RANGKUMAN MATERI 1 SEMESTER FILSAFAT DAN TEORI PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat untuk mempelajari atau memecahkan
masalah-masalah pendidikan. Teori pendidikan merupakan serangkaian konsep pandangan yang terpadu tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Tujuan filsafat pendidikan ialah memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Peranan filsafat pendidikan adalah memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Adapun beberapa teori dan filsafat pendidikan sebagai berikut..Adapun beberapa aliran filsafat pendidikan diantaranya filsafat perenialisme, filsafat esensialisme, filsafat progresivisme,filsafat rekonstruksionisme, filsafat JJ Rosseau, filsafat Pestalozzi, filsafat Paulo Freiere, filsafat Ki Hajar Dewantara, filsafat Driyarkara, dan filsafat pancasilais. Berikut ini penjelasannya: 1. Filsafat Perenialisme Filsafat perenialisme memiliki pandangan bahwa manusia terlahir dengan fungsi kemanusiaan yang sama, oleh karena itu manusia merupakan makhluk yang bersifat rasional. Perenialisme yang berarti kekal atau abadi sehingga berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi. Hal ini menyebabkan perenialisme dianggap sebagai suatu aliran yang menginginkan kembalinya nilai-nilai kebudayaan di masa lampau guna menghadapi problematika kehidupan manusia saat ini hingga mendatang. Selain itu filsafat perenialisme mempunyai tujuan yaitu mengembangkan intelektual melalui nilai-nilai kebenaran yang bersifat universal dan abadi. 2. Filsafat Esensialisme Esensialisme memiliki pandangan pendidikan sebagai pemeliharaan kebudayaan, menghendaki kembali pada kebudayaan lama sejak awal peradaban ummat manusia yang telah membawa kebaikan bagi kehidupan manusia. Tujuan pendidikannya, yaitu menyampaikan warisan budaya dan inti, mencapai standar akademik yang tinggi. Selain itu, juga menerapkan pendekatan Back to the Basics dengan mengajarkan kemampuan membaca, menulis, matematika, sejarah, sains, bahasa asing, seni, dan musik. 3. Filsafat Progresivisme Pendidikan progresivisme pada dasarnya mengutamakan lima hal, yaitu kurikulum disusun secara sistematis dan teratur serta tidak memaksakan diri untuk mengikuti kehendak pembuat kurikulum, guru harus memiliki keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan dan sekaligus menguasai bidang ilmu tersebut, peserta didik memiliki potensi masing-masing yang harus diberi kesempatan untuk berkembang secara wajar, aktif, kreatif, dan memiliki kebebasan untuk mengaktualisasikan dirinya, lingkungan merupakan hal penting yang tidak dapat dipisahkan dengan proses pendidikan sebagai penunjang keberhasilan, metode yang digunakan dalam proses pendidikan harus diutamakan dibanding materi ajar, karena metode menunjang proses. 4. Filsafat Rekonstruksionisme Pandangan rekonstruksionisme adalah adanya promosi pemakaian problem solving tetapi tidak harus dirangkaikan dengan penyelesaian problem sosial yang signifikan. Aliran rekonstruksianisme, pada prinsipnya, sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern. Belajar seharusnya dilakukan dengan sambil bertindak (learning by doing) karena penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar daripada proses. 5. Filsafat JJ Rosseau Pemikiran utama JJ Rousseau ada 4 yaitu kebudayaan melawan alam karena kebudayaan dianggap sebagai dapat merusak manusia, keadaan primitif, kontrak sosial, dan pendidikan (emile). Adapun 5 asas pendidikan menurutnya yaitu urgensi pendidikan, tujuan umum pendidikan, guru utama pendidikan yaitu alam, ruang lingkup kajian studi anak laki-laki lebih luas daripada anak perempuan, dan kurikulum yang tersedia bersifat kontekstual. 6. Filsafat Pestalozzi Tujuan pendidikan Pestalozzi,” bahwa tujuan pendidikan berangkap dua yaitu tujuan umum dan tujuan kejuruan, tetapi yang kedua itu harus tunduk pada yang pertama. Tujuan umum itu diarahkan untuk menghasilkan seorang yang bijaksana dan bajik dalam kehidupannya, manusiawi dalam semua hubungan dengan sesamanya manusia, dan seorang yang hidup beriman sebagai makhluk yang bergantung pada Allah. 7. Filsafat Paulo Freiere Pendidikan menurut Paulo Freire harus berorientasi untuk membebaskan manusia dari kungkungan rasa takut dan tertekan akibat otoritas kekuasaan (penindasan). Konseptujuan pendidikan dalam pandangan Paulo Freire antara lain pendidikan untuk penyadaran, pendidikan untuk kebebasan serta pendidikan untuk humanisasi. Komponen pendidikan yang membebaskan menurut paulo freire meliputi guru, peserta didik dan materi atau isi pelajaran. 8. Filsafat Ki Hajar Dewantara Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Hakikat pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah memasukkan kebudayaan ke dalam diri anak dan memasukkan anak ke dalam kebudayaan supaya anak menjadi makhluk yang insani, konsep belajar ini adalah Tri No. Ki Hajar Dewantara mengajukan konsep Tri Pusat pendidikan yang mencakup lingkungan pendidikan. Ki Hadjar Dewantara juga mengemukakan ajaran Trikon. Teori Trikon merupakan usaha pembinaan kebudayaan nasional yang mengandung tiga unsur. Semboyan Ki Hajar Dewantara dalam duniapendidikan berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. (di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan). 9. Filsafat Driyarkara Filsafat dan teori pendidikan menurut Driyarkara ini memiliki pandangan bahwa pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia dengan dilakukan secara adil sebagai manusia bermartabat. Menurut Driyarkara ciri-ciri pendidikan yang memiliki humanisasi dapat dilihat dari pembentukan manusia yang tidak hanya mementingkan keahlian saja namun juga diiringi dengan pendidikan pribadi.Pendidikan karakter menjadi penting dalam sistem pendidikan yang tidak diskriminatif. 10. Filsafat Pancasilais Sila-sila dalam Pancasila menggambarkan sebagaimana pedoman hidup berbangsa dan bernegara manusia Indonesia seluruhnya dan seutuhnya. Pancasila juga sebagaifilsafat karena Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Melalui pengimplementasian Pancasila di SD diharapkan peserta didik dapat belajar akan pentingnya nilai-nilai Pancasila untuk diterapkan.