Tugas 3. Hukum Ketenagakerjaan
Tugas 3. Hukum Ketenagakerjaan
Nim : 044516017
Prosedur dan tahapan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Berikut adalah tahapan-tahapan umum yang biasanya dilakukan dalam penyelesaian perselisihan
hubungan industrial:
Jika terjadi perselisihan antara pekerja/buruh dan pengusaha secara individual, tahap
penyelesaiannya biasanya melibatkan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Musyawarah: Pihak pekerja/buruh dan pengusaha melakukan upaya musyawarah secara
langsung untuk mencapai kesepakatan penyelesaian perselisihan. Musyawarah ini
dilakukan dengan itikad baik dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang relevan.
b. Mediasi: Jika musyawarah tidak mencapai kesepakatan, pihak-pihak dapat meminta
bantuan mediator untuk membantu mencapai kesepakatan penyelesaian. Mediator ini
biasanya berasal dari Dewan Pengupahan atau lembaga mediator yang ditunjuk.
Jika perselisihan melibatkan serikat pekerja/serikat buruh dan pengusaha sebagai entitas kolektif,
prosedur penyelesaiannya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Musyawarah Perundingan: Serikat pekerja/serikat buruh dan pengusaha melakukan
musyawarah perundingan untuk mencapai kesepakatan melalui perundingan kolektif.
Dalam tahap ini, pihak-pihak dapat dibantu oleh mediator jika diperlukan.
b. Mediasi: Jika musyawarah perundingan tidak mencapai kesepakatan, pihak-pihak dapat
meminta bantuan mediator untuk membantu mencapai kesepakatan penyelesaian.
c. Pengadilan Hubungan Industrial: Jika mediasi tidak berhasil, pihak yang bersengketa
dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial untuk mendapatkan
putusan yang mengikat.
Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan melalui musyawarah atau mediasi, pihak yang
bersengketa dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial. Proses penyelesaian
perselisihan di pengadilan meliputi langkah-langkah berikut:
a. Pendaftaran Gugatan: Pihak yang bersengketa mengajukan gugatan secara tertulis ke
Pengadilan Hubungan Industrial dan melampirkan bukti-bukti yang relevan.
b. Persidangan: Pengadilan Hubungan Industrial akan mengadakan persidangan untuk
mendengarkan argumen dan bukti dari kedua belah pihak serta melakukan pembuktian.
c. Putusan: Pengadilan Hubungan Industrial akan memberikan putusan yang mengikat
kepada kedua belah pihak. Putusan ini dapat berupa pengakuan hak, pembayaran
kompensasi, pemutusan hubungan kerja, atau tindakan lain yang sesuai dengan hukum
ketenagakerjaan.
Tahapan penyelesaian perselisihan hubungan industrial ini dapat berbeda-beda tergantung pada
kompleksitas dan sifat perselisihan yang terjadi. Selain itu, terdapat juga alternatif penyelesaian
perselisihan lain seperti arbitrase dan negosiasi yang dapat dipilih oleh pihak-pihak yang
bersengketa.
Sumber :