Disusun oleh :
2. Koimah (1414161024)
1. Latar Belakang
Manusia diciptakan Allah dengan berbagai potensi yang dimilikinya, tentu
dengan alasan yang sangat tepat potensi itu harus ada pada diri manusia,
sebagaimana sudah diketahui manusia diciptakan untuk menjadi khalifatullah fil
ardh.
Potensi yang dimiliki manusia tidak ada artinya kalau bukan karena
bimbingan dan hidayah Allah yang terhidang di alam ini. Namun manusia tidak
pula begitu saja mampu menelan mentah-mentah apa yang dia lihat, kecuali
belajar dengan megerahkan segala tenaga yang dia miliki untuk dapat memahami
tanda-tanda yang ada dalam kehidupannya. Tidak hanya itu, manusia setelah
mengetahui wajib mengajarkan ilmunya agar fungsi kekhalifahan manusia tidak
terhenti pada satu masa saja, Dan semua itu sudah diatur oleh Allah SWT.
Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu
manusia akan tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusia tidak akan
mampu merubah suatu peradaban. Bahkan dirinyapun tidak bisa menjadi lebih
baik.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini, yaitu :
3. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa tujuan dalam penulisan
makalah ini, yaitu :
1
1. Untuk mengetahui pengertian belajar dan mengajar.
2. Untuk mengetahui alasan menuntut ilmu (belajar) sebagai kewajiban.
3. Untuk mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an yang mewajibkan kewajiban
belajar dan mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2
3. Adanya penerapan pengetahuan
4. Menyimpulkan makna
1 Azami, Muhammad Mustofa. Metodologi Kritik Hadits. Terj. A. Yamin. Jakarta: Pustaka
Hidayah. 1992.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis)
yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan
perubahan yang bersifat relatif konstan. Sedangkan seseorang dikatakan telah
belajar kalau sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Sedangkan pengertian mengajar lebih identik kepada proses mengarahkan
seseorang agar lebih baik. Didalam ilmu pendidikan islam adalah setiap orang
dewasa yang karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan
dirinya dan orang lain. Atau konsekuensi dari pada pengetahuan yang didapat.
ق ق ق ذ ۡ
ۡ قٱس ۡق قر كبق ٱ
ۡ ۡ قي خ ق ۡ
ۡ ٱق قأ ۡب
3
Artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan.”
Kata Iqra’ terambil dari kata kerja kara’a yang pada mulanya berarti
menghimpun. Apabila kita merangkai huruf kemudian mengucapkan rangkaian
tersebut maka kita sudah menghimpunnya yakni membacanya. Dengan demikinan,
realisasi perintah tersebut tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai
objek bacaan, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain.
Karena dalam kamus-kamus ditemukan aneka ragam arti dari kata tersebut adalah
bisa menyampaikan, menela’ah, membaca, meneliti, mendalami.
4
hingga Nabi kepayahan dan setelah itu dilepaskan. Malaikat berkata lagi
kepadanya, “Bacalah!” kemudian Nabi menjawab dengan jawaban yang sama.
Kemudian Nabi kembali ke rumah Khadijah dengan keadaan gemetar
seraya mengatakan “Selimutilah aku, Selimutilah aku”. Khadijah menyelimuti
beliau hingga rasa takutnya hilang, lalu beliau berkata “Aku merasa khawatir
terhadap diriku”. Khadijah menjawab”Jangan, gembiralah! Demi Allah,
Sesungguhnya engkau adalah orang yang menyambungkan silaturahim, benar
dalam berkata, menanggung beban, gemar menyuguhi tamu dan gemar menolong
orang yang tertimpa bencana. Kemudian Khadijah mengajak Nabi untuk menemui
Waraqh ibnu Naufal ibnu ‘Abdill-‘Uzza (anak paman Khadijah) dan
menceritakannya.2
Sesungguhnya Zat Yang Menciptakan makhluk mampu membuatmu
membaca, sekalipun engkau tidak pernah belajar membaca sebelumnya. Allah
menciptakan manusia dari segumpal darah, kemudian membekalinya dengan
5
maupun yang tidak tertulis. Perintah iqra’ mencakup telaah terhadap alam raya,
masyarakat dan diri sendiri, serta bacaan tertulis maupun tidak.4 Jika dikaitkan
dengan kewajiban belajar mengajar, maka terdapat beberapa titik temu sebagai
berikut:
1. Dalam surat ini, Muhammad SAW berperan sebagai seorang murid sebab
beliau adalah orang yang mencari suatu petunjuk dengan jalan kontemplasi
dengan semangat yang tinggi. Kesimpulannya sebagai seorang murid
harus mempunyai semangat mencari ilmu dan mengawalinya dengan
upaya penyucian jiwa, sehingga muncul dalam dirinya sikap tawadhu yang
akan memudahkan dirinya dalam
pembelajaran.
2. Malaikat dalam surat ini berperan sebagai guru yang bertugas mengajar
nabi Muhammad SAW, jibril AS tidak begitu saja memberikan pengajaran
4 Djamarah, Syaiful Bahri, 2008. Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: RT. Rineka: Cipta.
6
ۡق ۡ ق ۡ ۡ ق ق ق ق
٠ۡۡ ۡ ۡ قح قط كي ف ۡس
ۡ ض ۡ ق ۡ ۡ ۡ َِۡٱ كي ۡۡفن قصق
ۡ
Artinya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?. Dan gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan?. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?.”(Al-
Gaasyiyah:17-20)
Allah berfirman guna memperintahkan kepada para abdinya untuk
memperhatikan makhluk-makhluknya yang menunjukkan kepada kekuasaan dan
keagungannya: maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan? Unta dikemukakan karena dia merupakan ciptaan yang menakjubkan,
susunan tubuhnya sungguh memikat. Dan unta itu sendiri mempunyai kekuatan
dan kekokohan yang luar biasa. Dia ditundukkan untuk menanggung beban yang
berat dan menuntun kusir yang payah, dapat dimakan, bulunya dapat digunakan,
dan susunya dapat diminum. Dan langit, bagaimana dia di tinggikan? Yaitu
bagaimana Allah Ta’ala meninggikan langit dari bumi, ini merupakan peninggian
yang sangat agung. Dan gunung-gunung bagaimana dia di tegakkan? Yaitu
dengan menjadikannya tertancap sehingga menjadi kokoh. Dan teguh sehingga
bumi menjadi tidak miring bersama penghuninya: dan telah menjadikan berbagai
macam manfaat dan barang-barang tambang padanya.
Dan bumi bangaimana dia dihamparkan? Yaitu bagaimana dia
dibentangkan, dipanjangkan dan dihamparkan. Maka ayat ini mengingatkan
orang-orang arab badui tentang apa yang sering disaksikan oleh mereka berupa
unta, langit, gunung, dan bumi agar mereka dapat mengambil pengajaran dari
semua ini tentang kekuasaan dia yang telah menciptakan. Dan bahwa Dia adalah
Rabb Yang Maha pencipta, pemilik, dan pengatur. Dialah yang tidak ada tuhan
selain Dia semata.5 Seseorang yang melakukan pembelajaran haruslah bersikap
tabah dan kuat dalam menjalani prosesnya, karena kemanfaatan dalam menjalani
ketabahan tersebut sangatlah banyak, diantaranya untuk kemaslakhatan umum.
Ketika seseorang sudah memiliki ilmu yang tinggi secara tidak langsung dia juga
mempunyai pemikiran yang tinggi dari orang-orang pada umumnya sebagaimana
seseorang yang sudah mempunyai ilmu dan iman akan menjadi kokoh dan teguh
dalam pendiriannya kepada dasar-dasar yang dikembalikan kepada Al-qur’an dan
7
hadits yang telah menjadi berbagai macam manfaat untuk seorang muslim, ketika
seseorang sudah memiliki ilmu, seseorang tersebut akan mengakui dari semua
ilmu yang telah diambil semua berasal dari Allah.
Apakah kaum musyrikin mengingkari apa yang telah Kami ceritakan
kepada mereka tentang hari kebangkitan dan apa yang berkaitan dengannya
tentang kebahagiaan dan kesengsaraan ? Tidakkah mereka memperhatikan perihal
kejadian binatang unta yang menakjubkan dan selalu ada dihadapan mereka serta
selalu mereka pergunakan pada setiap kesempatan ? Jika mereka mau memikirkan
perihal penciptaan unta tersebut, niscaya mereka akan mendapatkan bahwa di
dalam penciptan unta terdapat suatu keajaiban diantara binatang-binatang lain.
Unta yang bertubuh besar, berkekuatan prima serta memiliki ketahanan yang
tinggi dalam menanggung lapar dan dahaga. Unta sangat tahan dalam melakukan
kerja berat, berjalan di terik matahari sahara tanpa berhenti dan menempuh
perjalanan sepanjang ribuan kilometer, sehingga binatang ini patut menyandang
gelar istimewa sebagai perahu sahara.3
Ciri khas lain dari unta adalah wataknya yang penurut, baik anak kecil maupun
dewasa. Iapun tetap bersabar disakiti oleh keduanya. untuk memberi makan
kepadanya, cukuplah apa yang ada di padang penggembalaan berupa daundaunan
dan pohon berduri. Di kalangan orang Arab, unta di anggap sebagai binatang yang
menakjubkan, karena mereka sudah kenal betul dengan watak dan tabiatnya.
Ayat ini dipaparkan dalam kalimat istifham (bertanya) yang mengandung
pengertian sanggahan terhadap keyakinan kaum kuffar dan sekaligus merupakan
celaan atas sikap keingkaran mereka kepada hari kebangkitan. Sanggahan
tersebut berupa argumen dengan dassar-dasar ilmu pengetahuan islam yang
didapatkan orang muslim dari Rasulnya, sehingga secara tidak langsung terjadi
proses belajar mengajar sebagai landasan orang muslim, baik itu ilmu
pengetahuan, filsafat, dan ilmu-ilmu lainnya.
8
Apakah mereka tidak memperhatikan kejadian langit yang terangkat
demikian tingginya tanpa memakai tiang penyangga ? Dengan demikian,
seseorang yang menginginkan derajat yang tinggi di sisi Allah , maka ia wajib
menuntut ilmu setinggi-tingginya. Apakah mereka tidak memperhatikan kepada
kejadian gunung- gunung, bagaimana gunung- gungung tersebut di pancangkan
sedemikian kokohnya sehingga tidak goyah atau goncang? Demikian juga seperti
orang yang sudah memiliki ilmu pengetahuan maka ia mempunyai landasan yang
kuat, dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang bertentangan. Dan dengan
dihamparkannya bumi sedemikian rupa, ia sangat cocok untuk kebutuhan para
penghuninya. Mereka bisa memanfaatkan apa-apa yang ada di permukaan bumi
dan apa-apa yang ada di dalam perut bumi berupa aneka jenis tambang dan
mineral yang memberi faedah bagi kehidupan mereka Dengan demikian, ibarat
manusia yang sudah mempunyai ilmu ataupun iman dengan landasan yang kuat,
ilmu tersebut dapat digunakan atau dimanfaatkan ilmunya dengan baik.
Jika mereka yang ingkar dan ragu mau menggunakan akalnya untuk
memikirkan seluruh kejadian-kejadian itu (penciptaan Allah) maka mereka akan
mengetahui bahwa kesemuanya itu diciptakan dan dipelihara oleh Yang Maha
Agung dan Maha Kuasa. Mereka juga akan mengetahui, bahwa ia mampu
menghidupkan kembali manusia setelah kematiannya kelak dihari kiamat dan dia
mampu menghidupkan manusia tanpa seorangpun mengetahui caranya. Oleh
sebab itu, hendaknya ketidaktahuan mereka terhadap hakikat hari kiamat tidak
dijadikan alasan untuk mengingkarinya.
Allah sengaja memaparkan semua ciptaannya secara khusus, sebab bagi
orang yang berakal dan mau belajar tentu akan mau memikirkan apa-apa yang ada
disekitarnya. Seseorang akan mau mempelajari bagaimana memperhatikan unta
yang dimilikinya. Pada saat ia mengangkat pandangannya ke atas–ia melihat
langit. Jika ia memalingkan pandangannya ke kiri dan ke kanan, tampak di
sekelilingnya gunung-gunung. Dan jika meluruskan pandangannya atau menunduk
– ia akan melihat bumi yang terhampar. Bagi orang-orang arab dalam
kesehariannya mereka tentu akan melihat kesemuanya itu.
Sebab itu Allah memerintahkan mereka agar mau belajar memikirkan seluruh
kejadian benda-benda di alam semesta. Dengan seperti itu manusia dapat
9
mempelajari hal-hal yang telah diciptakan oleh Allah dari penciptaan yang fakta.
Manusia dapat melihat lalu menggerakkan otaknya untuk berfikir bagaimana
Allah menciptakan semuanya semesta alam.6 Apabila mereka telah mempelajari
dan memperhatikan semua tentang ciptaan Allah dengan seksama, tentu mereka
akan mengakui bahwa penciptanya dapat membuktikan manusia pasti akan
kembali pada hari kiamat nanti, dengan bertujuan beriman kepada Allah.
ٰۡ
قف ۡٱَ ذ ۡق ۡۡۡقوٱنذ ق ۡر ق ٓقي ۡ ض ۡۡق ۡو
ٰۡ ٱخ ت قق ۡ قت ۡۡقوٱ ۡ ق ۡق ذن ۡق ۡقخ ۡ ق ٱذس ق ٰقوۡ إإ ق
.Tafsiran surat Ali Imran ayat 190 -191 ۡ 3قلقب ٰق ٱ ذق يق ۡ ۡ ٰ لكق ۡۡوْ ق ۡٱ
ّ ذ ق ۡ
ۡقو م ٰ قي ق ۡق ق ون ۡٱ ك يق
ق ق م
ۡ ق ق ب ۡج ٰل ۡقو ال ع
ۡ ق ق ذ ق
ق ۡخ ِۡ
ق ون قت قي ۡقو
ق ۡ ٰۡ
ذب ۡ ۡق
ض قر ۡۡۡقو ۡٱ قت ٰقو ق ذس ٱ
ق ق ۡ ق ق
ٰ ۡق ب
قط ۡا ٰ ۡه ق ۡخ ۡقم ق
ق ق ق م
ۡع ق ۡف ق ق ٰ ق ۡ ۡس ۡل
ۡ ۡ ق
ٱنذر ۡۡق قا ۡج
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
10
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (Ali Imran 190-191)
Maksudnya yaitu pada ketinggian dan keluasan langit dan juga pada
kerendahan bumi sertapada kepadatannya. Dan juga tanda- tanda kekuasaan- Nya
yang terdapat pada ciptaan- Nya yang dapat dijangkau oleh indra manusia pada
keduanya (langit dan bumi), baik yang berupa: bintang-bintang, komet, daratan
dan lautan, pegunungan, dan pepohonan, tumbuh- tumbuhan, tanaman, buah-
buahan,binatang, barang tambang, serta berbagai macam warna dan aneka ragam
makanan dan bebauan.
Silih bergantinya malam dan siang, yakni, silih bergantinya, susul
menyusulnya, panjang pendeknya. Terkadang ada dalam yang lebih panjang dan
siangnya yang pendek. Lalu masing- masing menjadi seimbang. Setelah itu, salah
satunya mengambil masa dari yang lainnya, sehingga yang terjadi pendek menjadi
lebih panjang, dan yang diambil menjadi pendek yang sebelumnya panjang.
Terdapat tanda- tanda bagi orang- orang yang berakal (Ulul Albab), Semuanya
itu merupakan ketetapan Allah yang Maha perkasa lagi Maha mengetahui, dan
hanya mereka yang mempunyai akal yang sempurna lagi bersih, yang mengetahui
hakikat banyak hal secara jelas dan nyata.
Orang yang berakal (Ulul Albab) adalah orang yang melakukan dua hal
yaitu tazakkur yakni mengingat Allah, dan tafakkur yakni memikirkan (ciptaan
Allah). Imam Abi al- Fida Ismail mengatakan bahwa orang yang berakal adalah
orang-orang yang akalnya sempurna dan bersih yang dengannya dapat ditemukan
berbagai keistimewaan dan keagungan mengenai sesuatu, tidak seperti orang buta
dan gagu yang tidak dapat berfikir.57
Dengan melakukan dua hal tersebut ia sampai kepada hikmah yang berada di balik
proses mengingat (tazakkur) dan berfikir (tafakkur), yaitu mengetahui, memahami
dan menghayati bahwa di balik fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di
dalamnya menunjukkan adanya Sang Pencipta Allah SWT.
11
Muhammad Abduh mengatakan bahwa dengan merenungkan penciptaan langit
dan bumi, pergantian siang dan malam akan membawa manusia menyaksikan
tentang keesaan Allah, yaitu adanya aturan yang dibuat- Nya serta karunia dan
berbagi manfaat yang terdapat di dalamnya. Hal ini memperlihatkan kepada fungsi
akal sebagai alat untuk mengingat dan berfikir.68 “Orang- orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, merupakan
penyifatan tentang Ulul Albab dari Allah.”Sebagaimana hadits yang diriwayatkan
Imam Al- Bukhari dan Imama Muslim dari ‘Imran bin Hushain, bahwa Rasulullah
SAW bersabda yang artinya:“Shalatlah dengan berdiri, jika kamu tidak mampu,
maka lakukanlah sambil duduk, jika kamu tidak mampu, maka lakukanlah sambil
berbaring”.
Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, maksudnya,
mereka memahami apa yang terdapat pada keduanya (langit dan bumi) dari
kandungan hikmah yang menunjukkan kekuasaan Allah. Sungguh Allah mencela
orang yang tidak mengambil pelajaran tentang makhluk-makhluk-Nya yang
menunjukkan kepada dzat-Nya, sifat-Nya, syari’at-Nya, kekuasaan-Nya.2
Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia- sia,
maksudnya Engkau tidak menciptakan semuanya ini dengan sia- sia, tetapi dengan
penuh kebenaran, agar Engkau memberikan balasan kepada orang- orang yang
beramal buruk terhadap apa- apa yang telah mereka kerjakan dan juga
memberikan balasan orang- orang yang beramal baik dengan balasan yang lebih
baik (Surga). Maha suci Engkau,Yakni ungkapan penyucian manusia kepada
Allah dari perbuatan sia-sia dan penciptaan yang bathil.
Maka peliharalah kami dari siksa neraka, Wahai Rabb yang menciptakan
makhluk ini dengan sungguh-sungguh dan adil. Wahai dzat yang jauh dari
kekurangan, aib dan kesia- siaan, peliharalah kami dari adzab Neraka dengan daya
dan kekuatan-Mu. Dan berikanlah taufik kepada kami dalam menjalankan amal
12
shalih yang dapat mengantarkan kami ke Surga serta menyelamatkan kami dari
adzab- Mu yang sangat pedih.
Intinya surat Ali Imran ayat 190-191 adalah Semua ciptaan Allah sebagai
wujud kekuasaan- Nya dapat dijadikan objek pembelajaran dan ilmu pengetahuan
oleh orang yang berfikir.
ۡ ۡ ق ۡق
قم ٱ ن َ قم قو ۞
ق ك
ۡ ۡقم ك ل ق ۡ ق ۡف ۡقك
ْ
ق قو
َ ۡ ق ٱ لي كق ق ۡا
ق ۡۡ ق
ۡقر ما ق ۡإ ۡ ق ۡ رواق ق
٢ۡۡ ۡ ق
ون ر
ق ۡۡ
َ
ق
ۡ
13
Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Pemahaman terhadap ayat ini hubungannya dengan pengembangan ilmu
pengetahuan tersebut amat erat dengan pendidikan, khususnya untuk
memperdalam ilmu pengetahuan. “Mengapa tidak pergi dari setiap golongan
diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan tentang
agama”. Artinya, menganjurkan dengan gencarnya, untuk memperdalam
pengetahuan agama, sehingga manusia dapat memperoleh manfaat untuk dirinya
sendiri dan orang lain.
Disebutkan dalam tafsir al-mishbah ayat ini menuntun kaum muslim untuk
membagi tugas dengan menegaskan bahwa tidak sepatutnya bagi orang-orang
mukmin yang selama ini dihancurkan agar bergegas menuju medan perang.
Mereka pergi semua ke medan perang sehingga tidak tersisa lagi yang
melaksanakan tugas-tigas lain. Jika memang tidak ada panggilan yang bersifat
mobilisasi umum. Maka mereka tidak pergi dari setiap golongan, yakni kelompok
besar diantara mereka beberapa orang dari golongan itu untuk
bersungguhsungguh memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka
dapat memperoleh manfaat untuk diri mereka dan untuk orang lain dan juga untuk
memberi peringatan kepada kaum mereka yang menjadi anggota pasukan yang
ditugaskan Rasulullah SAW itu apabila nanti telah selesainya tugas mereka yakni
anggota pasukan itu telah kembali kepada mereka yang ,memperdalam
pengetahuan itu, supaya mereka yang jauh dari Rasulullah SAW karena tugasnya
dapat berhati-hati dan menjaga diri mereka.79
14
ذ ۡ ۡ ق ْق ق ۡق ۡق
ۡ ۡ ض ۡۡف ٱن ۡوا
كي ف ۡب ق ق أ ۡٱ ق ق ۚۡ ذ ٱ ۡ ي قنش ِۡ ْ ۡقس روا.5
ۡ ق ۡٱ ۡق
ذ ق ذ ق ق
ش ۡح ٓٱ ٓقخ ق ۡح ۚۡإ ق ۡن
ۡ ئ ٱلن
7 Departemen Agama RI, 1996 Al Qur’a Al Kari Da Terje ah ya, PT. Karya Toha
Putra : Semarang
dikembalikan lagi sebagaimana pada awal kejadiannya; dari ada kemudian tidak
ada, kemudian manusia dibangkitkan kembali; dari tidak ada menjadi ada dan dari
15
ada dikembalikan lagi kepada ada, yaitu pada hari kebangkitan yang dikenal
dengan yaumu al Ba’tsi. Semua itu harus di yakini bahwa tak seorangpun dapat
melakukannya, kecuali Allah SAW Yang Maha Kuasa.
4. Hadits-Hadits
Ilmu merupakan kunci untuk menyelesaikan segala persoalan, baik
persoalan yang berhubungan dengan kehidupan beragama maupun persoalan yang
berhubungan dengan kehidupan duniawi. Ilmu diibaratkan dengan cahaya, karena
ilmu memiliki pungsi sebagai petunjuk kehidupan manusia, pemberi cahaya bagi
orang yang ada dalam kegelapan.
Orang yang mempunyai ilmu mendapat kehormatan di sisi Allah dan
Rasul-Nya. Banyak ayat Al-Qur’an yang mengarah agar umatnya mau menuntut
ۡ ق ْ ذ ْ
ۡ ۚ ۡقم ك ۡ ۡق ۡوٱ ق يق ۡأ وت ا ۡٱل قع ق ل قر قج ٰ ل
ق ق ق ذ
١ۡۡۡٞ قر ۡقوٱّ ۡۡبقق ۡۡعق ۡن ۡخ
Artinya :
16
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (Q.s. al-Mujadalah : 11)
Selain itu banyak hadits Nabi Saw yang mendorong agar umat Islam
bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Di bawah ini terdapat hadits Nabi Saw
yang berkenaan dengan kewajiban menuntut ilmu diantaranya:
ق ق قق ق ق
ۡ ۡ ق ۡظ ال ذ:ۡ ع ۡ ْ ۡ ع ْ ق ۡاّ ۡ ق ب ْ ق ۡ ق سْ ع ْ ۡفد ۡري ااّ ۡع ۡق ۡظ
قب ۡصى ااّ ۡع
17
ق
ۡ سل قف كق
dan ia membelanjakannya Fasullitho
َِۡا
Dengan benar Fil Haqqi
ْ ْ
Hikmah Al-Hikmata ا ۡاَق
ْ ق
ۡق قي
ia berprilaku sesuai dengannya Fa Huwa Yaqdhi ۡ
قض
18
Kewajiban menuntut ilmu ini ditegaskan dalam hadits nabi, yaitu : قط ق ْ ْلعقا ۡ ق
ۡقف ْ قل ق ۡق قي ۡۡ
ۡ قكك ْق قسْ ۡقو ۡوفمۡ قس
ف
19
ذ ق ْ ْ ْ أ
ۡا ق ۡإ ۡ ال ْعق ققمق ا ق حْ ق ط
ْ
) )رواهۡ س
Artinya
“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat”(HR. Muslim)
ْا ق ق ْ ْ
ت ا قق م
قإ قع ا ۡ قس ذ ۡۡاّ ۡ ۡۡل قط ق ي ۡۡ قي ق ق ق ق س ۡۡ قط قي
ۡ س قي ْ ۡ ق
ْ ذ
)ق ۡۡا ق ۡق )رواهۡ س
ق
Jalan menuju surga ْ قطْقَإ ۡقا
Thoriiqon ilal jannah قي ا ذق
20
Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga (HR Muslim)
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan
didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah
Swt dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena
itu orang yang menuntut ilmu adalah orang yang sedang menuju surga Allah.
Mencari ilmu itu wajib, tidak mengenal batas tempat, dan juga tidak
mengenal batas usia, baik anak-anak maupun orang tua. Kewajiban menuntut ilmu
dapat dilaksanakan di sekolah, pesantren, majlis ta’lim, pengajian anak-anak,
belajar sendiri, penelitian atau diskusi yang diselenggrakan oleh para remaja
mesjid.
Ilmu merupakan cahaya kehidupan bagi umat manusia. Dengan ilmu,
kehidupan di dunia terasa lebih indah, yang susah akan terasa mudah, yang kasar
akan terasa lebih halus. Dalam menjalankan ibadah kepada Allah, harus dengan
ilmu pula. Sebab beribadah tanpa didasarkan ilmu yang benar adalah sisa-sia
belaka. Oleh karena itu dengan mengamalkan ilmu di jalan Allah merupakan
ladang amal (pahala) dalam kehidupan dan dapat memudahkan seseorang untuk
masuk ke dalam surga Allah.
Allah sangat mencintai orang-orang yang berilmu, sehingga orang yang
berilmu yang didasarkan atas iman akan diangkat derajatnya oleh Allah,
sebagaimana firman-Nya di atas dalam Q.S Al-Mujadallah : 11
Keutamaan lainnya dari ilmu adalah dapat mencapai kebahagiaan baik di
dunia ataupun di akhirat. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits nabi :
ق ق ق ق
ق ْ ق ق ق ق ق
قاآخق ۡۡحق ق ع ي ْ ۡقال
ْ ۡۡ الالُ ْنقي ۡ قع ي ْۡ ق ب ق ْلعق قق ۡو ق ْم ۡ أ ر ۡ قم ۡ ْ أ ر
ق ۡق ۡۡ بق ق ْلعْ ق ق ۡۡۡوق ْمۡۡأ ق قرق
ال هق ق ۡۡع ي ْۡ ق
21
ْ
ۡ ب ق ْقلع ق
)ۡۡ(روا هۡ الطبراني
Artinya :
Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia harus memiliki
ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun
harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka
itupun harus dengan ilmu (HR. Thabrani)
Kebahagian di dunia dan akhirat akan dapat diraih dengan syarat memiliki
ilmu yang dimanfa’tkan. Manfa’at ilmu pengetahun bagi kehidupan manusia,
antara lain :
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengiat, akan tetapi lebih luas daripada
itu, yakni mengalami perubahan perilaku dari pengalaman.
22
c. Seorang muslim dibolehkan merasa iri dalam hal pertama melihat
orang yang mempunyai harta kemudian menafkahkan hartanya di jalan
Allah, dan kedua, orang yang mempunyai ilmu kemudian diamalkan
dan diajarkan kepada orang lain.
d. Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim laki-laki dan
perempuan, dari mulai sejak lahir sampai sebelum masuk kubur
e. Ilmu yang harus dicari adalah ilmu agama dan ilmu pengetahuan
umum yang bermanfaat
2. Saran
Demikianlah makalah dari kami, pembahasan tentang Kewajiban
Belajar dan Mengajar. Dan kami merasa bahwasanya masih terdapat
kekurangan dalam penyajian makalah kami ini. Untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata. 2002. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Al-Qur’an karim
Ar Rifa’i, Muhammad Nasib, 2000. Tafsir Ibnu Katsir Gema Insani Press: Jakarta
Azami, Muhammad Mustofa. Metodologi Kritik Hadits. Terj. A. Yamin. Jakarta:
Pustaka Hidayah. 1992.
Departemen Agama RI, 1996 Al Qur’an Al Karim Dan Terjemahnya, PT. Karya
Toha Putra : Semarang
Departemen Agama RI,2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Lentera Abadi
23
Djamarah, Syaiful Bahri, 2008. Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: RT. Rineka
Cipta.
Ghoffar, M. ‘Abdul,2008. Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Imam As-Syafi’i
Mustafa, Ahmad, 1993. Al-Maraghi. Semarang: PT. Karya Toha Putra
Nashiruddin al-Albani, Muhammad. 2003. Ringkasan Shahih Muslim Jakarta :
Pustaka Azzam.
Nata, Abuddin, 2002. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Shihab, M. Quraish,2002. Tafsir Al Misbah. Jakarta: Lentera Hati
Solahudin, Muhammad; Agus Suyadi. 2009 Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka
Setia.
Umar, Bukhari. 2012. Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadis.
Jakarta : AMZAH Bumi Aksara.
Yusuf al-Qardawi, 2001.Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban, terj. Abad
Badruzzaman, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
24