Tugas DR Bayu - Uas
Tugas DR Bayu - Uas
Oleh:
Raudatul Jannah
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat, taufik
dan hidayah Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “aspek hukum dalam
upaya peningkatan mutu Pelayanan di FKRTL ( rumah sakit )”
Penyusunan Makalah ini dimaksudkan sebagai syarat untuk tugas dalam mata kuliah
Manajemen Asuransi dan Hukum Kesehatan pada Program Magister Manajemen Fakultas
Pasca Sarjana Konsentrasi Manajemen Rumah Sakit Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya
Bandung.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karenanya
koreksi dan saran masukan yang konstruktif sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap,
usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Raudatul Jannah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan falsafah dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 mengakui
hak asasi warga atas kesehatan. Hal ini juga tertulis dalam pasal 28H dan pasal 34
Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang
sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 Pasal l34 ayat 2, yaitu menyebutkan bahwa
negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan
dimasukkannya Sistem Jaminan Sosial dalam perubahan UUD 1945, kemudian
terbitnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah dan pemangku
kepentingan terkait memiliki komitmen yang besar untuk mewujudkan kesejahteraan
sosial bagi seluruh rakyatnya. Melalui Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagai
salah satu bentuk perlindungan sosial, pada hakekatnya bertujuan untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Pada tahun 2004 dikeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 ini
mengamanatkan bahwa program jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk
termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu badan penyelenggara jaminan
sosial.
Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang
terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Untuk program Jaminan
Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, implementasinya telah
dimulai sejak 1 Januari 2014. Program tersebut selanjutnya disebut sebagai program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Program Jaminan Kesehatan Nasional merupakan program Pemerintah yang
bertujuan untuk memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi
setiap rakyat Indonesia agar penduduk indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan
sejahtera. Manfaat program ini diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan
perseorangan yang komprehensif, mencakup pelayanan peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) termasuk obat dan bahan medis dengan menggunakan teknik layanan
terkendali mutu dan biaya (managed care).1
Peserta BPJS harus mengikuti sistem rujukan yang ada. Sakit apapun, kecuali
dalam keadaan darurat, harus berobat ke fasilitas kesehatan primer, tidak boleh
langsung ke rumah sakit atau dokter spesialis. Jika ini dilanggar peserta harus
membayar sendiri. Khusus mengenai keadaan gawat darurat ini diperlukan kesamaan
pandang antara BPJS dengan FKTP dan FKTL. 3
1.2 Tujuan
memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan
kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pasal 28 H yaitu:
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
dan keadilan.
Atas dasar itu, maka diterbitkan Undang-Undang No. 40/2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang salah satu programnya adalah JKN, yang
Kesehatan.1
Sosial Nasional (SJSN) mengamanatkan bahwa setiap orang atau warga negara
berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang
yang sejahtera, adil dan makmur. Program jaminan sosial menurut Undang-Undang
tersebut meliputi: jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
jaminan pensiun dan jaminan kematian. Selanjutnya, dasar hukum adanya Jaminan
martabat kemanusiaan.
spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang
spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub
spesialistik
Dalam menjalankan pelayanan kesehatan, FKTP dan FKTL wajib melakukan sistem
rujukan dengan mengacu pada peraturan undangan yang tepat. Apabila ada peserta
yang ingin mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan sistem rujukan maka
tidak dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Bagi peserta BPJS Kesehatan,
A. Rujukan horizontal
adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkat
pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan atau ketenagaan yang sifatnya
B. Rujukan vertikal
tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi. Rujukan vertikal dari tingkat pelayanan yang lebih
ketenagaan.
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkat pelayanan
kewenangannya;
b. kewenangan dan kewenangan tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam
tingkat pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan alasan alasan, inefisiensi
d. pertimbangan geografis; dan
C.
Rujukan parsial
tindakan
Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan pasien
melalui BPJS didapati adanya kasus-kasus rujukan yang terlalu besar diperkirakan
sekitar 80% kasus di rujuk ke Fasilitas Pelayanan Tingkat Lanjut / FKTL, dan
Pertama / FKTP. Harus di upayakan agar 80% dari kata kata harus di FKTP, dan
Hal ini dapat terlaksana dengan baik bersama di FKTP juga di laksanakan
upaya - upaya pola hidup sehat sehingga orang tidak sakit yaitu Upaya Kesehatan
Masyarakat berupa upaya promotif dan preventif harus dilaksanakan, tentunya juga
dengan pembiayaan dari pihak Pemerintah. Bila di review permasalahan dalam dua
tahun penyelenggaraan JKN ini maka masalah yang dapat dilihat sebagai berikut:
lainnya
- monitoring dan evaluasi yang juga terus menerus harus dilakukan antar
terus-menerus oleh pemerintah dan organisasi profesi sebagai organ Pembina, agar
haknya.
sistem rujukan karena dokter adalah petugas garda depan yang selalu menjadi
tempat bertanya kepada pasien atau masyarakat yang membutuhkan dan dokter
edukasi terhadap pasien agar memahami kebutuhan rujukan yang benar. Namun
perilaku pasien yang tidak mentaati masih ditemukan, mereka bersikeras meminta
dirujuk dan mengancam akan keluar dari puskesmas. Pada kondisi tertentu dokter
menghadapi pasien.4
Kompetensi petugas kesehatan/dokter perlu disiapkan dan ditingkatkan
melibatkan swasta, dan membuka seluas-luasnya kesempatan bagi klinik yang mau
A. Upaya Penataan sistem, sebagai peran IDI dalam Tanggung Jawab Moral
oleh IDI Wilayah dan Cabang dan membuat laporan tentang permasalahan yang
C. Sinkronisasi kebijakan agar kualitas pelayanan yang lebih baik dengan system
1. Man / Manusia
- Attitude
- Knowledge
- Skill
Baik terhadap keilmuan nya maupun terhadap sikap dan perilaku dalam
tersebut akan dilaksanakan berupa seminar ataupun symposium dimana setiap ada
kegiatan tersebut harus ada presentasi yang bersifat pembinaan etik dan
Yang terlibat dalam elemen ini adalah Institusi Pendidikan, Perhimpunan, dan
juga tercantum adanya kewajiban Institusi2 tersebut berperan dalam pembinaan etik
dan profesionalisme
2. Money / Uang :
juga. Oleh karena upaya penyusunan remunerasi bagi dokter merupakan hal yang
tidak bisa di tunda, harus seiring dengan upaya peningkatan kualitas dan keselamatan
Upaya pembenahan system pentarifan INA CBG’s. Yang terlibat pada elemen
(pemerintah, swasta). Harapannya adalah adanya sistem remunerasi yang baku yang
dapat di pakai oleh faskes dalam menghargai para dokter yang berprofesi di faskesnya
upaya menegakkan diagnosis. Alat bantu ini berupa alat kesehatan / laboratorium
/radiologi/ alkes lainnya harus dilengkapi agar mutu dan keselamatan pasien dapat
Yang terlibat pada elemen ini adalah: pemilik faskes: Pemerintah / swasta,
PERSI. Senantiasa koordinasi dengan lintas sektor baik tingkat pusat maupun daerah
Harapannya sarana dan prasarana dapat dilengkapi agar para dokter dapat bekerja
dengan aman dan tenteram, tidak diiringi dengan kecemasan oleh karena sarana dan
5. Methode/management :
tenaga medis, penyusunan clinical pathway. Senatiasa ikut terlibat dalam pertemuan-
pertemuan untuk penyusunan regulasi. Yang terlibat pada elemen ini adalah
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
daya manusia baik segi kuantitas dan kualitas masih kurang, belum adanya
puskesmas.
regulasi yang baik. Sehingga FKTP dapat berperan secara optimal dalam
kesehatan.
tercapai.
keselamatan pasien.
rujukan yang tertata serta adanya komunikasi yang kontinu dan konsisten antar
unit yang merujuk dan yang di tuju. Dalam hal system rujukan kesehatan di
era JKN yang perlu penataan adalah adanya kesamaan pandang atau
3.2 Saran
1. Kesehatan B. Integrasi Jamkesda Dalam Optimalisasi Program JKN. III. Vol. III.
3. BPJS Kesehatan. Integrasi Jamkesda dalam Optimalisasi Program JKN. Info BPJS
Kesehat. 2014;3–11.
4. Ramadhani SN. Studi Literatur: Analisis Faktor Penyebab Tingginya Angka Rujukan