1. Cari sebanyak-banyaknya definisi atau istilah-istilah yang berhubungan dengan pestisida
beserta contoh dan pengaplikasiannya!!
JAWAB
1) Definisi atau istilah-istilah pada Pestisida
a. Bahan Aktif merupakan bahan kimia dalam pestisida yang berdaya racun untuk mengendalikan atau membunuh OPT. b. Dosis merupakan takaran atau ukuran dalam satuan liter, gram, atau kilogram, yang digunakan untuk mengendalikan OPT per satuan luas tertentu. c. Formulasi merupakan campuran bahan aktif dan bahan lainnya dengan kadar serta bentuk tertentu yang memiliki daya kerja sebagai pestisida sesuai dengan tujuan rencana. d. Insektisida sistemik merupakan salah satu insektisida yang dapat diserap oleh organ tanaman, seperti akar, batang, atau daun, yang kemudian akan berfungsi apabila target OPT memakan bagian tersebut (yang mengeluarkan zat tertentu). e. Insetisida Non Sistemetik Merupakan pestisida yang setelah diaplikasikan/disemprotkan pada tanaman sasaran tidak diserap oleh organ-organ tanaman, baik lewat akar, batang atau daun. f. Racun kontak merupakan salah satu insektisida yang efektif mengendalikan hama ketika terkena kontak secara langsung. g. Residu merupakan sisa-sisa pestida, termasuk hasil pengaplikasiannya, yang terdapat di dalam jaringan manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, maupun tanah. h. Resistensi merupakan fenomena perubahan hama, di mana ketahanan hama, penyakit, atau gulma, terhadap pestisida tertentu menurun (kebal). i. Pestisida untuk penggunaan terbatas merupakan pestisida yang dalam penggunaannya memerlukan persyaratan dan alat-alat pengamanan khusus di luar yang tertera pada label. j. Label merupakan tulisan yang dapat dilengkapi dengan gambar atau simbol untuk memberikan keterangan mengenai produk dan melekat pada wadah atau pembungkus pestisida. k. Eksplosi merupakan serangan OPT yang sifatnya mendadak, populasinya berkembang sangat cepat dan menyebar luas sangat pesat. l. Iritasi merupakan gejalan inflamasi yang terjadi pada kulit atau membran mukosa, segera setelah perlakuan berkepanjangan atau berulang dengan menggunakan bahan kimia atau bahan lain m. Lethal Concentration 50 (LC50) merupakan konsetrasi yang diturunkan secara statistik yang dapat diduga menyebabkan kematian 50% dari populasi organisme dalam serangkaian kondisi percobaan yang telah ditentukan. n. Lethal Time 50 (LT50) merupakan waktu dalam hari yang diperlukan untuk mematikan 50% hewan percobaan dalam kondisi tertentu. o. Lethal Dose (LD50) merupaakan dosis tunggal kimia atau bahan lain yang diturunkan secara statistik yang dapat diduga menyebabkan kematian 50% dari populasi organisme dalam serangkaian kondisi percobaan yang telah ditentukan. p. Orgnisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan organisme yang dapat merusak/mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian pada tanaman pangan dan hortikiltura, termasuk didalamnya adalah hama, penyakit, dan gulma. 2) Cara pengaplikasian dan contohnya a. Cara Penaburan (Soil Incorporation) Aplikasi pestisida dengan cara penaburan ini biasanya dilakukan untuk hama penyakit yang ada di dalam tanah atau di jaringan tanaman. Formulasi yang dipakai biasanya formulasi butiran (granul) dan cara kerja sistemik. Contoh pestisida : Wingran 0,5 GR, Furadan 3GR, Dharmafur 3 GR, Ventura 5 GR, Regent 0,3 GR dll. b. Cara Fumigasi (fumigation) Teknik fumigasi dilakukan dengan cara pemberian gas beracun, biasanya untuk pengendalian hama gudang dan nematoda dalam tanah. Baik untuk gudang atau pada tanah langkah-langkahnya hampir sama, yaitu menutup dengan plastik, bahan atau lahan yang akan difumigasi lantas kemudian dialirkan gas fumigan. eknik fumigasi baik digunakan karena tidak menimbulkan residu pestisida dalam tanah. Namun jangan lupa, cara ini harus dikerjakan oleh seorang ahli demi menghindari keracunan yang tidak diinginkan. Contoh fumigan : Basamid G. c. Cara Pengumpanan (baiting) Cara pengumpanan dilakukan dengan cara mencampur bahan pestisida dengan bahan makanan dengan maksud hama (pest) akan mati/mandul setelah memakannya. Hama yang biasa dikendalikan dengan cara ini adalah tikus, lalat buah atau babi hutan. Contoh Borrat 0,005 BB, Ractikus 0,005 BB, Petrokum 0,005 BB, Klerat 0,005 BB dll. *BB: singkatan block bait. d. Cara Penghembusan (dusting) Cara aplikasi ini penghembusan dilakukan dengan cara menghembuskan pestisida (formulasi tepung, D (dust), SP (soluble powder). Kebanyakan petani mungkin masih asing dengan cara aplikasi ini. Walau begitu cara ini mempunyai kelebihan tidak membutuhkan air tapi ya gitu akan sangat rentan jika terkena angin. oleh karena itu cara ini jarang digunakan karena tidak efektif/efisien. Contoh pestitida: Sevin 85 SP, Lannate 40 SP, Clorfos 95 SP dll. e. Cara Pengasapan (fogging) Cara aplikasi pengasapan dilakukan dengan alat yang disebut swingfog. Biasanya dilakukan untuk pengendalian hama pada ruangan tertutup seperti gudang. Walau begitu diruangan terbuka pun bisa asal kondisi angin nya tidak terlalu kencang. Sebagaimana teknik fumigasi, teknik pengasapan ini tidak menimbulkan residu hanya saja yang harus dicegah adalah terhirupnya zat asap pestisida sekecil pun. Sekecil atau serendah apapun asap pestisida tersebut terhirup, tetap tidak baik bagi kesehatan manusia. biasanya aplikasi pengasapan pestisida dicampur dengan solar (10- 15ml pestisida di mix solar 1 liter). Tujuan dicampur dengan solar agar membentuk asap. Beberapa bahan aktif yang digunakan untuk fogging antara lain sipermetrin, malathion. Sedangkan hama yang umumnya dikendalikan dengan cara aplikasi pengasapan adalah nyamuk, kecoak, tikus, lalat, dan rayap. Contoh pestisida: Crown 100 EC (sipermetrin) untuk rayap, Malathion 95 EC (malathion) untuk nyamuk dewasa, larva dan serangga terbang lainnya f. Cara Penyemprotan (spraying) Dari sekian cara di atas cara ini merupakan cara aplikasi yang sering dipake oleh petani. Agar penyemprotan pestisida berhasil dengan baik, yang perlu diperhatikan adalah dosis dan waktu yang tepat serta alat semprot yang digunakan. Sedangkan formulasi pestisida yang dipakai yakni pekatan yang bisa dilarutkan (SL), pekatan yang bisa di emulsi (EC).