Anda di halaman 1dari 11

Widya Cipta,Vol. VII, No.

1 Maret

ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008


(Studi Kasus: PT. Yakult)

Dian Indah Sari


Program Studi Sistem Informasi Akuntansi
AMIK BSI Bekasi
dian.dhr@bsi.ac.id

ABSTRACT

To produce products and goods with better quality, competitive prices and better service
than competitors required quality improvement in aspects related to the product that is labor,
materials, services that satisfy customers. The method used is literature study (library research)
were sourced from a number of literature which includes reference books that can support the
content writing, literature, books, journals, official reports and information from a number of
internet sites that can add science as a support vehicle for the discussion topic. Main principles of
TQM include Customer Satisfaction, Respect for Everyone, Fact Based Management, Continuous
Improvement. potential benefits of TQM implementation in companies which Maintaining
competitiveness institution Eliminating inefficiencies in the organization, Help focus the
organization to market needs, Achieving high performance in all areas, Satisfying the needs of all
stakeholders. Basic Principles of ISO 9001: 2000, among others, Customer Focus, Leadership,
Involvement of Personnel, Process Approach, System Approach To Management. Some of the
advantages of the application of ISO 9000 as follows Customer Orientation, Gain Market,
Recognition, Confidence, Consistency of Quality, Legal Aspects, Increased Productivity Increase
financial performance, Documented, Organizational Capability, Human Resources Development,
Monitoring, Improved export potential. Application of TQM on companies can improve the
quality of the company's products on an ongoing basis and increase customer satisfaction.
Implementation of TQM and ISO 9000 in the company can increase profits and improve the
competitiveness of companies.

Keywords : Implementation,, Quality, Management, ISO 9001:2008

I. PENDAHULUAN menarik pelanggan yang akhirnya bisa


Sejalan dengan ketatnya persaingan dan meningkatkan jumlah pelanggan.
perkembangan dalam dunia industri, Total Quality Management (TQM)
peningkatan kinerja manajerial merupakan merupakan paradigma baru dalam menjalankan
tuntutan dari setiap perusahaan dengan tujuan bisnis, yang berupaya untuk memaksimumkan
agar eksistensi atau kelangsungan hidup daya saing organisasi melalui perbaikan secara
perusahaan dapat lebih terpelihara. Manajer di berkesinambungan atas kualitas produk, jasa,
setiap organisasi dituntut agar mampu manusia, proses dan lingkungan organisasi.
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial dengan TQM merupakan pendekatan yang seharusnya
efektif dan mampu memaksimumkan daya dilakukan organisasi masa kini untuk
saing organisasi. Sehingga untuk mencapai memperbaiki kualitas produknya, menekan
kesuksesan organisasi, manajer di setiap level biaya produksi dan meningkatkan
organisasi dituntut untuk menghasilkan kinerja produktivitasnya. Sukses tidaknya
manajerial yang baik sesuai dengan bidang implementasi.TQM sangat ditentukan oleh
yang mereka tangani. kompetensi SDM perusahaan untuk
Untuk menghasilkan produk dan barang merealisasikannya. Penerapan manajemen
dengan mutu yang lebih baik, harga yang sumber daya manusia tidak berdiri sendiri
bersaing dan pelayanan yang lebih baik tetapi terikat dengan paket TQM dan harus
dibandingkan dengan pesaing-pesaingny amaka selaras dengan perubahan proses.
diperlukan perbaikan mutu dalam aspek-aspek
yang berkaitan dengan produk tersebut yaitu
II. TINJAUAN PUSTAKA
tenaga kerja,bahan-bahan, layanan yang
2.1. Penerapan TQM
memuaskan pelanggan, sehingga hal ini bisa
Menurut Mulyasa dalam Suwarno
(2009:28), “Implementasi (penerapan)

1
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015

merupakan suatu proses penerapan ide, konsep 1. Fokus pada pelanggan, dalam TQM fokus
kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan pelanggan baik internal maupun eksternal
praktis, sehingga memberi dampak baik maupun driver. Pelanggan eksternal
perubahan pengetahuan , ketrampilan maupun menentukan kualitas produk atau jasa yang
nilai dan sikap”. Sedangkan Yusuf (2010:1) disampaikan kepada mereka. Sedangkan
mengatakan bahwa “Implementasi (penerapan) pelanggan internal menentukan kualitas
bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan manusia, proses dan lingkungan yang
yang terencana dan dilakukan secara sungguh- berhubungan dengan produk atau jasa.
sungguh berdasarkan acuan norma tertentu 2. Obsesi terhadap kualitas, dalam organisasi
untuk mencapai tujuan kegiatan”. Implementasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal
sebagai suatu proses penerapan ide, konsep dan atau eksternal menentukan kualitas. Dengan
kebijakan dalam suatu tindakan praktis akan kualitas yang diterapkan tersebut,
menjadi aktual melalui proses pembelajaran organisasi harus terobsesi untuk memenuhi
(Suwarno, 2009:29). atau melebihi apa yang ditentukan tersebut.
Menurut Susilo (2007:174) Oleh karena itu, karyawan harus
“Implementasi (penerapan) merupakan suatu mengerjakan pekerjaan sesuai pembagian.
penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi 3. Pendekatan ilmiah, sangat diperlukan dalam
dalam suatu tindakan praktis sehingga penerapan TQM terutama dalam desain
memberikan dampak, baik berupa perubahan pekerjaan dan dalam proses pengambilan
pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan keputusan dan pemecahan masalah yang
sikap” berkaitan dengan pekerjaan yang di desain
Total Quality Management merupakan tersebut.
sistem manajemen yang mengangkat kualitas 4. Komitmen jangka panjang, TQM
sebagai strategi usaha dan berorientasi pada merupakan suatu paradigma baru dalam
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh menjalankan bisnis. Untuk itu dibutuhkan
anggota organisasi. Tujuannya adalah untuk budaya perusahaan yang baru juga. Oleh
menjamin bahwa pelanggan puas terhadap karena itu, komitmen jangka panjang sangat
barang dan jasa yang diberikan, serta menjamin penting guna melakukan perubahan budaya
bahwa tidak ada pihak yang dirugikan (Sallis, agar penerpan TQM dapat berjalan dengan
2011: 136). sukses.
Gaspersz (2005:6) menjelaskan lebih 5. Kerjasama tim, perusahaan yang
lanjut bahwa TQM atau manajemen kualitas menerpakan TQM harus menerapkan
terpadu adalah suatu cara meningkatkan kerjasam tim yang baik. Kerjasama
performasi secara terus menerus (continuous dibangun antara karyawan dan manager.
performance improvement) pada setiap level Perusahaan juga harus menjalin kerja sama
operasi atau proses, dalam setiap area secara baik dengan pihak-pihak lain.
fungsional dari suatu organisasi, dengan 6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan,
menggunakan semua sumber daya manusia dan setiap produk atau jasa yang dihasilkan
modal yang tersedia. Juga dikatakan TQM dengan memanfaatkan proses-proses
merupakan sistem yang yang berfokus kepada tertentu di dalam suatu sistem lingkungan.
orang yang bertujuan untuk meningkatkan Oleh karena itu sistem yang ada harus
secara berkelanjutan terus menerus. diperbaiki secara terus menerus agar kualitas
Total Quality Management (TQM) yang dihasilkan dapat meningkat.
merupakan suatu sistem yang dapat 7. Pendidikan dan pelatihan, bagi perusahaan
dikembangkan menjadi pendekatan dalam yang menerapkan TQM adalah faktor yang
menjalankan usaha untuk memaksimumkan sangat fundamental. Setiap orang
daya saing organisasi melalui perbaikan terus diharapkan dan didorong untuk terus belajar.
menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses Dengan belajar, setiap orang dalam
dan lingkungannya. Tjiptono (2006:10). perusahaan dapat meningkatkan ketrampilan
teksnis dan keahlian profesionalnya.
2.2. Karakteristik TQM 8. Kebebasan yang terkendali, dalam TQM
Tjiptono (2006:15–18) menerangkan keterlibatan dan pemberdayan karyawan
bahwa TQM memiliki beberapa karakteristik dalam pengambilan keputusan dan
yang dapat dijadikan sebagai bahan pemecahan masalah merupakan unsur yang
mengukuran standar kualitas, karakteristik itu sangat penting. Hal ini dikarenakan dapat
meliputi: meningkatkan rasa memiliki dan tanggung

2
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret

jawab karyawan terhadap keputusan yang akan menjadi acuan bagi setiap organisasi atau
telah dibuat. perusahaan. Pada intinya, ISO bertujuan untuk
9. Kesatuan arah dan tujuan, agar TQM daopat mengharmonisasi standar-standar nasional di
diterapkan dengan baik maka perusahaan masing-masing negara menjadi satu standar
harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan internasional yang sama. Tujuan ISO adalah
demikian setiap usaha dapat diarahkan pada mengembangkan dan mempromosikan standar-
tujuan yang sama. standar yang berlaku secara internasional.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan Diantara tujuan yang lain, yaitu: (Nasution
karyawan, ada dua manfaat yang bisa ,2005:219)
diambil dengan adanya keterlibatan dan 1. Organisasi dapat mencapai dan
pemberdayaan karyawan. Pertama, hal ini mempertahankan kualitas produk atau jasa
dimungkinkan untuk mendapatkan yang dihasilkan, sehingga secara
keputusan yang baik, rencana yang lebih berkesinambungan dapat memenuhi
baik atau perbaikan yang lebih efektif pula. kebutuhan para pembeli.
Kedua, keterlibatan karyawan juga 2. Organisasi dapat memberikan keyakinan
meningkatkan rasa memiliki atau tanggung kepada pihak manajemennya sendiri bahwa
jawab atas keputusan dengan melibatkan kualitas yang dimaksudkan itu telah dicapai
orang-orang yang harus melaksanakannya. dan dapat dipertahankan.
3. Organisasi dapat memberikan keyakinan
2.3. Konsep ISO 9000 kepada pihak pembeli bahwa kualitas yang
Nasution (2005:218) mengungkapkan dimaksudkan itu telah atau akan dicapai
bahwa “ISO adalah organisasi internasional dalam produk atau jasa yang dihasilkan.
khusus dalam hal standarisasi”. Jadi ISO Menurut Rabbit & Bergh (2006), Selain
merupakan sebuah organisasi bertaraf memiliki tujuan seperti yang diutarakan diatas,
internasional yang khusus bergerak dalam ISO juga sanga berperan dan dapat digunakan
bidang standarisasi.Seperti halnya organisasi sebagai:
lainnya, ISO juga mempunyai suatu tujuan. 1. Fondasi dari kegiatan perbaikan yang
Adapun tujuan ISO adalah mengembangkan kontinu untuk kepuasan pelanggan.
dan mempromosikan standar-standar untuk 2. Sistem dokumentasi yang benar dari
umum yang berlaku secara internasional perusahaan.
(Nasution, 2005: 218). 3. Cara yang jelas dan sistematik dari
Lebih lanjut Nasution (2005: 219) juga manajemen mutu.
menyampaikan ISO 9000 merupakan suatu seri 4. Mendapatkan stabilitas dan konsistensi
dari standar-standar internasional untuk sistem dalam kegiatan dan sistem.
kualitas, yang menspesifikasikan persyaratan- 5. Kerangka kerja yang bagus untuk perbaikan
persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan mutu.
untuk penilaian dari suatu sistem manajemen 6. Praktek manajemen yang lebih efektif
dengan tujuan untuk menjamin bahwa pemasok dengan otoritas dan tanggung jawab yang
(perusahaan) akan menyerahkan barang dan jelas terhadap orang yang berkaitan
atau jasa yang memenuhi persyaratan yang dengan mutu proses dan produk.
telah ditetapkan. 7. Pedoman untuk melakukan segala
Menurut Suardi (2008:33-34) terdapat sesuatu dengan benar di setiap saat.
berbagai macam seri dari ISO 9000 yang 8. Cara untuk meningkatkan produktivitas,
memiliki standar, pedoman, dan laporan yang efisiensi, mutu dan kemampuan
terangkum di dalamnya. Seri ISO 9000 berkompetensi dari perusahaan
menurut terdiri dari: 9. Persyaratan untuk melakukan bisnis
1. Seri ISO 9000:2000 tentang Dasar dan internasional
Kosakata Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 adalah suatu standar
2. Seri ISO 9001:2000 tentang Persyaratan internasional untuk sistem manajemen kualitas.
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-
3. Seri ISO 9004:2000 tentang Pedoman untuk persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan
Kinerja Peningkatan Sistem Manajemen penilaian dari suatu sistem manajemen mutu,
Mutu yang bertujuan untuk menjamin bahwa
4. Seri ISO 19011 tentang Pedoman Audit organisasi akan memberikan produk yang dapat
Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan menjamin kepuasan pelanggan.
Selain memiliki seri ISO 9000 juga Gasperz (2005:1) menyatakan ISO
mempunyai beberapa tujuan, tujuan tersebut 9001:2000 bukan merupakan standar produk,

3
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015

tetapi hanya merupakan standar sistem 8. Hubungan yang saling menguntungkan


manajemen. Hal ini karena tidak menyatakan dengan pemasok.
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi Adapun menurut SGS-Indonesia,
oleh produk namun hanya merupakan standar 2001, klausul-klausul pada sistem manajemen
sistem manajemen mutu. mutu ISO 9001:2008 adalah: Klausul 1 Ruang
Lingkup; Klausul 2 Acuan Normatif; Klausul 3
Menurut Gaspersz (2005:3), model Istilah dan Definisi; Klausul 4 Sistem
proses ISO 9001:2000 terdiri dari lima bagian Manajemen Mutu; Klausul 4.1 Persyaratan
utama yang menggambarkan sistem Umum; Klausul 4.2 Persyaratan dokumentasi;
manajemen organisasi yaitu: Klausul 4.2.1 Umum; Klausul 4.2.2 Manual
1. Sistem Manajemen Kualitas (Klausul 4 mutu; Klausul 4.2.3 Pengendalian dokumen;
dari ISO 9001:2000). Klausul 4.2.4 Pengendalian rekaman; Klausul 5
2. Tanggung Jawab Manajemen (Klausul Tanggung Jawab Manajemen; Klausul 5.1
5 dari ISO 9001:2000). Komitmen Manajemen; Klausul 5.2 Fokus
3. Manajemen Sumber Daya (Klausul 6 dari pada pelanggan; Klausul 5.3 Kebijakan mutu;
ISO 9001:2000). Klausul 5.4 Perencanaan; Klausul 5.5
4. Realisasi Produk (Klausul 7 dari ISO Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi;
9001:2000). Klausul 5.6 Tinjauan manajemen; Klausul 6
5. Analisis, Pengukuran, dan Pengelolaan Sumber Daya; Klausul 6.1
Peningkatan (Klausul 8 dari ISO Penyediaan sumber daya; Klausul 6.2 Sumber
9001:2000). daya manusia; Klausul 6.3 Prasarana; Klausul
6.4 Lingkungan Kerja; Klausul 7 Realisasi
2.4. ISO 9001:2008 Produk; Klausul 7.1 Perencanaan realisasi
The International Organization for produk; Klausul 7.2 Proses yang berkaitan
Standardization (ISO) terdiri dari beberapa dengan pelanggan; Klausul 7.3 Desain dan
Technical Committee (TC) yang menangani pengembangan; Klausul 7.4 Pembelian;
standar-standar yang akan dikeluarkan. Untuk Klausul 7.5 Produksi dan penyediaan jasa;
ISO 9001 dikeluarkan oleh Technical Klausul 7.6 Pengendalian peralatan
Committee (TC) 176 yang bertanggung jawab pemantauan dan pengukuran; Klausul 8
untuk standar sistem manajemen mutu. Sejak Pengukuran Analisis dan Perbaikan; Klausul
tahun 1987, TC 176 menetapkan siklus 8.1 Umum; Klausul 8.2, Pemantauan dan
peninjauan ulang setiap lima sampai dengan Pengukuran; Klausul 8.3 Pengendalian
enam tahun, bertujuan menjamin bahwa Ketidaksesuaian Produk; Klausul 8.4 Analisis
standard-standard akan menjadi up to date dan data; Klausul 8.5 Perbaikan
relevan untuk organisasi. Menurut Garrity , Berkesinambungan.
ISO 9001 bertujuan agar setiap organisasi
memiliki: III. METODE PENELITIAN
1. Continual Improvement, yaitu kemampuan Data yang digunakan dalam penelitian
untuk melakukan peningkatan yang ini adalah data primer dan data sekunder, baik
berkesinambungan, yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif;
2. Consistency Product, yaitu kemampuan sedangkan teknik pengumpulan data yang
untuk menghasilkan mutu produk yang digunakan adalah: Penelitian kepustakaan
konsisten, digunakan untuk mengumpulkan data sekunder
3. Comply to Costumer & Regulation, yaitu yaitu melalui buku-buku, literatur, majalah-
kemampuan untuk melakukan pemenuhan majalah, surat kabar, kliping. Sumber-sumber
keinginan konsumen & regulasi. literatur diperoleh dari perpustakaan, dan
Untuk mencapai hal tersebut di atas, referensi perusahaan. Penelitian lapangan
maka berdasarkan Badan Standardisasi digunakan untuk memperoleh data primer
Nasional, 2001, ISO 9001 memiliki 8 (delapan) dengan melakukan kunjungan ke PT. Yakult
prinsip manajemen mutu, yaitu: Sukabumi sebagai obyek penelitian untuk
1. Fokus pada Pelanggan memperoleh data perusahaan. Penelitian
2. Kepemimpinan lapangan ini dilakukan kepada karyawan
3. Pelibatan orang dengan wawancara dan kuesioner
4. Pendekatan proses
5. Pendekatan Sistem pada Manajemen Untuk mendapatkan hasil penelitian
6. Perbaikan Berkesinambungan yang baik, maka perlu dilakukan serangkaian
7. Pendekatan Fakta pada Pengambilan pengujian pada instrumen yang akan digunakan
Keputusan

4
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret

maupun pada data yang akan diperoleh melalui Untuk selanjutnya dilakukan pengukuran
kuesioner yang disebarkan. Adapun pengujian dengan menyebarkan kuesioner kepada
yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: responden yang menjadi sampel dalam
Uji Kualitas Instrumen yaitu Uji Reliabilitas penelitian ini guna memperoleh gambaran hasil
dan Uji Validitas. Uji Asumsi Klasik yaitu Uji terhadap objek yang diteliti.
Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji 1. Uji Reliabilitas
Linieritas dan Uji Heteroskedastisitas. Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa
Adapun untuk populasi diambil dari PT. suatu instrumen cukup dapat dipercaya
Yakult yang terlibat langsung pada penerapan untuk digunakan sebagai alat pengumpul
ISO 9001:2008 berjumlah 30 orang. Adapun data primer karena instrumen tersebut
jumlah sampel penelitian yang diambil yang sudah baik dan layak untuk didistibusikan
terdiri atas: Top Manajemen = 4 orang, Middle kepada responden. Realibilitas suatu
Manajemen = 16 orang, Low Manajemen = 10 kontruk variabel dikatakan baik jika
orang. Hal ini didasarkan pada keterlibatan memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari
secara langsung personil terhadap penerapan 0,571.
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Hasil uji reliabilitas pada kuesioner
Teknik pengambilan sampel yang digunakan penelitian ini, didapat hasil uji reliabilitas
adalah sampling non probabilitas yaitu teknik (R) sebesr 0,791 lebih besar dari 0,571 pada
”purposive sampling”, dimana pengambilan tabel Product Moment dengan N = 30 dan
jumlah sampel dilakukan dengan kriteria instrumen tersebut dapat dinyatakan reliabel
tertentu sehingga relevan dengan rencana
penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan 2. Uji Validitas
pengambilan sampel terdapat wakil dari segala Validitas adalah suatu ukuran yang
lapisan populasi.
menunjukkan tingkat kehandalan atau
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN kesahihan suatu instrumen/variable. Suatu
4.1. Uji Instrumen instrumen yang valid atau sahih mempunyai
Dalam melakukan analisis terhadap validitas tinggi. Instrumen dikatakan valid
data-data yang relevan terlebih dahulu apabila mampu mengukur apa yang
dilakukan berbagai macam uji guna menilai diinginkan dari variabel yang diteliti secara
apakah data yang disajikan telah sesuai dengan tepat. Hasil uji validitas instrumen
ketentuan yang berlaku. Pada penelitian ini
kuesioner semua terlihat valid, nilai r-
variabel yang digunakan untuk alat pengukuran
yaitu: Material (X1), Man (X2), Machine (X3), hitung yang merupakan nilai dari Corrected
Environment (X4) dan Kinerja Proyek (Y). Item Total Correlation > dari r-tabel dengan
r-tabel = 0,306 (tabel 1).

Tabel 1. Uji Validitas

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Material 13.8933 4.156 .343 .304 .812
Man 13.7900 2.738 .822 .705 .656
Machine 13.8433 3.345 .637 .578 .731
Environment 14.2367 2.860 .730 .574 .693
Kinerja 13.8767 3.928 .346 .317 .817
Sumber: Hasil penelitian (2015)

Hasil analisis menunjukkan semua butir bahwa pelaksanaan Sistem Manajemen


pertanyaan dapat digunakan karena nilai r- Mutu PT. Yakult telah sesuai dengan
hitung semuanya lebih besar dari r-tabel Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
sehingga dikatakan memenuhi syarat
validitas. Sehingga dapat disimpulkan

5
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret

4.2. Uji Asumsi Klasik normal atau tidak. Hal ini dapat diketahui
1. Uji Normalitas melalui grafik Histogram dan Output yang
Hasil Uji Normalitas digunakan untuk ditunjukkan pada grafik dan tabel dibawah
mengetahui data terdistribusi dengan ini:

Sumber: Hasil penelitian (2015)

Gambar 1. Grafik Histogram disertai Kurva Normal

Dari Grafik diatas, dapat dilihat Hal ini dapat dipastikan terdistribusi dengan
kemungkinan data terdistribusi dengan normal dengan melihat hasil uji
normal, dilihat dari sumbu 0 (nol) regresi. Kolmogorov Smirnov Z dibawah ini:

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas

Environmen
Material Man Machine t Kinerja
N 30 30 30 30 30
Normal Parametersa,,b Mean 3.5167 3.6200 3.5667 3.1733 3.5333
Std. .48000 .68148 .58683 .69428 .57854
Deviation
Most Extreme Absolute .171 .145 .100 .105 .179
Differences
Positive .131 .131 .100 .105 .122
Negative -.171 -.145 -.088 -.101 -.179
Kolmogorov-Smirnov Z .935 .793 .545 .577 .982
Asymp. Sig. (2-tailed) .347 .556 .927 .893 .290
Sumber: Hasil penelitian (2015)

Pada tabel 2 diatas dapat diketahui nilai 2. Uji Multikolinearitas


Asymptotic Significance adalah berada Hasil Uji Multikolinearitas digunakan untuk
diatas nilai 0,05 yang berarti data mengetahui ada atau tidaknya hubungan
terdistribusi dengan normal. Dari dua alat antar variabel independent dan apabila
uji Normalitas yaitu Grafik Histogram dan terjadi hubungan antar variabel independent
Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov Z, dapat maka hal ini yang dihindari pada suatu
disimpulkan bahwa data terdistribusi model regresi. Hal ini dapat ditunjukkan
normal. melalui tabel 3 dibawah ini:

7
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Material .863 1.159

Man .437 2.290


Machine .480 2.082
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Hasil penelitian (2015)

Dari tabel diatas didapat nilai VIF Hasil uji ini untuk mengetahui apakah
(Variance Inflation Factor) untuk setiap
terdapat hubungan antara variabel
variabel berada dibawah angka 10 atau nilai
Tolerance diatas nilai 0,1. Hal ini berarti independent dan variabel dependent,
bahwa tidak ada Multikolinearitas antar dengan melihat nilai Significance-nya. Jika
variabel independent. nilai tersebut < 0,05; maka terdapat
hubungan antara variabel independent
3. Uji Liniearitas dengan variabel dependent.

Tabel 4. Hasil Uji Linieritas

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Kinerja * Between (Combined) 1.640 9 .182 .452 .890
Material Groups
Linearity .001 1 .001 .003 .958
Deviation 1.638 8 .205 .508 .836
from
Linearity
Within Groups 8.067 20 .403
Total 9.707 29
Sumber: Hasil penelitian (2015)

4. Uji Heteroskesdastisitas pada gambar 2. Berdasarkan gambar 2.


Hasil Uji Heteroskesdastisitas digunakan
tersebut dapat dilihat suatu kemungkinan
untuk mengetahui model regresi apakah
tidak terjadinya Heteroskedastisitas,
terjadi ketidaksamaan variasi atau tidak,
ditunjukkan dengan pola pada grafik yang
dari kesalahan residual melalui satu
menyebar.
pengamatan ke pengamatan yang lain
melalui metode Scatterplot. Jika grafik 4.3. Kesesuaian Kinerja dan Penerapan
membentuk satu pola tertentu yang teratur Sistem Manajemen Mutu ISO
(bergelombang, melebar kemudian 9001:2008 Pada PT. Yakult
menyempit) maka diduga telah terjadi Kesesuaian Penerapan Sistem
Heteroskedastisitas, dan jika tidak ada pola Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada PT.
Yakult dilihat pada variabel Material (X1),
yang jelas maka tidak terjadi
Man (X2), Machine (X3) dan Environment
Heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat (X4), seperti terlihat pada tabel 5.

7
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret

Sumber: Hasil penelitian (2015)

Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot

Berdasarkan tabel diatas maka diketahui kelompok nilai 90 s/d 100%; yang berarti
tingkat kesesuaian Sistem Manajemen Mutu bahwa PT. Yakult telah sangat sesuai terhadap
ISO 9001:2008 pada PT. Yakult berada pada sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
tingkatan nilai A karena termasuk pada

Tabel 5. Hasil Perolehan Kuesioner pada Variabel Independent

Nilai Nilai
No Nama Variabel Perolehan Maksimum % Predikat

1 Material (X1) 580 640 90.63% Sangat Sesuai


2 Man (X2) 584 640 91.25% Sangat Sesuai
3 Machine (X3) 583 640 91.09% Sangat Sesuai
4 Environment (X4) 575 640 89.84% Sesuai
Rata-rata Tingkat
Kesesuaian 90.70% Sangat Sesuai
Sumber: Hasil penelitian (2015)

Pencapaian Kinerja PT. Yakult dapat ditunjukkan pada tabel 6 dibawah ini:
diukur berdasarkan Biaya, Mutu, dan Waktu,
hal ini

Tabel 6. Hasil Perolehan Kuesioner pada Biaya, Mutu & Waktu

Nilai
No Nama Variabel Nilai Perolehan Maksimum % Predikat
1 Biaya 570 640 89.06% Sangat Sesuai
2 Mutu 584 640 91.25% Sangat Sesuai
3Waktu 575 640 89.84% Sangat Sesuai
Rata-rata Tingkat
Kesesuaian 90.05% Sangat Sesuai
Sumber: Hasil penelitian (2015)

7
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret

4.4. Pengaruh Faktor-Faktor Sistem Hal yang pertama dilakukan adalah


Manajemen Mutu ISO 9001:2008
menganalisa hubungan dan pengaruh variabel
terhadap Kinerja PT. Yakult
Untuk mengetahui pengaruh faktor- independent terhadap variabel dependent yang
faktor Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 lain, maka digunakan uji regresi. Hubungan
terhadap Kinerja PT. Yakult, maka dapat antara variabel dependent dengan lebih dari
dilihat dari ada atau tidaknya pengaruh secara satu variabel independent disebut regresi
simultan variabel-variabel independent berganda dengan sebesar 5%, seperti pada tabel
terhadap variabel dependent. 7.

Tabel 7. Hasil Regresi Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.129 .854 3.665 .001
Material -.314 .230 -.260 -1.362 .185
Man .605 .228 .712 2.653 .014
Machine -.266 .245 -.270 -1.085 .288
Environmen .084 .210 .101 .399 .693
t
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Hasil penelitian (2015)

Adapun bentuk dari persamaan regresi Setelah diketahui pola hubungan


berganda berdasarkan tabel diatas dapat diantara variabel selanjutnya dilakukan Uji F,
dijabarkan melalui rumus regresi berganda yang bertujuan untuk menunjukkan ada atau
sebagai berikut: tidaknya pengaruh secara simultan variabel
independent terhadap variabel dependent
Y = 3,129 - 0,314X1 +0,605X2 -0,266X3 + seperti pada tabel 8.
0,084X4

Tabel 8. Hasil Uji F

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 3.081 4 .770 2.906 .042a
Residual 6.626 25 .265
Total 9.707 29
Sumber: Hasil penelitian (2015)

Dari tabel 8 diatas diketahui nilai regresi dengan memperhatikan sejauh mana
significance sebesar 0,042 lebih kecil dari 0,05 kecocokan antara data dengan garis estimasi
yang berarti bahwa variabel independent secara regresi. Kelayakan dari model regresi juga
simultan berpengaruh pada variabel dependent ditunjukkan pula melalui nilai Adjusted R-
(kinerja proyek). Square.
Uji selanjutnya adalah Uji Goodness of
Fit untuk menentukan kelayakan suatu model

7
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret

Tabel 9. Hasil Uji Goodness of Fit – Adjusted R-Square


Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .563a .317 .208 .51482
Sumber: Hasil penelitian (2015)
Berd 78,2%
asarkan hasil pada tabel 9, dapat disimpulkan dipengaruhi faktor lain diluar model regresi.
model regresi layak untuk digunakan karena Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
data hasil penelitian dengan nilai Adjusted R yang berpengaruh secara parsial pada kinerja
Square ( R 2) bernilai 0,208 atau 20,8%; berarti PT. Yakult, maka hal ini dapat dilakukan
bahwa 20,8% Kinerja Proyek PT. Yakul dengan melakukan uji t statistik. Hasil uji t
dipengaruhi variabel independent, sedangkan tersaji pada tabel 10.

Tabel 10. Hasil Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.129 .854 3.665 .001
Material -.314 .230 -.260 -1.362 .185
Man .605 .228 .712 2.653 .014
Machine -.266 .245 -.270 -1.085 .288
Environme .084 .210 .101 .399 .693
nt
Sumber: Hasil penelitian (2015)

Dari tabel 10 diatas diketahui variabel - Hasil Uji F didapat nilai significance
dengan nilai significance di atas 0,05 atau 5% sebesar 0,042<0,05 yang berarti variabel
adalah variabel Man (X2) sebesar 0,014 yang independen secara simultan berpengaruh
berarti variabel ini berpengaruh signifikan pada variabel dependen
terhadap variabel Kinerja. ketiga variabel yang - Hasil Uji Goodness of Fit menjelaskan
lain secara parsial tidakberpengaruh terhadap bahwa model regresi layak untuk
variabel kinerja. digunakan, karena data hasil penelitian
berada sekitar garis estimasi regresi.
V. PENUTUP - Koefisien determinasi yang disesuaikan
Berdasarkan hasil penelitian dan atau Adjusted R Square ( R 2) sebesar
pembahasan maka dapat ditarik beberapa 0,208 atau 20,8%, berarti Kinerja PT.
kesimpulan terkait penerapan Sistem Yakult dipengaruhi secara bersama-
Manajemen Mutu ISO 9001:2008, sebagai sama oleh variabel Man dan sisanya
berikut: sebesar 79,2% dipengaruhi oleh faktor
1. Hasil analisis tingkat kesesuaian Sistem lain diluar model regresi.
Manajemen Mutu PT. Yakult terhadap 4. Dari hasil analisis parsial terhadap
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 koefisien-koefisien regresi diperoleh bahwa
berada pada tingkatan Sangat Sesuai Man, berpengaruh secara signifikan,
dengan tingkat kesesuaian 70%. sedangkan Material, Machine, Environment
2. Dari hasil analisis kinerja diperoleh bahwa tidak berpengaruh.
skor Kinerja PT. Yakult adalah 90,05%; hal Sedangkan saran-saran yng dapat
ini berada pada katagori Sangat Baik. dsampaikan dalam penelitian ini adalaht:
3. Dari hasil analisa regresi berganda 1. Dari hasil analisis kesesuaian manajemen
diperoleh bahwa: PT. Yakult terhadap Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008, variabel Environment

7
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret

(X4) memiliki tingkat kesesuaian yang Badan Standardisasi Nasional. 2001. Sistem
paling rendah dibandingkan 3 (tiga) Manajemen Mutu – Persyaratan. SNI
variabel yang lain. Untuk itu disarankan hal ISO 9001:2008.
berikut: Tjiptono, Fandy. 2006. Prinsip-Prinsip Total
a. Lay-out & Identitas Area, dalam Quality Service. Yogyakarta: Andi
pelaksanaan di lapangan harus Offset
berdasarkan perencanaan yang telah Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007.
disepakati. Manajemen Sumber Daya Manusia
b. Temperatur & Kelembaban lingkungan Perusahaan. Bandung: PT. Remaja
perlu lebih diperhatikan. Rosdakarya.
c. ebersihan Area, perlu koordinasi pihak Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
internal dan eksternal untuk menjaga Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis.
kebersihan lingkungan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
d. Kecukupan Penerangan yaitu perlu Nasution. 2005. Prosedur Penelitian. Jakarta:
adanya standarisasi pengukuran yang Rineta Cipta.
berdasarkan pada standard penerangan Sallis, Edward. 2011. Total Quality
untuk aktivitas tertentu. Manajemen in Education. Jogjakarta:
2. Dari hasil analisis kinerja pada PT. MAK, Divapress Banguntapan.
walaupun secara umum telah Sangat Baik, Susilo, Joko. 2007. Kurikulum Tingkat
peningkatan perlu ditekankan pada variabel Satuan Pendidikan Manajemen
Biaya (Y1) dan Waktu (Y3) karena Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah
memiliki tingkat pencapaian kinerja yang Menyongsongnya. Yogyakarta : Pustaka
lebih rendah dibandingkan variabel Mutu Pelajar.
(Y2). Vincent, Gaspersz. 2005. Total Quality
Manajemen. Jakarta: Gramedia Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Utama
Badan Standardisasi Nasional. 2001. Sistem Yusuf, Munir. 2010. Pedoman Pengembangan
Manajemen Mutu – Dasar-Dasar dan Koleksi Badan Perpustakaan dan Arsip
Kosa Kata. SNI 19-9000-2001 Daerah. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Anda mungkin juga menyukai