Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hanifah Rana Istiqomah

NIM : 200151603015
Offering : E20

UJIAN AKHIR SEMESTER


RANGKUMAN MATERI 1 SEMESTER FILSAFAT DAN TEORI PENDIDIKAN

Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat untuk mempelajari atau memecahkan


masalah-masalah pendidikan. Teori pendidikan merupakan serangkaian konsep pandangan
yang terpadu tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Tujuan filsafat pendidikan ialah
memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori
pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan
yang didasari oleh filsafat pendidikan. Peranan filsafat pendidikan adalah memberikan
inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang
jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di
lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Adapun beberapa teori dan
filsafat pendidikan sebagai berikut..Adapun beberapa aliran filsafat pendidikan diantaranya
filsafat perenialisme, filsafat esensialisme, filsafat progresivisme,filsafat rekonstruksionisme,
filsafat JJ Rosseau, filsafat Pestalozzi, filsafat Paulo Freiere, filsafat Ki Hajar Dewantara,
filsafat Driyarkara, dan filsafat pancasilais. Berikut ini penjelasannya:
1. Filsafat Perenialisme
Filsafat perenialisme memiliki pandangan bahwa manusia terlahir dengan fungsi
kemanusiaan yang sama, oleh karena itu manusia merupakan makhluk yang bersifat
rasional. Perenialisme yang berarti kekal atau abadi sehingga berpegang pada nilai-nilai
atau norma-norma yang bersifat abadi. Hal ini menyebabkan perenialisme dianggap
sebagai suatu aliran yang menginginkan kembalinya nilai-nilai kebudayaan di masa
lampau guna menghadapi problematika kehidupan manusia saat ini hingga mendatang.
Selain itu filsafat perenialisme mempunyai tujuan yaitu mengembangkan intelektual
melalui nilai-nilai kebenaran yang bersifat universal dan abadi.
2. Filsafat Esensialisme
Esensialisme memiliki pandangan pendidikan sebagai pemeliharaan kebudayaan,
menghendaki kembali pada kebudayaan lama sejak awal peradaban ummat manusia yang
telah membawa kebaikan bagi kehidupan manusia. Tujuan pendidikannya, yaitu
menyampaikan warisan budaya dan inti, mencapai standar akademik yang tinggi. Selain
itu, juga menerapkan pendekatan Back to the Basics dengan mengajarkan kemampuan
membaca, menulis, matematika, sejarah, sains, bahasa asing, seni, dan musik.
3. Filsafat Progresivisme
Pendidikan progresivisme pada dasarnya mengutamakan lima hal, yaitu kurikulum
disusun secara sistematis dan teratur serta tidak memaksakan diri untuk mengikuti
kehendak pembuat kurikulum, guru harus memiliki keunggulan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan sekaligus menguasai bidang ilmu tersebut, peserta didik memiliki potensi
masing-masing yang harus diberi kesempatan untuk berkembang secara wajar, aktif,
kreatif, dan memiliki kebebasan untuk mengaktualisasikan dirinya, lingkungan merupakan
hal penting yang tidak dapat dipisahkan dengan proses pendidikan sebagai penunjang
keberhasilan, metode yang digunakan dalam proses pendidikan harus diutamakan
dibanding materi ajar, karena metode menunjang proses.
4. Filsafat Rekonstruksionisme
Pandangan rekonstruksionisme adalah adanya promosi pemakaian problem solving
tetapi tidak harus dirangkaikan dengan penyelesaian problem sosial yang signifikan.
Aliran rekonstruksianisme, pada prinsipnya, sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu
hendak menyatakan krisis kebudayaan modern. Belajar seharusnya dilakukan dengan
sambil bertindak (learning by doing) karena penganut aliran ini menekankan pada hasil
belajar daripada proses.
5. Filsafat JJ Rosseau
Pemikiran utama JJ Rousseau ada 4 yaitu kebudayaan melawan alam karena
kebudayaan dianggap sebagai dapat merusak manusia, keadaan primitif, kontrak sosial,
dan pendidikan (emile). Adapun 5 asas pendidikan menurutnya yaitu urgensi pendidikan,
tujuan umum pendidikan, guru utama pendidikan yaitu alam, ruang lingkup kajian studi
anak laki-laki lebih luas daripada anak perempuan, dan kurikulum yang tersedia bersifat
kontekstual.
6. Filsafat Pestalozzi
Tujuan pendidikan Pestalozzi,” bahwa tujuan pendidikan berangkap dua yaitu tujuan
umum dan tujuan kejuruan, tetapi yang kedua itu harus tunduk pada yang pertama. Tujuan
umum itu diarahkan untuk menghasilkan seorang yang bijaksana dan bajik dalam
kehidupannya, manusiawi dalam semua hubungan dengan sesamanya manusia, dan
seorang yang hidup beriman sebagai makhluk yang bergantung pada Allah.
7. Filsafat Paulo Freiere
Pendidikan menurut Paulo Freire harus berorientasi untuk membebaskan manusia dari
kungkungan rasa takut dan tertekan akibat otoritas kekuasaan (penindasan). Konseptujuan
pendidikan dalam pandangan Paulo Freire antara lain pendidikan untuk penyadaran,
pendidikan untuk kebebasan serta pendidikan untuk humanisasi. Komponen pendidikan
yang membebaskan menurut paulo freire meliputi guru, peserta didik dan materi atau isi
pelajaran.
8. Filsafat Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Hakikat pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara
adalah memasukkan kebudayaan ke dalam diri anak dan memasukkan anak ke dalam
kebudayaan supaya anak menjadi makhluk yang insani, konsep belajar ini adalah Tri No.
Ki Hajar Dewantara mengajukan konsep Tri Pusat pendidikan yang mencakup lingkungan
pendidikan. Ki Hadjar Dewantara juga mengemukakan ajaran Trikon. Teori Trikon
merupakan usaha pembinaan kebudayaan nasional yang mengandung tiga unsur.
Semboyan Ki Hajar Dewantara dalam duniapendidikan berbunyi ing ngarso sung tulodo,
ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. (di depan memberi contoh, di tengah
memberi semangat, di belakang memberi dorongan).
9. Filsafat Driyarkara
Filsafat dan teori pendidikan menurut Driyarkara ini memiliki pandangan bahwa
pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia dengan dilakukan secara adil
sebagai manusia bermartabat. Menurut Driyarkara ciri-ciri pendidikan yang memiliki
humanisasi dapat dilihat dari pembentukan manusia yang tidak hanya mementingkan
keahlian saja namun juga diiringi dengan pendidikan pribadi.Pendidikan karakter menjadi
penting dalam sistem pendidikan yang tidak diskriminatif.
10. Filsafat Pancasilais
Sila-sila dalam Pancasila menggambarkan sebagaimana pedoman hidup berbangsa
dan bernegara manusia Indonesia seluruhnya dan seutuhnya. Pancasila juga sebagaifilsafat
karena Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang
dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel.
Melalui pengimplementasian Pancasila di SD diharapkan peserta didik dapat belajar akan
pentingnya nilai-nilai Pancasila untuk diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai