Sosiology
Sosiology
Anggota Kelompok :
1. Andini Lestari Putri
2. Mochammad Azidane Alqofari
3. Muhamad Haikal Saputra
4. Muhammad Daffa Az Zikra
5. Raja Mahza Khairani
6. Sausan Aaliyah Ghaisani
XI MIPA 1
SMA NEGERI 1 TANJUGPINANG
Tahun 2023
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………………………….
Kasus penggunaan kopi sianida merupakan salah satu kejadian yang menarik
perhatian publik dan menjadi fokus penelitian dalam bidang kriminologi. Makalah ini
bertujuan untuk melakukan analisis kriminologi terhadap kasus penggunaan kopi sianida
dengan mempertimbangkan faktor-faktor sosial, psikologis, dan kriminologis yang terkait.
Penelitian ini memberikan wawasan yang mendalam tentang kasus penggunaan kopi
sianida dari perspektif kriminologi. Temuan-temuan ini dapat memberikan kontribusi dalam
upaya pencegahan dan penanggulangan tindak kriminal serupa di masa depan. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kasus ini, diharapkan
dapat dikembangkan strategi yang lebih efektif dalam mengurangi insiden serupa serta
meningkatkan keamanan dan kesejahteraan masyarakat.
Pada kasus kopi sianida dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso dalam hal ini
Jessica adalah pihak yang mengundang teman lamanya yaitu Mirna dan Hani untuk bertemu
di cafe olivier yang berada di salah satu tempat perbelanjaan di Jakarta. Sebagai seorang tamu
Mirna dan Hani menghadiri undangan dari Jessica di cafe olivier. Selaku tuan rumah
mengundang orang lain sebagai tamunya dengan maksud untuk mencelakai tamu tersebut
merupakan perbuatan yang salah dan jelas menyalahi etika kesopanan dalam pergaulan. Hal
ini berarti Jessica sudah menyalahi norma atau nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat yaitu
tidak memuliakan tamunya. Perbuatannya tersebut Jessica dijatuhi hukum penjara selama 20
tahun.
Kata kunci: analisis kriminologi, kopi sianida, faktor sosial, faktor psikologis, faktor
kriminologis, pencegahan kriminal
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia,
dan petunjuk-Nya yang senantiasa melimpah dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini
berjudul "Analisa Kriminologi Mengenai Kasus Kopi Sianida" dan bertujuan untuk
melakukan analisis mendalam terhadap sebuah kasus yang menarik perhatian dalam bidang
kriminologi. Kami mengucapkan terimakasih terutama kepada guru pembimbing mata
pelajaran ini yaitu, ibu Rimi Sekendri, S.Sos yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Makalah ini kami susun sebagai tugas sosiologi guna memperdalam pemahaman kami dalam
kasus kasus pembunuhan dan kriminalitas. Kami berharap bahwa makalah ini dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan pengetahuan di bidang kriminalitas serta
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu kejahatan yang ada di sekitar kita.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode penelitian studi dokumen
dengan mengumpulkan data dari sumber-sumber yang terpercaya dan relevan. Data yang
terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan kriminologi guna
memahami faktor-faktor yang terkait dengan kasus yang menjadi fokus penelitian.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari keterbatasan-keterbatasan, baik dalam
hal waktu, sumber informasi, maupun pengetahuan yang kami miliki. Namun, kami berusaha
semaksimal mungkin untuk menyajikan informasi yang akurat, jelas, dan bermanfaat bagi
pembaca.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang
lebih baik lagi. Kami juga berharap bahwa makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi
pembaca dalam mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang isu-isu kriminalitas
yang relevan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pertama, latar belakang sosial dan ekonomi memainkan peran penting dalam mempengaruhi
kriminalitas. Faktor-faktor seperti kemiskinan, ketimpangan ekonomi, ketidaksetaraan sosial,
dan kurangnya kesempatan ekonomi dapat menciptakan kondisi yang memicu kejahatan.
Selain itu, permasalahan sosial seperti pengangguran, segregasi sosial, dan gangguan sosial
juga berkontribusi terhadap motivasi individu untuk terlibat dalam perilaku kriminal.
Selanjutnya, faktor budaya dan lingkungan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap
kriminalitas. Budaya kekerasan, pengaruh media yang negatif, serta akses yang mudah
terhadap senjata atau obat-obatan terlarang dapat meningkatkan insentif individu untuk
terlibat dalam kejahatan. Selain itu, kondisi lingkungan fisik yang buruk, perumahan yang
tidak layak, dan daerah terpinggirkan juga dapat memperburuk situasi dan meningkatkan
tingkat kriminalitas.
Oleh karena itu, alasan kami ingin menganalisa kasus Kopi Sianida karena kasus ini jarang
sekali terjadi di Indonesia dan saat kasus itu terjadi, masyarakat Indonesia ramai yang
membahas mengenai kasus ini baik secara langsung maupun dalam sosial media.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah di uraikan di atas, berikut rumusan masalah
yang dapat diambil dari kasus tersebut:
1. Apa latar belakang dan kronologi kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica dan
Mirna?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan kami mengambil penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis latar belakang dan kronologi kasus kopi sianida yang melibatkan
Jessica dan mirna.
1.4 Manfaat
Berikut manfaat yang di dapat dari membaca makalah ini, yaitu:
Bagi penulis:
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi hal yang bermanfaat dalam menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam merancang penelitian terhadap masalah yang
menjadi topik perbincangan yaitu mengenai analisis kriminologi mengenai kasus kopi
sianida.
Bagi pembaca:
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi hal yang bermanfaat dalam menambah
pengetahuan untuk memberi pemahaman mengenai analisis kriminologi dan kasus
pembunuhan berencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kriminalitas mencakup beragam jenis kejahatan, termasuk tetapi tidak terbatas pada
pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, penipuan, pencurian, penyalahgunaan
narkoba, vandalisme, pelanggaran lalu lintas, kekerasan domestik, dan kejahatan
siber. Kejahatan ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, mulai dari tingkat individu
hingga kelompok terorganisir.
Pemberantasan kriminalitas menjadi tujuan utama sistem hukum dalam setiap negara.
Hukum pidana dan peraturan yang ada bertujuan untuk menjaga ketertiban sosial dan
melindungi hak-hak individu. Ketika seseorang terlibat dalam kejahatan, mereka
dapat dituntut secara hukum dan dikenakan sanksi seperti penjara, denda,
pengawasan, atau hukuman lainnya, tergantung pada tingkat kejahatan dan yurisdiksi
yang berlaku.
Selain sistem hukum, upaya pencegahan kriminalitas juga penting dalam mengurangi
tingkat kejahatan dalam masyarakat. Ini melibatkan langkah-langkah seperti
meningkatkan keamanan fisik dan kehadiran polisi, pendidikan masyarakat tentang
hukum dan kesadaran akan konsekuensi kejahatan, pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, serta pengembangan program rehabilitasi bagi para pelaku kejahatan.
2.1.2 Pengertian menurut para ahli:
Menurut Kartono
dalam buku Patologi Sosial (1999), kriminalitas adalah segala sesuatu
perbuatan yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial,
sehingga masyarakat menentangnya.
Menurut R Soesilo
Ia berpandangan bahwa secara yuridis memberikan arti kriminalitas
(kejahatan) sebagai suatu perbuatan atau tingkah laku yang bertentangan
dengan undang-undang. Kemudian secara sosiologis, ia memberikan
pengertian bahwa kriminalitas adalah perbuatan atau tingkah laku yang selain
merugikan penderita atau korban.
1. Faktor Sosial
Faktor-faktor sosial memainkan peran penting dalam mempengaruhi tingkat
kriminalitas dalam masyarakat. Beberapa faktor sosial yang dapat menjadi penyebab
kriminalitas antara lain:
c. Pengaruh teman sebaya dan kelompok: Individu yang terlibat dalam kelompok atau
lingkungan yang mempromosikan perilaku kriminal cenderung terpengaruh oleh
norma-norma kelompok tersebut. Tekanan dari teman sebaya dan dorongan untuk
memperoleh status sosial di dalam kelompok dapat mendorong individu untuk terlibat
dalam kegiatan kriminal.
2. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga memiliki peran yang signifikan dalam mempengaruhi tingkat
kriminalitas. Beberapa faktor ekonomi yang dapat menjadi penyebab kriminalitas
adalah:
3. Faktor Lingkungan
f. Konflik sosial: Lingkungan dengan konflik sosial yang tinggi, seperti daerah
dengan ketegangan antara kelompok etnis atau agama, dapat berdampak negatif
terhadap tingkat kriminalitas. Konflik sosial seringkali menciptakan suasana yang
tidak stabil dan memicu konfrontasi antara kelompok-kelompok yang terlibat,
yang pada akhirnya dapat menghasilkan tindakan kejahatan.
3.Melanggar hukum dan norma etika: Pembunuhan dalam banyak konteks dianggap
sebagai tindakan yang melanggar hukum dan bertentangan dengan norma etika yang
berlaku di masyarakat. Setiap yurisdiksi memiliki hukum yang mengatur pembunuhan
dan memberikan konsekuensi hukum bagi pelakunya.
4. Niat yang jelas: Pembunuhan melibatkan adanya niat yang jelas untuk
menghilangkan nyawa seseorang. Niat ini dapat bervariasi, termasuk pembunuhan
dengan motif kebencian, dendam, keuntungan pribadi, atau motif lainnya yang
mendorong individu atau kelompok untuk melakukan tindakan tersebut.
5. Pelaku individu atau kelompok: Pembunuhan dapat dilakukan oleh individu tunggal
atau dalam kerjasama dengan kelompok. Ini mencakup kasus pembunuhan individu,
pembunuhan berencana oleh geng atau kelompok kriminal terorganisir, atau
pembunuhan yang dilakukan sebagai bagian dari aksi terorisme.
Pembunuhan adalah tindakan yang serius dan melanggar hak asasi manusia dasar untuk
hidup. Konsep pembunuhan mencakup tindakan yang disengaja atau sengaja menghilangkan
nyawa seseorang, melanggar hukum dan norma etika, dan melibatkan niat yang jelas.
Penting untuk diingat bahwa pembunuhan adalah tindakan ilegal dan sering kali berdampak
luas terhadap korban, keluarga korban, dan masyarakat secara keseluruhan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Tanjung Pinang, 10 April 2023 dengan lokasi kejadian
kasus di Jakarta Pusat. Penelitian ini mengambil peristiwa yang terjadi di Kafe Olivier,
Jakarta Pusat.
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif yang dimana bisa mengumpulkan
data melalui diskusi ataupun dengan percakapan. Penelitian ini juga menggunakan metode
studi dokumen, yang dimana studi dokumen dalam penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang melibatkan analisis dan interpretasi dokumen tertulis atau rekaman lainnya
yang relevan dengan topik penelitian. Metode ini dapat digunakan untuk memperoleh
pemahaman yang mendalam tentang isu, fenomena, atau konteks tertentu yang
terdokumentasikan dalam dokumen-dokumen yang ada. Oleh karena itu penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan bagian studi dokumen.
Penelitian ini menggunakan sumber dari data sekunder, data sekunder adalah data yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain atau telah ada sebelumnya untuk tujuan lain, namun dapat
digunakan kembali dalam penelitian. Data ini tidak dikumpulkan langsung oleh peneliti,
melainkan berasal dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder dapat mencakup data
statistik, data survei, data administratif, laporan penelitian sebelumnya, atau sumber-sumber
lain yang tersedia dalam bentuk tertulis, elektronik, atau dalam format lainnya. Sumber data
sekunder ini juga memudahkan peneliti untuk mengumpulkan dan menganalisis hasil
penelitian.
Data sekunder dapat digunakan dalam penelitian untuk tujuan analisis, verifikasi, atau
pembandingan. Maka dari itu penelitian ini dibuat dengan mengambil sumber artikel dari
internet yang berjudul “Kopi Sianida, Kematian Mirna dan Vonis Jessica Wongso”. Penulis
mengangkat kasus ini karena kejadian ini merupakan salah satu konflik kriminalitas dan
pembunuhan yang mengegerkan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dokumen adalah
metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari dokumen tertulis atau cetak, termasuk
jurnal, laporan, dokumen hukum, rekaman publik, surat kabar, dan sumber lainnya. Pengumpulan data
dokumen sering digunakan dalam penelitian, analisis kriminologi, studi sejarah, dan evaluasi
kebijakan.
Proses pengumpulan data dengan dokumen melibatkan penelusuran, pengumpulan, dan
analisis dokumen yang relevan dengan topik penelitian atau analisis yang sedang dilakukan.
Dokumen-dokumen tersebut kemudian dianalisis secara sistematis untuk mengidentifikasi
pola, tren, temuan, atau informasi penting yang dapat digunakan dalam konteks penelitian.
Selama proses ini, peneliti perlu memastikan keandalan dan kevalidan dokumen yang
digunakan, serta melakukan evaluasi kritis terhadap sumber-sumber yang digunakan.
Pengumpulan data dengan dokumen dapat memberikan keuntungan seperti akses ke
informasi yang luas, analisis data yang tidak memerlukan interaksi langsung dengan
partisipan, dan penggunaan data yang telah ada secara efisien. Namun, penting untuk diingat
bahwa dokumen dapat memiliki keterbatasan, seperti bias yang mungkin ada dalam
penulisan, ketidakkonsistenan data, atau kekurangan informasi yang relevan. Oleh karena itu,
peneliti harus melakukan verifikasi sumber dan mempertimbangkan konteks di mana
dokumen tersebut dihasilkan.
Secara keseluruhan, pengumpulan data dengan dokumen adalah metode yang efektif untuk
memperoleh informasi dan data yang berharga dalam konteks penelitian atau analisis.
Dengan melibatkan penelusuran, pengumpulan, dan analisis dokumen yang relevan, peneliti
dapat menggali wawasan yang signifikan dan mendalam terkait topik yang diteliti atau
dianalisis.
Analisis kualitatif adalah proses interpretasi dan pemahaman data yang dikumpulkan dalam
bentuk deskriptif, naratif, atau tematis. Dalam analisis kualitatif, peneliti tidak berfokus pada
pengukuran numerik atau statistik, tetapi lebih pada pemahaman makna dan konteks data
yang diperoleh.
2. Identifikasi tema: Tema-tema atau pola-pola umum dalam data diidentifikasi dengan
menggunakan teknik analisis seperti coding atau tematik analisis.
3. Interpretasi data: Data diinterpretasikan untuk memahami konteks dan makna yang
terkandung dalam data. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik seperti
triangulasi atau analisis naratif.
Analisis kualitatif memberikan kebebasan kepada peneliti untuk memahami makna dan
kompleksitas data yang dikumpulkan, sehingga dapat memberikan wawasan yang mendalam
tentang fenomena yang diteliti. Dalam analisis kualitatif, penting untuk menjaga ketelitian,
konsistensi, dan validitas interpretasi agar temuan yang dihasilkan dapat diandalkan dan
bermakna.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Deskripsi lokasi penelitian adalah gambaran yang mendetail dan objektif tentang tempat di
mana penelitian dilakukan. Deskripsi ini mencakup informasi tentang karakteristik fisik,
geografis, demografis, sosial, dan budaya dari lokasi tersebut. Deskripsi yang baik akan
membantu pembaca atau pembacaan penelitian memahami konteks geografis dan sosial di
mana penelitian dilakukan, dan memahami dampak yang mungkin terjadi pada temuan dan
kesimpulan penelitian.
Penelitian ini dilakukakan di SMAN 1 Tanjung Pinang adalah sebuah sekolah menengah atas
yang terletak di kota Tanjung Pinang, provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Sekolah ini
berlokasi di Jalan Yos Sudarso No. 55, yang merupakan jalan utama di kota tersebut.
SMAN 1 Tanjung Pinang merupakan salah satu sekolah menengah atas terkemuka di daerah
tersebut. Sekolah ini memiliki fasilitas yang memadai, termasuk ruang kelas, laboratorium,
perpustakaan, dan fasilitas olahraga. SMAN 1 Tanjung Pinang juga memiliki lingkungan
yang kondusif untuk pembelajaran, dengan tenaga pendidik yang berkualifikasi tinggi.
Penelitian ini mengambil lokasi kejadian tempat di Jakarta Pusat. Jakarta Pusat sendiri adalah
salah satu dari kabupaten/kota yang membentuk wilayah administrasi kota Jakarta. Wilayah
Jakarta Pusat memiliki luas sekitar 48,17 km persegi dan terletak di bagian tengah dari
wilayah administrasi Jakarta dan merupakan pusat pemerintahan dan kegiatan bisnis di kota
ini.
Korban:
Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, anak seorang pengusaha. Ayahnya, Edi Darmawan
Salihin, memiliki beberapa perusahaan di Jakarta. Mirna juga memiliki perusahaan
milik ayahnya. Dia bersekolah di Jubilee School di Jakarta Utara dan melanjutkan
pendidikannya di Australia. Setelah lulus, Mirna bekerja di dua perusahaan desain.
Pada bulan November 2015, Mirna menikah dengan Arief Soemarko di Bali,
Indonesia, setelah sebelumnya berpacaran selama 10 tahun. Mirna dan Arief diketahui
mulai berpacaran sejak berada di Australia. Saat itu, Mirna tinggal di Sydney,
sedangkan Arief di Melbourne. Mirna juga diketahui memiliki saudara kembar yang
bernama Sendy Salihin.
Kronologi:
Ada beberapa kronologi yang berbeda dalam kasus pembunuhan ini. Menurut Jessica,
teman Mirna, mereka bertemu di Kafe Olivier pada pukul 17.00 setelah beberapa
persiapan. Mereka memesan minuman, dan Mirna meminum kopi Vietnam yang
tampaknya aneh. Mirna kemudian meminta air putih dan segera setelah itu dia mulai
merasa sakit. Jessica dan Hani, teman Mirna lainnya, berusaha membantu, tapi Mirna
semakin buruk dan akhirnya dibawa ke rumah sakit, di mana dia meninggal.
Penyelidikan Kepolisian:
Awalnya, keluarga Mirna tidak mengizinkan otopsi, tetapi setelah penjelasan dari
polisi, mereka mengizinkannya. Polisi melakukan prarekonstruksi di kafe tempat
kejadian dan meminta keterangan dari saksi-saksi termasuk keluarga Mirna, Jessica,
dan Hani. Mereka juga memeriksa rumah Jessica dan mencari bukti tambahan.
Tersangka:
Setelah hampir satu bulan sejak kematian Wayan Mirna Salihin, polisi akhirnya
mengumumkan pelaku pembunuhan berencana ini. Jessica Kumala Wongso
ditetapkan sebagai tersangka pada tanggal 29 Januari 2016 pukul 23:00 WIB. Jessica
yang diketahui sebagai teman Mirna yang juga memesankan minuman, ditangkap
keesokan harinya di Hotel Neo Mangga Dua Square, Jakarta Utara, pada tanggal 30
Januari 2016 pukul 07:45 WIB. Setelah menjalani pemeriksaan selama 13 jam sebagai
tersangka, Jessica pun ditahan oleh pihak kepolisian.
Kontroversi:
Beberapa kontroversi muncul terkait kasus ini, seperti rekaman CCTV yang tidak
menunjukkan dengan jelas bahwa Jessica menuangkan sianida ke dalam minuman
Mirna. Selain itu, ada juga pesan WhatsApp yang beredar dan foto yang mengaitkan
Jessica dan Mirna. Namun, Jessica membantah tuduhan tersebut.
Persidangan:
Setelah beberapa kali persidangan, Jessica dijatuhi vonis 20 tahun penjara atas
tuduhan pembunuhan dengan menggunakan sianida. Vonis tersebut diberikan
berdasarkan bukti yang menyatakan bahwa Jessica bertanggung jawab atas perbuatan
tersebut.
Dalam persidangan kasus ini, telah dihadirkan beberapa saksi ahli yang memberikan
keterangan terkait keahliannya untuk membantu penyelidikan kasus dan menemukan
bukti tentang penyebab kematian Mirna, serta untuk menentukan apakah terdakwa
Jessica bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan.
Namun, kasus pembunuhan Mirna menjadi sulit untuk dibuktikan karena jenazah
tidak dilakukan autopsi. Autopsi adalah pemeriksaan menyeluruh pada tubuh orang
yang meninggal untuk mengetahui penyebab kematian. Dalam kasus ini, autopsi
tidak dilakukan secara menyeluruh karena jenazah Mirna sudah dalam kondisi
diawetkan dan dirias. Penyidik hanya meminta pengambilan sampel dari lambung,
empedu, hati, dan urine. Hal ini menjadi tantangan dalam pembuktian kasus ini.
Dalam kasus pembunuhan Mirna, beberapa saksi ahli telah memberikan keterangan
di sidang sesuai dengan keahlian mereka. Saksi ahli merupakan orang yang memiliki
pengetahuan khusus tentang suatu hal yang berhubungan dengan perkara pidana
yang sedang diperiksa. Keterangan ahli tersebut menjadi petunjuk bagi hakim untuk
memberikan putusan.
Keterlibatan ahli dalam kasus ini penting untuk mengungkap kebenaran. KUHAP
memberikan wewenang kepada penyidik untuk meminta keterangan ahli jika
diperlukan. Keterangan ahli dianggap sebagai alat bukti yang sah dalam persidangan.
Seorang ahli memberikan keterangan berdasarkan pengetahuannya yang khusus
dalam bidang yang berhubungan dengan perkara yang sedang diperiksa.
Kata pengantar
Abstrak
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian bab sebelumnya,maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
2. Tantangan dalam pembuktian kasus ini muncul karena tidak dilakukannya autopsi
menyeluruh pada jenazah Mirna, yang mempengaruhi ketersediaan bukti yang cukup
untuk membuktikan penyebab kematian.
4. Meskipun terdapat kontroversi dan berbagai versi kronologi dalam kasus ini,
persidangan menghasilkan vonis 20 tahun penjara bagi Jessica Kumala Wongso atas
tuduhan pembunuhan dengan menggunakan sianida.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA