Anda di halaman 1dari 2

NOTULEN

DISEMINASI INFORMASI PERAN LABKESMAS TINGKAT I (PUSKESMAS) UNTUK


DETEKSI DINI DAN PENANGANAN GGA PROGRESIF ATIPIKAL PADA ANAK

Hari/Tanggal : Jum’at, 28 Oktober 2022


Waktu : 13.30 – 16.30 WIB
Tempat : zoom meeting

Peserta zoom meeting :


1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Seluruh Indonesia
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia
3. Kepala Puskesmas Seluruh Indonesia

Materi :
1. Update Kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak di Layanan Primer
(Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan)
Kasus Suspek Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive Acute
Kidney Injury pada anak adalah kasus penyakit pada anak usia 0-18 tahun (mayoritas usia
balita) dengan gejala anuria atau oliguria yang terjadi secara tibatiba.
Kasus Probabel Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive
Acute Kidney Injury pada anak adalah kasus Suspek ditambah dengan tidak terdapatnya
riwayat kelainan ginjal sebelumnya atau penyakit ginjal kronik, dengan disertai/tanpa
disertai gejala prodromal (seperti demam, diare, muntah, batukpilek), pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan ureum kreatinin (kreatinin > 1,5 kali atau naik senilai ≥
0,3 mg/dL), dan pemeriksaan USG didapatkan bentuk dan ukuran ginjal normal, tidak ada
kelainan seperti batu, kista, atau massa.
Update kasus GGAPA per tanggal 27 Oktober 2022 yaitu terdapat 306 kasus dengan
75 kasus rawatan, 169 kasus meninggal, dan 62 kasus sembuh. Di Sumatera Selatan terdapat
4 kasus GGAPA dengan 1 kasus meninggal dan 3 kasus dalam perawatan. Tren kasus
GGAPA berdasarkan kelompok umur paling banyak yaitu pada usia 1-5 tahun dengan
jumlah 193 kasus.
Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan patogen dan pemeriksaan
toksikologi. Pada pemeriksaan patogen, sampel yang diperlukan yaitu darah EDTA dan
serum 1 ml, rectal swab dalam VTM (non buffer lysis) dan swab naso-orofaring dalam VTM
(non buffer lysis). Pada pemeriksaan toksikologi, sampel yang diperlukan yaitu plasma dari
darah EDTA sebanyak 3 ml dan sisa obat cair sediaan oral dalam botol asli berikut kotak
kemasan dan tampak jelas nomor produksi/batch/bets.

2. Pengenalan Dini dan Penanganan Kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal pada
Anak di Layanan Primer (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
Gangguan ginjal akut adalah penurunan mendadak laju filtrasi glomerulus yang
ditandai dengan peningkatan ureum dan kreatinin serum, serta penurunan volume urin.
Gejala yang mengarah pada gangguan ginjal akut yaitu oliguria akut, edema, hematuria
makroskopis, termasuk gejala yang mengarah pada kelainan sistemik yang sering melibatkan
ginjal seperti purpura, ruam malar dan nyeri sendi.
Gangguan ginjal akut pada anak memiliki tahapan penelusuran diagnostik dan tata
laksana umum yang sama tanpa melihat etiologi. Gangguan ginjal akut progresif atipikal
membutuhkan pengenalan segera karena perjalanan penyakit yang progresif.
Pendekatan Diagnostik GgGA :
a. Kenali keberadaan GgGA
− Tentukan derajat GgGA berdasarkan KDIGO
− Pengukuran intensif urine output
− Periksa kadar kreatinin serum
b. Temukan etiologi GgGA
− Fungsional/pre-renal, intrinsik/renal, atau post-kidney/post-renal
− Pemeriksaan sedimen urin
− Pemeriksaan darah
− Pemeriksaan radiologi (USG ginjal dan saluran kemih)
− Biopsi ginjal (sesuai indikasi)
Tata Laksana Umum Gangguan Ginjal Akut :
a. Keseimbangan cairan
b. Keseimbangan elektrolit dan asam basa
c. Gejala komplikasi lain: krisis hipertensi, kejang, anemia
d. Nutrisi
e. Menghindari pemberian obat-obatan nefrotoksik
f. Perfusi ginjal
g. Kidney Replacement Therapy (dialisis)

3. Peran Labkesmas Tingkat I dalam Deteksi Dini Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal
pada Anak melalui Pemeriksaan Laboratorium (Perhimpunan Dokter Spesialis
Patologi Klinik Indonesia)
Pemeriksaan laboratorium bertujuan menentukan diagnosis GGA, menentukan
kemungkinan penyebab GGAPA dan memantau perkembangan GGAPA.
a. Pemeriksaan laboratorium dalam menentukan diagnosis GGA
− pemeriksaan kadar kreatinin
− penghitungan laju filtrasi glomerulus
− pemeriksaan kadar ureum.
b. Pemeriksaan laboratorium dalam menentukan kemungkinan penyebab GGAPA
− Pada kelompok balita penyebab GGA adalah gangguan hemodinamik sehingga
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan yaitu darah perifer lengkap, urin lengkap
dan penyebab infeksi
− Pada anak lebih besar sampai remaja, GGA lebih banyak disebabkan oleh penyakit
glomerulonefritis akut sehingga pemeriksaan laboratorium yang dilakukan yaitu
darah perifer lengkap, urin lengkap, ASTO, tes ANA/dsDNA, komplemen dan CRP
− Kemungkinan penyebab GGAPA yaitu intoksikasi etilen glikol (EG) dan Dietilen
Glikol (DEG) serta penyebab lain seperti hiperinflamasi atau multisystem
inflammatory syndrome in children (MISC).
− Pemeriksaan pada intoksikasi EG dan DEG yaitu pemeriksaan osmolalitas gap,
anion gap, pemeriksaan kreatinin serum dan urinalisis (kristal kalsium oksalat atau
hippuric acid, pH urin, berat jenis urin, rasio albumin/kreatinin urin), pemeriksaan
darah lengkap serta pengukuran konsentrasi serum EG/DEG dengan gas
chromatography.
− Pemeriksaan untuk mengetahui kemungkinan infeksi yaitu pemeriksaan darah rutin,
LED, CRP, IL-6, serta pemeriksaan penyebab infeksi seperti Covid-19, hepatitis,
leptopspira, dengue dan lainnya.
c. Pemeriksaan laboratorium untuk memantai perkembangan GGAPA
− Pemeriksan kadar kreatinin (6-12 jam)
− Urinalisis
− Pemeriksaan gangguan asam basa (BGA)
− Elektrolit
− Hiperkoagulasi : D-dimer, fibrinogen
− Hiperinflamasi : CRP, LED, IL-6

Demikan notulen ini disampaikan untuk ditindaklanjuti.

Mengetahui Palembang, 28 Oktober 2022


Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Yang Membuat Resume
Primer dan Tradisional
1. dr. Suci Indah Sari …

dr. Uke Veronika


NIP. 197802232006042012 2. Fajarin Kurnia I., S.Tr.Keb …

Anda mungkin juga menyukai