Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ramlayani

Nim : 221160011
Prodi : Agroteknologi
SOAL

1. Cari sebanyak-banyaknya definisi atau istilah-istilah yang berhubungan dengan pestisida


beserta contoh dan pengaplikasiannya!!

JAWAB

1) Definisi atau istilah-istilah pada Pestisida


a. Bahan Aktif
 merupakan bahan kimia dalam pestisida yang berdaya racun untuk
mengendalikan atau membunuh OPT.
b. Dosis
 merupakan takaran atau ukuran dalam satuan liter, gram, atau kilogram, yang
digunakan untuk mengendalikan OPT per satuan luas tertentu.
c. Formulasi
 merupakan campuran bahan aktif dan bahan lainnya dengan kadar serta bentuk
tertentu yang memiliki daya kerja sebagai pestisida sesuai dengan tujuan
rencana.
d. Insektisida sistemik
 merupakan salah satu insektisida yang dapat diserap oleh organ tanaman,
seperti akar, batang, atau daun, yang kemudian akan berfungsi apabila target
OPT memakan bagian tersebut (yang mengeluarkan zat tertentu).
e. Insetisida Non Sistemetik
 Merupakan pestisida yang setelah diaplikasikan/disemprotkan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh organ-organ tanaman, baik lewat akar, batang atau
daun.
f. Racun kontak
 merupakan salah satu insektisida yang efektif mengendalikan hama ketika
terkena kontak secara langsung.
g. Residu
 merupakan  sisa-sisa pestida, termasuk hasil pengaplikasiannya, yang terdapat di
dalam jaringan manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, maupun tanah.
h. Resistensi
 merupakan fenomena perubahan hama, di mana ketahanan hama, penyakit,
atau gulma, terhadap pestisida tertentu menurun (kebal).
i. Pestisida
 untuk penggunaan terbatas merupakan pestisida yang dalam penggunaannya
memerlukan persyaratan dan alat-alat pengamanan khusus di luar yang tertera
pada label.
j. Label
 merupakan tulisan yang dapat dilengkapi dengan gambar atau simbol untuk
memberikan keterangan mengenai produk dan melekat pada wadah atau
pembungkus pestisida.
k. Eksplosi
 merupakan serangan OPT yang sifatnya mendadak, populasinya berkembang
sangat cepat dan menyebar luas sangat pesat.
l. Iritasi
 merupakan gejalan inflamasi yang terjadi pada kulit atau membran mukosa,
segera setelah perlakuan berkepanjangan atau berulang dengan menggunakan
bahan kimia atau bahan lain
m. Lethal Concentration 50 (LC50)
 merupakan konsetrasi yang diturunkan secara statistik yang dapat diduga
menyebabkan kematian 50% dari populasi organisme dalam serangkaian kondisi
percobaan yang telah ditentukan.
n. Lethal Time 50 (LT50)
 merupakan waktu dalam hari yang diperlukan untuk mematikan 50% hewan
percobaan dalam kondisi tertentu.
o. Lethal Dose (LD50)
 merupaakan dosis tunggal kimia atau bahan lain yang diturunkan secara statistik
yang dapat diduga menyebabkan kematian 50% dari populasi organisme dalam
serangkaian kondisi percobaan yang telah ditentukan.
p. Orgnisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
 merupakan organisme yang dapat merusak/mengganggu kehidupan atau
menyebabkan kematian pada tanaman pangan dan hortikiltura, termasuk
didalamnya adalah hama, penyakit, dan gulma.
2) Cara pengaplikasian dan contohnya
a. Cara Penaburan (Soil Incorporation) Aplikasi pestisida dengan cara penaburan ini
biasanya dilakukan untuk hama penyakit yang ada di dalam tanah atau di jaringan
tanaman. Formulasi yang dipakai biasanya formulasi butiran (granul) dan cara kerja
sistemik. Contoh pestisida : Wingran 0,5 GR, Furadan 3GR, Dharmafur 3 GR, Ventura 5
GR, Regent 0,3 GR dll.
b. Cara Fumigasi (fumigation) Teknik fumigasi dilakukan dengan cara pemberian gas
beracun, biasanya untuk pengendalian hama gudang dan nematoda dalam tanah. Baik
untuk gudang atau pada tanah langkah-langkahnya hampir sama, yaitu menutup dengan
plastik, bahan atau lahan yang akan difumigasi lantas kemudian dialirkan gas fumigan.
eknik fumigasi baik digunakan karena tidak menimbulkan residu pestisida dalam tanah.
Namun jangan lupa, cara ini harus dikerjakan oleh seorang ahli demi menghindari
keracunan yang tidak diinginkan. Contoh fumigan : Basamid G.
c. Cara Pengumpanan (baiting) Cara pengumpanan dilakukan dengan cara mencampur
bahan pestisida dengan bahan makanan dengan maksud hama (pest) akan mati/mandul
setelah memakannya. Hama yang biasa dikendalikan dengan cara ini adalah tikus, lalat
buah atau babi hutan. Contoh Borrat 0,005 BB, Ractikus 0,005 BB, Petrokum 0,005 BB,
Klerat 0,005 BB dll. *BB: singkatan block bait.
d. Cara Penghembusan (dusting) Cara aplikasi ini penghembusan dilakukan dengan cara
menghembuskan pestisida (formulasi tepung, D (dust), SP (soluble powder).
Kebanyakan petani mungkin masih asing dengan cara aplikasi ini. Walau begitu cara ini
mempunyai kelebihan tidak membutuhkan air tapi ya gitu akan sangat rentan jika
terkena angin. oleh karena itu cara ini jarang digunakan karena tidak efektif/efisien.
Contoh pestitida: Sevin 85 SP, Lannate 40 SP, Clorfos 95 SP dll.
e. Cara Pengasapan (fogging) Cara aplikasi pengasapan dilakukan dengan alat yang
disebut swingfog. Biasanya dilakukan untuk pengendalian hama pada ruangan tertutup
seperti gudang. Walau begitu diruangan terbuka pun bisa asal kondisi angin nya tidak
terlalu kencang. Sebagaimana teknik fumigasi, teknik pengasapan ini tidak menimbulkan
residu hanya saja yang harus dicegah adalah terhirupnya zat asap pestisida sekecil pun.
Sekecil atau serendah apapun asap pestisida tersebut terhirup, tetap tidak baik bagi
kesehatan manusia. biasanya aplikasi pengasapan pestisida dicampur dengan solar (10-
15ml pestisida di mix solar 1 liter). Tujuan dicampur dengan solar agar membentuk asap.
Beberapa bahan aktif yang digunakan untuk fogging antara lain sipermetrin, malathion.
Sedangkan hama yang umumnya dikendalikan dengan cara aplikasi pengasapan adalah
nyamuk, kecoak, tikus, lalat, dan rayap. Contoh pestisida: Crown 100 EC (sipermetrin)
untuk rayap, Malathion 95 EC (malathion) untuk nyamuk dewasa, larva dan serangga
terbang lainnya
f. Cara Penyemprotan (spraying) Dari sekian cara di atas cara ini merupakan cara aplikasi
yang sering dipake oleh petani. Agar penyemprotan pestisida berhasil dengan baik, yang
perlu diperhatikan adalah dosis dan waktu yang tepat serta alat semprot yang
digunakan. Sedangkan formulasi pestisida yang dipakai yakni pekatan yang bisa
dilarutkan (SL), pekatan yang bisa di emulsi (EC).

Anda mungkin juga menyukai