Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Basicedu Volume 4 Nomor 4 Tahun 2020 Halaman 1460-1467

JURNAL BASICEDU
Research & Learning in Elementary Education
https://jbasic.org/index.php/basicedu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Di Kelas III Sekolah Dasar

Yanti Yandri Kusuma


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Indonesia
E-mail: Zizilia.yanti@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada tema 1 Pertumbuhan dan Perkembangan
Makhluk Hidup di kelas III SD Negeri 004 Pulau Bangkinang Seberang. Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan Hasil
belajar siswa pada tema 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Metode Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, refleksi.. Subjek penelitian terdiri dari siswa kelas III yang berjumlah 20 orang. Teknik
pengumpulan berupa dokumentasi, observasi, dan tes. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar
siswa tema 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup pada Siklus I Pertemuan 1 yaitu 55,68% dengan
kategori cukup aktif. Pada Siklus I Pertemuan 2 hasil belajar siswa meningkat yaitu 65,55% dengan kategori cukup
aktif. Pada Siklus II Pertemuan 1 hasil belajar siswa meningkat yaitu 46,35% dengan kategori aktif. Pada Siklus II
Pertemuan 2 hasil belajar siswa meningkat yaitu 72,22% dengan kategori aktif. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada tema 1 Pertumbuhan dan perkembangan Makhluk Hidup di kelas III SD Negeri 004 Pulau Bangkinang
Seberang.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Problem Based Learning, Pertumbuhan dan Perkembangan Mahluk Hidup
Abstract
This research was motivated by the low learning outcomes of students on the theme 1 Growth and Development of
Living Things in class III SD Negeri 004 Pulau Bangkinang Seberang. To solve this problem is to use the Problem
Based Learning (PBL) learning model. The purpose of this study was to improve student learning outcomes on
theme 1 The Growth and Development of Living Things by using the Problem Based Learning (PBL) learning
model. This research method is a Classroom Action Research (CAR) which is carried out in two cycles. Each cycle
consisted of two meetings and four stages, namely planning, implementing, observing, reflecting. The research
subjects consisted of 20 grade III students.. Collection techniques in the form of documentation, observation, and
tests. The results of this study can be concluded that the student learning outcomes theme 1 Growth and
Development of Living Things in Cycle I Meeting 1 is 55.68% with the category quite active. In the first cycle of
meeting 2 student learning outcomes increased, namely 65.55% in the fairly active category. In Cycle II Meeting 1
student learning outcomes increased by 46.35% in the active category. In Cycle II Meeting 2 student learning
outcomes increased, namely 72.22% in the active category. Thus it can be concluded that using the Problem Based
Learning (PBL) learning model can improve student learning outcomes on theme 1 Growth and development of
Living Things in class III SD Negeri 004 Pulau Bangkinang Seberang.
Keywords: Learning Outcomes, Problem Based Learning Model, Growth and Development of Living Things

Copyright (c) 2020 Yanti Yandri Kusuma


 Corresponding author
Address : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai ISSN 2580-3735 (Media Cetak)
Email : Zizilia.yanti@gmail.com ISSN 2580-1147 (Media Online)
Phone : 085272188477
DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.753

Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


1461 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Di Kelas III Sekolah Dasar - Yanti Yandri Kusuma
DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.753

PENDAHULUAN belajar. Namun, ada siswa yang belajar belum


Pembelajaran adalah segala sesuatu tentu ada guru yang mengajar, sebab belajar
yang dapat membawa informasi dan bisa dilakukan sendiri.”
pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung Belajar adalah suatu kegiatan yang
antara pendidik dengan peserta didik. (Asyar, dilakukan peserta didik, bukan sesuatu yang
2011). Belajar menurut pengertian psikologis dilakukan terhadap peserta didik. Peserta didik
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku tidak menerima pengetahuan dari pendidik atau
sebagai hasil dari interaksi dengan kurikulum secara pasif. Teori skemata
lingkungannya dalam menentukan kebutuhan menjelaskan bahwa peserta didik mengaktifkan
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan struktur kognitif mereka dan membangun
nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. struktur-struktur baru untuk mengakomodasi
Menurut psikologi klasik, hakikat belajar masukan-masukan pengetahuan yang baru.
adalah all learning is a prosses of developing or Kualitas pembelajaran mempunyai
training of mind. Belajar adalah melihat objek hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar
dengan menggunakan substansi dan sensasi. artinya semakin tinggi kualitas pembelajaran
Menurut teori mental State, Belajar adalah semakin tinggi pula hasil belajar yang
memperoleh pengetahuan malalui alat indra diperoleh. Kualitas pembelajaran yang
yang disampaikan dalam bentuk perangsang- dimaksud adalah efektif atau tidak efektifnya
perangsang dari luar. Pengalaman-pengalaman suatu proses pembelajaran. Proses
berasosiasi dan bereproduksi. Oleh karena itu pembelajaran efektif apabila siswa secara aktif
latihan memegang peranan penting. dilibatkan dalam menemukan hubungan
Pembelajaran merupakan suatu informasi yang diperoleh.Maka dari pada itu,
rangkaian peristiwa yang kompleks dan guru harus memahami sebaik-baiknya tentang
sistematis. Dalam peristiwa tersebut terjadi proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan
interaksi pendidik dan peserta didik dalam bimbingan dan menyediakan lingkungan
rangka perubahan sikap dan pola pikir yang belajar yang tepat dan serasi bagi siswa-siswa.
menjadi kebiasaan bagi peserta didik yang Bagi seorang guru mengajar merupakan tugas
bersangkutan. Pendidik berperan sebagai yang wajib dilaksanakan.
pengajar dan peserta didik sebagai pelajar. Pembelajaran yang berkualitas sangat
Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tergantung dari motivasi peserta didik dan
terjadi bersamaan, tetapi memiliki makna yang kreativitas pendidik. Peserta didik yang
berbeda, sebagaimana yang diungkapkan memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan
Suherman (2003) bahwa “Peristiwa mengajar pendidik yang mampu memfasilitasi motivasi
selalu disertai dengan peristiwa belajar, ada tersebut akan membawa pada keberhasilan
guru yang mengajar maka ada pula siswa yang pencapaian target belajar. Target belajar dapat

Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


1462 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Di Kelas III Sekolah Dasar - Yanti Yandri Kusuma
DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.753

diukur melalui perubahan sikap dan seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu
kemampuan siswa melalui proses belajar. proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap
Desain pembelajaran yang baik, ditunjang guru memiliki pandangan masing-masing
fasilitas yang memandai, ditambah dengan sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk
kreativitas pendidik akan membuat peserta menyamakan persepsi sebaiknya kita
didik lebih mudah mencapai target belajar. berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat
Nurhakim (2007) menjelaskan strategi ini yang telah disempurnakan, antara lain
pembelajaran yang meliputi pengajaran diskusi, bahwa suatu proses belajar mengajar tentang
membaca, penugasan, presentasi dan evaluasi suatu bahan pembelajaran dinyatakan
keterlaksanaannya tergantung kepada 3 dasar berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya
komunikasi yaitu: komunikasi antara pengajar dapat dicapai.
dan peserta didik, komunikasi antara peserta Menurut Dimyati (2006 : 20)
didik dengan sumber belajar dan komunikasi pengertian hasil belajar merupakan suatu
antara sesama peserta didik. Dari hal tersebut puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut
dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran terjadi terutama berkat evaluasi guru.
efektif dan optimal apabila ketiga komunikasi Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran
tersebut telah terselenggara dengan seimbang. dan dampak pengiring. Dampak pengajaran
Undang Undang Sistem Pendidikan adalah hasil belajar peserta didik yang dapat
Nasional (UUSPN) No.20 tahun 2003 diukur dengan segera atau secara langsung.
mengatakan pembelajaran adalah proses Dampak pengiring adalah hasil belajar peserta
interaksi peserta didik dengan pendidik dan didik yang tampak secara tidak langsung atau
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. merupakan transfer hasil belajar. Kedua
Dalam arti pembelajaran merupakan proses dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan
belajar yang diciptakan guru dengan tujuan peserta didik.
untuk mengembangkan kreativitas berfikir Pembelajaran dilakukan dengan aktif,
peserta didik sehingga kemampuan berfikir siswa dituntut untuk mengalami sendiri,
juga meningkat. Tidak hanya itu, proses belajar berlatih, berkegiatan, sehingga baik daya pikir,
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan emosional,dan keterampilan mereka dalam
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai belajar terus terlatih. Siswa juga
upaya meningkatkan penguasaan yang baik harusberpartisipasi dalam proses pembelajaran
terhadap materi pelajaran. dengan melibatkan diri dalamberbagai jenis
Hasil belajar merupakan prestasi kegiatan sehingga secara fisik mereka
belajar yang dicapai siswa dalam proses merupakan bagian daripembelajaran tersebut.
kegiatan belajar mengajar dengan membawa Berdasarkan wawancara tidak
suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku terstruktur peneliti dengan guru kelas III pada

Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


1463 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Di Kelas III Sekolah Dasar - Yanti Yandri Kusuma
DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.753

proses pembelajaran di SD Negeri 004 Pulau nalar serta menggunakan pengetahuannya


Bangkinang Seberang dan peneliti melakukan ketika diberi permasalahan.
observasi, terlihat bahwa siswa belum aktif Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem
dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal Based Learning (PBL) merupakan model
ini dapat terlihat pada saat kegiatan belajar kurikulum yang berhubugan dengan masalah
mengajar siswa kurang aktif dalam dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi
pembelajaran. Pada saat aktivitas visual siswa mempunyai dua karakteristik penting, pertama
kurang aktif dalam hal ini siswa malas untuk masalah harus autentik yang berhubungan
melihat media dan mengamati. dengan kontek sosial siswa, kedua masalah
Guru yang menjelaskan pembelajaran. harus berakar pada materi subjek dari
Kemudian pada saat hasil oral siswa juga kurikulum”. Terdapat tiga ciri utama dari model
kurang mampu mengemukakan pendapat dan Problem Based Learning (PBL).
menjawab yang apa yang ditanyakan oleh guru. Pertama, problem based learning
Pada saat aktivitas mendengarkan siswa merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran,
mendengarkan cukup baik namun jika guru artinya dalam implementasi PBL ada sejumlah
bertanya kembali siswa kurang mampu kegiatan yang harus dilakukan siswa, siswa
menjelaskan apa yang di dengarnya siswa takut tidak hanya mendengar, mencatat, kemudian
untuk berbicara. Pada aktifitas menulis masih menghafal materi pelajaran, tetapi melalui
ada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang model problem based learning (PBL) siswa
diberikan guru. Di kegiatan menggambar siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari
mampu melaksanakan kegiatan dengan baik. dan mengolah data, dan akhirnya membuat
Kemudian pada aktivitas motorik siswa masih kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran
kurang percaya diri dalam mengemukakan diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
pendapat nya dan berinteraksi di kelompok Problem based learning (PBL) ini
belajar. Di kegiatan mental siswa kurang menempatkan masalah sebagai kata kunci dari
mampu memecahkan masalah dan mengingat proses pembelajaran. Artinya tanpa masalah
pada kegiatan belajar di kelas. Dan pada pembelajaran tidak akan mungkin bisa
kegiatan emosional siswa cenderung takut berlangsung. Ketiga, pemecahan masalah
untuk tampil didepan kelas dan siswa masih menggunakan pendekatan berpikir secara
ribut dalam belajar. ilmiah.
Salah satu Model Pembelajaran Menurut Nurhadi (2004: 65) “Problem
Problem Based Learning (PBL) adalah suatu based learning PBL) adalah kegiatan interaksi
pembelajaran yang disusun dan digunakan antara stimulus dan respons, merupakan
untuk merangsang siswa meningkatkan daya hubungan antara dua arah belajar dan
lingkungan”. Lingkungan memberi masukan

Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


1464 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Di Kelas III Sekolah Dasar - Yanti Yandri Kusuma
DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.753

kepada siswa berupa bantuan dan masalah, pembelajaran yang menjadi tanggungjawabnya,
sedangkan sistem saraf otak berfungsi penelitian ini diharapkan dapat memberikan cara
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga atau prosedur baru untuk memperbaiki dan
yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, meningkatkan profesionalisme guru/ pendidik
dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan dalam proses pembelajaran di kelas.
baik. Problem Based Learning (PBL) Menurut Kemmis dan Taggart (Padmono,
merupakan sebuah pendekatan pembelajaran 2010), penelitian tindakan kelas adalah suatu
yang menyajikan masalah konstektual sehingga penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan
merangsang siswa untuk belajar. PBL oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk
merupakan suatu model pembelajaran yang meningkatkan penalaran dan keadilan praktik
menantang siswa untuk belajar, bekerja secara pendidikan dan praktik sosial mereka, serta
berkelompok untuk mencari solusi dari pemahaman mereka terhadap praktik-praktek itu
permasalahan dunia nyata. Masalah ini dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-
digunakan untuk mengikat siswa pada rasa praktek tersebut.
ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas
Berdasarkan uraian mengenai PBL di III SD Negeri 004 Pulau Bangkinang Kabupaten
atas, dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan Kampar Teknik pengumpulan data dari penelitian
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada ini yaitu observasi dan dokumentasi. Observasi
masalah dunia nyata (real world) untuk yang dilakukan adalah mengamati aktivitas guru
memulai pembelajran. Masalah diberikan dan aktivitas siswa, dan mengamati hasils belajar
kepada siswa, sebelum siswa mempelajari siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
konsep atau materi yang berkenaan dengan Dokumentasi berbentuk foto dan video pada saat
masalah yang harus dipecahkan. Dengan kegiatan pembelajaran berlangsung.
demikian untuk memeahkan masalah tersebut
siswa akan mengetahui bahwa mereka HASIL DAN PEMBAHASAN
membutuhkan pengetahuan baru yang harus Penelitian ini dilaksanakan untuk
dipelajari untuk memecahkan masalah yang meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan
diberikan. menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning pada tema 1 Pertumbuhan dan
METODE Perkembangan Makhluk Hidupa kelas III Sekolah
Penelitian ini menggunakan metode Dasar. Penelitian ini dilakukan dikelas III SD
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini Negeri 004 Pulau Bangkinang dengan tahap
merupakan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu pratindakan, siklus I dan siklus II. Pratindakan
penelitian reflektif oleh pelaku tindakan yang dilaksanakan untuk mendapatkan data awal jika
dilakukan oleh sendiri untuk memperbaiki proses pembelajaran tidak menggunakan model

Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


1465 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Di Kelas III Sekolah Dasar - Yanti Yandri Kusuma
DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.753

pembelajaran, hanya menggunakan metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL),


konvensional. Dari hasil pratindakan ini dapat menyiapkan lembar observasi hasil guru mengajar
disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan dan siswa kemudian lembar hasil belajar siswa,
metode konvensional sangat membosankan bagi Lembar Tugas Siswa (LTS), meminta guru kelas
siswa. Salah satu indicator pada Hasil belajar III menjadi observer hasil belajar siswa, dan
siswa, pada saat guru menerangkan dengan meminta teman sejawat 2 orang untuk menjadi
menggunakan metode tersebut banyak siswa yang observer siswa.
tidak memperhatikan penjelasan guru, sehingga Setelah dilaksanakan melalui Model
kelas menjadi tidak efektif. Ini terbukti dengan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
observasi yang dilakukan oleh peneliti melalui diamati oleh observer pada siklus I, maka peneliti
lembar Hasil belajar siswa yang mempunyai akan menyiapkan perencanaan pembelajaran pade
persentase secara keseluruhan adalah35,5%. siklus II sehingga indikator hasil belajar siswa
Menyikapi hasil dari pratindakan, peneliti dapat tercapai. Sebelum melaksanakan tindakan,
menggunakan model pembelajaran Problem Based peneliti akan memberi motivasi dan semangat
Learning. Pada siklus I perubahan siswa siswa yang sesuai dengan materi yang sedang
meningkat dengan persentase 55,68% , namun diajarkan agar mudah dipahami siswa. Kemudian
belum mencapai kategori aktif secara keseluruhan. memisahkan letak bahan ajar LTS dan media
Masuk ke siklus II perubahan siswa pun menjadi sehingga ketika masuk kelas peneliti sudah siap
lebih baik lagi dengan persentase 65,55% dengan untuk mengajar. Peneliti juga mempelajari apa
kategori aktif. Secara keseluruhan dari dua siklus kelebihan dan kelemahan yang terjadi di kelas
yang dilakukan dalam penelitian ini, setiap siklus schingga pada saat tindakan di siklus II guru bisa
selalu menunjukkan perubahan yang baik. merencanakan untuk membimbing siswa
Hasil belajar siswa selalu menunjukkan menggunakan Model Pembelajaran Problem
perubahan ke arah yang lebih baik dikarenakan Based Learning (PBL) pada saat mengajar, karena
proses pembelajaran menggunakan Problem Based dalam Model Pembelajaran Problem Based
Learning PBL ). Learning (PBL) juga memiliki kelemahan
Pada perencanaan siklus I dan siklus II sehingga perlu direfleksi disiklus II.
dalam pembelajaran Tematik pada siswa kelas III Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I,
SD Negeri 004 Pulau Bangkinang Seberang. pembelajaran masih tergolong cukup aktif karena
Peneliti harus menyiapkan perencanaan pada saat guru memberikan pertanyaan untuk
pcmbelajaran karena proses pembelajaran perlu membangun pengalaman siswa kurang antusias
direncanakan, adapun perencanaan yang dilakukan dalam menanggapinya. Siswa masih takut untuk
oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu : menyusun mengemukakan pendapat. Pada saat proses
instrumen penelitian berupa silabus, menyusun pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang
RPP berdasarkan tahap yang ada pada Model

Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


1466 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Di Kelas III Sekolah Dasar - Yanti Yandri Kusuma
DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.753

bercerita dan tidak mempedulikan guru didepan Dzulfikar, A., Asikin, M. & Hendikawati, P. 2012.
Keefektifan Problem Based Learning dan
kelas.
Model Eliciting Activities terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah. Unnes
Journal of Mathematic s Education-UJME,
SIMPULAN
Vol. 1, No. 1
Pembelajaran yang baik untuk
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar.
meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan Bandung. Bumi Aksara.
menggunakan model pembelajaran Problem Based
Hamzah, Moh dan Ismail. 2009. “Pengaruh
Learning (PBL) harus dipersiapkan dengan baik. Lingkungan dan Motivasi Belajar Siswa
Mulai dari penyusunan RPP, dan mempersiapkan terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di
Kejar Paket C PKBM Sultan Agung Kesambi
lembar observasi. Pelaksanaan pembelajaran Kota Cirebon”. Jurnal EduMa, 1(2): 101-112.
dengan menggunakan model pembelajaran Prblem Herry. 2015. Pengaruh Minat dan Motivasi dalam
Based Learning (PBL) sangat membantu dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. (online).
(http://rikoyutra.blogspot.com, diakses
meningkatkan Hasil belajar siswa. Dikarenakan tanggal 10 Desember 2016).
siswa akan lebih tertarik untuk belajar dan siswa
Istarani. (2012).58 Model Pembelajaran Innovatif.
menjadi lebih aktif. Model pembelajaran Problem Medan.MediaPersada..
Based Learning (PBL) sangat berperan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Pasal
meningkatkan hasil belajar siswa. Karena dapat 77G
menimbulkan semangat siswa dalam belajar yang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
mengalami peningkatan setiap pertemuan, dengan Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
hasil akhir persentase dari siklus I dan siklus II Dan Menengah. 2006. Jakarta: Diperbanyak
Hasil belajar siswa adalah 65,55% dengan kategori oleh PT Armas Duta Jaya.

aktif. Pebriana, P.H. (2017).


PeningkatanKeterampilanMenulisPuisiBebas
MenggunakanPendekatanKontekstualSiswaSe
DAFTAR PUSTAKA kolahDasar. Jurnal Publikasi Pendidikan
Volume 7 Nomor 2, Juni 2017.
Bahri, A. (2012). PenelitianTindakan Kelas.
Makassar :Universitas Muhammadiyah Purwanto, Ngalim.1997. Metodologi Pengajaran
Makassar. Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Choridah, Dedeh Tresnawati. 2013. “Peran
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Berpikir Kreatif serta Disposissi Matematis
Siswa SMA”. Jurnal Ilmiah Program Studi Riduan & Sunarto, (2012).Pengantar Statistika
Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol. untuk Penelitian Tindakan Pendidikan,
2, No. 2. Sosial, Ekonomi, Komunikasi Dan Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Dwi, Arif dan Sentot. 2013. “Pengaruh Strategi
Problem Based Learning Berbasis ICT Rohman, Fathur. 2005. Pengembangan
terhadap Pemahaman Konsep dan Pembelajaran Membaca. Makalah
Pemecahan Masalah”. Jurnal Pendidikan disampaikan dalam bimbingan Teknis Guru
Fisika Indonesia, Vol. 9, pp. 8-17

Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


1467 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Di Kelas III Sekolah Dasar - Yanti Yandri Kusuma
DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.753

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia se-Jawa


Tengah, yang diselenggarakan oleh sub Dinas
Pengembangan Tenaga Kependidikan dan
Non-Kependidikan Seksi PTK

Rusmino. 2012. Strategi Pembelajaran dengan


Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Slamet, St. Y.. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan


Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press

Soyomukti.(2016). Pengantar Ilmu Komunikasi.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses


Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda
karya Offset..

Tarigan, Henri Guntur. 1989. Membaca Sebagai


Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung
:Angkasa.

Tuminto, Didik. 2007. Keterampilan Berbahasa.


Jakarta: Rajawali Pres.

Tarmizi.(2013). Peningkatan Menulis Puisi Siswa


Dengan Teknik Pemodelan Di Kelas VIIID
SMP Negeri 19 Kota Bengkulu.pdf.
Universitas Bengkulu.

Wulandari, Bekti. 2013. “Pengaruh Problem


Based Learning Terhadap Hasil Belajar
Ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK”
. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol. 3, No.2, pp.
178-190.

Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147

Anda mungkin juga menyukai