Fmea Fix
Fmea Fix
Pada Rumah Sakit; banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, jumlah
pasiendan staf rumah sakit , sarana prasarana yang besar dan ragam yang berpotensial untuk
terjadi risiko-risiko yang dapatmenimbulkan kerugian.
Risiko hampir tidak dapat dicegah atau disingkirkan maka diperlukan manajemen
risikoagar tidak menimbulkankerugian lebih banyak dan dipergunakan untuk perbaikanmutu
dan keselamatan pasien dan pegawai rumah sakit.
PENGERTIAN
Manajemen risiko di RSUD Ratu Aji Putri Botung adalah upaya-upaya yang
dilakukan rumah sakit yang dirancang untuk mencegah terjadinya cedera pada pasien yang
bukanterkait dengan penyakitnya, sehingga dapat mencegahterjadinya kerugian atau
meminimalkan kehilangan finansial.
TUJUAN
1. Identifikasi risiko; berdasarkan daftar risiko yang telah dilakukan analisis matriks
grading, sedangkan penetapan prioritas risiko pada area perawatan pasien
2. Analisa
3. Evaluasi
2. Probabilitas / Frekuensi
Penilaian tingkat probabilitas / Frekuensi risiko adalah seberapa seringnya insiden
tersebut terjadi.
PENILAIAN DAMPAK KLINIS/KONSEKUENSI/SEVERITY
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko Deskripsi Dampak
Ekstrim (sangat tinggi) Risiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari, membutuhkan tindakan
segera, perhatian sampai ke direktur
High (tinggi) Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dengan detil dan perlu
tindakan segera serta membutuhkan perhatian top manajemen
Moderate (sedang) Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu. Manajer /
pimpinan klinis sebaiknya menilai dampak terhadap biaya dan kelola risiko
Low (rendah) Risiko rendah. Dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu
diselesaikan dengan prosedur rutin
KRITERIA SKOR RISIKO RS
1 Risiko jatuh √ √ 9 √ 9
8 Kekurangan APD √ √ 6 √ 6
12 Tersengat listrik √ √ 6 √ 6
13 Tertimpa bangunan √ √ 6 √ 6
TAHAPAN FMEA
1. Memilih proses yang berisiko tinggi.
2. Membuat diagram proses atau alur proses dengan flow chart yangrinci.
3. Untuk setiap kemungkinan kegagalan (failure mode), identifikasiefek yang mungkin terjadi ke pasien
(the effect).
4. Menetapkan kemungkinan tingkat keparahan dari efek tersebut kepasien (RPN).
5. Melakukan root cause analysis dari failure mode.
6. Desain ulang proses.
7. Analisa dan ujicobakan proses yang baru.
8. Terapkan dan awasi proses yang sudah didesain ulang tadi.
(8 tahap FMEA (JCAHO, 2005)
TOPIK FMEA
Topik : Pencegahan pasien jatuh
Tujuan : - Mengenali kemungkinan kegagalan/kesalahan pada setiapproses pencegahanpasien jatuh.
- Melakukan pemenuhan fasilitas terkait kemungkinan kegagalan/ kesalahan.
Alur Proses:
1. Keamanan lingkungan dari risiko jatuh
2. Asesmenrisiko jatuh
3. Pemberianidentifikasi
4. Intervensi padapasien
5. Evaluasi
Sub Proses :
1. Keamanan lingkungan dari risiko jatuh
a. Lantai baik(bersih,tidakberlubang/rusak)
b. Kamar mandi dilengkapi rel pengaman.
c. Penerangan ruangan baik
d. Akses pasien ke kamar mandi dekat
2. Asesmen risiko jatuh
Petugas melakukan asesmen risiko jatuh
3. Pemberianidentifikasi
a. Penambahantanda khusus(stiker kuning pada gelang pasien)
b. Pemberian tanda di bed/tiang infus pasien
4. Intervensi pada pasien
a. Orientasi kamar padapasien
b. Menempatkan bel padaposisi dekat pasien
c. Penempatan barang keperluan pasien didekat pasien
d. Memposisikan tempattidur rendah dan rodaterkunci
e. Bed side rail
f. Edukasi pasien tentangefek obat/anestesipadakeluarga/pasien
g. Edukasi pasien dankeluarga tentang risikojatuh
5. Evaluasi
a. Melakukanasesmenulang
b. Pemantauanberkala sesuaiSPO
3. Pemberianidentifikasi
a. Tidak ada pemasangan stikerrisiko jatuh
b. Kurangnya persediaan stiker risikojatuh
c. Tidak ada pemasangan tanda risiko jatuh di kamar/bed pasien
d. Persediaan tanda risiko jatuh untuk bed/kamar pasien
4. Intervensi padapasien
a. Belum ada orientasi ruang rawat pada pasien/keluarga
b. Tidak ada dokumentasi orientasi
c. Pemberian informasi tidak jelas
d. Tidak menempatkan bel pada posisi dekat pasien
e. Tidak menempatkan barang keperluan pasien dekat pasien
f. Posisi roda tidak terkunci dan tempat tidur tinggi
g. Bed side rail tidak terpasang/terkunci
h. Keluarga tidak diberi edukasi/tidak paham
5. Evaluasi
a. Tidak ada evaluasi ulang
b. Tidak ada dokumentasi evaluasi
c. Tidak ada pemantauan berkala
Risk Priority Numbers (RPN)
S = Severity (Keparahan) :
1 (Minor), 2 (Moderate), 3(Minor Injury), 4 (Mayor Injury), 5(Terminal injury/death)
O = Occurence (Keseringan) :
1 (Hampir tidak pernahterjadi), 2 (jarang), 3 (kadang-kadang), 4(sering), 5 (sangatsering dan pasti)
D= Detectable (Terdeteksi) :
1 (selalu terdeteksi), 2(sangat mungkin terdeteksi), 3 (Mungkin terdeteksi), 4(Kemungkinan kecil
terdeteksi),5 (Tidak mungkinterdeteksi)
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number
Asesmen risiko jatuh Belum semua petugas dapat Petugas tidak paham mengenai
3 4 3 36
mengidentifikasi pasien risiko jatuh SPO risiko jatuh
Tidak dilakukan asesmen pada SPO asesmen risiko jatuh tidak ada 3 5 2 30
pasien rawat inap dan rawat jalan
Petugas belum paham mengenai
3 4 3 36
SPO risiko jatuh
Form asesmen tidak ada 3 5 2 30
SDM tidak memadai 2 3 2 12
Petugas tidak melakukan 3 5 2 30
Pemberian identifikasi
Penambahan tanda Tidak dilakukan pemasangan tanda tanda khusus (stiker kuning) tidak ada (persediaan
3 5 2 30
khusus (stiker kuning) khusus (stiker kuning) ruangan habis)
Petugas tidak melakukan 3 5 2 30
Ketersediaan stiker sbg tanda risiko Pengadaan belum ada 4 5 2 40
jatuh belum memadai
Pemberian tanda di bed Tidak dilakukan pemasangan tanda Tanda tidak tersedia/habis 4 5 2 40
risiko jatuh di kamar/bed pasien Petugas tidak melakukan 4 5 2 40
Ketersediaan tanda risiko jatuh untuk Persediaan di ruang rawat habis
4 5 2 40
di kamar/bed pasien belum memadai
Intervensi pada pasien
Orientasi kamar kepada Tidak dilakukan orientasi ruang Petugas tidak melakukan 3 3 3 27
pasien rawat pada pasien/keluarga
Petugas sibuk 2 3 3 18
Keluarga terlalu banyak 3 4 2 24
Tidak ada keluarga pasien 3 2 2 12
Dilakukan, tetapi tidak Petugas tidak melakukan 3 5 2 30
didokumentasikan
Form tidak ada 3 5 2 30
Pemberian informasi tidak jelas Petugas terburu-buru 3 3 3 27
Cara menjelaskan kurang adekuat 3 3 3 27
Pendidikan pasien/keluarga kurang 3 3 3 27
Menempatkan Tidak menempatkan barang Petugas tidak melakukan melakukan 2 2 2 8
barang keperluan keperluan pasien di dekat pasien
pasien di dekat Petugas tidak menanyakan kepada pasien barang
keperluannya 3 3 2 18
pasien
Memposisikan Posisi roda tidak terkunci dan Roda rusak 3 2 2 12
tempat tidur rendah tempat tidur tinggi
dan roda terkunci Handle putar bed rusak 3 2 2 12
Bed side rail Bed side rail tidak terpasang Tempat tidur tidak ada bed side rail 4 3 2 24
Bed side rail rusak 4 2 3 24
Keluarga tidak paham kegunaan bed side rail 3 3 2 18
Keluarga tidak tahu cara penggunaan bed side rail 3 2 3 18
Bed side rail tidak terkunci sempurna 4 2 3 24
Edukasi pasien tentang Tidak dilakukan edukasi baik pada Petugas tidak melakukan edukasi 3 1 3 9
efek obat/anestesi pada pasien/keluarga
keluarga/pasien Penunggu pasien bergantian 3 3 3 27
Edukasi diberikan pada keluarga, petugas terburu-buru melakukan 3 2 3 18
keluarga tidak
pendidikan pasien/keluarga rendah 3 3 2 18
Paham
Penunggu pasien bergantian 3 3 3 27
Edukasi pasien dan Edukasi diberikan pada keluarga, petugas terburu-buru melakukan 3 3 3 27
keluarga tentang keluarga tidak
risiko jatuh pendidikan pasien/keluarga rendah 3 3 2 18
Paham
Penunggu pasien bergantian 3 3 3 27
Edukasi tidak diberikan kepada Keluarga banyak dan yang menunggu
keluarga bergantian 3 3 3 27
Evaluasi
Melakukan asesmen Tidak dilakukan asesmen ulang belum ada SPO evaluasi asesmen pasien jatuh 3 5 2 3
ulang 0
DIAGRAM FISHBONE
ANALISA FAILURE MODE & EFFECT ANALYSIS (FMEA) - PASIEN RESIKO JATUH
ENVIRONMENT/
LINGKUNGAN KERJA METHODS/ METODE
PASIEN
RESIKO
JATUH
PEMBERIAN INFORMASI TIDAK
/KURANG JELAS AKIBAT BEBAN
KAMAR MANDI TIDAK
PEKERJAAN TINGGI
DILENGKAPI REL PENGAMAN
BELUM SEMUA PETUGAS
DAPAT
MENGIDENTIFIKASI
RESIKO JATUH
BED SIDE RAIL TIDAK
BELUM MAKSIMALNYA
TERPASANG KARENA
ORIENTASI RUANG RAWAT INAP
KURANGNYA PEMELIHARAAN
PADA PASIEN/KELUARGA OLEH
PETUGAS
Pemberian identifikasi
Pengadaan tanda khusus stiker kuning risiko jatuh untuk pasien dengan risiko jatuh pada ruang
perawatan
Pemasangan tanda khusus stiker kuning risiko jatuh di bed pasien dengan risiko jatuh
Evaluasi
dibuatkan SPO evaluasi assesmen risiko jatuh
EVALUASI PROGRAM
SPO tentang Pencegahan Pasien Risikobelum ada, maka perlu dibuatkan SPO serta pelatihan dan
sosialisasi guna implementasi SPO pada Petugas
Perlu pemenuhan standarisasi tempat tidur, kamarperawatan, kamar mandi dan seluruh lingkungan
sekitar guna pencegahan risiko jatuh terutama pada pasien yangdilakukan secara bertahap.