SPA 7 Bima Patria LPA
SPA 7 Bima Patria LPA
PENDAHULUAN
dengan jenis terminal Tipe A. Fungsi terminal adalah terminal transit dan terminal
lintas. Luas terminal adalah 75.125 m2 dengan luas areal pelayanan kendaraan
dengan panjang jalan akses masuk/keluar terminal 300 m. Luas fasilitas utama
terdapat travel biro, pintu masuk terminal, kantor terminal, kios-kios, mushola,
taman, pos 1, pos 2, pos 3, pos masuk terminal, lapangan parkir terminal, halte BRT
berikut: Di sisi utara Jalan Kaligawe terdapat Terminal Terboyo dengan jalan akses
sepanjang 300 meter dan lebar 14 meter. Selain itu juga terdapat rumah sakit dan
pusat pendidikan perguruan tinggi swasta. Tata guna lahan di sekitar Terminal
oleh Kawasan Industri Terboyo, sedangkan di sisi selatan terdapat Rumah Sakit
Terboyo membuat banyak truk yang keluar masuk melalui jalan Terminal Terboyo
1
1.2 Tujuan dan Sasaran Pembahasan
sebuah proyek dengan judul “Pabrik Sayuran” sebagai dasar dalam perancangan
b. Apa tema desain yang akan diangkat untuk proyek bangunan baru ini?
maksimal?
2
1.4 Lingkup Pembahasan
sebagai berikut:
• Tinjauan proyek baik secara umum ataupun secara khusus mengenai Pabrik
sayuran yaitu dapat mengekspor produk hingga ke Negara lain. Tinjauan proyek ini
didukung adanya studi proyek sejenis sebagai acuan data untuk menganalisa aspek
arsitektural.
• Spesifikasi dan uraian proyek yang berisi analisa arsitektural mengenai studi
pelaku, aktivitas, fasilitas, kebutuhan ruang, serta kajian teori berkaitan dengan
3
1.4.2 Lingkup Spasial
memperhatikan :
kegiatan pelaku, cara mengawetkan bahan mentahan, bentuk desain interior yang
Kegiatan observasi dilakukan dengan cara studi kasus pada bangunan terkait.
e. Dsb.
4
Selain studi kasus ruang dan perabot, kenyamanan serta keamanan pada
aktivitas.
Data sekunder yang digunakan adalah literatur dari internet, literatur buku
dan artikel yang terkait dengan perilaku dan karakteristik pelaku pada pabrik, cara
sejenis.
dilakukan terkait dengan tingkat kenyamanan dan keamanan para pengunjung serta
sifat-sifat pengunjung.
5
1.5.3 Metoda Pemrograman
yang baik dan benar, karena pemrograman berfungsi sebagai data untuk membuat
sebuah desain.
Proses awal dalam membuat program adalah mengetahui judul dan topik yang akan
dibahas. Fungsi dari topik yang sudah tersedia adalah untuk mengetahui fungsi dari
bangunan yang akan di bangun. Pelaku dan aktivitas yang terjadi di dalam
Luasan ruang yang didapatkan akan digunakan sebagai besaran ruang yang
dapat dikelompokkan menurut sifat dan jenis ruang untuk memenuhi kinerja
kelompok ruang tersebut disusun berdasarkan hubungan ruang satu dengan yang
lainnya dengan mengatur letak dekat atau jauhnya hubungan satu ruang dengan
konsep spasial atau keruangan. Bentuk rancangan skematik dapat berupa analisis
seperti akses menuju lokasi, arah angin, kebisingan, pencahayaan, vegetasi, view
to site, view from site, dan sebagainya. Permasalahan yang terdapat pada tapak
tersebut disertakan dengan penyelesaian masalah tapak. Solusi tapak dari masing-
6
Setelah menyelesaikan zoning makro, diperlukan zoning mikro untuk
terkait dengan sifat, hubungan ruang, hubungan kegiatan, sirkulasi dan pencapaian
secara indoor dan outdoor. Hasil dari proses rancangan skematik dalam lingkup
Hasil dari penggabungan zoning makro dan zoning makro adalah konsep
tatanan massa pada tapak atau block plan. Proses tatanan massa ini berfungsi
untuk menyatukan antara bentuk bangunan yang akan dirancang dengan lokasinya.
Setelah menentukan letak massa yang tepat didalam tapak, massa tersebut
7
1.6 Sistematika Pembahasan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang pembahasan awal mengenai materi Landasan
Perancangan Arsitektur yang berisi atas latar belakang, tujuan dan sasaran,
Pada bab ini membahas mengenai gambaran umum tentang judul proyek.
Gambaran umum terpilih adalah tentang kegiatan yang ada terhadap pabrik
serta penelitian. Dalam bab ini juga membahas pelaku, aktivitas pelaku, fasilitas
Berisi data secara kualitatif dan kuantitatif dalam bentuk analisis dengan
Meliputi studi pelaku, studi aktifitas, studi fasilitas, studi kebutuhan ruang, studi
Meliputi studi sistem struktur, sistem utilitas, dan teknologi yang digunakan.
8
BAB IV : Program Arsitektur
baik dari segi konsep arsitektural, struktur, sistem kinerja bangunan dan aspek
penunjang.
Berisi tentang penekanan kajian teori dalam desain dan teori permasalahan
Daftar Pustaka
Berisi tentang data sumber dan referensi yang digunakan baik berupa
Lampiran
9
BAB II
TINJAUAN PROYEK
dan mesin, atau lebih umumnya yang memiliki beberapa bangunan, di mana
dilakukan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Namun, tidak juga kegiatan
produksi yang tujuannya mencari laba, seperti yayasan sosial, keagamaan dll.
Hasil dari kegiatan produksi adalah barang dan jasa, barang atau jasa inilah yang
akan dijual untuk memperoleh kembali biaya yang dikeluarkan. Jika hasil penjualan
barang atau jasa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan maka perusahaan tersebut
memperoleh keuntungan dan sebaliknya jika hasil jumlah penjualan barang atau
jasa lebih kecil dari jumlah biaya yang dikeluarkan maka perusahaan tersebut akan
10
Untuk menghasilkan barang siap konsumsi, perusahaan memerlukan bahan-
bahan dan faktor pendukung lainnya, seperti bahan baku, bahan pembantu,
peralatan dan tenaga kerja. Untuk memperoleh bahan baku dan bahan pembantu
serta tenaga kerja dikeluarkan sejumlah biaya yang disebut biaya produksi.
Jadi, Pabrik adalah kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang atau
faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan adalah alat
sebagai berikut :
pembuatan minyak kelapa sawit dan minyak nabati lainnya, pembuatan tapioka,
pabrik teh, pabrik kopi dan coklat, pabrik-pabrik es, pengolahan gading, ikan,
dan pembuatan mie (termasuk pabrik mie instan), roti, pengawetan ikan, buah-
b. Industri tekstil
Industri tekstil besar dan kecil banyak terdapat di Jawa Barat, daerah khusus
Ibu Kota Jakarta, dan sebagian terdapat di Jawa Tengah. Dalam industri ini
tikar.
11
c. Industri barang kulit
Industri barang dari kulit menghasilkan tas, koper, sepatu, sepatu, kipas,
industri pengolahan kulit tidak termasuk ke dalam kelompok ini. Namun dewasa
ini industri barang dari kulit perkembangannya tidak pesat, karena disaingi kulit
sintetis.
rumah tangga, seperti meja, kursi, dan pigura. Industri besar pengolahan kayu
menghasilkan barang-barnag dari kertas tulis biasa, kertas bungkus dan karton,
kertas hias dan tisu. Industri ini terdapat antara lain di Pematang Siantar
(kalimantan).
Industri kimia dan farmasi menghasilkan zat asam, garam kimia, pupuk,
Industri pengolahan karet terutama menghasilkan ban luar dan ban dalam
untuk kendaraaan bermotor maupun tidak bermotor. Kecualiitu, industri ini juga
12
menghasilkan barang-barang lain seperti bola, mainan anak, keperluan rumah
gelas, dan kaca. Industri ini juga manghasilkan keramik dan asbes. Pabrik
Selatan), Gresik (Jawa Timur), Cibinong (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah),
Industri baja yang besar terdapat di Cilegon, Jawa Barat yang menghasilkan
antara lain plat baja, pipa baja, dan kabel-kabel baja. Industri yang tidak begitu
besar menghasilkan atap seng, besi, beton, pipa-pipa besi dan lainnya, dan
j. Industri peralatan
IPTN) di Bandung
13
k. Industri pertambangan
Freepost di Irian Jaya ternyata juga menghasilkan emas dalam jumlah yang
cukup banyak.
l. Industri pariwisata
dimulai tahun 1991. tahun ini dinyatakan sebagai tahun kunjungan ke Indonesia
Indonesia meningkat.
Pengunjung
kelompok dari usia pra sekolah (3-6 th) , usia sekolah (7-24 th) , usia
14
Pengelola
pengunjung.
Tamu
Pegawai
15
2.1.5 Struktur Organisasi Pengelolaan Pabrik
16
2.2. Tinjauan Khusus
maksimum bangunan disesuaikan dengan tinggi mesin atau truk barang. Panjang
dan lebar bangunan mengacu pada kelipatan rentang kolom dengan penyesuaian
proporsi bentang baja >200 m setiap 15-20 m atau 30 m untuk keadaan maksimal.
menjamin bahwa pangan tidak tercemar oleh bahaya fisik, biologis, dan kimia
selama dalam proses produksi serta mudah dibersihkan dan disanitasi. Higienis
ruang produksi berkaitan dengan persyaratan ruang yang meliputi desain dan tata
letak, lantai, dinding dan pemisah ruang, langit-langit, bukaan, ventilasi, dan
sangat dibutuhkan untuk menunjang kualitas produk yang dihasilkan. Jenis material
yang sering digunakan dalam industri makanan adalah stainless steel dan epoxy.
Stainless steel tahan terhadap air dan udara, bahan ini dapat diaplikasikan pada
epoxy ini bertujuan untuk melindungi lantai agar kuat dan tahan lama, mengurangi
17
2.2.2 Kriteria Perancangan Bangunan Industri Makanan Olahan
dibuat sebagai panduan tentang cara memproduksi suatu produk agar produk
tersebut dapat mencapai kualitas yang baik dan secara konsisten. Kualitas yang
produk yang diproduksi harus sama dengan yang ada pada label kemasan atau
promosi. Produk yang dibeli konsumen juga harus tepat guna dan tidak
olahan buah belimbing ini, peraturan yang diperhatikan adalah peraturan desain dan
dan utilitas.
potensi bahaya kecelakaan kerja. Faktor fisik bangunan juga tidak terlepas dari
Indonesia, 2011).
18
Alur Sirkulasi Bangunan Industri Makanan
Menurut Hadiguna & Setiawan (2008), pola sirkulasi dan tata letak ruang
produksi pada bangunan industri dibagi menjadi dua yaitu: tata letak produk dan
tata letak proses. Tata letak produk didasarkan pada aliran produksi, mesin dan
fasilitas lainya. Ruang diatur berdasarkan urutan proses yang ditentukan pada
urutan produksi.
maksimum bangunan disesuaikan dengan tinggi mesin atau truk barang. Panjang
dan lebar bangunan mengacu pada kelipatan rentang kolom dengan penyesuaian
proporsi bentang baja >200 m setiap 15-20 m atau 30 m untuk keadaan maksimal.
menjamin bahwa pangan tidak tercemar oleh bahaya fisik, biologis, dan kimia
selama dalam proses produksi serta mudah dibersihkan dan disanitasi. Higienis
ruang produksi berkaitan dengan persyaratan ruang yang meliputi desain dan tata
19
letak, lantai, dinding dan pemisah ruang, langit-langit, bukaan, ventilasi, dan
Material yang aman, tidak mengkontaminasi produk dan mudah dibersihkan sangat
stainless steel dan epoxy. Stainless steel tahan terhadap air dan udara, bahan ini
produk. Sedangkan penggunaan epoxy ini bertujuan untuk melindungi lantai agar
kuat dan tahan lama, mengurangi resiko kerusakan akibat gesekan dan mudah
dibersihkan.
pengambilan cahaya siang hari melalui kubah di atap dan disalurkan ke tabung
bukaan pada bangunan. Sistem bukaan pada bangunan industri diletakan pada
bagian atap bangunan. Untuk mengalirkan udara panas dari dalam ruangan keluar,
maka lubang angin diletakkan di bagian tertinggi dan menggunakan exhaust fan.
20
reduksi, pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan,
dan/ atau penimbunan. Pemanfaatan limbah yang telah diolah menjadi kompos
Kompos yang berasal dari limbah makanan olahan buah belimbing dapat
Metode Perancangan
maupun isu mengenai objek desain. Dari isu yang didapatkan muncul
dengan metode pragmatik pada analisis tapak, metode deskriptif dan pragmatik
pada analisis ruang produksi, metode programatik pada analisis tata massa dan
ruang luar serta metode pragmatik pada analisis bangunan. Tahap selanjutnya
21
2.2.3. Persyaratan Umum Pabrik Makanan
Lantai harus dibuat halus, padat, dapat dikeringkan, tahan terhadap cairan
saluran pembuangan untuk memungkinkan pergerakan yang efektif dari aliran air
atau limbah air dalam kondisi kerja normal. Saluran air harus dibuat dan
menimbulkan bahaya. Sistem perangkap limbah harus terletak jauh dari area
Permukaan dalam harus halus dan tahan terhadap cahaya dan harus dijaga tetap
bersih. Pertemuan dinding dengan dinding dan dinding dengan lantai harus
Konstruksi pintu, jendela dan kusen (frame) harus terbuat dari bahan yang
memenuhi persyaratan fungsional yang sama untuk dinding internal dan partisi.
Konstruksi pintu harus padat. Jendela harus terbuat dari kaca tahan pecah atau
materi yang serupa. Makanan harus diproses dan ditangani di area yang dilengkapi
dengan langit-langit atau struktur lainnya yang dibangun dan dijaga untuk
22
Tangga, Titian dan Platform
harus dirancang dan dibangun agar tidak menimbulkan risiko kontaminasi ke produk
pengolahan, tempat inspeksi, gudang bahan baku dan kemasan, dan semua area
yang disengaja, dan terbuat dari bahan-bahan yang mudah dibersihkan dan
di gudang dan area lain dimana produk sudah dikemas harus dirancang agar
Area inspeksi
pemeriksaan produk. Area inspeksi harus memiliki akses yang mudah ke fasilitas
23
Pencegahan debu, lalat dan hama
Semua jendela luar, celah ventilasi, pintu dan bukaan lainnya harus secara
efektif tertutup ketika ditutup dan kedap terhadap debu, hama dan lalat. Pintu akses
personil harus disediakan. Pintu tersebut harus efektif mencegah lalat dan
produk, pejalan kaki atau akses truk harus kedap lalat dengan menggunakan
Perangkat self-closing
Air curtain
Screen kedap lalat
dan umpan harus ditempatkan agar tidak menimbulkan risiko kontaminasi untuk
produk, kemasan, wadah atau peralatan pengolahan. Umpan tidak boleh digunakan
Ventilasi
penanganan yang tertutup. Kipas extractor dan kanopi harus disediakan di area
dimana kegiatan memasak dilakukan, menghasilkan jumlah besar uap dan harus
24
Kipas dan ventilasi keluaran harus kedap lalat dan ditempatkan agar tidak
menimbulkan risiko kontaminasi dan sistem tekanan udara positif harus diinstal
Certificate Platinum Green Building. Konsep dari bangunan ini adalah green
site & green building sehingga menjadi low energy consumption building
25
Konsep Gedung Kementrian PU:
mengalir
tanaman
baik
26
- Efisiensi penggunaan daya listrik dengan
Pada bangunan Kementrian PUPR ini memiliki luas ruang hijau yang
sebanyak 10,219 m3/tahunnya. Selain itu juga vegetasi pada RTH dapat
juga pemilihan material secara tepat, terutama dari jenis yang memiliki
pejalan kaki & penyandang cacat. Pada bangunan ini orientasi dan bentuk
panas sinar matahari (dinding timur dan barat), tanpa mengurangi intensitas
27
Gambar 2.4
Pada bangunan ini juga digunakan sistem Grey Water System pada
area pabrik (kantor dan pabrik) ini ada pada kisaran ±1,7 Ha.
28
Gambar 2.5. Suasana dalam area PT. Indofood
29
Gambar 2.7. Jembatan timbang pada area PT. Indofood
batas wilayah daratan dan lautan. Wilayah pantai dimulai dari titik terendah air laut
pada saat surut hingga arah terjauh yang dapat digapai gelombang laut ke daratan.
Bentuk pantai bermacam-macam ada yang landai, terjal, berpasir, maupun pantai
Karakteristik tanah pada area pantai utara Jawa memiliki pola sebaran
berdasarkan ukuran butirnya yaitu pasir, pasir lanauan, lanauan pasiran dan lanau.
(Wisnu Arya Gemilang, Guntur Adhi Rahmawan, Ruzana Dhiauddin, Ulung Jantama
Wisha, 2018)
Semarang memiliki beberapa zona lahan. Area lahan yang digunakan sebagai
tambak tampak memiliki ukuran yang cukup luas. Bentuk pantai pada kawasan
terminal terboyo memiliki bentuk bibir pantai yang tersusun rapi. Radius 1 kilometer
dari bibir pantai terdapat kawasan yang sudah dipadati bangunan terutama pabrik-
pabrik mengingat letaknya berada pada kawasan industri. Lokasi tapak merupakan
lingkungan alami yang belum diolah dan tidak terdapat bangunan dalam tapak,
listrik, PDAM, telepon, dan drainase sudah tersedia di sekitar tapak ini dan berfungsi
dengan baik.
30
LAUT JAWA
PANTAI
LOKASI TAPAK
Gambar 2.8
Lahan basah atau wetland adalah wilayah dimana kondisi tanah lahan jenuh
dengan air secara permanen maupun musiman. Air yang menggenangi dapat
berupa air tawar, air payau atau asin. Lahan basah biasanya berupa rawa, rawa
bakau, paya, dan gambut. Lahan basah biasanya memiliki ekosistem tersendiri
berupa hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan bakau, paya rumput,
Berdasarkan dari penjelasan diatas dapat diketahui jika lokasi lahan berada
pada area rawa bakau yang berada disekitar pantai utara Semarang. Lokasi tapak
juga berada dekat dengan lahan kosong berpasir kering seperti yang ditunjukan
dalam gambar.
31
Gambar 2.9 Lokasi Tapak Pabrik Sayuran
Sumber: Google Maps
No Potensi Kendala
Terdapat banyak
Suasana sekitar tapak
1. angkutan umum melintasi
terlalu padat dan ramai
jalan tersebut
View to site lebih luas
Kondisi tapak sekitar
2. visualnya karena terletak
tergenang air (rob)
di daerah persimpangan
Belum adanya banyak
3. Tapak cenderung landai vegetasi pada area
tapak tersebut
32
2.4.1 Batas-Batas Tapak
Gambar 2.10
Foto Eksisting Tapak
Sumber: Dokumen Pribadi
33
2.4.2 Kondisi Lingkungan Tapak
Jalan yang digunakan untuk menuju tapak adalah Jalan Raya Tuban yang
termasuk dalam Jalan Arteri Sekunder. Kondisi jalan Raya Tuban dalam keadaan
baik dan merupakan jalan beraspal. Lebar jalan pada Jalan Raya Tuban ± 10meter
dan dilengkapi dengan pedestrian yang lebarnya ± 2meter. Kondisi lalu lintas pada
Jalan Raya Tuban ini ramai pada jam tertentu. Kondisi yang ramai ini biasanya
terjadi pada saat masyarakat berangkat ataupun pulang dari bekerja atau
jalan ini yang merupakan akses utama masyarakat dalam beraktivitas. Terdapat
fasilitas di sekitar tapak yang masih berfungsi dengan baik dan beberapa jenis
Terdapat beberapa jenis vegetasi di sekitar tapak diantaranya adalah pohon petai
cina, pohon palm, serta pohon yang bertajuk lebar. Terdapat juga pohon perdu di
sekitar tapak jalan Raya Tuban dengan jumlah yang cukup banyak yang tingginya
±7meter.
34
Gambar 2.13
Pohon Perdu
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 2.14
Terdapat beberapa fasilitas penunjang di sekitar
Pohon Palem
tapak antar lain: Sumber: Dokumen Pribadi
sebelah TImur tapak tepatnya dekat dengan jalan Raya Tubanyang dapat
Tenggara tapak.
- Saluran drainase yang lancar di sekitar Jalan Raya Tuban dengan lebar
35
Gambar 2.17 Gambar 2.18
2. Saluran Telepon di Sekitar 4.3 Saluran Drainase di Sekitar
Tapak Tapak
Fakta Klimatologi
Gambar 2.19
Lokasi Tapak
Pengukuran di Titik A
Pengukuran intensitas cahaya pada pagi hari pukul 09.00 sebesar 5820 lux
sedangkan pada siang hari matahari sangat terik mencapai 6888 lux. Hal ini
cahaya matahari.
36
PAGI 5820 lux 11476 lux 7839 lux
Tabel 2.2
Kebisingan yang berasal dari jalan Raya Tuban relatif tinggi karena
pagi hari mencapai 83 dB karena kondisi lalu lintas yang ramai pada jam
berangkat kerja. Sedangkan sore hari mencapai 81dB pada jam pulang kerja.
PAGI 80 dB 83 dB 81 dB
SIANG 80 dB 84 dB 82 dB
SORE 78 dB 81 dB 81 dB
MALAM 76 dB 80 dB 78 dB
Tabel 2.3
37
hawa panas. Sedangkan pada siang hari sangat terik mencapai 340 dan sore
hari 300
PAGI : 330
SIANG : 340
SORE : 300
MALAM : 250
melintas serta hawa panas dari jalan Raya Tuban. Tingkat kelembaban pada
siang hari mencapai 52%, sedangkan sore hari mencapai 69% dikarenakan
hawa panas dari jalan Raya Tuban karena jam pulang kerja.
PAGI : 46%
SIANG : 52%
SORE : 69%
MALAM : 57%
Kecepatan angin yang diukur di titik A pada pagi hari adalah 13km/h
dari arah Timur menuju Barat Daya. Hal ini disebabkan oleh angin yang
terbawa oleh kendaraan yang melintas di jalan Raya Tubanpada jam kerja.
38
Pengukuran pada siang hari adalah 11km/h, serta pada sore harinya 9km/h
39
Pengukuran di Titik B
Tabel 2.4
PAGI 74 dB 76 dB 78 dB
SIANG 72 dB 78 dB 82 dB
SORE 72 dB 74 dB 73 dB
MALAM 70 dB 72 dB 71 dB
Tabel 2.5
40
Data Pengukuran Suhu di Titik B
PAGI : 330
SIANG : 340
SORE : 280
MALAM : 250
PAGI : 46%
SIANG : 52%
SORE : 71%
MALAM : 57%
41
2.4.4 Gambaran Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Budaya di Sekitar Tapak
mencapai ratusan juta rupiah, karena tidak bisa beraktivitas dengan baik. Terdapat
kerugian mencapai ratusan rupiah. Saat terjadi rob tinggi, pihaknya tidak bisa
melakukan bongkar muat barang. Bila biasanya bisa dua sampai tiga kali, kini
Saat rob tinggi mencapai 1 meter, banyak yang tidak bisa melakukan
bongkar muat, karena dikhawatirkan merusak barang. Satu kontainer hanya bisa
bongkar muat satu kali, biasanya bisa dua sampai tiga kali. Hal itu juga dapat
masuk yang juga terendam rob, yang mengakibatkan kemacetan dan menyebabkan
banyak truk yang telat datang. Padahal harus tetap membayar tenaga sopir dan
uang solar. Kerugian lainnya adalah banyaknya kiriman angkutan yang tidak bisa
tertangani karena kendaraan tidak bisa keluar atau masuk ke kawasan ini. Sehingga
Gambar 2.20
Lingkungan Sekitar Tapak 42
Gambaran Lingkungan Sosial
Kondisi man diduga memiliki pengaruh lebih rendah karena masyarakat lebih
yang sama. Nature diduga akan berada pada urutan terakhir karena masyarakat
(man) lebih menitikberatkan pada penilaian kapasitas ekonomi rumah tangga yaitu
berdasarkan aspekaspek human settlement, yaitu man, nature, shells, society, dan
mendefinisikan kapasitas ekonomi yang ideal kondisi lingkungan yang baik, kualitas
rumah yang nyaman dan aman, kehidupan sosial yang baik, dan hubungan
43
Gambaran Lingkungan Budaya
tidak berlanjut.
human settlement hanya satu aspek yang mendukung, yaitu society. Keempat
aspek lainnya (man, nature, shells, dan network) tidak mendukungnya. Begitupula
cara pandang warga yang bersifat antroposentris berdampak pada perilaku kurang
ramah lingkungan. Ini tercermin dari makna kesejahteraan menurut warga, yaitu
pemenuhan kebutuhan dasar dalam lingkup ekonomi dan belum memikirkan aspek
untuk mendukung aktivitas industri. Kerukunan antar warga yang harmonis telah
44
BAB III
PEMROGRAMAN ARSITEKTUR
PENGELOLA
Karyawan
tamu
Istirahat - -
Manager
Karyawan R. Produksi
45
Bertemu dengan R. Tamu Publik
Tamu
menerima laporan
Istirahat - -
R. Produksi
Tamu
Istirahat - -
46
Memantau R. Manager Privat
dengan lingkungan
Tamu
Istirahat - -
dan seluruh
ruang pabrik
Tamu
Istirahat - -
47
Ibadah Musholla Servis
Tamu
Istirahat - -
Infrastruktur
dan seluruh
ruang pabrik
48
Bertemu dengan R. Tamu Publik
Tamu
Infrastruktur
Istirahat - -
Administrasi Manager
Kepala Tata
Usaha
Tamu
Kepala Tata
Usaha
Istirahat - -
49
Pulang Drop-off Publik
Tamu
Istirahat - -
Istirahat - -
50
Gambra 3.1. Pola aktivitas penge
51
PENDUKUNG
limbah limbah
Tamu
menerima Limbah
laporan
Istirahat - -
mentah)
Tamu
menerima
52
laporan
Istirahat - -
mesin produksi
Tamu
menerima Maintenance
laporan
Istirahat - -
langsung seluruh
proses
53
pengolahan
Tamu
menerima Pengolahan
laporan
Istirahat - -
R. Kontrol
Tamu
menerima
laporan
Istirahat - -
54
Maintenance
mesin produksi
Tamu
menerima
laporan
Istirahat - -
pengolahan
Tamu
menerima
laporan
Istirahat - -
55
BAK/BAB Toilet Servis
pembuangan limbah
limbah
Tamu
menerima
laporan
Istirahat - -
mentah)
Tamu
56
Membuat dan R. Mandor Privat
menerima
laporan
Istirahat - -
Tamu
menerima
laporan
Istirahat - -
sparepart
57
Tamu
menerima gudang
laporan
Istirahat - -
administrasi brankas
Tamu
menerima Administrasi
laporan
Istirahat - -
58
Bertemu dengan R. Tamu Publik
Tamu
menerima Keuangan
laporan
Istirahat - -
Tamu
menerima IT
laporan
Istirahat - -
59
Mereparasi Bengkel Privat
mesin
Tamu
menerima bengkel
laporan
Istirahat - -
sample
sample
Tamu
menerima Laboratory
laporan
Istirahat - -
60
BAK/BAB Toilet Servis
kontrak Kontrak
Tamu
laporan Kontrak
Istirahat - -
kerjasama
61
Tamu
menerima
laporan
Istirahat - -
karyawan Payroll
Tamu
menerima Payroll
laporan
Istirahat - -
62
Mengobati Klinik Privat
Pasien
Istirahat - -
Tamu
menerima Personalia
laporan dan
Hubungan
Industri
Istirahat - -
63
Menyimpan R. Loker Publik
barang
pekerjaan
pengolahan
Istirahat - -
Pulang
64
Gambar 3.2. Pola aktivitas pendukung
65
Parkir
laporan
Istirahat - -
Pulang
Parkir
minuman, mencuci,
dan membersihkan
ruangan
Istirahat - -
Pulang
Parkir
Istirahat - -
66
BAK/BAB Toilet Servis
Pulang
Parkir
Istirahat - -
Pulang
67
Gambar 3.3. Pola aktivitas Penunja
68
3.1.2. Studi Fasilitas Ruang
FASILITAS UTAMA
Area sterilisasi
material
Peeling
Area Steaming
Area Slicing
Area Coating
Area Frying
Area Blanching
Area De-oiling
Area Shaking
Area Sorting
Area Packing
Area Workshop
Power Station
69
FASILITAS PENGELOLA
Ruang General
Manager
Ruang Manager
Ruang Asisten
Manager
Ruang Mandor
Ruang Staff
Ruang Rapat
Ruang Administrasi
Brankas
Ruang IT
Gudang
Receptionist PUBLIK
Ruang Tamu
Lavatory SERVIS
Pantry
70
FASILITAS PENDUKUNG
Laboratory
Gudang limbah B3
B3
Gudang peralatan
Gudang laboratorium
material
Jembatan timbang
71
FASILITAS PENUNJANG
Klinik
Kantin PUBLIK
Musholla
FASILITAS SERVIS
Ruang CCTV
Ruang M&E
Pantry PUBLIK
Lavatory
72
Pola Pergerakan Ruang
sebelumnya. Pola ruang dibedakan menjadi pola ruang produksi dan pengelola.
73
3.1.3. Studi Ruang khusus
Proses produksi minyak dari pengolahan raw material (RM) hingga pada
Gambar 3.6.
de oiling /
Circulation oil fryer
separating oil
Preparation
Tahap persiapan yang merupakan tahap awal. Pada tahap ini dilakukan proses
washer untuk pencucian dengan cara memutar sikat sambil disemprotkan air untuk
Selanjutnya bawang akan turun menuju bak cuci 1. Pada proses ini dilakukan
perendaman sambil menunggu untuk diangkut secara otomatis secara berkala agar
tidak terjadi penumpukan dan bawang berjalan dengan jumlah yang konstan.
Proses ini dilakukan untuk mengambil/memisahkan benda asing yang ada diantara
74
bawang. Selanjutnya proses akhir pada tahap ini yaitu menampung bawang pada
Slicing
Tahap ini merupakan proses pengirisan dari bawang utuh menjadi irisan-irisan
kecil. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mata pisau silindris yang berputar
sehingga bawang teriris dan langsung jatuh diconveyor untuk selanjutnya dikirimkan
keproses berikutnya. Terdapat 3 buah mata pisau (triple slicer) yang bernama CC
untuk produk renyah dan slice yang berbentuk irisan bawang dan RRA untuk produk
Coating
yang telah dipotong. Tepung yang digunakan terlebih dahulu diolah di mixer dan
bawang hasil pemotongan menggunakan mesin coating. Proses ini dilakukan agar
bawang yang dihasilkan tebih renyah dan tidak melempem. Namun pada produk
Semarang terdapat 3 jenis mesin fryer yaitu fryer pada mesin HNC yang saat ini
mengatur jumlah feeding bawang yang masuk ke fryer. Setelah bawang masuk
pada proses penggorengan dengan berisikan minyak panas diaduk hingga bawang
bergerak menuju sisi lainnya. Sementara pada sisi tersebut bawang diangkat dan
75
sudah dalam kondisi kering sambil ditiriskan. Pada proses continuous frying ini
mengalami order yang banyak atau ketika kapasitas mesin continuous frying kurang
untuk menutupi order. Sistem kerja tungku penggorengan sama seperti proses
pemasakan minyak.
Kondisi awal tungku dipanaskan dengan menggunakan tenaga gas dari PGN
atau LPG sambil dilakukan pengisian minyak olein dengan menggunakan pompa.
Setelah suhu mencapai 140 derajat bawang dimasukkan dan diaduk hingga matang
sehingga bawang akan tersangkut sementara minyak akan jatuh menuju tangki
Circulation oil
Circulation oil berfungsi untuk mengatur minyak yang digunakan dalam proses
kualitas yang bagus sehingga pada mesin HNC terdapat cara kerja sistem dalam
sehingga minyak hasil filtrasi menjadi baik kembali dan dapat digunakan kembali.
pengaturan suhu tetap stabil tetapi berbeda pada tungku pemanasan harus
76
menunggu suhu minyak panas dahulu, terlebih jika dimasukkan bawang akan
Shaking
shaking untuk memisahkan ukuran bawang melalui ukuran mesh yang ditentukan.
bawang yang ukurannya lebih kecil dari mesh tersebut akan dilanjutkan pada
Sorting
Proses sorting dilakukan oleh karyawan untuk mencari benda asing yang ada
Proses sorting dilakukan diatas conveyor yang terus berjalan menuju area
pengemasan.
Packing
Proses packing merupakan tahap akhir untuk menghasilkan finish goods dari
produk bawang goreng. Proses ini dilakukan dengan memasukan bawang goreng
77
Mesin dan Peralatan
a. Bak pencuci
Bak pencuci digunakan untuk mencuci raw material dari sayuran yang merupakan
b. Grinder
campuran minyak dari raw material utuh menjadi dalam bentuk bubur yang nantinya
akan dicampurkan dalam proses pemasakan minyak (0.95 X 0.8 + 1.8 X 0.8= 2.2m2)
c. Tungku pemanas
Tungku pemanas atau kajiwara berfungsi untuk memasak atau megolah minyak
lainnya). Minyak dan rempah dimasak atau dipanaskan pada tungku pemanas
d. Pompa vakum
yang satu ke tangki/penampung lainnya. Proses aliran dan instalasi pipa dari proses
e. Colling Tank
Tangki pendinginan difungsikan untuk menurunkan suhu minyak hasil olahan dari
heat exchanger dengan pipa memutar didalam tangki yang berisikan aliran air
dingin sehingga suhu panas akan langsung diserap atau terjadi pertukaran
temperature antara air dingin dan minyak panas. (3 X 1.1 + 1.8 X 0.8= 4.74 m2 )
78
f. Storage Tank
Hasil produk dengan suhu yang sudah tidak terlalu panas kemudian disimpan pada
storage tank yang nantinya akan dialirkan pada setiap mesin packing melalui
g. Valve
Valve digunakan untuk mengisi produk pada mesin packing secara manual. Ketika
valve dibuka maka minyak, kecap, ataupun sambal akan turun ke tangki
h. Mesin Packing
Mesin packing digunakan untuk mengemas minyak, sambel, dan kecap ke dalam
kemasan dalam berbagai produk. mesin ini bekerja dengan menggunakan keran
menyemprotkan minyak, sambal ataupun kecap kedalam etiket yang diap diseal.
Sementara terdapat 2 jenis mesin packing yaitu sachet potong dan tanpa potong.
Yang membedakan adalah hasilnya yakni mesin packing potong memiliki pisau
Mesin ini digunakan pada produk sachet renceng agar hasil packing pada karton
rapi dan efisien dalam memuat produk minyak sebelum dikirimkan pada divisi
j. Belt Conveyor
dari setiap mesin menuju gudang finish goods (FG) yang telah ditata didalam
79
Alur Proses Mesin Continuous Drying
Proses produksi sayuran kering dari mesin continuous drying dan menjadi bubuk
dengan penggilingan pisau comitrol hingga menjadi produk jadi (FG). Mesin
continuous drying ini biasanya digunakan untuk mengolah cabai kering menjadi
bubuk cabai. Dalam proses mesin continuous drying ini mengalami beberapa
tahapan alur proses. Tahapan proses tersebut dijelaskan dalam alur proses
Sortasi 1 +
Feed RM Bak pencucian Steam
Sprayer
Continuous Continuous
Sortasi 2 Drying
drying B drying A1
Proses awal pada mesin continuous drying ini adalah feeding RM yang
dengan sprayer.
oleh conveyor dalam jumlah yang konstan. Cabai kering ini masih
80
dengan proses pengeringan tahap pertama dengan menggunakan steam di
Setelah keluar dari area A2 selanjutnya cabai dibawa pada area A1 namun
yang terus bergerak dalam sudut yaw sehingga cabai yang jatuh pada
conveyor di area A1 merata baik disisi kanan maupun disisi kiri. Meskipun
pembakaran oleh gas LPG. Proses ini dilakukan untuk mengurangi kadar air
melewati area drying B dengan menggunakan steam kembali. Jika kadar air
kadar air. Akan tetapi jika proses pengeringan terlalu lama maka cabai akan
remuk.
metal yang ada sebelum masuk pada proses penggilingan mesin comitrol.
mata pisau yang lebih besar jaraknya untuk mempermudah proses cutting
menjadi bubuk.
81
Bubuk cabai kemudian disemprotkan dengan menggunakan pompa vakum /
dipacking.
Proses produksi sayuran kering dari mesin static dryer dan menjadi bubuk dengan
penggilingan pisau FFC 37 atau FFC 64 hingga menjadi produk jadi (FG) dalam
Proses awal dilakukan untuk mempersiapkan raw material (RM) sayuran dan
Fungsi kerja static dryer yaitu memanaskan sisi bawah pada bak yang berisi
82
Steam atau uap panas di suplay pada salah satu sisi static dryer.
sirkulasi udara yang panas dari uap hingga sayuran kering karena sirkulasi
uap panas. Proses pemanasan ini dilakukan selama kurang lebih 4-5 jam.
dihaluskan pada mesin crusher, FFC 37 atau FFC 64. Crusher bekerja untuk
menjadi flake.
83
3.1.4. Studi Kebutuhan Luas Ruangan
FASILITAS UTAMA
2 Area sterilisasi 16 2
7 Area Coating 3 1
FASILITAS PENGELOLA
1 Ruang 16 (4x4) 1 1 16
Direktur
84
2 Ruang 12 (4x3) 1 1 12
General
Manager
3 Ruang 9 (3x3) 3 3 27
Manager
4 Ruang 26 (6.5x4) 4 1 26
Asisten
Manager
5 Ruang 30 (5x6) 5 1 30
Mandor
(6.5x6.5)
8 Ruang 25 (5x5) 1 25
Administrasi
& Brankas
10 Ruang IT 6 (2x3) 2 1 6
11 Gudang 4 (2x2) 1 1 4
12 Receptionist 4 (2x2) 2 1 4
15 Pantry 6 (3x2) 2 1 6
85
FASILITAS PENDUKUNG
produk jadi
2 Laboratory 24 5 1 24
material
limbah B3
limbah non
B3
peralatan
7 Gudang 4 1 1 4
laboratorium
9 Jembatan 60 3 1 60
timbang
truk
86
FASILITAS PENUNJANG
1 Ruang ganti 18 20 1 18
karyawan
dan loker
3 Kantin 48 24 1 48
4 Musholla 16 9 1 16
FASILITAS SERVIS
1 Ruang 20 (5x4) 5 1 20
security
4 Pantry 6 2 1 6
LUAS TOTAL 54
87
N FASILITAS LUASAN (m2)
TOTAL 2968.8
Jumlah pelaku
Pabrik beroperasi selama 20 jam untuk produksi dan 4 jam untuk perawatan
mesin-mesin pabrik. Pada pabrik sayuran ini digunakan 2 shift kerja dengan shift
pertama pukul 09-19.00 dan shift kedua pukul 19.00-05.00. perikut jumlah pelaku
Pengelola 35
Pendukung 168
TOTAL 229
88
3.2 PPIC
penyimpanan stok produk jadi (Finish goods) ataupun raw material (RM) yang ada.
truck.
PPIC SPV
89
3.2.3 Alur Proses
90
Departemen PPIC melakukan tugasnya untuk mengatur proses produksi
a. Order
Order dilakukan melalui sistem SAP. Order ini juga menjadi tumpuan dan
berdasarkan sift karyawan, dan jadwal produksi dengan rincian pada setiap
produknya akan dipengaruhi oleh jumlah order yang diterima di FID semarang.
Order yang masuk biasanya merupakan pesanan untuk periode satu minggu yang
b. Stok FG
(FG). Sementara untuk mengantisipasi kebutuhan lain yang mendesak ataupun hal-
hal diluar prediksi, untuk itu dilakukan adanya stok produk pada gudang finish
goods. Hal ini juga menjadi buffer untuk keberlangsungan pengiriman barang
secara kontinu.
c. Kapasitas mesin
Setiap mesin untuk memproduksi produk tertentu memiliki kapasitas dan kecepatan
yang berbeda-beda. Sehingga waktu proses produksi dari setiap mesin dan jenis
produk yang diproduksi berbeda pula. Jadwal produksi disampaikan satu hari
d. Order RM
91
Raw material (RM) merupakan bahan baku produksi yang menjadi
kebutuhan utama dalam produksi dari setiap produk. Terdapat dua jenis RM
mudah busuk/rusak yang berupa sayuran, bawang, sambal, kecap, dan lain
sebagainya. Sementara RM kering berupa etiket, karton, dan barang yang tidak
3.2.5 Distribusi
berdasarkan jumlah order. Terdapat dua jenis truck yang digunakan untuk proses
distribusi yaitu truck built up dan truck ankle. Truck built up memiliki kapasitas
angkut sebanyak 1120 dus karton dengan 20 tumpuk yang beratnya sekitar 16 ton.
Sementara truck ankle memiliki kapasitas angkut sebanyak 840 dus karton yang
92
Gambar 3.11 Analisa SWOT departemen PPIC
BAB IV
93
2. Datail-detail konstruksi, diusahakan dalam pemilihan bahan
melintas dibawahnya.
8. Crossing antar ME
balok.
saklarnya.
94
5. Pemilihan tipe saniter pengaruhnya terhadap ruang dan
komprehensif, yaitu
bangunan.
kenyamanan lingkungan.
1. Fungsi
95
sumber pendapatan daerah dan menjadikan kota bebas
nyaman.
produksi.
96
Sebagai mana mestinya bentuk yang digunakan tidak terlalu
3. Citra Arsitektural
97
Interior pada bangunan pabrik akan didominasi oleh
sekitar.
ruang yang tepat, alur produksi yang jelas serta desain ruang yang
98
4.2.3 Aspek Lingkungan
pabrik. Oleh karena itu tema dari bangunan ini adalah green
BAB V
KAJIAN TEORI
99
Dalam paradigma masyarakat tidak dapat dipungkiri bahwa
pabrik dianggap penyumbang kerusakan lingkungan, hal ini terjadi
karena bentuk limbah dan polusi udara yang dihasilkan dapat
dilihat dengan mudah secara kasat mata karena jumlahnya yang
besar. Selain itu juga penggunaan mesin-mesin pada pabrik selalu
diidentikan dengan penggunaan energi yang besar. Oleh karena
itu keseimbangan antara bangunan dan lingkungan harus dijaga
agar tidak muncul dampak negatif dari keberadaan pabrik
tersebut. Salah satunya adalah dengan penerapan Green
Industrial Building pada tema desain pabrik pengolahan kelapa
sawit ini.
a. Pengertian
Bangunan hijau (Green Building) adalah bangunan berkelanjutan
yang mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya
sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan
tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi,
dan peruntuhan. Praktik ini memperluas dan melengkapi desain
bangunan klasik dalam hal ekonomi, utilitas, durabilitas, dan
kenyamanan.
Bangunan hijau (Green Building) dirancang untuk mengurangi
dampak lingkungan bangunan terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan alami dengan:
• Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien
• Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan
produktivitas karyawan
• Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan
b. Permasalahan
• Penerapan “Zero Waste Management” sehingga tidak ada
limbah yang terbuang.
• Penerapan “Zero Energy Building” dengan menghasilkan
energi listrik sendiri.
c. Aspek Green Building
• Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD)
• Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency &
Conservation / EEC)
100
• Konservasi Air (Water Conservation / WAC)
• Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle /
MRC)
• Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and
Comfort / IHC)
• Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment
Management / BEM)
d. Penerapan Aspek Green Building dari Segi Desain
Bangunan
• Bentuk dan Orientasi Bagunan
Gedung Menteri Kementerian Pekerjaan Umum
memiliki bentuk massa bangunan yang tipis, baik secara
vertikal maupun horizontal. Sisi tipis di puncak gedung
didesain agar mampu menjadi shading bagi sisi bangunan
dibawahnya sehingga dapat membuat bagian tersebut
menjadi lebih sejuk. Pada desain gedung ini memiliki area
opening yang lebih banyak di sisi timur. hal ini dikarenakan
cahaya pada sore hari (matahari barat) lebih bersifat panas
dan menyilaukan.
• Shading & Reflektor
Shading light shelf bermanfaat mengurangi panas
yang masuk ke dalam gedung namun tetap memasukan
cahaya dengan efisien. Dengan light shelf, cahaya yang
masuk kedalam bangunan dipantulkan ke ceilin. Panjang
shading pada sisi luar light shelfditentukan sehingga sinar
matahari tidak menyilaukan aktifitas manusia di dalamnya.
Cahaya yang masuk dan dipantulkan ke ceiling tidak akan
menyilaukan namun tetap mampu memberikan cahaya
yang cukup.
• Sistem Penerangan
Sistem penerangan dalam bangunan menggunakan
intelegent lighting system yang dikendalikan oleh main
control panel sehingga nyala lampu dimatikan secara
otomatis oleh motion sensor & lux sensor. Dengan begitu,
penghematan energy dari penerangan ruang akan mudah
dilakukan.
101
e. Konsep Green Building
• Energi
Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya
listrik bangunan. Selain itu, bangunan juga selayaknya
dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan energi,
terutama lampu dan AC. Untuk siang hari, jendela sebaiknya
dibuka agar mengurangi pemakaian listrik. Jendela tentunya
juga dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas
penghuninya. Green building juga harus menggunakan lampu
hemat energi, peralatan listrik hemat energi, serta teknologi
energi terbarukan, seperti turbin angin dan panel surya.
• Air
Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem
tangkapan air hujan. Cara ini akan mendaur ulang air yang
dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram
toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air
beraliran rendah, tidak menggunakan bathtub di kamar mandi,
menggunakan toilet hemat air, dan memasang sistem
pemanas air tanpa listrik.
• Kesehatan
Penggunaan bahan-bahan bagunan dan furnitur harus
tidak beracun, bebas emisi, rendah atau non-VOC (senyawa
organik yang mudah menguap), dan tahan air untuk mencegah
datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam
ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi dan
alat-alat pengatur kelembaban udara.
5.1.2 Teori pengaruh bentuk tapak terhadap bentuk masa bangunan
Adaptasi bangunan yang kontekstual terhadap
tapak/kapling adalah adaptasi yang mempertimbangkan bentuk
tapak yang ada, sehingga bentuk masa bangunan akan sesuai
dengan bentuk tapak dan orientasi muka bangunan akan sejajar
dengan jalan utama.
Menurut sumber Edward, T. White. Concept Source Book :
A Vocabuary of Architectural Form. Ada beberapa langkah
sebelum kita menentukan bentuk bangunan berdasarkan bentuk
tapak yang ada, yaitu :
102
a. Location
1. Penentuan lokasi wilayah kota yang meanaungi tapak.
2. Jarak dan waktu tempuh antara tapak dengan daerah
lainnya yang ada di sekitar tapak
b. Neighborhood context
1. Existing zoning
2. Usia dan kondisi bangunan sekitar
3. Letak pedestrian dan juga keadaan lalu lintas di sekitar
tapak
4. Pola sirkulasi dalam tapak
5. Pola sirkulasi untuk pejalan kaki di dalam tapak
6. Hubungan sirkulasi antara ruang kosong dan ruang
solid
7. Pola pencahayaan dalam tapak
8. Pola bayangan cahaya matahari dalam tapak
9. Kontur tapak
10. Drainase
11. Vegetasi
c. Utilities
1. Sumber listrik, dan telephone
2. Jaringan air bersih dan air kotor
d. Sensory
1. View to site
2. View from site
3. View dari beberapa posisi dalam tapak
4. Point of interest
5. Kebisingan
6. Polusi udara
e. Human and Cultural
1. Populasi lingkungan
2. Aktivitas negatif ( kriminalitas )
103
3. Sikap terhadap proyek dan lingkungan sekitar
f. Climate
1. Temperatur
2. Pengendapan
3. Kelembaban relatif
4. Kecepatan angin
5. Cahaya matahari
BAB VI
PENDEKATAN DESAIN
104
khusus menunjuk pada karya-karya arsitektur yang bernilai tinggi dan first
class.
Dengan pemahaman bila arsitektur neovernakular adalah arsitektur
yang menyatu dengan daerah sekelilinganya dengan menyatukan
bangunan modern dan bangunan budaya lingkungan sekitar.
6.1.3 Hubungan masalah desain dengan pendekatan teori arsitektur klasik
Sebelumnya pada bab III, penulis sudah menyatakan
permasalahan yang didapat dari analisa penetapan desain yaitu :
1. Membuat bentuk bangunan green industrial building.
Tapak yang memiliki luas 2 hektar dan berbentuk persegi akan cukup
untuk membantu dalam bentuk bangunan yang bertema green
industrial building.
Bangunan Pabrik
Potensi yang sesuai
Tapak Sayuran
dengan tapak
105
kelembaban tinggi. Alat ini akan ditempatkan pada atap bangunan pabrik.
c. Turbine Uap
Turbine Uap digunakan untuk mengkonversikan uap yang dihasilkan
oleh mesin Boiler menjadi energi listrik. Energi listrik tersebut lalu akan dialirkan
untuk menghidupkan mesin pengolahan dan bangunan-bangunan penunjang.
106
Gambar 6.3 Turbine Uap
(Sumber: Alibaba, www.alibaba.com, Kamis 16 Oktober 2018)
d. Boiler
Mesin ini merupakan ketel uap yang digunakan untuk men-supply uap
ke dalam mesin-mesin pengolahan yang membutuhkan uap seperti perebusan
(Sterilizer) dan klarifikasi. Selain itu uap yang dihasilkan juga akan disalurkan
ke turbine uap untuk dikonversi menjadi energi listrik.
e. Biogas
Salah satu limbah yang dihasilkan pada pabrik pengolahan kelapa sawit
ini adalah limbah cair atau POME, pada pereduksian nilai BOD dan COD
limbah tersebut digunakan proses anaerobic menggunakan bakteri anaerob
yang menghasilkan gas metana. Gas metana tersebut merupakan elemen
utama dari biogas. Pada proyek ini, gas metana akan dikonversikan menjadi
biogas yang lalu dikonversikan lagi menjadi energi listrik dengan menggunakan
gas engine.
107
Gambar 6.5 Gas Engine
(Sumber: PEI, www.powerengineeringint.com, Kamis 16 Oktober 2018)
f. Photovoltaic
Lokasi dari pabrik pengolahan kelapa sawit ini memiliki iklim yang cukup
panas karena tidak adanya vegetasi peneduh, vegetasi hanya berupa pohon
kelapa sawit. Oleh karena itu, cahaya matahari akan dimanfaatkan dan
dikonversikan menjadi energi listrik dengan menggunakan panel
surya/photovoltaic.
108
Gedung Kementrian PUPR, Indonesia
Certificate Platinum Green Building. Konsep dari bangunan ini adalah green
site & green building sehingga menjadi low energy consumption building
mengalir
109
3. Eco Friendly: - Pemilihan material secara tepat
tanaman
baik
Pada bangunan Kementrian PUPR ini memiliki luas ruang hijau yang
Selain itu juga vegetasi pada RTH dapat menyerap 80% radiasi
secara tepat, terutama dari jenis yang memiliki poroeusitas tinggi serta
(dinding timur dan barat), tanpa mengurangi intensitas cahaya yang akan
110
Gambar 6.8 Ilustrasi Panas Matahari Gedung
Sumber: data pribadi
Gambar 6.9
Grey Water System
Sumber: data pribadi
Pada bangunan ini juga digunakan sistem Grey Water System pada air kotor
sehingga dapat digunakan kembali.
BAB VII
KONSEP DESAIN
111
7.1. Konsep Perancangan
Struktur bangunan
kedalam bangunan.
Orientasi bangunan
panas. Sedangkan pada arah Timur dan Barat sebaiknya diletakkan luas
Sumber : www.google.com/image
112
Bukaan jendela yang baik mengahadap pada arah Utara dan Selatan.
Penggunaan teras
ruang udara, dan dapat menjadi ruang perantara antara ruang dalam dan
Desain Dinding
Dinding luar tersebut berupa pelindung insulasi yang bagus tetapi harus
ventilasi yang alami karena hubungan lantai dasar dengan jalan harus
113
Penyambang sinar matahari merupakan pembiasan sinar matahari
secara langsung yakni pada sisi Timur dan Barat. Cross ventilation
segar.
Penyekat panas pada lantai terdiri dari beberapa jenis yakni serpihat,
Sistem struktur yang akan diterapkan pada bangunan ini dibagi menjadi
3 jenis yaitu:
a. Struktur Bawah
1. Pondasi
tepung terigu yang memiliki tinggi tidak lebih dari 3 lantai. Pondasi ini dipilih
1. Persiapan kerja
114
Tahap persiapan adalah tahap menyiapkan peralatan yang
2. Pengeboran
3. Pembesian
4. Pengecoran
lalu dicor dengan beton dengan mutu k-225. Jika kondisi tanah
b. Struktur Tengah
1. Lantai
Floor Hardener
1. Persiapan permukaan
115
beton. Tebal plat beton yang akan aplikasikan floor hardner harus
2. Peralatan permukaan
3. Penaburan
merata.
4. Pemadatan
trowel dengan putaran rendah dan dasar yang benar – benar rata.
5. Penghalusan awal
dengan mesin trowel finish dengan putaran baling – baling logam yang
6. Penghalusan akhir
dari air yang terlalu cepat dan retakan, semprot dengan bahan curing
transparent.
Bondek
Lantai bondek akan digunakan pada lantai atas yaitu pada kantor dan
ruangan – ruangan lain yang tidak berada di lantai dasar. Pemilihan lantai
116
Pemasangan bondek:
1.Pasang plat lantai bondek pada portal konstruksi baja atau beton
baja)
2. Kolom
Baja WF
3. Dinding
Bata Ringan
Bata ringan merupakan jenis bata yang mempunyai berat yang lebih
ringan dari bata merah dengan ukuran yang sama. Bata ringan memiliki
117
bahan dasar pasir kuarsa, semen, kapur, gypsum dan alumunium pasta.
Ukuran bata ringan ini bervariasi mulai dari 200 mm x 600 mm dengan
Kelebihan :
1. Memiliki bentuk yang presisi tinggi dan seragam dalam jumlah yang
banyak.
2. Pemasangannya cepat
Kekurangan :
mortar
12. Bata ringan dengan kualitas rendah dapat menyebabkan air rembes
118
Botol yang digunakan adalah botol bekas dengan ukuran 600 ml yang
c. Struktur Atas
1. Atap
Space Frame
space framekarena struktur ini memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi serta
memiliki bentang ruang yang lebar tanpa perlu bantuan kolom di tengah
2. Penutup Atap
Zincalume
Atap zincalume digunakan karena atap ini memiliki harga yang cukup
rumit.
119
Gambar 7.4 Atap Zincalume
Sumber:https://supplierbahanbangunandisda.files.wordpress.com/
2012/09/klip-lok-lurus-01.jpg
Penghawaan
system A/C itu sendiri tidak terlalu banyak sehingga bisa menghemat
120
Pencahayaan
Alami
Buatan
hemat energi nya sehingga lampu ini lebih ramah lingkungan dan
121
Dalam teknik pencahayaan sebuah ruang akan mempengaruhi
Pencahayaan umum
122
Hidden Lamp
C. Sistem Utilitas
a. Jaringan Listrik
energi pln dan mesin genset Untuk energi listrik alternatif lain
kekurangan daya.
123
Limbah cair. Berupa air bekas cucian buah sebelum diolah.
lain.
Limbah gas. Berupa hawa panas dan bau yang berasal dari
biopori.
d. Keamanan
akan dilengkapi juga dengan CCTV yang akan dipasang pada titik –
titik tertentu seperti koridor, ruang produksi, pintu masuk, area parkir
e. Penanggulangan Kebakaran
alat yang berpotensi memicu kebakaran dan pada titik – titik rawan
kebakaran.
124
BAB VIII
STRATEGI DESAIN
Sebelumnya pada bab III, penulis sudah menyatakan permasalahan yang didapat
dari analisa penetapan desain yaitu :
1. Membuat tema bangunan yang ramah lingkungan dan modern. Terdapat
berbagai permasalahan terkait tapak/lokasi terhadap bangunan pabrik ini.
125
d) Penempatan ruang service dan d) Penempatan posisi ruang seperti
mechanical electrical toilet,mekanical electrical dan
plumbing disisi yang paling banyak
menerima sinar matahari yakni
dibagian timur bangunan. Ruang –
ruang tersebut merupakan ruang
dengan intensitas kerja yang rendah
sehingga tidak mengganggu
kenyamanan pekerja ketika
beraktifitas.
126
Tabel 8.1 : Strategi desain dari permasalahan desain
Sumber : www.google.com
127
DAFTAR PUSTAKA
Ade Sri Rahayu, dkk., 2015, KONVERSI POME MENJADI BIOGAS, Winrock
International, United States
https://wiryawiguna.wordpress.com/2012/11/06/pengertian-dandefinisipabrikindustri/
http://www.finishingfloorhardener.com/2014/09/apa-itu-finishing-floorhardener.html
http://rzsduniatekniksipil.blogspot.co.id/2013/07/definisi-batu-batamerah.html
http://www.jasasipil.com/2014/09/kelebihan-dan-kekurangan-bataringan.html
http://www.jasasipil.com/2015/10/pengertian-struktur-rangka-spaceframe.html
http://pembangkit-uap.blogspot.co.id/2015/03/sistem-pembangkit-listriktenaga.html
128