Obat Tetes Steril Laprak
Obat Tetes Steril Laprak
SEMISOLIDA STERIL
PERCOBAAN IV
Disusun oleh:
Shift/Kelompok : A/2
Tanggal Praktikum : 14 Desember 2021
Tanggal Laporan : 21 Desember 2021
Nama Asisten : Nina Bonita, S. Farm.
LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT D
BANDUNG
2021 M / 1443 H
PERCOBAAN IV
I. Nama Sediaan
1.1. Obat Tetes Mata Pilokarpin
Nama Generik : Tetes Mata Pilokarpin
Nama Dagang : Pilokarp eye
1.2. Obat Tetes Telinga Kloramfenikol
Nama Generik : Tetes Telinga Kloramfenikol
Nama Dagang : Erlamycetin, Reco, Ramicort
V. Pengembangan Formula
5.1 Tetes Mata Pilokarpin
Sediaan tetes mata adalah sediaan atau obat steril yang diaplikasikan
pada mata, yang steril dan terbebas dari partikel asing dan terdiri dari
campuran senyawa yang sesuai. Tetes mata pilokarpin memiliki khasiat atau
kegunaan sebagai miotikum yaitu obat yang dapat mengecilkan pupil,
biasanya digunakan untuk mengobati penyakit glaukoma yang diakibatkan
karena tingginya tekanan pada okular sehingga saraf optik dan retinanya
tertekan, yang dapat beresiko mehilangkan penglihatan secara progresif.
dengan kecilnya pupil, akan membuka aliran cairan dalam bola mata sehingga
dapat keluar dan menurunkan tekanan bola mata.
Bahan aktif dari pilokarpin HCl yaitu mudah larut dalam air sehingga
dibuat sediaan obat tetes mata dalam bentuk larutan (British Pharmacopeia,
2009: 4736).
Sediaan obat tetes mata yang akan dibuat merupakan sediaan dosis
ganda (multiple doses) yang memiliki resiko masuknya mikroorganisme hidup
ketika sediaan kontak dengan udara. Oleh karena itu, ditambahkan
benzalkonium klorida dengan konsentrasi 0,01% sebagai pengawet untuk
mencegah terjadinya pertumbuhan mikroorganisme dalam sediaan selama
masa penggunaan (Rowe, 2009: 27).
Zat tambahan lain yang ditambahkan pada sediaan adalah polivinil
alkohol untuk meningkatkan viskositas larutan. Peningkatan viskositas
sediaan bertujuan untuk meningkatkan waktu kontak larutan dengan kornea
mata sehingga obat dapat berpenetrasi lebih baik ke dalam mata dan efek yang
dihasilkan pun mejadi lebih baik. Konsentrasi yang dianjurkan ialah 0,25-3%
(Rowe, 2009: 491-492).
Pada sediaan obat tetes mata pilokarpin HCl mempunyai rentang pH
yang cukup luas. Untuk mempertahankan nilai pH sesuai yang diinginkan
maka digunakan HCl dengan pH 5,3.
Pada sediaan obat tetes mata pilokarpin HCl tonisitas yang didapat
yaitu hipotonis kurang dari 0,9% maka ditambah NaCl untuk memenuhi
syarat sediaan tetes mata yang isotonis. Isotonis dengan air mata, ataupun bila
memungkinkan isohidris dengan pH air mata (Lund, 1994: 163). Apabila
sediaan tidak ditambahkan NaCl (hipotonis) maka akan berbahaya bagi tubuh
karena sel akan mengembang yang disebabkan karena sel menarik
larutan/pelarut untuk masuk ke dalam sel sehingga sel akan mengembang dan
akhirnya pecah (lisis). Hal ini membahayakan apabila sel yang pecah adalah
pembuluh darah karena akan menyumbat aliran darah.
Aqua pro injeksi digunakan sebagai pelarut atau pembawa pada
sediaan tetes mata pilokarpin HCl. Dimana kelarutan obat tetes mata
pilokarpin HCl yaitu sangat mudah larut dalam air, kompatibel dengan cairan
mata, tidak toxic, bebas pirogen dan umum digunakan. Digunakannya aqua
pro injeksi karena aqua pro injeksi adalah air untuk injeksi yang telah
disterilisasi dan dikemas dengan cara yang sesuai. Tidak mengandung bahan
antimikroba atau bahan tambahan lainnya (Depkes RI, 1995).
Pada sediaan tetes mata pilokarpin HCl digunakan wadah botol tetes
plastic, dikarenakan zat aktif yang digunakan tahan panas dan stabil terhadap
cahaya. Selain itu digunakan wadah botol tetes karena sediaan digunakan
secara multiple dose dengan penggunaan langsung diteteskan ke mata.
Nama Zat E % E ×%
Pilokarpin HCl 0,23 2% 0,23 x 2% = 0,46%
Benzalkonium Klorida 0,18 0,01% 0,18 x 0,01% = 0,0018%
Polivinil Alkohol 0,02 0,1% 0,02 x 0,1% = 0,002
Jumlah 0,4638% (Hipotonis, karena
kurang dari 0,9% NaCl)
Nilai Tonisitas yang didapat < 0,9 % atau bersifat hipotonis, sehingga perlu
ditambahkan NaCl (zat pengisotonis) agar sediaan bersifat isotonis.
Konversi ∆ Tf
2%
- Pilokarpin HCl = × 0,26 °= 0,26°
2%
0,01 %
- Benzalkonium klorida = × 0,048 °= 0,00096°
0,5 %
0,1 %
- Polivinil alcohol = ×0,004 ° = 0,0008°
0,5 %
8.2.2 Timerosal
Alasan Pemilihan
No. Nama Alat Metode Sterilisasi
Metode Sterilisasi
1. Batang Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
Pengaduk lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena batang pengaduk
merupakan alat yang
tidak berpresisi serta
tahan panas dan tahan
lembab
2. Corong Kaca Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena corong kaca bukan
termasuk alat presisi serta
tahan panas dan tahan
lembab sehingga
digunakan metode
sterilisasi panas lembab.
3. Erlenmeyer Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena erlenmeyer bukan
termasuk alat presisi serta
tahan panas dan tahan
lembab maka digunakan
metode sterilisasi panas
lembab.
4. Gelas kimia Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi ini karena gelas
selama 15 menit) kimia bukan termasuk
alat presisi serta tahan
panas dan tahan lembab,
maka digunakan metode
sterilisasi panas lembab.
5. Gelas ukur Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena gelas ukur ini
merupakan alat presisi
(alat ukur) yang mana
jika dipilih metode
sterilisasi panas kering
akan memungkinkan
untuk memuai sehingga
dipilih metode sterilisasi
panas lembab.
6. Kaca Arloji Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena kaca arloji bukan
termasuk alat presisi
sehingga dilakukan
sterilisasi menggunakan
panas selain itu tahan
panas dan tahan lembab.
7. Pipet tetes Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembb
selama 15 menit) karena pipet tetes
merupakan alat yang
tahan panas dan tahan
lembab.
8. Pipet Volume Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena pipet volume
merupakan alat presisi
atau alat ukur sehingga
terdapat kemungkinan
memuai dan merusak
ketelitian alat ukur
tersebut maka digunkan
metode sterilisasi panas
lembab.
9. Spatel Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena spatel tahan panas
dan lembab sehingga
dipilih metode sterilisasi
panas lembab.
10. Labu takar Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena labu takar tahan
panas dan lembab
sehingga dipilih metode
sterilisasi panas lembab.
B. Sterilisasi Bahan
Alasan Pemilihan
No. Nama Bahan Metode Sterilisasi
Metode Sterilisasi
1. Pilokarpin HCl Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
kering (oven 121℃ sterilisasi panas kering
selama 1-2 jam) karena Pilokarpin HCl
tahan panas tinggi dan
merupakan zat padat yang
tahan pemanasan.
2. Benzalkonium Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
Klorida lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena dalam bentuk
larutan benzalkonium
klorida tahan panas dan
dapat bercampur dengan
air.
3. Polivinil Metode Sterilisai Alasan pemilihan metode
Alkohol radiasi sinar pengion sterilisasi radiasi sinar
(Sinar gamma) pengiion yaitu sinar
gamma karena polivil
alkohol dapat
terdegradasi pada suhu
yang panas sehingga
dipilih metode sterilisasi
radiasi sinar gamma.
4. Asam Klorida Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena asam klorida ini
merupakan asam klorida
yang telah diencerkan
yang mana tahan panas
dan tahan lembab.
5. Natrium Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
Klorida kering (oven 121℃ sterilisasi panas kering
selama 1-2 jam) karena natrium klorida
erupakan zat berbentuk
serbuk yang tahan panas
dan stabil dalam panas
yang tinggi.
6. Aqua Pro Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
Injection lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena Aqua Pro
Injection ini berbentuk
cair, yang tahan terhadap
panas dan kompatibel
terhadap uap air panas.
Aqua pro injection akan
mudah menguap pada
suhu yang tinggi oleh
pemanasan yang kering,
sehingga metode yang
digunakan adalah metode
sterilisasi panas lembab
dengan uap air panas.
C. Sterilisasi Wadah
Alasan Pemilihan
No. Nama Wadah Metode Sterilisasi
Metode Sterilisasi
1. Botol Tetes Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
kering (oven 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 1-2 jam) karena botol tetes terbuat
dari plastik tahan panas
dan lembab sehingga
dipilih metode sterilisasi
panas lembab.
D. Sterilisasi Akhir
Sterilisasi Akhir yang digunakan pada sediaan obat tetes mata
pilokarpin HCl adalah metode sterilisasi panas lembab karena bahan atau
zat aktif tahan pemanasan dan dapat bercampur dengan air sehingga
dipilih metode sterilisasi akhir panas lembab dengan menggunakan
autoklaf 121℃ selama 15 menit.
Alasan Pemilihan
No. Nama Alat Metode Sterilisasi
Metode Sterilisasi
1. Batang Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
Pengaduk lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena batang pengaduk
merupakan alat yang
tidak berpresisi serta
tahan panas dan tahan
lembab
2. Corong Kaca Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena corong kaca bukan
termasuk alat presisi serta
tahan panas dan tahan
lembab sehingga
digunakan metode
sterilisasi panas lembab.
3. Erlenmeyer Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena erlenmeyer bukan
termasuk alat presisi serta
tahan panas dan tahan
lembab maka digunakan
metode sterilisasi panas
lembab.
4. Gelas kimia Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi ini karena gelas
selama 15 menit) kimia bukan termasuk
alat presisi serta tahan
panas dan tahan lembab,
maka digunakan metode
sterilisasi panas lembab.
5. Gelas ukur Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena gelas ukur ini
merupakan alat presisi
(alat ukur) yang mana
jika dipilih metode
sterilisasi panas kering
akan memungkinkan
untuk memuai sehingga
dipilih metode sterilisasi
panas lembab.
6. Kaca Arloji Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena kaca arloji bukan
termasuk alat presisi
sehingga dilakukan
sterilisasi menggunakan
panas selain itu tahan
panas dan tahan lembab.
7. Pipet tetes Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembb
selama 15 menit) karena pipet tetes
merupakan alat yang
tahan panas dan tahan
lembab.
8. Pipet Volume Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena pipet volume
merupakan alat presisi
atau alat ukur sehingga
terdapat kemungkinan
memuai dan merusak
ketelitian alat ukur
tersebut maka digunkan
metode sterilisasi panas
lembab.
9. Spatel Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena spatel tahan panas
dan lembab sehingga
dipilih metode sterilisasi
panas lembab.
10. Labu takar Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena labu takar tahan
panas dan lembab
sehingga dipilih metode
sterilisasi panas lembab.
B. Sterilisasi Bahan
Alasan Pemilihan
No. Nama Bahan Metode Sterilisasi
Metode Sterilisasi
1. Kloramfenikol Metode Sterilisai Alasan pemilihan metode
radiasi pengion (sinar sterilisasi radisi sinar
gamma) pengion (sinar gamma)
karena kloramfenikol
tidak tahan panad dan
tidak dapat bercampur
dengan air atau mudah
terhidrolisis air sehingga
digunakan metode
sterilisasi sinar gamma.
2. Timerosal Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
kering (oven 121℃ sterilisasi panas panas
selama 15 menit) kering karena tiomerosal
dalam bentuk serbuk
yang tahan panas dan
tahan pemanasan yang
lama sehingga digunakan
metode sterilisasi panas
kering.
3. Propilenglikol Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
lembab (autoklaf 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 15 menit) karena propilenglikol
berbentuk cair dan tahan
panas serta dapat
menembus air sehingga
dipilih metode sterilisasi
panas lembab.
4. Aqua Pro Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan
Injeksi lembab (autoklaf 121℃ metode sterilisasi panas
selama 15 menit) lembab karena Aqua
Pro Injection ini
berbentuk cair, yang
tahan terhadap panas
dan kompatibel terhadap
uap air panas. Aqua pro
injection akan mudah
menguap pada suhu
yang tinggi oleh
pemanasan yang kering,
sehingga metode yang
digunakan adalah
metode sterilisasi panas
lembab dengan uap air
panas.
C. Sterilisasi Wadah
Alasan Pemilihan
No. Nama Wadah Metode Sterilisasi
Metode Sterilisasi
1. Botol Tetes Metode Sterilisai panas Alasan pemilihan metode
kering (oven 121℃ sterilisasi panas lembab
selama 1-2 jam) karena botol tetes terbuat
dari plastik tahan panas
dan lembab sehingga
dipilih metode sterilisasi
panas lembab.
D. Sterilisasi Akhir
Sterilisasi akhir yang digunakan pada sediaan obat tetes telinga
kloramfenikol yaitu metode sterilisasi filtrasi membran karena terdapat
kandungan bahan yang tidak tahan panas dan tidak dapat bercampur
dengan air.
XII. Evaluasi
12.1. Tetes Mata Pilokarpin
1. Uji Organoleptik
Tujuan : Memeriksa kesesuaian antara sediaan yang dibuat dengan
spesifikasi yang telah ditentukan pada monografi
Prinsip : Pemeriksaan organoleptik dengan menggunakan
panca indra
Prosedur : Sejumlah sampel pada sediaan diambil, kemudian warna dan
bau dari sediaan tetes mata yang sudah diformulasikan diamati
2. Uji Kejernihan
Tujuan : Melihat kesesuaian dan ada tidaknya partikel sehingga dapat
dipastikan sediaan tidak mengandung zat pengotor
Prosedur : Sediaan uji diambil seluruhnya dari botol tetes mata dengan
menggunakan syringe. Sediaan dimasukan kedalam gelas ukur.
Gelembung udara pada sediaan dipastikan hilang saat
pengujian volume. Volume sediaan diukur terhadap gelas ukur.
4. Uji Penetapan pH
Tujuan : Menetapkan pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan
5. Uji Viskositas
Tujuan : Untuk mengukur tingkat viskositas atau kekentalan dalam
sediaan obat tetes mata serta menjamin penggunaan sediaan
obat tetes mata
Prosedur : Sediaan uji diambil seluruhnya dari botol tetes mata dengan
menggunakan syringe. Sediaan dimasukan kedalam gelas ukur.
Gelembung udara pada sediaan dipastikan hilang saat
pengujian volume. Volume sediaan diukur terhadap gelas ukur.
4. Uji Penetapan pH
Tujuan : Menetapkan pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan
5. Uji Viskositas
Tujuan : Untuk mengukur tingkat viskositas atau kekentalan dalam
sediaan obat tetes mata serta menjamin penggunaan sediaan
obat tetes mata
Organoleptik pH
pH Kejerniha Volume Uji
Setelah Kekentalan
Warna Bau Awal n Terpindahkan Partikulat
Adjust
Tidak Tidak 6,00
5,298 Jernih + 100% Tidak ada
Berwarna Berbau 3
Keterangan :
+ : Agak Kental
++ : Kental
+++ : Sangat Kental
13.2. Tetes Telinga Kloramfenikol
Keterangan :
+ : Agak Kental
++ : Kental
+++ : Sangat Kental
XIV. Pembahasan
14.1. Tetes Mata Pilokarpin
14.2. Tetes Telinga Kloramfenikol
XV. Kesimpulan
15.1. Tetes Mata Pilokarpin
15.2. Tetes Telinga Kloramfenikol
XVI. Wadah dan Kemasan
16.1. Tetes Mata Pilokarpin
16.2. Tetes Telinga Kloramfenikol
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (1979). Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. (2020). Farmakope Indonesia, Edisi VI. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Rowe,Raymond et al. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6 th Edition.
USA:Pharmaceutical Press.