Makalah Sosiologi (Lembaga Keluarga)
Makalah Sosiologi (Lembaga Keluarga)
SOSIOLOGI
LEMBAGA KELUARGA
GURU MATA PELAJARAN : Endang Dwi Asmara, M.Pd
KELAS X-3
Jl. Syukur No. 1, RT.1/RW.8, Lenteng Agung, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan,
DKI Jakarta 12610
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial, yang artinya dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai
kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung
untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat
dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
yang tidak bisa hidup sendiri tentu saja manusia harus dibimbing oleh orang lain dalam
menjalani kehidupannya, baik untuk kesejahteraan hati maupun pikiran dari manusia itu
sendiri.
Dalam ilmu sosiologi terdapat lembaga sosial yang berfungsi untuk membentuk karakter
manusia. Selain itu, lembaga sosial juga berfungsi untuk memberikan pedoman pada anggota
masyarakat tentang bagaimana setiap individu harus bersikap dalam menghadapi masalah
yang muncul dan berkembang di lingkungan masyarakat, menjaga keutuhan masyarakat
yang saling berhubungan atau bersangkutan, juga untuk memberikan arahan kepada
masyarakat untuk dapat mengadakan sistem pengendalian sosial seperti sistem pengawasan
masyarakat kepada anggotanya.
Hadirnya lembaga sosial yang melengkapi kehidupan manusia semakin mempermudah
perkembangan manusia sebagai bagian dari kehidupan supaya manusia dapat hidup dengan
sebagaimana mestinya. Salah satu bagian dari lembaga sosial tersebut adalah lembaga
keluarga, konsep dasar tentang keluarga dipahami sebagai institusi sosial yang hampir
terdapat di berbagai masyarakat, di mana dalam keluarga terdapat individu-individu yang
saling bekerja sama, merawat dan melindungi. Keterikatan dalam keluarga biasanya disebut
sebagai kekerabatan. Konsep kekerabatan adalah ikatan sosial berdasarkan nenek moyang,
perkawinan, ataupun adopsi. Untuk mengetahui lebih dalam bagaimana peranan institusi
keluarga sebagai lembaga sosial akan kami bahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Lembaga Keluarga?
2. Bagaimana peranan dan fungsi dari adanya Lembaga Keluarga?
3. Ada berapa jenis Lembaga Keluarga?
4. Apa saja contoh Lembaga Keluarga?
5. Siapa saja yang berperan dalam berjalannya Lembaga Keluarga?
6. Apa manfaat dari Lembaga Keluarga?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Lembaga Keluarga.
2. Menjadikan Lembaga Keluarga lebih dikenal oleh masyarakat luas.
3. Memperdalam ilmu pengetahuan tentang Lembaga Keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Keluarga
Terdapat beragam istilah yang biasa dipergunakan untuk menyebut keluarga. Keluarga
bisa berarti ibu, bapak, anak-anaknya atau seisi rumah. Bisa juga disebut seisi rumah yang
menjadi tanggungan dan dapat pula berarti kaum yaitu sanak saudara serta kaum kerabat.
Definisi lainnya keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama.
Para sosiologi berpendapat bahwa asal usul pengelompokkan keluarga bermula dari
peristiwa perkawinan. Dari sinilah pengertian keluarga dapat dipahami dari berbagai segi.
Pertama, dari segi orang melangsungkan perkawinan yang sah serta di karuniai anak. Kedua,
lelaki dan perempuan yang hidup bersama serta memiliki seorang anak namun tidak pernah
menikah. Ketiga dari segi hubungan jauh antar anggota keluarga, namun masih memilki ikatan
darah. Keempat, keluarga yang mengadopsi anak dari orang lain.
Lembaga keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak. Dari keluarga akan melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadian
dalam masyarakat. Anak-anak nantinya akan Lembaga keluarga adalah unit sosial terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dari keluarga akan melahirkan individu
dengan berbagai macam bentuk kepribadian dalam masyarakat.
• Keluarga batih berperan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota,
di mana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut.
• Keluarga batih merupakan wadah di mana manusia mengalami proses sosialisasi awal,
yakni suatu proses di mana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat.
Banyak ahli dalam bidang sosiologi yang mengemukakan tentang pengertian lembaga
keluarga. Salah satu diantarnya adalah Mac Iver dan Charles Horton-Page yang secara umum
keluarga di defenisikan sebagai hubungan yang terika karena di dalamnya memiliki ciri sebagai
berikut:
Selain definisi para ahli diatas, setiap keluarga juga memiliki ciri khusus, yaitu terdapat
rasa kebersamaan, didasari oleh hubungan emosional, memiliki pengaruh besar, memiliki
jumlah terbatas, memiliki posisi inti dalam struktur sosial, para anggota memiliki tanggung
jawab, dan memiliki sifat kekekalan.
• Fungsi religius: Keluarga menjadi tempat pertama ditanamkannya nilai nilai agama
sedini mungkin.
• Fungsi sosialisasi: Keluarga merupakan sosialisasi pertama / primer bagi anak, anak
akan diajarkan menjalankan kehidupan sesuai nilai dan norma di masyarakat.
• Fungsi afeksi: Keluarga sebagai tempat menyalurkan kasih sayang, perhatian dan
kehangatan.
• Fungsi proteksi (perlindungan): Keluarga memberikan perlindungan fisik dan
kejiwaan yang menciptakan rasa aman bagi anggotanya.
• Fungsi reproduksi: Artinya dari pernikahan diharapkan akan memberikan keturunan.
• Fungsi ekonomi: Menjadi sarana yang baik untuk memenuhi kebutuhan hidup
anggotanya.
• Fungsi edukatif: Keluarga adalah tempat dimana seorang anak belajar nilai-nilai
kehidupan.
• Fungsi Pembinaan Lingkungan: Keluarga menjadi tempat diajarkannya cara
berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan.
Pada dasarnya keluarga dibedakan menjadi beberapa jenis atau tipe, ada keluarga inti
(nuclear family) dan keluarga kerabat (extended family). Berikut penjelasan tiap-tiap tipe
dalam keluarga:
• Keluarga inti (nuclear family), artinya keluaraga yang terdiri atas suami dan istri
yang terikat dalam ikatan pernikahan, serta anak-anak yang belum menikah, baik anak
kandung maupun anak tiri/anak angkat dengan hak serta kewajiban sama.
• Keluarga kerabat (extended family), artinya hubungan dalam kerabat-kekerabatan
tidak didasari hubungan suami istri saja, tetapi pada pertalian darah atau ikatan
keturunan dan sejumlah kerabat. Ikatan kekerabatan dapat dikiasifikasikan dalam
beberapa bentuk berikut.
• Keluarga poligamis (polygamous family), artinya keluarga ini terdiri dari orang tua
dan anak. Namun, di dalam keluarga poligamis orang tuanya lebih dari satu di dalam
waktu yang bersamaan. Misalnya di dalam suatu pernikahan terjadi yang namanya
poligami. Ikatan kekerabatan diklasifikasikan dalam berbagai bentuk sebagai berikut.
❖ Patrilokal, yaitu setelah terjadi pernikahan pihak istri pindah ke sekitar kediaman
kerabat suami.
❖ Matrilokal, yaitu setelah terjadi pernikahan pihak suami pindah ke sekitar tempat
tinggal kerabat istri.
❖ Neolokal, yaltu setelah menikah suami dan istri memilih tempat tinggal baru yang
bukan di sekitar tempat tinggal kerabat dan pihak istri atau suami.
❖ Avunkulokal, yaitu pasangan yang telah menikah menetap di desa paman dan
pihak ibu.
❖ Natalokal, yaitu pasangan yang telah menikah tetap tinggal bersama dengan
keluarga masing-masing, mereka hanya sesekali bertemu.
2) Pengadilan Agama
Merupakan Pengadilan Tingkat Pertama bertugas dan berwenang memeriksa,
memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang
yang beragama Islam dibidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang
dilakukan berdasarkan hukum Islam, serta wakaf dan shadaqah, sebagaimana diatur
dalam Pasal 49 Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama.
9) Karang Taruna
Adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana
pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar
kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama
generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak dibidang usaha
kesejahteraan sosial
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keluarga merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam proses alih
kebudayaan, di mana keluarga adalah elemen terkecil dan fundamental dalm
pendidikan seorang individu. Serta memiliki fungsi yang sangat baik.
2. Keluarga, baik ditinjau secara genetis maupun secara kultural, memiliki sistem
interaksi tersendiri yang membuat keluarga sebagai lembaga dapat memasuki struktur
dan lapisan sosial di masyarakat.
Fungsi keluarga sebagaimana yang disebutkan oleh Horton & Hunt (1984),
sepatutnya diperhatikan oleh keluarga beserta aturan-aturan yang mengkhususkannya.