Anda di halaman 1dari 32

Kapasitas Dukung Fondasi Tiang

Secara Statis pada tanah


granuler
Muh. Handy Dwi Adityawan
Referensi : Hardiyatmo, HC (2014), Analisis dan Perancangan Fondasi II
• kapasitas dukung tiang adalah kemampuan atau kapasitas tiang dalam mendukung beban.
• Jika dalam kapasitas dukung fondasi dangkal satuannya adalah satuan tekanan (kPa) maka dalam
kapasitas dukung tiang satuannya adalah satuan gaya (kN).
• Kapasitas dukung ultimit neto tiang (Qu), adalah jumlah dari tahanan ujung bawah ultimit (Qb) dan
tahanan gesek ultimit (Qs) antara sisi tiang dan tanah di sekitarnya dikurangi dengan berat sendiri
tiang (Wp)· Bila dinyatakan dalam persamaan, maka:

• Tahanan ujung ultimit, secara pendekatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan kapasitas
dukung ultimit fondasi dangkal , sebagai berikut :
• Tahanan ujung ultimit, secara pendekatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan kapasitas dukung
ultimit fondasi dangkal , sebagai berikut
• Tahanan gesek sisi tiang (Qs) dapat dianalisis dari teori Coulomb :

• Besarnya tegangan normal pada tiang (σn) atau tegangan horisontal (σh) pada tiang
bergantung pada koefisien tekanan tanah lateral
• Dengan memberikan notasi yang baru untuk koefisien tekanan tanah lateral K menjadi Kd,
yaitu koefisien tekanan lateral pada sisi tiang. Maka

• dengan A, adalah luas selimut sisi tiang, yaitu keliling dikalikan dengan tinggi tiang. Bila
diberikan notasi yang baru, yaitu d = jd, dari Persamaan-persamaan (2.2), (2.4) dan (2.9),
dapat diperoleh persamaan umum kapasitas dukung ultimit tiang tunggal:
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler

Tahanan ujung ultimit (Qb)

• Terkait dengan luas dasar tiang (Ab), kapasitas dukung tiang yang terbuat dari baja
profil (balok H) dan tiang-tiang yang berlubang, Ab dihitung dengan memperhatikan
luas kotor penampangnya. Sebab pada waktu tiang dipancang, gumpalan tanah
padat akan terbentuk pada ujungnya (Tomlison, 1977) .
• Akibat sulitnya memperoleh contoh tanah tak terganggu pada tanah granuler
(contohnya tanah pasir atau kerikil), estimasi kapasitas dukung tiang sering
diperoleh dari data pengujian di lapangan, seperti pengujian SPT dan pengujian
penetrasi kerucut statis (sondir). Sudut gesek dalam (j) dapat diambil dari
pendekatan empiris yang diperoleh dari pengujian-pengujian tersebut.
• Faktor kapasitas dukung Nq bergantung pada rasio kedalaman penetrasi tiang terhadap
diameter dan pada sudut gesek dalam tanah (j) . Sudut gesek dalam tanah (j) umumnya
diambil dari nilai N hasil uji SPT. Hubungan antara j' dan N yang disarankan oleh Peck et
al. (1974) ditunjukkan dalam Gambar 2.18.

• Atau dapat pula didekati dengan persamaan (Kishida, 1967) :


Tahanan gesek tiang ultimit (Qs)

• Tahanan gesek ultimit antara sisi tiang dan tanah granuler dapat dihitung dengan
Persamaan (2.9). Karena tanah granuler lolos air, maka hitungan-hitungan harus
didasarkan pada tinjauan tegangan efektif dan Persamaan (2.9) menjadi sebagai berikut:
• Dari hasil uji Vesic ini, beberapa peneliti menyarankan adanya kedalaman kritis (zc) di mana
tahanan ujung satuan dan tahanan gesek satuan konstan pada kedalaman di bawah 10d sampai
20d (d=diameter tiang)
• Bila tiang berbentuk meruncing ke bawah, Persamaan (2.14b) menjadi:

• dengan Fw adalah faktor pengaruh bentuk tiang (Gambar 2.22d).


• Mansur dan Hunter (1970), dari beberapa pengujian tiang pancang baja H, tiang pipa baja, dan
tiang beton mendapatkan nilai Kd seperti pada Tabel 2.3.

• Dari nilai-nilai dalam tabel tersebut, Kd tg d akan berkisar di antara 0,3 untuk pasir longgar dan
1 untuk pasir padat.
Metode Poulos dan Davis (Tanah Granuler)

a. Tahanan ujung ultimit (Qb)


• Mengacu pada saran Vesic ( 1967), untuk mengestimasi besarnya tahanan ujung maksimum tiang pada tanah
non kohesif (granuler), Poulos dan Davis ( 1980) menyarankan bentuk variasi distribusi tegangan vertikal
efektif dan kedalaman, seperti yang disajikan pada Gambar 2.20.

• Terlihat bahwa tekanan vertikal bertambah sampai mencapai kedalaman tertentu (zc), sesudah itu konstan
(yaitu sama dengan tekanan overburden efektif pada kedalaman Zc).
• Tahanan ujung ultimit dinyatakan dalam:

• Dengan Nq diambil dari usulan Berezantsev (1961) pada Gambar 2.21.

• Nilai-nilainya merupakan fungsi dari L/d (L = kedalaman tiang, d = lebar atau diameter tiang) dan sudut
gesek dalam efektif tanah (j’). Gambar ini digunakan untuk ujung tiang yang dipancang ke dalam tanah
granuler dengan kedalaman paling sedikit 5 kali lebar atau diameter tiangnya. Untukpenembusan tiang yang
dangkal, Nq dapat diambil dari nilai yangdiberikan oleh Terzaghi untuk fondasi dangkal.
b. Tahanan gesek ultimit (Qs) Metode Poulos dan Davis
• Tahanan gesek ultimit tiang dihitung dengan

• Dengan berdasarkan hasil pengujian Vesic (1967), Poulos dan Davis (1980) mengevaluasi nilai-nilai hubungan Kd tg
d dan zc/d (dengan d adalah diameter tiang) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.22a dan 2.22b. Gambar
tersebut didasarkan pada hubungan kerapatan relatif (Dr) dan sudut gesek dalam efektif (j’) (Vesic, 1967 dan
Meyerhof, 1956)

a) Gambar 2.22a Hubungan Zc terhadap j


b) Gambar 2.22b Hubungan Kd tg d terhadap (j)
c) Gambar 2.22c Huhungan Kd tg d terhadap j didasarkan pada metode Meyerhof (1976).
• Untuk tiang yang dipancang nilai Nq ditentukan dengan mengambil sudut gesek dalam efektif pada akhir
pemancangan (j') (yang digunakan dalam hitungan kapasitas dukung tiang) yang disarankan oleh Kishida
(1967), yaitu :

dengan j1‘ = sudut gesek dalam efektif tanah asli di lapangan


Dalam hitungan tahanan gesek tiang, nilai sudut gesek dalam di sepanjang tiang yang dipakai untuk menentukan
nilai Kd tg d dan zc/d dalam Gambar 2.22a dan 2.22b, dilakukan dengan mengambil sudut gesek dalam untuk
perancangan :

• Untuk tiang bor, penentuan Nq dan zc/d disarankan dengan mengambil :


j’ = j1' - 3° (untuk Gambar 2.22a)
j’ = j1’ (untuk Gmnbar 2.22c) .
Nilai sudut gesek dalam tanah berkurang, karena pengaruh gangguan tanah akibat pengeboran dan pemasangan
tiang. Untuk tiang bor ini, nilai Kd tg d diambilkan dari Gambar 2.22c, yang didasarkan pada sudut gesek dalam
tanah asli atau sebelum pemancangan.
Metode U.S Army Corps (Tanah Granuler)

a. Tahanan ujung ultimit (Qb)


• Metode ini hampir sama dengan metode Poulos dan Davis
(1980), yaitu tahanan ujung satuan bertambah secara linier
dengan kedalaman, dan kemudian konstan pada kedalaman Zc
• Nilai kedalaman kritis bergantung pada kepadatan pasir, yaitu:
Zc = l0d untuk pasir longgar
Zc = 15d untuk pasir kepadatan sedang
Zc = 20d untuk pasir padat

• Untuk hitungan tahanan ujung, Nq ditentukan dari Gambar


2.23 (Reese et al., 2006).
Tahanan gesek ultimit (Qs) Metode US Army Corps
• Tahanan gesek ultimit digunakan

• Nilai-nilai d diambil dari Tabel 2.4. Untuk Kd (digunakan untuk tiang tekan) atau Kt (digunakan untuk tiang
tarik) diambil dari Tabel 2.5. Dalam hitungan Qs dipertimbangan adanya kedalaman kritis (zc), seperti dalam
hitungan tahanan ujung (Qb).
Contoh soal
1. Tiang baja bulat panjang 22 m dan diameter 0,4 m dipancang ke dalam tanah pasir dengan data lapisan tanah
seperti yang ditunjukkan dalam Tabel di bawah. Nilai-nilai N-SPT tersebut sudah merupakan nilai yang sudah
dikoreksi. Muka air tanah terletak pada kedalaman 2 m dari permukaan tanah. Berat tiang per meter panjang 3,7
kN/m. Dalam hitungan dibatasi: fb ≤ 15000 kN/m2 dan fs ≤ 107 kN/m2 .
(a) Hitung kapasitas ultimit tiang dengan cara yang disarankan oleh Poulos dan Davis ( 1980).
(b) Hitung kapasitas ultimit tiang dengan cara U.S. Army Corps

Penyelesaian:
a. Metode Poulos dan Davis
• Dimisalkan dulu kedalaman kritis Zc < 3 m, pada kedalaman 3 m nilai j = 34°, dari
Gambar 2.22a diperoleh:
• Nilai Zc/d = 6,5
• Maka Zc/0,4 = 6,5  Zc = 6,5x0,4 = 2,6 m < 3 m,
• Dengan demikian anggapan Zc < 3 m , benar. Tekanan overburden pada Zc ≥ 2,6 m:

• Nilai ini digunakan dalam hitungan-hitungan tahanan gesek tiang pada Z ≥ 2,6 m dan
tahanan u ung tiang, yaitu pb' = Po ' = 41,4 kN/m2
b. Cara U.S Army Corps
• Dengan memperhatikan kisaran nilai N antara 10 dan 16 (lihat Gambar
2.18), maka tanah di lapangan termasuk pasir kepadatan sedang, sehingga
kedalaman kritis: Zc = 15d = 15 x 0,40 = 6 m.
Tekanan overburden pada Z = 2 m
(1) Tahanan gesek ultimit
• Cara U.S. Army didasarkan pada nilai-nilai
pendekatan dari d dan Kd yang diperoleh dari
Tabel 2.4 dan 2.5.
• Untuk tiang baja, dari Tabel 2.4:

• Menurut Tabel 2.5, nilai Kd untuk pasir antara 1


sampai 2. Dengan mempertimbangkan pula nilai
Kd dalam Tabel 2.3, untuk tiang baja dalam
pasir, maka Kd antara 1 sampai 1,3 (bergantung
pada kepadatan pasir). Diambil,
untuk j' = 30° : Kd = 1,0
j'= 32 °: Kd = 1,1.

Nilai j’ dari gambar 2.18


• Hitungan Kd tg d ditunjukkan dalam

1 0,41
1,1 0,49
1 0,41
1,1 0,49

0,41 18,6

0,49 133,36
0,49 177,81
0,41 446,34
18,6 + 133,36 + 177,81 + 446,34 = 776,11 kN

446,34 29,52
(2) Tahanan ujung ultimit

(3) Kapasitas ultimit neto tiang

355,68 + 776,11 – 81,4 = 1050,39 kN


Kapasitas dukung tiang dari data uji kerucut statis
(Cone Penetration Test)/ Sondir
• Tahanan ujung tiang persatuan luas (fb ) kurang lebih sama dengan tahanan konus (qc), Tetapi,
pengaruh skala dan perbedaan kecepatan pembebanan maka diberikan faktor modifikasi pengaruh
skala (w):
fb = w qc
• Tahanan gesek satuan tiang (fs) dikorelasikan dengan tahanan gesek sisi (sleeve) konus (qf),
dengan memberikan koefisien modifikasi tahanan gesek Kf, yaitu:
fs = Kf qf
• Fleming et al. (2009) menyarankan untuk tiang pancang yang ujungnya tertutup maka tahanan
ujung satuan tiang sama dengan tahanan konus (qc), namun untuk tiang pancang yang ujungnya
terbuka atau tiang bor, tahanan ujung satuan tiang dianibil 70%-nya.
Metode schmertmann dan Nottingham
• Kapasitas dukung ultimit dihitung dengan:
Tahanan konus (kg/cm2)
• Tahanan ujung satuan 50 100 150

Untuk menentukan nilai qca, qc1 dan qc2 berdasarkan Langkah


berikut: Tiang

• Pada kedalaman tiang yang ditinjau, perhatikan tahanan konus


rata-rata (qc) diambil pada jarak 8d di atas kedalaman ujung
tiang dan 4d di bawahnya.
• Tentukan qc1 dengan menghitung nilai rata-rata tahanan
kerucut (qc) di sepanjang gari s patah-patah pada zona 8d di
atas dasar tiang. Lintasan garis patah-patah menunjukkan
pengambilan nilai-nilai qc yang mewakili dan diperkirakan
aman.
• Telusuri lintasan garis patah-patah sedalam 4d di bawah tiang,
d
tentukan qc2 dengan menghitung qc rata-rata di sepanjang
garis tersebut.
13
• qca = ½ (qc1+qc2) 75
Lintasan untuk 85
• Contoh : menentukan qc2 8d
Kedalaman tiang= 17 m, d = 0,5  8d =8x0,5= 4 m. dan 4d = 4x0,5 = 2 m 80
Nilai qc2 8d di atas tiang antara 758590 dirata-ratakan = 80 kg/cm2
Nilai qc1 4d di bawah tiang 90 kg/cm2 17
Lintasan untuk 90
qca = ½ (90+80) = 85 kg/cm2 menentukan qc1
4d
19
Tahanan gesek satuan
1. Tahanan gesek satuan ditentukan dari gesekan lokal sisi konus:

• nilai Kf dianggap secara keseluruhan = 0,9.


2. Tahanan gesek satuan juga dapat ditentukan dengan metode berikut:
Contoh soal
Tiang pancang beton bulat diameter 0,6 seperti pada gambar. Dari hasil uji sondir diperoleh data seperti dalam Tabel di samping.
Dianggap pasir pada kondisi normally consolidated. Hitung kapasitas dukung tiang beton tersebut untuk gaya tekan dan tarik, bila
digunakan metode Schmertmann dan Nottingham (1975). Diambil faktor aman F = 2,5 untuk tiang tekan dan F = 4 untuk tiang
tarik. Berat volume beton 25 kN/m3.

qc (tahanan konus kg/cm²) qf (gesekan local sisi konus


kg/cm²)
10 50 100 150 200 250 0 1
Kedalaman
1m

2m
tiang
3m

4m

5m

6m
qc1 = 60 kg/cm² 8d = 4,8 m
7m

8m

9m

10 m
qc2 = 116 kg/cm²
4d = 2,4 m
11 m

12 m
• Kedalaman tiang= 9 m, d = 0,6
 8d =8x0,6= 4,8 m.
 4d = 4x0,6 = 2,4 m
• Nilai qc1 8d di atas tiang dirata-ratakan = 60 kg/ cm²
• Nilai qc2 4d di bawah tiang 116 kg/ cm²
• qca = ½ (60+116) = 88 kg/cm²
• Untuk pasir normally consolidated, dari table 2.14 ; w = 1

Anda mungkin juga menyukai