Anda di halaman 1dari 29

MEKANISME PEMOTONGAN DAN

PELAPORAN PPH FINAL PASAL 4 AYAT(2)

1
Sewa Tanah Dan/ Atau • Feature 1
Bangunan • Feature 2
• KEP 227 tahun 2002, • Feature 3
• PP 34 tahun 2017

2
Dalam hal Wajib Pajak merupakan Penyewa
Tanah/Bangunan, yang harus dilakukan adalah:
▪ Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 10% dari jumlah bruto nilai
persewaan tanah dan/atau bangunan.
▪ Membuat bukti potong PPh Pasal 4 ayat (2) melalui aplikasi e-spt PPh pasal 4 ayat
(2).
▪ Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) yang telah dipotong tersebut dengan
terlebih dahulu membuat kode billing (MAP-KJS 411128-403). Penyetoran dilakukan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Misalnya: pemotongan PPh Pasal 4 ayat
(2) dilakukan pada bulan Maret 2019, maka penyetoran PPh nya adalah paling
lambat dilakukan pada tanggal 10 bulan April 2019.
▪ Melakukan pelaporan PPh Pasal 4 ayat (2) dengan menggunakan aplikasi espt pph
melalui djponline.pajak.go.id atau ASP (Application Service Provider).

3
Dalam hal Wajib Pajak adalah Pemilik
Tanah/Bangunan, yang harus dilakukan adalah:
▪ Dalam hal Wajib Pajak bertransaksi dengan Orang Pribadi maka wajib
Pajak tersebut harus melakukan penyetoran sendiri PPh atas
penghasilan yang diperoleh sebesar 10% dari jumlah bruto nilai
persewaan tanah dan/ atau bangunan.
▪ Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) dengan terlebih dahulu
membuat kode billing (MAP-KJS 411128-403). Penyetoran dilakukan
paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Misalnya: atas penghasilan
dari sewa tanah/bangunan bulan Maret 2019, maka penyetoran PPh
nya adalah paling lambat dilakukan pada tanggal 15 bulan April 2019.
▪ Melakukan pelaporan PPh Pasal 4 ayat (2) dengan menggunakan
aplikasi e spt pph melalui djponline.pajak.go.id atau ASP paling lama
tanggal 20 bulan berikutnya.
4
Pengalihan Hak Atas Tanah
Dan/Atau Bangunan • Feature 1
• PP 34 tahun 2016, yang • Feature 2
berlaku mulai 7 • Feature 3
September 2017

5
Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau
Bangunan
Objek PPh Pasal 4 ayat (2) atas Pengalihan Hak atas
Tanah dan/ atau Bangunan adalah penghasilan dari :
1. Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan;
atau
2. Perubahan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas
Tanah dan/atau Bangunan.

6
Dalam hal Wajib Pajak tersebut bukan merupakan Wajib Pajak
yang melakukan usaha pokok berupa Pengalihan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan, maka yang harus dilakukan adalah:

▪ Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari jumlah
bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan terlebih dahulu membuat
kode billing (MAP-KJS 411128-402). Penyetoran dilakukan sebelum akta, keputusan,
kesepakatan, atau risalah lelang atas pengalihan hak atas tanah dan/ataubangunan
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
▪ Mengajukan permohonan penelitian formal atas bukti pemenuhan kewajiban penyetoran Pajak
Penghasilan ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi lokasi tanah dan/atau
bangunan (PER-26/PJ/2018)
▪ Mengambil sendiri Surat Keterangan Penelitian Formal Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran
Pajak Penghasilan atau Surat Pemberitahuan Permohonan Penelitian Tidak Lengkap dan/atau
Tidak Sesuai di Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi lokasi tanah dan/atau
bangunan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja.

7
Permohonan dilakukan dengan menggunakan surat
permohonan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
I PER-26/PJ/2018, dengan dilampiri:

▪ Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lainnya yang disamakan dengan Surat Setoran
Pajak;
▪ Surat pernyataan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan atau perjanjian pengikatan
jual beli atas tanah dan/atau bangunan beserta perubahannya yang telah diisi secara
lengkap menggunakan formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran II PER-26/PJ/2018;
▪ Fotokopi seluruh bukti penjualan (bukti transfer, faktur penjualan dan/atau bukti
penerimaan kas);
▪ Fotokopi SPPT PBB tahun terakhir;
▪ Fotokopi KTP bagi pembeli dan penjual yang berstatus Warga Negara Indonesia; dan
▪ Fotokopi Paspor bagi pembeli dan penjual yang berstatus Warga Negara Asing.

8
1. Dalam hal penyampaian permohonan penelitian dikuasakan, wajib
dilampiri dengan surat kuasa dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang
diberi kuasa untuk menyampaikan dan/atau mengambil dokumen.

2. Dalam hal Wajib Pajak memenuhi syarat tidak wajib memiliki NPWP,
wajib melampirkan surat pernyataan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III PER-26/PJ/2018.

9
Yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak yang
melakukan usaha pokok berupa Pengalihan Hak
atas Tanah dan/atau Bangunan, adalah:
▪ Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 2,5% (dua koma lima
persen) dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
dengan terlebih dahulu membuat kode billing (MAP-KJS 411128-402).
Penyetoran dilakukan sebelum akta, keputusan, kesepakatan, atau risalah
lelang atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang. Dalam hal yang dialihkan adalah Rumah Sederhana
dan Rumah Susun Sederhana yang mendapat pembebasan PPN maka tarifnya
adalah 1%.

10
Yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak yang
melakukan usaha pokok berupa pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan, adalah:
▪ Mengajukan permohonan penelitian formal atas bukti pemenuhan kewajiban
penyetoran Pajak Penghasilan ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi lokasi tanah dan/atau bangunan (PER-26/PJ/2018).

▪ Permohonan dilakukan dengan menggunakan surat permohonan Lampiran IA


PER-26/PJ/2018 dengan dilampiri daftar pembayaran Pajak Penghasilan dalam
bentuk dokumen fisik (hardcopy) dan dokumen elektronik (softcopy) sesuai
dengan format dalam Lampiran IB PER-26/PJ/2018.

11
Yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak yang melakukan
usaha pokok berupa pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan, adalah:

▪ Mengambil sendiri Surat Keterangan Penelitian Formal Bukti Pemenuhan


Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan atau Surat Pemberitahuan Permohonan
Penelitian Tidak Lengkap dan/atau Tidak Sesuai di Kantor Pelayanan Pajak yang
wilayah kerjanya meliputi lokasi tanah dan/atau bangunan dalam jangka waktu:
➢ Paling lama 3 (tiga) hari kerja jika jumlah bukti pembayaran dalam daftar
pembayaran pajak penghasilan paling banyak 10 buah.
➢ Paling lama 10 hari kerja jika jumlah bukti pembayaran dalam daftar
pembayaran pajak penghasilan lebih dari 10 buah.

12
Jasa Konstruksi
• PMK-187/PMK.03/2008 • Feature 1
jo PMK- • Feature 2
153/PMK.03/2009 ,
• Feature 3
• PP 51 tahun 2008 jo PP 40
tahun 2009
• PP 9 tahun 2022

13
Objek PPh Pasal 4 ayat (2) atas Jasa
Konstruksi adalah penghasilan dari :

▪ Layanan Jasa Konsultasi Perencanaan Pekerjaan


Konstruksi,
▪ Layanan Jasa Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi, dan
▪ Layanan Jasa Konsultasi Pengawasan Pekerjaan
Konstruksi.

14
Tarif Jasa Konstruksi: sesuai dengan PP 9 tahun 2022

1. Pelaksana/ Pekerjaan Konstruksi:


▪ 1.75%: memiliki sertifikat badan usaha kualifikasi usaha
kecil atau sertifikat kompetensi kerja untuk perseorangan;
▪ 4%: tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat
kompetensi kerja untuk perseorangan;
▪ 2.65%: oleh penyedia jasa selain di atas (menengah &
besar)

15
Tarif Jasa Konstruksi: sesuai dengan PP 9 tahun 2022
2. Jasa Konsultasi Konstruksi (Perencanaan/Pengawasan Konstruksi):
▪ 3.5%: memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat kompetensi
kerja untuk perseorangan;
▪ 6%: tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat kompetensi
kerja untuk perseorangan;
3. Pelaksana/ Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi:
▪ 2.65%: memiliki sertifikat badan usaha usaha atau sertifikat kompetensi
kerja untuk perseorangan;
▪ 4%: tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat kompetensi
kerja untuk perseorangan;

16
Yang harus dilakukan jika Wajib Pajak sebagai
Pengusaha Jasa Konstruksi, adalah:

▪ Jika Wajib Pajak bertransaksi dengan WP Badan, maka Wajib Pajak yang
bersangkutan harus memastikan bahwa akan menerima bukti potong PPh
Pasal 4 ayat (2). Untuk seterusnya disimpan dan dijadikan salah satu bahan
untuk melakukan pengisian pada Lampiran IV SPT Tahunan PPh Badan tahun
Pajak tersebut. Jika pemotong pajaknya kurang melakukan pemotongan maka
Wajib Pajak harus membayar sisanya sendiri.
▪ Jika Wajib Pajak bertransaksi dengan WP Orang Pribadi, maka Wajib Pajak
harus menyetor sendiri PPh Pasal 4 ayat (2) dengan terlebih dahulu membuat
kode billing (MAP KJS 411128-409), kemudian melaporkan e-spt PPh Pasal 4
ayat (2) melalui djponline.pajak.go.id atau ASP.

17
Jika Wajib Pajak adalah Pengguna Jasa Konstruksi,
yang harus dilakukan adalah:

▪ Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sesuai dengan tarif yang
berlaku, dan memberikan bukti potong melalui aplikasi e-spt PPh pasal 4
ayat (2)
▪ Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) dengan terlebih dahulu
membuat kode billing (MAP KJS 411128-409)
▪ melaporkan e-spt PPh Pasal 4 ayat (2) melalui djponline.pajak.go.id atau
ASP.

18
Hadiah Undian
• Feature 1
• PP 132 tahun 2000, • Feature 2
• KEP-395/PJ./2001 • Feature 3

19
Jika Wajib Pajak sebagai Penyelenggara Undian
memberikan hadiah undian kepada peserta kegiatan,
maka yang harus dilakukan adalah:

▪ melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 25% dari nilai hadiah
undian. Nilai hadiah undian adalah nilai uang atau nilai pasar apabila
hadiah tersebut diserahkan dalam bentuk natura misalnya mobil.
▪ membuat bukti potong PPh Pasal 4 ayat (2) melalui aplikasi e-spt PPh
pasal 4 ayat (2)

20
Jika Wajib Pajak sebagai Penyelenggara Undian
memberikan hadiah undian kepada peserta kegiatan,
maka yang harus dilakukan adalah:

▪ melakukan penyetoran PPh dengan terlebih dahulu membuat kode billing


(MAP-KJS 411128-405). Penyetoran dilakukan paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya.
▪ melakukan pelaporan PPh Pasal 4 ayat (2) dengan menggunakan aplikasi e
spt pph melalui djponline.pajak.go.id atau ASP paling lama tanggal 20
bulan berikutnya.

21
Penghasilan Dari
• Feature 1
Usaha yang
• Feature 2
Diterima/Diperoleh
• Feature 3
Wajib Pajak yang
Memiliki Peredaran
Bruto Tertentu
22
Jika Wajib Pajak yang pada tahun pajak 2017 dan 2018
mempunyai penghasilan dari usaha yang nilainya tidak
lebih dari Rp.4.800.000.000,00 setahun, maka yang harus
dilakukan adalah:
• Memilih untuk dikenakan PPh Pasal 25 dengan tarif
umum PPh yang bersifat tidak final, atau
• Memilih untuk dikenakan PPh yang bersifat final sebesar
0,5% per bulan dari jumlah bruto penghasilan sebulan
23
Dalam hal Wajib Pajak memilih untuk dikenakan PPh Pasal
25 dengan tarif umum PPh yang bersifat tidak final, maka
yang harus dilakukan adalah :

▪ Menyampaikan Surat Keterangan paling lambat pada akhir


Tahun Pajak dan akan dikenai Pajak Penghasilan
berdasarkan Ketentuan Umum Pajak Penghasilan mulai
Tahun Pajak berikutnya.

24
Dalam hal Wajib Pajak memilih untuk dikenakan PPh yang
bersifat final sebesar 0,5% per bulan, maka yang harus
dilakukan adalah:

▪ Mengajukan permohonan Surat Keterangan PP 23 ke KPP tempat


Wajib Pajak terdaftar
▪ Untuk selanjutnya dalam hal bertransaksi dengan pemotong
pajak, maka Wajib Pajak yang bersangkutan dapat menyerahkan
fotokopi Surat Keterangan agar dapat dipotong PPh Final sebesar
0,5% oleh pemotong pajak

25
Dalam hal Wajib Pajak memilih untuk dikenakan PPh yang
bersifat final sebesar 0,5% per bulan, maka yang harus
dilakukan adalah:

▪ Menerima fotokopi bukti penyetoran PPh (SSP) dari


pemotong Pajak. Yang harus diperhatikan adalah bukti
pembayarannya adalah atas nama dan NPWP Wajib Pajak
sebagai pihak yang menerima penghasilan.
▪ Menghitung jumlah peredaran usaha dalam satu bulan dan
memastikan jumlah penyetoran PPh nya adalah 0,5% dari
jumlah peredaran usaha dalam satu bulan.

26
Dalam hal Wajib Pajak menggunakan jasa atau membeli
barang dari Wajib Pajak yang mempunyai Surat
Keterangan PP 23, maka yang harus dilakukan adalah:
▪ Membuat kode billing dengan nama dan NPWP
pihak yang menerima penghasilan
▪ Memberikan fotokopi bukti penyetoran PPh
kepada pihak yang menerima penghasilan
27
▪ UNTUK MENGETAHUI APA SAJA OBJEK
PEMOTONGAN, TARIF SERTA PENYETORAN &
PELAPORAN PAJAKNYA SILAKAN MELIHAT PADA
BAGAN TARIF PPH FINAL PASAL 4 AYAT(2) PADA
LAMPIRAN TERSENDIRI

28
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
SEMOGA BERMANFAAT
SONNY SOEBAGYO
REGISTERED TAX CONSULTANT
License No. KEP-4421/IP.C/PJ/2019
ATTORNEY IN TAX COURT
License No. KEP-823/PP/IKH/2020
email : sonny.soebagyo@gmail.com

29

Anda mungkin juga menyukai