Anda di halaman 1dari 1

Nama Lengkap : Aldi Sugespa

Nim : D1A200233
Kelas : Konversi Al Fattah
Mata Kuliah : Farmasi Fisika II (UTS)

1. Permasalahan yang banyak dihadapi oleh industri farmasi saat ini adalah kenyataan
bahwa hampir 70% dari kandidat senyawa obat baru dan 40% dari senyawa obat yang
telah beredar di pasaran merupakan senyawa yang sukar larut dalam air. Jawaban
berupa penjelasan (solusi dari permasalahan tersebut).

Jawaban :
a. Saat ini hanya 80% dari obat baru yang memiliki kelarutan dan permeabilitas
yang tinggi. Peningkatan kelarutan senyawa obat adalah salah satu tugas yang
menantang dalam pengembangan obat. Hampir40% dari senyawa kimia baru
memiliki kelarutan yang buruk dalam air.
Umumnya obat-obatan dengan tingkat kelarutan rendah akan memiliki
permeabilitas yang baik sehingga sering digolongkan dalam kelas II menurut
Biopharmaceutics System (BCS). Efek negative dari obat yang memiliki
kelarutan yang rendah yaitu penyerapan buruk, efektivitas obat menjadi
berkurang dan dosis pemberiannya juga akan semakin tinggi.
b. Solusi cara meningkatkan kelarutan obat dalam air :
Salah satu cara yang paling mudah dalam peningkatan kelarutan obat adalah
dengan menambahkan surfaktan.
Surfaktan adalah zat yang ketika ditambahkan ke dalam suatu suatu
larutan atau senyawa menurunkan tegangan permukaan senyawa tersebut.
Surfaktan memiliki dua gugus yaitu gugus hidrofilik dan hidrofobik. Gugus
hidrofilik akan berperan sebagai agen pembasah untuk menurunkan tegangan
permukaan atau tegangan antar muka suatu zat yang sukar larut dalam air.
Penambahan surfaktan memiliki peranan penting dalam menigkatan
kelarutan zat yang sedikit larut dalam air dengan pembentukan misel. Molekul
surfaktan membentuk misel dalam rentang konsentrasi tertentu yang disebut
dengan critical misel concentration (CMC).
Sumber :
Pramadita, W.2017. Teknik Peningkatan Kelarutan Obat.Farmaka.
Vol.14(2):288-297.
Syofyan, T, A. Safari, R. Azhar. 2013. Pengaruh Kombinasi Surfaktan
Natrium Lauryl Sulfat dan Benzalkonium Terhadap Kelarutan Ibuprofen.
Jurnal Sains dan teknologi Farmasi. Vol. 18(1):69-74.

Anda mungkin juga menyukai