Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOLOGI UMUM

“ SISTEM PEREDARAN DARAH ”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur


Mata Kuliah Biologi Umum
Dosen Pengampu Ukit, M.Si.

Disusun oleh :
Kelompok 2/ Pendidikan Kimia 1 B
Khaerunnisa : (1222080040)
Kiki Kamaliah : (1222080042)
M Randi Fadilah : (1222080050)
Marsya Malika Rahma : (1222080053)
M Ikbal Nugraha : (1222080055)
Nurtriana Fathatunnisa : (1222080071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah biologi umum ini dengan
sebaik-baiknya.
Di dalam makalah ini, kami telah berusaha menguraikan sebaik mungkin
semua hal yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas. Besar harapan kami agar
pembaca mampu memahami lebih jauh tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
hal tersebut. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang sudah terlibat
terutama ibu Ukit.M.Si. yang telah memberikan kesempatan untuk mengerjakan
makalah ini.
Akan tetapi, kami menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih terdapat
banyak kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih dikatakan jauh
dari sempurna. Maka dari itu, kami harapkan pembaca dapat memaklumi serta
memberi kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya makalah yang lebih
baik di masa yang akan datang.

Bandung, 09 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................... 3

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. 4
BAB I...................................................................................................................... 5

PENDAHULUAN...................................................................................................5

1.1. Latar Belakang..........................................................................................5


1.2. Rumusan Masalah....................................................................................... 5
1.3. Tujuan........................................................................................................ 5
BAB II..................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN..................................................................................................... 6

2.1. Darah........................................................................................................6
2.2. Fungsi dan Komponen darah................................................................... 6
2.3. Karakteristik Darah..................................................................................7
2.4. Plasma...................................................................................................... 8
2.5. Sel Darah Merah...................................................................................... 9
2.6. Sel Darah Putih........................................................................................ 9
2.7. Keping Darah ........................................................................................ 11
2.8. Penggolongan Darah.............................................................................. 12
2.9. Jantung .................................................................................................. 14
2.10. Pembuluh Darah................................................................................... 15
2.11. Mekanisme Sistem Sirkulasi................................................................ 17
2.12. Gangguan Sistem Sirkulasi.................................................................. 17
BAB III..................................................................................................................19

PENUTUP............................................................................................................. 19

Kesimpulan........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

3
DAFTAR GAMBAR

2.1. Gambar Komponen darah............................................................................. 6


2.2. Gambar Eritrosit............................................................................................9
2.3. Gambar Ketidaksesuaian Rh ...................................................................... 13
3.1. Gambar Posisi jantung di rongga dada........................................................14
3.2. Gambar Susunan dinding Jantung...............................................................15
3.3. Gambar Ruangan yang ada pada jantung....................................................15
3.4. Gambar Struktur dinding pembuluh darah .................................................16
3.5. Gambar Jaringan kapiler............................................................................. 16
3.6. Gambar Perbandingan dinding arteri dan vena........................................... 17
3.7. Gambar Penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol...... 18

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam hidupnya, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk
melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang
berguna juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-
bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan,oksigen, hasil metabolisme dan sisanya
diangkut dan diedarkan didalama tubuh melalui sistem peredaran darah.
Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah
keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari
seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.
Setiap manusia pasti memiliki darah di dalam tubuhnya masing-masing. Darah
adalah sebuah cairan di dalam tubuh manusia yang tidak ada habisnya. Ketika kita
terjatuh kita sering melihat ada cairan yang keluar dari tubuh kita yang terluka dan kita
bisa menyadari dari sana bahwa darah itu beredar disekujur tubuh.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
a. Apa pengertian dari darah ?
b. Bagaimana fungsi dari darah ?
c. Bagaimana komponen dari darah ?
d. Bagaimana sistem peredaran darah ?

1.3. Tujuan Pembahasan


a. Mahasiwa dapat mengetahui pengertian darah
b. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari darah
c. Mahasiwa dapat mengetahui komponen dari darah
d. Mahasiswa dapat mengetahui system peredaran darah

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Darah
Darah merupakan suatu cairan di dalam tubuh yang berfungsi mengalirkan
oksigen ke suluruh jaringan tubuh, mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel dan
menjadi suatu benteng pertahanan terhadap bakteri dan virus, tanpa darah yang cukup
seseorang dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan bahkan juga bisa kematian.
Darah terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah, sel darah yang terdiri
dari sel darah merah atau eritrosit, sel darah putih atau leukosit, dan sel pembekuan
atau trombosit. Volume darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter, sekitar 55 persennya
adalah cairan sedangkan 45 persen sisanya terdiri dari sel darah, fungsi utama dari
darah adalah untuk mentransportasi sel darah merah akan tetap berada dalam system
sirkulasi dan mengandung pigmen yang yang berfungsi mengangkut oksigen yaitu
hemoglobin, pemeliharaan keseimbangan asam basa, pembuangan limbah
metabolisme dari jaringan (Agawemu, 2016)
Darah melakukan banyak fungsi penting untuk kehidupan dan dapat
mengungkapkan banyak tentang kesehatan kita. Darah adalah jenis jaringan ikat,
terdiri atas sel-sel (eritrosit, leukosit, dan trombosit) yang terendam pada cairan
kompleks plasma. Darah membentuk sekitar 8% dari berat total tubuh. Pergerakan
konstan darah sewaktu mengalir dalam pembuluh darah menyebabkan unsur-unsur sel
tersebar merata di dalam plasma. Di bawah ini akan dipaparkan tentang darah meliputi,
fungsi darah, komposisi darah (plasma, sel darah), proses pembekuan darah,
penggolongan darah, kelainan pada darah.(Sa’adah,2018)

Gambar 2.1 Komponen Darah (Seeley, et al. (2007)

2.2. Fungsi dan Komponen Darah


Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengatur
suhu dan pemelihara keseimbangan cairan, asam dan basa. Eritrosit selama hidupnya
tetap berada dalam darah. Sel-sel ini mampu mengangkut oksigen secara efektif tanpa
meninggalkan pembuluh darah serta cabang cabangnya. Sebaliknya leukosit
melaksanakan fungsinya di dalam jaringan, sedangkan keberadaannya dalam darah
hanya melintas saja. Trombosit melakukan fungsinya pada dinding pembuluh darah,

6
sedangkan trombosit yang ada dalam sirkulasi tidak mempunyai fungsi khusus.
(Frances, K. Widmann, 2003).
Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian
besar. Darah terdiri dari atas dua komponen utama yaitu plasma darah sebesar 55%
dan komponen padatan (korpuskuli) sebesar 45%. Plasma darah terdiri atas 91% air,
8% protein terlarut, 1% asam organik dan 1% garam protein (Guyton Arthur L, 2002).
Plasma mengandung bermacam-macam zat yang dikategorikan dalam beberapa
golongan, yaitu
a. Golongan Karbohidrat contohnya Glukosa
b. Golongan Protein contohnya Albumin, Globulin, Fibrinogen
c. Golongan Lemak/Lipid contohnya Cholesterol
d. Golongan Enzym contohnya Amylase. Transaminase
e. Golongan Hormon contohnya Insulia, Adrenalin
f. Golongan Mineral contohnya zat Besi (Fe), Kalium (K)
g. Golongan Vitamin contohnya Vitamin A, Vitamin K
h. Golongan ampas Metabolik contohnya Urea, Asam Urat, Kreatinin
i. Golongan zat warna contohnya Bilirubin dan lain-lainnya.
Bahan organik pada plasma merupakan protein yang disebut Plasma Protein yang
berkisar 6-8%. Terdapat beberapa jenis protein yang berbeda sifat dan fungsinya.
Tubuh individu terdapat kira-kira 200-300 gram protein terdapat dalam bentuk koloid
dan mempengaruhi kekentalan (viskositas) darah. (Depkes RI, 2005).
Komponen padat (korpuskuli) terdiri atas sel sel darah. Terdapat tiga jenis sel darah
yaitu sel darah merah, (Eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah
(trombosit) (Guyton Arthur L., 2002).

2.3. Karakteristik Darah


Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah
tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam
bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung
menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan
menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke
jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh
saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui
saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke
jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga
mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat obatan dan bahan kimia asing ke hati
untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. (Evelyn C. Pearce, 2009)

7
Karakteristik umum darah meliputi warna, vsikositas, pH, volume, dan
komposisinya (Desmawati, 2013).
a. Warna
Darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang berikatan dengan
hemoglobin dalam sel darah merah. Darah Vena berwarna merah tua / gelap karena
kurang oksigen dibandingkan dengan darah Arteri.
b.Viskositas
Viskositas darah atau kekentalan darah lebih tinggi dari pada viskositas air yaitu
sekitar 1.048 sampai 1.066.
c. pH
pH darah bersifat alkaline dengan pH 7.35 sampai 7.45.
d. Volume
pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg BB atau sekitar 4 sampai
5 liter darah.

2.4. Plasma Darah


Plasma adalah komponen cair yang mengandung berbagai nutrisi dan zat
penting lainnya dari tubuh manusia, termasuk protein albumin, globulin, faktor
pembekuan darah dan berbagai elektrolit, hormon, dll. Plasma darah berperan sebagai
sistem penyangga bagi tubuh atau sebagai sistem penyangga yang penting untuk
mempertahankan status asam basa, melalui komposisi elektrolitnya, termasuk ion
hidrogen dan bikarbonat, fungsi utama plasma adalah sebagai perantara untuk
menyalurkan makanan, mineral, lemak, glukosa dan asam, asam amino ke seluruh
tubuh. Plasma juga berperan sebagai media transportasi zat-zat yang dikeluarkan
seperti urea, asam urat dan lain-lain (Firani, 2018).
Protein Plasma dikelompokkan menjadi 3, antara lain :
1. Albumin
Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak mengikat banyak zat seperti
garam empedu, yang berguna untuk transportasi melalui plasma yang sangat berperan
dalam menentukan tekanan osmotik.
2. Globulin α, β, γ
Globulin α (alpha) dan β (betta) spesifik mengikat dan mengangkut sejumlah zat
dalam plasma sebagai faktor pembekuan darah, sedangkan globulin γ (gamma)
berperan sebagai anti bodi.
3. Fibrinogen(faktorpembekuan)
Proses pembekuan drah dapat terjadi karena interaksi enzimatik antar prokoagulan,
fosfolipid, dan ion Cl prokoagulan berada dalam sirkulasi darah dengan bentuk isi
aktif dan aktifasinya. Biasanya diawali oleh luka pada pembuluh darah. (Desmawati,
2013)

8
2..5. Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah yang paling banyak adalah sel darah merah atau eritrosit dengan
persentase sekitar 99,9% dari seluruh elemen padat darah. Sel darah merah adalah sel
kecil yang berwarna merah, Ada 5.000.000 sel darah merah dalam setiap milimeter
kubik darah, yang berfungsi untuk mengangkut nutrisi, dan mengandung hemoglobin,
yang membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. (Rahmatillah, 2018).
Struktur Eritrosit yang normal berbentuk cakram yang di bagian tengah kedua sisinya
mencekung (bikonkaf), dengan diameter sekitar 7,5 µm. Bentuk bikonkaf pada eritrosit
menjadikan eritrosit memiliki permukaan yang lebih luas bagi difusi oksigen. Selain
itu eritrosit juga bersifat fleksibel sehingga memungkinkan eritrosit berjalan melalui
kapiler yang sempit dan berkelok-kelok untuk menyampaikan oksigen ke jaringan
tanpa mengalami keruksakan. Diameter eritrosit dalam keadaan nomal 7,5 – 8 µm
mampu mengalami deformasi pada saat melalui kapiler yang bahkan berdiameter 3 µm.
Eritrosit tidak memiliki inti atau organel yang lain. Sepertiga isi eritrosit adalah
haemoglobin (pigmen merah). Kandungan haemoglobin dalam eritrosit inilah yang
menjadikan darah berwarna merah. Dalam satu eritrosit mengandung sekitar 280 juta
molekul haemoglobin. Isi sel darah merah lainnya termasuk lipid, adenosin trifosfat
(ATP), dan enzim karbonat anhidrase. (Sa’adah,2018)

Gambar 2.2 Eritrosit Gambar Eritrosit - Bing images


Eritrosit memiliki dua fungsi utama, yaitu mengangkut oksigen dari paru-paru
dan mengendarkannya ke jaringan yang lain. Eritrosit juga mengangkt karbondioksida
dari jaringan untuk dibawa ke paru-paru. Pengangkutan gas dalam eritrosit dilakukan
oleh haemoglobin. (Sa’adah, 2018)

2.6. Sel Darah Putih (Leukosit)


Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh tehadap invasi benda asing termasuk
bakteri dan virus. Sebagian besar leukosit berlangsung dalam jaringan bukan dalam
aliran darah. Jumlah leukosit pada yang normal adalah7000-9000 per mm3. Infeksi atau
kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan jumlah total leukosit.
a. sifat-sifat sel darah putih
1. Leukosit memiliki sifat diapedesis yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori
membran kapilar dan masuk kedalam jaringan.
2. Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan amuboid seperti amuba.
3. Beberapa sel mampu bergerak tiga kali panjang tubuhnya dalam satu menit.

9
4.Leukosit memilki kemampuan kemotaksis, pelepasan zat kimia oleh jaringan yang
rusak menyebabkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksisi positif) atau menjauhi
(kemotaksis negatif) sumber zat.
5. Semua leukosit adalah fagositik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada
neutrofil dan monosit.
6. Setelah diproduksi disumsum tulang,leukosit bertahan kurang lebih satu hari dalam
sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa hari,
beberapa minggu, beberapa bulan, bergantung jenis leukositnya.
b. Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, yang dibedakan berdasarkan ukuran,
bentuk nukleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula
plasma disebut granulosit sedangkan,sel yang tidak memiliki granula disebut
agranulosit.
Hampir 75% dari jumlah sel darah putih adalah granulosit, mereka terbentuk dalam
sumsum tulang. Granulosit terbagi menjadi neutrofil, eusisinofil, dan basofil,
berdasarkan warna granula sitoplasmanya saat dilakukan pewarnaan dengan zat warna
darah wright.

Pembagian granulosit sebagai berikut:

1. Neutrofil. Neutrofil mencapai 60% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil memiliki
granula kecil berwarna merah muda dala sitoplasmanya. Nukleusnya memiliki tiga
sampai lima lobus yang terhubungkan dengan benang kromatin tipis. Fungsi
neutrofil sangat fagositik dan sangat aktif. Sel-sel ini sampai di jaringan terinfeksi
untuk menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, atau penyebab lainnya.

2. Eosinofil adalah fagositik lemah. Jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi
atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama stres berkepanjangan. Sel ini
berfungsi dalam detoksifikasi histamin yang diproduksi oleh sel mast dan jaringan
yang cidera saat inflamansi berlangsung. Eosinofil mengandung peroksidase dan
fosfatase, yaitu enzim yang mampu menguraikan protein. Enzim ini mungkin
terlibat dalam detoksifikasi bakteri dan pemindahan kompleks antigen-antibodi,
tetapi fungsi pastinya belum diketahui.

3. Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak


beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nikleus
berbentuk S. Diameternya berkisar 12-15 makrometer. fungsi basofil menyerupai
fungsi sel mast. Sel ini mengandung hitamin, kemungkinan berfungsi untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan anti koagulan heparin
berfungsi untuk membantu penggumpalan darah intravaskular.

Agranulosit adalah leukosit tanpa granula sitoplasma,yaitu :

1. Limfosit mencapai 30% jumlah total leukosit dalam darah. Sebagian besar limfosit
dalam tubuh ditemukan di jaringan limfatik, dengan rentang hidup dapat mencapai
beberapa tahun. Limfosit mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang
dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Limfosit berasal dari sel sel batang sumsum
tulang merah, sel ini berfungsi dalam reaksi imunoglobulin.

10
2. Monosit mencapai 3% sampai 8% jumlah total leukosit. Monosit merupakan sel
darah yang besa,diameternya sekitar 12-18 mikrometer,nukleus besarseperti telur
atau seperti ginjal,yang dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan pucat.
Fungsinya sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui
pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah maka sel ini
menjadi histiosit jaringan. Granulosit dan monosit berperan penting dalam
perlindungan badan terhadap mikroorganisme.dengan kemampuannya sebagai
fagosit mereka memakan bakteri-bakteri hidup yang masuk ke peredaraan darah.

2.7. Keping Darah (Trombosit)

Trombosit berjumlah 250.000 sampai 400.000 per mm3 . Bagian ini merupakan
fragmen sel tanpa nukleus yang berasal dari megakariosit raksasa multinukleus dalam
sumsum tulang. Ukuran trombosit mencpai setengah ukuran sel darah merah.
Sitoplasmanya terbungkus suatu membran plasma dan mengandung berbagai jenis
granula. Trombosit berfungsi dalam hemostatis (penghentian perdarahan) dan
perbaikan pembuluh darah yang robek.

a. Mekanisme pembekuan darah Mekanisme ekstrinsik. Pembekuan darah dimulai


dari faktor eksternal pembuluh darah itu sendiri. Tromboplastin (membran
lipoprotein) yang dilepas oleh sel-sel jaringan yang rusak mengaktivasi protombin
(protein plasma) dengan bantuan ion kalsium untuk membentuk trombin. Trombin
mengubah fibrinogen yang dapat larut,menjadi fibrin yang tidak dapat larut.
Benang-benang fibrin membentuk bekuan atau jaringjaring fibrin,yang menangkap
sel darah merah dan trombosit serta menutup aliran darah yang melalui pembuluh
yang rusak.
b. Mekanisme instriksi. Untuk pembekuan darah berlangsung dalam cara yang lebih
sederhan daripada cara yang dijelaskan diatas. Mekanisme ini melibatkan 13 faktor
pembekuan yang hanya ditemukan dalam plasma darah. Setiap faktor protein
berada dalam kondisi tidak aktif. Jika salah satu diaktivasi,maka aktivitas
enzimnya akan mengaktivasi faktor selanjutnya dalam rangkaian, dengan demikian
akan terjadi suatu rangkaian reaksi untuk membentuk bekuan.
c. Segera setelah terbentuk bekuan akan menyusut akibat kerja protein kontraktil
dalam trombosit. Jaring-jaring fibrin dikontraksi untuk menarik permukaan yang
terpotong agar saling mendekat dan untuk menyediakan kerangka kerja untuk
memperbaiki jaringan. Bersamaan dengan retraksi bekuan, suatu cairan yang
disebut serum keluar dari bekuan. Serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen dan
faktor lain yang terlibat dalam mekanisme pembekuan.
d. Faktor-faktor pembekuan :
1. Garam kalsium yang dalam keadaan normal ada dalam darah .
2. Sel yang terluka yang membebaskan trombokinase.
3. Trombin yang terbentuk dari prorombin bila ada trombokinase.
4. Fibrin yang terbentuk dari fibrinogen disamping trombin.

Penggumpalan darah dipercepat oleh panas yang sedikit lebih tinggi dari suhu badan,
kontak dengan bahan kasar, contoh pinggiran yang kasar dari pembuluh darah yang
rusak atau dengan pembalut. Penggumpalan diperlambat karena dingin, jika disimpan
dalam tabung berlapis lilin disebelah dalamnya, dan dengan ditambah kalsium sitrat
atau natrium sitrat yang menyingkirkan garam kalsium yang dalam keadaan normal.

11
2.8. Penggolongan Darah

Sistem pengelompokkan darah yang didasarkan pada jenis antigen yang


dimilikinya disebut sebagai golongan darah. Antigen dapat berupa karbohidrat dan
protein. Golongan darah dibagi 4 yaitu, A, B, AB dan O. Dengan tujuan untuk
kepentingan transfusi darah, dimana tidak semua golongan darah dapat menjadi
pemberi donor ataupun resipien (penerima). (Ikah. R, Sri. D, Aprillia. I.K, 2019)

Pada tahun 1901, Karl Landstainer menemukan golongan darah yang


berkontribusi pada pemahaman tentang mekanisme keturunan hingga saat ini.
Golongan darah berpacu pada pola reaksi spesifik antiserum yang diberikan.
Golongan darah merupakan hal mendasar dan penting dalam kehidupan manusia,
karena memiliki sifat herediter atau keturunan. (Lestari, D.F., Fatimatuzzahra, Jarulis,
2020)

a. Penggolongan Darah Sistem ABO

Sistem golongan darah ABO dipengaruhi oleh aglutinogen A dan B.


Antigen ini ditemukan di banyak jaringan selain darah, termasuk kelenjar ludah, air
liur, pankreas, ginjal, hati, paru-paru, testis, air mani, dan cairan ketuban. Antigen
A dan B sebenarnya adalah oligosakarida kompleks dengan gula terminal yang
berbeda. Dalam sel darah merah, Antigen ini terutama glikofingolipid, sedangkan
di jaringan yang lain adalah glikoprotein. (Fajar .R.H, Danar .P.P, 2018)

Anti A Aglunitin dibentuk sebagai antibodi dalam plasma tanpa adanya


aglutinogen tipe A dalam eritrosit manusia. Antibodi yang dikenal sebagai
aglutinin anti B akan terbentuk dalam plasma ketika aglutinogen tipe B tidak ada
dalam sel darah merah. Aglutinogen A dan B terutama warisan Mendel, atas dasar
itu manusia dibagi menjadi empat golongan darah utamanya. Golongan darah ABO
diklasifikasikan berdasarkan keberadaan aglutinogen A dan aglutinogen B. Tabel
berikut di bawah ini menunjukkan antigen dan antibody yang ada di setiap
golongan. (Fajar .R.H, Danar .P.P, 2018)

Tabel klasifikasi antigen dan antibodi dalam golongan darah tipe ABO

Golongan Darah Antigen Di Eritrosit Antibodi Dalam Plasma

A A A

B B B

AB A.B Tidak Ada

O Tidak Ada a,b

12
Tabel Karakteristik Antigen dan Antibodi dalam Golongan Darah ABO
Sumber :https://images.app.goo.gl/3DTmyUT45tzKtA4h8

Golongan darah ABO manusia ditentukan oleh jenis antigen dan antibodi
yang ada dalam darah. Dengan kata lain, golongan darah A memiliki sel darah
merah dengan antigen A pada permukaan sel darah merah dan menghasilkan
antibodi dalam serum terhadap antigen B. Golongan darah B memiliki antigen B
pada permukaan sel darah merah dan akan menghasilkan antibodi dalam serum
terhadap antigen A. Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen
A dan B pada permukaan sel darah merah dan tidak menghasilkan antibodi dalam
serum terhadap antigen A dan B. Golongan darah O memiliki sel darah tanpa
antigen, tetapi dalam serumnya terdapat antibodi terhadap antigen A dan B. (Ikah.
R, Sri. D, Aprillia. I.K, 2019)

a. Sistem Rhesus (Rh)

Nama Rh berasal dari nama monyet rhesus tempat antigen Rh pertama kali
ditemukan. Seseorang dengan antigen Rh dalam sel darah merah adalah Rh-positif
(+), dan seseorang tanpa antigen Rh dalam sel darah merah adalah Rh-negatif (-).
Orang Rh-negatif tidak mengembangkan antibodi anti-Rh kecuali ia telah terpapar
antigen Rh. Untuk meguji seseorang memiliki Rh– atau Rh+, darah dibubuhi
dengan antibodi anti-Rh ketika darah Rh+ dicampur dengan antibody anti-Rh maka
akan terjadi penggumpalan. (Sumiyati, 2018)

Jika seorang pria Rh+ menikah dengan seorang wanita Rh- , anak tersebut
dapat meninggal saat melahirkan atau mengalami anemia berat , penyakit kuning,
atau kejang - kejang akibat perdarahan intraserebral . Oleh karena itu , sangat
penting juga untuk mengetahui bahwa kera rhesus dapat menyebabkan hemolisis ,
terutama penyakit hemolitik neonatus , yang dapat menyebabkan kematian bayi .
(Sumiyati, 2018)

Gambar 2.3 Ketidaksesuaian Rh


Sumber :https://images.app.goo.gl/3DTmyUT45tzKtA4h8

13
2.9. Jantung

Jantung adalah organ penting dari sistem manusia . Jantung memompa darah
yang mengandung oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Jantung terdiri dari
beberapa ruang yang dikelilingi oleh beberapa katup, termasuk katup
atrioventrikular dan semilunar . Katup atrioventrikular terdiri dari bikuspidalis
(mitral) dan katup trikuspid terletak di antara atrium dan ventrikel, dan katup bulan
sabit terletak di antara ventrikel dan aorta dan arteri pulmonalis. (David.R,
Yerizal.K , 2018 )

Terdapat beberapa bagian jantung secara anatomis, diantaranya yaitu :

1. Letak Jantung
Ukuran panjang jantung sekitar 12 cm , lebar 8-9 cm , dan tebal sekitar
6 cm , atau seukuran telapak tangan . Jantung terletak di rongga dada di dalam
mediastinum antara paru - paru di belakang tulang dada ( tulang dada).
Jantung diposisikan ke bawah dan diputar sedikit ke kiri , jadi sekitar dua
pertiga dari jantung berada di sisi kiri . Bagian atas hati lebih lebar dari bagian
bawah . Bagian atas jantung meruncing (berbentuk kerucut) tepat di atas
diafragma .(Sumiyati, 2018)

Gambar 3.1 Posisi jantung di rongga dada


Sumber :https://images.app.goo.gl/f3pWVss9vFp9iEcAA

2. Perikardium ( Penutup Jantung )


Perikardium adalah membran yang menutupi jantung dan terdiri dari
lapisan luar atau superfisial jaringan fibrosa .Bagian dalam terdiri dari dua
lapisan, yaitu lapisan parietal dan lapisan visceral, yang diisi dengan cairan
perikardial. (Suryono, 2016)

3. Dinding Jantung
Dinding jantung terdiri dari tiga struktur yaitu epikardium ,
miokardium , dan endokardium. Epikardium adalah lapisan luar atau serosa
dari permukaan jantung. Miokardium adalah komponen utama dari dinding
jantung, terdiri dari struktur seperti otot lurik dan lapisan kerja jantung.
Endokardium adalah lapisan dalam ruang jantung. (Sumiyati, 2018)

14
Gambar 3.2 Susunan dinding Jantung
Sumber :https://images.app.goo.gl/sViq9keLEH3KQP558

4. Ruang Jantung
Jantung memiliki empat ruang , dua di antaranya disebut atrium atau
atrium. Dua ruangnya yang tersisa kemudian disebut ventrikel atau bilik.
Mereka dipisahkan oleh septum antara atrium kanan dan atrium kiri dan
ventrikel. Atrium kiri dan ventrikel kiri membawa oksigen yang kaya darah.
Atrium kanan dan ventrikel kanan membawa sejumlah besar darah CO2.
(Suryono, 2016)

Gambar 3.3 Ruangan yang ada pada jantung


Sumber :https://images.app.goo.gl/sRYjrYUmz74HQW4X6

2.10. Pembuluh Darah


Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang bertugas
mengedarkan darah ke seluruh tubuh.
Terdapat tiga jenis pembuluh darah arteri, kapiler, dan vena. Mereka
membentuk sistem tertutup berbentuk tabung yang membawa darah dari jantung
ke sel-sel tubuh dan kembali ke jantung. (Sa’adah, 2018)

15
Gambar 3.4 Struktur Dinding Pembuluh Darah
(Seeley et al, 2007)

a. Pembuluh arteri
Pembuluh arteri adalah pembuluh yang pangkalnya ada di bilik jantung.
Pembuluh ini berfungsi membawa darah keluar dari jantung. Pembuluh arteri
memiliki ciri-ciri yaitu: dindingnya tebal, elastis (kenyal), dan mampu
berkontraksi; jika diraba, denyutnya dapat kita rasakan, dan; tekanan darah
yang dilewatinya pada umumnya kuat. (Yani, 2021)
Arteri juga memiliki banyak percabangan, diantaranya arteriol yang
merupakan percabangan dari arteri sementara kapiler merupakan percabangan
dari arteriol. (Muhiddin, 2016)
Arteri dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu.
1. Aorta. Aorta merupakan pembuluh arteri yang ukurannya paling besar dan
terletak di bilik (ventrikel) kiri.
2. Arteri pulmonalis. Arteri jenis ini membawa darah kaya karbondioksida
dari jantung ke paru-paru.
3. Arteri coroner, yaitu arteri yang bertugas memberi nutrisi dan oksigen ke
sel-sel jantung. (Yani, 2021)
b. Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah yang jumlahnya paling banyak dan paling
kecil. Dinding pembuluh kapiler yang sangat tipis, hanya tersusun atas satu
lapis jaringan epitel memungkinkan pertukaran substansi antara darah dengan
sel-sel jaringan tubuh. (Muhiddin, 2018). Selain sebagai media pertukaran zat,
kapiler juga berfungsi untuk penghubung antara arteriola dan venula
(pembuluh vena terkecil), penyaring darah di dalam ginjal, dan menyerap zat-
zat makanan di dalam usus. (Yani, 2021)

Gambar 35. Jaringan kapiler (Seeley, 2009)

16
c. Vena
Pembuluh vena biasa dikenal juga sebagai pembuluh balik karena bertugas
membawa kembali darah ke jantung. Setelah darah melalui kapiler, darah akan
masuk ke venula yang merupakan pembuluh vena terkecil. Selanjutnya venula
akan membentuk pembuluh vena yang lebih besar yang disebut sebagai vena
cava. Vena tersebut berfungsi mengembalikan darah masuk ke jantung.
(Sa’adah, 2018)

Gambar 3.6. Perbandingan Dinding arteri dan Vena (Stanley,2009)


Arteri

Jenis-jenis vena dapat dikelompokkan sebagai berikut.


1. Vena kava adalah vena terbesar yang ujungnya di serambi kanan.
Pembuluh jni berfungsi membwa darah kaya karbondioksida kembali
ke jantung. Vena kava terbagi menjadi dua; vena kaba superior dan
inferior
2. Vena pulmonalis adalah vena yang membawa darah kaya okigen dari
paru-paru ke jantung
3. Vena porta hepatika adalah vena yang berfungsi membawa darah dari
bernagai organ pencernaan masuk ke hati. (Yani, 2021)

2.11. Mekanisme Sistem Sirkulasi


Sistem peredaran darah manusia termasuk ke dalam sistem peredaran darah
tertutup dan ganda. Dikatakan tertutup karena aliran darahnya tidak pernah keluar
dari pembuluh sarah sementara dinyatakan ganda karena dalam satu kali peredaran
darah, darah melaui masuk ke jantung sebanyak dua kali.
Sistem sirkulasi dibagi menjadi dua, yaitu peredaran darah kecil dan peredaran
darah besar.
1. Peredaran darah besar
Peredaran darah besar bertugas mengedarkan darah kaya oksigen ke seluruh
tubuh lalu kembali ke jantung Siklus ini terjadi sebagai berikut: bilik bilik
(jantung) aorta – seluruh tubuh (kecuali paru-paru) – vena cava – serambi kanan
(jantung)
2. Peredaran darah kecil
Peredaran ini dimulai dengan disalurkannya darah kotor dari jantung ke paru-
paru lalu kembali lagi ke jantung. Urutan siklus ini yaitu:bilik kanan (jantung) -
arteri pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – serambi kiri (jantung). (Yani,
2021)
2.12. Gangguan Sistem Sirkulasi
a. Otot jantung yang lemah

17
Penyakit ini merupakan penyakit bawaan yang telah pada pada seseorang
sejak lahir. Penderita penyakit ini tidak dapat beraktivitas secara berlebihan
dan terkadang nyeri dada jika kelelahan. Mereka juga mudah mengalami
pingsan. (Sa’adah, 2018)
b. Jantung bocor
Sama halnya dengan penyakit sebelumnya, jantung bocor juga merupakan
penyakit bawaan sejak lahir, di mana pada saat masih dalam kandungan,
pembentukan lapisan yang memisahkan serambi kiri dan kanan tidak
sempurna. Akibatnya, darah bersih dan kotor yang ada di dalamnya
bercampur. Jika melakukan aktivitas berat, tubuh penderita akan membiru
dan mengalami sesak nafas meskipun tidak sampai nyeri dada.
c. Aterosklelrasis
Penyakit ini disebabkan adanya pengendapan zat-zat berlemak di arteri.
Pengendapan zat berlemak ini pada akhirnya akan membentuk plak yang
membuat arteri menebal dan kaku. Kerusakan arteri ini menyebabkan
kinerja jantung terganggu karena pasokan oksigen yang diangkut oleh
arteri menjadi sedikit. (Campbell, 2008)
d. Serangan jantung
Jika aterosklelrasis tidak langsung disadari atau ditangani, maka penderita
berakibat mengalami serangan jantung. Serangan jantung merupaka mati
atau rusaknya jaringan otot jantung karena adanya penyumbatan arteri
konorer. Arteri coroner memiliki saluran yang kecil sehingga rentan
terjadinya penyumbatan.
e. Stroke
Stroke juga merupakan akibat lain dari aterosklelrasis. Penyakit stroke
disebabkan maitnya jaringan saraf akibat kekurangan oksigen. Stroke
biasanya ditandai dengan penyumbatan arteri di bagian kepala. Penderita
stroke berisiko mengalami kelumpuhan bahkan kematian.

Gambar 37. Penyempitan pembuluh


darah akibat penumpukan kolesterol

18
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berhubungan dalam
pergerakan darah di dalam pembuluh darah dan juga perpindahan darah dari satu
tempat ke tempat lain
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, pembuluh darah,serta jantung.
Dan darah manusia terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah, yaitu sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah. (trombosit).
Didalam sel darah merah terdapat pigmen protein pengikat oksigen dan
karbondioksida, yaitu hemoglobin. Sel darah putih terdiri dari loukesit gronulosit
(Netrofil, cosinofil, basofil)dan leukosit agranulosit (monosit, limfosit). Trombosit
berfungsi membekukan darah. Didalam serum terdapat antibody (kekebalan).
Pembuluh darah meliputi pembuluh nadi dan pembuluh balik. Perbedaan darah
manusia tergolong peredaran tertutup dan gandah.

19
DAFTAR PUSTAKA

Agawemu, S.C., Rumampuk, J., Mconingka, M. 2016. Hubungan Antara Darah


Dengan Hematokrit Pada Penderita Anemia Dan Orang Normal. Jurnal e- Biomedik
(eBm). 4 (1) : 1-2.
Adiartha. (2016). Diktat Kuliah Sistem Kardiovaskuler. Bali: Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
Campbell, Neil A dan Jane B. Reece. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid Tiga.
Erlangga: Jakarta.
David.R, Yerizal.K . (2018 ). Anatomi dan Fisiologi Kompleks Mitral. Jurnal
Kesehatan Andalas , 103-112.
Desmawati, 2013. Sistem Hematologi dan Imunologi. Juliastuti. Jakarta:
Penerbit In Media.
Evelyn Pearce. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.
Cetakan 33. 2009.
Fajar .R.H, Danar .P.P. (2018). Klasifikai Jenis Golongan Darah Menggunakan
Fuzzy C-Means Clustering (FCM) dan Learning Vector Quantization (LVQ). Jurnal
Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi , 29-29.
Ikah. R, Sri. D, Aprillia. I.K. (2019). Penentuan Golongan Darah Sistem ABO
dengan Serum dan Reagen Anti-Sera Metode Slide. Gaster, Vol. 17 No. 1.
Lestari, D.F., Fatimatuzzahra, Jarulis. (2020). Pemeriksaan Golongan Darah dan
Rhesus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Bengkulu Utara. Jurnal Solma, 308-315.
Novi Khila Firani, 2018. Mengenali Sel-sel Darah dan Kelainan Darah. Malang :
UB Press.
Ni,Nyoman,Budiani.2016 Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan
Pahennari, Muhiddin dkk. 2016. Biologi Dasar Bagian Pertama. Makassar:
Alauddin University Press.
Rahmatillah, DK. 2018. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terhadap
Status Gizi. Amerta Nutr, 106-112.
Sumiyati Sa’adah, 2018. Sistem Peredaran Darah Manusia. Bandung : UIN SGD.
Suryono. (2016). Anatomi, Fisiologi dan Patofisiologi Bising Jantung. Jember:
Universitas Jember.
Yani, Ahmad dkk. 2021. Konsep Dasar Biologi IPA Untuk Mahasiwa PGSD.
Pidie: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

20

Anda mungkin juga menyukai