Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Independent Fakultas Hukum

KETENTUAN DIVERSI TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DENGAN


ANCAMAN LEBIH DARI 7 (TUJUH) TAHUN PADA PUTUSAN NOMOR:
293/PID.B/2014/PN.PLG
Suisno, S.H.,M.Hum

Fakultas Hukum, Prodi Ilmu Hukum, Universitas Islam Lamongan.


Suisno72@gmail.com

Abstrak

Hakim dalam amar putusan Nomor: 293/PID.B/2014/PN.PLG menyatakan terdakwa


MOB telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penganiayaan dan
tanpa hak menguasai atau membawa senjata penikam atau penusuk dengan ancaman pidana
10 Tahun; Menjatuhkan pidana kepada terdakwa MOB dengan pidana penjara selama 4
(empat) bulan. Pada Putusan Nomor: 293/PID.B/2014/PN.PLG. Pasal yang didakwakan
memenuhi syarat penahanan, sedangkan di sisi lain diversi wajib dilaksanakan, hal seperti ini
tidak diatur lebih lanjut didalam PERMA. Namun demikian, karena diversi wajib
dilaksanakan, maka dalam pemeriksaan di persidangan hakim dapat menggunakan
kewenangannya untuk tidak melakukan penahanan terhadap anak.
Kata Kunci : Diversi , Hukum Pidan Anak, Perlindungan Anak.

I. PENDAHULUAN sanksi pidana di bawah 7 (tujuh) tahun dan


bukan pengulangan tindak pidana dapat
Demi perlindungan terhadap anak
dilakukan upaya diversi.
yang bermasalah dengan hukum, proses
Hasil yang akan dihasilkan pada
persidangannya berada dalam pengadilan
proses diversi merupakan perjanjian
pidana anak yang berada di satu lingkup
perdamaian atar kedua belah pihak yang
peradilan umum. Akan tetapi sebelum
bisa memberikan keadilan bagi kedua belah
perkara tersebut disidangkan, semua pihak
pihak yang terlibat. Selain perdamaian,
dalam hal ini penegak hukum, keluarga,
hasil diversi dapat berupa penyerahan
masyarakat diwajibkan menyelesaikan
kepada orang tua, ikut serta pendidikan dan
permasalahan yang ada dapat diselesaikan
pelatihan di lembaga pendidikan atau
di luar persidangan dan sangat diharapkan
pelayanan sosial atau LPKS paling lama 3
terjadinya perdamaian antara pihak terkait.
(tiga) bulan. Dalam hal tidak terjadi
Dalam hal tindak pidana yang dilakukan
perdamaian antar kedua belah pihak pada
oleh anak di bawah umur dengan ancaman

Page|135
Jurnal Independent Fakultas Hukum

diversi maka proses peradilan anak akan solusi yang menjadi keadilan bagi semua
dilanjutkan. pihak dan menciptakan generasi penerus
Hal-hal yang terdapat dalam UU bangsa yang jauh lebih baik yaitu generasi
SPPA seperti Diversi tidak terdapat dalam dengan mental baja yang belajar dari
UU Pengadilan Anak yang mana dalam UU kesalahannya untuk lebih baik lagi demi
Pengadilan Anak tidak sama sekali masa depan yang terbaik untuk anak-anak
mengedepankan penyelesaian tindak Indonesia.
pidana yang dilakukan oleh anak di bawah
umur di luar proses sidang pengadilan. II. METODE PENELITIAN
Dengan kata lain pinsip keadilan restroaktif
Metode penelitian merupakan cara
tidak diterapkan dalam UU Pengadilan
penelitian yang menyajikan bagaimana
Anak.
prosedur maupun langkah- langkah yang
Dalam hal anak di bawah umur yang
harus diambil dalam suatu penelitian secara
melakukan tindak pidana tidak dapat
sistematis dan logis sehingga dapat
diterapkan proses diversi, maka dalam UU
dipertanggungjawabkn kebenarannya
SPPA terhadap anak sebagai pelaku tindak
secara ilmiah. Oleh karena itu, metode
pidana diterapkan sanksi pidana penjara.
penelitian dapat diartikan sebagai proses
Sedangkan untuk penyidik, penuntut umum
prinsip- prinsip dan tata cara untuk
dan hakim yang tidak melaksanakan
memecahkan masalah yang dihadapi dalam
ketentuan yang terdapat dalam Pasal 34
melakukan penelitian.1 Untuk menganalisis
dapat dikenai sanksi pidana menurut
permasalahan yang ada, penelitian ini
ketentuan UU SPPA.
menggunakan pendekatan peraturan
Tujuan diversi sekali lagi difokuskan
perundang-undangan (statute approach),
pada pemulihan keadaan anak seperti
pendekatan kasus (case approach).
semula, bukan bertujuan untuk
penghukuman terhadap anak yang III. HASIL PEMBAHASAN

melakukan tindak pidana. Sehingga akan Pelaku tindak pidana walaupun


menjauhkan pandangan masyarakat yang seorang anak yang telah melakukan tindak
negatif terhadap anak dan dapat kembali pidana dapat disidangkan di pengadilan
dalam masyarakat guna melanjutkan khusus anak yang berada di lingkungan
kehidupannya dan diharapkan ini menjadi peradilan umum, dengan proses khusus

1
Soerjono Soekanto, 2010, Pengantar
Penelitian Hukum, Universitas Indonesia (UI)
Press, Jakarta, h.6.

Page|136
Jurnal Independent Fakultas Hukum

serta pejabat khusus yang memahami Diversi secara tegas disebut


masalah anak, mulai dari penangkapan, dalam Pasal 5 ayat (3) bahwa dalam sistem
penahanan, proses mengadili dan peradilan pidana anak wajib diupayakan
pembinaan. Sementara itu dari perspektif diversi. Pasal 8 ayat (1) UU SPPA juga
ilmu pemidanaan, meyakini bahwa telah mengatur bahwa proses diversi
penjatuhan pidana terhadap anak nakal dilakukan melalui musyawarah dengan
(deliquency) cenderung merugikan melibatkan anak dan orang tua/walinya,
perkembangan jiwa anak di masa korban dan/atau orang tua/walinya,
mendatang. Kecenderungan merugikan ini pembimbing kemasyarakatan, dan pekerja
akibat dari efek penjatuhan pidana terutama sosial profesional berdasarkan pendekatan
pidana penjara, yang berupa stigma (cap keadilan restoratif.
jahat). Dikemukakan juga oleh Barda Diversi ini bertujuan untuk Pasal 6 UU
Nawawi Arief2 SPPA:
Diversi merupakan pengalihan
a. mencapai perdamaian antara korban
penyelesaian perkara anak dari proses dan anak;
peradilan pidana ke proses di luar peradilan b. menyelesaikan perkara anak di luar
proses peradilan;
pidana, sebagaimana disebut dalam Pasal 1 c. menghindarkan anak dari
angka 7 Undang-Undang Nomor 11 Tahun perampasan kemerdekaan;
d. mendorong masyarakat untuk
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana berpartisipasi; dan
Anak (“UU SPPA”). UU SPPA secara e. menanamkan rasa tanggung jawab
kepada anak.
substansial telah mengatur secara tegas
mengenai keadilanrestoratif dan diversi ya Benar bahwa pada tingkat penyidikan,

ng dimaksudkan untuk menghindari dan penuntutan, dan pemeriksaan perkara

menjauhkan anak dari proses peradilan Anak di pengadilan negeri wajib

sehingga dapat menghindari stigmatisasi diupayakan diversi sebagaimana disebut

terhadap anak yang berhadapan dengan dalam Pasal 7 ayat (1) UU SPPA. Diversi

hukum dan diharapkan anak dapat kembali itu hanya dilakukan dilaksanakan dalam hal

ke dalam lingkungan sosial secara wajar. tindak pidana yang dilakukan Pasal 7 ayat

Demikian antara lain yang disebut dalam (2) UU SPPA:

bagian Penjelasan Umum UU SPPA. a. diancam dengan pidana penjara di


bawah 7 (tujuh) tahun; dan

2
Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif dalam
Penanggulangan Kejahatan dengan Pidana
Penjara, CV Ananta, 1994,Semarang, h.20

Page|137
Jurnal Independent Fakultas Hukum

b. bukan merupakan pengulangan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2014


tindak pidana.
tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi
Merujuk pada syarat diversi dan syarat Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak
penahanan terhadap anak, dapat dilihat (“PERMA 4/2014”), hakim anak wajib
bahwa diversi dilakukan jika tindak pidana mengupayakan diversi dalam hal anak
yang dilakukan oleh si anak diancam didakwa melakukan tindak pidana yang
dengan pidana penjara di bawah tujuh diancam dengan pidana penjara di bawah 7
tahun, sedangkan penahanan hanya dapat (tujuh) tahun dan didakwa pula dengan
dilakukan jika ancaman pidana tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjaranya tujuh tahun atau lebih. Ini penjara 7 (tujuh) tahun atau lebih dalam
artinya, secara logika, bagi anak yang bentuk surat dakwaan subsidaritas,
terhadapnya dilakukan diversi (ancaman alternatif, kumulatif, maupun kombinasi
pidananya di bawah 7 tahun), terhadapnya (gabungan). apabila kita melihat, membaca
tidak mungkin ditahan dan tentu tidak boleh dan mempelajari lebih cermat terhadap
ditahan (penahanan hanya untuk ancaman bunyi pasal tersebut diatas sudah jelas
pidana di atas 7 tahun). Hakim tidak dapat melakukan diversi
Hal serupa juga dikatakan dalam sebuah karena bentuk dakwaan jaksa adalah
tulisan, Penerapan Diversi dalam tunggal.
Persidangan Anak yang dibuat oleh Sofian Pada Putusan Nomor:
3
Parerungan, dijelaskan bahwa proses
293/PID.B/2014/PN.PLG. Pasal yang
diversi hanya dapat dilakukan terhadap
didakwakan memenuhi syarat penahanan,
anak yang tidak ditahan karena anak yang
dapat ditahan adalah yang diduga sedangkan di sisi lain diversi wajib
melakukan tindak pidana yang diancam
dilaksanakan, hal seperti ini tidak diatur
dengan pidana penjara 7 (tujuh) tahun atau
lebih lanjut didalam PERMA. Namun
lebih, sedangkan proses diversi hanya
diterapkan terhadap anak yang diancam demikian, karena diversi wajib
dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh)
dilaksanakan, maka dalam pemeriksaan di
tahun.
persidangan hakim dapat menggunakan
Sofian menambahkan, hal lainnya yang
dapat saja terjadi adalah sebagaimana yang
diatur di dalam Pasal 3 Peraturan

3
http://pn-bangil.go.id/data/?p=207

Page|138
Jurnal Independent Fakultas Hukum

kewenangannya untuk tidak melakukan

penahanan terhadap anak.

IV. KESIMPULAN

Dalam dakwaan diberikan dengan


tuntutan hukuman diatas 7 (tujuh) tahun
penjara, tidak dapat dilakukan upaya
diversi namun apabila pandangan hakim
karena faktor melihat kepentingan dan
perkembangan anak yang melakukan
tindak pidana, meskipun tidak sesuai
dengan ketentuan diversi yang diatur dalam
sistem peradilan pidana anak dapat
diajukan upaya diversi. Pandangan hakim
terhadap pelaku kejahatan anak yang
berbeda-beda adalah dikarenakan beberapa
faktor yaitu berkaitan dengan Masalah
Falsafah Pemidanaan, Pedoman
Pemidanaan Masalah Patokan Pidana,dan
Faktor yang bersumber dari diri Hakim
sendiri sehingga penerapan diversi menjadi
berbeda antara hakim yang satu dengan
hakim yang lainnya.

DAFTAR BACAAN

Barda Nawawi Arief, 1994, Kebijakan


Legislatif dalam Penanggulangan
Kejahatan dengan Pidana Penjara,
CV Ananta, Semarang.
Soerjono Soekanto, 2010, Pengantar
Penelitian Hukum, Universitas
Indonesia (UI) Press, Jakarta.
Putusan Nomor: 293/PID.B/2014/PN.PLG
http://pn-bangil.go.id/data/?p=207

Page|139

Anda mungkin juga menyukai