Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan 4

SALURAN TRANSMISI PANJANG


- Impedans seri diperhatikan, Admitansi ​shunt diperhatikan, dan terdistribusi. Misal
panjangnya 200 KM maka impedance seri dan admittance ​shunt merata di
seluruh saluran (bukan tergumpal).
- Kalau di saluran transmisi panjang kita dapat mengetahui arus dan tegangan di
setiap titik ​dengan rumus Vx dan Ix​.
- Rumus - rumus liat di PPT ae.
- Fenomena melihat energi daya sebagai sebuah gelombang, Apakah persamaan
umum dari saluran transmisi panjang dapat dipecah menjadi dua yaitu
gelombang datang dan gelombang pantul. Energi daya juga datangnya sebagai
sebuah gelombang, Maka tegangan itu ada tegangan datang dan tegangan
pantul. Tegangan setiap detik itu adalah jumlahan tegangan datang dan
tegangan pantul. Misal di pantai, Tegangan itu ketinggian air dari dasar laut,
Nah ketinggian itu jumlahan gelombang air yang datang dari laut dan ditambah
gelombang air yang mantul dari pantai menuju ke laut.
- Dari ilmu stabilitas rancang elektrik beta dikali L maksimumnya yaitu 90 derajat.
- Dari sisi teori, batas-batas transmisi panjang saluran AC 50 Hz Yaitu 500 KM
Kalau lebih dari itu akan muncul problem stabilitas. Tapi kalau DC tidak ada
batasan panjangnya (DC lebih stabil).
- Kalau tentang stabilitas listrik AC itu lebih kompleks. Akan direncanakan antara
pulau Jawa dan Sumatera keduanya memiliki transmisi AC yang kemudian akan
disambungkan dengan transmisi DC (koneksinya), Salah satu fungsinya yaitu
untuk memisahkan problem stabilitas di Sumatera dan Jawa agar tidak
merambat problem2 kestabilannya (misal ada problem di Jawa, agar tidak
merembet ke Sumatra).

- Saluran datar atau (​Flat Line) ​=> tidak ada pantulan


- Saluran tak berhingga​ (Infinite Line)
- Impedansi Surja
- Kalau frekuensinya tinggi sekali Maka J Omega L Jauh lebih besar dibanding R
sehingga Z nya boleh disebut atau sama dengan J omega L.
- Gelombang listrik yang frekuensinya tinggi sekali yaitu surja / petir. Maka kalau
selaluran transmisi itu dikenai petir, Maka frekuensinya bisa tinggi sekali, Maka
perilakunya petir di transmisi seperti Flat Line (tidak ada pantulan) Jadi energi
dalam Petir itu mengalir tidak memantul.
- Surge Impedance Loading => kemampuan pembebanan ketika ada surja.
Impedans surja ada karena frekuensinya tinggi sekali.

- Kalau di distribusi arah aliran daya (P,Q) dari induk ke pelanggan tidak ada dari
pelanggan ke gardu induk, Tapi kalau di saluran transmisi Kadang GI 1
mengirim ke GI 2 atau sebaliknya dari GI 2 mengirim ke GI 1. Misalnya saluran
transmisi 500 kV, nah itu bisa diatur apakah akan mengirim dari Ungaran ke
Klaten atau dari Klaten ke Ungaran. Bagaimana mengatur arah P dan Q ⇒
-->Kalau ingin mengatur arah P maka yang diatur adalah alfa dan beta.
Bagaimana mengatur Alfa dan beta? Kalau di Gi itu menggunakan ​trafo
penggeser fasa​.
-->Kalau ingin mengatur arah Q maka yang diatur adalah magnitude V1 dan V2.
Bagaimana mengatur magnitude V1 dan V2?Yaitu menggunakan ​trafo pengatur
tegangan​.
- Kalau di ​pembangkit ingin mengatur arah P yaitu dengan mengatur ​governor​,
Sedangkan mengatur magnitude yaitu dengan mengatur ​eksitasi​.
- FACTS (Flexible AC Transmission System) ⇒ Pada dasarnya yaitu mengatur
Alfa, beta, magnitude V1 dan magnitude V2 cuma tekniknya berbagai macam
cara.
- Prinsip dasar pengiriman daya, Kalau daya nyata (P) yang diatur sudut
fasenya, Kalau daya reaktif (Q) yang diatur magnitude tegangannya.
- Jadi arah aliran daya nyata dan daya reaktif itu bisa berbeda​. ​Bisa saja P nya
yang ngirim dari GI 1 ke GI 2, sedangkan Q nya yang ngirim dari GI 2 ke GI 1
(Uniknya di Transmisi). Umumnya sama, tapi tetap bisa dilakukan jika
diperlukan.
- Jangan rancu dengan transmisi DC karena transmisi AC ada 2 yang diatur yaitu
besar tegangan dan sudut tegangan.

Anda mungkin juga menyukai