Materi KKD 6.1
Materi KKD 6.1
Penyusun :
Yuli Trisetiyono
1
MATERI KETERAMPILAN
PEMASANGAN DAN PENCABUTAN
AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM) DAN AKBK (ALAT
KONTRASEPSI BAWAH KULIT)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Mahasiswa mampu mempraktekkan dan memiliki keterampilan memasang
maupun mencabut kontrasepsi AKDR dan AKBK
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1. Mahasiswa mampu melakukan edukasi dalam memilihkan alat
kontrasepsi AKDR dan AKBK kepada klien yang tepat
2. Mahasiswa mampu mempraktekkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
untuk mengetahui kelayakan klien yang akan dipasang AKDR atau
AKBK
3. Mahasiswa mampu mempraktekkan langkah-langkah pemasangan
AKDR
4. Mahasiswa mampu mempraktekkan langkah-langkah pencabutan
AKDR
5. Mahasiswa mampu mempraktekkan langkah-langkah pemasangan
AKBK
6. Mahasiswa mampu mempraktekkan langkah-langkah pencabutan
AKBK
7. Mahasiswa mampu melakukan edukasi pasca tindakan pemasangan
maupun pasca pencabutan AKDR dan AKBK
BAHAN AJAR
1. Slide gambar pemasangan dan pencabutan AKDR
2. Slide gambar pemasangan dan pencabutan AKBK
3. Video pemasangan dan pencabutan AKDR
4. Video pemasangan dan pencabutan AKBK
5. Peraga pemasangan dan pencabutan AKDR
6. Peraga pemasangan dan pencabutan AKBK
SATUAN ACARA PRAKTIKUM
1. Instruktur mengecek absensi kehadiran mahasiswa
2. Instruktur memilih 2 mahasiswa secara acak untuk mempraktekkan
pemasangan dan pencabutan AKDR
3. Instruktur memilih 2 mahasiswa secara acak untuk mempraktekkan
pemasangan dan pencabutan AKBK
4. Instruktur memandu mahasiswa untuk diskusi mengenai bahan ajar
(instruktur dapat memilih salah satu mahasiswa untuk memimpin
diskusi)
5. Peserta mempraktekkan pemasangan dan pencabutan AKDR dan
AKBK satu persatu dan instruktur menilai sesuai checklist
2
MATERI I
KETERAMPILAN PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR
A. PENGERTIAN AKDR
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik
yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan
dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang.
B. JENIS – JENIS AKDR
1. AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. Karena itu berpuluh-
puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama
yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastic
(polietilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.
a. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi
1. Bentuk terbuka (oven device)
- -
3
E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AKDR
1. Keuntungan AKDR
• Efektifitas tinggi
• Segera efektif setelah pemasangan
• Metode jangka panjang (proteksi 10 tahun untuk CuT380A)
• Tidak membutuhkan kepatuhan
• Tidak mempengaruhi hubungan seksual
• Tidak ada efek samping hormonal
• Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
• Dapat dipasang segera setelah persalinan atau abortus (jika tidak
ada infeksi)
• Dapat digunakan sampai dengan menopause
• Tidak ada interaksi obat-obatan
2. Kerugian AKDR
• Perubahan siklus haid
• Haid lebih lama dan banyak
• Perdarahan(spotting) antarmenstruasi
• Disaat haid lebih sakit
• Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan
• Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan
benar)
• Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
• Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan
• Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
• Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR
untuk mencegah kehamilan normal.
F. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI AKDR
1. Yang dapat menggunakan AKDR
• Usia reproduktif
• Keadaan nullipara
• Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
• Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
• Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
• Setelah mengalami aborsi dan tidak ada infeksi
• Resiko rendah dari IMS
• Tidak menghendaki metode hormonal
• Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
• Perokok
• Sedang memakai antibiotika atau antikejang
• Gemuk ataupun yang kurus
• Sedang menyusui
• Penderita tumor jinak payudara
• Penderita kanker payudara
4
• Pusing – pusing, sakit kepala
• Hipertensi
• Varises tungkai atau vulva
• Penderita penyakit jantung
• Riwayat stroke
• Penderita diabetes melitus
• Penderita penyakit hati atau empedu
• Skostomiasis tanpa anemia
• TBC non pelvik
• Epilepsi
• Malaria
• Penyakit tiroid
• Setelah kehamilan ektopik
• Setelah pembedahan pelvik
2. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR
• Sedang hamil
• Perdarahan vagina yang tidak diketaui
• Sedang menderita infeksi genitalia
• Tiga bulan terakhir mengalami penyakit radang panggul atau
abortus septik
• Kelainan bawaan uterus atau tumor jinak uterus yang
mempengaruhi kavum uteri
• Penyakit trifoblas yang ganas
• Diketahui menderita TBC velvik
• Kanker alat genital
• Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm
G. WAKTU PEMASANGAN
• Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan bahwa klien
tidak hamil
• Hari ke-5 haid
• Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4
minggu pasca persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan MAL
• Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila
tidak ada gejala infeksi
• Selama hari 1-5 pasca senggama yang tidak terlindungi
H. PETUNJUK BAGI KLIEN
• Kembali memeriksakan diri setelah 4 minggu pemasangan AKDR
• Selama bulan pertama menggunakan AKDR, periksalah benang AKDR
secara rutin, terutama setelah haid
• Setelah bulan pertama, hanya perlu memeriksa keberadaan benang
apabila
o Kram perut bawah
o Perdarahan / spotting di antara haid atau setelah senggama
o Nyeri saat senggama atau pasangan merasakan tidak nyaman
selama melakukan hubungan seksual
5
• CuT380A perlu dilepas setelah 10 tahun, tetapi dapat dilakukan lebih
awal jika menginginkan. Jika setelah 10 tahun, klien dapat
melanjutkan pemakaian AKDR dengan langsung mengganti dengan
yang baru pasca pencabutan
• Disarankan kembali ke klinik jika
o Tidak dapat meraba benang AKDR
o Merasakan bagian yang keras dari AKDR
o AKDR terlepas
o Siklus terganggu atau berubah
o Adanya pengeluaran cairan vagina
o Adanya infeksi
I. ALAT – ALAT YANG DIPERLUKAN
a. Alat untuk pemasangan AKDR
• Spekulum cocor bebek (ukuran kecil, sedang dan besar)
• Tenakulum
• Sonde uterus
• Forsep/korentang
• Gunting
• Mangkuk untuk cairan antiseptik
• Sarung tangan steril / DTT
• Cairan antiseptik (povidone iodine)
• Kasa steril
• Sumber cahaya yang cukup (lampu periksa/senter)
• IUD Cu T 380 A dalam kemasan yang belum terbuka
• Manekin panggul ginekologi
• Manekin uterus
b. Alat untuk pencabutan AKDR
• Spekulum cocor bebek (ukuran kecil, sedang dan besar)
• Tenakulum
• Sonde uterus
• Forsep/korentang
• Klem panjang
• Mangkuk untuk cairan antiseptik
• Sarung tangan steril / DTT
• Cairan antiseptik (povidone iodine)
• Kasa steril
• Sumber cahaya yang cukup (lampu periksa/senter)
• IUD Cu T 380 A yang sudah terbuka
• Manekin panggul ginekologi
• Manekin uterus
6
MATERI II
KETERAMPILAN PEMASANGAN DAN PENCABUTAN ALAT
KONTRASEPSI BAWAH KULIT
A. PENGERTIAN AKBK
Kontrasepsi implan adalah suatu alat kontrasepsi bawah kuit yang
mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastik silicon
(polydimethyl siloxane) yang berisi hormon golongan progesteron yang
dimasukkan dibawah kulit lengan kiri atas bagian dalam yang berfungsi
untuk mencegah kehamilan beberapa tahun.
B. JENIS – JENIS AKBK
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan
lama kerja 5 tahun.
2. Implanon
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- keto- desogestrel dan lama
kerja 3 tahun.
3. Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mm levonorgestrel dengan
lama kerja 3 tahun.
Untuk selanjutnya, kontrasepsi implan yang akan dipakai dalam
keterampilan klinik dasar ini adalah jenis Indoplant 2 batang dengan
efektifitas 3 tahun.
C. CARA KERJA AKBK
• Lendir servik menjadi lebih kental.
• Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
• Menghalangi terjadinya ovulasi
• mengurangi transportasi sperma.
D. EFEKTIFITAS AKBK
• Efektifitas tinggi dengan kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan
E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AKBK
1. Keuntungan AKBK
a. Keuntungan kontrasepsi :
• Daya guna tinggi
• Perlindungan jangka panjang
• Kembalinya kesuburan cepat setelah pencabutan
• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
• Bebas dari pengaruh estrogen
• Tidak mengganggu kegiatan senggama
• Tidak mengganggu ASI
• Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
7
• Dapat dicabut setiap saat
b. Keuntungan non-kontrasepsi
• Mengurangi nyeri haid
• Mengurangi jumlah perdarahan haid
• Mengurangi kejadian anemia
• Melindungi dari kanker endometrium
• Menurunkan angka kejadian tumor jinak payudara
• Meburunkan kejadian endometriosis
2. Kerugian AKBK
• Kebanyakan menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorea, serta amenorea
• Kadang-kadang timbul keluhan
• Nyeri kepala
• Peningkatan atau penurunan berat badan
• Nyeri payudara
• Perasaan mual
• Perubahan mood dan kegelisahan
• Membutuhkan tindakan pembedahan untuk pencabutannya
• Tidak melindungi dari IMS
• Efektifitas berkurang jika berinteraksi dengan obat TBC dan epilepsi
• Meningkatkan kejadian kehamilan ektopik
F. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI AKBK
1. Yang boleh menggunakan Kontrasepsi Implan
• Usia reproduksi
• Telah memiliki anak ataupun belum
• Menghendaki kontrasepsi yang efektif dan pemakaian jangka
panjang
• Postpartum atau menyusui
• Pasca keguguran
• Tidak ingin punya anak lagi tapi menolak steril
• Tekanan Darah < 180/110 mmHg, tidak ada masalah pembekuan
darah, anemia bulan sabit
• Kontra indikasi terhadap kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen
• Sering lupa mengunakan pil
2. Yang tidak diperkenankan menggunakan Kontrasepsi Implan
• Hamil atau diduga hamil
• Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
• Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
• Tromboflebitis aktif atau penyakit tromboemboli
• Penyakit hati akut
• Tumor/neoplasma ginekologi
• Penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus
8
G. WAKTU PEMASANGAN
• Insersi dapat dipasang kapan saja selama dipastikan klien tidak hamil
• Jika dipasang pada haid hari ke-2 sd hari ke-7, tidak memerlukan
kontrasepsi tambahan
• Jika dipasang setelah hari ke-7 maka klien diminta abstinensia atau
menggunakan kontrasepsi tambahan selama 7 hari
• Dapat digunakan pasca persalinan dan pasca abortus
• Jika klien beralih dari kontrasepsi injeksi 3 bulanan, dapat dilakukan
pemasangan pada jadwal suntikan
H. PETUNJUK BAGI KLIEN
• Daerah insersi harus dipertahankan kering dan bersih selama 48 jam
pertama untuk mencegah infeksi luka
• Perlu dijelaskan bahwa dapat terjadi rasa perih, pembengkakan, atau
lebam pada insisi
• Pekerjaan rutin harian dapat dilakukan, tetapi menghindari benturan,
gesekan atau penekanan pada daerah insersi
• Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester luka
dipertahankan sampai luka sembuh (sekitar 5 hari)
• Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan
penekanan yang wajar
• Efek kontrasepsi akan timbul beberapa jam setelah insersi dan
berlangsung sampai dengan 3 tahun, dan akan berakhir sesaat setelah
diangkat
• Pada 6 sampai 12 bulan pertama sering terdapat gangguan pola haid yang
dapat diikuti berhentinya haid sama sekali pada sebagian perempuan
• Obat-obatan TBC dan anti epilepsi dapat menurunkan efektifitas
• Efek samping berupa sakit kepala, penambahan berat badan dan nyeri
payudara tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya
• Implan indoplant 2 batang dicabut setelah 3 tahun, dan dapat dicabut
lebih awal jika dikehendaki
• Jika implan dicabut sebelum 3 tahun, dapat meningkatkan risiko
kehamilan ektopik
• Implan tidak melindungi klien dari IMS, jika pasangan mempunyai risiko,
perlu menggunakan kondom
• Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau
hendak mencabut implan.
• Klien dianjurkan kembali ke klinik apabila ada keluhan :
o Jika ditemukan tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau
rasa sakit yang menetap selama beberapa hari
o Amenorea yang disertai nyeri perut bawah
o Perdarahan banyak dari jalan lahir
o Rasa nyeri pada lengan daerah insersi
o Luka insisi mengeluarkan darah atau nanah
o Ekspulsi batang implan
o Sakit kepala hebat atau penglihatan kabur
o Nyeri dada hebat
o Dugaan kehamilan
9
I. ALAT – ALAT YANG DIPERLUKAN
a. Alat untuk pemasangan AKBK
• Batang implanon dalam kantong
• Doek lubang steril
• Sarung tangan steril atau DTT
• Sabun cuci tangan
• Cairan antiseptik (povidone iodine) dalam mankuk
• Cairan anestesi lokal (lidocain 1%)
• Spuit 5cc
• Trokar dan mandrin
• Skalpel no 11 atau 15
• Kasa pembalut, band aid, atau plester luka
• Kasa steril
• Epinefrin untuk persiapan jika terjadi syok
• Bak instrumen
• Manekin lengan
b. Alat untuk pencabutan AKDR
• Batang implanon
• Doek lubang steril
• Sarung tangan steril atau DTT
• Sabun cuci tangan
• Cairan antiseptik (povidone iodine) dalam mankuk
• Cairan anestesi lokal (lidocain 1%)
• Spuit 5cc
• Skalpel no 11 atau 15
• Kasa pembalut, band aid, atau plester luka
• Kasa steril
• Epinefrin untuk persiapan jika terjadi syok
• Klem lengkung dan lurus
• Klem U
• Bak instrumen
• Manekin lengan
KB:
hehamilar
Moncegah
1. Posisi litotomi, vu hosong,
Sch TTD informed consent, lampur nyala
2. Pahe apron &
hacamata
1&9x melebihiphalang distal)
3 tenabulum
(jari
sonde (jari & 3
spehulun
bor
gunting hassa)
(that
her ovarium pinset
FUD
10
PANDUAN BELAJAR
I. KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING PEMASANGAN AKDR
LANGKAH / KEGIATAN
Konseling Awal & Metode Khusus
1 Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan
kedatangannya
2 Bila belum dilakukan konseling, berikan konseling sebelum melakukan
pemasangan AKDR
a. informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia, keuntungan &
keterbatasan
b. bantu klien untuk memilih jenis kontrasepsi yang diinginkan
3 Pastikan bahwa klien memilih AKDR, jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek
samping pemakaian AKDR Cu T 380A
Konseling pra pemasangan & seleksi klien
4 Lakukan anamnesis untuk memastikan tidak ada masalah kondisi kesehatan
sebagai pemakai AKDR
• Tanggal haid terakhir (HPHT), lama haid, pola perdarahan haid
• Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
• Riwayat kehamilan ektopik
• Nyeri yang hebat setiap haid
• Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau Ht < 30 )
• Riwayat infeksi di area genital, penyakit menular seksual ( PMS ) atau
infeksi panggul
• Berganti – ganti pasangan ( Risiko IMS tinggi )
• Kanker serviks
5 Jelaskan apa yang dilakuan dan persilakan klien untuk mengajukan pertanyaan
(
(jam 5&7)
13 Lakukan pemeriksaan spekulum (pale HS steril specula basic gel) +
ODm
Who sampe 11
desintilisidiv rentum
ups ganti
marehin FK 6
=
cm
Gambar 1. Teknik Memasukkan lengan AKDR CuT380A dalam kemasan steril
wei tgn
Ig, pake S
Tindakan Pemasangan AKDR
18 Pakai sarung tangan yang baru
a
-
19 Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
20 Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2-3 kali
21 Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (dijam 1/Iam 1)
22 Masukkan sonde uterus dengan tehnik "tidak menyentuh" (no touch nempe
lendin
technique) untuk mengukur kedalaman kavum uteri -> di lihat
23 Geser leher biru pada tabung inserter sesuai hasil pengukuran kedalaman
tosonde
I
uterus, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
sesuain sama he alman sonde
bag. dim
tan his
megany bungun12
bane pegang
24 Insersi AKDR :
• Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyetuh permukaan
yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya terdorong.
• Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horisontal (sejajar
lengan AKDR). Sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum,
masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai leher biru
menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan.
• Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan.
• Pasang AKDR dengan menggunakan tehnik withdrawal (yaitu menarik
keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap
menahan pendorong).
• Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke
serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya
tahanan
Gambar 2. Memasukkan AKDR dengan Metode Tarik
25 Gunting benang AKDR 3-4 cm, lepas dan keluarkan tenakulum dan spekulum
Tindakan Pasca Pemasangan
26 Rendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit
27 Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai ke tempat yang sudah disediakan
28 Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5%, buka dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
29 Cuci tangan dengan air dan sabun
30 Amati klien selama 15 menit sebelum memperbolehkannya pulang
13
Konseling Pasca Pemasangan
31 Ajarkan klien cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus dilakukan
• Setiap saat merasakan ada yang mengganjal didalam vagina
• Selesai menstruasi
• Setelah memotong kuku dan mencuci bersih tangan, pada posisi
jongkok, masukkan jari tengah untuk meraba benang sampai ke
pangkal (portio)
• Jika tidak menemukan benang atau benang memanjang atau teraba
batang AKDR, segera memeriksakan diri ke klinik
32 Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
14
12 Jepit benang yang dekat serviks dengan klem dan tarik keluar benang dengan
mantap tetapi hati-hati untuk mengeluarkan AKDR
Gambar 3. Pencabutan AKDR
13 Tunjukkan AKDR tersebut kepada klien, kemudian rendam dalam klorin 0,5%
14 Keluarkan spekulum dengan hati-hati
Tindakan Pasca Pencabutan
15 Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai kedalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit untuk dekontaminasi
16 Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempat yang sudah
disediakan
17 Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
0.5 %, kemudian lepaskan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin
tersebut
18 Cuci tangan dengan air dan sabun
Konselig Pasca Pencabutan
19 Diskusikan apa yang harus dilakukan apabila klien mengalami masalah akibat
pencabutan
20 Lakukan konseling untuk metode kontrasepsi yang lain bila klien ingin
mengganti yang baru
21 Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru atau beri alat
kontrasepsi sementara sampai klien dapat memutuskan alat konrasepsi baru
yang akan dipakai
22 Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR
15
trohar, sca
(pel warna putit, quinting, jas 3CC,
didehain, betadine, hassa, adn, IUD
hasse III. KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING PEMASANGAN IMPLAN
almos
LANGKAH / KEGIATAN
with
Konseling Pra Pemasangan
pas 1 Sapa klien dengan ramah dan hangat
2 Tanyakan tujuan reproduksi dan alasan penggunaan Implan
1
• Tidak sedang hamil dominan yg mana
• Selama haid (dalam waktu 7 hari pertama siklus haid),
hyd • Pascapersalinan (3-4 minggu), bila tidak menyusukan bayinya,
passncy disith
heatestengen
is anghattynaya
7 Tentukan tempat pemasangan Implan yaitu sisi dalam lengan atas tangan yang
tidak aktif, 8 cm diatas lipat siku
alat:
insisinal
with bay.dim
scalpel is
a
lass
anatomis
pinset
trochard (?)
I hapsal implan
steril
dak steril
pola-> untuln ancer
Gambar 4. Tempat pemasangan dan reka posisi implan
8 Beri tanda pada tempat pemasangan
9 Pastikan ketersediaan instrumen steril / DTT dan Implan
Tindakan Pra Pemasangan Kapsul Implan
↓
10 Cuci dan keringkan tangan petugas
11 Pakai sarung tangan steril / DTT
12 Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik
13 Pasang doek steril / DTT di tempat pemasangan Implan
Tindakan Pemasangan Kapsul Implan
14 Suntikkan anestesia lokal secara intrakutan
15 Lanjutkan dengan anestesia subdermal di tempat insisi da alur pemasangan
Implan (masing-masing 1 cc) caspirasitulu, barn dorongl
one
Loudiates
lipatas an
Ititle ago
tBlain
↑/ 16
Gambar 5. Pemberian anestesi
17 Pegang skalpel dengan sudut 45°, buat insisi 2 mm dengan ujung bisturi /
skalpel hingga subdermal (dibuletan 6wh)
18 Masukkan ujung trokar dalam posisi angka menghadap keatas, sudut 45°,
melalui luka insisi, kemudian turunkan menjadi 30° saat memasuki lapisan
subdermal dan sejajar permukaan kulit saat mendorong hingga tanda 1 berada
didalam luka insisi
Gambar 6. Trokar besi
1. Kan Min
Cox
61m)5
nah
campus/
2-2nya hi5/0x
2. Dulizan mna Nanba Gambar 7. Penempatan trokar
3. 19 Keluarkan pendorong dan masukkan kapsul ke dalam trokar. Gunakan ibu jari
17
dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan
ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan, pastikan sarung tangan
tersebut bebas dari bedak atau partikel lain. (Untuk mencegah kapsul jatuh
pada waktu dimasukkan ke dalam trokar, letakkan satu tangan di bawah kapsul
untuk menangkap bila kapsul tersebut jatuh)
20 Masukkan pendorong, dorong kapsul ke dalam trokar
21 Tahan pendorong di tempatnya, kemudian tarik trokar ke arah pangkal
pendorong untuk menempatkan kapsul 1 di subdermal
18
Gambar 10. Peletakan kapsul implan
Tindakan Pasca Pemasangan indul
28 Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian tutup dengan band-aid mentch laka)
trus anti-air
ardh
wasse & plester
habismya luha
sample
&bbb iniGambar 11. Tutup luka
is
LANGKAH / KEGIATAN
1 Sapa klien dengan ramah dan hangat
uddhenanigainoen
2 Tanyakan alasan klien untuk mencabut implan dan rencana KB selanjutnya
Jelaskan proses pencabutan implan dan rencana pasang ulang atau kondisi
3 setelah pencabutan
Persiapan Pencabutan Implan
4 Pastikan klien telah mencuci lengan atas sebersih mungkin
Atur posisi lengan, tentukan lokasi kapsul dan tempat insisi, dengan membuat
5 tanda pada ujung setiap kapsul menggunakan spidol
alat:
Whem
mosquito
shapula
distri
Gambar 12. Meraba kapsul
Gambar 13. Memberi tanda pada kapsul
6 Pastikan ketersediaan instrumen steril atau DTT
Tindakan Pra Pencabutan
7 Cuci dan keringkan tangan
8 Pakai sarung tangan steril atau DTT
9 Usapkan larutan antiseptik di area insisi dan pasang doek steril
20
A. Pencabutan Kapsul dengan Tehnik Dorong dan Jepit ASPERAST
i Suntikkan anestesia intrakutan dan subdermal (bawah kapsul) exitarik
leluar)
Larahin (gzg)
0 o
Gambar 14. Menyuntikkan anestesi di bawah kapsul
ii Uji efek anestesi dan lakukan insisi 2-3 mm pada kulit
(epit)
Gambar 15. Membuat insisi
iii Dorong kapsul ke luka insisi dan jepit ujung kaudal dengan klem lengkung
(mosquito)
Gambar 16. Mendorong dan menjepit kapsul dengan klem ovarium
iv Bersihkan ujung kapsul (bebaskan dari jaringan ikat) dengan menggunakan
pare scalpel
kasa steril atau skalpel, sehingga dapat dijepit dengan pinset/pean
plepasun bln x
>30 mut
21
al
Gambar 17. Membuka jaringan ikat Gambar 18. Membersihkan kapsul
Menggunakan kasa steril dari jaringan ikat dengan
skalpel
v Jepit ujung kapsul yang terbebas dari jaringan ikat menggunakan klem pean
atau pinset anatomis sambil mengendorkan jepitan klem pertama pada
batang kapsul kedua.
Keluarkan kapsul dari lapisan subdermal dan letakkan di dalam wadah yang
telah disediakan
Gambar 19. Menjepit kapsul bebas jaringan ikat dengan klem kedua
Gambar 20. Mencabut kapsul
22
vi Lakukan langkah yang sama untuk mencabut kapsul kedua
B. Pencabutan Kapsul dengan Tehnik Hand Pop Out
i Suntikkan anestesia (0,3cc) intrakutan di tempat insisi dan subdermal
(dibawah 1/4 ujung kapsul)
ii Uji efek anestesi dan lakukan insisi 2-3 mm pada kulit
Gambar 21. Membuat insisi
iii Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya
pada ujung bagian bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat
berada di bawah tempat insisi.
Gambar 22. Menempatkan posisi ujung bawah kapsul berada di bawah insisi
iv Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh
ujung kapsul. Bila perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung kapsul
sambil tetap memegang kapsul dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua ibu jari sehingga
ujung bawah kapsul tampil keluar.
Gambar 23. Memotong jaringan ikat
slitsiang it,
dilalulkan AKPR
to sudah setugn wth 23
Gambar 24. Menampilkan ujung bawah kapsul
Gambar 25. Menampilkan kapsul (popping out)
vi Lakukan langkah yang sama untuk mencabut kapsul kedua
C. Pencabutan Kapsul dengan Tehnik U Klasik
i Lakukan anestesi lokal di tempat insisi dan subdermal dibawah ujung kapsul
dan lakukan uji efek anestesi
Gambar 26. Klem U
ii Tentukan lokasi dan lakukan insisi pada kulit untuk menjepit batang kapsul
dengan klem 'U' atau klem fiksasi
iii Angkat klem 'U' dan presentasikan ujung kapsul sehingga dapat dilakukan
pembebasan jaringan ikat di bagian tersebut
24
Gambar 27. Lokasi insisi dan menjepit batang implan dengan klem U
iv Bersihkan dan dorong jaringan ikat pembungkus kapsul dan jepit ujung
kapsul dengan klem diseksi
Gambar 28. Dorong jaringan ikat yang membungkus kapsul dengan tepi kedua sisi
klem (lengkung atas)
v Tarik keluar ujung kapsul hingg seluruh batang kapsul dapat dikeluarkan dan
letakkan kapsul tersebut pada mangkok
vi Lakukan langkah yang sama untuk mencabut kapsul kedua
Tindakan Pasca Pencabutan
10 Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian tutup dengan band-aid
11 Beri balutan tekan pada tempat insisi dan pemasangan kapsul
12 Lakukan dekontaminasi peralatan dan sampah medis
13 Buang peralatan dan bahan habis pakai ke tempatnya
14 Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
15 Cuci dan keringkan tangan
Konseling Pasca Pencabutan
16 Jelaskan cara merawat luka dan jadwal kontrol
17 Jelaskan kondisi yang menyebabkan klien harus kembali ke klinik
Beri penjelasan terkait dengan pasang ulang atau rencana reproduksi atau
18 pilihan alat kontrasepsi lainnya
19 Observasi selama 5 menit sebelum klien diperbolehkan pulang
25
KEPUSTAKAAN
1. Saifuddin AB, Affandi B, Baharuddin M, Soekir S. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. 2 ed. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2010.
2. Hartanto H. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. 5 ed. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan; 2004.
26
CHECKLIST PENILAIAN
KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING PEMASANGAN AKDR
NILAI
LANGKAH / KEGIATAN
0 1 2
Konseling Awal & Metode Khusus
1 Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan tanyakan
tujuan kedatangannya
2 Bila belum dilakukan konseling, berikan konseling sebelum
melakukan pemasangan AKDR
a. informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia, keuntungan
& keterbatasan
b. bantu klien untuk memilih jenis kontrasepsi yang diinginkan
3 Pastikan bahwa klien memilih AKDR, jelaskan kemungkinan-
kemungkinan efek samping pemakaian AKDR Cu T 380A
Konseling pra pemasangan & seleksi klien
4 Lakukan anamnesis untuk memastikan tidak ada masalah kondisi
kesehatan sebagai pemakai AKDR
5 Jelaskan apa yang dilakuan dan persilakan klien untuk mengajukan
pertanyaan
6 Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemih dan
membersihkan area genital dengan air bersih dan sabun
7 Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan kain bersih
8 Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau
kelainan lainnya di daerah supra pubik
9 Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
10 Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
11 Atur peralatan dan bahan-bahan yang dipakai dalam wadah steril
atau DTT
12 Lakukan pemeriksaan genitalia eksterna, dan palpasi kelenjar
Skene dan Bartolini, amati adanya nyeri atau ”discharge”
13 Lakukan pemeriksaan spekulum
14 Lakukan pemeriksaan bimanual
15 Buka dan rendam sarung tangan dala larutan klorin 0,5%
16 Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan dirasakan
KETERANGAN
0 TIDAK DIKERJAKAN
1 DIKERJAKAN TIDAK SEMPURNA / PERLU PERBAIKAN
2 DIKERJAKAN SEMPURNA
CHECKLIST PENILAIAN
KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING PENCABUTAN AKDR
NILAI
LANGKAH / KEGIATAN
0 1 2
Konseling Awal & Metode Khusus
1 Sapa klien dengan ramah
2 Tanyakan alasannya ingin mencabut dan jawab pertanyaannya
3 Tanyakan tujuan dari KB selanjutnya
4 Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien rasakan
pada saat dan setelah pencabutan
Tindakan Pra Pencabutan
5 Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan
membersihkan area genital dengan air bersih dan sabun
6 Jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilakan klien untuk
megajukan pertanyaan
7 Cuci tangan dengan air dan sabun, kerngkan dengan kain bersih
8 Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
Tindakan Pencabutan
9 Lakukan pemeriksaan bimanual
10 Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
11 Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2-3 kali
12 Jepit benang yang dekat serviks dengan klem dan tarik keluar
benang dengan mantap tetapi hati-hati untuk mengeluarkan AKDR
KETERANGAN
0 TIDAK DIKERJAKAN
1 DIKERJAKAN TIDAK SEMPURNA / PERLU PERBAIKAN
2 DIKERJAKAN SEMPURNA
CHECKLIST PENILAIAN
KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING PEMASANGAN IMPLAN 2 BATANG
KETERANGAN
0 TIDAK DIKERJAKAN
1 DIKERJAKAN TIDAK SEMPURNA / PERLU PERBAIKAN
2 DIKERJAKAN SEMPURNA
CHECKLIST PENILAIAN
KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING MENCABUT IMPLAN
NILAI
LANGKAH / KEGIATAN
0 1 2
1 Sapa klien dengan ramah dan hangat
2 Tanyakan alasan klien untuk mencabut implan dan rencana KB
3 Jelaskan
selanjutnya
proses pencabutan implan dan rencana pasang ulang atau
Persiapan Pencabutan
kondisi Implan
setelah pencabutan
4 Pastikan klien telah mencuci lengan atas sebersih mungkin
Atur posisi lengan, tentukan lokasi kapsul dan tempat insisi, dengan
5 membuat tanda pada ujung setiap kapsul menggunakan spidol
6 Pastikan ketersediaan instrumen steril atau DTT
Tindakan Pra Pencabutan
7 Cuci dan keringkan tangan
8 Pakai sarung tangan steril atau DTT
9 Usapkan larutan antiseptik di area insisi dan pasang doek steril
A. Pencabutan Kapsul dengan Tehnik Dorong dan Jepit
i Suntikkan anestesia intrakutan dan subdermal (bawah
ii kapsul)
Uji efek anestesi dan lakukan insisi 2-3 mm pada kulit
iii Dorong kapsul ke luka insisi dan jepit ujung kaudal dengan
klem lengkung (mosquito)
iv Bersihkan ujung kapsul (bebaskan dari jaringan ikat) sehingga
dapat dijepit dengan pinset/pean
v Keluarkan kapsul dari lapisan subdermal dan letakkan di
dalam wadah yang telah disediakan
vi Lakukan langkah yang sama untuk mencabut kapsul kedua
B. Pencabutan Kapsul dengan Tehnik Hand Pop Out
i Suntikkan anestesia (0,3cc) intrakutan di tempat insisi dan
subdermal (dibawah 1/4 ujung kapsul)
ii Uji efek anestesi dan lakukan insisi 2-3 mm pada kulit
iii Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari
tangan lainnya pada ujung bagian bawah kapsul untuk
membuat ujung kapsul tersebut tepat berada di bawah
iv Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai
tempat insisi
terasa menyentuh ujung kapsul. Bila perlu, potong jaringan
ikat yang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap memegang
kapsul dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua
ibu jari sehingga ujung bawah kapsul tampil keluar
v Tekan sedikit ujung kranial kapsul sehingga mencuat (pop
out) pada luka insisi dan dengan mudah dapat dipegang dan
vi Lakukan
dicabut langkah yang sama untuk mencabut kapsul kedua
NILAI
LANGKAH / KEGIATAN
0 1 2
C. Pencabutan Kapsul dengan Tehnik U Klasik
i Lakukan anestesi lokal di tempat insisi dan subdermal
dibawah ujung kapsul dan lakukan uji efek anestesi
ii Tentukan lokasi dan lakukan insisi pada kulit untuk menjepit
batang kapsul dengan klem 'U' atau klem fiksasi
iii Angkat klem 'U' dan presentasikan ujung kapsul sehingga
dapat dilakukan pembebasan jaringan ikat di bagian tersebut
iv Bersihkan dan dorong jaringan ikat pembungkus kapsul dan
jepit ujung kapsul dengan klem diseksi
v Tarik keluar ujung kapsul hingg seluruh batang kapsul dapat
dikeluarkan dan letakkan kapsul tersebut pada mangkok
vi Lakukan langkah yang sama untuk mencabut kapsul kedua
Tindakan Pasca Pencabutan
10 Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian tutup dengan band-aid
11 Beri balutan tekan pada tempat insisi dan pemasangan kapsul
12 Lakukan dekontaminasi peralatan dan sampah medis
13 Buang peralatan dan bahan habis pakai ke tempatnya
14 Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
15 Cuci dan keringkan tangan
Konseling Pasca Pencabutan
16 Jelaskan cara merawat luka dan jadwal kontrol
17 Jelaskan kondisi yang menyebabkan klien harus kembali ke klinik
18 Beri penjelasan terkait dengan pasang ulang atau rencana
19 Observasi
reproduksiselama
atau pilihan
5 menit
alatsebelum
kontrasepsi
klienlainnya
diperbolehkan pulang
KETERANGAN
0: TIDAK DIKERJAKAN
1: DIKERJAKAN TIDAK SEMPURNA / PERLU PERBAIKAN
2: DIKERJAKAN SEMPURNA
PERTOLONGAN
PERSALINAN
NORMAL
KONSEP ASUHAN SAYANG IBU
PERSALINAN PROSES ALAM
FUNGSI PENOLONG :
TIDAK INTERVENSI bila TIDAK DIBUTUHKAN
▪ Stetoskop
▪ Tensimeter
▪ Nierbeken
▪ Wadah plasenta
▪ Timbangan bayi
▪ Gunting ferband
Atau
Kepala bayi
terlihat pada
introitus vagina
PERSIAPAN PENOLONG
PERSALINAN
▪ Sarung tangan dan barier protektif lainnya
▪ Tempat bersalin
▪ Peralatan dan bahan yang diperlukan
▪ Tempat meletakkan dan lingkungan yang nyaman
bagi bayi
▪ Penyiapan ibu dan keluarganya (Asuhan Sayang
Ibu, bersihkan perineum dan lipat paha,
kosongkan kandung kemih, amniotomi, dan
menjelaskan peran suami/pendamping)
Menilai kemajuan dan kondisi ibu dan
bayi selama Kala II
- Amniotomi
- DJJ
- Kontraksi uterus
- Kemajuan kepala
- Tanda vital Ibu
SYARAT – SYARAT AMNIOTOMI
• Pembukaan lengkap
• Kepala turun didasar panggul
• Tidak ada bagian kecil yang terkemuka
• Kekuatan HIS berkurang
( jangan pada puncak HIS )
Posisi dan Cara Membimbing Ibu
Meneran
• Posisi :
1. Duduk atau
Setengah duduk
2. Jongkok
3. Berdiri
4. Merangkak
5. Miring ke kiri
Membimbing Ibu Untuk Meneran
PERSALINAN KALA IV
• Dimulai setelah lahirnya plasenta
• Berakhirnya setelah 2 jam
Mekanisme Pelepasan Plasenta
• Ukuran uterus mengecil setelah bayi lahir
• Serabut – serabut otot memendek dan
menebal karena kontraksi
• Permukaan dalam uterus jadi lebih sempit,
tidak dapat diikuti oleh plasenta karena ia
relatif kurang elastis dan diameternya tetap
• Penyempitan ini menyebabkan plasenta
tertarik ke bagian sental dan melipat
SEGERA ….
Harus terjadi pada kala III
• Pelepasan Plasenta
• Pengeluaran Plasenta
3 TANDA LEPASNYA PLASENTA
Langkah Utama :
• Suntik Oksitosin
• Penegangan Tali – pusat Terkendali
• Masase Uterus
KEUNTUNGAN
Manajemen Aktif Kala III
• Perdarahan sedikit
• Kala III singkat
• Kejadian retensio plasenta berkurang
PERIKSA TONUS UTERUS
• Kontaksi uterus
• Plasenta dan selaput ketuban lengkap
• Robekan perineum
• Tinggi Fundus uteri
• Jumlah perdarahan
• Keadaan Umum ibu
• Pencatatan lembar belakang partograf
KRONTRAKSI UTERUS
Rumus untuk membuat pengenceran larutan klorin 0.5 % dari larutan sediaan
CATATAN : Air digunakan adalah AIR MENTAH
MEMBUAT PENGENCERAN LARUTAN KLORIN
DARI SERBUK KERING ( SEDIAAN )
Peserta : Tanggal :
KEGIATAN NILAI
PERSIAPAN
1. Mengenal gejala dan tanda persalinan kala dua
2. Menyiapkan peralatan untuk pertolongan persalinan Effecting formuir,
set, obatan, perlatanlain a
baji tadSagi, titangan, termometer, al
18. Setelah 2 menit pasca bayi lahir, menjepit, memotong dan mengikat tali
pusat
19. Meletakkan bayi tengkurap pada dada ibu dan biarkan bayi tetap
melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
20. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dan melahirkan plasenta
21. Melakukan rangsangan (masase) dan memastikan uterus berkontraksi
baik
MEMERIKSA KEMUNGKINAN ADANYA PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
22. Memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban sudah lahir lengkap
23. Memastikan tidak ada robekan jalan lahir sebagai penyebab
perdarahan aktif
24. Memastikan uterus berkontraksi baik
PASCA TINDAKAN
25. Melakukan evaluasi kontraksi uterus
26. Mengajarkan ibu/keluarga untuk menilai kontraksi uterus dan
memastikan bahwa uterus telah berkontraksi dengan baik
27. Menilai jumlah perdarahan yang terjadi
28. Memeriksa dan memantau tanda vital ibu
29. Membersihkan badan dan memberi pakaian bersih kering bagi ibu
hanya bila bayi selesai menyusu pertama
30. Memastikan ibu merasa nyaman
31. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir
32. Melakukan pemantauan tanda bahaya
33. Memberikan salep mata antibiotika, suntikan vitamin K1 dan suntikan
Hepatitis B kepada bayi secara tepat
34. Melakukan pencegahan infeksi pascatindakan (membuang bahan-
bahan bekas pakai dan melakukan dekontaminasi peralatan yang
digunakan)
35. Mencuci tangan dan mengeringkannya dengan handuk pribadi
36. Melengkapi rekam medik
Komentar/Ringkasan :
Rekomendasi :
Tidak memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
T/D Tidak diamati: Langkah, tugas atau keterampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pengajar
hamil ,
persalinan ,
& nifas
ibu → bayi bsr Cmahrosomlhesulitan
melahirhan
berpengaruh
co
%Ygyy
he
Problem dari bayi tapi bi sa
.
resits
a
munch' dari ibn berpengaruh he bayi → co -
problem →
heguguran
Milan tali Pusat fetal distress
→
" dari
bay i berpengaruh he
bayi → co .
"
dari ibn yg berpcngamhsaatnifas *p , www.nganenagi proteins
anemia
,
PENGERTIAN DAN TUJUAN
• PEMERIKSAAN IBU HAMIL:
• Perawatan selama kehamilan sebelum bayi lahir.
• Memastikan keselamatan dan kesehatan kehamilan, baik ibu 7
maupun bayi
• merumuskan daftar faktor resiko
biases
ANC x
Pemeriksaan Pemeriksaan
Kehamilan mencakup:
1. Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan
Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan
mm
Kunjungan Pemeriksaan
Kehamilan
1. Perawatan antenatal awal atau kunjungan pertama 35th n
20 -
turn
• Riwayat menstruasi (hams bisanyebutinampe.iq ) / , teratur ×?
• Riwayat perkawinan : Berapa lama? Gim tanya ibn sdh menikah brp Kali ) ?
- Pemeriksaan rutin
• Pemeriksaan fisik umum, Tanda Vital dan Status Gizi
• Pemeriksaan Inspekulo dan pemeriksaan dalam : identifikasi adanya
penyakit.
– Pemeriksaan Penunjang : USG, Hemoglobin, Golongan darah
dan Urinalisis (gula, keton, protein),
↳
periodontitis
hnp bisa ngebabin premature ? Mehar
Kwai PD →
abnormality
Pharos nenonjol
Uto
"
gerakan hoffman )
" ?(
↓
alba dan striae, sikatriks +/-, Unp?
soupit
panggul
terlihat gerak anak +/- 1g Ksar
↓
Ccm)
dinner sample tmdE¥÷¥iiiᵈ * Bum samano
mm
TFU-h✗l
Gsr lunah 60km9
bulat →
-
Bag .
,
,
wt"
"
heras
bulat )
→
a- ,
,
_ ,
lsungsang
manager
Gnaeus
johnson
Pengukuran Tinggi Fundus
• Posisikan pasien
tidur telentang
• Pastikan kandung
kencing kosong
• Pengukuran mulai
dari tulang simfisis
pubis hingga ke
bagian tertinggi
uterus
2. Pemeriksaan Abdomen heart
(Putman pahsi
(Leopold) maximum uthvenentultan DJ]
wenentnuan PWNUMM
Leopold II : posisi masih sama, pindahkan tangan ke
samping. Tentukan dimana punggung anak terdapat
sisi yang memberi rintangan terbesar kemudian
carilah bagian – bagian kecil yang terletak
bertentangan menentuuan bag apa
-
-
di hanan duiri
Rent ibu
?
memanjang adadmn
* tahanan
2. Pemeriksaan Abdomen
(Leopold)
Leopold III : memakai 1 tangan, untuk menentukan
apa yang terdapat di bagian bawah anak dan apakah
sudah / belum masuk pintu atas panggul
2. Pemeriksaan Abdomen
(Leopold)
Leopold IV : posisi pemeriksa menghadap kaki pasien,
dengan kedua tangan tentukan apa yang menjadi
bagian bawah dan apakah bagian ini sudah masuk
kedalam pintu atas panggul dan seberapa jauh bagian
bawah janin masuk ke dalam pintu atas panggul
di verger aeduatgn uonvager
heduatajn
"
↓
↓
61m masuh
Sdh wish
→
panggul
panggvr
3. Bunyi Jantung Janin (Auskultasi)
↓ =
merentuuan • Bunyi jantung janin sudah dapat didengar pada
hidupd Mati minggu ke-20 pada 80 persen wanita
janin • Pada minggu ke-21, bunyi jantung janin sudah
leopold terdengar pada 95 persen
)
(✗ pan
.
bayi singsong
di 6Wh pagar
he 6Wh
normal DTT
-
bayi
Cara menghitung detak
jantung janin
• Mencari punctum maksimum
• Hitung pada 5 detik pertama, 5 detik ketiga dan 5 detik
kelima he & we -4 ✗ divining
-2
• Contoh : 12-11-12
DJJ = 140x/menit weatay
> 160 ✗ hunt → fetal distress
Cgawat janin
4. Cuci tangan
5. Membuat catatan
TERIMA KASIH
Penyusun :
dr. M Besari Adi Pramono, Msi.Med, SpOG (K)
dr. Reeves Edly Presley
dr. Anggiyasti Vidya Hapsari
dr. Yosef Adi Artanto
CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK OBSTETRI (ABDOMEN)
Leopold 3
Meletakan ibu jari dan jari telunjuk pada bagian
bawah abdomen ibu di atas simpisis pubis untuk
merasakan bagian janin apa yang terletak di bawah.
9 Goyangkan apakah bagian bawah janin tersebut masih
bisa digoyang atau tidak. Jika tidak dapat digoyang
berarti kepala janin sudah masuk pintu atas panggul.
Jika tidak bisa digoyang maka kepala janin belum
masuk pintu atas panggul.
Aspek yang dinilai 0 1 2
10 Leopold 4
Pemeriksa berdiri pada sisi kanan pasien menghadap
pada kaki pasien
Meletakan ujung jari tangan kanan dan tangan kiri
pada bagian abdomen paling bawah di sisi kanan dan
kiri. Gerakkan kedua tangan tersebut ke kaudal untuk
menemukan menemukan sudut yang dibentuk oleh
bagian bawah kepala janin dari pintu atas panggul.
11 Mengukur Tinggu Fundus Uteri
Ukur tinggi fundus uteri dari fundus sampai atas
symphisis pubis sepanjang aksis longitudinal janin
dengan pita ukur
12 Memonitor denyut jantung janin dengan fetal phone /
laenec. Jika dengan fetal phone maka diukur dalam 1
menit. Jika dengan laenec maka dihitung dalam 5
detik pertama-ketiga-kelima.
13 Setelah pemeriksaan mencuci kedua tangan dengan
sabun dan mengeringkan
14 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien
15 Menulis hasil pemeriksaan di rekam medis
16 Membuat janji untuk pertemuan berikutnya
CHECKLIST PEMERIKSAAN IBU HAMIL
No Aspek yang dinilai Skor
Komunikasi 0 1 2
2
Menjelaskan prosedur pemeriksaan termasuk tujuan
dan hasil yang akan dicapai
0 : tidak melakukan
1 : melakukan dengan kurang baik
2: melakukan dengan baik
KKD 6.1
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Peserta mampu melakukan anamnesis
• Peserta mampu melakukan pemeriksaan fisik : abdomen dan genitalia
• Peserta mampu melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data
untuk menunjang diagnosis banding atau diagnosis
• Peserta mampu melakukan penegakan diagnosis/diagnosis banding
• Peserta mampu melakukan tatalaksana
– Non farmakoterapi
– Farmakoterapi
• Peserta mampu melakukan komunikasi dan edukasi pasien
• Peserta mampu melakukan identifikasi kehamilan risiko tinggi
Anamnesis (1)
Anamnesis (2)
Anamnesis (3)
Pemeriksaan Fisik Umum
Pemeriksaan Fisik Obstetri (Abdomen)
Pemeriksaan Leopold
Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
Menentukan bagian janin yang ada di fundus
Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
Menentukan bagian janin apa yang ada di dalam uterus sisi kanan dan kiri
Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
Menentukan bagian terbawah janin
Menetukan bagian terbawah tersebut masih bisa digoyang atau tidak
Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu
Menentukan apakah bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul atau
belum
TFU
Cara Pengukuran TFU dan Nilai Normal
TERIMA KASIH
Resusitasi
Pada Bayi Baru Lahir
1
É!EYTa Partum
,m,wynn[
pending /✗ / FR
manajementalipus.at)
Curia gestasi , hetuban Pch
Alur Persiapan Fps
,
:
ariston sirwulasi
- n - alat
Posisi leader
1. leader : hiepala
2- Asis ten sirwulagi : hiri
3- - " -
Nat :
hanan talat? ada di blhng ainsten )
2
Layout of talk….
1. Apa itu resusitasi neonatus ?
3
KULIAH SM 6 FK UNDIP 4
Apa itu resusitasi neonatus ?
5
Apa tahapan resusitasi neonatus ?
Menilai reaksi bayi saat lahir
Selalu
diperlukan
Jaga tetap hangat, posisi, bersihkan jalan napas,
keringkan, rangsang, & beri O2 (bila perlu)
Kompresi dada
Kadang-kada Pemberian
ng obat2an
6
Mengapa perlu dilakukan
resusitasi neonatus?
7
Mengapa perlu dilakukan
resusitasi neonatus?
8
Mengapa perlu dilakukan
resusitasi neonatus?
9
Apa persiapan sebelum melakukan
resusitasi neonatus?
honking
antenatal
Him
10
Persiapan Alat
Resusitasi Neonatus
IT / A BIG D)
tapir bayi
+du behilangan panas)
0.0 BBLSR
0
I
17cm)
110am)
pronator
Bayi
}
cutup bulan
laryngoscope
(agar Munt bayi )
×
beauty
11
( I :( 000T
)
(suction ) auuupbuiancwarnabim
hilum
↑ → putih /
↳turcoiomltglhijau)
100%
Baton
menyantang sendiri 21% ( x perin disturbing word reservoir ) (bio dipasmy reservoir
,
uonsentrasi visa snip )
45
BB 4kg →
☒
3
,
BB I -2
(ada
→
minus 1,2 , }
BB 2- 3 → 315
untill nentuin puygmn
4
BBS 3 →
↳
↳ Alatadabyhi sebvtin Scr Sistematis
VTP → 21%
ABCD sampe 90
flt -
Hangerum -
Atur posisi
mesh 6Wh Y" ii" Mutant)
eggman (
auras 49
§ → ah satin
hairpin
(MMM di lap)
p→ reposisi laphh string extent
"
posigiuan berth I
Kitai
lprnapabom , Saturnin ,
tonus otot / dengue jamming )
↑ ?→ tambala tehanan PIP
tehan lepas
ut Pcventiasi
tht ⊕)
* No dengueJanning 400 /
apnea
-
i
,
- 7100/ raters spontoon CPAP
Hdi than
÷
-
a - 7 100 →
02 aliran betas
uulbilical
0,2 (adrenalin)
1kg →
3kg → 016
STABLE ↓ ↓
temp airway ↓ eaeosional
sugar support
3619 - BP
3719 CRT ≤ Zdth
13
14
P M a s t i k a s i r w k a s i a m a b d e ay u t j a n t u n g . a t
du .
at ventilasi , ↳ wuyiapuan
Nat
15
n
n
16
17
Pronator / ×?
18
19
20
Langkah Awal
21
Ventilasi
Tekanan Postif
22
Resusitasi
Kardiopulmoner
23
Intubasi
Endotrakea
24
Obat-Obatan
25
Apa dampak bila tidak
melakukan resusitasi neonatus?
26
SKOR
APGAR
APGAR
SCORE
Tanda 0 1 2
Denyut nadi 0 < 100/mnt >100/mnt
Usaha napas Tidak ada Grunting/me Menangis
rintih
27
PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL
28
29
Sekian dan
Terimakasi
h
30
Soal KKD 6.1. MENULIS RESEP
LEMBAR SOAL UNTUK MAHASISWA
(SOAL DIKEMBALIKAN KE TUTOR)
Kasus A
• Tuliskan resep rasional untuk An.Tufa (3 thn, 20 kg) dalam bentuk pulveres
dan berikan edukasinya.
Kasus B
Kasus C
• An.Bala (4 tahun, 23 kg) datang bersama ibunya, akan diberikan obat dalam
bentuk sirup, diberikan sekali 125 mg.
Kasus D
Kasus E
Kasus F
• By.Wining (5 bulan, 4,5 kg) datang bersama ibunya, akan diberikan obat
dibawah ini, pemberian sekali 80 mg,diberikan 4 x sehari, selama 5 hari,
pilihkan BSO yang tepat.
• Tuliskan resep rasional untuk By.Wining (5 bulan, 4,5 kg) dan berikan
edukasinya.
B: R/ Amoxicillin 125 mg
Ambroxol 10 mg
Celestamin ¼ tab
Saccharin q.s
m.f.pulv.dtd no. XII
S 0.8.h. pulv. I. (dihabiskan)
--------------------------paraf-
Pro. Grega (5 th)
R/ Amoxicillin 125 mg
Celestamin ¼ tab
Saccharin q.s
m.f.pulv.dtd no. XII
S 0.8.h. pulv. I. (dihabiskan)
--------------------------paraf---
Pro : An Nunu
Umur : 3 tahun (20 kg)
Alamat : Jl. Meganggu III/10
Semarang
Pro : An Bimbang
Umur : 3 tahun (20 kg)
Alamat : Jl. Meganggu III/10
Semarang
Pro : By Lintang
Umur : 8 bulan (7 kg)
Alamat : Jl. Meganggu III/10
Semarang
CONTOH (4)
• By.Berry (1 thn, 8 kg).
Mengalami gangguan pencernaan, akan diberikan
obat dibawah ini, selama 4 hari, diberikan 0,5 jam
sebelum makan. Tulis resep rasional dengan obat
dan dosis :
Nama Obat BSO Dosis
1 Tablet 2ng
5 mg
10 mg/2.5 ml 2.5 ml
Menulis Resep BSO Enema
dr. Dinda
SIP No : 14/ BPPT/ SIP/ XII/ 2010
Jl. Mawar 10 Semarang
Telp : 024-711345
Semarang, 4 Oktober 2015
Pro : An.Sonya
Umur : 6 tahun (16 kg)
Alamat : Jl. Kenari II/1
Semarang