Daya Dukung Tiang Di Tanah Granuler
Daya Dukung Tiang Di Tanah Granuler
• Tahanan ujung ultimit, secara pendekatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan kapasitas
dukung ultimit fondasi dangkal , sebagai berikut :
• Tahanan ujung ultimit, secara pendekatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan kapasitas dukung
ultimit fondasi dangkal , sebagai berikut
• Tahanan gesek sisi tiang (Qs) dapat dianalisis dari teori Coulomb :
• Besarnya tegangan normal pada tiang (σn) atau tegangan horisontal (σh) pada tiang
bergantung pada koefisien tekanan tanah lateral
• Dengan memberikan notasi yang baru untuk koefisien tekanan tanah lateral K menjadi Kd,
yaitu koefisien tekanan lateral pada sisi tiang. Maka
• dengan A, adalah luas selimut sisi tiang, yaitu keliling dikalikan dengan tinggi tiang. Bila
diberikan notasi yang baru, yaitu d = jd, dari Persamaan-persamaan (2.2), (2.4) dan (2.9),
dapat diperoleh persamaan umum kapasitas dukung ultimit tiang tunggal:
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler
• Terkait dengan luas dasar tiang (Ab), kapasitas dukung tiang yang terbuat dari baja
profil (balok H) dan tiang-tiang yang berlubang, Ab dihitung dengan memperhatikan
luas kotor penampangnya. Sebab pada waktu tiang dipancang, gumpalan tanah
padat akan terbentuk pada ujungnya (Tomlison, 1977) .
• Akibat sulitnya memperoleh contoh tanah tak terganggu pada tanah granuler
(contohnya tanah pasir atau kerikil), estimasi kapasitas dukung tiang sering
diperoleh dari data pengujian di lapangan, seperti pengujian SPT dan pengujian
penetrasi kerucut statis (sondir). Sudut gesek dalam (j) dapat diambil dari
pendekatan empiris yang diperoleh dari pengujian-pengujian tersebut.
• Faktor kapasitas dukung Nq bergantung pada rasio kedalaman penetrasi tiang terhadap
diameter dan pada sudut gesek dalam tanah (j) . Sudut gesek dalam tanah (j) umumnya
diambil dari nilai N hasil uji SPT. Hubungan antara j' dan N yang disarankan oleh Peck et
al. (1974) ditunjukkan dalam Gambar 2.18.
• Tahanan gesek ultimit antara sisi tiang dan tanah granuler dapat dihitung dengan
Persamaan (2.9). Karena tanah granuler lolos air, maka hitungan-hitungan harus
didasarkan pada tinjauan tegangan efektif dan Persamaan (2.9) menjadi sebagai berikut:
• Dari hasil uji Vesic ini, beberapa peneliti menyarankan adanya kedalaman kritis (zc) di mana
tahanan ujung satuan dan tahanan gesek satuan konstan pada kedalaman di bawah 10d sampai
20d (d=diameter tiang)
• Bila tiang berbentuk meruncing ke bawah, Persamaan (2.14b) menjadi:
• Dari nilai-nilai dalam tabel tersebut, Kd tg d akan berkisar di antara 0,3 untuk pasir longgar dan
1 untuk pasir padat.
Metode Poulos dan Davis (Tanah Granuler)
• Terlihat bahwa tekanan vertikal bertambah sampai mencapai kedalaman tertentu (zc), sesudah itu konstan
(yaitu sama dengan tekanan overburden efektif pada kedalaman Zc).
• Tahanan ujung ultimit dinyatakan dalam:
• Nilai-nilainya merupakan fungsi dari L/d (L = kedalaman tiang, d = lebar atau diameter tiang) dan sudut
gesek dalam efektif tanah (j’). Gambar ini digunakan untuk ujung tiang yang dipancang ke dalam tanah
granuler dengan kedalaman paling sedikit 5 kali lebar atau diameter tiangnya. Untukpenembusan tiang yang
dangkal, Nq dapat diambil dari nilai yangdiberikan oleh Terzaghi untuk fondasi dangkal.
b. Tahanan gesek ultimit (Qs) Metode Poulos dan Davis
• Tahanan gesek ultimit tiang dihitung dengan
• Dengan berdasarkan hasil pengujian Vesic (1967), Poulos dan Davis (1980) mengevaluasi nilai-nilai hubungan Kd tg
d dan zc/d (dengan d adalah diameter tiang) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.22a dan 2.22b. Gambar
tersebut didasarkan pada hubungan kerapatan relatif (Dr) dan sudut gesek dalam efektif (j’) (Vesic, 1967 dan
Meyerhof, 1956)
• Nilai-nilai d diambil dari Tabel 2.4. Untuk Kd (digunakan untuk tiang tekan) atau Kt (digunakan untuk tiang
tarik) diambil dari Tabel 2.5. Dalam hitungan Qs dipertimbangan adanya kedalaman kritis (zc), seperti dalam
hitungan tahanan ujung (Qb).
Contoh soal
1. Tiang baja bulat panjang 22 m dan diameter 0,4 m dipancang ke dalam tanah pasir dengan data lapisan tanah
seperti yang ditunjukkan dalam Tabel di bawah. Nilai-nilai N-SPT tersebut sudah merupakan nilai yang sudah
dikoreksi. Muka air tanah terletak pada kedalaman 2 m dari permukaan tanah. Berat tiang per meter panjang 3,7
kN/m. Dalam hitungan dibatasi: fb ≤ 15000 kN/m2 dan fs ≤ 107 kN/m2 .
(a) Hitung kapasitas ultimit tiang dengan cara yang disarankan oleh Poulos dan Davis ( 1980).
(b) Hitung kapasitas ultimit tiang dengan cara U.S. Army Corps
Penyelesaian:
a. Metode Poulos dan Davis
• Dimisalkan dulu kedalaman kritis Zc < 3 m, pada kedalaman 3 m nilai j = 34°, dari
Gambar 2.22a diperoleh:
• Nilai Zc/d = 6,5
• Maka Zc/0,4 = 6,5 Zc = 6,5x0,4 = 2,6 m < 3 m,
• Dengan demikian anggapan Zc < 3 m , benar. Tekanan overburden pada Zc ≥ 2,6 m:
• Nilai ini digunakan dalam hitungan-hitungan tahanan gesek tiang pada Z ≥ 2,6 m dan
tahanan u ung tiang, yaitu pb' = Po ' = 41,4 kN/m2
b. Cara U.S Army Corps
• Dengan memperhatikan kisaran nilai N antara 10 dan 16 (lihat Gambar
2.18), maka tanah di lapangan termasuk pasir kepadatan sedang, sehingga
kedalaman kritis: Zc = 15d = 15 x 0,40 = 6 m.
Tekanan overburden pada Z = 2 m
(1) Tahanan gesek ultimit
• Cara U.S. Army didasarkan pada nilai-nilai
pendekatan dari d dan Kd yang diperoleh dari
Tabel 2.4 dan 2.5.
• Untuk tiang baja, dari Tabel 2.4:
1 0,41
1,1 0,49
1 0,41
1,1 0,49
0,41 18,6
0,49 133,36
0,49 177,81
0,41 446,34
18,6 + 133,36 + 177,81 + 446,34 = 776,11 kN
446,34 29,52
(2) Tahanan ujung ultimit
2m
tiang
3m
4m
5m
6m
qc1 = 60 kg/cm² 8d = 4,8 m
7m
8m
9m
10 m
qc2 = 116 kg/cm²
4d = 2,4 m
11 m
12 m
• Kedalaman tiang= 9 m, d = 0,6
8d =8x0,6= 4,8 m.
4d = 4x0,6 = 2,4 m
• Nilai qc1 8d di atas tiang dirata-ratakan = 60 kg/ cm²
• Nilai qc2 4d di bawah tiang 116 kg/ cm²
• qca = ½ (60+116) = 88 kg/cm²
• Untuk pasir normally consolidated, dari table 2.14 ; w = 1