LK Campak
LK Campak
DISUSUN OLEH :
1590122014
Oleh :
IRMA DAMAYANTIE
NIM.1590122014
Kaprodi
Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan,
demi terselesaikannya Panduan ini. Kami menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh
dari sempurna dan masih banyak kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi mencapai hasil yang lebih baik dimasa yang akan
datang. Akhir kata, semoga buku ini dapat dipergunakan sebagai acuan penyelenggaraan
kegiatan stase Asuhan Kebidanan Pada persalinan
Wassalamu’alaikum Wr.
Ciamis, Mei 2023
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
1. Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh
virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal
sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkan lewat udara
(airborne).
2. Measles atau rubeola atau biasa disebut campak, yaitu infeksi virus yang sangat
menular, biasanya pada masa anak-anak, terutama menyerang saluran pernafasan
dan jaringan retikuloendotelial. Ditandai oleh erupsi yang terpisah, papul merah,
yang akan berkonfluensi, datar, berubah menjadi coklat, dan berdeskuamasi.
3. Campak ditandai oleh tiga stadium:
1. Stadium inkubasi sekitar 10-12 hari dengan sedikit, jika ada, tanda-tanda atau
gejala-gejala.
2. Stadium prodromal dengan enantem ( bercak koplik ) pad mukosa bukal dan
faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan, koryza, dan batuk
yang semakin berat.
3. Stadium akhir dengan ruam makuler yang muncul berturu-turut pad leher dan
muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi.
ETIOLOGI
Campak adalah virus RNA dari Famili Paramixoviridae, genus Morbillivirus. Hanya
satu tipe antigen yang diketahui. Selama masa prodromal dan selama waktu singkat
sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, datah dan urin. Virus
dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar. Virus camapak
dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan kera rhesus. Perubahan
sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi
intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.
PATOFISIOLOGI
Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan berbiak pada
epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada
kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua
sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi
awal. Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan
infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang
tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan
batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang
makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada
hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai
timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.Virus dapat berbiak juga pada susunan
saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada
turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap,
berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada
awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit.
GEJALA
1. Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam keluar.
2. Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik
dengan cepat pada saat pans menurun.
3. Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai dengan
keradangan disertai dengan keluhan fotofobia.
4. Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai puncak
pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.
5. Munculnya Koplik’s spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam
(hari ke 3-4) dan cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari. Koplik’s spot
adalah sekumpulan noktah putih pada daerah epitel bucal yang merah (a grain of
salt in the sea of red), yang merupakan tanda klinik yang pathognomonik untuk
campak.
6. Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul pertama pada
daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga, menyebar ke arah perifer
sampai pada kaki. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada
menjadi confluent. Ruam ini membedakan dengan rubella yang ruamnya discrete
dan tidak mengalami desquamasi. Telapak tangan dan kaki tidak mengalami
desquamasi.
KOMPLIKASI
Komplikasi utama campak adalah otitis media, pneumonia, dan ensefalitis. Noma pipi
dapat terjadi pada keadaan yang jarang. Gangrene muncul dimana-mana tampak
merupakan akibat purpura fulminan atau koagulasi intravaskuler tersebar. Pneumonia,
dapat disebabkan oleh virus campak sendiri. Pneumonia campak pada penderita dengan
inveks HIV sering mematikan dan tidak selalu disertai oleh ruam. Salah satu dari
kemungkinan bahaya campak adalah eksaserbasi proses tuberkolosi yang ada
sebelumnya. Mungkin juga ada kehilangan hipersensitivitas sementara terhadap
tuberculin.
PENATALAKSANAAN
I. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama Bayi : By “ D“
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak Ke- 1
Tanggal Lahir : 8 Agustus 2022
Umur : 9 Bulan
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny “A” Nama Suami : Tn “E”
Umur : 24 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : STM
Pekerjaan : ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah: - Golongan Darah: -
Alamat : Alamat :
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan pasien dalam keadaan sehat, tidak sedang menderita sakit panas,
pilek ataupun batuk.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu pasien mengatakan pasien pernah sakit panas, batuk, pilek 1-3 hari dan tidak
pernah menderita penyakit kronis (hepatitis, paru-paru dll).
5. Riwayat Neonatal
1) Riwayat Antenatal
GI P00000
(1) Usia Kehamilan : 40 minggu
(2) Penggunaan obat–obatan selama kehamilan : Fe
(3) Imunisasi TT : -
(4) Pemeriksaan penunjang selama kehamilan : USG
(5) Komplikasi/penyakit selama kehamilan : -
(6) Penanganan : -
2) Riwayat Natal
(1) Penolong persalinan : bidan
(2) Tempat persalinan : BPS
(3) Cara persalinan : Spontan biasa
(4) BB lahir : 3000 gram PB : 49 cm
(5) Presentasi : kepala
(6) Ketuban pecah : Spontan Warna : jernih
(7) Komplikasi persalinan : -
(8) Keadaan tali pusat : baik
(9) Obat–obatan yang diberikan : injeksi Vitamin K
3) Riwayat Post Natal
(1) Resusitasi :-
(2) Obat – obatan : injeksi Vit.K
(3) Pemberian O2 : -
(4) Keadaan Umum : cukup
(5) Pernafasan : 50 x/menit, cepat dan dangkal
(6) Nadi : 120 x/menit
(7) Suhu : 36ºC
6. Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi Umur Frekuensi
HB0 0 hari 1x
BCG, POLIO 1 bulan 1x
DPT, HB 1, POLIO 2 2 bulan 1x
DPT, HB 2, POLIO 3 3 bulan 1x
DPT, HB 3, POLIO 4 4 bulan 1x
CAMPAK 9 bulan 1 x
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Makan : nasi tim kadang dicampur dengan sayur sop, kaldu ayam, hati
ayam/sapi yang dimasak dan dihaluskan. Frekuensi 3x sehari, 1 porsi
terkadang tidak habis.
Minum : ASI diberikan bila bayi berasa lapar dan menagis dan saat akan
tidur. Terkadang juga diberi sari buah jeruk, pisang dan pepaya.
b) Pola Eliminasi
BAB 1-2 x/hari, warna kekuningan, konsistensi lunak
BAK 8-10 x/hari, warna agak kuning jernih, konsistensi cair.
c) Pola Aktivitas
Pasien bisa duduk sendiri tanpa sandaran, bisa merangkak untuk meraih
benda didekatnya dan dapat berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan.
d) Pola Istirahat
Malam : jam 20.00 – 05.00 WIB terbangun sebentar saat BAB dan BAK
atau saat haus kemudian tertidur lagi.
Siang : tiap selesai mandi dan selesai makan kadang langsung tidur ±3-4
jam
e) Pola kebiasaan dan personal hygiene
Pasien dimandikan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dengan
menggunakan air hangat, keramas tiap mandi, ganti pakaian 2x sehari atau
bila kotor langsung diganti.
II. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik Umum
(1) Kesadaran : Composmentis
(2) Keadaan Umum : Baik
(3) Suhu : 36 ºC
(4) Denyut Jantung : 120 x/menit
(5) Pernafasan : 50 x/menit
(6) TB : 59 cm
2. Pemeriksaan Fisik Khusus :
1) Kepala : rambut terdapat sisa ketuban, tidak ada cephal hematoma
2) Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera putih, tidak ikterus, tidak
blenorhoe, tidak strabismus, tidak nigtagmus
3) Bibir dan Mulut : tidak labio skizis, tidak ada moniliasis
4) Telinga : simetris, tidak ada fistula, tidak ada serumen
5) Leher : pendek
6) Dada : simetris, ada retraksi dinding dada
7) Abdomen : tidak omphalocele, tidak omphalitis, tidak hernia umbilikalis
8) Genetalia : testis sudah turun ke skrotum
9) Keadaan punggung : terdapat banyak lanugo
10) Anus : mekoneum belum keluar, tidak ada atresia ani, tidak atresia recti
11) Ekstermitas Atas : pergerakan kurang aktif, tidak polidaktili, tidak sindaktili
12) Ekstermitas Bawah : pergerakan kurang aktif, tidak polidaktili, tidak sindaktili
3. Pertumbuhan dan Perkembangan
Bayi sudah dapat duduk tanpa dibantu, dapat tengkurap dan berbalik
sendiri, mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti dan mulai engenal muka atau
wajah anggota keluarga dan sedikit takut pada orang asing.
III. ANALISA DATA
By. ”D” usia 9 bulan dengan imunisasi Campak
IV. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga bayi, Ibu dan Keluarga menerima
2. Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga mengenai pemberian imunisasi
campak, Keluarga mengerti dan kooperatif.
3. Menyiapkan alat untuk imunisasi campak, persiapan dilakukan vaksin campak
dan pelarutnya spuit 3 cc dan 5 cc serta kapas DTT.
4. Melakukan imunisasi Campak, ibu menyetujui
5. Mengisi KMS dan status bayi balita, KMS telah ditulis.
6. Memberikan HE tentang efek samping dan cara penanganan jika terjadi efek
samping, Ibu dan Keluarga Mengerti.
7. Memberitahukan kapan harus melakukan kunjungan ulang, Ibu menerima dan
menyetujui.
BAB 4
PEMBAHASAN
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada By. “D” umur 9 bulan dengan
imunisasi campak, maka penanganan yang diberikan tidak jauh berbeda antara teori
dengan kenyataan dilapangan. Adapun kesamaan antara teori dengan kasus adalah:
1. Pengkajian Data:
Pengumpulan data berupa data subyektif dan data obyektif tidak mengalami
kendala pasien dan keluarga kooperafif dengan petugas dan dari data yang saya angkat
teori dengan kenyataan tidak jauh berbeda.
2. Analisa Data/Masalah
Dari tinjauan teori didapatkan adanya kesesuaian antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus, sehingga dapat ditarik suatu diagnosa atau kesimpulan.
3. Implementasi
Dari tinjauan teori didapatkan adanya kesesuaian antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus yang saya angkat.
4. Evaluasi
Dari tinjauan teori yang didapatkan dengan bayi Berat Badan Lahir Rendah.
Pada kasus yang saya angkat terdapat kesesuaian antara tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penyuluhan praktek kebidanan ini dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Imunisasi campak diberikan pada bayi umur 9 bulan dan profilaksis paska paparan
pada orang yang tidak di imunisasi
2. Efek samping dari pemberian imunisasi campak adalah kemungkinan terjadi
demam/panas 1-3 hari setelah imunisasi dan 1 minggu setelahnya kadang disertai
kemerahan pada permukaan kulit seperti menderita campak ringan.
DAFTAR PUSTAKA
Sediaoetama Achrnad Djaeni Prof.Dr, 1989. Ilmu gizi, Jilid II, Dian Rakyat, Jakarta.
Hasan Rusepno, dr, dkk, 1985. Ilmu Kesehatan Anak, Edisi Ketiga, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
http://images.elcino.multiply.com/logo/9
Doengus Marily E. 1999. Rencana Asuhan Keperawtan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian. Buku kedokteran. EGC.
Juall C, Linda, 2000. Diagnosa keperawatan. Buku kedokteran. EGC.
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta. Jilid 1. FKUL.
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta. Jilid 2. FKUL.