Anda di halaman 1dari 3

Nama : Raydo Nur Widodo

Nim : 044516017

Tugas 3. Hukum Ketenagakerjaan

1. Uraikan perkembangan Peraturan Perundang-undangan penyelesaian hubungan industrial yang


pernah dan masih berlaku di Indonesia !
Jawab:

Di Indonesia, perkembangan Peraturan Perundang-undangan yang mengatur penyelesaian


hubungan industrial telah mengalami beberapa tahap. Berikut adalah uraian singkat mengenai
perkembangan tersebut:

1. Peraturan Perundang-undangan Awal:


Pada awal kemerdekaan Indonesia, tidak ada peraturan khusus yang mengatur hubungan
industrial. Namun, beberapa peraturan yang terkait dengan tenaga kerja dan ketenagakerjaan
telah diterapkan, seperti UU No. 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Perusahaan Negara dan
Perusahaan Umum. Peraturan ini belum secara spesifik mengatur penyelesaian perselisihan
hubungan industrial.

2. Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh:


Pada tahun 2000, Indonesia menerbitkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 yang mengatur
Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Undang-undang ini memberikan dasar hukum bagi serikat
pekerja/serikat buruh untuk melindungi hak dan kepentingan anggotanya. Namun, undang-
undang ini belum secara rinci mengatur penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

3. Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial:


Pada tahun 2004, Indonesia mengesahkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Undang-undang ini memberikan landasan
hukum yang komprehensif untuk menyelesaikan perselisihan hubungan industrial. Beberapa hal
yang diatur dalam undang-undang ini antara lain prosedur penyelesaian perselisihan,
pembentukan Dewan Pengupahan, perlindungan hak-hak pekerja, serta pengaturan pemogokan
dan lockout.

4. Penyempurnaan dan Perubahan Peraturan:


Seiring berjalannya waktu, terdapat perubahan dan penyempurnaan peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan industrial di Indonesia. Misalnya, pada tahun 2011, diterbitkan Peraturan
Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan yang mengatur sistem pengupahan di
Indonesia. Pada tahun 2019, terbit pula Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 9 Tahun 2019
tentang Tata Cara Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial secara bipartit, mediation, dan
industrial relations court, yang memberikan alternatif penyelesaian perselisihan hubungan
industrial.
2. Uraikan bagaimana prosedur dan tahapan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial !
Jawab :

Prosedur dan tahapan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Berikut adalah tahapan-tahapan umum yang biasanya dilakukan dalam penyelesaian perselisihan
hubungan industrial:

1. Tahap Perselisihan Individual:

Jika terjadi perselisihan antara pekerja/buruh dan pengusaha secara individual, tahap
penyelesaiannya biasanya melibatkan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Musyawarah: Pihak pekerja/buruh dan pengusaha melakukan upaya musyawarah secara
langsung untuk mencapai kesepakatan penyelesaian perselisihan. Musyawarah ini
dilakukan dengan itikad baik dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang relevan.
b. Mediasi: Jika musyawarah tidak mencapai kesepakatan, pihak-pihak dapat meminta
bantuan mediator untuk membantu mencapai kesepakatan penyelesaian. Mediator ini
biasanya berasal dari Dewan Pengupahan atau lembaga mediator yang ditunjuk.

2. Tahap Perselisihan Kolektif:

Jika perselisihan melibatkan serikat pekerja/serikat buruh dan pengusaha sebagai entitas kolektif,
prosedur penyelesaiannya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Musyawarah Perundingan: Serikat pekerja/serikat buruh dan pengusaha melakukan
musyawarah perundingan untuk mencapai kesepakatan melalui perundingan kolektif.
Dalam tahap ini, pihak-pihak dapat dibantu oleh mediator jika diperlukan.
b. Mediasi: Jika musyawarah perundingan tidak mencapai kesepakatan, pihak-pihak dapat
meminta bantuan mediator untuk membantu mencapai kesepakatan penyelesaian.
c. Pengadilan Hubungan Industrial: Jika mediasi tidak berhasil, pihak yang bersengketa
dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial untuk mendapatkan
putusan yang mengikat.

3. Tahap Penyelesaian Perselisihan oleh Pengadilan Hubungan Industrial:

Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan melalui musyawarah atau mediasi, pihak yang
bersengketa dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial. Proses penyelesaian
perselisihan di pengadilan meliputi langkah-langkah berikut:
a. Pendaftaran Gugatan: Pihak yang bersengketa mengajukan gugatan secara tertulis ke
Pengadilan Hubungan Industrial dan melampirkan bukti-bukti yang relevan.
b. Persidangan: Pengadilan Hubungan Industrial akan mengadakan persidangan untuk
mendengarkan argumen dan bukti dari kedua belah pihak serta melakukan pembuktian.
c. Putusan: Pengadilan Hubungan Industrial akan memberikan putusan yang mengikat
kepada kedua belah pihak. Putusan ini dapat berupa pengakuan hak, pembayaran
kompensasi, pemutusan hubungan kerja, atau tindakan lain yang sesuai dengan hukum
ketenagakerjaan.

Tahapan penyelesaian perselisihan hubungan industrial ini dapat berbeda-beda tergantung pada
kompleksitas dan sifat perselisihan yang terjadi. Selain itu, terdapat juga alternatif penyelesaian
perselisihan lain seperti arbitrase dan negosiasi yang dapat dipilih oleh pihak-pihak yang
bersengketa.
Sumber :

- BMP ADB14336 Hukum Ketenagakerjaan


- Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 9 Tahun 2019 tentang Tata Cara
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
- Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial.

Anda mungkin juga menyukai