Resume Akuntansi Keperilakuan
Resume Akuntansi Keperilakuan
PT Kertas Karton didirikan pada tahun 1983 adalah produsen karton dan papan kertas
yang cukup mapan, di mana sebagian besar produknya dijual dalam bentuk kemasan untuk
produk konsumen. Karton dibuat dalam pabrik karton perusahaan. Bahan mentah untuk
karton adalah kertas papan yang diproduksi di perusahaan kertas papan perusahaan yang
berdekatan dengan pabrik karton. Kompleks pabrik juga meliputi gedung berukuran 50.000
meter persegi di mana barang jadi disimpan sambil menunggu pengiriman. Perusahaan
memiliki 367 karyawan pada tahun 2008. Tuan Bambang, presiden perusahaan, adalah
pemegang saham terbesar.
Perusahaan memasarkan produknya dalam radius sekitar 650 km dari pabrik di
sebuah kota kecil. Perusahaan tersebut memiliki insinyur di bidang penjualan, yang
memperoleh kompensasi berupa gaji pokok nominal ditambah komisi. Bagian pemasaran
terdiri atas enam orang, termasuk tiga orang yang mempersiapkan penetapan harga untuk
konsumen potensial menurut spesifikasi yang diperoleh dari konsumen tersebut. Perusahaan
tersebut mempunyai reputasi yang baik dalam hal kualitas produk dan layanan pelanggan.
Industri papan kertas dan karton ditandai dengan persaingan ketat karena potensi
kapasitas berlebih yang mungkin terjadi di semua pabrik. Oleh karena adanya kapasitas yang
berlebih ini, kompetisi untuk pemesanan dalam jumlah besar menjadi tajam, dan pemotongan
harga menjadi hal yang umum. Tuan Bambang menghadapi persaingan ini dengan cara
merancang kotak-kotak khusus yang sesuai dengan spesifikasi konsumen, memenuhi
keinginan konsumen, dan menetapi jadwal pengiriman dengan tepat waktu.
Penting bagi mananjemen puncak untuk memutuskan tingkat otonomi. Manajemen
puncak harus memutuskan tingkat pengambilan keputusan desentalisasi. Untuk melakukan
hal ini, manajemen puncak harus merancang alat yang membantu mencapai keselarasan
antara tingkat otonomi yang diinginkan terhadap bawahan dan luasnya otonomi bawahan
yang diharapkan. Vancil (1979) mengembangkan desain alat yang membantu manajemen
untuk mengomunikasikan tingkat otonomi yang diinginkan. Alat ini membantu manajemen
dalam merancang struktur dan proses untuk mencapai tingkat ekonomi yang sesuai. Variabel
yang mempengaruhi otonomi dalam sebuah organisasi dikelompokkan menjadi:
1. Gaya manajemen dan proses.
2. Struktur tanggung jawab
3. Pengukuran sistem reward.
Gaya Manajemen Dan Proses
Gaya manajemen memainkan peran penting dalam memengaruhi perilaku karyawan
dalam suatu organisasi. Manajer memiliki pengertian yang berbeda tentang bagaimana bisnis
perusahaan dapat dijalankan. Mereka memutuskan apakah itu dapat dijalankan secara
terpusat atau dengan keseimbangan antara pengendalian terpusat dan tindakan desentralisasi.
Kebijakan Dan Prosedur Manajemen
Kebijakan dan prosedur manajemen adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi
garis besar dan rencana dalam pelaksanakan suatu pekerjaan/kepemimpinan dan cara
bertindak. Kebijakan dan prosedur ini membantu manajer memutuskan cara membuat
keputusan dan membantu manajer dalam menjaga kesatuan perilaku manajer pusat laba
perusahaan.
Strategi Diversifikasi
Diversifikasi merupakan tingkat korporasi yang memfokuskan pada tindakan untuk
memperoleh keunggulan bersaing dengan memilih dan mengelola kelompok bisnis yang
berbeda dalam beberapa industri dan pasar. Strategi ini banyak digunakan oleh perusahaan
besar dengan cara menambah usaha baru yang terhubung ataupun yang tidak terhubung
dengan usaha inti perusahaan untuk meningkatkan pendapatan.
Strategi Bisnis
Merupakan rencana yang terjadi pada tingkat divisi dan dimaksudkan bagaimana
membangun dan memperkuat posisi bersaing produk atau jasa perusahaan dalam industri atau
pasar tertentu yang dilayani divisi tersebut.
Struktur Tanggung Jawab
Struktur tanggung jawab mewakili bentuk sumber daya fisik, manusia dan keuangan
yang dipercayakan kepada manajer pusat laba. Sumber daya ini mewakili otoritas fungsional
manajer pusat laba, dan sumber daya dalam hal manajer memengaruhi wewenang
pengambilan keputusan. Struktur tanggung jawab dapat dianggap merupakan baris kedua
pengaruh dari manajemen puncak melebihi manajer pusat laba.
Pengukuran Sistem Reward
Metode pengukuran menunjukkan berapa banyak manajer divisi harus khawatir
mengenai biaya dan aset terkait. Metode ini membantu dalam mengalokasikan sumber daya
yang sesuai dengan kebutuhan divisi tertentu. Sistem reward dan pengukuran ditentukan atas
dasar kinerja pusat tertentu. Jumlah dan metode bonus yang dialokasikan tergantung pada
otonomi manajer.
A. AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN
Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) menurut Hansen dan
Mowen (2006) adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat
pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh manajer untuk mengopersikan
pusat pertanggungjawabannya.Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban akuntansi
manajemen terhadap pengetahuan umum bahwa masalah bisnis dapat dikendalikan seefektif
mungkin dengan mengendalikan orang-orang yang bertanggung jawab mengendalikan
operasi tersebut. Salah satu tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah memastikan bahwa
individu pada seluruh tingkatan di perusahaan telah memberikan kontribusi yang memuaskan
terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara menyeluruh. Hal ini dicapai dengan membagi
perusahaan ke pusat pertanggungjawaban individual (jaringan tanggung jawab) yang
memberikan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan secara terdesentralisasi dan
partisipatif di tingkat perusahaan dalam menetapkan tujuan kinerja. Akuntansi
pertanggungjawaban adalah komponen yang penting dari sistem pengendalian keseluruhan di
perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban ditunjukkan untuk manusia, peran mereka, serta
tugas yang dibebankan kepada mereka dan bukan sebagai mekanisme impersonal untuk
akumulasi dan pelaporan data secara keseluruhan.
E. JARINGAN PERTANGGUNGJAWABAN
Menurut National Assosiation of Accountans, struktur organisasi perusahaan dibagi
ke unit organisasi yang terlibat dalam pelaksaanaan fungsi tunggal atau sekelompok fungsi
yang saling berkaitan dan memiliki seorang kepala yang bertanggungjawab pada aktivitas
dari unit tersebut.
3. Pusat Laba
Pusat Laba adalah segmen dimana manajer memiliki kendala atas pendapatan maupun
biaya. Kinerja manajer pusat laba dievaluasi berdasarkan target laba yang direncanakan
seperti tingkat imbal hasil minimum yang diharapkan. Manfaat Pusat Laba :
1. Kualitas keputusan dapat meningkat
2. Kecepatan pengambilan keputusan operasional dapat meningkat
3. Manajer kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat
berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih baik
4. Pusat laba memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajer umum
5. Kesadaran laba ditingkatkan
Menurut Anthony dan Govindarayan, permasalahan pada pusat laba diantaranya:
1. Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak
untuk lebih mendapatkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan
pribadinya.
2. Pengambilan keputusan pada tingkat unit akan berkurang.
3. Persedian dapat meningkat.
4. Unit organisasi yang pernah bekerja akan saling berkompetisi.
5. Divisionalisasi dapat mengakibatkan adanya biaya tambahan.
Efektivitas pusat laba merupakan kemampuan laba perusahaan untuk benar-benar memberi
kontribusi yang berati bagi pencapaian tujuan perusahaan. Dengan kata lain, merupakan
maksimalisasi laba dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan yang dituangkan kedalam
pusat pertanggungjawaban pusat laba lainnya.
Berikut diuraikan pusat-pusat laba selain berbentuk divisi yang telah dikemukakan
(Halim dkk, 2000) :
1. Unit Fungsional
2. Pemasaran
3. Manufaktur
4. Unit pendukung jasa
5. Organisasi lainnya
4. PUSAT INVESTASI
Manajer pusat invetasi bertanggung jawab terhadap investasi dalam aset serta
pengendalian atas pendapatan dan biaya. Tujuan pengukuran pengukuran pusat investasi
hampir sama dengan tujuan pengukuran pusat laba, yaitu :
1. Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai
investasi yang digunakan manajer devisi dan memotivasi manajer untuk melakukan
keputusan yang tepat.
2. Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan yang berdiri sendiri.
3. Perbandingan prestasi antardivisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomi.
4. Informasi atas dasar pusat investasi dapat memotivasi manajer divisi.
ASET LEASING
Seorang manajer biasanya lebih memilih aset leasing ( sewa gun usaha) daripada
membelinya. Dilihat pada gambar 9.6 dilihat bahwa laba sebelum pajak akan berkurang
karena beban sewa untuk aset baru lebih besar daripada beban penyusutan aset yang telah
terjual. Residual income akan meningkat karena beban sewa yang lebih tinggi dibandingkan
dengan penyusutan yang akan diimbangi dengan biaya modal yang lebih kecil.
FASILITAS YANG MENGANGGUR
Jika unit bisnis mempunyai aset yang menganggur padahal aset tersebut bisa
digunakan oleh aset lainnya maka boleh bagi unit bisnis tersebut untuk tidak memasukkan
aset tersebut dari dasar investasi.
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Suatu unit bisnis menerima modal secara permanen dari kantor pusat dalam bentuk
dana. Kantor pusat memperoleh dana tersebut bisa dari investor, utang, dan saldo laba. Bagi
unit bisnis jumlah dana tersebut sangat relevan, tetapi yang tidak relevan adalah dari mana
perolehan sumber dana tersebut.
BIAYA MODAL
Tariff yang digunakan untuk menghitung biaya modal ditetapkan oleh kantor pusat.
Tariff tersebut biasanya lebih tinggi dari tarif utang perusahaan karena dana tersebut
merupakan campuran dari utang dan biaya aset.
2. Struktur Horizontal
Untuk membebankan tanggung jawab atas laba dan investasi kepada beberapa
direktur, maka struktur horizontal untuk mendelegasikan tanggung jawab adalah yang paling
sesuai.
PEMILIHAN STRUKTUR
Pemilihan penggunaan bergantung pada berbagai faktor lingkungan. Pada perusahaan
kecil, presiden direktur mungkin lebih memilih untuk tetap mengendalikan seluruh aktivitas
dan hanya mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab secara parsial berdasarkan fungsi.
H. MENETAPKAN PERTANGGUNGJAWABAN
Kebanyakan orang menerima tanggung jawab dan tantangan yang terkandung di
dalamnya. Bertanggung jawab terhadap sesuatu membuat seseorang merasa kompeten dan
penting. Hal tersebut mengimplikasikan wewenang pengambilan keputusan dan dapat
memotivasi mereka untuk memperbaiki kinerjanya. Tanggung jawab adalah pemenuhan dari
suatu pekerjaan. Tanpa hal tersebut, moral akan menderita.
Pengaruh perilaku yang menguntungkan dari pembebanan tanggung jawab atas
fungsi-fungsi tertentu kepada individu didukung dengan riset-riset empiris. Sayangnya, saling
ketergantungan dari berbagai segmen suatu organisasi sering kali menimbulkan kesulitan
dalam membuat gambaran tanggung jawab yang jelas. Seseorang yang diberikan tanggung
jawab atas suatu aktivitas atau fungsi yang mungkin, pada kenyataannya, membagi tanggung
jawab tersebut dengan atasannya. Manajer-manajer segmen dengan tanggung jawab atas
tugas tertentu mungkin tidaklah independen satu sama lain dan tanggung jawab mereka bisa
saja tumpang-tindih. Individu mungkin hanya mempunyai diskresi dan kendali yang terbatas
terhadap sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas untuk mana mereka
bertanggung jawab. Para staf yang bukan menjadi mata rantai dalam rantai komando dan
tidak secara spesifik diberikan tanggung jawab tentu saja tidak sesuai dengan struktur
pertanggungjawaban.
I. PERENCANAAN, AKUMULASI DATA, DAN PELAPORAN
BERDASARKAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Ketika struktur jaringan pertanggungjawaban yang baik dibangun, maka hal ini
menjadi suatu wahana untuk perencanaan, akumulasi data, dan pelaporan. Setiap elemen
biaya atau pendapatan, baik yang berada dalam anggaran maupun dalam akumulasi hasil
aktual, seharusnya ditelusuri ke segmen jaringan pertanggungjawabannya di mana tanggung
jawab atas hal tersebut.
1. Anggaran Pertanggungjawaban
Untuk maju secara kronologis, maka disusun anggaran yang membebankan target
biaya dan pendapatan kepada setiap segmen jaringan. Hal ini merupakan basis untuk
mengevaluasi kinerja orang yang bertanggung jawab atas setiap unit organisasi. Karakteristik
dari anggaran pertahggungjawaban adalah bahwa manajer pusat pertanggungjawaban
dibebani target kinerja hanya untuk pos-pos pendapatan dan biaya yang dapat mereka
kendalikan.
2. Akumulasi Data
Untuk memfasilitasi perbandingan periodik dengan berbasis perencanaan anggaran,
akumulasi pos laba dan biaya aktual harus mengikuti pola jaringan pertanggung jawaban. Hal
imi membutuhkan klasifikasi tiga dimensi terhadap biaya dan pendapatan selama proses
akumulasi data.
3. Pelaporan Pertanggungjawaban
Produk akhir dari hasil sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah laporan
pertanggungjawaban atau laporan kinerja secara periodik.laporan ini merupakan media yang
melalui biaya yang dapat dikendalikan, efisiensi manajemen yang dapat diukur dan
pencapaian tujuan dinilai.
J. ASUMSI KEPERILAKUAN DARI AKUNTANSI PERTANGGUNG
JAWABAN
Perencanaan pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan didasarkan
pada beberapa asumsi yang berkenaan dengan operasi dan perilaku manusia, meliputi :
1. Manajemen berdasarkan perkecualian adalah mencukupi untuk mengendalikan
operasi secara efektif
2. Manajemen berdasarkan tujuan akan menghasilkan anggaran, biaya standar, tujuan
organisasi, dan rencana praktis untuk mencapainya yang disetujui bersama.
3. Struktur pertanggungjawaban dan akuntabilitas mendekati struktur hierarki organisasi.
4. Manajer dan bawahannya rela menerima pertanggungjawaban dan akuntabilitas yang
dibebankannya melalui hierarki organisasi
5. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerja sama, bukan persaingan.
Manajemen Berdasarkan Perkecualian
Manajemen berdasarkan perkecualian mengasumsikan bahwa untuk mengelola dan
mengendalikan aktivitas organisasi dengan paling efektif, manajer sebaiknya
mengonsentrasikan perhatian mereka pada bidang-bidang di mana hasil aktual menyimpang
secara substansial dari tujuan yang dianggarkan atau standar. Para pendukung pendekatan ini
mengklaim bahwa pendekatan ini menghasilkan penggunaan waktu manajemen yang langka
secara paling efisien, berkonsentrasi pada perbaikan inefisiensi, dan mendorong tindakan
yang diinginkan. Karakteristik pelaporan periodik dari akuntansi pertanggungjawaban secara
ideal adalah sesuai untuk menarik perhatian manajemen pada bidang-bidang yang
menyimpang dari norma-norma awal yang telah ditentukan sebelumnya dan mendorong
tindakantindakan perbaikan yang segera guna mendorong atau mengoreksi perilaku.
Manajemen Berdasarkan Tujuan
Akuntansi pertanggungjawaban memfasilitasi manajemen berdasarkan tujuan atau
manajemen berdasarkan pengendalian diri. Hal ini merupakan suatu pendekatan manajemen
yang didesain untuk mengatasi berbagai respons manusia yang disfungsional yang dipicu
oleh usaha untuk mengendalikan operasi menggunakan dominansi. Orang-orang membenci
batasan-batasan biaya. Mereka kurang suka didominasi dan diberitahu apa yang harus mereka
lakukan, serta kapan dan bagaimana meiakukannya. Mereka ingin melakukan tugas dengan
cara mereka sendiri karena mereka yakin bahwa mereka mampu mengarahkan diri dan
pekerjaan mereka sendiri. Sejarah menunjukkan bahwa banyak dari pencapaian yang paling
signifikan telah dicapai ketika individu-individu bertindak tanpa dibatasi, dimotivasi, dan
dibimbing hanya oleh kemuliaan tujuan dan cita-cita mereka.
BAB 10
ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN
A. HUBUNGAN ANGGARAN DENGAN AKUNTANSI
Akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan
estimasi yang akan dituangkan dalam anggaran. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara
sistematis dan teratur tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya. Akuntansi menyajikan data
realisasi pelaksanaan anggaran secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran inilah
yang nantinya akan dibandingkan dengan data yang tercantum dalam taksiran anggaran itu
sendiri untuk penilaian (evaluasi) kerja perusahaan. Dengan membandingkan data akuntansi
dan data anggaran, dapat nilai sukses atau tidaknya perusahaan. Jadi akuntansi sangat
bermanfaat untuk menunjang fungsi pengawasan kerja dari anggaran.
B. PENGERTIAN ANGGARAN
Anggaran merupakan rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka
waktu atau periode tertentu. Sedangkan Penganggaran merupakan proses kegiatan yang
meghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja, serta proses kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan fungsi anggaran, yaitu fungsi pedoman kerja, alat pengoordinasian kerja,
dan alat pengawasan kerja.
C. TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN
Tujuan penyusunan anggaranadalah sebagai berikut :
1. Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal,
sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang
hendak dicapai manajemen.
2. Untuk mengomunikasikan harapan manajemen kepada pihak terkait sehingga
anggaran dapat dimengerti, didukung, dan dilaksanakan.
3. Untuk menyediakan rencana terperinci mengenal aktivitas dengan maksud
mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi
individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
4. Untuk mengoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka
memaksimalkan sumber daya.
5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan
kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya
tindakan koreksi.
D. MODEL PENYUSUNAN ANGGARAN
Penyusunan anggaran harus menyadari bahwa kondisi perusahaan ditentukan oleh
kondisi bisnis, ekonomi, sosial, dan politik.
Untuk menyusun anggraan atau rencana laba, terdapat langkah-langkah tertentu yang
perlu diambil:
1. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek
perusahaan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapai.
2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.
3. Harus disetujui oleh manajemen puncak.
4. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang masalah
dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja actual dengan tujuan
yang telah dianggarkan secara periodik.
Tahap penetapan tujuan
Aktivitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi yang luas
kedalam tujuan-tujuan aktivitas yang khusus. Untuk menyusun rencana yang realistis dan
menciptakan anggaran yang praktis, interaksi yang ekstensif diperlukan antara manajer lini
dan manajer staf organisasi. Dalam suatu perusahaan, direktur perencanaan memainkan
peranan kunci dalam proses manusia dari penyusunan anggaran ini. Sebagai karyawan staf,
mereka bertanggungjawab menginisiasi dan melakukan administrasi atas proses penyusunan
anggaran serta membantu karyawan lini, jika diperlukan dalam melaksanakan berbagai tugas
perencanaan.
Jika sesuai dengan struktur organisasi dan gaya kepemimpinan, maka manajer tingkat
bawah dan karyawan sebaiknya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
penetapan tujuan karena mereka aka lebih mungkin menerima tujuan yang turut mereka
formulasikan. Tujuan realisitis yang ditetapkan melalui partisipasi yang berarti akan
mempengaruhi tingkat aspirsi manajer dan karywan secara menguntungkan. Kurangnya
partisipasi atau hanya berbicara tanpa berbuat terhadap masalah itu, dapat menimbulkan efek
samping berupa berbagai perilaku disfungsional. Konsep utama perilaku yang berpengaruh
terhadap tahapan penetapan tujuan adalah proses perencanaan yang meliputi partisipasi,
kesesuaian tujuan dan komitmen.
Tahap implementasi
Pada tahap implementasi, rencana formal tersebut digunakan untuk
mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang secara
positif dalam organisasi. Rencana harus dikomunikasikan secara efektif dengan demikian
rencana formal mungkin akan menerima kerja sama penuh dari berbagai kelompok yang
ingin dimotivasi olehnya. Konsep ilmu keprilakuan utama yang mempengaruhi tahap
implementasi adalah komunikasi, kerja sama dan koordinasi.
Tahap pengendalian dan evaluasi kinerja
Setelah diimplementasikan, rencana formal tersebut berfungsi sebagai elemen kunci
dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolak ukur terhadap kinerja aktual. Kebijakan,
sikap dan tindakan manajemen dalam evaluasi kinerja dan tindak lanjut atas varians memiliki
berbagai konsekuensi keprilakuan, yang dapat meniadakan keberhasilan dari seluruh proses
perencanaan dan pengendalian jika tidak dipahami dan dikendalikan. Beberapa konsekuensi
keperilakuan yang mungkin muncul meliputi tekanan, motivasi, aspirasi dan kegelisahan.
H. KONSEKUENSI DISFUNGSIONAL PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
Berbagai fungsi anggaran seperti penetapan suatu tujuan, pengedalian, dan
mekanisme evaluasi kinerja dapat memicu berbagai konsekuensi disfungsional, seperti rasa
tidak percaya, resistensi, konflik, internal, dan efeksamping lainnya yang tidak diinginkan.
Rasa Tidak Percaya
Anggaran merupakan suatu sumber tekanan yang dapat menimbulkan rasa tidak
percaya, rasa permusuhan, dan mengarah pada penurunan kinerja. Alasan dari rasa tidak
percaya ini didasarkan pada keyakinan penyelia.
1. Anggaran mencerminkan variabel-variabel kualitatif, seperti pengetahuan
mengenai tenaga kerja, kualitas bahan baku dan efisiensi mesin secara tidak
memadai.
2. Anggaran hanya mengkonfirmasi hal yang telah diketahui oleh penyelia.
3. Laporan anggaran menggangu gaya kepemimpinan penyelia
4. Anggaran cenderung untuk menekankan kegagalan seperti: orang merasa pesimis,
apakah mampu menjawab target yang diberikan padanya.
Resistensi
Walaupun anggaran telah digunakan secara luas dan manfaatnya sangat didukung,
anggaran masih ditolak oleh banyak partisipan dalam suatu organisasi. Salah satu alasan
utama adalah anggaran menandai dan membawa perubahan sehingga merupakan suatu
ancaman terhadap status qou. Banyak orang menjadi terbiasa melakukan sesuatu dan
memandang kejadian dengan cara-cara tertentu, serta tidak tertarik untuk berubah.
Alasan lain dari resistensi anggaran adalah proses anggaran memerlukan waktu dan
perhatian yang besar. Manejer atau penyelia mungkin merasa terbebani dengan permintaan
yang ekstensif atas waktu dan tanggung jawab rutin mereka. Oleh karena itu mereka tidak
ingin terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Banyak dari alasan tersebut dapat diatasi
dengan mendidik manajer dan penyelia mengenai manfaat yang dapat diperoleh dari
penyusunan anggaran.
Konflik Internal
Anggaran memerlukan interakasi antara orang-orang pada berbagai tingkatan
organisasi yang berbeda. Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini,
atau sebagai akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan
departemen lain. Gejala-gejala umum dari konflik adalah ketidakmampuan mencapai kerja
sama antar pribadi dan antar kelompok selama proses penyusunan anggaran.
Konflik internal menciptakan suatu lingkungan kerja yang kompetitif dan
bermusuhan. Konflik internal menyebabkan orang berfokus pada kebutuhan departemannye
sendiri secara eksklusif dari pada kebutuhan organisasi secara total. Hal tersebut
menimbulkan kebencian pada manajemen dan anggaran. Oleh karena itu manajemen harus
mengidentifikasikan dan mendiagnosis penyebabnya. Kemudian tindakan untuk
menghilangkan konflik internal dan mengembalikan hubungan kerja yang harmonis dan
produktif dapat dimulai.
Efek samping lain yang tidak diinginkan
Anggaran barangkali menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan. Salah satu
pengaruhnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok informal yang kecil yang menentang
tujuan anggaran. Tujuan awal mereka adalah mengurangi ketegangan dari konflik internal
seperti menggeser tanggung jawab ke departemen lain, memertanyakan validitas data yang
dianggarkan dan melakukan lobi untuk menurunkan standar. Hal-hal tersebut bertentangan
dengan tujuan organisasi sehingga justru menimbulkan ketegangan. Anggaran sering
kali dipandang sebagai alat tekanan manajerial. Orang-orang merasakan tekanan ketika
manajemen puncak berusaha memperbaiki efisiensi. Sedikit tekanan memang diperlukan
tetapi tekanan yang berlebihan dapat dihubungkan dengan frustasi, emosi yang meningkat
dan penyakit fisik yang ditimbulkan oleh stress.
Tekanan anggaran bagi para penyelia lebih bahaya karena mereka tidak mampu
melimpahkan tanggung jawab pada bawahannya, sehingga pada akhirnya mereka melakukan
tindakan disfungsional. Salah satunya mendistorsi proses pengukuran dengan memanipulasi
data atau membuat keputusan operasi yang meningkatkan kinerja tapi merugikan perusahan
pada jangka panjang.
Efek samping lainnya yang tidak diinginkan adalah penekanan yang berlebihan pada
kinerja departemental dan kurang menekankan pada kinerja organisasi secara keseluruhan.
Anggaran dapat menghambat inisiatif individual dan inovasi yang efektif biaya karena
metode bisnis dengan probabilitas keberhasilan yang diketahui lebih dipilih dibangingkan
dengan metode baru dengan peluang keberhasilan yang belum terbukti.
c) Partisipasi
Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau
lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka
yang membuatnya. Terdapat relatif sedikit diskusi atau kesepakatan mengenai kedalaman,
lingkup, atau bobot partisipasi. Kedalaman, lingkup, atau bobot partisipasi dalam penetapan
bergantung pada gaya kepemimpinan organisasi, struktur organisasi dan kecepatan dengan
keputusan yang harus dibuat, keahlian angkatan kerja, dan jenis kontribusi yang dapat
diberikan.
d) Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipan menjadi terlibat
secara emosi dan bukan hanya secara tugas dalam pekerjaan mereka. Partisipasi dapat
meningkatkan moral dan mendorong inisiatif yang lebih besar pada semua tingkatan
manajeman.
e) Batasan Dan Permasalahan Partisipasi
Bahkan dalam kondisi yang paling ideal sekalipun, partisipasi dalam penetapan tujuan
mempunyai keterbatasan tersendiri. Slack adalah selisih antara sumber daya yang sebenarnya
diperlukan secara efisien untuk menyelesaikan tugas dan jumlah sumber daya yang lebih
besar yang diperuntukkan bagi tugas tersebut.
L. TAHAP IMPLEMENTASI
a) Pengomunikasian anggaran
Controller atau direktur perencanaan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan
anggaran. Hal ini dicapai dengan mengkomunikasikan sasaran operasional yang disetujui
kepada orang-orang di tingkat organisasi yang lebih rendah. Untuk menghilangkan beberapa
masalah potensial, controller harus menerjemahkan sasaran organisasi secara keseluruhan
kedalam sasaran yang dapat dipahami bagi setiap sub-unit oraganisasi. Direktur perencanaan
sebaiknya menjelaskan dasar-dasar dari proses penyusunan anggaran dan asumsi-asumsi
yang menghasilkan jumlah anggaran akhir. Selain bertujuan untuk menginformasikan
manajer tingkat bawah mengenai tanggung jawab mereka, komunikasi atas sasaran anggaran
juga dimaksudkan untuk memenangkan kepercayaan dari karyawan tingkat bawah.
b) Kerja sama dan koordinasi
Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan kerjasama dari orang-orang
dengan beraneka ragam keterampilan dan bakat. Setiap dimensi dari rencana tersebut harus
dijelaskan dengan hati hati kepada mereka yang bertanggung jawab untuk mengambil
tindakan guna mengembangkan dalam diri mereka suatu perasaan akan keterlibatan dan nilai
penting mereka sendiri dalam konteks anggaran keseluruhan. Koordinasi adalah seni
menggambungkan secara efektif seluruh sumber daya organisasi. Dari sudut pandang
keperilakuan, hal ini berarti menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap partisipan
organisasi dan membuatnya berjuang untuk mencapai tujuan yang sama.
BAB 11
ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN DAN PENGENDALIAN
BIAYA
A. BIAYA DENGAN FUNGSI MANAJEMEN
Informasi biaya yang sistematis dan komparatif, serta data biaya dan laba analitis
dibutuhkan untuk:
Agar manajer dapat menetapkan target laba
Menetapkan target departemen untuk manejemen tingkat menengah dan manajemen
operasi
Mengevaluasi efektivitas rencana
Menunjukkan keberhasilan atau kegagalan tertentu
Mengidentifikasi dan menentukan strategi
Memutuskan perlunya penyesuaian dan perbaikan dalam organisasi
Informasi biaya yang baik, tepat, dan akurat diperlukan oleh setiap pengguna
informasi biaya. Hal tersebut dapat dipenuhi jika:
1. Informasi biaya yang digunakan harus sistematis dan komparatif
2. Informasi yang digunakan harus terkoordinasi dan terintegrasi
3. Mencerminkan otoritas
4. Informasi sebaiknya dapat menfokuskan perhatian manajemen.
Biaya Manufaktur
Merupakan seluruh biaya yang berhubungan dengan aktivitas pabrikasi
perusahaan. Biaya manufaktur dikelompokkan lagi ke dalam tiga kategori, yakni : bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Biaya Nonmanufaktur
Biaya ini sering kali disebut sebagai biaya operasi. Biaya nonmanufaktur atau
biaya operasi dikelompokkan lagi menjadi biaya penjualan, serta biaya administrasi dan
umum.
1. Biaya penjualan adalah suatu biaya yang dihubungkan dengan aktivitas penjualan
dan pengiriman produk. Contohnya adalah biaya iklan dan komisi penjualan.
2. Biaya administrasi dan umum mencakup semua biaya yang terjadi dalam kaitanya
dengan pelaksanaan aktivitas administrasi dan umum. contohnya adalah biaya gaji
eksekutif dan biaya legal.
Dorongan Keperilakuan
Konsep, prinsip dan praktik akuntansi adalah baik secara keperilakuan jika :
1. Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak
menguntungkan guna membenarkan adopsi atas suatu alternatif akuntansi.
2. Menghambat adopsi atas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya menciptakan
ilusi kerja.
PENGENDALIAN BIAYA
Perbedaan penting bagi manajemen tentang jenis biaya karena setiap jenis biaya
memerlukan prosedur pengendalian yang berbeda :
1. Biaya Teknik
Meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead variabel.
2. Biaya Yang Berkomitmen (Biaya Kapasitas)
Seluruh biaya organisasi dan pabrik yang tidak dapat dikurangi tanpa merugikan
kompetensi organisasi.
3. Biaya Diskresioner (Biaya Terprogam)
Biaya ini dapat dikurangi atau sama sekali dihindari pada saat itu dan dikendalikan
oleh anggaran statis yang dinegosiasikan.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Beberapa situasi pengambilan keputusan yang umum :
1. Keputusan Bauran Produk
2. Penentuan Harga Produk
3. Penetrasi Pasar
4. Penghapusan Produk
5. Pesanan Khusus
6. Kampanye Iklan dan Promosi
7. Keputusan Mengurangi Biaya
Sebagai alat motivasi, standar yang akan digunakan seharusnya tidak terlalu ketat dan
tidak terlalu longgar.
Standar yang ketat
Standar yang longgar
Tingkat keketatan yang diharapkan seharusnya dievaluasi dalam setiap situasi
berdasarkan jenis proses produksi, produk atau jasa yang akan diserahkan, dan kepribadian
dari orang –orang yang terlibat didalamnya.
PENYERAPAN OVERHEAD
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara periodik antara
biaya actual dengan sasaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya, baik dalam bentuk
anggaran maupun standar. Perbandingan ini menghasilkan varians karena mustahil biaya
actual yang terjadi akan setara dengan standar atau anggaran dari elemen operasional yang
akan dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari berbagai penyebab, beberapa
di anataranya dapat dijelasakan dan dikendalikan, sementara yang lain tidak dapat dijelaskan
maupun dikendalikan.
Keputusan investigasi varians
BAB 12
ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN
PENGAMBIL KEPUTUSAN
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan merupakan proses yang selalu dihadapi dan dijalani oleh setiap
manusia dalam hidup bermasyarakat. Proses pengambilan keputusan adalah salah satu
mekanisme pemikiran manusia yang paling kompleks karena berbagai faktor dan tindakan
campur tangan di dalamnya, dengan hasil yang berbeda.
Ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk mencapai sebuah keputusan menurut
Halpern, 1997:
- Menyadari bahwa perlu membuat keputusan
- Menentukan tujuan yang akan dicapai
- Menghasilkan alternatif yang mengarah pada pencapaian tujuan
- Mengevaluasi apakah alternatif memenuhi harapan
- Menentukan alternatif terbaik yang dinilai efisien.
UMPAN BALIK
Jika seseorang mengabaikan dampak jangka pendek yang mungkin akibat selang
waktu antara perubahan dan indikasinya, maka kecil kemungkinannya bahwa tidak terdapat
umpan balik sama sekali.
FIKSASI FUNGSIONAL
Ketika mereka menerima suatu pendekatan pengukuran akuntansi sebagai alat untuk
mengelola proses pengambilan keputusan mereka, maka perilaku mereka jarang sekali akan
dipengaruhi oleh perubahan dalam metode akuntansi yang digunakan. Sebagai suatu atribut
dari pengambilan keputusan, fiksasi fungsional bervariasi tingkatnya dari situasi yang satu ke
situasi yang lain, namun tidak pernah tidak ada sama sekali.
BAB 13
ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERSYARATAN PELAPORAN
A. SYARAT-SYARAT PELAPORAN
Persyaratan pelaporan dikenalkan dan dipaksakan oleh beraneka ragam orang dan
organisasi dengan cara yang beraneka rupa. Dalam organisasi, manajer biasanya memiliki
hak untuk mengharuskan bawahannya melaporkan aspek mana pun dari kinerja pekerjaan
mereka. Apakah mereka dapat melaksanakan persaratan semacam itu dengan efektif adalah
kurang jelas dan bergantung pada sejumlah faktor organisasional, dan mungkin pribadi.
Perusahaan-perushaan ang dimiliki oleh publik diharuskan untuk melaporkan secara ekstensif
kepada BAPEPAM dan publik untuk status keuangan dan operasinya. Setiap orang ang
terlibat dalam perancangan atau penggunaan sistem informasi perlu memahami dapak yang
mungkin dari persyaratan pelaporan terhadap pengirim informasi, serta bagaimana
memprediksikan dan mengidentifikasikan dampak semacam itu.
Insentif/ Saksi
Semakin besar potensi insentif dan sanksi yang diberikan oleh pihak manajemen
dalam suatu organisasi misalnya, maka si pembuat informasi akan semakin berhati-hati dalam
bertindak untuk memastikan bahwa informasi yang ia buat dapat diterima dan sesuai dengan
aturan yang berlaku.
Penetuan Waktu
Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan
menyebabkan perubahan dalam prilaku pengirim atau tidak. Supaya pelaporan persyaratan
dapat menyebabkan pengirim mengubah perilakunya, ia harus mengetahui persyaratan
pelaporan tersebut sebelum bertindak. Jika persyaratan pelaporan hanya terjadi setelah
pengiriman telah bertindak, maka ia ada peluang untuk mengubah perilaku masa lalu.
DAFTAR PUSTAKA