Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“TRANSAKSI PERDAGANGAN ELEKTRONIK (E-COMMERCE)”

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Hukum Bisnis Islam

Dosen Pengampu : Syahril Ahmad, M. E

Disusun Oleh Kelompok 9 :

1. Husnul Chotimah 501200600


2. Sindy Angraini 501200634

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami tentang
Teori “Transaksi Perdagangan Elektronik (E-Commerce)”. Semoga makalah
ini dapat dipahami dan dapat menambah wawasan bagi siapapun yang membaca.
kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, baik dari segi penulisan, isi, maupun kata-kata yang
digunakan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jambi, 21 Mei 2023

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Konsep Umum tentang E-Commerce ....................................................... 3


B. E-Commerce Dalam Tinjauan Hukum Perikatan Islam ............................. 7

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12

A. Kesimpulan ............................................................................................. 12

B. Saran ........................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dibidang perdagangan adalah perdagangan secara
elektronik. Dimana antara pihak penjual dan pembeli tidak bertemu secara
langsung, melainkan hanya melalui jaringan internet. Perdagangan secara
elektronik dilakukan pada transaksi secara elektronik atau e-commerce yang
disebut juga jual beli online. Pada Konsep perdagangan jual beli e-commerce
menimbulkan perikatan antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi.
Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh para pihak yang terlibat.
Dalam jual beli yang menimbulkan adanya perikatan menyebabkan
adanya hubungan para pihak, yakni pihak yang satu berhak prestasi dan pihak
lainnya wajib memenuhi prestasi, begitu juga sebaliknya. Pada setiap jual beli
sekurang-kurangnya terdapat dua pihak, yaitu pihak penjual yang berkewajiban
menyerahkan barang objek jual beli dan pihak pembeli yang berkewajiban
membayar harga pembelian. Dalam hubungan dengan kewajiban pihak penjual
dalam suatu jual beli, disamping kewajiban penjual untuk menyerahkan
barang, pihak penjual dibebankan kewajiban menanggung. Menanggung
tersebut adalah menjamin bahwa penguasaan benda aman dan tidak terdapat
cacat tersembunyi. 1
Pandangan Hukum Islam pada jual-beli merupakan salah satu jenis
mu'amalah yang diatur dalam Islam. Melihat bentuknya e-commerce pada
dasarnya merupakan model transaksi jual-beli juga, akan tetapi hal tersebut
dikategorikan sebagai jual beli modern karena mengimplikasikan inovasi
teknologi. Secara umum perdagangan secara Islam menjelaskan adanya
transaksi yang bersifat fisik, dengan menghadirkan benda tersebut pada saat
transaksi jual beli, sedangkan e-commerce tidak seperti itu, sehingga e-
commerce merupakan model perjanjian jual beli dengan karakteristik tersendiri
yang melakukan kegiatan transaksi pada jangkauan lokal maupun global. Oleh

1 Ardiana Hidayah. 2019. Jual Beli E-Commerce Dalam Persfektif Hukum Islam. Vol. 17 No 1.

1
karena itu, permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana pandangan
Hukum Islam pada jual beli e-commerce
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Umum E-Commerce?
2. Bagaimana E-Commerce dalam Perspektif Islam?

C. Tujuan Penilitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan pada makalah
ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk Mengetahui Apa Saja yang Menjadi Konsep Umum dari E-


Commerce
2. Untuk Mengetahui E-Commerce dalam Perspektif Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Umum E-Commerce


Penggunaan teknologi diharapkan memberikan manfaat yang besar
terhadap dunia bisnis yang kompetitif. Perusahaan yang mampu bersaing
dalam kompetisi adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan
teknologi ke dalam perusahaannya. Salah satu jenis implementasi teknologi
dalam hal meningkatkan persaingan bisnis adalah dengan menggunakan
electronic commerce (e-commerce). Dengan e-commerce perusahaan bisa
mendapatkan manfaat yang dijadikan sebagai alternatif sumber keunggulan
bersaing sehingga perusahaan mampu memberikan layanan yang terbaik dan
tercepat bagi para pelanggannya. Beberapa faktor yang mendorong perusahaan
menggunakan e-commerce diantaranya membantu komunikasi lebih cepat
dengan pelanggan, memuaskan pelanggan, membangun merek, sebagai sarana
mempromosikan produk, dan kemudahan mengakses pasar global. Sehingga
penerapan teknologi e-commerce merupakan salah satu faktor yang penting
untuk menunjang keberhasilan suatu produk dari sebuah perusahaan.
Konsep dasar aplikasi E-commerce di website atau cara E-commerce
bekerja adalah sebagai berikut: Konsumen berbelanja secara online di
pasar/toko online melalui Internet. Disana, dia mulai berbelanja berbagai
macam kebutuhan yang diinginkan. Untuk itu, mulailah dia memasuki server
transaksi online dimana semua informasi yang dia berikan untuk keperluan
belanja online dienkripsi. Kemudian dia memesan sebuah order. Segala
informasi yang berkaitan dengan order ini dikirim melalui sebuah jaringan
pintu gerbang rahasia (private gateway) ke bagian pemrosesan informasi
(processing network) dimana di bagian inilah transaksi dinyatakan sah atau
tidak oleh bank yang bersangkutan. 2

2 Rose Rahmidani. 2015. Penggunaan E-Commerce Dalam Bisnis Sebagai Sumber Keunggulan
Bersaing Perusahaan. Padang:Universitas Negeri Padang

3
1. Pengertian E-Commerce
E-commerce merupakan suatu istilah yang sering digunakan atau didengar
saat ini yang berhubungan dengan internet, dimana tidak seorangpun yang
mengetahui jelas pengertian dari ecommerce tersebut.
Berikut akan dipaparkan pengertian e-commerce menurut para ahli :
a) Perdagangan elektronik atau yang disebut juga e-commerce, adalah
penggunaan jaringan komunikasi dan komputer untuk melaksanakan
proses bisnis. Pandangan populer dari e-commerce adalah penggunaan
internet dan komputer dengan browser Web untuk membeli dan
menjual produk.
b) Menurut Shely Cashman (2007 : 83) E-commerce atau kependekan dari
elektronik commerce (perdagangan secara electronic), merupakan
transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan elektronik, seperti internet.
Siapapun yang dapat mengakses komputer, memiliki sambungan ke
internet, dan memiliki cara untuk membayar barang-barang atau jasa
yang mereka beli, dapat berpartisipasi dalam e-commerce.
c) Menurut Jony Wong (2010 : 33) pengertian dari electronic commerce
adala pembelian, penjualan dan pemasaran barang serta jasa melalui
sistem elektronik. Seperti radio, televisi dan jaringan komputer atau
internet. Jadi pengertian e-commerce adalah proses transaksi jual beli
yang dilakukan melalui internet dimana website digunakan sebagai wadah
untuk melakukan proses tersebut3
2. Penggolongan E-commerce
Penggolongan e-commerce yang lazim dilakukan orang ialah berdasarkan
sifat transaksinya. Menurut Suyanto (2003:45) tipe-tipe berikut segera bisa
dibedakan :
a) Business to business (B2B)
adalah model e-commerce dimana pelaku bisnisnya adalah perusahaan,
sehingga proses transaksi dan interaksinya adalah antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Contoh model ecommerce ini

3 Ambo Aco1 & Andi Hutami Endang. Analisis Bisnis E-Commerce pada Mahasiswa Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar. SAINSTEK UINAM. 2023

4
adalah beberapa situs e-banking yang melayani transaksi antar
perusahaan.
b) Business to Consumer (B2C)
adalah model e-commerce dimana pelaku bisnisnya melibatkan
langsung antara penjual (penyedia jasa e-commerce) dengan individual
buyers atau pembeli. Contoh model ecommerce ini adalah airasia.com.
c) Consumer to Consumer (C2C)
adalah model e-commerce dimana perorangan atau individu sebagai
penjual berinteraksi dan bertransaksi langsung dengan individu lain
sebagai pembeli. Konsep e-commerce jenis ini banyak digunakan dalam
situs online auction atau lelang secara online. Contoh portal e-
commerce yang menerapkan konsep C2C adalah e-bay.com .
d) Consumer to Business (C2B)
adalah model e-commerce dimana pelaku bisnis perorangan atau
individual melakukan transaksi atau interaksi dengan suatu atau
beberapa perusahaan. Jenis e-commerce seperti ini sangat jarang
dilakukan di Indonesia. Contoh portal e-commerce yang menerapkan
model bisnis seperti ini adalah priceline.com. 4
3. Dampak Positif Dan Negatif Dalam E-Commerce
Dampak Positif
 Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih
menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
 Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
 Menurunkan biaya operasional(ope rating cost).
 Melebarkan jangkauan (global reach).
 Meningkatkan customer loyality.
 Meningkatkan supplier management.
 Memperpendek waktu produks Meningkatkan value chain (mata rantai
pendapata
Dampak negatifnya :

4
Rose Rahmidani. 2015. Penggunaan E-Commerce Dalam Bisnis Sebagai Sumber Keunggulan
Bersaing Perusahaan. Padang:Universitas Negeri Padang

5
 Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang
penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia
telah mengganti semua data finansial yang 5
4. Manfaat E-commerce
Manfaat yang dapat diperoleh dari e-commerce bagi organisasi menurut
Suyanto adalah :
 Memperluas market place hingga ke pasar nasional dan international.
 Menurunkan biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian,
penyimpanan dan pencarian informasi yang menggunakan kertas.
 Memungkinkan pengurangan inventory dan overhead dengan
menyederhanakan supply chain dan management tipe “pull”.
 Mengurangi waktu antara outlay modal dan penerimaan produk dan
jasa.
 Mendukung upaya-upaya business process reengineering. Rose
Rahmidani
 Memperkecil biaya telekomunikasi
 Akses informasi lebih cepat.
Selain mempunyai manfaat bagi perusahaan, menurut Suyanto e-commerce
juga mempunyai manfaat bagi konsumen, yaitu :
 Memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi
lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi
dengan menggunakan fasilitas Wi-Fi.
 Memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan.
 Pengiriman menjadi sangat cepat.
 Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detail dalam
hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu.
 Memberi tempat bagi para pelanggan lain di electronic community dan
bertukar pikiran serta pengalaman.

5 Mutiara Puspa Garini,Muhammad Iqbal Fasa, Suharto. 2022. Pemanfaatan E-Commerce Dalam

Pengembangan Bisnis Menurut Perspektif Ekonomi Islam Di Era Covid 19. Jurnal Bina Bangsa Ekonmika:
Vol. 15, No. 01

6
 Memudahkan persaingan yang ada pada akhirnya akan menghasilkan
diskon secara substansial.
Menurut Suyanto selain manfaat terhadap organisasi, konsumen e-commerce
juga mempunyai manfaat bagi masyarakat, antara lain :
 Memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak harus
keluar rumah untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan arus
kepadatan lalu lintas di jalan serta mengurangi polusi udara.
 Memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga lebih
rendah.
 Memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan wilayah
pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah
mereka dapatkan tanpa e-commerce
B. E-Commerce Dalam Perspektif Islam
Dalam islam, jual beli termasuk dalam salah satu bentuk muamalah yang
telah di atur dalam mekanismenya menurut dasar-dasar hukum islam, yaitu al-
quran dan hadist. Praktik jual beli tersebut harus berdasarkan dengan ekonomi
islam, praktik jual beli tersebut harus bisa memenuhi syarat-syarat yang di atur
dalam hukum islam yaitu orang yang menandatangani akad harus sudah baligh
(sudah baligh). Menurut Hendiana and AlySetiap Transaksi dalam islam harus
didasarkan pada prinsip kehendak antara kedua belah pihak (kepuasam yang
sama). Harus memilih informasi yang sama agar tidak ada pihak yang merasa
dicurangi atau di khianati karena da tadlis dimana salah satu pihak tidak dapat
mengetahui informasi pihak lain. Tadlis tersebut terjadi dalam beberapa situasi
yaitu: kuantitas, kualitas, harga, dan waktu pengiriman.
 Hukum dasar bisnis online sama dengan jual beli atau pun akad salam.
Hal tersebut telah di izinkan oleh islam. Bisnis online bisa dinyatakan
haram jika: Sistemnya haram, misalnya money game, karena perjudian
adalah haram baik di akhirat atau pun di udara (online)
 Barang dan jasa yang menjadi objek transaksi yaitu barang yang
dilarang
 Jika melanggar kesepakatan atau mengandung unsur penipuan

7
 Dari hal-hal lain yang tidak bermanfaat tetapi menimbulkan kerugian.
Sebagai dasar hukum muammalah menurut islam, bisnis online
diperbolehkan selama tidak mengandung unsur-unsur yang dapat
merugikan seperti: riba, kezaliman, penipuan dan lainnya. 6
Menurut para ulama kontemporer, istilah e-commerce bisa dipersamakan
dengan istilah perdagangan salam, yaitu jual-beli dimana barang yang dijual
tidak kelihataan dzatnya, hanya ditentukan sifatnya yang masih dalam
tanggungan si penjual. Pendapat tersebut mengacu pada, kesamaan
karakteristik antara e-commerce dengan jual –beli salam. Misalnya: ada
konsumen (consumers); pedagang (merchant); barang sudah ada walaupun
masih dalam tanggungan penjual ; uang dan; sighat, yang dalam hal ini
diilustrasikan dalam bentuk format baku dan kesepakatan ketika pembeli
meng-klik kata ”setuju” atau ”OK”
Perbedaannya hanya terletak pada, tidak bertemunya antara penjual dan
pembeli dalam satu majlis. Model perdagangan salam sebenarnya telah
diikenal dalam Islam sejak lama. Menurut para ulama perdagangan salam, sah
menurut hukum Islam apabila dilakukan dengan itikad baik; prinsip saling
tolong menolong ; saling ridla (tidak ada paksaan) dan; sesuai dengan rukun
dan syarat. Rukun jual-beli salam, antara lain: ada penjual dan pembeli, barang
dan uang dan sighat ( lafalz Aqad). Sedangkan syarat jual – beli salam, antara
lain: uang dibayar dimajlis akad (dibayar terlebih dahulu); barang menjadi
utang si penjual; barang ada sesuai waktu yang diperjanjikan; barang jelas
ukurannya, takaran, timbangan atau bilangan ; disebutkan sifatsifat barang
secara jelas dan; disebut tempat menerimanya.
Hal tersebut dipertegas oleh Fatwa DSN MUI No: 05/DSNMUI/IV/2000
tentang jual-beli salam, yang menyatakan bahwa: ” Akad dalam jual-beli salam
adalah sah apabila memuat secara rinci dan jelas mengenai ketentuan
pembayaran dan ketentuan produk yang dijual sesuai dengan kesepakatan
kedua pihak. Apabila dalam pelaksanaan akad tidak memenuhi isi yang telah

6 Mutiara Puspa Garini,Muhammad Iqbal Fasa, Suharto. 2022. Pemanfaatan E-Commerce Dalam
Pengembangan Bisnis Menurut Perspektif Ekonomi Islam Di Era Covid 19. Jurnal Bina Bangsa Ekonmika:
Vol. 15, No. 01

8
diperjanjikan, maka pembatalan salam boleh dilakukan selama tidak merugikan
kedua pihak
. Bila dilihat dari sistem operasionalnya, maka e-commerce menurut
kacamata fikih kontemporer merupakan alat, media, metode teknis ataupun
sarana (wasilah) yang dalam kaidah syari‟ah bersifat flesibel, dinamis, dan
variable. Hal ini termasuk unmurid dunya (persoalan teknis keduniawian)
selama dalam koridor syari‟ah kepada umat islam untuk menguasai dan
memanfaatkan perkembangan zaman demi kemakmuran.
Ada lima tahap yang harus dilakukan untuk mengetahui validitas transaksi
e-commerce, yaitu:
1) Mengajukan kontrak (at-ta‟aqud)
Ini adalah tahap pertama yang harus dilakukan dimana kedua belah
pihak mengecek adanya empat pillar yang mengikat kontrak, yaitu:
sighat (ijab qabul), dua pihak yang melakukan transaksi, barang yang
diperjualbelikan, dan ungkapan yang harus disepakati. Jika pemilik
produk tidak bisa hadir, maka seorang agen harus memastikan bahwa
perusahaan tersebut benar-benar ada. Sehubungan dengan barang yang
menjadi objek transaksi, selain syarat yang berlaku pada objek pada
umumnya, dalam e-commerce, dimana transasksi dilakukan cia internet,
maka barang tersebut harus tersedia di suatu tempat di pasar global.
2) Memastikan validitas (shiha)
Selama proses validitas, kontrak tersebut harus bebas dari elemen bunga
(riba), ketidak pastian (gharar), penipuan, pemaksaan, atau salah satu
dari jenis perjudian (maisir).
3) Implementasi/ pelaksanaan (Nafadz)
Dalam tahap ini, ada dua hal utama yang harus dilakukan: orang yang
menawarkan produk adalah pemilik produk itu sebenarnya dan
memiliki hak penuh terhadap barang tersebut. Barang tersebut terbebas
dari semua hutang-piutang dan mengikat (Ilzaam). Dalam tahap ini,
kedua pihak harus menandatangani kontrak yang mengikat. Sebelum
menandatangani kontrak, pembeli harus memeriksa perusahaan
(penjual) dan produk yang dijual melalui agen atau pihak lain. Hal ini

9
dilakukan karena konseumen tidak bisa melihat secara langsung kondisi
barang, dan website bisa selalu dikembangkan. Setelah menandatangani
kontrak, pembeli harus menyimpan copy dari kontrak tersebut untuk
menghindari manipulasi.
4) Pengiriman
Tahapan Ini adalah tahapan dimana kedua pihak harus saling menukar
antara barang dan harga yang harus dibayarkan. Pada umumnya, e-
commerce menggunakan kartu kredit, namun muslim harus
menghindari pemakaian kartu kredit yang mengandung riba, dan
mencari alternatif pembayaran yang lain, seperti pembayaran melalui
bank. Setelah menerima produk, konsumen juga harus memeriksa dan
mengkonfirmasikan apakah barang yang diterima sesuai dengan kondisi
dan spesifikasi yang disepakati. Dalam Islam, ada beberapa opsi yang
dilakukan jika hal ini terjadi, yaitu dengan khiyar.
5) Pembayaran
untuk transaksi e-commerce pada umumnya dengan kartu kredit. Dalam
Islam, jika diasumsikan bahwa penggunaan kartu kredit adalah halal,
maka pembeli harus membayar harga secara keseluruhan sebelum
tanggal yang ditentukan. Bagaimanapun, masalah utama dalam
keabsahan e-commerce menurut pandangan Islam adalah dimana
konsumen hanya membayar 15% dari syarat minimum, smeentara bank
yang mengeluarkan akan menagih sebesar 2% setiap bulan dari neraca
yang ada. Untuk itulah, solusi dari Islam adalah murabahah. 7

7 Ardiana Hidayah. 2019. Jual Beli E-Commerce Dalam Persfektif Hukum Islam. Vol 17 No 1

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Transaksi dalam e-commerce merupakan satu rangkaian yang dinamis
pada teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan,
konsumen dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan
perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara
elektronik. Pandangan Hukum Islam pada jual beli e-commerce adalah boleh,
jika sesuai dengan kaidah fikih dalam prinsip dasar transaksi muamalah dan
persyaratannya selama tidak dilarang oleh syariah atau bertentangan dengan
dalil. Oleh karena itu, hukum transaksi dengan menggunakan media e-
commerce adalah boleh berdasarkan prinsip maslahah dalam rangka
pemenuhan kebutuhan manusia dengan memanfaatkan perkembangan dan
kemajuan teknologi. Kegiatan e-commerce harus sesuai syariah dengan cara
menghindari penyimpangan-penyimpangan secara teknis
B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
kritik, saran dan usulan dari pembaca demi perbaikan makalah yang telah
penulis buat di waktu yang akan mendatang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aco, Ambo & Andi Hutami Endang. Analisis Bisnis E-Commerce pada
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. SAINSTEK
UINAM. Diakses 2023

Garini, Mutiara Puspa&Muhammad Iqbal Fasa, Suharto. 2022. Pemanfaatan E-


Commerce Dalam Pengembangan Bisnis Menurut Perspektif Ekonomi
Islam Di Era Covid 19. Jurnal Bina Bangsa Ekonmika: Vol. 15, No. 01

Hidayah, Ardiana. 2019. Jual Beli E-Commerce Dalam Persfektif Hukum Islam.
Vol 17 No 1

Rahmidani, Rose. 2015. Penggunaan E-Commerce Dalam Bisnis Sebagai Sumber


Keunggulan Bersaing Perusahaan. Padang:Universitas Negeri Padang

12

Anda mungkin juga menyukai