasil
asuransi [Amazine.co, 2016]. Tidak hanya dokter, akurasi untuk Non-Ped (Bukan pejalan kaki) sebesar
saat ini perawat pun dituntut untuk bisa membaca 100%, depan dan kiri sebesar 99%, kanan sebesar
hasil perekaman EKG. Fakta yang ada di lapangan, 95%, dan belakang sekitar 90%. Selain penelitian
bahwa persentase perawat yang bisa melakukan hal diatas, juga melakukan kajian terhadap penelitian
tersebut masih kecil, padahal sebagian besar layanan dengan judul Penelitian kedua mengenai penerapan
kesehatan, baik rumah sakit maupun klinik, sudah metode Fuzzy K-NN untuk menentukan kualitas
dilengkapi dengan fasilitas EKG [JJ, 2013]. hasil rendemen tanaman tebu oleh Rahmi, dkk,
Membaca EKG harus dengan sifat tenang dan menunjukkan bahwa FK-NN merupakan metode
konsentrasi, bahkan ahli kardiologi jika tidak tenang yang baik untuk memecahkan masalah klasifikasi,
dalam membaca hasil EKG maka akan memberikan dimana pada penelitian ini akurasi tertinggi mencai
analisa yang salah. Banyak yang perlu dipersiapkan 98% dengan penggunaan 175 data latih dan 80 data
terlebih dahulu sebelum menganalisa hasil EKG uji [Santoshi, G., Pushpa, G. Gowri, 2015].
yaitu harus menentukan iramanya dengan
Dari beberapa permasalahan diatas, perlunya
menghitung RR Interval serta harus menghitung
dibuat suatu sistem yang mampu mengklasifikasikan
nilai normal tiap gelombang, kemudian menentukan
kondisi detak jantung berdasarkan hasil pemeriksaan
berapa aksis jantungnya dan pembesaran jantung
elektrokardiografi (EKG) menggunakan binary
sehingga mendapatkan hasil analisa terakhir. Selain
decision tree-support vector machine untuk
itu kadang-kadang ditemukan adanya gambaran
membantu pemeriksaan pada jantung sehingga
EKG yang tidak khas dan dapat membingungkan
diharapkan bisa menjadi salah satu bentuk
[Merdeka, Suara, 2015].
penanggulangan dengan langkah kecil dalam
Dalam penelitian ini menggunakan metode yaitu masalah Jantung di Indonesia serta dapat membantu
SVM, Fuzzy-KNN, dan BDT-SVM. Prinsip dasar para medis dari perawat hingga dokter dalam
dari metode SVM adalah mencari hyperplane mengklasifikasikan hasil pemeriksaan EKG.
pemisah antara kelas positif dan kelas negatif [FK
Universitas Hasanudin, 2009]. Salah satu kelebihan 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
dari metode SVM adalah mampu menangani kasus
Jantung (dalam bahasa Latin yaitu cor) adalah
dengan input space yang berdimensi tinggi. Namun,
rongga organ berotot yang memiliki tugas untuk
SVM juga memiliki kelemahan, salah satunya
adalah komputasi yang lama untuk proses klasifikasi memompa darah melalui pembuluh darah oleh
[Imaduddin, Zaki, Abidzar T., Hilmy, 2015.]. kontraksi berirama yang terjadi secara berulang
[Shofia, Rahmi Amiratus, dkk. 2013]. Denyut
Seiring berkembangnya teknologi, muncul beberapa
jantung yang normal merupakan tanda kesehatan
perkembangan metode SVM yang mampu
pada tubuh yang baik secara keseluruhan. Detak
menyelesaikan kasus multi kelas, salah satunya
jantung yang normal akan terasa lebih cepat
adalah dengan strategi One Against All dan metode
Binary Decision Tree SVM (BDT-SVM). Dimana berdetak atau lebih lambat tergantung dari aktifitas
yang sedang dikerjakan. Berdasarkan namanya,
Uswatun Hasanah, dkk, Perbandingan … 3

aritmia (a yaitu tidak, ritmia yaitu ritmik atau irama). Dalam pemeriksaan elektrokardiografi (EKG),
Sehingga aritmia (gangguan irama jantung) adalah untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih
kondisi di mana irama jantung tidak normal. Pada akurat dibutuhkan 12 sadapan hasil rekam EKG. 12
kasus ini penderita bisa memiliki irama jantung yang sadapan itu antara lain I, II, III, aVR, aVL, aVF, V1,
terlalu cepat atau lambat yang tidak sesuai dengan V2, V3, V4, V5, V6.
aktifitas yang sedang dikerjakan [Sindo, 2010].
Dibawah ini merupakan klasifikasi dari aritmia.
a. Atrial Fibrilation
Fibrilasi bilik jantung atrium (Atrial fibrillation
(AF) merupakan suatu kondisi ritme jantung tidak
normal yang paling umum dan menyerang jutaan
manusia di seluruh dunia. Kondisinya meliputi
aktifitas yang sangat cepat dan tidak beraturan dalam
Gambar 2. 12 Sadapan EKG.
atria dan menimbulkan gejala-gejala seperti jantung
berdebar, sakit kepala, kehilangan kesadaran, sesak Pada penelitian ini digunakan sadapan dari kanal
nafas dan rasa letih. Fibrilasi bilik jantung atrium MLII dan V1. MLII atau modified lead II merupakan
(AF) juga merupakan penyebab umum dari stroke penempatan elektroda di lengan kanan dan tungkai
yang rata-rata menyerang 5 % mereka dengan kiri, dengan tungkai kiri positif. V1 digunakan untuk
fibrilasi bilik jantung atrium (AF) setiap tahunnya memeriksa sinyal rendah, dan untuk sinyal atas
[Pendidikan, Dosen, 2014]. elektroda juga ditempatkan di dada. V1 merupakan
b. PVC Bigeminy sadapan pada sela iga keempat sebelah kanan dari
sternum seperti yang terlihat pada Gambar 2 di atas
PVC Bigeminy adalah terjadinya PVC pada
[Moody, G.B., 2010].
setiap detaknya. PVC (Premature Ventricular
Contractions) atau ventrikel kontraksi prematur Klasifikasi adalah salah satu aspek dalam data
adalah denyut jantung yg terjadi sebelum waktunya mining. Klasifikasi merupakan proses untuk
yang berasal dari ventrikel jantung. Pada ventricular menemukan model yang menggambarkan kelas data
bigeminy keadaan PVC lebih sering dialami dan atau konsep dengan tujuan agar dapat memprediksi
dinyatakan sedikit berbeda dari jenis PVC lainnya. kelas dari objek yang label kelas tidak diketahui.
Sehigga jika perubahan terbaru dalam irama detak Dimana dapat menemukan model yang
jantung terjadi, harus dilakukan pemeriksaan jantung menggambarkan dan membedakan kelas data atau
dan fungsi hati serta tes darah [The Harley Street konsep [Point, Tutorials (I), pvt.LTD, 2014].
Clinic, 2012].
Support Vector Machine (SVM) adalah sebuah
c. Ventricular Tachycardia
metode klasifikasi biner yang dikembangkan oleh
Takikardia adalah denyut jantung yang terjadi Vapnik dan rekan-rekannya di Laboratorium Bell,
lebih cepat daripada denyut jantung normal. yang merupakan algoritma lanjutan pada perbaikan
Takikardia disebabkan oleh suatu kelainan di dalam yang dilakukan pihak lain [Imaduddin, Zaki,
jantung sehingga menghasilkan sinyal listrik yang Abidzar T., Hilmy, 2015]. Algoritma ini bertugas
cepat. Dalam beberapa kasus, takikardia tidak untuk memisahkan hyperplane terbaik yang terdiri
menimbulkan komplikasi. Namun, takikardia yang dari 2 kelas yaitu positif dan negatif [FK Universitas
parah dapat mengganggu fungsi normal jantung, Hasanudin, 2009].
meningkatkan risiko stroke, atau menyebabkan 1. SVM Non-Linear
serangan jantung mendadak atau kematian [Cardiac
Pada umumnya masalah dalam domain dunia
Health, 2016].
nyata (real world problem) jarang yang bersifat
Rekaman listrik jantung yang dihasilkan EKG linear separable. Kebanyakan bersifat non linear.
dapat memberi petunjuk adanya beberapa kelainan Untuk menyelesaikan problem non linear, SVM
jantung seperti Gangguan irama jantung, Penyakit dimodifikasi dengan memasukkan fungsi Kernel
jantung koroner, Serangan jantung, Penebalan otot [Point, Tutorials (I), pvt.LTD, 2014].
jantung dan pembesaran rongga jantung [Dr. 2. Sequensial Training SVM
Tryzelaar, 2016.]. Dibawah ini pada Gambar 1
Metode sequential training SVM yang
merupakan alat EKG.
digunakan sebagai alternatif sederhana untuk
menemukan hyperplane optimal. Algoritmanya yaitu
sebagai berikut [Satriyo Nugroho, Anto, Budi
Witarti, Arief, & Handoko, Dwi, 2003].
a. Inisialisasi αi = 0 dan parameter lain, misalnya λ = 2,
konstanta  = 2, C=1, Iterasi Maksimum =
1000000, dan ε = 0.0001. Kemudian menghitung
matriks Hessian.
Gambar 1. Alat EKG.
4 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

Dij  yi y j ( K ( xi x j )  2 )untuk _ i, j  1,..., l Nearest Neighbor adalah sebagai berikut.


a. Normalisasi data, metode normalisasi data yang
Keterangan : digunakan pada penelitian ini adalah Min Max
xi = data ke-i Normalization.
xj = data ke-j b. Untuk data uji x dicari K tetangga terdekat
yi = kelas data ke-i menggunakan persamaan berikut
yj = kelas data ke-j 1
 N p
d(x i , x j )    | x il  x jl | p 
l = jumlah data
K(xixj) = fungsi kernel yang digunakan.
b. Kemudian memulai proses iterasi mulai dari  l1 
data ke-i sampai ke-j, untuk setiap pola i=1 Keterangan:
sampai ke l, N = jumlah fitur data
p = penentu jarak
Ei   lj 1 i Dij - jika p=1 jarak yang digunakan adalah
 i  min{max[  (1  Ei ), i ], C   i } Manhattan
 i   i   i - jika p=2 jarak yang digunakan adalah
Euclidean
Keterangan : - jika p=  jarak yang digunakan adalah
 = learning rate = konstanta  /max{i}Dij. Chebyshev
max{i}Dij= Nilai maksimum dari diagonal c. Menghitung nilai keanggotaan dengan
matriks hessian. persamaan berikut untuk setiap i, dimana
c. Ulangi langkah ke-b hingga kondisi iterasi
.
maksimum telah tercapai atau max (|  i |) < ε.
Kemudian didapatkan nilai support vector (sv), ∑ ( ) ( )( )
SV=(  i >treshold). Nilai threshold sv ( )
didapatkan dari beberapa percobaan, biasanya ∑ ( )( )

digunakan threshold  0 . Keterangan:


3. One Against All u ( x, ci ) = nilai keanggotaan data x ke kelas ci
Strategi One-Against-All membangun sejumlah k K = jumlah tetangga terdekat
SVM biner klasifikasi, dimana setiap satu kelas
terpisah dari kelas lainnya. Data training dari kelas
u ( xk , ci ) = nilai keanggotaan data tetangga
ke-i di training dengan diberi tanda positif dan dalam K tetangga pada kelas ci
semua training yang bukan dari kelas-i diberi tanda d ( x, xk ) = jarak dari data x ke data xk dalam K
negatif [Cholissodin, Imam, Kurniati, Maya,
tetangga terdekat
Indriati, dan Arwani, Issa, 2014.].Penggunaan m = bobot pangkat
pengklasifikasian dapat dilihat pada Tabel 1. d. Mengambil nilai terbesar dari nilai keanggotaan
Tabel 1. Contoh SVM dengan strategi One Against All.
untuk semua .
yi = 1 Yj = -1 Fig. 1. H e. Memberi label kelas c ke data uji x.
ipotesis
5. Binary Decision Tree (BDT)
Kelas 1 Bukan kelas 1 ( ) ( )
Metode ini menggunakan SVM yang dibuat
Kelas 2 Bukan kelas 2 ( ) ( )
kedalam struktur pohon biner. Sebuah SVM di
Kelas 3 Kelas 4 ( ) ( ) setiap node dari pohon ini dilatih menggunakan dua
4. Fuzzy-K-Nearest Neighbor kelas. Kemudian memproses kemungkinan output
untuk mengukur kesamaan antara sampel yang
FK-NN merupakan metode gabungan dari tersisa dan dua kelas yang digunakan untuk
metode logika fuzzy dengan metode K-Nearest pelatihan. Semua sampel di node ditugaskan untuk
Neighbor. Fuzzy K-Nearest Neighbor memiliki dua dua subnodes yang berasal dari kelas yang dipilih
keunggulan utama daripada algoritma k-nearest sebelumnya. Langkah ini berulang pada setiap
neighbor. Pertama, algoritma ini mampu simpul sampai setiap node hanya dapat sampel dari
mempertimbangkan sifat ambigu dari tetangga jika satu kelas [Imaduddin, Zaki, Abidzar T., Hilmy,
ada. Algoritma ini telah dirancang sedemikian rupa 2015]. Langkah-langkah perhitungan algoritma
agar tetangga yang ambigu tidak memainkan dengan metode BDT-SVM yaitu sebagai berikut
peranan penting dalam klasifikasi saat ini. (Heena Farooq B. & Mohd Arif W., 2014).
Keunggulan kedua yaitu sebuah instance akan a. Identifikasi label dari data uji dan data latih.
memiliki derajat nilai keanggotaan pada setiap kelas b. Tentukan center point dari semua kelas atau
sehingga akan lebih memberikan kekuatan atau label.
kepercayaan suatu instance berada pada suatu kelas c. Hitung jarak dengan menggunakan Euclidean
[Liu, Y., Zheng, Y.F., 2005.]. Tahapan Fuzzy K- Distance diantara dua kelas (i,j).
Uswatun Hasanah, dkk, Perbandingan … 5

d. Jika jarak euclidean dari pasangan kelas adalah Tabel 2. Variasi Fitur
maksimum, maka kedua kelompok kelas Metode (Rata-rata akurasi
didapatkan dengan i sebagai kelompok atau Variasi Fitur (%))
kelas pertama (subtree kiri) dan j sebagai SVM F-KNN BDT-SVM
kelompok atau kelas kedua (subtree kanan). 7202 (MLII dan 52.20 45.00
42.50
e. Menetapkan sisa kelas untuk kelompok terdekat VI) 20 detik
mereka. 3601 (MLII) 10 81.25 80.00
63.75
f. Mendapatkan classifier SVM untuk setiap detik
pasangan kelas. 3601 (VI) 10 25.00 41.25
41.25
detik
Ulangi prosedur ini sampai simpul daun 2161 (MLII) 6 - -
70.00
mencapai yang mewakili kelas itu. detik
2161 (VI) 6 detik - - 30.00
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Pengujian Terhadap Perbandingan Data Latih
Bagian ini berisikan mengenai hasil-hasil yang dan Data Uji
didapatkan dengan menggunakan metode yang telah
diterangkan dalam bagian sebelumnya. Bagian ini Pada pengujian perbandingan ini, rasio yang
dapat berisikan tabel, gambar, dan persamaan. digunakan yaitu 90%:10%, 80%:20%, 70%:30%,
60%:40%, 50%:50%, 40%:60%, 30%:70%,
Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 20%:80%, dan 10%:90%.
140 data. Dimana terdapat 35 data setiap kelas. Dari Tabel 3. Rasio Data Latih dan Uji.
data tersebut dibagi kedalam 2 data yaitu data Metode (Rata-rata akurasi
training dan data testing. Selain itu juga terdapat Rasio (%))
beberapa fitur yang digunakan yaitu gabungan dari Data (%)
SVM F-KNN BDT-SVM
MLII dan VI (7202 fitur), MLII atau VI (3601 fitur), 81.25 81.25
90 : 10 70.00
MLII atau VI (2161 fitur).
80 : 20 56.43 45.12 42.86
a. Pengujian Variasi Fitur atau Parameter 70 : 30 45.45 42.17 37.93
Berdasarkan hasil grafik pada Gambar 11 60 : 40 41.85 38.00 31.43
diketahui bahwa rata-rata tingkat akurasi terbesar
50 : 50 34.24 28.67 30.29
yaitu 70.00% yang terdapat pada fitur 2161 atau
pengambilan hasil EKG pada 6 detik. Sehingga 40 : 60 26.67 25.00 31.66
didapatkan variasi jumlah fitur pada pengujian 30 : 70 25.42 28.45 28.54
selanjutnya yaitu pada fitur 2161 (6 detik). 20 : 80 25.36 15.83 28.57
Jumlah fitur terbaik yaitu sekitar 10 detik pada 10 : 90 30.32 17.25 29.84
kanal MLII. Untuk fitur 3601 yang merupakan
pemeriksaan dari kanal VI menghasilkan akurasi Dengan didapatkannya nilai akurasi pada
sebesar 52.20% pada metode SVM. Hasil tersebut perbandingan data training yang lebih dominan
masih kecil dikarenakan pola yang terdapat pada maka dapat diketahui bahwa semakin tinggi nilai
hasil EKG untuk pemeriksaan kanal VI perbandingan data training maka akan semakin
menghasilkan pola yang kecil karena lokasi tinggi nilai akurasinya. Sehingga proses learning
pengambilan untuk VI terdapat di bagian dada atau pembelajaran pada sistem bisa lebih banyak
manusia sehingga pola yang digambarkan tidak sehingga bisa mengenali pola dengan lebih baik.
terlalu besar dengan kata lain alat EKG tidak Pada permasalahan ini, akurasi yang didapatkan
mendeteksi denyut jantung dengan jelas. Begitu pula sebesar 81.25% pada metode SVM dan Fuzzy-KNN,
untuk fitur 2161 pada kanal VI dengan akurasi 70.00% pada metode BDT-SVM, karena jumlah
30.00% pada metode BDT-SVM. Untuk fitur 7202 perbandingan data latih yang hanya 140 data dengan
juga mendapatkan akurasi kecil sebesar 52.20% 2161 parameter masih belum bisa mengenali dengan
pada SVM karena merupakan gabungan dari kanal baik pola yang ada. Pada setiap kelas pun bisa
MLII dan VI yang menghasilkan pola yang berbeda. terdapat beberapa pola yang berbeda, sedangkan
Akurasi terbaik pada 3601 untuk kanal MLII sebesar data setiap kelas hanya 35.
81.25% pada metode SVM karena pada kanal MLII
memberikan pola yang terlihat dengan jelas. c. Pengujian Terhadap Kernel
Kemudian pada fitur 3601 pada kanal MLII Pengujian terhadap kernel dilakukan untuk
menghasilkan akurasi 63.75% pada metode BDT- mengetahui kernel terbaik dan pengaruh terhadap
SVM yang menandakan untuk pengenalan pola nilai akurasi. Proses pengujian dengan memasukkan
lebih baik pada kanal MLII. Karena MLII ini diambil 6 fungsi kernel berbeda ke dalam sistem yaitu,
di lengan dan kaki dan denyut jantung sehingga kernel linear, kernel polynomial degree d, kernel
denyut jantung bisa terekam dengan jelas pada kanal invers multi quadratic, kernel laplacian, kernel RBF,
MLII. dan kernel cauchy.
6 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

0.00001, iterasiMax = 100, lambda = 0.1, rasio


perbandingan 90%:10%, gamma = 0.01 dan nilai d
= 2. Adapun hasil dari pengujian konstanta ɣ
(gamma) dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 3. Halaman Hasil Pengujian Kernel.


Dari hasil pengujian diatas didapatkan bahwa
akurasi terbaik terdapat pada jenis kernel polynomial Gambar 5. Halaman Hasil Pengujian Complexity.
degree dengan nilai rata-rata akurasi sebesar 81.25%
Berdasarkan grafik pada Gambar 5 diketahui
pada metode SVM dan 70.00% pada metode BDT-
bahwa rata-rata tingkat akurasi tertinggi sebesar
SVM. Kernel polynomial adalah kernel yang baik
81.30% pada metode SVM dan 70.00% pada metode
dan cocok untuk permasalahan dimana semua data
BDT-SVM. Tujuan adanya parameter C
dinormalisasi. Selain itu kernel ini juga merupakan
(complexity) adalah untuk meminimalkan nilai
kernel non-stationary yang berarti kernel ini baik
error. Jika nilai C (complexity) mendekati nilai 0
jika memiliki sebaran data dengan pola yang tidak
maka lebar margin pada bidang pemisah
tetap atau pola yang naik turun untuk datanya
(hyperplane) menjadi maksimum, hal tersebut
[Jowik, A. 2013].
disebabkan karena nilai C (complexity) digunakan
d. Pengujian Terhadap Lambda untuk memperkecil nilai error pada proses training
pada perhitungan nilai w (weight) dan nilai bias,
Inisialisasi parameter yang digunakan yaitu ε =
semakin kecil nilai C (complexity) maka error yang
0.00001, iterasiMax = 100, C = 1, rasio terjadi pada αi akan semakin kecil begitu pula
perbandingan 90%:10%, gamma = 0.01 dan nilai d dengan sebaliknya. Selain itu nilai C (complexity) >
= 2. Adapun hasil dari pengujian konstanta ɣ
0 relatif penting untuk memaksimumkan margin dan
(gamma) dapat dilihat pada gambar 4.
meminimumkan jumlah slack [Karatzoglou,
Alexandros, Meyer David, dkk, 2006.]. Parameter C
yang nilainya terlalu besar juga akan membuat
waktu komputasi lebih lama untuk proses training
data sehingga menyebabkan kurangnya konvergen
(algoritma dibatalkan sebelum konvergen) [C.Cortes
dan V. Vapnik, 1995].
f. Pengujian Terhadap Jarak

Gambar 4. Halaman Hasil Pengujian Lambda.


Gambar 4 merupakan hasil dari pengujian nilai
λ (lambda), yang mana skenario pengujian lambda
memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 81.30%
pada metode SVM dan 70.00% pada metode BDT-
SVM. Semakin besar nilai nilai λ (lambda) maka
akurasi cenderung semakin kecil, dikarenakan jika Gambar 6. Halaman Hasil Pengujian Jarak.
nilai λ (lambda) semakin besar akan membuat proses Pada pengujian ini digunakan 124 data latih, 16
perhitungan komputer atau komputasi pada tahap data uji, nilai k=120 dan nilai m=2. Pengujian ini
perhitungan matriks hessian cenderung lebih lama. menggunakan metode Fuzzy-KNN. Berdasarkan
Saat nilai lambda kecil, maka akan membuat lebar hasil grafik di atas persentase akurasi penggunaan
margin menjadi mengecil dan titik bergerak dari jarak Manhattan lebih tinggi dibandingkan jarak
dalam margin menuju ke luar margin sehingga Euclidean maupun Minkowski, hal ini disebabkan
mendapatkan perpotongan atau hyperplane yang dikarenakan dataset yang digunakan memiliki
baik [Souza, Caesar R. 2010]. dimensi yang besar yaitu 3601. Jarak Euclidean
e. Pengujian Terhadap Complexity menghitung jarak antara data uji dengan data latih
dengan cara menarik garis diagonal antara titik pada
Inisialisasi parameter yang digunakan yaitu ε =
Uswatun Hasanah, dkk, Perbandingan … 7

data uji dan data latih, sedangkan jarak Manhattan 5. DAFTAR PUSTAKA
menarik garis antara data uji dan data latih dari
American Heart Association, 2015.
sumbu pusatnya (0,0). Dimana, jika jarak ditarik
Electrocardiogram (ECG) or (EKG).
dengan menggunakan garis diagonal secara langsung
[online] Tersedia di :
akan terjadi kemiripan hasil jarak data satu dengan
<http://www.heart.org/HEARTORG/Condit
data lainnya. Jarak Manhattan lebih tepat dan
ions/HeartAttack/
optimal saat digunakan pada data berdimensi besar
menghasilkan rata-rata tertinggi yaitu sebesar SymptomsDiagnosisofHeartAttack/Electrocardiogra
70.138% dibandingkan jarak Euclidean sebesar m-ECG
63.194% dan jarak Minkowski sebesar 55.556%. EKG_UCM_309050_Article.jsp#.VrMx_b
KLTDc> [Diakses 4 Februari 2016].
g. Pengujian Terhadap K
Nico, 2015. Pentingnya Menjaga Kesehatan Jantung.
[online] Ahli Kolesterol. Tersedia di:
<http://ahlikolesterol.com/jantung/pentingn
ya-menjaga-kesehatan-jantung> [Diakses 27
Januari 2016].
Kesehatan, Kementrian RI, 2013. Info Datin - Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI. Badan Litbangkes : Kementrian
Kesehatan RI.

Gambar 7. Halaman Hasil Pengujian K. Adnamazida, Rizqi, 2013. Kardiak aritmia, Kelainan
Jantung yang Mengancam Jiwa. [online]
Pengujian ini menggunakan metode Fuzzy- merdeka.com. Tersedia di:
KNN. Berdasarkan hasil grafik di atas disimpulkan <http://www.merdeka.com/sehat/kardiak-
bahwa semakin bertambahnya nilai k maka akan aritmia-kelainan-jantung-yang-mengancam-
menghasilkan nilai akurasi yang semakin tinggi nyawa.html> [Diakses 9 Februari 2016].
tetapi akurasi akan mengalami naik turun pada nilai
k tertentu, namun naik turun nilai akurasi tidak Amazine.co, 2016. Tips Sehat : Definisi & 8 Gejala
stabil. Akurasi nilai k tidak stabil dipengaruhi oleh Aritmia (Arrhythmia) Jantung. [online]
sebaran data pada suatu kelas yang tidak beraturan Amazine.co. Tersedia di: <
(sebaran data tetangga pada suatu kelas yang sama http://www.amazine.co/4859/tips-sehat-
dapat tersebar secara jauh maupun dekat), sehingga definisi-8-gejala-aritmia-arrhythmia-
pemilihan nilai k yang diambil akan mempengaruhi jantung/> [Diakses 4 Februari 2016].
jumlah tetangga beserta sebaran dekat atau jauhnya JJ, 2013. Apa itu EKG - Elektroardiografi. [online]
suatu data uji terhadap data latih.Berdasarkan grafik SeputarJantung. Tersedia di:
di atas, akurasi tertinggi didapatkan dengan <http://seputarjantung.com/apa-itu-ekg/>
menggunakan 124 data latih dan 16 data uji, serta [Diakses 27 Januari 2016].
penggunaan jarak manhattan, nilai m=2, nilai k
optimal berada pada nilai k= 8, k= 11, k = 16 sampai Merdeka, Suara, 2015. Perawat Dituntut Bisa
50 yaitu sebesar 81.25%. Membaca Hasil Rekam EKG. [oonline]
Suara Merdeka.com. Tersedia di: <
4. SIMPULAN http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/per
awat-dituntut-bisa-membaca-hasil-rekam-
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian ekg/> [Diakses 4 Februari 2016].
yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
yaitu Metode SVm adalah metode yang paling FK Universitas Hasanudin, 2009. Buku Acuan
terbaik dari 3 metode yang digunakan dengan Pemeriksaan EKG. [online] Skills Lab.
memberikan hasil akurasi sebesar rata-rata 81.30%. Sistem Kardiovaskuler. Tersedia di <
Proses klasifikasi kondisi detak jantung http://dokumen.tips/download/link/5020731
menggunakan ini menggunakan banyaknya data 2-cara-membaca-ekgpdf> [Diakses pada 20
latih yang masih terbatas yaitu sebesar 140 untuk Maret 2016].
semua kelas sehingga terdapat 35 data untuk setiap Imaduddin, Zaki, Abidzar T., Hilmy, 2015. Thesis
kelas, sedangkan parameter dari penelitian ini Project: Aplikasi Mobile untuk Deteksi dan
sebanyak 7202 (selama 20 detik), 2161 (selama 6 Klasifikasi Daun Secara Real Time. Depok :
detik), dan 3601 (selama 10 detik). Untuk pengujian Sekolah Tinggi Teknologi Terpadu Nurul
untuk parameter λ (lambda) = 0.5, konstanta ɣ Fikri.
(gamma)=0.01, ε (epsilon)=0.00001 , C
(complexity)=1, variasi fitur 2161, dan iterasi Madzarov, Gjorgji, Gjorgjevikj, Dejan, & Chorbev,
maksimal =100. Sehingga diperoleh nilai akurasi Ivan, 2008. Thesis projects: A Multi-class
terbaik sebesar 81.30% pada metode SVM. SVM Classifier Utilizing Binary Decision
8 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. x-y

Tree. Macedonia : Department of Computer g/data_mining_tutorial.pdf> [Diakses 3


Science and Engineering. Februari 2016].
Shu, K., Jing, L., Mei, L., Xin, Z., 2011. Prediction Satriyo Nugroho, Anto, Budi Witarti, Arief, &
Based on Support Vector Machine for Handoko, Dwi, 2003. Support Vector
Travel Choice of High-Speed Railway Machine-Teori Aplikasinya dalam
Passenger in China, [e-journal] Bioinformatika. IlmuKomputer.com.
10.1109/ICMSE.2011.6069938. Tersedia
Cholissodin, Imam, Kurniati, Maya, Indriati, dan
melalui : IEEE Xplore Digital Library <
Arwani, Issa, 2014. Classification of
http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?t
Campus E-Complaint Documents using
p=&arnumber=6069938> [Diakses 9
Directed Acyclic Graph Multi-Class SVM
Februari 2016].
Based on Analytic Hierarchy Process.
Santoshi, G., Pushpa, G. Gowri, 2015. Thesis Project Malang : Universitas Brawijaya.
: Detect Pedestrian Orientation by
Liu, Y., Zheng, Y.F., 2005. One-Against-All Multi-
Integrating Multiclass SVM Utilizing
Class SVM Classification Using Reliability
Binary Decision Tree. India : ANITS
Measures, [e-journal] Volume 2. Tersedia
Engineering College.
melalui : IEEE Xplore Digital <
Shofia, Rahmi Amiratus, dkk. 2013. Penerapan http://ieeexplore.ieee.org/xpls/abs_all.jsp?ar
Metode Fuzzy K-Nearest Neighbor (FK- number=1555963 > [Diakses 10 Februari
NN) untuk Menentukan Kualitas Hasil 2016]
Rendemen Tanaman Tebu. S1. Universitas
Jowik, A. 2013. A Learning scheme for A Fuzzy K-
Brawijaya Malang.
NN Rule. Pattern Recognition Letters, vol 1,
Sindo, 2010. Kenali Irama Jantung Anda. [online] pp. 287-289
Okezone.com. Tersedia di:
Souza, Caesar R. 2010. Kernel Function for Machine
<http://lifestyle.okezone.com/read/2010/09/
Learning Application. [online] crsouza.com.
02/27/369207/kenali-irama-jantung-anda>
Tersedia di
[Diakses 9 Februari 2016].
<http://crsouza.com/2010/03/kernel-
Pendidikan, Dosen, 2014. Pengertian Jantung dan functions-for-machine-learning-
Fungsinya pada Manusia. [online] Dosen applications/#inverse_multiquadric>
Pendidikan.com. Tersedia di: [Diakses 27 Juni 2016].
<http://www.dosenpendidikan.com/pengerti
Karatzoglou, Alexandros, Meyer David, dkk, 2006.
an-jantung-dan-fungsinya-pada-manusia/>
Support Vector Machines in R. Jerman :
[Diakses 28 Januari 2016].
Technische Universit¨at Wien,
The Harley Street Clinic, 2012. Gangguan Ritme Wirtschaftsuniversit¨at Wien.
Jantung. [online] The Harley Street Clinic.
C.Cortes dan V. Vapnik, 1995, Machine Learning,
Tersedia di:
Support Vector Networks, Vol. 20, Hal 273-
<http://heartandcancercentre.com/id/heart-
297.
disease/types-of-heart-disease/heart-rhythm-
disorders/> [Diakses 4 Februari 2016]. Bucher, Gaspard, 2011. SVM Varying C and Sigma.
[online] feature-space.com. Tersedia di :
Cardiac Health, 2016. Bigemini. [online] Tersedia di
<http://feature-space.com/2011/11/26/svm-
:<http://www.cardiachealth.org/bigemini>
varying-c-and-sigma/> [Diakses 10 Agustus
[Diakses 4 Februari 2016].
2016].
Dr. Tryzelaar, 2016. Bigemini. [online]
cardiachealth.org. Tersedia di: <
http://www.cardiachealth.org/bigemini>
[Diakses 27 Juni 2016].
Moody, G.B., 2010. MIT-BIH Arrhythmia Database
Directory. [online] Tersedia di :
<https://physionet.org/physiobank/database/
html/mitdbdir/intro.htm> [Diakses 8
Agustus 2016].
Point, Tutorials (I), pvt.LTD, 2014. Data Mining
Data Pattern Evaluation. [e-book] pvt. LTD
: Tutorials Point. Tersedia di Tutorials Point
<http://www.tutorialspoint.com/data_minin
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)
Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 208-215

TF-IDF-ENHANCED GENETIC ALGORITHM UNTUK EXTRACTIVE AUTOMATIC


TEXT SUMMARIZATION
Dhimas Anjar Prabowo1, Muhammad Fhadli2, Mochammad Ainun Najib3, Handika Agus Fauzi4 , Imam
Cholissodin5
1,2,3,4,5
Program Studi Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: dhimasanjar@gmail.com, muhammadfhadli@ymail.com, m.ec2.a.najib@gmail.com,
handika830@gmail.com, imamcs@ub.ac.id

(Naskah masuk: 8 Agustus 2016, diterima untuk diterbitkan: 8 September 2016)

Abstrak
Penelitian ini mengusulkan sebuah implementasi terkait dengan automasi peringkasan teks bertipe ekstraktif
dengan menggunakan metode TF-IDF-EGA. Dimana dalam permasalahan peringkasan teks dibutuhkan suatu
solusi untuk meringkas teks dengan kalimat ringkasan yang dapat merepresentasikan keseluruhan teks yang ada.
Algoritma TF-IDF dikenal mampu untuk menghasilkan ringkasan teks berdasarkan skor yang didapat pada setiap
kalimat dalam teks. Namun hasil dari TF-IDF terkadang didapati hasil ringkasan yang terdiri dari kalimat yang
tidak deskriptif, hal ini dikarenakan dalam peringkasannya TF-IDF hanya memilih beberapa kalimat yang
memiliki skor tertinggi dan biasanya kalimat dengan skor tertinggi merupakan kalimat yang berisi kata-kata
penting/kata-kata ilmiah tertentu sehingga kalimatnya tidak deskriptif. Algoritma EGA mampu untuk mengatasi
permasalahan tersebut dengan cara memilih kalimat ringkasan yang memiliki nilai probabilitas tertentu sebagai
hasil peringkasan teks.
Kata kunci: peringkasan teks, automasi ekstraktif, TF-IDF, EGA, algoritma evolusi, meta-heuristik.
Abstract
This research proposed an implementation related to extractive automatic text summarization using TF-IDF-EGA
method. Which in summarization problem required a solution to summarize text with a sentence summary that
could represent the whole data text. TF-IDF algorithm was usually known to be used for generating summary by
its sentence scores. However the result from TF-IDF tends to generate a summary that consist of non descriptive
sentences, this is due its summarize that only choose sentences with maximum score and usually sentences with
maximum score is consist of significant words on a form of scientific word. EGA could solve this problem by
choosing summary by its sentence probability values as a the whole text summary.
Keywords: text summarization, extractive automation, TF-IDF, EGA, evolutionary algorithm, meta-heuristic.

Metode ini mampu untuk mengukur skor/berat dari


1. PENDAHULUAN setiap kalimat dalam dokumen, dimana 2 kalimat
dengan nilai skor/bobot tertinggi akan dipilih sebagai
Bersama dengan pertumbuhan data dokumen di ringkasan dari keseluruhan dokumen (Fhadli et al.,
internet yang semakin besar, user menginginkan data 2016). Namun, pemilihan berdasarkan data terbesar
relevan dalam satu tempat tertentu tanpa perlu
ini membuat kalimat dari ringkasan yang dihasilkan
membaca terlebih dahulu sekian banyak dokumen terkadang terbaca tidak nyambung. Hal ini
yang ada, dimana hal ini merupakan sebab dari disebabkan karena kebanyakan kalimat yang
munculnya Automatic Text Summarization (Meena &
memiliki skor tertinggi merupakan kalimat yang
Gopalani, 2015). Problem ini juga ditemui di Fakultas
mengandung kata yang penting, dimana dalam
MIPA Universitas Brawijaya, dimana biosystem
dokumen berupa penelitian yang digunakan sering
disana memerlukan suatu fitur peringkasan teks untuk berisi dengan simbol ilmiah tertentu yang akan
meringkas dokumen penelitian dari berbagai hasil terbaca oleh sistem sebagai kata penting. Sehingga
pencarian terhadap senyawa dalam tumbuhan herbal kalimat pertama dari ringkasan akan sering terbaca
tertentu. Peringkasan teks ini akan mampu
tidak nyambung dengan kalimat selanjutnya.
memudahkan peneliti/pembacanya untuk
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir telah
mendapatkan inti dari dokumen penelitian terkait dari dikemukakan beberapa metode atau teknik untuk
senyawa dalam tumbuhan herbal yang diteliti (Fhadli mengatasi problem peringkasan teks, seperti
et al., 2016). clustering, swarm intelligence, evolutionary
Dalam biosystem yang telah ada, peringkasan algorithm (EA), serta metode hybrid tertentu. Sebagai
teks yang digunakan adalah dengan metode Term
contoh untuk bidang EA adalah Hybrid fuzzy GA-GP,
Frequency-Inverse Document Frequency (TF-IDF).
dimana GA digunakan untuk bagian string
208
Dhimas Anjar Prabowo, dkk, TF-IDF-EGA untuk Extractive Automation Text Summarization … 209

(membership functions), dan GP digunakan untuk penting dengan menyisihkan informasi yang tidak
bagian struktural, sedangkan fuzzy inference penting dan berlebihan (Saranyamol & Sindhu,
digunakan untuk menghilangkan ketidakpastian atau 2014). Extractive Automatic Text Summarization
keambiguan dalam menyeleksi nilai (Kiani & merupakan suatu proses untuk memilih beberapa
Akbarzadeh, 2006). Kemudian ada Differential kalimat tertentu dari sekumpulan data teks dokumen
Evolution Algorithm, dimana metode ini digunakan yang dimana nantinya kalimat yang terpilih ini akan
untuk mengoptimasi proses clustering data dan untuk digunakan sebagai ringkasan dari keseluruhan
meningkatkan kualitas dari ringkasan teks yang dokumen (Babar & Patil, 2015). Namun, dalam
dihasilkan (Abuobieda et al., 2013). Lalu pada prosesnya diperlukan suatu persiapan data terlebih
penelitian yang dilakukan oleh (Meena & Gopalani, dahulu atau lebih dikenal sebagai text preprocessing,
2015) tentang algoritma evolusi dalam automasi yang akan dijelaskan sebagai berikut:
ekstrasi peringkasan teks, yang membuktikan bahwa
algoritma evolusi mampu untuk meningkatkan 2.2.1 Text Preprocessing
kualitas dari hasil peringkasan teks menggunakan
metode Genetic Algorithm (GA). Dimana fungsi Text preprocessing merupakan suatu proses
fitness dalam GA dapat menemukan kalimat dengan untuk merubah data teks menjadi sebuah term indeks
yang akan digunakan dalam proses
bobot yang lebih optimal dibandingkan dengan
weighting/pembobotan. Dimana pada umumnya
metode peringkasan teks biasa. Penelitian lain
dilakukan oleh (Ghareb et al., 2015) tentang meliputi 4 tahap yaitu:
enhanced GA berbasis hybrid feature selection (FS) 1. Tahap 1, Parsing: suatu proses untuk
untuk pengkategorisasian teks dokumen, yang menentukan data teks apa yang akan
membuktikan bahwa algoritma yang dikemukakan digunakan. Dimana dalam penelitian
tersebut mampu men-generate hasil yang lebih baik ini data yang akan digunakan sebagai
dibandingkan dengan algoritma kategorisasi biasa dokumen adalah setiap kalimat yang
dan algoritma GA sendiri. Dimana kombinasi hybrid terdapat dalam abstrak dokumen
FS dengan EGA ini mampu untuk mereduksi dimensi hasil dari pencarian biosystem, yang
dengan reduction rate serta categorization rate yang bisa didapatkan dengan membagi
lebih tinggi/baik. setiap kalimat dalam abstrak menjadi
Dalam projek akhir ini akan mencoba dokumen.
memperbaiki hasil dari metode TF-IDF yang telah 2. Tahap 2, Lexing/Tokenization: suatu
ada pada biosytem Fakultas MIPA Universitas proses untuk memisahkan setiap
Brawijaya dengan melibatkan metode Enhanced string kata dalam kalimat, dan juga
Genetic Algorithm (EGA) dalam menghasilkan termasuk proses untuk menghapus
ringkasan teks dari dokumen hasil pencarian yang duplikasi kata, angka, tanda baca,
ada. Dimana dalam prosesnya terdapat 2 tahap utama, karakter-karakter lain selain huruf
yaitu penghitungan nilai skor dari setiap kalimat alfabet & simbol ilmiah, serta
dalam dokumen menggunakan metode TF-IDF, lalu merubah setiap huruf kapital yang
selanjutnya akan dilakukan pemilihan kalimat ada menjadi huruf kecil/dasar.
ringkasan dengan menggunakan metode EGA. 3. Tahap 3, Filtering/Stopword
Dimana diharapkan peringkasan teks hasil dari Removal: suatu proses untuk
metode ini dapat terbaca lebih baik dibandingkan menghapus kata-kata tidak penting
dengan hasil ringkasan teks menggunakan metode dalam kalimat dan hanya menyimpan
TF-IDF saja. kata-kata yang penting saja, dimana
dalam proses ini digunakan sebuah
2. DASAR TEORI kumpulan data teks berisi kata-kata
penting yang telah ditetapkan
2.1 Penjelasan Dataset sebelumnya.
4. Tahap 4, setelah 3 tahap sebelumnya
Pada studi kasus ini, digunakan data teks abstrak
telah selesai dilakukan maka setiap
penelitian yang berasal dari hasil pencarian biosystem
kata yang tersisa akan di-set sebagai
terhadap senyawa dalam tumbuhan herbal tertentu.
term indeks, dimana term indeks ini
Dimana data teks ini berbasis bahasa inggris,
akan digunakan untuk proses
dikarenakan biosystem menggunakan query
weighting/pembobotan.
berbahasa inggris dengan data sumber dari NCBI.
2.3 Algoritma Term Frequency-Inverse
2.2 Extractive Automatic Text Summarization
Document Frequency (TF-IDF)
Secara umum, peringkasan teks dapat diartikan
TF-IDF merupakan suatu proses
sebagai sebuah cara untuk meringkas sekumpulan
weighting/pembobotan dimana akan dilakukan
informasi teks besar menjadi bentuk yang
perhitungan weight/bobot terhadap setiap term indeks
ringkas/singkat dengan proses seleksi informasi
yang dihasilkan pada tahap text preprocessing.
210 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 208-215

Dimana terdapat 7 tahap dalam pengerjaannya, yaitu 7. Tahap 7, menghitung nilai skor akhir setiap
sebagai berikut: dokumen, dimana digunakan rumus yang dapat
dilihat pada persamaan 2.4.
1. Tahap 1, Document Indexing: suatu proses 𝑁𝑡𝑒𝑟𝑚
untuk menentukan term indeks (t) mana 𝑊𝑠𝑗 = ∑ 𝑊𝑡𝑑𝑖,𝑗 (2.4)
yang akan digunakan sebagai representasi 𝑖=1

dari dokumen, dimana dalam penelitian ini dengan keterangan:


setiap setiap kata yang tersisa hasil tahap  Wsj merupakan skor dari dokumen ke j,
preprocessing akan digunakan sebagai term  Nterm merupakan jumlah banyaknya term,
indeks.  Wtdi,j merupakan nilai dari TF-IDF pada
2. Tahap 2, Term Weighting: suatu proses term ke i, dokumen ke j,
untuk men-generate sebuah nilai pada setiap
term dengan cara menghitung frekuensi Dan perlu diingat bahwa setiap kalimat dari
kemunculan term dalam dokumen (d). kumpulan data teks dianggap sebagai dokumen
3. Tahap 3, Log-Frequency Weighting: suatu dalam perhitungan.
proses untuk menghitung nilai bobot hasil
dari nilai kemunculan term weighting, 2.4 Algoritma Enhanced Genetic Algorithm
dimana digunakan rumus yang dapat dilihat (EGA)
dalam persamaan 2.1. EGA merupakan suatu metode pengembangan
1 + 𝑙𝑜𝑔10 𝑡𝑓𝑡,𝑑 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡𝑓𝑡,𝑑 > 0 lanjut dari Genetic Algorithm (GA) yang termasuk
𝑊𝑡𝑓𝑡,𝑑 = { (2.1)
0, 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎 dalam bidang meta-heuristik Evolutionary Algorithm
dengan keterangan: (EA). Secara umum alur tahap pengerjaan dalam
 Wtft,d merupakan log-frequency EGA cukup mirip dengan GA, hanya saja terdapat
weighting pada term ke t, dokumen ke perbedaan yaitu terletak pada operator reproduksi
d, mutasinya. Dalam penelitian ini operator reproduksi
 tft,d merupakan nilai dari term mutasi akan dikembangkan guna untuk mengatasi
weighting pada term ke t, dokumen ke problem randomisasi nilai string chromosome terpilih
d. yang dianggap beresiko untuk memberikan efek
4. Tahap 4, Document Frequency: suatu proses negatif terhadap keragaman populasi dan juga
untuk menghitung banyaknya dokumen memberikan hasil randomisasi yang tidak baik
yang mengandung term ke t. (Ghareb et al., 2015).
5. Tahap 5, Inverse Document Frequency: suatu
proses untuk menghitung nilai inverse dari 2.4.1 Inisialisasi populasi
document frequency, dimana digunakan rumus Tahap dimana akan dilakukan randomisasi
yang dapat dilihat pada persamaan 2.2. string chromosome sejumlah banyak populasi yang
𝑁 ditetapkan (popSize), dimana setiap string
𝑖𝑑𝑓𝑡 = 𝑙𝑜𝑔10 (2.2)
𝑑𝑓𝑡 chromosome ini akan merepresentasikan solusi akhir
dengan keterangan: dari permasalahan. String chromosome terdiri atas
 idft merupakan inverse document sejumlah subset nilai skor hasil proses perhitungan
frequency pada term ke t, metode TF-IDF, sehingga setiap subset merupakan
 N merupakan jumlah keseluruhan representasi dari nilai skor kalimat yang ada dalam
dokumen yang ada, dokumen. Dimana dalam problem peringkasan teks
ini akan dihasilkan 3 kalimat tertentu yang akan
 dft merupakan nilai dari document
terpilih sebagai hasil ringkasan teks. Jadi, yang
frequency pada term ke t.
dirandomisasi adalah posisi letak kalimat dalam
6. Tahap 6, TF-IDF: suatu proses untuk
string chromosome. Sebagai gambaran, setiap string
mendapatkan nilai skor setiap terhadap
chromosome dapat digambarkan seperti yang
dokumen, dimana digunakan rumus yang dapat
ditunjukkan pada Gambar 2.1.
dilihat pada persamaan 2.3.
𝑊𝑡,𝑑
<---------string chromosome--------->
= 𝑊𝑡𝑓𝑡,𝑑 × 𝑖𝑑𝑓𝑡 (2.3) P1 = [ Wsj, Wsj, Wsj ]
dengan keterangan: Gambar 2.1 Contoh representasi string chromosome
 Wt,d merupakan TF-IDF pada term ke t,
dokumen ke d, 2.4.2 Fungsi fitness
 Wtft,d merupakan log-frequency weighting
pada term ke t, dokumen ke d, Sebuah fungsi fitness diperlukan untuk
mengevaluasi kualitas dari chromosome dalam
 idft merupakan inverse document
populasi. Dimana jika nilai subset dalam chromosome
frequency pada term ke t.
baik maka akan memiliki kemungkinan yang lebih
tinggi untuk dapat lolos kedalam populasi berikutnya.
Dhimas Anjar Prabowo, dkk, TF-IDF-EGA untuk Extractive Automation Text Summarization … 211

Rumus fitness yang digunakan dapat dilihat apa 𝑓𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠𝑘


persamaan 2.5. 𝑝𝑟𝑜𝑏𝑘 = (2.6)
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝐹𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠
𝑁𝑠𝑢𝑏𝑠𝑒𝑡 dengan keterangan:
𝑓𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠𝑖 = ∑ (𝑥𝑗
𝑗=1  probk merupakan probabilitas untuk
× 𝑊𝑠𝑗 ) (2.5) chromosome ke k
dengan keterangan:  fitnessk merupakan nilai fitness pada
 Nsubset merupakan banyaknya subset chromosome ke k
dalam chromosome  totalFitness adalah jumlah keseluruhan
 xj merupakan sebuah nilai x pada subset fitness chromosome dalam populasi
ke j dengan ketentuan jumlah 𝑘
keseluruhan dari xj adalah 1 𝑝𝑟𝑜𝑏𝐶𝑢𝑚𝑘 = ∑ 𝑝𝑟𝑜𝑏𝑘 (2.7)
𝑗=1
 Wsj merupakan nilai skor kalimat pada dengan keterangan:
subset ke j
 probCumk merupakan probabilitas
2.4.3 Operator reproduksi kumulatif untuk chromosome ke k
 probk merupakan nilai probabilitas
Sebuah operator yang digunakan untuk pada chromosome ke k
mempertahankan keragaman dari populasi, terdapat
dua operator yang digunakan yaitu sebagai berikut: Setelah didapatkan nilai probCum untuk setiap
chromosome maka dilakukan seleksi dengan men-
1. Crossover: teknik yang digunakan generate nilai random r dengan batas r[0, 1], lalu
adalah teknik one-cut-point memilih dan cek chromosome ke 1 hingga ke k
crossover, yaitu dengan cara memilih popSize, dengan kondisi jika memenuhi r <=
dua chromosome induk dalam probCumk maka chromosome ke k tersebut terpilih
populasi lalu menukarkan isi nilai untuk masuk ke populasi berikutnya. Proses
subset chromosome-nya mulai dari randomisasi dan pengecekan ini dilakukan hingga
titik indeks tertentu. Hal ini terbentuk populasi baru sebanyak inisialisasi popSize.
dilakukan secara berulang hingga
jumlah offspring memenuhi jumlah
3. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
banyaknya offspring yang diperlukan
dari hasil crossover rate.
3.1 Perancangan Alur Proses Algoritma
2. Mutasi: teknik yang digunakan
adalah mutasi yang telah di- Dengan dasar teori dari poin 2, maka rancangan
enhanced, yaitu dengan cara memilih alur proses dari extractive automatic text
satu chromosome induk dalam summarization dengan TF-IDF-EGA dapat dilihat
populasi lalu mengganti nilai subset pada Gambar 3.1.
terendah dalam chromosome induk
dengan nilai subset tertinggi dari Mulai
chromosome terbaik dari populasi
sebelumnya. Hal ini dilakukan secara
Data Teks
berulang hingga jumlah offspring
memenuhi jumlah banyaknya
offspring yang diperlukan dari hasil Text Preprocessing
mutation rate. Enhance mutasi ini
kami adaptasi dari penelitian milik
(Ghareb et al., 2015). TF-IDF

2.4.4 Selection
EGA
Sebuah proses seleksi yang dilakukan
setelah proses evaluasi fitness dari hasil reproduksi.
Teknik seleksi yang digunakan adalah dengan Ringkasan
menggunakan Roulette Wheel Selection (RWS),
teknik ini dilakukan dengan menghitung nilai
probabilitas seleksi (prob) setiap chromosome Selesai
berdasarkan nilai fitness-nya. Dari nilai prob ini dapat
dihitung nilai probabilitas kumulatif (probCum) yang Gambar 3.2 Diagram Alur Proses TF-IDF-EGA
akan digunakan dalam proses seleksi. Rumus Dengan detail prosesnya adalah sebagai berikut:
perhitungannya dapat dilihat pada persamaan 2.6 & 1. Menentukan data teks input
2.7. 2. Melakukan preprocessing teks
212 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 208-215

a) Melakukan parsing (mr) terbaik untuk menghasilkan kombinasi jumlah


b) Melakukan lexing/tokenisasi offspring terpilih guna mendapatkan hasil yang
c) Melakukan filtering/stopword removal optimal. Rancangan uji coba kombinasi parameter
d) Menentukan term indeks reproduksi dapat dilihat pada Tabel 3.2:
3. Proses TF-IDF
a) Menghitung nilai term frequency Tabel 3.2 Rancangan Uji Coba Kombinasi
b) Menghitung nilai log-term frequency Parameter Reproduksi
c) Menghitung nilai document frequency Nilai Fitness Rata
d) Menghitung nilai inverse document Nilai Nilai
Percobaan Ke-i Rata
frequency mr cr
1 2 3 Fitness
e) Menghitung nilai TF-IDF 0,3
f) Menghitung nilai skor kalimat 0,1
0,8
4. Proses EGA 0,3
a) Inisialisasi populasi awal 0,2
0,8
b) Evaluasi nilai fitness 0,3
c) Reproduksi crossover dan mutasi 0,3
0,8
d) Evaluasi nilai fitness keseluruhan
individu populasi dan individu hasil
3.3 Implementasi
reproduksi
e) Seleksi roulette wheel selection (RWS)
3.3.1 Implementasi Preprocessing Teks
f) Menentukan global best sebagai solusi
terpilih Implementasi proses preprocessing teks
5. Menampilkan hasil ringkasan dengan urutan akan dilakukan dengan mengikuti prosedur alur
indeks kalimat dari global best tahapan pengerjaan preprocessing teks dapat dilihat
pada Tabel 3.3.
3.2 Perancangan Uji Coba
Tabel 3.3 Prosedur alur tahapan pengerjaan
Setelah tahap implementasi selesai akan
preprocessing teks
dilakukan serangkaian uji coba untuk dapat
Tahap 1: Lakukan parsing data teks dengan
mengevaluasi dan menganalisis hasil yang ditemukan
memisahkan setiap kalimat yang ada menjadi
oleh sistem, dimana uji coba tersebut adalah sebagai
dokumen
berikut:
Tahap 2: Lakukan lexing/tokenization dengan
memisahkan setiap string kata dalam kalimat,
3.2.1 Uji Coba Batas Parameter Iterasi
menghapus duplikasi kata, angka, tanda baca,
Uji coba batas parameter iterasi adalah uji karakter-karakter lain selain huruf alfabet &
coba yang dilakukan untuk mengetahui seberapa simbol ilmiah, merubah setiap huruf kapital yang
banyak iterasi yang dibutuhkan agar dapat dihasilkan ada menjadi huruf kecil/dasar
solusi peringkasan yang optimal. Dimana nilai fitness Tahap 3: Lakukan filtering/stopword removal
akan menjadi tolak ukur utama dalam menentukan dengan menghapus kata-kata tidak penting dari
nilai optimalnya. Rancangan uji coba parameter teks hasil lexing
populasi dapat dilihat pada Tabel 3.1: Tahap 4: Membuat term indeks dengan
menggunakan setiap kata yang tersisa hasil
Tabel 3.1 Rancangan Uji Coba Parameter Iterasi filtering
Nilai Fitness
Rata
Jumlah Jumlah Percobaan Ke- 3.3.2 Implementasi TF-IDF
Rata
Iterasi Populasi i
Fitness Implementasi proses TF-IDF akan
1 2 3
10 dilakukan dengan mengikuti prosedur alur tahapan
10 pengerjaan TF-IDF dapat dilihat pada Tabel 3.4.
30
10
25 Tabel 3.4 Prosedur alur tahapan pengerjaan metode
30
TF-IDF
10
50 Tahap 1: Hitung nilai term frequency/kemunculan
30
setiap term indeks pada setiap kalimat
Tahap 2: Hitung nilai log-term frequency setiap
3.2.2 Uji Coba Kombinasi Parameter
term indeks pada setiap kalimat
Reproduksi
Tahap 3: Hitung nilai document frequency/banyak
Uji coba kombinasi parameter reproduksi kalimat yang mengandung term indeks
adalah uji coba yang dilakukan untuk mengetahui Tahap 4: Hitung nilai inverse document frequency
kombinasi nilai crossover rate (cr) dan mutation rate dari hasil document frequency
Dhimas Anjar Prabowo, dkk, TF-IDF-EGA untuk Extractive Automation Text Summarization … 213

Tahap 5: Hitung nilai TF-IDF dari hasil log-term 4. PENGUJIAN DAN ANALISIS
frequency dan hasil inverse document frequency
Tahap 6: Hitung nilai skor setiap kalimat dengan 4.1 Pengujian Batas Parameter Iterasi
menjumlahkan nilai TF-IDF dari setiap kalimat
Pengujian ini dilakukan dengan cara
menjalankan program dalam beberapa kondisi
3.3.3 Implementasi EGA parameter iterasi dan populasi seperti yang dapat
Implementasi proses EGA akan dilakukan dilihat pada Tabel 3.1, lalu dalam setiap kondisi
dengan mengikuti prosedur alur tahapan pengerjaan tersebut dilakukan percobaan penjalanan program
EGA dapat dilihat pada Tabel 3.5. sebanyak 3 kali percobaan, dimana dari ketiga
percobaan setiap kondisi tersebut akan dihitung nilai
Tabel 3.5 Prosedur alur tahapan pengerjaan metode rata-rata fitnessnya. Hasil pengujian batas parameter
EGA populasi dapat dilihat pada Tabel 3.6 dan sebagai
Tahap 1: Inisialisasi populasi sebanyak popSize ilustrasi gambaran hasil pengujian batas parameter
Tahap 2: Evaluasi nilai fitness dari setiap iterasi dapat dilihat pada Gambar 3.2.
chromosome dalam populasi Tabel 3.6 Hasil Pengujian Batas Parameter Iterasi
Tahap 3: Lakukan proses reproduksi dengan cara Nilai Nilai Nilai Fitness Percobaan Ke-i Rata-Rata
sebagai berikut: Iter. Pop. 1 2 3 Fitness
10 15.7409 20.8163 15.3994 17.3189
a) Untuk operator crossover: 10
30 17.1392 19.2701 17.6866 18.0320
- Hitung jumlah offspring yang akan 10 19.5576 18.8977 15.9740 18.1431
25
dihasilkan dari crossover rate 30 18.7898 17.2668 20.9458 19.0008
- Pilih dua chromosome induk dari 50
10 12.6497 12.8629 19.6743 15.0623
populasi dengan subset yang 30 19.2701 21.2810 17.7628 19.4380
berbeda
- Tukar nilai subset kedua string Pengujian Batas Parameter Iterasi
chromosome induk mulai dari
24.0000
indeks yang terpilih
- Lakukan hingga didapatkan jumlah 20.0000
offspring yang memenuhi jumlah
16.0000
Nilai Fitness

hasil offspring dari crossover rate


b) Untuk operator mutasi: 12.0000
- Hitung jumlah offspring yang akan
8.0000
dihasilkan dari mutation rate
- Pilih satu chromosome induk dari 4.0000
populasi
0.0000
- Ganti nilai subset terendah dalam 10 30 10 30 10 30
chromosome induk dengan nilai 10 25 50
subset tertinggi dari chromosome Populasi
terbaik dari populasi sebelumnya Iterasi
- Jika subset yang didapati sama atau
keseluruhan subset-nya sama maka Percobaan ke-1 Percobaan ke-2
ganti keseluruhan subset dengan Percobaan ke-3 Fitness Avg.
subset milik chromosome terbaik
populasi sebelumnya Gambar 3.2 Grafik Hasil Pengujian Batas Parameter
- Lakukan hingga didapatkan jumlah Iterasi
offspring yang memenuhi jumlah
hasil offspring dari mutation rate Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa dalam
Tahap 4: Masukkan chromosome hasil reproduksi setiap percobaan nilai fitness cenderung naik turun
kedalam populasi chomosome induk dengan alur yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan
dalam perhitungan fungsi fitness digunakan semuah
Tahap 5: Update populasi dengan roulette wheel
nilai acak yang berbeda-beda untuk setiap subsetnya
selection (RWS) hingga didapatkan populasi baru
namun berjumlah 1. Dan dapat dilihat pula bahwa
sebanyak popSize
nilai rata-rata fitness tertinggi didapatkan dalam
Tahap 6: Ambil chromosome dengan nilai fitness kondisi parameter jumlah iterasi sebesar 50 dan
tertinggi sebagai hasil akhir peringkasan teks jumlah populasi sebesar 30, sedangkan nilai rata-rata
fitness terendah didapat dalam kondisi parameter
jumlah iterasi sebesar 50 dan jumlah populasi sebesar
10.
Jika jumlah iterasi besar dan jumlah populasi
kecil maka fitness akan menghasilkan nilai yang
214 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 208-215

kecil. Berdasarkan analisis penulis, nilai fitness akan masing-masing operator reproduksi. Dan dapat
semakin besar jika interval nilai antara jumlah iterasi dilihat pula bahwa nilai rata-rata fitness tertinggi
dan jumlah populasi tidak terlalu jauh. Untuk didapatkan dalam kondisi parameter jumlah mr
meningkatkan nilai fitness, jumlah iterasi dan jumlah sebesar 0.3 dan jumlah cr sebesar 0.8, sedangkan nilai
populasi harus diperbesar. rata-rata fitness terendah didapat dalam kondisi
parameter jumlah mr sebesar 0.1 dan jumlah cr
4.2 Pengujian Kombinasi Parameter Reproduksi sebesar 0.8.
Pengujian ini dilakukan dengan cara Nilai fitness pada cr sebesar 0.3 selalu lebih besar
menjalankan program dalam beberapa kondisi daripada nilai fitness pada cr 0.8 kecuali pada saat
parameter mr dan cr seperti yang dapat dilihat pada nilai mr 0.3. Penggunaan nilai cr 0.8 menghasilkan
Tabel 3.2, lalu dalam setiap kondisi tersebut fitness yang naik naik setiap kali nilai mr
dilakukan percobaan penjalanan program sebanyak 3 ditingkatkan. Sehingga kita bisa meningkatkan nilai
kali percobaan, dimana dari ketiga percobaan setiap cr dan mr jika menginginkan nilai fitness yang besar.
kondisi tersebut akan dihitung nilai rata-rata Nilai fitness yang maksimal adalah pada saat cr 0.3
fitnessnya. Dan untuk parameter iterasi serta populasi dan mr 0.1
dalam pengujian ini menggunakan jumlah besar
iterasi dan populasi terbaik dari pengujian batas 5. KESIMPULAN DAN SARAN
parameter iterasi. Hasil pengujian batas parameter
Algoritma TF-IDF-EGA mampu untuk
populasi dapat dilihat pada Tabel 3.7 dan sebagai
menyelesaikan permasalahan pemilihan kalimat
ilustrasi gambaran hasil pengujian batas parameter
ringkasan pada TF-IDF yang sebelumnya hanya
iterasi dapat dilihat pada Gambar 3.3.
mengambil kalimat dengan skor tertinggi (dimana
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Kombinasi Parameter terkadang kalimat dengan skor tertinggi bukan
Reproduksi merupakan kalimat deskriptif) menjadi pengambilan
Nilai Nilai Nilai Fitness Percobaan Ke-i Rata-Rata kalimat ringkasan dengan nilai fitness tertinggi
mr cr 1 2 3 Fitness namun dengan ringkasan kalimatnya dapat berupa
0.3 19.5400 17.3422 19.8957 18.9260
0.1 kalimat dengan skor rendah (yang biasanya
0.8 19.6743 15.3929 16.0351 17.0341
0.3 19.5184 17.7185 19.7170 18.9846 merupakan kalimat deskriptif).
0.2 Dari pengujian yang dilakukan, didapatkan
0.8 18.8977 16.0350 17.7781 17.5703
0.3
0.3 19.2701 19.8021 18.8233 19.2985 bahwa parameter yang dapat menghasilkan nilai
0.8 20.6107 19.6763 19.6989 19.9953 fitness terbaik adalah dengan jumlah iterasi sebesar
50, jumlah populasi sebesar 30, nilai crossover rate
Pengujian Kombinasi Parameter Reproduksi sebesar 0.3, dan nilai mutation rate sebesar 0.8.
Dimana semakin tinggi nilai parameter iterasi dan
24.0000
populasi dengan parameter yang tidak terlalu jauh
20.0000 akan semakin meningkatkan nilai rata-rata hasil
fitness, begitu pula untuk parameter reproduksi.
16.0000
Nilai Fitness

Penelitian ini dapat dikembangkan dengan


12.0000 penggunaan random injection yang dapat mengatasi
problem solusi subset chromosome yang terkadang
8.0000
cenderung mengalami konvergensi dini. Kemudian
4.0000 penelitian ini dapat dikembangkan pula dengan cara
me-repair operasi crossover untuk menghindari
0.0000
0.3 0.8 0.3 0.8 0.3 0.8
terpilihnya kalimat yang sama dalam hasil
peringkasannya. Lalu penelitian ini juga dapat
0.1 0.2 0.3
Crossover Rate
dikembangkan dengan cara mengubah alur proses
Mutation Rate peringkasannya menjadi bersifat abstraktif, dimana
setiap kalimat yg panjang dapat dipisah menjadi
Percobaan ke-1 Percobaan ke-2 beberapa kalimat tertentu.
Percobaan ke-3 Fitness Avg.
6. DAFTAR PUSTAKA
Gambar 3.3 Grafik Hasil Pengujian Kombinasi MEENA, K.Y. & GOPALANI, D., 2015.
Parameter Reproduksi Evolutionary Algorithms for Extractive
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa dalam Automatic Text Summarization. Intelligent
setiap percobaan nilai fitness cenderung naik turun Computing, Communication &
dengan alur yang sama, hal ini dikarenakan nilai Convergence, (48), pp.244-49.
parameter populasi yang digunakan adalah hasil KIANI, A. & AKBARZADEH, M.R., 2006.
terbaik dari pengujian sebelumnya, dimana parameter Automatic Text Summarization Using:
tersebut akan mempengaruhi jumlah besar offspring
Dhimas Anjar Prabowo, dkk, TF-IDF-EGA untuk Extractive Automation Text Summarization … 215

Hybrid Fuzzy GA-GP. Fuzzy Systems,


pp.977-83.
GHAREB, A.S., BAKAR, A.A. & HAMDAN, R.A.,
2015. Hybrid feature selection based on
enhanced genetic algorithm for text
categorization. Expert Systems With
Applications, (49), pp.31-47.
FHADLI, M., PRABOWO, D.A. & PRASETYA, A.,
2016. Pencarian Senyawa Dalam
Tumbuhan Herbal dan Search Engine
Senyawa Tumbuhan Dengan Summarization
Menggunakan Metode TF-IDF. Laporan
KKN. Malang: Universitas Brawijaya
Program Studi Teknik Informatika.
ABUOBIEDA, A., SALIM, N., BINWAHLAN, M.S.
& OSMAN, A.H., 2013. Differential
Evolution Cluster-based Text
Summarization Methods. International
Conference On Computing, Electrical and
Electronic Engineering (ICCEEE), pp.244-
48.
BABAR, S.A. & PATIL, P.D., 2015. Improving
Performance of Text Summarization.
International Conference on Information
and Communication Technologies (ICICT
2014), (46), pp.354–63.
SARANYAMOL, C.S. & SINDHU, L., 2014. A
Survey on Automatic Text Summarization.
International Journal of Computer Science
and Information Technologies, 5(6),
pp.7889-93.
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)
Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 216-225

PERBANDINGAN METODE ANN-PSO DAN ANN-GA DALAM PEMODELAN


KOMPOSISI PAKAN KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) UNTUK OPTIMASI
KANDUNGAN GIZI
(Studi Kasus pada UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Singosari-Malang)

Canny Amerilyse Caesar 1, Latifah Hanum2, Imam Cholissodin3


1,2,3
Program Studi Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: camerilyse@outlook.com, hanum_latifah@ymail.com, imamcs@ub.ac.id

(Naskah masuk: 8 Agustus 2016, diterima untuk diterbitkan: 8 September 2016)

Abstrak
Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang mengandung semua zat yang dibutuhkan tubuh. Ternak
penghasil susu utama di Indonesia yaitu sapi perah, namun produksi susunya belum dapat mencukupi kebutuhan
masyarakat. Alternatifnya adalah kambing peranakan etawa (PE). Tingginya kualitas kandungan gizi susu sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya, yaitu faktor pakan. Bagian peternakan kambing PE di UPT
Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Singosari-Malang masih menghadapi permasalahan, yaitu
rendahnya kemampuan dalam memberikan komposisi pakan terhadap kambing PE. Kekurangan tersebut
berpengaruh terhadap kualitas susu yang dihasilkan. Diperlukan pengetahuan rekayasa kandungan gizi susu untuk
menentukan komposisi pakan dalam menghasilkan susu premium dengan kandungan gizi optimal. Penulis
membandingkan dua metode yang sudah diteliti yaitu Artificial neural network (ANN) dan Particle Swarm
Optimization (PSO) serta metode Artificial Neural Network (ANN) dan Genetic Algorithm (GA) dalam membuat
pemodelan pakan kambing dalam mengoptimasi kandungan gizi susu kambing. Dalam analisa pengujian
menggunakan metode ANN-PSO yang dilakukan dengan kasus untuk berat badan kambing 36 kg, serta jenis pakan
yang digunakan yaitu rumput Odot 70% dan rumput Raja 30%, rata-rata kandungan protein naik 0.707%,
sedangkan rata-rata kandungan Lemak turun 0.879%. Dengan menggunakan metode ANN-GA, rata-rata
kandungan Protein naik sebesar 0.0852%, sedangkan rata-rata kandungan Lemak turun sebesar 2.3254%.
Kata kunci: Susu Kambing, Optimasi, Artificial Neural Network (ANN), Particle Swarm Optimization (PSO),
Genetic Algorithm (GA), Kandungan nutrisi pakan.
Abstract
Milk is one of the animal protein sources which it contains all of the substances needed by human body. The main
milk producer cattle in Indonesia is dairy cow, however its milk production has not fulfilled the society needs. The
alternative is the goat, the Etawa crossbreed (PE). The high quality of milk nutrients content is greatly influenced
by some factors one of them, is the food factor. The PE goat livestock division of the UPT Cattle Breeding and the
Cattle Food Greenery in Singosari-Malang still faces the problem, it is the low ability in giving the food
composition for PE goat. This flaw affects the quality of the produced milk. It needs the artificial science of the
milk nutrients contain in order to determine the food composition to produce premium milk with the optimum
nutrients contain. The writer uses the method of the Artificial Neural Network (ANN) and the Particle Swarm
Optimization (PSO) to make the modeling of goat food in optimizing the content of goat milk nutrients. In the
analysis of the examination that is done with the case of 36 kg goat weight, also the food type used is the 70 %
Odot grass and 30% Raja grass can increase the nutrients contain of the protein milk for 0.707% and decrease
the fat nutrients contain for 0.879%. If uses the method of Artificial Neural Network (ANN) and Genethic Algorithm
(GA) can increase the nutriens contain of the protein for 0.0852% and decrease the fat nutients contain for
2.3254%.
Keywords: Goat Milk, Optimization, Artificial Neural Network (ANN), Particle Swarm Optimization (PSO),
Genetic Algorithm (GA), the food nutrients contain.

1. PENDAHULUAN diperlukan oleh tubuh, seperti protein, karbohidrat,


1.1 Latar belakang lemak dan vitamin (Mulyanto, 2006). Tingginya
Susu merupakan bahan makanan yang dapat produksi susu dan kualitas kandungan gizi susu
dikatakan sebagai makanan yang sempurna karena sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
pada susu terdapat kandungan gizi yang sangat satunya, yaitu faktor pakan (Fernanda, 2012). Bagian
216
Canny Amerilyse Caesar, dkk, Perbandingan Metode ANN-PSO Dan ANN-GA … 217

peternakan kambing peranakan etawa (PE) di UPT 2. Jenis pakan yang digunakan adalah 10 jenis
Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak bahan pakan hijauan yaitu rumput taiwan,
Singosari-Malang masih menghadapi permasalahan, rumput odot, rumput setaria, rumput raja, rumput
yaitu rendahnya kemampuan dalam memberikan B.Decumbens, kaliandra, gamal, lamtoro, turi
treatment komposisi pakan terhadap kambing dan tarum.
peranakan etawa. Kekurangan tersebut selain
mengakibatkan lambatnya pertumbuhan produksi 3. Jenis pakan yang dapat dimodelkan hanya dua
susu juga berpengaruh terhadap kualitas susu yang jenis.
dihasilkan (Nugroho, 2010).
Permasalahan rekayasa kandungan gizi susu 4. Terdapat 4 output kandungan gizi susu yang
kambing agar dapat optimal tersebut dapat diteliti, yaitu protein, lemak (fat), laktosa dan
diselesaikan dengan beberapa metode pemodelan. density (berat jenis).
Perkembangan terakhir pemodelan prediksi dengan
menggunakan Artificial Neural Network (ANN) 5. Kandungan gizi susu yang dapat dioptimalkan
merupakan salah satu pemodelan yang banyak adalah protein, laktosa dan density (berat jenis).
digunakan dalam prediksi ekonomi, keuangan, bisnis
dan industry (Shibata, (2009).). Kemampuan ANN 6. Kandungan gizi susu yang dapat diminimalkan
untuk pelatihan data training dilakukan dengan adalah lemak (fat).
menggunakan backpropagation, namun lambatnya
laju konvergensi dan terjebak dalam minimum local 7. Kandungan nutrisi dari pakan hijauan berupa
merupakan beberapa kelemahan dari metode Abu, PK, LK dan SK.
backpropagation (Shibata, (2009).). Untuk
mengatasi kelemahan tersebut, dapat digunakan 2. DASAR TEORI
beberapa pendekatan optimasi seperti genetic 2.1 Jenis Kambing
algoritma (GA), particle swarm optimization (PSO) Kambing terdiri dari 2 jenis, yaitu kambing
dan ant colony optimization (ACO) (Edo, 2014). potong dan kambing perah (Gunawan, 2013).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan a. Kambing Potong
metode ANN-PSO dan ANN-GA. Dalam penelitian Kambing potong adalah kambing yang diternak
yang membahas optimasi parameter dalam dengan tujuan utama adalah produksi daging.
pembuatan genteng pada sebuah pabrik yang b. Kambing Perah
menggunakan metode ANN dan PSO oleh Thitipong Kambing perah adalah kambing yang diternak
Navalertporn dan Nitin V. Afzulpurkar (2011) dan dengan tujuan utama adalah produksi susu.
optimasi dosis pupuk untuk tanaman jagung dengan
ANN dan IPSO oleh Cholissodin (2016) 2.2 Kambing Peranakan Etawa (PE)
membuktikan bahwa dengan menggunakan Kambing Peranakan Etawa (PE) adalah salah
kombinasi ANN dan PSO menghasilkan parameter- satu penyedia protein hewani asal ternak berupa
parameter yang optimal sehingga meningkatkan hasil daging dan susu. Kambing PE merupakan hasil
produksi dari 60% menjadi 97% serta mendapatkan persilangan antara kambing kacang dengan kambing
hasil yang lebih akurat daripada hanya menggunakan etawah yang keberadaannya sudah adaptif dengan
metode backpropagation saja. topografi di Indonesia (Fitriyanto, Astuti, & Utami,
Pada penelitian sebelumnya telah membahas 2013). Berikut adalah gambar dari hewan kambing
permasalahan mengenai pemodelan time series untuk PE yang ada di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan
meramalkan suatu nilai karakteristik tertentu pada Makanan Ternak Singosari-Malang.
periode mendatang menggunakan Artificial Neural
Network (ANN) dan Genetic Algorithm (GA).
Penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa
penerapan model ANN dan GA mampu memberikan
hasil prediksi yang cukup akurat yang diperlihatkan
dari kedekatan antara target dengan output
(Yuliandar, Warsito, & Yasin, 2012).

1.2 Batasan masalah


Batasan masalah yang dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan dan penyusunan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Jenis kambing yang diteliti adalah kambing
perah, yaitu kambing peranakan etawa (PE) Gambar 2.1. Kambing Pernakan Etawa (PE)
betina pada masa laktasi dengan bobot badan 32
kg, 34 kg, 36 kg, 38 kg dan 40 kg. 2.3 Bahan Pakan Kambing
Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat
dimakan, disukai, dicerna sebagian atau seluruhnya,
218 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 216-225

diabsorpsi dan bermanfaat bagi hewan ternak yang 7 Gamal 9.60 19.96 3.85 17.59
memakannya (Subekti, 2009). Pakan merupakan 8 Lamtoro 0 24.2 3.7 21.5
salah satu faktor terbesar guna menghasilkan 9 Turi 0 29.2 3.4 17.2
produksi susu dan pertumbuhan kambing yang tinggi 10 Tarum 6.42 24.17 0 0
(Hidayati, 2012). Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Kambing adalah hewan ternak ruminansia Timur
dimana hijauan adalah pakan utama yang harus
diberikan pada kambing. Semakin berkualitas pakan 2.4 Kandungan Gizi Susu Kambing
hijauan yang diberikan, mengakibatkan reproduksi Analisis karakteristik kualitas susu segar yang
hewan ternak ruminansia menjadi semakin baik dilakukan meliputi berat jenis, kadar protein, kadar
(Koten, Wea, Soetrisno, Ngadiyono, & Soewignyo, lemak, kadar bahan kering dan bahan kering tanpa
2014). lemak. Kandungan gizi susu kambing ditunjukkan
Selain pakan hijauan, ada konsentrat atau dalam Tabel 2.2.
makanan penguat yang juga harus diberikan pada
kambing. Konsentrat diberikan pada kambing agar Tabel 2.1 Kandungan Gizi Susu Kambing
kambing dapat memperoleh kandungan gizi yang No Kandungan Susu
tinggi dari konsentrat yang tidak ada pada pakan Kambing
hijauan. Perpaduan antara pakan hijauan dan 1 Protein (g) 3,6
konsentrat dalam satu hari dijadikan sebagai panduan 2 Lemak (g) 4,2
pemberian pakan kambing yang baik dan tidak 3 Karbohidrat (g) 4,5
4 Kalori (g) 69
beresiko tinggi (Susilawati & dkk, 2011). 5 Fosfor I (g) 111
6 Kalsium (g) 134
2.4 Kebutuhan Nutrisi Pakan Kambing PE 7 Magnesium (g) 14
Beberapa bahan makanan memiliki kandungan 8 Besi (g) 0,05
nutrisi yang beragam. Kandungan gizi susu kambing 9 Natrium (g) 50
10 Kalium (g) 204
peranakan etawa (PE) seperti protein, lemak, laktosa
11 Vitamin A (IU) 185
dan mineral dipengaruhi oleh kandungan nutrisi yang 12 Thiamin (mg) 0,05
terdapat pada pakan yang diberikan pada kambing PE 13 Riboflavin (g) 0,14
(Susilowati, Utami, & Suratim, 2013). Berikut adalah 14 Niacin (mg) 0,28
macam-macam kandungan nutrisi bahan pakan yang 15 Vitamin B6 0,05
dibutuhkan oleh kambing PE untuk penelititan : (mg)
1. Abu, yaitu kandungan nutrisi yang mengandung Sumber: Balai Penelitian Veteriner, Bogor (2008)
unsur-unsur berupa Mg, Fe, Ca, Na, K, CL dan P
yang terkandung dalam zat pakan anorganik. Berikut ini merupakan tabel kualitas susu
2. Protein kasar (PK), yaitu kandungan nutrisi yang kambing ditunjukkan pada Tabel 2.3.
terdapat pada pakan yang berupa zat pakan
organik kompleks dengan berat molekul yang Tabel 2.2 Kualitas Susu
tinggi. Karakteristik Kriteria Berkualitas
3. Lemak kasar (LK), yaitu kandungan lemak yang Premium Baik Standar
ada di dalam pakan yang berupa total lipida Protein (%) >3,70 >3,40-3,70 3,10-3,40
dalam jumlah yang sebenarnya. Lemak (%) >4,00 >3,50-4,00 3,25-3,50
4. Serat kasar (SK), yaitu kumpulan sisa-sisa sel Bahan Kering (%) >13,00 >12,00- 11,70-12,00
13,00
bahan pakan yang tahan terhadap reaksi
Sumber: Thai Agricultural Standard (2008)
hidrolisis enzim-enzim pada saluran pencernaan
hewan ternak yang tersusun dari karbohidrat.
Berikut adalah tabel kandungan nutrisi dari 10 2.5 Artificial Neural Network
Artificial Neural Network (ANN) adalah suatu
jenis bahan pakan kambing PE berupa pakan hijauan
sistem yang bekerja untuk memproses informasi yang
dan leguminose.
yang masuk ke dalam sistem dimana cara kerja dari
ANN memiliki kemiripan dengan cara kerja pada
Tabel 2.1. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan
jaringan syaraf biologi manusia, yaitu bersifat
Abu PK LK SK adaptif, bekerja secara dinamis dan mampu
No Bahan Pakan mempelajari informasi-informasi yang belum
(%) (%) (%) (%)
1 Rumput Taiwan 18.78 16.90 1.20 26.45 diketahui sebelumnya. Terdapat dua tahapan
2 Rumput odot 16.97 17.03 1.76 24.84 pemrosesan informasi, yaitu tahapan pelatihan ANN
3 Rumput setaria 11.5 8.5 1.76 32.5 dan tahapan pengujian ANN (Yuliandar, Warsito, &
4 Rumput raja 18.6 13.5 3.5 24.84 Yasin, 2012).
Rumput Tahapan pelatihan ANN adalah tahap
5 brachiaria 10.6 8.3 1.2 38.3 pemrosesan informasi dengan cara melakukan
decumbens pelatihan, yaitu memasukan data latih yang tersedia
6 Kaliandra 7.27 21.55 2.99 13.96 ke dalam jaringan. Tahapan pengujian ANN adalah
Canny Amerilyse Caesar, dkk, Perbandingan Metode ANN-PSO Dan ANN-GA … 219

tahap pemrosesan informasi dengan cara memasukan m


data uji dengan menggunakan bobot terakhir dari  in j    k w jk 2.7
hasil tahapan pelatihan ANN. Bobot-bobot hasil k 1
tahapan pelatihan ANN diharapkan mampu e. Mengalikan koreksi bobot untuk meng-update
menghasilkan nilai error yang minimal pada tahapan Vij yang sebelumnya dengan Persamaan 2.8.
pengujian ANN (Yuliandar, Warsito, & Yasin, 2012). vij   j xi 2.8
Pada ANN juga terdapat beberapa tahapa yang berupa
tahap feedforward dan backpropagation. f. Meng-update bobot dan biasnya dengan
1. Feedforward ketentuan sebagai berikut :
Feedforward memiliki struktur yang tersusun 1) Setiap unit output (Yk, k = 1, …, m) bertugas
atas satu input layer, satu atau lebih hidden layer dan untuk meng-update bobot dan biasnya
satu output layer. Langkah-langkah yang dijalankan menggunakan Persamaan 2.9.
pada proses feedforward sebagai berikut (Fernanda & w jk baru  w jk lama  w jk 2.9
Otok, 2012) : 2) Setiap unit hidden (zj, j = 1, …, p) bertugas
a. Setiap unit input (xi, i = 1, …, n) bertugas untuk untuk meng-update bobot dan biasnya
menerimal sinyal input xi dan menyebarkan ke menggunakan Persamaan 2.10.
semua unit pada hidden layer.
vij baru  vij lama  vij 2.10
b. Setiap unit hidden (zj, j = 1, …, p) bertugas untuk
menjumlahkan bobot yang diperoleh 3) Melakukan pengujian untuk kondisi
menggunakan Persamaan 2.1. berhenti.
n

zinj  v0 j   xi vij
i
2.1 2.5 Normalisasi Data
Normalisasi data merupakan suatu proses untuk
c. Menerapkan fungsi aktivasi untuk menghitung melakukan skala data sehingga suatu data berada
sinyal output dan mengirimkan ke output layer dalam suatu rentang nilai tertentu yang dilakukan
untuk masing-masing data latih dan data uji yang
 
menggunakan Persamaan 2.2.
z j  f z in j 2.2 akan digunakan (Sabati, Dania, & Putri, 2014). Jenis
metode normalisasi data yang digunakan dalam
d. Setiap unit output (Yk, k = 1, …, m) bertugas penelitian ini adalah normalisasi data Min-Max.
untuk menjumlahkan bobot dari sinyal output Persamaan matematika dari metode normalisasi data
menggunakan Persamaan 2.3. Min-Max diperlihatkan pada Persamaan 2-11
p (Chamidah, Wiharto, & Salamah, 2012) :
yink  w0 k   z j w jk 2.3  x  min_ value 
x '   0.8 *   0.1 2.11
j
 max_ value  min_ value 
e. Menerapkan fungsi aktivasi untuk menghitung
sinyal output menggunakan Persamaan 2.4.
2.6 Denormalisasi
yk  f ( yink ) 2.4 Denormalisasi merupakan tahapan dimana
2. Backpropagation output dikembalikan ke kondisi aslinya setelah input
Backpropagation merupakan algoritma yang mengalami normalisasi pada saat proses
umumnya digunakan pada model ANN dengan tujuan preprocessing. Persamaan matematika dari
untuk melakukan proses pelatihan jaringan dengan denormalisasi diperlihatkan pada persamaan 2.12
menggunakan beberapa layer (Raharjo, 2013). sebagai berikut (Gema, 2014) :
Langkah-langkah yang dijalankan pada proses (max_ value  min_ value) * ( x '  0.1)
x ''   min_ value 2.12
backpropagation sebagai berikut (Fernanda & Otok, 0.8
2012) :
a. Setiap unit output (Yk, k = 1, …, m) bertugas 2.7 Mean Square Error (MSE)
menerima pola target berdasarkan pola yang ada Mean Square Error (MSE) pada ANN adalah
pada pelatihan input. metode yang biasanya digunakan untuk melakukan
b. Melakukan proses perhitungan informasi error proses evaluasi kesalahan dan meningkatkan
menggunakan Persamaan 2.5. optimasi dari proses yang telah dilakukan
 k  t k  y k  f ' yink  2.5 sebelumnya. Persamaan matematika dari MSE
diperlihatkan pada persamaan 2.13 (Edo, 2014) :
c. Menghitung bobot koreksi untuk meng-update
Wjk yang sebelumnya dengan Persamaan 2.6. 1 n
w jk  k z j 2.6 MSE  
k k 1
( yk  t k ) 2 2.13

d. Setiap unit hidden (zj, j = 1, …, p) bertugas 2.6 Parameter PSO


menjumlahkan input delta yang berasal dari
layer diatasnya menggunakan Persamaan 2.7.
220 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 216-225

Parameter yang dibutuhkan pada algoritma


particle swarm optimization antara lain (Engelbrecht, 2. Menghitung fungsi obyektif ( 𝒇(𝒙) )
2007): Algoritma genetika dapat menyelesaikan
masalah kompleks, yaitu permasalahan optimasi.
1. Swarm size Untuk mendapatkan nilai fitness, suatu individu harus
Swarm size atau jumlah partikel. Sebenarnya dievaluasi berdasarkan suatu nilai fungsi objektif
dalam sebagian besar masalah 5-10 partikel sudah tertentu. Jika permasalahannya adalah optimasi untuk
cukup , namun untuk masalah yang sangat sulit atau memaksimalkan fungsi h , maka digunakan fungsi
khusus, bagus untuk mencoba 100 atau 200 particle. objektif f ( x )  h untuk mencari nilai fitnessnya.
2. Problem dimension Akan tetapi, jika permasalahannya adalah optimasi
Problem dimension atau dimensi solusi dari untuk meminimalkan fungsi h , maka digunakan
partikel Ini ditentukan dari masalah yang akan fungsi objektif f ( x )  1 / h untuk mencari nilai
dioptimasi. fitnessnya. Rumus fitness diperlihatkan pada
persamaan 2.19 (Mahmudy W. F., 2014).
3. Range
1
Batas pencarian partikel ini juga ditentukan dari 𝑓(𝑥) = (ℎ+𝑎) 2.19
masalah yang akan dioptimasi. Dapat
3. Mencari Local Best (𝒑𝑩𝒆𝒔𝒕) dan Global Best
menspesifikasikan range yang berbeda untuk dimensi
yang berbeda dari partikel. (𝒈𝑩𝒆𝒔𝒕)
Komponen kognitif (𝑝𝐵𝑒𝑠𝑡) merupakan posisi
4. Inertia weight atau bobot inersia (𝒘) terbaik individu atau partikel yang telah dikunjungi
Bobot inersia dikenalkan oleh Shi dan Eberhart sejak waktu pertama. Untuk masalah minimalisasi
(1998) yang dalam algoritma particle swarm 𝑝𝐵𝑒𝑠𝑡 dihitung sebagai berikut (Engelbrecht, 2007):
optimization digunakan sebagai keseimbangan antara
𝑝𝐵𝑒𝑠𝑡𝑖 (𝑡 + 1) = 2.20
kemampuan eksplorasi global dan lokal secara utama 𝑝𝐵𝑒𝑠𝑡𝑖 (𝑡) 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑓(𝑥𝑖𝑑 (𝑡 + 1)) ≥ 𝑓(𝑝𝐵𝑒𝑠𝑡𝑖 (𝑡))
dan merupakan parameter penurunan kecepatan {
𝑥𝑖𝑑 (𝑡 + 1) 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑓(𝑥𝑖𝑑 (𝑡 + 1)) < 𝑓(𝑝𝐵𝑒𝑠𝑡𝑖 (𝑡))
untuk menghindari stagnasi partikel di lokal optimum
Sedangkan nilai terbaik global (𝑔𝐵𝑒𝑠𝑡) berasal
(Engelbrecht, 2007). Bobot inersia (𝑤) pada
dasarnya akan mengontrol seberapa besar pengaruh dari hasil social learning dari swarm yang ditemukan
pengetahuan dari arah terbang sebelumnya yang akan sebagai posisi individu terbaik dari keseluruhan
mempengaruhi kecepatan baru. partikel yang pernah ditemukan. Mencari 𝑔𝐵𝑒𝑠𝑡
Inersia akan mengecil sesuai dengan untuk kasus minimalisasi dihitung sebagai berikut [14]:
bertambahnya iterasi sehingga kemampuan PSO 𝒇(𝒈𝒃𝒆𝒔𝒕𝒊 (𝒕)) 2.21
dalam pencarian lokal akan lebih efisien dan = 𝒎𝒊𝒏{𝒇(𝒙𝒊𝒅 (𝒕)), . . . , 𝒇(𝒙𝒏𝒅 (𝒕 + 𝒎))}
konvergensi ke solusi optimum global, dimana nilai
minimum dan maksimum 𝑤 yang digunakan berada 4. Memperbarui atau Update Kecepatan dan
dalam range 0 sampai 1 (Engelbrecht, 2007). Adapun Posisi
persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai 𝑤 Berdasarkan 𝑝𝐵𝑒𝑠𝑡 dan 𝑔𝐵𝑒𝑠𝑡 yang
adalah diperoleh, maka kecepatan (𝑣𝑖𝑑 ) dan posisi dari
𝑤 = 𝑤𝑚𝑖𝑛 + (𝑤𝑚𝑎𝑥 − 𝑤𝑚𝑖𝑛 ) ∗
(𝑡𝑚𝑎𝑥−𝑡)
2.15
particle (𝑥𝑖𝑑 ) diubah. Persamaan untuk
𝑡𝑚𝑎𝑥
perubahan kecepatan (𝑉𝑖𝑑 ) [11][2]:
2.7 Penerapan PSO 𝑡+1
𝑣𝑖𝑑 𝑡
= 𝑤 ∗ 𝑣𝑖𝑑 + 𝑐1𝑡 ∗ 𝑟1 ∗ (𝑝𝐵𝑒𝑠𝑡𝑖𝑡 − 2.22
1. Inisialisasi Partikel 𝑡 )
𝑥𝑖𝑑 + 𝑐2 ∗ 𝑟2 ∗ (𝑔𝐵𝑒𝑠𝑡 𝑡 − 𝑥𝑖𝑑
𝑡 𝑡 )
Proses pertama adalah inisialisasi partikel. Kecepatan akan ditambahkan pada posisi
partikel sekarang untuk mendapatkan posisi baru
𝑥𝑖 (0) = 𝑥𝑚𝑖𝑛,𝑑 + 𝑟𝑑 (𝑥𝑚𝑎𝑥,𝑑 −
partikel, dengan kata lain individu bergerak
𝑥𝑚𝑖𝑛,𝑑 ), ∀𝑑 = 1, … , 𝑛𝑥 , ∀𝑖 = 1, … , 𝑛𝑠
menuju posisi baru sesuai dengan kecepatan.
𝑥 𝑖𝑑 adalah posisi partikel ke-i pada dimensi Persamaan untuk perubahan posisi (𝑥𝑖𝑑 ) adalah
ke-d, dimana 𝑟𝑑 ~𝑈(0,1) merupakan nilai acak sebagai berikut
(random) dengan range [0,1]. Kecepatan awal
dapat diinisialisasi menjadi nol. 𝑡+1
𝑥𝑖𝑑 𝑡
= 𝑥𝑖𝑑 + 𝑉𝑖𝑑𝑡+1 2.23
Untuk mengontrol eksplorasi global partikel,
𝑉𝑖𝑑 (0) = 0 2.17 perlu adanya pembatasan kecepatan maksimum.
Posisi terbaik individu ke-𝑖 (𝑝𝐵𝑒𝑠𝑡𝑖 ) awal untuk Teknik ini disebut velocity clamping untuk mencegah
setiap partikel diinisialisasikan dengan posisi partikel partikel bergerak terlalu jauh melampaui ruang
pada waktu 𝑡 = 0 pencariannya. Dalam penelitian ini, batasan
kecepatan atau threshold yang digunakan adalah
𝑝𝐵𝑒𝑠𝑡𝑖 (0) = 𝑥𝑖 (0) 2.18 sebagai berikut (Marini & Walczak, 2015):
Canny Amerilyse Caesar, dkk, Perbandingan Metode ANN-PSO Dan ANN-GA … 221

𝑡+1
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑣𝑖𝑑 > 𝑣𝑑𝑚𝑎𝑥 𝑡+1
𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑣𝑖𝑑 = 𝑣𝑑𝑚𝑎𝑥 2.24 popsize yang telah ditentukan (Mahmudy, 2013).
𝑡+1 𝑚𝑎𝑥 𝑡+1
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑣𝑖𝑑 < −𝑣𝑑 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑣𝑖𝑑 = Misalkan ditentukan popsize = 10.
−𝑣𝑑𝑚𝑎𝑥 4. Reproduksi
Strategi velocity clamping telah terbukti lebih Proses reproduksi terdiri dari 2 operator
efektif dalam meredam osilasi dengan menyediakan genetika, yaitu tukar silang (crossover) dan mutasi
keseimbangan yang baik antara eksplorasi global dan (mutation) yang masing-masing digunakan untuk
eksploitasi lokal (Engelbrecht, 2007). Namun dalam menghasilkan keturunan (offspring) dari individu-
menentukan nilai 𝑣𝑑𝑚𝑎𝑥 bergantung pada bentuk individu yang ada di populasi (Mahmudy, 2013).
permasalahan yang diselesaikan. a. Crossover
Crossover adalah salah satu proses reproduksi
𝑣𝑑𝑚𝑎𝑥 = 𝑘 ∗ (𝑥𝑑𝑚𝑎𝑥 − 𝑥𝑑𝑚𝑖𝑛 ) , 𝑘 ∈ (0,1) 2.25 yang dilakukan dengan cara menyilangkan dua
kromosom yang dipilih secara acak sehingga didapat
5. Random Injection kromosom yang mempunyai karakteristik yang mirip
Pada ruang pencarian yang tidak terlalu besar, dengan induknya (Aribowo, Lukas, & Gunawan,
sering dijumpai pencapaian konvergensi dini. Hal ini 2008). Metode crossover yang digunakan dalam
disebabkan karena partikel lebih cepat menemukan kasus ini adalah extended intermediate crossover.
posisi terbaik global dalam ruang pencarian yang Offspring yang dihasilkan dari proses extended
kecil dan disebabkan oleh kurangnya diversitas intermediate crossover dapat dibangkitkan
populasi setelah melewati sekian generasi menggunakan Persamaan 2.26 dan 2.27 sebagai
(Mahmudy W. , 2015). Untuk mengatasi hal tersebut berikut (Mahmudy, 2013) :
C1  P1   P2  P1 
dan membuat partikel lebih teliti atau bertahap dalam
2.26
melakukakn eksploitasi lokal dan eksplorasi global,
maka diterapkan sistem random injection (Mahmudy C 2  P2   P1  P2  2.27
W. , 2015). Random injection dilakukan dengan Dengan ketentuan nilai alpha (α) yang dipilih
menginisialisasi kembali posisi 𝑛 partikel setiap 𝑔 secara acak pada interval [-0.25, 1.25].
interval iterasi. Penentuan 𝑛 dan 𝑔 yang sesuai Jika ditentukan crossover rate = 0.4, maka ada
dilakukan berdasrkan beberapa percobaan 0.4 x 10 = 4 offspring yang dihasilkan. Setiap satu kali
sebelumnya pada sistem PSO. proses crossover akan menghasilkan dua buah
Pada kasus ini ditentukan jumlah partikel yang offspring, sehingga proses crossover akan dilakukan
diinjek adalah semua partikel dengan ukuran sebanyak 2 kali (Mahmudy, 2013).
swarmsize serta interval injection adalah setiap
kelipatan 3 iterasi. Random injection dilakukan
b. Mutasi
Proses mutasi merupakan proses dimana suatu
dengan mengevaluasi nilai fitness partikel saat
gen akan mengalami penyimpangan dari kromosom
memasuki interval injec. Jika nilai local best
induknya sehingga sifat kromosom anak tersebut
samdengan nilai fitness maka kondisi akan diinjeksi
akan mengalami perbedaan dari kromosom induknya
secara random.
(Aribowo, Lukas, & Gunawan, 2008). Metode mutasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah random
mutation. Offspring yang dihasilkan dari proses
6. Kondisi berhenti
Merupakan kriteria yang digunakan untuk random mutation dapat dibangkitkan menggunakan
Persamaan (2-16) sebagai berikut (Mahmudy, 2013) :
 
mengakhiri iterasi atau perulangan dan mendapatkan
solusi optimum. Kondisi berhenti tidak boleh x ' i  x ' i  r max i  min j 2.28
menyebabkan PSO konvergen dini karena solusi Jika ditentukan mutation rate = 0.2, maka ada 0.2
suboptimal akan diperoleh. x 10 = 2 offspring yang dihasilkan. Setiap satu kali
Dalam kasus optimasi ini, kondisi berhenti proses mutasi akan menghasilkan satu buah offspring,
adalah ketentuan saat mencapai nilai iterasi sehingga proses mutasi akan dilakukan sebanyak 2
maksimum. kali (Mahmudy, 2013).
2.8 Penerapan Genetic Algorithm (GA) 5. Perhitungan Fitness
1. Membangkitkan Populasi Awal Untuk mendapatkan nilai fitness, suatu individu
Langkah pertama yang dilakukan adalah harus dievaluasi berdasarkan suatu nilai fungsi
membangkitkan populasi awal dengan cara objektif tertentu. Jika permasalahannya adalah ingin
membangkitkan bilangan acak sehingga didapatkan mengoptimalkan satu fungsi h1 dan meminimalkan
solusi awal (Aribowo, Lukas, & Gunawan, 2008). satu fungsi h2, maka digunakan fungsi objektif
2. Representasi Kromosom menggunakan Persamaan 2.29 untuk mencari nilai
Representasi kromosom adalah proses fitness-nya.
pengkodean yang merupakan kunci pokok persoalan 1
menggunakan GA dari penyelesaian asli suatu f  h1  2.29
permasalahan (Mahmudy, 2013). h2
3. Inisialisasi Populasi Awal
Inisialisasi populasi awal adalah proses 6. Seleksi
pembangkitan populasi awal secara acak sebanyak
222 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 216-225

Proses seleksi adalah proses pemilihan individu


dari keseluruhan populasi yang ada untuk Pengujian Jumlah Iterasi GA
dipertahankan pada generasi selanjutnya. Metode 4.40
yang digunakan dalam penyelesaian penelitian ini 4.30
adalah elitism selection, yaitu proses seleksi yang

Rata-rata Fitness
4.20
dilakukan dengan cara mengumpulkan semua 4.10
individu kemudian diseleksi dengan mencari individu 4.00
yang nilai fitness-nya tertinggi untuk dipertahankan
3.90
hidup pada generasi selanjutnya (Mahmudy, 2013).
3.80
3.70
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
3 PENGUJIAN DAN ANALISIS
Jumlah Iterasi
3.1 Hasil Pengujian terhadap maksimal iterasi
PSO Gambar 3.2 Grafik Hasil Pengujian Jumlah Iterasi
Pengujian maksimal iterasi dilakukan GA
dengan menggunakan data yang sudah diuji
sebelumnya, yaitu dengan iterasi ANN 10000 Berdasarkan grafik hasil pengujian, rata-rata
iterasi, nilai wMax 0.6 wMin 0.3, nilai c1 adalah fitness terbesar diperoleh pada parameter dengan
1 sedangkan nilai c2 adalah 1.5 serta nilai k jumlah iterasi sebesar 1000 dengan rata-rata nilai
adalah 0.6, dan jumlah partikel adalah 30 fitness yang didapatkan sebesar 4.36114961. Dari
partikel. pengujian yang telah dilakukan didapatkan bahwa
jumlah iterasi berpengaruh terhadap nilai fitness yang
dihasilkan. Akan tetapi, jumlah generasi yang tinggi
J UMLAH ITERASI MAKSIMAL P SO tidak bisa dikatakan sebagai generasi terbaik
Premium Baik
dikarenakan belum tentu nilai fitness yang dihasilkan
adalah nilai fitness yang paling optimal dan jumlah
RATA-RATA FITENSS

6.0000 generasi yang tinggi juga akan membutuhkan waktu


4.0000 komputasi yang lama juga.
2.0000
0.0000 3.3 Pengujian terhadap kombinasi variasi output
10 20 30 40 50 70 90 100 120 130 150
yang dioptimalkan menggunakan ANN-PSO
JUMLAH ITERASI Pengujian kombinasi variasi output dilakukan
dengan menggunakan data yang sudah diuji
Gambar 3.1 Grafik Pengujian Maksimal Iterasi PSO
sebelumnya, yaitu dengan iterasi ANN 10000 iterasi,
nilai wMax 0.6 wMin 0.3, nilai c1 adalah 1 sedangkan
Hasil pengujian maksimal iterasi nilai c2 adalah 1.5 serta nilai k adalah 0.6, dan jumlah
divisualisasikan pada Gambar 3.1 dengan rata- partikel adalah 30 partikel serta 100 iterasi.
rata nilai fitness terbesar didapatkan dengan Kandungan gizi susu yang dioptimalkan adalah
jumlah iterasi maksimal 100 iterasi. Semakin Protein, sedangkan yang diminimalkan adalah
besar nilai iterasi maksimal akan didapatkan Lemak.
nilai fitness yang semakin tinggi juga. Penentuan
jumlah maksimum iterasi bergantung pada
permasalahan yang dihadapi, sehingga pada
penelitian ini, iterasi 100 dianggap cukup
memberikan hasil fitness yang terbaik.
3.2 Hasil Pengujian terhadap maksimal iterasi
GA
Pengujian jumlah iterasi dilakukan untuk
mendapatkan jumlah generasi terbaik yang memiliki
nilai fitness tertinggi. Jumlah iterasi ANN = 1000,
jumlah hidden layer = 9, nilai learning rate = 0.9 Gambar 3.3 Hasil Kenaikan Protein dan Penurunan
sesuai dengan hasil pengujian sebelumnya terhadap Lemak menggunakan ANN-PSO
parameter ANN dan epsilon = 0.001. Ukuran
populasi = 100 sesuai dengan hasil pengujian Dari Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa dalam 10
sebelumnya, crossover rate = 0.5 dan mutation rate = percobaan dapat menghasilkan kenaikan protein dan
0.1. Berikut adalah grafik hasil pengujian jumlah penurunan lemak yang ditunjukkan pada percobaan
iterasi GA yang ditunjukkan pada Gambar 3.2. ke-2 Protein naik sebesar 3.984% sedangkan Lemak
turun 2.642%. Sedangkan rata-rata kenaikan Protein
Canny Amerilyse Caesar, dkk, Perbandingan Metode ANN-PSO Dan ANN-GA … 223

sebesar 0.707% dan penurunan rata-rata Lemak kandungan Lemak turun 0.879 sehingga menjadi
sebesar 0.879%. 7.586%. Dengan menggunakan metode ANN-
GA, rata-rata kandungan Protein naik sebesar
3.4 Pengujian terhadap kombinasi variasi output 0.0852% sehingga menjadi 4.0692%, sedangkan
yang dioptimalkan menggunakan ANN-GA rata-rata kandungan Lemak turun sebesar
Pengujian jumlah iterasi dilakukan untuk 2.3254% sehingga menjadi 6.1397%.
mendapatkan jumlah generasi terbaik yang memiliki
nilai fitness tertinggi. Jumlah iterasi ANN = 1000, SARAN
jumlah hidden layer = 9, nilai learning rate = 0.9 3. Pada penelitian ini terdapat masalah dalam
sesuai dengan hasil pengujian sebelumnya terhadap pencarian jumlah iterasi ANN untuk mencapai
parameter ANN dan epsilon = 0.001. Ukuran konvergen, sehingga terdapat saran untuk
populasi = 100 sesuai dengan hasil pengujian mencoba algoritma nguyen-widrow untuk
sebelumnya, crossover rate = 0.5 dan mutation rate = dijadikan sebagai perbandingan dalam pencarian
0.1. Berikut adalah grafik hasil kenaikan Protein dan konvergensi serta bobot yang didapatkan.
penurunan Lemak menggunakan ANN-GA yang 4. Pada metode ANN sebaiknya menggunakan
ditunjukkan pada Gambar 3.4. GPU Programming agar dapat melakukan
training data secara bersamaan. Hal ini
berpengaruh pada proses pendistribusian data
oleh ANN, yaitu distributed and parallel
processing.

DAFTAR PUSTAKA
A. Ratnaweera, S. Halgamuge, H. Watson. (2004).
Self-organizing hierarchical particle. IEEE
Transactions on Evolutionary Computation
8 (3), 240–255.
Gambar 3.4 Hasil Kenaikan Protein dan Penurunan
Alam, S., Dobbie, G., Koh, Y. S., Riddle, P., &
Lemak menggunakan ANN-GA
Rehman, S. U. (2014). Research on particle
swarm optimization based clustering: A
Berdasarkan Gambar 3.4 Grafik Hasil systematic review of literature and
Pengujian Terhadap Kenaikan Protein dan techniques. Swarm and Evolutionary
Penurunan Lemak, maka diperoleh rata-rata Computation, 17, 1-13.
presentase kenaikan protein dan penurunan
Aliaga, I. M. (2003). Study of Nutritive Utilization of
lemak untuk kualitas susu Premium sebesar
Protein and Magnesium in Rats With
0.0852% dan 2.3254%. Sedangkan, rata-rata Resection FF The Distal Small Intestine.
presentase kenaikan protein dan penurunan Beneficial Effect of Goat Milk, J. Dairy
lemak untuk kualitas Baik sebesar 0.0292% dan Science, vol 86: 2968-2966.
1.4372%.
Aribowo, A., Lukas, S., & Gunawan, M. (2008).
Penerapan Algoritma Genetika pada
4 PENUTUP Penentuan Komposisi Pakan Ayam Petelur.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
KESIMPULAN Informasi, B-21 - B-24.
1. Pengujian iterasi maksimal ANN-PSO Atmiyati. (2001). Potensi Susu Kambing Sebagai
menghasilkan 100 iterasi maksimal dengan Obat dan Sumber Protein Hewani Untuk
menghasilkan fitness terbesar dan waktu yang Meningkatkan Gizi Petani. Balai Penelitian
cepat, sedangkan dengan menggunakan ANN- Ternak, Bogor.
GA menghasilkan jumlah iterasi sebesar 1000
iterasi. Chamidah, N., Wiharto, & Salamah, U. (2012).
2. Perbandingan hasil output dalam kasus Pengaruh Normalisasi Data pada Jaringan
pengujian yaitu mengoptimalkan protein dan Syaraf Tiruan Backpropagasi Gradient
meminimalkan lemak menggunakan metode Descent Adaptive Gain (BPGDAG) untuk
ANN-PSO dan ANN-GA. Sebelum optimasi, Klasifikasi. Jurnal ITSMART, Vol.1, No.1,
kandungan protein dengan kualitas susu 28-33.
Premium untuk berat badan 36 adalah 3.984%. Chen, H.-L. e. (2011). A novel bankruptcy prediction
Sedangkan kandunngan Lemak adalah 8.465. model based on an adaptive fuzzy k-nearest.
Setelah dioptimasi menggunakan ANN-PSO Knowledge-Based Systems, 24, 1348–1359.
rata-rata kandungan protein naik 0.707%
sehingga menjadi 4.691%, sedangkan rata-rata
224 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 216-225

Edo, R. Z. (2014). Implementasi Backpropagation Mahmudy, W. F. (2013). Algoritma Evolusi. Malang:


Neural Network dalam Pembangkitan Program Teknologi Informasi dan Ilmu
Otomatis Fungsi Keanggotaan Fuzzy pada Komputer, Universitas Brawijaya.
Penderita Penyakit Hepatitis. Skripsi
Mahmudy, W. F. (2014). Optimasi Part Type
Program Teknologi Informasi dan Ilmu
Selection And Machine Loading Problems
Komputer. Universitas Brawijaya.
Pada FMS Menggunakan Metode Particle
Engelbrecht, A. P. (2007). Computational Swarm Optimization. Konferensi Nasional
Intelligence: An Introduction 2nd ed. West Sistem Informasi 2014, Makassar.
Sussex: John Wiley & Sons Ltd.
Marini Putri Marwah, Y. Y. (2010). Produksi Dan
Fadilah, A. N. (2015). Implementasi Analytical Komposisi Susu Kambing Peranakan
Hierarchy Process (AHP) dan Algoritma Ettawa Yang Diberi Suplemen Daun Katu
Genetika untuk Rekomendasi dan Optimasi (Sauropus androgynus (L.) Merr) Pada Awal
Pemupukan Berimbang Tanaman Masa Laktasi . Buletin Peternakan, Vol.
Hortikultura. Repository Jurnal Mahasiswa 34(2): 94-102.
PTIIK Universitas Brawijaya, 5, no.14.
Marini, F., & Walczak, B. (2015). Particle swarm
Fernanda, J. W. (2012). Boosting Neural Network optimization (PSO). A tutorial. IEEE
dan Boosting Cart pada Klasifikasi Diabetes Chemometrics and Intelligent Laboratory
Militus Tiper II. Jurnal Matematika, 2(2), Systems, 13.
33-49.
Mulyanto, S. (2006). Identifikasi Laktoferin Pada
Fitriyanto, Astuti, T. Y., & Utami, S. (2013). Kajian Kolostrum Dan Susu Kambing Dengan
Viskositas dan Berat Jenis Susu Kambing Metode Single Radial Immunodifusi Dan
Peranakan Etawa(PE) pada Awal, Puncak SDS-PAGE. Fakultas Peternakan Institut
dan Akhir Laktasi. Jurnal Ilmiah Pertanian Bogor.
Peternakan, 299-306.
Nugroho, B. A. (2010). Pasar Susu Dunia dan Posisi
Gema, R. L. (2014). Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Indonesia.
Balik dalam Prediksi Persediaan Ternak
Pramesti, D., Mahmudy, W. F., & Indriati. (2015).
Sapi Potong (Studi Kasus di Wilayah
Optimasi Komposisi Pakan Kambing
Sumatera Barat) . Jurnal KomTekInfo,
Potong Menggunakan Algoritma Genetika.
Fakultas Ilmu Komputer, 1(2), 21-27.
DORO : Repository Jurnal Mahasiswa
Gunawan, H. (2013). Prospek Usaha Penggemukan PTIIK Universitas Brawijaya, Vol. 5, No.
Kambing Potong. Pustaka Baru Press. 13.
Gunawan, H. (2013). Prospek Usaha Penggemukan Prihatminingsih, G. E. (2015). Hubungan antara
Kambing Potong. Jakarta: Pustaka Baru Konsumsi Protein dengan Produksi, Protein
Press. dan Laktosa Susu Kambing Peranakan
Ettawa. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan 25,
H.-L. Chen et al. (2011). A novel bankruptcy
Vol.2, 20-27.
prediction model based on an adaptive fuzzy
k-nearest. Knowledge-Based Systems 24, Purbayanto, A. T. (2009). Efek Pengaturan Suhu
1348–1359. Outlet Pada Pengering Semprot Terhadap
Sifat Fisik, Kimia, Dan Mikrobiologi Susu
Hidayati, A. (2012, Mei 30). Pakan Kambing Perah.
Kambing Bubuk. Fakultas Teknologi
Dipetik Januari 20, 2016, dari Universitas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Muhammadiyah Malang:
http://peternakan.umm.ac.id/id/umm-news- Raharjo, J. S. (2013). Model Artificial Neural
2862-pakan-kambing-perah.html Network Berbasis Particle Swarm
Optimization untuk Prediksi Laju Inflasi.
Cholissodin, I., Dewi C., Surbakti E. E., (2016).
Jurnal Sistem Komputer, Vol. 3, No. 1, 10-
Integrated ANN And Bidirectional
21.
Improved PSO For Optimization Of
Fertilizer Dose On Palawija Plants. 2nd S.-C. Chu, R. J. (2004). Ant colony system with
International Conference on Science in communication strategies. Information
Information Technology (ICSITech). Sciences, vol.167. pp.63-76.
Mahmudy, W. (2015). Improved particle swarm Sabati, D., Dania, W. A., & Putri, S. A. (2014).
optimization untuk menyelesaikan Peramalan Permintaan Sari Apel dengan
permasalahan part type selection dan Metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) di
machine loading pada flexible KSU Brosesm, Batu. Fakultas Teknologi
manufacturing system (FMS). Konferensi Pertanian, Universitas Brawijaya, 1-10.
Nasional Sistem Informasi.
Canny Amerilyse Caesar, dkk, Perbandingan Metode ANN-PSO Dan ANN-GA … 225

Setyorini, D., Widowati, L. R., & Rochay, S. (2008).


Teknologi Pengelolaan Hara lahan Sawah
Intensifikasi.
Shibata, K. &. ((2009).). Effect of Number of Hidden
Neurons on Learning in Large-Scale
Layered Neural Networks . in Proccedings
of the ICRPS-SICE International Joint
Conference 2009 (ICCAS-SICE '09), 5008-
5013.
Soemarno. (2013). Pupuk dan Pemupukan Ramah
Lingkungan. Malang.
Subekti, E. (2009). Ketahanan Pakan Ternak
Indonesia. Mediagro, Vol.5, No.2, 63-71.
Susilowati, D. R., Utami, S., & Suratim, H. A. (2013).
Nilai Berat Jenis dan Total Solid Susu
Kambing Sapera di Cilacap dan Bogor.
Jurnal Ilmiah Peternakan, Vol. 1, No. 3,
1071-1077.
Yayu Zuriati, R. M. (2011). Karakteristik Kualitas
Susu Segar Dan Yoghurt Dari Tiga Bangsa
Kambing Perah Dalam Mendukung
Program Ketahanan Dan Diversifikasi
Pangan. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner.
Yuliandar, D., Warsito, B., & Yasin, H. (2012).
Pelatihan Feed Forward Neural Network
Menggunakan Algoritma Genetika dengan
Metode Seleksi Turnamen untuk Data Time
Series. Gaussian, Vol. 1, No.1, 65-72.
Zerda , E. R. (2009). Analisis dan Penerapan
Algoritma Particle Swarm Optimization
(PSO) pada Optimasi Penjadwalan Sumber
Daya Proyek. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai