Anda di halaman 1dari 101

Kehamilan dan

Persalinan
Dengan Penyulit Medis
By. Susi Irianti
Topic Of The Day

1 Anemia 7 Demam Tifoid

2 HIV/AIDS 8 Varicella dan Herpes Zoster

3 Tuberkulosis 9 Infeksi Menular Seksual

4 Malaria 10 Diabetes Militus Gestasional

5 Hepatitis B 11 Mal Nutrisi

6 DBD 12 Gangguan Jantung


1 Anemia
Anemia dalam kehamilan

Klasifikasi anemia kehamilan


TM 1 dan 3 : <11 gr%
TM II : <10,5 gr%

Etiologi
Gangguan pencernaan dan absorpsi, hypervolemia à
pengenceran darah, kebutuhan ↑, kurang zat besi dalam
makanan, dan pertambahan darah tdk sebanding dengan
pertambahan plasma

Mekanisme absobsi zat besi


ü Dimulai Ketika kandungan besi inorganic terpisah dari makanan
di lambung (enzim proteolitik dan asam hidriklorida).
Definisi ü Produksi asam lambung berperan pada homeostasis besi
Keadaan Ketika jumlah sel darah merah dalam darah tidak ü Kadar pH rendah dalam lambung mengubah ion Fe3+ menjadi Fe2+
mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh. shg mudah dicerna. Penyerapan terbesar ada pada duodenum
dan jejenum proksimal
Sumber makanan zat besi
Senyawa penghambat Polifenol : teh hitam dan herbal, kopi, anggur,
kacang2n, sereal, buah dan sayuran
absorbs besi
Kalsium à menghambat absobsi ke dalam
enterosit

Protein hewani: putih telur, pritein dari


tumbuhan

Asam oksalat: bayam, lobak dan kacang2n

Zinc (terlalu tinggi): zinc dapat mempengaruhi


DMT-1 dan feroportin pada enterosit di usus

“Dari konsumsi harian besi, diperkirakan hanya


25-30% besi yang dapat di absorbs”
Senyawa pemicu
absorbs besi

Vitamin C (asam askorbat) membentuk


1 kelasi dgn besi (Fe3+) pd lambung
dengan pH rendah

Asam sitrat: pada lemon, jeruk nipis


2 atau nanas

Vitamin A sangat mempengaruhi


3 metabolism besi, termasuk proses
absobsi, produksi eritrosit dan
mobilisasi pd jaringan penyimpanan
besi (hepar, makrofag dan sumsum
tulang).
Faktor yang memengaruhi anemia ibu hamil
Faktor Dasar:

01. Sosial dan ekonomi


Kondisi lingkungan sosial berkaitan dengan kondisi
ekonomi di suatu daerah dan menentukan pola
konsumsi pangan dan gizi yang dilakukan oleh
masyarakat.

02. Pengetahuan
tingkat pengetahuan yang kurang tentang defisiensi
zat besi akan berpengaruh pada ibu hamil dalam
perilaku kesehatan dan berakibat pada kurangnya
konsumsi makanan yang mengandung zat besi

03. Pendidikan dan budaya


Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat
menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani
masalah gizi.
Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan
dengan pangan yang biasanya dipandang pantas
untuk dimakan, dijumpai banyak pola pantangan
Faktor yang memengaruhi anemia ibu hamil

Faktor tidak langsung:

01. Frekuensi ANC 04. Dukungan suami


ANC bertujuan untuk dapat mengidentifikasi Dukungan informasi dan emosional
masalah yang timbul selama kehamilan merupakan peran penting suami, dukungan
informasi yaitu membantu individu
02. Paritas menemukan alternative yang ada bagi
penyelesaian masalah
Semakin sering seorang wanita mengalami
kehamilan dan melahirkan maka semakin
banyak kehilangan zat besi dan semakin
menjadi anemia

03. Umur

Kelompok umur <20 thn berisiko anemia krn


perkembangan reproduksi belum optimal.
Kelompok > 35 rentan anemia krn daya tahan
tubuh mulai menurun
Faktor yang memengaruhi anemia ibu hamil

Faktor langsung:

01. Pola konsumsi


Pola konsumsi yang rendah kandungan zat besinya
serta makanan yang dapat memperlancar dan
menghambat absorbsi zat besi

02. Infeksi
Infeksi itu umumnya adalah TBC, cacingan dan
malaria, karena menyebabkan terjadinya peningkatan
penghancuran sel darah merah dan terganggunya
eritrosit.

03. Pendarahan
Pendarahan menyebabkan banyak unsur besi yang
hilang sehingga dapat ebrakibat pada anemia
Patofisiologi
Eritropoesis pada Wanita hamil , ↑ t ajam
r ah eh amilan
a k .
a dan d jak awal lm hamil
e plasm mulai se ak dr sb
m i y
Maternal Volu plasma d 0% >ban
. 5
↑ vol 2. Total ↑
pd T
M
i t. U ntuk osit
s r
Mempegaruhi beberapa fungsi tubuh: performa mental
i l us i eritro ↑ vol erit
sit d .
dan fisik ↓, terganggunya fungsi enzim, termoregulasi, f. r i t r o g te rjadi n vit. B12
l um e e ami ↑ sh , folat da
muscular, f. neurologis dan respon imun à infeksi. Vo gal besi
H t men sit need
Vol .
eri tro erat janin
a B
Kompliksi: perdarahan antepartum, infeksi pasca salin, mass lasi dgn
berko
re
it
t r asi Hb
transfusi darah, perdarahan pasca salin
em ↓atokr
konsen term
a
b i n dan hyebabkan endekati
Kadar besi berhubungan dgn kejadian PE, krn em oglo ma men bali↑m
H plas , Kem
perubahan struktur dan fungsi plasenta pd kondisi ↑ vol. pd TM 2
t it
anemia def. besi dan H lah e
ritros
rdpt ↑ jum ek
e d
i t r osit s i besi, t lebih oen
se r fisien p yg
Plasenta dan janin Indek il tanpa dewaktu hidu
ham iliki
Pd ♀ dan mem
Anemia memicu hipertropi plasenta dan peningkatan muda
kapilarisasi utk peningkatan vaskularisasi plasenta shg
berisiko terjadi PE, kelahiran premature dan PJT
Maternal
Janin dan anak
Pencegahan
Kebutuhan mikronutrien: besi, folat, iodium, kalsium dan vit. D. dosis suplemen yg
direkomendasikan WHO pd ibu hamil adalah 60 mg besi elemental dan
Tatalaksana
dilanjutkan hingga 3 bulan pasca salin.

Dosis terapi
Disesuaikan dengan derajat anemia def. besi (ADB), yaitu:
Evaluasi terapi
Evaluasi terapi besi dilakukan 2-3 minggu
setelah terapi.
Respon awal: terlihat lebih sehat dan bugar, tidak
pucat, nafsu makan membaik

Respon parenteral ou lebih ceoat menaikan


kadar Hb dan ferritin dibandingkan terapi oral.
2 minggu pertama dapat naik Hb 3x lebih tinggi.

Sebuah studi menunjukan terapi


intravena menaikan Hb sebesar 1,0
d/dL dalam 2 minggu, terapi oral
dalam 4 minggu
2 HIV/AIDS

Sumber:
1. Kemenkes. 2015. Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV
dan sifilis dari ibu dan anak Bagi Tenaga Kesehatan.
2. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. 2013
Definisi HIV/AIDS

HIV (Human Immnunodefisiency Virus)


adalah retrovirus gol, RNA yg spesifik
menyerang sistem imun.

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)


adalah sekumpulan gejala klinis pd pengidap
HIV akibat infeksi tumpangan krn penurunan
sistem imun.
Penularan HIV

Cairan genital: cairan sperma dan cairan vagina


pengidap HIV memiliki jumlah virus yang tinggi
dan cukup banyak utk memungkinkan
penularan

Kontaminasi darah/jaringan: seperti transfuse


darah dan produknya (plasma, trombosit) dan
transplantasi organ yg tercemar virus HIV atau
penggunaan alat medis yg tidak steril

Perinatal: penularan dari ibu ke janin/bayi.


Terjadi selama kehamilan melalui plasenta yg
terinfeksi; sdgkan ke bayi melalui darah/cairan
genital saat persalinan melalui ASI
Tiga faktor risiko penularan HIV dari ibu ke anak,
yaitu sebagai berikut:
01 Faktor ibu

3 Status gizi selama hamil: BB yang rendah serta <


1 Kadar HIV dalam darah ibu (viral
zat gizi ↑ risiko penyakit infeksi à ↑ kadar HIV
load): faktor yang paling utama
dalam darah ibu à ↑ risiko penularan ke bayi.
terjadinya penularan HIV dari ibu ke
anak
Penyakit infeksi selama hamil: IMS, misalnya
4
sifilis; infeksi organ reproduksi, malaria dan TB
berisiko ↑ kadar HIV pada darah ibu, à risiko
Kadar CD4: ibu dengan kadar CD4 penularan HIV kepada bayi semakin besar
2
yang rendah (<350 sel/mm3) à
daya tahan tubuh yang rendah 5 Masalah pada payudara: misalnya puting lecet,

karena banyak sel limfosit yang mastitis dan abses pada payudara akan ↑ risiko
penularan HIV melalui pemberian ASI.
pecah/rusak.
02 Faktor Bayi

Usia kehamilan dan BB saat lahir Periode pemberian ASI Adanya luka di mulut bayi

Bayi prematur atau bayi dengan Risiko penularan melalui risiko penularan lebih besar
berat lahir rendah lebih rentan pemberian ASI bila tanpa ketika bayi diberi ASI.
tertular HIV karena sistem organ pengobatan berkisar antara 5-
dan kekebalan tubuh belum 20%
berkembang baik
03 Faktor tindakan obstetrik
01 Jenis persalinan
Risiko penularan pada persalinan per vaginam > daripada persalinan SC;
namun, seksio sesaria memberikan banyak risiko lainnya untuk ibu

02 Lama persalinan
Semakin lama proses persalinan, risiko penularan HIV dari ibu ke anak
semakin ↑, krn kontak antara bayi dengan darah/lendir ibu semakin lama

03 Ketuban pecah > 4 jam sblm persalinan


meningkatkan risiko penularan hingga dua kali dibandingkan jika
ketuban pecah kurang dari empat jam.

04 Tindakan episiotomy, ekstraksi vakum dan forcep


Meningkatkan risiko penularan HIV
Diagnosis

Tes dan konseling HIV atas TIPK dilakukan secara option out
Yaitu bila ibu menolak, harus menyatakan
inisiatif nakes (TIPK) ketidaksetujuannya secara tertulis, dan
diinformasikan serta ditawarkan kembali untuk
Didaerah endemic, nakes wajib menawarkan tes
menjalani tes pada kunjungan/kontrol berikutnya.
HIV scra inklusif saat ANC/menjelang persalinan Bila ibu tetap menyatakan option out, maka
diperkenalkan Konseling dan Tes Sukarela (KTS)
dan dilakukan rujukan ke KTS.

TIPK dilakukan dengan Pemeriksaan serologi rapid test


memberi informasi pra-test ttg: HIV/ELISA
ü Risiko penularan ke bayi Dilakukan secara serial dgn 3 reagen HIV berbeda
ü Keuntungan diagnosis bagi bayi yg akan dalam hal preparasi antigen, prinsip tes dan jenis
dilahirkan baik peny. Menular maupun tdk antigen dgn kriteria sensitivitas dan spesifitas.
menular) Merujuk pd standar oportunistik, Kemkes
ü Cara mengurangi risiko penularan dari ibu ke
janin
Hasil pemeriksaan dinyatakan
reaktif jika hasil tes dengan
reagen 1 (A1), reagen 2 (A2), dan
reagen 3 (A3) ketiganya positif

Untuk ibu hamil dengan faktor risiko


yang hasil tesnya indeterminate, tes
diagnostik HIV dapat diulang dengan
bahan baru yang diambil minimal 14
hari setelah yang pertama dan
setidaknya tes ulang menjelang
persalinan (32-36 minggu)
Tatalaksana

Tatalaksana Umum

Rujuk ibu dengan HIV ke rumah


sakit. Tatalaksana HIV pada
kehamilan sebaiknya dilakukan Periksa hitung CD4 dan viral load
oleh tim multidisiplin meliputi untuk menentukan status
dokter yang ahli mengenai HIV, imunologis dan mengevaluasi
dokter spesialis obstetri dan respons terhadap pengobatan.
ginekologi, bidan yang ahli, dan
dokter spesialis anak
Tata Laksana Khusus
Berikan antiretroviral segera kpd ibu hamil dengan HIV, tanpa mengetahui nilai CD4 dan stadium klinisnya terlebih dahulu
dan dilanjutkan seumur hidup
Edukasi untuk ibu
01 Berikan edukasi mengenail perilaku seks yg aman
dan penggunaan kondom untuk mencegah penularan
dan super-infeksi HIV

02 Ibu juga dianjurkan menggunakan kontrasepsi jangka


Panjang atau kontrasepsi mantap bila tidak ingin
punya anak lagi

03 Sarankan ibu dengan HIV positive memeriksakan


status HIV seluruh anaknya

04 Ibu dengan HIV positif sebaiknya diskrining hepatitis


B, sifilis dan rubella dan diperiksa darah utk hepatitis
C, varicella zoster, campak dan toksoplasma

05 Ibu sebaiknya dianjurkan untu divaksin hepatitis B


dan pneumokokus
3 Tuberkulosis
Definisi
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis
compleks

Faktor predisposisi

1. Kontak dengan penderita tuberculosis


2. Nutrisi kurang
3. Faktor sosioekonomi
Tanda dan Gejala Diagnosis
Utama: § Setiap ibu dengan tanda dan
Gejala dan
§ Batuk berdahak selama 2-3
minggu/lebih
gejala TB dianggap tersangka
(Suspek) TB dan dilakukan Diagnosis
pemeriksaan dahak
Tambahan: § Pemeriksaan dahak dgn metode
§ Dahak bercampur darah atau SPS (Sewaktu-pagi-sewaktu)
batuk darah sebanayak 3x, yaitu pertama kali
§ Sesak nafas berkunjung, setelah bangun tidur
§ Badan lemas pagi di hari ke-2 dan saat
§ Nafsu makan menurun menyerahkan pot dahak dihari ke-
§ Berat badan menurun 2
§ Malaise § Foto radiologi dianggap positif bila
§ Berkeringat malam hari tanpa ditemukan gambaran infiltrate atau
kegiatan fisik kavitas
§ Demam meriang lebih dari satu § Diagnosis TB pd pasien dgn
bulan
Alur
diagnosis
Tata
laksana
pada ibu
hamil
Tata
laksana
pada ibu
hamil
Bila sudah mendapat pengobatan yg cukup masuk
kedalam persalinan dengan proses tuberculosis yang
sudah tenang, dan dapat berlangsung seperti biasa.
Tata laksana
Bila masih aktif maka ditempatkan di ruang tertentu. masa
Persalinan kala II dipercepat dengan tindakan (eks. persalinan
Vakum atau forceps) sedapat mungkin tidak mengedan,
diberi masker dan sedapat mungkin pervaginam,
kecuali atas indikasi obstetric maka lakukan SC
Masa nifas Masa laktasi

Tidak tata laksana khusus, tetap § Kontak segera ibu dan bayi
laksanakan asuhan nifas biasa. diperbolehkan jika ibu telah
Penderita di rawat di ruang observasi mendapatkan pengobatan dan
selama 6-8 jam. Di beri obat tidak terdapat reaktivitas penyakit.
Tata laksana
uterotonika dan obat TB diteruskan. Min. 3 minggu pengobatan dan
Penderita yg tidak mungkin bayi mendapat isoniazid. masa Nifas
dipulangkan dirawat di ruang isolasi § Berikan pendidikan kesehatan pad
apenderita dan keluarga
dan Laktasi
§ Pengobatan TB pd ibu menyusui
tidak berbeda dengan pengobatan
pd umumnya, semua jenis OAT
aman utk ibu menyusui
Pengguna kontrasepsi Evaluasi
Tata laksana
Rifampisisn berinteraksi dengan ü Penderita TB yang telah
kontrasepsi hormonal shg dpt dinyatakan sembuh tetap pada
menurunkan efektifitasnya. dievaluasi minimal 2 tahun setelah pengguna
Sebaiknya penderita TB sembuh untuk mengetahui adanya
kontrasepsi
menggunakan kontrasepsi non- kekambuhan. Yang dievaluasi
hormonal, atau kontrasepsi adalah sputum BTA mikroskopik dan evaluasi
mengandung estrogen dosis tinggi dan foto thorax. penderita yang
(50 μg) ü Sputum BTA mikroskopis 3, 6, 12,
sembuh
24 bulan setelah dinyatakan
sembuh.
ü Evaluasi foto thoraks 6, 12, 24
bulan setelah dinyatakan sembuh
4 Malaria
Definisi
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat
akut maupun kronik, disebabkan oleh
protozoa genus Plasmodium, ditandai dengan
demam, anemia dan splenomegali.

Tanda dan Gejala


Demam, menggiggil/kedinginan/kaku, sakit kepala, nyeri
otot/persendian, kehilangan selera makan, mual-muntah, diare, mulas
seperti his palsu, pembesaran limpa dan hati
Malaria pada
Tanda dan Gejala Berat
Penurunan kesadaran (kebingungan, mengantuk); tidak dapat makan
kehamilan
dan minum; pucat kelopak mata, bagian dalam mulut, lidah dan
telapak tangan; kelemahan umum; demam sangat tinggi >40°C;
ikterik; oligouria; urin berwarna coklat kehitaman
Diagnosis
1. Ditemukan parasite pada pemeriksaan apus darah tepi
dengan mikroskop atau ahsil positif pda rapid diagnostic
test (RDT)
2. Pemeriksaan penunjang, antara lain: Hb dan Ht, hitung
jumlah leukosit dan hematokrit, kimia darah, urinalisis
Tata Laksana
5 Hepatitis B
Hepatitis B dalam Kehamilan
Definisi
Hepatitis B merupakan infeksi menular serius pada hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis B. Infeksi akut dapat terjadi pada
saat tubuh terinfeksi untuk pertama kalinya. Infeksi akut ini dapat
berubah menjadi kronis setelah beberapa bulan sejak infeksi
pertama kali.

F. Predisposisi
1. Kontak lesi atau secret dengan penderita hep. B
2. Transfusi darah
3. Belum mendapat vaksinasi hepatitis

Diagnosis
Adanya infeksi kronik Hep. B ditentukan dengan hasil
pemeriksaan skrining HbsAg (+)
Tata Laksana
6 Demam Dengue dan
Demam Berdarah Dengue
Definisi
Demam dengue adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang masuk dalam
kelompok B arthropod Borne Virus (Arbovirus) ,
yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus
dan memiliki 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN- 2,
DEN-3, DEN-4.
Virus ini dapat ditularkan kepada manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, Aedes
polunesiensis, dan beberapa vektor lain

Sedangkan perbedaan dengan demam


berdarah dengue adalah pada demam
berdarah dengue ditemukan tanda
hemokonsetrasi dan trombositopenia,
yang jika tidak ditangani dengan cepat
dapat masuk dalam fase syok.
Gejala Klinis!!

“ Secara umum, demam dengue dan demam berdarah dengue akan ditandai
dengan fase febril yaitu demam tinggi mendadak dan terus-menerus 2-7 hari,
diikuti oleh fase afebril (demam mereda).

Fase afebril ini merupakan fase kesembuhan untuk demam dengue, tetapi
merupakan fase kritis pada demam berdarah dengue. Pada awal sukar dibedakan

berdasarkan gejala apakah akan terjadi demam dengue atau demam berdarah
dengue.

Demam dengue Demam Berdarah Dengue


Demam mendadak dan berkesinambungan; • Pada awalnya sama dengan demam dengue,
sakit kepala; nyeri orbita; mual dan muntah; kemudian tes tourniquet positif,
nyeri otot, sendi dan tulang belakang; nyeri petekie/ekimosis/purpura, perdarahan, efusi
perut; leukoponia pleura dan asites
• Trombosit ≤100.000, peningkatan Ht ≥ 20%,
atau penurunan Ht ≥30% setelah terapi cairan
Ø Ibu hamil dirawat di RS dan tirah baring
Ø Periksa suhu, hemodinamik, hematokrit, leukosit, trombosit
dan tanda bahaya (muntah menetap, perdarahan mukosa,
nyeri pada perut, letargi, pembesaran hepar >2 cm,
peningkatan Ht disertai penurunan jmlh platelet
Tata laksana
Ø Berikan pct 500 mg /oral setiap 6 jam bila suhu ≥39°C Umum
Ø Cairan IV biasanya hanya dibutuhkan dalam 24-48 jam
pertama
Ø Pasien boleh pulang setelah bebas demam 48 jam,
mengalami perbaikan klinis, trombosit meningkat dan Ht
stabil tanpa pemberian IV
Ø Persalinan ditangani oleh tim
Ø Bila terjadi persalinan, lakukan pengawasan intensif dan
tindakan obstetric dengan segala kewaspadaan Tata laksana
Ø Bila memungkinkan, persalinan pervaginam lebih dipilih
Khusus
daripada SC. Dan butuh transfuse trombosit bila jumlah
trombosit <50.000/mm3
Ø Bila perlu SC, berikan konsentrat trombosit preoperative
hingga pasca operasi (jika diperlukan)
Tata laksana
komplikasi
perdarahan
7 Demam Tifoid
Definisi
Demam tifoid merupakan penyakit
infeksi usus halus yang disebabkan
oleh bakteri Salmonella typhi

Faktor predisposisi Tanda dan gejala Diagnosis


ü Faktor kebersihan makanan Demam > 38°C, Sakit kepala, Nyeri ü Uji widal
ü Faktor kebersihan lingkungan perut, Nafsu makan berkurang, Diare ü Kultur darah
ü Imunitas tubuh buruk atau konstipasi, Coated tongue, Nyeri
otor
Tata Laksana
8 Varicella dan Herpes Zoster
Definisi dan Faktor Predisposisi
Definisi Faktor predisposisi
Varicella zoster virus (VZV) ü Kontak dengan penderita cacar
merupakan famili human (alpha) ü Belum mendapat vaksinasi cacar
herpes virus. Virus ini merupakan sebelumnya
virus double-stranded yang dapat
menyebabkan penyakit varicella ü Nutrisi kurang baik
(chickenpox) dan herpes zoster

Diagnosa
Ø Varicella: lesi kulit berupa vesikel kemerahan dan gatal yang khas di seluruh tubuh
serta seringkali disertai demam.
Ø Herpes zoster: lesi kulit berupa vesikel kemerahan yang nyeri dan berkelompok
terbatas pada satu dermatom
Masa Inkubasi
Transmisi transplasental dan periode infeksi

Masa inkubasi biasanya terjadi selama 14-16 hari, tetapi bisa berkisar 10 hingga Periode infeksi dimulai pada 1-2 hari sebelum
21 hari. Masa inkubasi dapat diperpanjang hingga 28 hari jika imunoglobulin munculnya ruam sampai lesi krusta (4 sampai 5 hari
varisela zoster (VZIG) telah diberikan. setelah onset munculnya ruam). Awalnya, lesi muncul
sebagai makula yang cenderung berkembang menjadi
Transmisi transplasental dari ibu ke janin terjadi selama viremia maternal, dan vesikel yang dapat pecah setiap 1-2 hari. Setelah
masa inkubasi untuk infeksi neonatal adalah 11 hari (kisaran 9-15 hari) sejak pecah, vesikel ini mengeras. Terdapat beberapa jenis
timbulnya penyakit pada ibu. Tidak diketahui apakah virus akan menginfeksi bayi lesi di daerah kulit yang sama dan ruam bersifat
yang menerima ASI. pruritus.
Komplikasi pada Kehamilan

0,1-0,2% 1-2%
Anomali kongenital disebut
Esefalitis congenital varicella syndrome (CVS)
Ensefalitis menyebabkan ataksia
cerebellar akut dpt terjadi Studi prospektif di Eropa dan
Amerika Utara menunjukkan bahwa
kejadian anomali kongenital setelah
varisela ibu pada 20 minggu
pertama kehamilan. Setelah minggu
ke-24 kemungkinannya sangat
rendah

3,0%
Abortus spontan
Kemungkinan abortus spontan selama 20 minggu pertama
kehamilan atau kematian intrauterus setelah minggu ke-20
(0,7%)
Tata Laksana Pencegahan infeksi pada masa kehamilan

Umum ü

ü
Menghindari kontak dengan orang-orang
yang sedang terkena cacar
air atau herpes zoster.
ü Memvaksinasi orang-orang yang tinggal di
Varicella dapat menular mulai dari 2 sekitar wanita tersebut,
hari sebelum muncul ruam kulit hingga ü terutama jika ia belum terproteksi.
Contents
saat krusta mengering (kira—kira 5 hari
setelah ruam muncul)

Pencegahan infeksi sebelum hamil


ü Periksa status imunisasi
ü Vaksinasi bagi wanita yang belum
terproteksi diberikan selambat-
ü lambatnya 30 hari sebelum merencanakan
untuk hamil
Contents Contents
ü Vaksin diberikan 2 kali dengan rentang
waktu 6-8 minggu. Masing-
ü masing 0.5 ml subkutan.
ü Vaksin yang beredar di Indonesia: Varilrix. Pencegahan infeksi pasca salin
Pada ibu yang belum terproteksi, vaksinasi
dosis pertama diberikan sebelum
meninggalkan rumah sakit dan dosis kedua
diberikan pada 6-8 minggu pascasalin
Tata laksana di rumah sakit rujukan
1. Ibu hamil yang terinfeksi atau memiliki 3. Edukasi tentang prognosis jika infeksi
riwayat terpapar kontak harus diisolasi terjadi pada:
terutama dari bayi dan ibu hamil lainnya.
Ø Bilamana memungkinkan, periksa serologi ibu terhadap
varicella. Bila hasilnya negatif atau tidak diketahui hingga 96 Ø Kehamilan < 28 minggu: terdapat risiko sindroma varisela fetal (SVF)
jam setelah paparan, berikan imunoglobulin varicella zoster sebesar <1%, seperti mikroftalmia, korioretinitis, katarak, gangguan
syaraf, hipolasia ekstremitas, mikrosefali, atrofi korteks serebri, dan
(VZIG).
Ø Ibu dengan infeksi varicella yang signifikan (misalnya gangguan tumbuh kembang janin.
Ø Kehamilan > 28 minggu: terdapat risiko kelahiran preterm, ketuban
pneumoitis). Beri asiklovir 800 mg per oral 5x/hari selama 7
hari. Pada komplikasi yang lebih berat, asiklovir IV diberikan pecah dini.
pada dosis 10-15 mg/kgBB setiap 8 jam selama 5-10 hari
dimulai dari 24-72 jam setelah muncul ruam.
Ø Asiklovir paling efektif jika diberikan dalam 24 jam setelah
lesi timbul atau setelah terpapar kontak

4. Lakukan pemeriksaan USG untuk melihat adanya


2. Asiklovir aman diberikan pada ibu dampak infeksi terhadap janin
dengan usia kehamilan di atas 20 5. Jika ibu terinfeksi 5 hari sebelum atau 2 hari sesudah
minggu. Pada usia kehamilan persalinan, berikan Varicella zoster Immunoglobulin
sebelum itu, asiklovir harus (VZIG) pada bayi
diberikan dengan hati-hati.
9 Infeksi Menular Seksual (IMS)

Sumber:

1. Kemenkes RI (2016. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual


2. Kemenkes RI (2015). Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu
ke Anak Bagi Tenaga Kesehatan.
3. Kemenkes RI (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan
01. Sifilis
Sifilis di sebabkan oleh kuman Treponema Pallidum. Tes
laboratorium baru positif setelah 10-45 hari seseorang
terinfeksi sifilis. Hasil negatif belum menyatakan
seseorang bebas dari infeksi sifilis. Dibedakan menjadi 2,
yaitu:
ü Sifilis kongenital (ditularkan dari ibu ke janin selama
dalam kandungan
ü Sifilis akuisita, ditularkan melalui hubungan seks dan
produk darah yg tercemar

Kebijakan eliminasi sifilis Kongenital


ü Pelayanan antenatal terpadu bagi semua ibu hamil
ü Skrining sifilis pada semua ibu hamil dan penangannya
ü Penanganan pencegahan bagi pasangan dilakukan oleh dokter di
BP PKM
ü KIE dan pemanfaatan kondom bagi semua ibu hamil dan
pasangannya
Penularan
Sifilis Komplikasi
Sifilis pada ibu hamil yang tidak
diobati dapat mengakibatkan
keguguran, prematuritas, bayi berat
lahir rendah, lahir mati dan sifilis
kongenital
Faktor ibu

Cara Penularan 01 Ø Adanya infeksi lain


Ø Penularan bariu
Penularan sifilis dari ibu ke bayi sifilis
berlangsung melalui cara yang lebih
kurang sama seperti pada penularan
infeksi HIV. Penularan ini terjadi pada Faktor tindakan osbtetrik
masa kehamilan, kontak saat persalinan Risiko penularan sifilis pada
dan kontak dengan lesi sifilis setelah
persalinan. Walaupun penularan dari ibu
ke bayi dapat terjadi pada minggu ke-9
masa kehamilan > pada saat
persalinan karena bakteri 02
dapat menembus barier
kehamilan, namun biasanya penularan darah plasenta
terjadi pada minggu ke-16 dan ke-28
kehamilan

Risiko penularan sifilis dari ibu ke anak


Diagnosis:

a. Gejala dan tanda klinis berbeda-beda sesuai stadium seperti tabel


berikut:
Pencegahan penularan sifilis dari ibu ke bayi

Skrining ttp dilakukan sekalipun


K1 terlewatkan melewati 16

Setiap ibu hamil wajib


3 minggu, dan dilakukan tata
laksana sesai dgn pedoman
mendapat pelayanan
antenatal terpadu sesuai
dengan pedoman
1
Setiap ibu hamil yg tes

4 serologi positif (all Methode)


harus diterapi utk mencegah
sifilis o=kongnital
Pada K1 pelayanan ANCT
dilakukan tes darah scr
inklusif, termasuk tes HIV dan 2
sifilis (baik dilakukan <16)
Obati pasangan seksual
5 dengan seropositive tsb
b. Untuk ibu hamil yang
asimptomatik, dianjurkan untuk
skrining saat melakukan
kunjungan antenatal
ü Kuantitatif: Venereal Disease
Research Laboratory (VDRL)
ü Kualitatif : Rapid plasma regain
(RPR)
Terapi sifilis pada
i b u h a m i l
Catatan
§ Azitromisin dan ceftriakson tidak direkomendasikan pada terapi ibu hamil
sifilis karena meningkatkan resistensi
§ Eritromisin hanya diberikan pada ibu hamil sifilis bila memang tidak ada
pilihan obat lain
Penjelasan Bagan
ü Ibu hamil harus melakukan ANC
dan 90% pd TM 1, harus dilakukan
skrining sifilis dan harus di berikan
pengobatan sero-positif.
ü Pada 80% pasangan ibu hamil
harus dilakukan skrining dan
pencegahan pengobatan
ü Dilanjutkan promosi kondom dan
KIA
ü 80% bagi bayi lahir dari ibu dengan
seropositive harus diberikan
profilaksis
B a g a n A l u r
Kegiatan PPIA
Komprehensif
02
Vaginosis Bakterial

Definisi
Peradangan pada vagina akibat
pertumbuhan berlebihan dari satu atau
lebih bakteri yang pada keadaan
normal ditemukan pada vagina.

Faktor predisposisi
Pasangan seksual multipel, hubungan
seksual tidak terlindungi, mencuci
vagina (douching)
Diagnosis
Kriteria Amsel yaitu adanya 3 dari 4
tanda berikut:

Cairan vagina homogen berwarna putih keabu-abuan


yang melekat pada
dinding vagina

PH vagina > 4,5


Tata Laksana
Sekret vagina berbau amis sebelum atau sesudah
penambahan KOH
10% (Whiff test). Ø Metronidazol 2x500 mg per oral selama 7 hari
Ditemukan clue cells pada pemeriksaan ATAU 2 g per oral dosis tunggal, ATAU
mikoskopik. Ø Klindamisin 2x300 mg per oral selama 7 hari

Bila tidak terdapat fasilitas untuk pemeriksaan, diagnosis


vaginosis bakterial dapat ditegakkan bila pada
pemeriksaan dengan spekulum ditemukan cairan vagina
putih keabu-abuan yang berbau amis.
03
Kandidiasis

Definisi
Kandidiasis adalah infeksi pada vagina
yang disebabkan oleh jamur Candida sp.

Faktor Predisposisi
Penggunaan antibiotik spektrum luas,
peningkatan kadar estrogen, diabetes
melitus, HIV/AIDS, imunokompromais.
Diagnosis Tata Laksana

q Duh tubuh vagina putih kental Ø Berikan mikonazol atau


dan bergumpal, tidak berbau
q Rasa gatal klotrimazol 200 mg intra
q Disuria/nyeri berkemih vagina setiap hari selama 3
q Diagnosis ditegakkan dengan
pemeriksaan KOH 10% untuk hari, ATAU
melihat Ø Klotrimazol, 500 mg intra
q pseudohifa dan miselium
vagina dosis tunggal, ATAU
Ø Nistatin, 100.000 IU intra
vagina setiap hari selama 14
hari
04 Trikomoniasis
Definisi
Infeksi pada vagina yang disebabkan oleh
parasite Trichomonas vaginalis

Tata Laksana
Diagnosis Ø Berikan metronidazol 2 g per oral dosis
tunggal, ATAU 2x500 mg per oral selama 7
Ø Duh tubuh vagina kuning kehijauan dan hari.
berbusa Ø u Selama pengobatan diberikan, anjurkan
Ø Vagina bau dan gatal
pasien dan pasangan untuk abstinens
Ø Edema atau eritema vagina
Ø Strawberry cervix sementara.
05
Kondiloakuminata

Definisi
Infeksi menular seksual yang umumnya
disebabkan oleh human papillomavirus risiko
rendah, terutama HPV 6 dan 11

Faktor predisposisi
Pasangan seksual multipel, memiliki infeksi
menular seksual lainnya, berhubungan
seksual aktif sejak usia muda
Diagnosis
Diagnosis dilakukan berdasarkan hasil Tata Laksana
pengamatan visual, berupa lesi khas di
genitalia eksterna sewarna kulit atau § TCA 80-90% dioleskan pada lesi
keabuan, hiperkeratotik, eksofitik, dengan
seminggu sekali
permukaan yang tidak rata dan ukuran
yang bervariasi § Bedah listrik/elektrokauterisasi
§ Krioterapi dengan nitrogen cair
§ Krioterapi dengan CO2 padat
Biopsi hanya diperlukan bila: § Pembedahan (bedah skalpel)
ü Diagnosis meragukan
ü Lesi tidak berespons terhadap Persalinan dengan SC dapat
pengobatan standar dipertimbangakan
ü Penyakit memburuk selama
pengobatan
ü Pasien imunokompromais
ü Lesi kutil berpigmen, terdapat indurasi, Podofilin dikontraindikasikan apda ibu
terfiksasi, berdarah, atau hamil krn bersifat toksik terhadap janin
ü terdapat ulkus
10 Diabetes Militus Gestasional

Sumber:

1. POGI (2018). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran


2. Kemenkes RI (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan
Definisi
Diabetes melitus gestasional adalah keadaan
intoleransi karbohidrat yang memiliki awitan atau
pertama kali ditemukan pada kehamilan.

Faktor Predisposisi
Risiko rendah Risiko rendah
ü Usia < 25 tahun ü Usia > 30 tahun
ü Berat badan normal sebelum hamil ü Obesitas
ü Tidak ada histori keluarga/orang tua ü Polycystic ovary sindrome
DM ü Kehamilan yang lalu ada intoleransi
glucosa
ü Tidak ada histori kelainan toleransi
ü Kehamilan yang lalu dengan bayi besar
glukosa
(> 4000g)
ü Tidak ada histori obstetri yang jelek ü Riwayat kematian janin dalam rahim
ü Bukan dari kelompok etnis dengan yang tidak diketahui sebabnya
prevalensi tinggi untuk DM ü Keluarga dengan DM tipe 2 (first-degree
relatives)
Patofisiologi
Patofisiologi DM pragestasi sama dengan
patofisiologi DM tipe 1 atau 2. Hiperglisemia dan
akibatnya padaa saat perikonsepsi menyebabkan
gangguan pertumbuhan organ

Hiperglisermia pada trimester 3 menyebabkan


terhambatnya sintesa surfaktan oleh sel
pneumosit II à delayed lung maturation à RDS
pasca lahir

Makrosomia diakibatkan oleh karena masuknya glukosa yang


tinggi ke sirkulasi janin yang merangsang hiperplasia sel beta
Langerhans janin sehingga terjadi hiperinsulin pada janin

Terjadinya penyulit jangka panjang DM gestasi adalah melalui


mekanisme fetal programming dari Barker yang menyatakan
bahwa ancaman pada periode kritis tertentu akan
diakomodasi (adaptasi janin) yang terbawa seumur hidup
Diagnosis
Perawatan Antenatal
Regulasi gula darah
1. Monitoring kadar glukosa darah (kapiler)
harian, baik puasa, prelunch, predinner dan
saat menjelang tidur.
2. Monitoring kadar glukosa darah (kapiler) 1
jam atau 2 jam setelah makan.
3. Pemeriksaan kadar HbA1C (Glycosylate
Hemoglobin) tiap semester = 6%.

Terapi insulin
• Multiple Insulin Injection.
• Continuos subcutaneos insulin infusion (insulin pump).:
egular/insulin lispro, diberikan secara continuous basal
Terapi rate & bolus pada pasien dengan kepatuhan tinggi.

Diet yg dianjurkan
- Rencana: 3 kali makan dan 3 kali snack
- Kalori: 30-35 kcal/kg normal BB, Total 2000-2400 kcal/day
- Komposisi: Karbohidrat 40-50%, kompleks dan tinggi serat Protein
Diet 20%, Lemak 30-40% (asam lemak jenuih/saturated < 10%).
- Pertambahan berat badan ibu 10-11 kg
Rencana Persalinan
Saat Persalinan Cara Persalinan
1. Pada kasus-kasus risiko rendah diperbolehkan
Pengelompokan kehamilan dengan DM
ditujukan ke arah risiko terjadinya kematian melahirkan ekspektatif spontan pervaginam sampai
janin dalma rahim dengan usia hamil aterm
ra an 2. Pada kasus-kasus risiko tinggi direncanakan terminasi
Ca alin pada usia hamil 38 minggu dengan pemberian
rs
Risiko Rendah pe kortikosteroid untuk pematangan paru janin.
Cara persalinan tergantung indikasi obstetrik.
- Regulasi baik aat an
- Tidak ada vaskulopati S alin 3. Pada kasus-kasus dengan makrosomia dengan
rs perkiraan berat janin ≥ 4500 g dipertimbangkan untuk
- Pertumbuhan janin normal
Pe SC elektif.
- Pemantauan kesejahteraan janin antepartum baik
- Tidak pernah melahirkan mati (stillbirth)
s
Persalinan diperbolehkan sampai usia hamil 40
ent
minggu.
ont
C
Risiko Tinggi
Regulasi glukosa intrapartum
- regulasi jelek Re
gu 1. periksa kadar glukosa darah (kapiler) setiap jam
- ada komplikasi vaskulopati las
- pertumbuhan janin abnormal (makrosomia/pjt) i dan pertahankan selalu dibawah 110 mg/dL.
2. kontrol glukosa selama proses persalinan
- polihidramnios
- pernah lahir mati (stillbirth)
Pertimbangkan untuk persalinan pada usia hamil
sejak 38 minggu (bila test maturasi paru janin positip).
Tata laksana
11 Gangguan Jantung

Sumber:

1. Kemenkes RI (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan
Definisi
Gangguan jantung pada pembahasan ini adalah gagal
jantung. Gagal jantung adalah sindrom klinis akibat
kelainan struktural maupun fungsional jantung yang
menyebabkan terganggunya fungsi pengisian dan
pengosongan ventrikel

Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya gagal jantung
bergantung pada kelainan struktural maupun
fungsional yang mendasari. Gagal jantung juga dapat
terjadi secara idiopatik.
Diagnosis
Berikut ini adalah tanda dan gejala yang dapat
mendukung kecurigaan adanya penyakit jantung pada
kehamilan

Dispneu atau ortopneu yang memberat Murmur sistolik grade 3/6 atau lebih

Batuk di malam hari Murmur diastolik

Pingsan Kardiomegali

Nyeri dada Aritmia yang menetap

Sianosis Split bunyi jantung kedua menetap

Distensi vena leher yg menetap Hemoptisis

Diagnosis lebih lanjut ditegakkan berdasarkan


pemeriksaan penunjang seperti EKG, ekokardiografi,
dan foto rontgen dada
Klasifikasi klinis New York Heart Association (NYHA)
Tata
laksana
Penanganan kelas I dan II
selama kehamilan
Tata
laksana
Penanganan gagal jantung
selama persalinan
Tata
laksana
Penanganan gawat jantung
selama SC

Lakukan anastesi lokal (infiltrasi)


dan Sedasi
Jangan lakukan anastesi spinal!
Tata
laksana
Penanganan Kelas III dan IV
12 Malnutrisi

Sumber:

1. Kemenkes RI (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan
01
Kehamilan dengan Obesitas

Definisi
Deposisi berlebihan dari jaringan lemak

Diagnosis
Obesitas dibagi menjadi dua kelas berdasarkan
indeks massa tubuh (IMT) :
q Kelas I : IMT antara 25,0-29,9
q kelas II : IMT >30

Faktor Predisposisi
Penyebab idiopatik: asupan kalori berlebih, kurangnya
aktifitas fisik, menurunnya laju metabolisme istirahat
Penyebab medis: penyakit endokrin, genetik
Definisi
Gangguan jantung pada pembahasan ini adalah gagal
jantung. Gagal jantung adalah sindrom klinis akibat
kelainan struktural maupun fungsional jantung yang
menyebabkan terganggunya fungsi pengisian dan
pengosongan ventrikel

Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya gagal jantung
bergantung pada kelainan struktural maupun
fungsional yang mendasari. Gagal jantung juga dapat
terjadi secara idiopatik.
Tata laksana
Tata laksana
02
Kehamilan dengan
Kekurangan Energi Kronik

Definisi
Kekurangan energi kalori dan protein dalam jangka
waktu yg lama

Diagnosis
pemeriksaan lingkar lengan atas <23,5 cm

Faktor Predisposisi
ü Asupan nutrisi yang kurang
ü Faktor medis, misalnya adanya penyakit
kronik
Tata Laksana

Makanan tambahan diberikan


Pemberian makanan bergizi
setiap hari selama 90 hari
untuk pemulihan gizi di PKM berturut-turut

Target kenaikan berat badan


ibu adalah 12,5-18 kg selama
Makanan tambahan kehamilan
diutamakan berbais bahan yaitu:
makanan atau makanan lokal ü Trimester 1: 1,5-2 kg
ü Trimester 2: 4,5-6,5 kg
ü Trimester 3: 6,5-9,5 kg
Thanks

Anda mungkin juga menyukai