Makalah Kel 7
Makalah Kel 7
METODOLOGI KUANTITATIF
Dosen Pengampu:
OLEH:
Kelompok 7
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia Nya yang telah memberikan kemudahan serta kelancaran kepada kami
untuk penyusunan makalah ini yang membahas tentang “Populasi dan teknik pengambilan
sampel”.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada Ibu Ajeng Intan Nur Rahmawati, S.Pd.,
M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Kelompok yang telah memberikan
kami arahan untuk pembuatan serta penyusunan makalah ini, kami ucapkan terimakasih juga
kepada teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini hingga selesai.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I ....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
BAB II ...................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................6
PENUTUP .............................................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menentukan teknik pengambilan sampel yang akan diterapkan dalam suatu penelitian,
seorang peneliti harus memperhatikan hubungan antara biaya, tenaga, dan waktu di satu
pihak, serta tingkat presisi di pihak lain. Jika jumlah biaya, tenaga, dan waktu sudah dibatasi
sejak semula, seorang peneliti harus berusaha mendapatkan teknik pengambilan sampel yang
menghasilkan presisi tertinggi. Perlu disadari bahwa tingkat presisi yang tinggi tidak
mungkin dapat dicapai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang terbatas. Di samping itu, perlu
diperhatikan pula masalah “efisiensi” dalam memilih teknik pengambilan sampel. Menurut
Teken (1965: 39), metode A dikatakan lebih efisien daripada metode B, jika untuk sejumlah
biaya, tenaga, dan waktu yang sama, metode A dapat memberikan tingkat presisi yang lebih
tinggi; atau untuk tingkat presisi yang sama diperlukan biaya, tenaga, dan waktu yang lebih
rendah.
Mengenai ukuran sampel minimum yang harus diambil dari suatu populasi, berikut ini
diketengahkan beberapa sumber. Barbara dan Fidell (1983: 91) mengatakan jika rencana
analisis yang digunakan berupa teknik korelasi dan regresi ganda, ukuran sampel yang ideal
haruslah 20 kali banyaknya variabel bebas. Tetapi Comrey (1973: 76) menyatakan bahwa
untuk berbagai tujuan penelitian, jika subjeknya homogen dan banyaknya variabel yang
diteliti tidak banyak, ukuran sampel antara 100-200 sudah baik. Untuk menentukan ukuran
sampel yang dibutuhkan, maka digunakan rumus Cochran (Sugiyono,2017). Rumus Cochran
adalah dimana :
Moe : Margin of Error atau tingkat kesalahn maksimum yang dapat di tolerir.
Tingkat keyakinan yang digunakan adalah 95% diaman nilai Z sebesar 1,96 dan tingkak error
maksimum sebesar 10%.
4
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel minimal yang harus digunakan dalam
penelitian adalah 97 responden.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu Sugiono 2010 juga menjelaskan sampel dalam sebuah penelitian
sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan
bagian dari populasi yang akan dijadikan sasaran objek atau subjek dan hanya
memerlukan X prosentasi dalam mewakili suatu populasi.
Jadi Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada dalam populasi sehingga peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Dan harus betul-betul representative (mewakili).
Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel berkaitan dengan
tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya.
Kerangka sampel merupakan daftar dari masing-masing sampel dalam sebuah
populasi sampel dapat berwujud jumlah penduduk jumlah bangunan dan lain
sebagainya. Sebuah kerangka sampel harus meliputi kriteria sebagai berikut :
a) Meliputi seluruh unsur sampel
b) Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
c) Harus up to date
d) Batas-batasnya harus jelas
e) Harus dapat dilacak di lapangan
6
Menentukan Kriteria Sampel Suatu studi dengan menggunakan sampel yang
mewakili populasi (disebut representatif) akan memberikan hasil yang
mempunyai kemampuan untuk digeneralisasikan atau diberlakukan secara
umum kepada populasinya. Kriteria sampel yang representative bergantung
pada dua aspek yang saling berkaitan, yaitu akurasi dan ketelitian sampel.
7
.
Contoh Soal:
n= N/1+Ne2
= 1000/ 1+1000.0,052
Jadi jumlah karyawan yang bisa dijadikan sampel sebanyak 286 orang
Menurut Creswell, untuk penelitian kuantitatif, pemilihan sampel secara “acak” yang
memberi kesempatan yang sama kepada sampel untuk terpilih merupakan prosedur
yang paling tepat dan memungkinkan kita untuk mengeneralisasi temuan-temuan
suatu penelitian ke seluruh populasi.
Teknik sampling yang memberikan kesempatan yang sama kepada subjek penelitian
untuk terpilih menjadi sampel disebut probability sampling. Corbetta (2003: 218)
menjelaskan, bahwa sebuah
teknik pengambilan sampel dinamakan probability sampling apabila memenuhi
kriteria:
1) semua unit yang dianalisis mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih dalam
seleksi;
2) semua unit yang akan diseleksi diketahui secara pasti;
3) semua proses seleksi menggunakan teknik acak (random).
8
1. Jelaskan dahulu populasi penelitian. Penjelasan ini berisi identifikasi objek yang
menjadi populasi penelitian beserta jumlah atau ukurannya.
2. Tentukan apakah desain pengambilan sampel untuk populasi tersebut merupakan
tahap tunggal atau banyak tahap (berkelompok).
3. Identifikasi teknik yang digunakan untuk menjadi sampel penelitian.
4. Bahas apakah populasi yang dipilih secara acak akan dibagi menjadi tingkatan-
tingkatan sehingga karakteristik-karakteristik tertentu terwakili dalam sampel dan
sampel mencerminkan karakteristik populasi yang sesungguhnya.
5. Identifikasi karakteristik-karakteristik yang dipakai dalam membagi populasi yang
dipilih secara acak menjadi tingkatan-tingkatan.
Tujuan teknik pengambilan sampel adalah agar sampel bersifat respresentatif terhadap
populasi, agar sampling menjadi terstandar maka informasi yang ada pada sampel harus sama
dengan informasi yang terdapat pada populasi atau sampel harus menggambarkan
karakteristik populasi.
Teknik sampling secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu :
9
1) Pengambilan dengan pengundian acak. Peneliti mengambil
sampel dengan melakukan lotre terhadap semua populasi;
2) Menggunakan Tabel Bilangan Acak. Dipilih dengan mengikuti
kolom yang sama, ke samping mengikuti baris, ke bawah
mengikuti kolom, atau cara apa saja yang dianggap mudah.
b) Sampel Acak Sistematis.
Pengambilan sampel sistematis ialah suatu metode pengambilan
sampel ketika hanya unsur pertama saja yang dipilih secara acak,
sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut
suatu pola tertentu. Dalam pengambilan sampel secara sistematis
dikenal dua istilah yaitu :
1) Interval pengambilan sampel (Sampling Interval) yaitu
perbandingan antara populasi dengan sampel yang diinginkan
2) Proporsi pengambilan sampel (Sampling Fraction/ Sampling
Ratio) yaitu perbandingan antara ukuran sampel dengan
populasi.
c) Pengambilan Sampel Acak Distratifikasi (Stratified Random
Sampling).
Sampling terstrata dipakai apabila populasinyaa bersifat heterogen.
Penetapan strata ditentukan berdasarkan karakteristik tertentu yang
telah diketahui. Untuk dapat menggambarkan secara tepat mengenai
sifat sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan
harus dibagi-bagi dalam lapisan-lapisan (strata) yang seragam dan dari
setiap lapisan dapat diambil sampel secara acak.
d) Pengambilan Sampel Gugus Sederhana.
Dalam praktik kita sering dihadapkan dengan kenyataan ketika
kerangka sampel (sampling frame) yang digunakan untuk dasar
pemilihan sampel tidak ada atau tidak lengkap dan biaya untuk
membuat kerangka sampel tersebut terlalu tinggi. Untuk mengatasi hal
itu, maka unit-unit analisis dalam populasi digologkan ke dalam gugus-
gugus yang disebut kluster dan ini akan merupakan satuan-satuan
tempat pengambilan sampel. Jumlah gugus yang diambil sebagai
sampel haruus dipilih secara acak. Kemudian unsur-unsur penelitian
dalam gugus tersebut diteliti semua.
e) Pengambilan Sampel Gugus Bertahap.
Dalam praktik sering dijumpai populasi yang letaknya sangat tersebar
secara geografis sehingga sangat sulit untuk mendapatkan kerangka
sampel dari semua unsur yang terdapat dalam populasi tersebut. Untuk
mengatasi hal ini, maka unit-unit analisis dikeompokkan dalam gugus-
gugus yang merupakan satuansatuan tempat pengambilan sampel.
Pengambilan sampel dilakukan melalui tahap-tahap tertentu. Jadi satu
populasi dapat dibagi-bagi dalam gugus tingkat pertama, kemudian
gugus-gugus tingkat pertama ini dapat dibagi pula dalam gugus-gugus
tingkat kedua, dan seterusnya.
f) Pengambilan Sampel Wilayah
10
Cara lain dalam pengambilan sampel bagi populasi yang tidak dapat
dibuat kerangka sampelnya adalah dengan pengambilan sampel
wilayah (area sampling). Untuk ini, dibutuhkan peta atau potret udara
yang cukup jelas dan terinci dari wilayah yang akan diteliti. Seluruh
wilayah penelitian yang terdapat dalam peta atau potret udara dibagi
dalam segmen-segmen wilayah yang mengandung jumla unit
penelitian. Jika jumlah unit penelitian dalam setiap segmen wiilayah
tidak dapat diketahui atau diduga, maka boleh juga misalnya
menggunakan satuan-satuan blok perumahan, pertokoan, atau blok-
blok sensus. Batas dari masing masing blok, pertokoan ataupun
perumahan haruslah yang tegas dan jelas.
11
Sampel aksidental adalah metode penentuan sampel yang didasarkan
secara kebetulan, tanpa ada pertimbangan apapun. Yang dimaksud
dengan unsur kebetulan adalah siapa saja yang secara kebetulan
ditemui dengan pewawancara/peneliti. Aspek kebetulan di sini adalah
yang bersangkutan memnuhi persyaratan atau sesuai sebagai sumber
data yang diperlukan dalam penelitian.
e) Sampel Bola Salju (Snowball Sampling).
Sampel bola salju merupakan metode penentuan sampel yang pada
awalnya sangat kecil jumlahnya karena keterbatasan informasi. Seiring
berjalannya waktu seorang responden bisa diminta menyebutkan
rekan-rekannya sehingga responden terus bertambah. Begitu
seterusnya, ibaratnya bola salju yang menggelinding semakin lama
menggelinding semakin jauh jaraknya atau semakin besar jumlah
respondennya.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan dijadikan sasaran objek atau
subjek dan hanya memerlukan X prosentasi dalam mewakili suatu populasi. Populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.Tujuan teknik pengambilan sampel adalah agar sampel bersifat
respresentatif terhadap populasi, agar sampling menjadi terstandar maka informasi yang ada
pada sampel harus sama dengan informasi yang terdapat pada populasi.
13
Daftar Pustaka
14