Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KAJIAN HERMENEUTIK PERJANJIAN LAMA II


YEHEZKIEL 37:1-14

Dosen:
Pdt. Lamberty Y Mandagi M.Th

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8


1. Christina Kawulur
2. Majesty Makamea
3. Helen kalempow
4. Kartika Manitik
5. Naftalia Tindas
6. Hiskia Loho

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON


FAKULTAS TEOLOGI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas berkat dan rahmatNya sehingga makalah yang
membahas tentang “Tafsiran Kitab Yehezkiel 37:1-14 ” dapat tersusun dan boleh selesai.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, terlepas dari semuanya itu kami menyadari
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan, tata bahasa maupun materinya.
Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Tomohon, 22 Mei 2023


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG UMUM
B. LATAR BELAKANG KHUSUS
C. PERBANDINGAN TEKS
BAB II PEMBAHASAN
A. KATA-KATA KUNCI
B. POKOK-POKOK PIKIRAN
C. TAFSIRAN
D. MAKNA TEOLOGIS DAN IMPLIKASI
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG UMUM

Kitab Yehezkiel (disingkat Yehezkiel; akronim Yeh.; bahasa Ibrani: ‫ ֵספֶר י ְ ֶחז ְ ֵקאל‬, translit. Sefer
Yekhezqel) merupakan salah satu kitab pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh
(atau Alkitab Ibrani). Dalam Perjanjian Lama, Kitab Yehezkiel merupakan bagian dalam
kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi besar. Sementara
dalam Alkitab Ibrani, kitab ini merupakan bagian dari kelompok Nevi’im, dan lebih tepatnya
dalam kelompok nabi-nabi akhir.
Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Yehezkiel bin Busi yang
merupakan imam dan nabi, terutama pada zaman pembuangan ke Babel, yaitu pada abad ke-6
SM. Nama “Yehezkiel” sendiri merupakan serapan dari bahasa Ibrani: ‫( י ְ ֶחז ְ ֵקאל‬Yekhezqel)
dengan pengaruh pengejaan dari padanan dalam bahasa Yunani Ἰεζεκιήλ (Iezekiḗl), yang
diperkirakan merupakan gabungan dari kata ‫( י ֶ ֱחז ַק‬yekhezak, akan menjadi kuat) atau ‫יְחֵַּזק‬
(yechazek, har. Akan menguatkan) atau ‫( יְחַֻּזק‬yekhuzak, har. Akan dikuatkan) dan juga kata
‫( אֵל‬el, har. “Allah/Tuhan”),sehingga nama ini kurang lebih berarti “Allah sumber kekuatan”,
“Allah yang menguatkan”, atau “yang dikuatkan Allah”.Kitab Yehezkiel umumnya berisi
nubuat-nubuat yang disampaikan oleh nabi besar Yehezkiel ketika berada dalam pembuangan
di Babel setelah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 SM, yaitu dari bulan Juli 593 SM –
April 571 SM.Pesannya ditujukan kepada orang-orang yang dibuang di Babel dan mereka
yang tinggal di Yerusalem. Kitab Yehezkiel menggambarkan pembaruan-pembaruan dari
nubuat-nubuat atas Israel.Kisah hidup Yehezkiel juga diceritakan dalam kitab ini. Sebelum
menjadi nabi, ia adalah seorang imam yang melayani di Bait Allah (Yehezkiel 1:3). Ia
muncul setelah masa Nabi Yeremia yang menubuatkan hukuman atas Yehuda sebagai
penegakkan keadilan Allah kepada umat. Yehezkiel dibawa dalam ke pembuangan pada masa
pembuangan pertama Yehuda pada tahun 597 SM dan selama di dalam pembuangan ia mulai
bernubuat tentang penekanan kembali perjanjian antara Allah dan umat Israel.Di dalam kitab
ini, Yehezkiel sering kali dipanggil Allah dengan sebutan “anak manusia”. Sebutan atau gelar
ini mungkin menitikberatkan pada kerendahan Yehezkiel sebagai seorang manusia
biasa.Menurut John Bright, pada waktu Yehezkiel masih muda ia sudah mendengar “keluh
kesah” dari nabi Yeremia di Yerusalem.Yehezkiel digambarkan sebagai orang yang teguh
imannya dan hebat daya khayalnya. Sebagian besar dari pesannya didapatnya melalui
penglihatan-penglihatan, dan dinyatakannya dengan perbuatan yang merupakan lambang
yang jelas bagi bangsa Israel. Yehezkiel menekankan perlunya pembaharuan hati dan jiwa,
serta tanggung jawab setiap orang atas dosa-dosanya sendiri. Ia juga menyatakan harapannya
akan pembaharuan hidup bagi bangsa Israel. Sebagai imam dan juga selaku nabi, Yehezkiel
memberi perhatian khusus kepada Bait Allah dan pentingnya hidup menurut kehendak
Tuhan.Nabi Yehezkiel diangkut ke pembuangan di Babylon pada tahun 597 dia adalah
seorang imam. Pada tahun 593 seb.Kr.,dia terpanggil sebagai seorang nabi. Sampai tahun 587
seb.Kr., dia menubuatkan jatuhnya kota Yerusalem, dan sesudah tahun ini, dia menubuatkan
kelepasan Israel. Dalam fasal 40-48 dia membuat rencana-rencana tentang pembaharuan
bangsa Israel di Palestina. Di dalam tampilnya dia sebagai nabi ada terdapat unsur- unsur
ekstatis dan pengalaman-pengalaman psychis-physis lain. Dia menitik-beratkan arti hari
Sabat dan Bait Allah. Di dalam kitab Yehezkiel terdapat nubuat-nubuat dan pengalaman-
penga- laman pribadi.

Ada empat unsur, yaitu:


1. Konfessiones,
2. Nubu- at-nubuat melawan Israel
3. Nubuat-nubuat melawan bangsa- bangsa,
4. Unsur-unsur muda.
Nama-lengkap nabi ini ialah Yehezkiel bin Busi. Dia sering- kali dipanggil oleh Allah dengan sebutan
"anak manusia", suatu gelar yang menitik-beratkan kerendahan Yehezkiel sebagai seorang manusia
saja. Yehezkiel hidup pada masa yang sama dengan masa Yeremia, tetapi meskipun demikian, mereka
berdua tidak saling mempengaruhi. Mungkin relasi antara kedua orang ini kurang begitu baik, lebih-
lebih sesudah Yehezkiel tertawan di Babylon, hubungan antara kedua orang ini tidak mungkin lagi.

B. LATAR BELAKANG KHUSUS


Yehezkiel 37:1-14, nabi Yehezkiel mendapatkan penglihatan tentang tulang-tulang yang
dihidupkan, tentang kebangkitan Israel. Nabi Yehezkiel ini dipakai Tuhan untuk melayani
umatNya yang saat itu ada dalam pembuangan di Babel. Yehezkiel amat gencar menyuarakan
pertobatan umat dari kehancural moral (penindasan terhadap yang lemah) dan ketidaksetiaan
terhadap Allah (mengandalkan bangsa Asyur daripada Allah, ibadah hanya sebagai rutinitas
tanpa makna).
Nubuat nabi Yehezkiel tentang kebangkitan Israel dalam perikop ini disampakaikan setelah
±10 tahun dalam pembuangan di Babel. Pada saat itu Bait Allah telah dihancurkan oleh
bangsa Babel, hal ini berarti secara politik mereka kalah dan secara spiritual mereka
kehilangan hubungan yang baik dengan Allah. Sebab Bait Allah saat itu memiliki fungsi
keagaaman yang paling utama, menjadi pusat kehidupan keagamaan umat Israel. Di tengah
kondisi seperti ini Yehezkiel mewartakan masa depan yang baru yang akan dilakukan Allah.
Hal ini tentunya menjadi sebuah berita sukacita bagi bangsa Israel dalam pembuangan.
Yehezkiel mendapatkan penglihatan, bahwa saat itu dia dibawa oleh Roh Allah dan
ditempatkan di tengah-tengah lembah yang penuh dengan tulang-tulang kering yang
berserakan dimana-mana. Dalam PL tulang dipahami sebagai lambang kekuatan dan daya
topang hidup manusia. Tulang-tulang kering yang berserakan di lembah ini bisa jadi karena
peperangan antara Israel Utara dan Israel Selatan karena saat itu kondisi bangsa Israel
terpecah menjadi dua. Kedua kubu ini meninggalkan Tuhan dan masing-masing membangun
kekuatannya sendiri untuk membinasakan. Maka banyak dari antara mereka yang mati karena
peperangan itu.
C. PERBANDINGAN TEKS

Ayat TEKS ASLI NIV LAI-TERJEMAHAN BARU


1 ἐγένετο ἐν τῷ τριακοστῷ ἔτει In my thirtieth year, in the fourth Lalu kekuasaan Tuhan meliputi
τετάρτῳ μηνὶ πέμπτῃ τοῦ month on the fifth day, while I was aku dan Ia membawa aku ke luar
μηνὸς καὶ ἐγὼ ἤμην ἐν μέσῳ among the exiles by the Kebar dengan perantaraan Roh-Nya dan
τῆς αἰχμαλωσίας ἐπὶ τοῦ River, the heavens were opened menempatkan aku di tengah-
ποταμοῦ τοῦ Χοβάρ, καὶ and I saw visions of God. tengah lembah, dan lembah ini
ἠνοίχθησαν οἱ οὐρανοί, καὶ penuh dengan tulang-tulang.
εἶδον ὁράσεις θεοῦ.
2 πέμπτῃ τοῦ μηνός, τοῦτο τὸ On the fifth of the month—it was Ia membawa aku melihat tulang-
ἔτος τὸ πέμπτον τῆς the fifth year of the exile of King tulang itu berkeliling-keliling dan
αἰχμαλωσίας τοῦ βασιλέως Jehoiachin sungguh, amat banyak bertaburan
Ἰωακείμ, καὶ ἐγένετο λόγος di lembah itu; lihat, tulang-tulang
Κυρίου πρὸς Ἰεζεκιὴλ υἱὸν itu amat kering.
Βουζεὶ τὸν ἱερέα ἐν γῇ
Χαλδαίων ἐπὶ τοῦ ποταμοῦ
τοῦ Χοβάρ.
3 καὶ ἐγένετο ἐπ᾽ ἐμὲ χεὶρ the word of the Lord came to Lalu Ia berfirman kepadaku: ”Hai
Κυρίου, Ezekiel the priest, the son of Buzi, anak manusia, dapatkah tulang-
by the Kebar River in the land of tulang ini dihidupkan kembali?”
the Babylonians. a There the hand Aku menjawab: ”Ya Tuhan
of the Lord was on him. Allah, Engkaulah yang
mengetahui!”
4 καὶ ἴδον, καὶ ἰδοὺ πνεῦμα I looked, and I saw a windstorm Lalu firman-Nya kepadaku:
ἐξαῖρον ἤρχετο ἀπὸ βορρᾶ, καὶ coming out of the north—an ”Bernubuatlah mengenai tulang-
νεφέλη μεγάλη ἐν αὐτῷ, καὶ immense cloud with flashing tulang ini dan katakanlah
φέγγος κύκλῳ αὐτοῦ καὶ πῦρ lightning and surrounded by kepadanya: Hai tulang-tulang
ἐξαστράπτον, καὶ ἐν τῷ μέσῳ brilliant light. The center of the fire yang kering, dengarlah firman
αὐτοῦ ὡς ὅρασις ἠλέκτρου ἐν looked like glowing metal Tuhan!
μέσῳ τοῦ πυρὸς καὶ φέγγος ἐν
αὐτῷ.
5 καὶ ἐν τῷ μέσῳ ὡς ὁμοίωμα and in the fire was what looked Beginilah firman Tuhan Allah
τεσσάρων ζῴων· καὶ αὕτη ἡ like four living creatures. In kepada tulang-tulang ini: Aku
ὅρασις αὐτῶν· ὁμοίωμα appearance their form was human memberi nafas hidup di dalammu,
ἀνθρώπου ἐπ᾽ αὐτοῖς. supaya kamu hidup kembali.
6 καὶ τέσσαρα πρόσωπα τῷ ἑνί, but each of them had four faces Aku akan memberi urat-urat
καὶ τέσσαρες πτέρυγες τῷ ἑνί· and four wings. padamu dan menumbuhkan
daging padamu, Aku akan
menutupi kamu dengan kulit dan
memberikan kamu nafas hidup,
supaya kamu hidup kembali. Dan
kamu akan mengetahui bahwa
Akulah Tuhan.”
7 καὶ τὰ σκέλη αὐτῶν ὀρθά, καὶ Their legs were straight; their feet Lalu aku bernubuat seperti
πτερωτοὶ οἱ πόδες αὐτῶν, καὶ were like those of a calf and diperintahkan kepadaku; dan
σπινθῆρες ὡς ἐξαστράπτων gleamed like burnished bronze. segera sesudah aku bernubuat,
χαλκός· καὶ ἐλαφραὶ αἱ kedengaranlah suara, sungguh,
πτέρυγες αὐτῶν, suatu suara berderak-derak, dan
tulang-tulang itu bertemu satu
sama lain.
8 καὶ χεὶρ ἀνθρώπου Under their wings on their four Sedang aku mengamat-amatinya,
ὑποκάτωθεν τῶν πτερύγων sides they had human hands. All lihat, urat-urat ada dan daging
αὐτῶν ἐπὶ τὰ τέσσαρα μέρη four of them had faces and wings, tumbuh padanya, kemudian kulit
αὐτῶν· καὶ τὰ πρόσωπα αὐτῶν menutupinya, tetapi mereka
τῶν τεσσάρων belum bernafas.
9 οὐκ ἐπεστρέφοντο ἐν τῷ and the wings of one touched the Maka firman-Nya kepadaku:
βαδίζειν αὐτά, ἕκαστον wings of another. Each one went ”Bernubuatlah kepada nafas
ἀπέναντι τοῦ προσώπου αὐτῶν straight ahead; they did not turn as hidup itu, bernubuatlah, hai anak
ἐπορεύοντο. they moved. manusia, dan katakanlah kepada
nafas hidup itu: Beginilah firman
Tuhan Allah: Hai nafas hidup,
datanglah dari keempat penjuru
angin, dan berembuslah ke dalam
orang-orang yang terbunuh ini,
supaya mereka hidup kembali.”
10 καὶ ὁμοίωσις τῶν προσώπων Their faces looked like this: Each Lalu aku bernubuat seperti
αὐτῶν· πρόσωπον ἀνθρώπου of the four had the face of a human diperintahkan-Nya kepadaku.
καὶ πρόσωπον λέοντος ἐκ being, and on the right side each Dan nafas hidup itu masuk di
δεξιῶν τοῖς τέσσαρσιν, καὶ had the face of a lion, and on the dalam mereka, sehingga mereka
πρόσωπον μόσχου ἐξ left the face of an ox; each also had hidup kembali. Mereka
ἀριστερῶν τοῖς τέσσαρσιν, καὶ the face of an eagle. menjejakkan kakinya, suatu
πρόσωπον ἀετοῦ τοῖς tentara yang sangat besar.
τέσσαρσιν,
11 καὶ αἱ πτέρυγες αὐτῶν Such were their faces. They each Firman-Nya kepadaku: ”Hai anak
ἐκτεταμέναι ἄνωθεν τοῖς had two wings spreading out manusia, tulang-tulang ini adalah
τέσσαρσιν, ἑκατέρῳ δύο upward, each wing touching that of seluruh kaum Israel. Sungguh,
συνεζευγμέναι πρὸς ἀλλήλας, the creature on either side; and mereka sendiri mengatakan:
καὶ δύο ἐπεκάλυπτον ἐπάνω each had two other wings covering Tulang-tulang kami sudah
τοῦ σώματος αὐτῶν. its body. menjadi kering, dan pengharapan
kami sudah lenyap, kami sudah
hilang.
12 καὶ ἑκάτερον κατὰ πρόσωπον Each one went straight ahead. Oleh sebab itu, bernubuatlah dan
αὐτοῦ ἐπορεύετο· οὗ ἂν ἦν τὸ Wherever the spirit would go, they katakan kepada mereka:
πνεῦμα πορευόμενον would go, without turning as they Beginilah firman Tuhan Allah:
ἐπορεύοντο, καὶ οὐκ went. Sungguh, Aku membuka kubur-
ἐπέστρεφον. kuburmu dan membangkitkan
kamu, hai umat-Ku, dari
dalamnya, dan Aku akan
membawa kamu ke tanah Israel.
13 καὶ ἐν μέσῳ τῶν ζῴων ὅρασις The appearance of the living Dan kamu akan mengetahui
ὡς ἀνθράκων πυρὸς creatures was like burning coals of bahwa Akulah Tuhan, pada saat
καιομένων, ὡς ὄψις λαμπάδων fire or like torches. Fire moved Aku membuka kubur-kuburmu
συστρεφομένων ἀνὰ μέσον back and forth among the dan membangkitkan kamu, hai
τῶν ζῴων καὶ φέγγος τοῦ creatures; it was bright, and umat-Ku, dari dalamnya.
πυρός, καὶ ἐκ τοῦ πυρὸς lightning flashed out of it.
ἐξεπορεύετο ἀστραπή.
14 Και τα ζώα έτρεχον και he creatures sped back and forth Aku akan memberikan Roh-Ku
ανέκαμπτον ως είδος του like flashes of lightning. ke dalammu, sehingga kamu
βεζέκ hidup kembali dan Aku akan
membiarkan kamu tinggal di
tanahmu. Dan kamu akan
mengetahui bahwa Aku, Tuhan,
yang mengatakannya dan
membuatnya, demikianlah firman
Tuhan.”

BAB II
PEMBAHASAN
A. KATA-KATA KUNCI

1. Tuhan Allah
2. Tulang-tulang
3. Anak manusia
4. Bernubuat

B. POKOK-POKOK PIKIRAN
1. Yehezkiel 37:1-10 : Penglihatan tentang kebangkitan dari maut menuju hidup
2. Yehezkiel 37:11-14 : Diterapkannya penglihatan ini pada keadaan orang-orang Yahudi yang
tengah ditimpa malapetaka dalam pembuangan

C. TAFSIRAN YEHEZKIEL 37:1-14


Yehezkiel 37:1-14
Penglihatan tentang kebangkitan dari maut menuju hidup (Yehezkiel 37:1-10)
I. Penglihatan tentang kebangkitan dari maut menuju hidup, dan itu kebangkitan yang mulia. Ini adalah
perkara yang sepenuhnya tidak dikenal oleh alam, dan begitu bertentangan dengan cara-cara kerjanya (a
privatione ad habitum non datur regressus – dari tidak ada menjadi memiliki tidaklah ada jalannya), hingga
tidak bisa terpikirkan oleh kita kecuali dengan firman Tuhan. Dan sebagian orang menegaskan dari
penglihatan ini, bahwa melalui firman itu pasti akan ada kebangkitan semua orang mati. “Sebab,” kata
mereka, “jika tidak demikian, kebangkitan itu tidak akan tepat dijadikan sebagai tanda untuk meneguhkan
iman mereka akan janji pembebasan dari Babel, sama seperti kedatangan Mesias disebutkan untuk
meneguhkan iman mereka berkenaan dengan pembebasan sebelumnya” (Yes. 7:14). Akan tetapi,
1. Apakah penglihatan itu benar-benar menegaskan adanya kebangkitan bagi semua orang atau tidak, tidak
diragukan lagi bahwa itu merupakan gambaran yang paling hidup tentang kebangkitan dalam tiga hal,
selain dari yang terutama dimaksudkan untuk menjadi tanda pembebasan bagi orang Yahudi. Kebangkitan
dalam tiga hal itu adalah,
(1) Kebangkitan jiwa-jiwa dari kematian dosa kepada hidup atau kebenaran, kepada hidup yang kudus,
sorgawi, rohani, dan ilahi, oleh kuasa anugerah ilahi yang menyertai firman Kristus (Yoh. 5:24-25).
(2) Kebangkitan jemaat Injil, atau suatu bagian dari jemaat Injil, dari keadaan yang menderita dan
teraniaya, terutama di bawah kuk Babel Perjanjian Baru, kepada kemerdekaan dan damai sejahtera.
(3) Kebangkitan tubuh pada akhir zaman, terutama tubuh-tubuh orang percaya yang akan bangkit kepada
hidup yang kekal.
2. Marilah kita amati perincian-perincian dari penglihatan ini.
(1) Keadaan yang menyedihkan dari tulang-tulang mati ini. Sang nabi dibuat,
[1] Melihat tulang-tulang itu dengan saksama. Melalui dorongan nubuat dan kuasa ilahi, ia, dalam
penglihatan, dibawa dan ditempatkan di tengah-tengah lembah, mungkin lembah yang dibicarakan dalam
pasal 3:22 itu, di mana Allah pada saat itu berbicara dengan dia. Dan lembah itu penuh dengan tulang-
tulang, tulang-tulang orang mati, tidak ditumpuk-tumpuk, seperti di kamar mayat, tetapi terserak di atas
permukaan tanah. Seolah-olah telah terjadi suatu pertempuran berdarah di sana, dan orang-orang yang
terbunuh dibiarkan begitu saja tanpa dikubur sampai semua daging dimakan habis atau membusuk, dan
tidak ada yang tersisa kecuali tulang-belulang, yang terputus satu dari yang lain dan berserakan di mana-
mana. Ia berkeliling-keliling melihat tulang-tulang itu, dan ia mengamati bukan saja bahwa tulang-tulang
itu sangat banyak (sebab sudah banyak orang yang pergi ke tempat arwah-arwah berkumpul), tetapi juga,
lihat, tulang-tulang itu amat kering, karena sudah lama terpapar sinar matahari dan angin. Sumsum tulang-
tulang yang sebelumnya masih segar (Ayb. 21:24), ketika baru mati beberapa saat, sekarang kehilangan
semua kelembabannya, dan menjadi kering seperti debu. Sekarang tubuh dijalin dengan tulang (Ayb.
10:11), tetapi nanti tulang-tulang itu sendiri tidak akan mempunyai pelindung lagi. Orang-orang Yahudi di
Babel adalah seperti tulang-tulang yang mati dan kering itu, tidak mungkin lagi untuk disatukan bersama-
sama, bahkan seperti tengkorak, lebih tidak mungkin lagi untuk dibentuk menjadi satu tubuh, apalagi
menjadi satu tubuh yang hidup. Akan tetapi, mereka terbaring tanpa dikubur di lembah terbuka, yang
membesarkan harapan-harapan akan ada kebangkitan bagi mereka, seperti kebangkitan dua orang saksi-
Nya (Why. 11:8-9). Tulang-tulang Gog dan Magog akan dikuburkan (39:12, 15), sebab kehancuran
mereka sudah sehabis-habisnya. Tetapi tulang-tulang Israel ada di lembah terbuka, di bawah mata Sorga,
sebab ada harapan untuk hari depan mereka.
[2] Sang nabi dibuat mengakui bahwa keadaan mereka mengenaskan, dan tidak dapat ditolong oleh kuasa
apa pun selain kuasa Allah sendiri (ay. 3): “Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan
kembali? Apakah itu mungkin? Dapatkah engkau merancang bagaimana melakukannya? Sanggupkah
pengetahuanmu menaruh hidup ke dalam tulang-tulang kering, atau hikmatmu memulihkan suatu bangsa
yang tertawan?” “Tidak,” kata sang nabi, “Aku tidak tahu bagaimana itu harus dilakukan, tetapi Engkaulah
yang mengetahui.” Ia tidak berkata, “Mereka tidak bisa hidup,” supaya ia tidak terkesan membatasi Yang
Mahakudus dari Israel. Tetapi, “Tuhan, Engkau tahu apakah mereka bisa hidup dan apakah mereka akan
hidup. Jika Engkau tidak menaruh hidup ke dalam diri mereka, maka sudah pasti mereka tidak bisa hidup.”
Perhatikanlah, Allah mengenal dengan sempurna kuasa-Nya sendiri dan tujuan-tujuan-Nya sendiri, dan
ingin supaya kita menyerahkan semuanya kepada kuasa dan tujuan-tujuan-Nya itu, dan melihat serta
mengakui bahwa pekerjaan-pekerjaan-Nya sungguhlah menakjubkan, sehingga semuanya itu tidak bisa
dikerjakan oleh hikmat atau kuasa apa pun selain hikmat dan kuasa-Nya saja.

(2) Sarana-sarana yang dipakai untuk mengumpulkan tulang-tulang yang terserak ini dan menghidupkan
kembali tulang-tulang yang mati dan kering ini. Itu harus dilakukan dengan nubuat. Yehezkiel
diperintahkan untuk bernubuat mengenai tulang-tulang ini (ay. 4, 9), untuk bernubuat kepada nafas hidup
itu. Jadi ia pun bernubuat seperti diperintahkan kepadanya (ay. 7, 10).
[1] Ia harus berkhotbah, dan ia melakukannya. Dan tulang-tulang yang mati itu menjadi hidup oleh kuasa
yang menyertai firman Allah yang dikhotbahkannya.

[2] Ia harus berdoa, dan ia melakukannya. Dan tulang-tulang yang mati itu dibuat hidup sebagai jawaban
atas doa. Sebab roh kehidupan masuk ke dalam tulang-tulang itu. Lihatlah betapa mujarabnya firman dan
doa, dan betapa perlunya kedua-duanya, untuk membangkitkan jiwa-jiwa yang mati. Allah memerintahkan
hamba-hamba-Nya untuk bernubuat mengenai tulang-tulang kering. Katakanlah kepada mereka, Hiduplah.
Ya, katakanlah kepada mereka, Hiduplah. Dan mereka pun menjadi seperti yang diperintahkan kepada
mereka. Berserulah kepada mereka berulang kali, Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman
TUHAN! Tetapi kita berseru dengan sia-sia, masih saja mereka mati, masih saja mereka sangat kering.
Oleh sebab itu, kita harus bersungguh-sungguh dengan Allah di dalam doa supaya Roh bekerja dengan
firman: Datanglah, hai nafas hidup! Dan embuskanlah napas pada mereka. Anugerah Allah dapat
menyelamatkan jiwa-jiwa tanpa pemberitaan kita, tetapi pemberitaan kita tidak dapat menyelamatkan
mereka tanpa anugerah Allah, dan anugerah itu harus dimohonkan dengan doa. Perhatikanlah, hamba-
hamba Tuhan harus dengan setia dan tekun menggunakan sarana-sarana anugerah, bahkan terhadap orang-
orang yang tampak kecil kemungkinannya untuk dimenangkan. Bernubuat kepada tulang-tulang kering
tampaknya merupakan laku tobat yang sangat berguna, ibarat menyirami sebuah batang yang kering.
Namun, apakah mereka mau mendengar atau menahan diri, kita harus menjalankan kepercayaan yang
diberikan kepada kita, harus bernubuat seperti yang diperintahkan kepada kita, di dalam nama Dia yang
membangkitkan orang mati dan yang merupakan sumber hidup.

(3) Dampak yang menakjubkan dari sarana-sarana ini. Orang-orang yang berbuat seperti yang
diperintahkan kepada mereka, seperti yang ditugaskan kepada mereka, berhadapan dengan kejadian-
kejadian yang sangat mengecilkan hati, tidak perlu meragukan keberhasilan, sebab Allah akan mengakui
dan memperkaya penugasan yang telah ditetapkan-Nya sendiri.

[1] Yehezkiel melihat ke bawah dan bernubuat kepada tulang-tulang di lembah, dan tulang-tulang itu pun
menjadi tubuh-tubuh manusia. Pertama, yang harus dia katakan kepada mereka adalah bahwa Allah akan
berhasil menghidupkan mereka kembali: Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini, kamu
akan hidup kembali (ay. 5 dan lagi ay. 6). Dan Dia yang mengucapkan perkataan, dengan demikian akan
melakukan pekerjaan yang dikatakan itu. Dia yang berkata, Mereka akan hidup, akan membuat mereka
hidup: Dia akan menutupi mereka dengan kulit dan daging (ay. 6), seperti yang dilakukan-Nya pada
mulanya (Ayb. 10:11). Dia yang menjadikan kita dengan dahsyat dan ajaib, dan yang membuat kita secara
mengherankan, dengan cara serupa dapat menjadikan kita baru, sebab lengan-Nya tidak kurang panjang.
Kedua, apa yang langsung dikerjakan untuk mereka adalah bahwa mereka dibentuk menjadi baru. Kita
dapat menduga bahwa sang nabi bernubuat dengan sangat hidup dan bersemangat, terutama ketika ia
mendapati bahwa apa yang dia katakan mulai terwujud. Perhatikanlah, membuka, memeteraikan, dan
menerapkan janji-janji, adalah sarana-sarana yang biasa bagi kita untuk ambil bagian dalam kodrat yang
baru dan ilahi. Pada waktu Yehezkiel bernubuat dalam penglihatan ini, kedengaranlah suara, suara
perintah, dari sorga, mendukung apa yang dia katakan. Atau suara itu menandakan gerakan para malaikat
yang akan dipekerjakan sebagai para pelayan dari Allah Sang Pemelihara dalam membebaskan orang-
orang Yahudi, dan kita membaca tentang suara sayap mereka (1:24) dan bunyi derap langkah mereka
(2Sam. 5:24). Dan, sungguh, suatu suara berderak-derak, atau suatu kegaduhan, terdengar di antara tulang-
tulang itu. Bahkan tulang-tulang yang mati dan kering sekalipun mulai bergerak ketika mereka dipanggil
untuk mendengar firman Tuhan. Hal ini digenapi ketika, setelah Koresh menyatakan pembebasan orang
Yahudi, orang-orang yang rohnya digerakkan Allah mulai berpikir untuk memanfaatkan kebebasan itu,
dan bersiap-siap untuk pergi. Ketika kedengaran suara, lihatlah, suara itu berderak-derak. Ketika Daud
mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau, maka ia bertindak cepat, dan pada saat itu
ada suara berderak-derak. Ketika Paulus mendengar suara yang berkata, Mengapakah engkau menganiaya
Aku? Lihat, tulang-tulang kering berderak-derak. Ia gemetar dan tertegun. Tetapi ini belum semuanya:
Tulang-tulang itu bertemu satu sama lain, di bawah pimpinan ilahi. Dan, meskipun dalam diri manusia ada
banyak tulang, namun tak satu tulang pun dari banyak orang yang terbunuh itu hilang, tak satu pun
kehilangan jalan, tak satu pun kehilangan tempat, tetapi, seolah-olah dengan naluri, tiap-tiap tulang
mengetahui dan menemukan temannya. Tulang-tulang yang terserak datang berkumpul bersama, dan
tulang-tulang yang sudah lepas dijalin bersama-sama, sebab kuasa ilahi memberikan persediaan kepada
tulang-tulang kering ini, yang di dalam tubuh yang hidup disediakan oleh tiap-tiap sendinya (Ef. 4:16,
KJV). Demikianlah yang akan terjadi pada kebangkitan orang-orang mati. Atom-atom yang tersebar akan
dibariskan dan disusun di dalam tempat dan susunan mereka yang benar, dan tulang-tulang itu bertemu
satu sama lain, oleh hikmat dan kuasa yang sama yang dengannya tulang-tulang itu pertama-tama dibentuk
dalam rahim seorang perempuan yang mengandung. Demikian pula yang terjadi dalam kembalinya orang-
orang Yahudi. Orang-orang yang tersebar di sejumlah penjuru negeri Babel datang ke keluarga mereka
masing-masing, dan semuanya, seolah-olah secara serempak, datang ke tempat perkumpulan bersama,
untuk kembali pulang. Secara perlahan-lahan urat-urat dan daging mendatangi tulang-tulang ini, dan kulit
menutupinya (ay. 8). Hal ini digenapi ketika para tawanan membawa serta harta benda mereka, dan
penduduk setempat menyokong mereka dengan perak, dan emas, dan apa saja yang mereka butuhkan
untuk kepindahan mereka (Ezr. 1:4). Tetapi tetap saja mereka belum bernafas. Mereka tidak mempunyai
semangat dan keberanian untuk melakukan perjalanan yang sedemikian sulit dan berbahaya seperti ini
untuk kembali ke negeri mereka sendiri.

[2] Yehezkiel kemudian memandang ke atas dan bernubuat kepada angin, atau nafas, atau roh, dan berkata,
Hai nafas hidup, datanglah, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini. Tulang-tulang yang
kering sama saja dengan tubuh-tubuh yang mati. Tetapi adapun Allah, pekerjaan-Nya sempurna. Dia
bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Oleh karena itu, berembuslah ke dalam orang-orang
yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali. Sebagai jawaban atas permintaan ini, nafas hidup itu pun
langsung masuk di dalam mereka (ay. 10). Perhatikanlah, roh kehidupan datang dari Allah. Dia pada
mulanya, dalam penciptaan, mengembuskan nafas hidup ke dalam manusia, dan demikian pula yang akan
dilakukan-Nya pada akhirnya di hari kebangkitan. Para tawanan yang berpatah arang dan berputus asa
digairahkan secara menakjubkan dengan tekad untuk menerobos segala sesuatu yang mengecilkan hati,
yang menghadang di jalan mereka pulang, dan memegang teguh tekad itu dengan segenap kekuatan yang
tak terbayangkan. Dan kemudian mereka menjejakkan kaki mereka, suatu tentara yang sangat besar.
Mereka bukan hanya orang-orang yang hidup, melainkan juga orang-orang yang siap menjalankan tugas,
layak untuk bertempur di medan perang dan menakutkan bagi semua orang yang memberi mereka
perlawanan. Perhatikanlah, bagi Allah tidak ada yang mustahil. Ia dapat menjadikan anak-anak bagi
Abraham dari batu-batu, dan dari tulang-tulang yang mati dan kering Ia dapat mengerahkan suatu tentara
yang sangat besar untuk berperang bagi-Nya dan membela perkara-Nya.

membebaskan mereka. Dan bahwa Dia adalah tetap Allah Israel, Allah yang mengikat
perjanjian dengan umat-Nya, meskipun Ia berseteru dengan mereka, dan musuh-musuh
mereka pada saat ini terlalu tangguh bagi mereka. Hal ini juga akan menjadi peringatan bagi
mereka untuk berjaga-jaga terhadap semua godaan untuk menyembah berhala di Babel,
karena Allah Israel, Allah yang mereka abdi, adalah TUHAN semesta alam. Dengan
dikirimkannya surat Allah ini kepada mereka, itu dapat menyemangati mereka dalam
pembuangan mereka, karena hal itu merupakan bukti bahwa Ia tidak mencampakkan mereka,
tidak menelantarkan mereka, dan tidak mencoret mereka sebagai ahli waris, meskipun Ia
tidak senang dengan mereka dan menghajar mereka. Sebab, seandainya Tuhan berkehendak
membunuh mereka, Ia tidak akan menulis surat kepada mereka.
2. Allah melalui Yeremia mengakui campur tangan-Nya dalam pembuangan mereka: Aku
menyebabkan kamu diangkut ke dalam pembuangan (ay. 4, dan lagi, ay. 7, KJV). Semua
kekuatan raja Babel tidak akan dapat melakukannya jika Allah tidak memerintahkannya.
Raja Babel juga tidak akan memiliki kuasa apa pun atas mereka jika kuasa itu tidak
diberikan kepadanya dari atas. Jika Allah menyebabkan mereka diangkut ke dalam
pembuangan, maka mereka harus yakin bahwa Ia tidak berbuat salah terhadap mereka atau
bermaksud menyakiti mereka. Perhatikanlah, akan sangat membantu kita untuk mau
menerima masalah-masalah kita, dan bersabar menanggungnya, apabila kita menyadari
bahwa masalah-masalah itu sudah ditetapkan Allah bagi kita. Aku kelu, tidak kubuka
mulutku, sebab Engkau sendirilah yang bertindak.
3. Allah meminta mereka untuk tidak memikirkan hal lain selain menetap di sana. Dan
karena itu hendaklah mereka menetapkan hati untuk memanfaatkannya dengan sebaik-
baiknya (ay. 5-6): Dirikanlah rumah untuk kamu diami, dst. Dengan semua ini diisyaratkan
kepada mereka,
(1) Bahwa mereka tidak boleh menyuapi diri mereka dengan harapan-harapan akan kembali
dengan segera dari pembuangan, karena hal itu akan membuat mereka tetap gelisah, dan
sebagai akibatnya tidak tenang. Mereka tidak akan mau melakukan pekerjaan apa pun, tidak
akan mau menerima penghiburan apa pun, tetapi akan selalu melelahkan diri sendiri dan
menyulut amarah para penakluk mereka dengan harapan-harapan untuk dibebaskan. Dan
kekecewaan mereka pada akhirnya akan menenggelamkan mereka dalam keputusasaan dan
membuat keadaan mereka jauh lebih sengsara lagi. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
berpikir untuk terus tinggal di sana, dan menyesuaikan diri sedapat mungkin dengannya.
Biarlah mereka mendirikan rumah, membuat kebun, dan menikah, dan membesarkan anak-
anak mereka di sana seolah-olah mereka tinggal di rumah di negeri sendiri. Hendaklah
mereka merasa senang melihat keluarga mereka dibangun dan berlipat ganda. Sebab,
meskipun mereka harus bersiap-siap untuk mati di dalam pembuangan, bisa saja anak-anak
mereka akan hidup untuk melihat hari-hari yang lebih baik. Jika mereka hidup dalam takut
akan Allah, apa yang bisa menghalangi mereka untuk dapat hidup dengan nyaman di Babel?
Terkadang mereka tidak bisa tidak menangis apabila mereka mengingat Sion. Tetapi
janganlah tangisan itu menghalangi mereka untuk menabur. Janganlah mereka berdukacita
seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan, tidak mempunyai sukacita.
Sebab mereka memiliki pengharapan maupun sukacita. Perhatikanlah, dalam semua
keadaan hidup ini, sudah menjadi kebijaksanaan dan kewajiban kita untuk memanfaatkan
sebaik-baiknya apa yang ada, dan tidak membuang penghiburan dari apa yang dapat kita
miliki, hanya karena kita tidak memiliki semua penghiburan yang ingin kita miliki. Wajar
jika kita mencintai tanah kelahiran kita. Tanah kelahiran kita membuat kita terpikat secara
mengherankan. Tetapi nescio qua dulcedine – kita tidak bisa memberikan penjelasan yang
baik tentang keterpikatan itu. Dan karena itu, jika pemeliharaan ilahi memindahkan kita ke
suatu negeri lain, kita harus menetapkan hati untuk hidup tenang di sana, untuk
menyesuaikan pikiran kita dengan keadaan kita, ketika keadaan kita tidak sesuai dalam
segala hal dengan pikiran kita. Jika TUHANlah yang empunya bumi, maka, ke mana pun
anak Allah pergi, ia tidak keluar dari tanah Bapa-Nya. Patria est ubicunque bene est –
Negeri kita adalah tempat di mana kita hidup sejahtera. Jika segala sesuatunya tidak lagi
seperti dulu, maka daripada resah memikirkan itu, kita harus hidup dengan harapan supaya
keadaannya akan lebih baik daripada sekarang. Non si male nunc, et olim sic erit –
Meskipun kita menderita sekarang, kita tidak akan selalu menderita.
(2) Bahwa mereka tidak boleh menggelisahkan diri mereka sendiri dengan ketakutan
menghadapi kesusahan-kesusahan yang tak dapat ditanggung dalam pembuangan mereka.
Mungkin tersirat dalam pikiran mereka (karena orang yang sedang kesusahan cenderung
selalu berpikiran buruk tentang segala hal) bahwa sia-sia saja membangun rumah, sebab
tuan-tuan dan penguasa-penguasa mereka tidak akan membiarkan mereka berdiam di
dalamnya apabila mereka membangunnya, atau memakan buah dari kebun anggur yang
mereka tanam. “Jangan sekali-kali takut,” firman Allah. “Jika kamu hidup damai dengan
mereka, kamu akan mendapati mereka ramah terhadapmu.” Orang yang lemah lembut dan
tenang, yang mengerjakan dan mengurusi urusan mereka sendiri, sering kali mendapatkan
perlakuan yang jauh lebih baik, bahkan dari orang-orang asing dan musuh-musuh, daripada
yang mereka harapkan. Allah sudah membuat umat-Nya mendapat rahmat dari pihak semua
orang yang menawan mereka (Mzm. 106:46), dan sungguh merupakan rahmat bahwa orang
yang sudah membangun rumah pasti akan tinggal di dalamnya. Bahkan,
4. Allah mengarahkan mereka supaya mengusahakan kebaikan negeri di mana mereka
dibuang (ay. 7), untuk mendoakannya, dan berusaha memajukannya. Dengan begitu mereka
dilarang untuk mengusahakan apa saja yang melawan ketertiban umum selama mereka
menjadi bawahan raja Babel. Meskipun seorang kafir, penyembah berhala, penindas, dan
musuh Allah dan jemaat-Nya, namun, selama raja memberi mereka perlindungan, mereka
harus setia terhadapnya, dan hidup tenang dan tenteram di bawah pemerintahannya, dalam
segala kesalehan dan kehormatan. Mereka tidak boleh bersekongkol untuk melepaskan
kuknya, tetapi dengan sabar menyerahkan kepada Allah untuk mengerjakan pembebasan
bagi mereka pada waktunya. Bahkan, mereka harus berdoa kepada Allah meminta
kedamaian di tempat-tempat mereka berada, supaya mereka membuat orang-orang di negeri
asing terus berbaik hati terhadap mereka dan membuktikan bahwa sifat yang sudah
digambarkan tentang bangsa mereka itu salah, yaitu bahwa mereka selalu mendatangkan
kerugian kepada raja-raja dan daerah-daerah, dan selalu mengadakan pemberontakan (Ezr.
4:15). Baik kecerdikan ular maupun ketulusan merpati menuntut mereka untuk setia
terhadap pemerintah yang di bawahnya mereka hidup: Sebab kesejahteraannya adalah
kesejahteraanmu. Sekiranya negeri itu terlibat perang, merekalah yang paling banyak
terkena dampak-dampaknya yang merugikan. Demikianlah jemaat Kristen mula-mula,
sesuai dengan sifat dari agama mereka yang kudus, berdoa bagi pemerintah-pemerintah
yang ada, meskipun pemerintah-pemerintah itu menganiaya mereka. Dan, jika mereka harus
berdoa dan mengusahakan kesejahteraan negeri di mana mereka dibuang, jauh lebih besar
lagi alasan bagi kita untuk mendoakan kesejahteraan negeri kelahiran kita, di mana kita
hidup sebagai orang-orang merdeka di bawah pemerintahan yang baik, sehingga dalam
kesejahteraannya kita dan keluarga kita dapat sejahtera. Setiap penumpang berkepentingan
dalam keselamatan kapal.

Diterapkannya penglihatan ini pada keadaan orang-orang Yahudi yang tengah ditimpa
malapetaka dalam pembuangan(Yehezkiel 37:11-14)

II. Diterapkannya penglihatan ini pada keadaan orang-orang Yahudi yang tengah ditimpa malapetaka
dalam pembuangan: Tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel, baik kesepuluh suku maupun kedua
suku. Lihatlah dalam hal ini seperti apa mereka itu dan akan jadi apa mereka.

1. Dalamnya keputusasaan yang ke dalamnya mereka sekarang dijerumuskan (ay. 11). Mereka semua
menyerah sudah hilang lenyap. Mereka berkata, “Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, kekuatan
kami habis, semangat kami hilang, pengharapan kami sudah lenyap semuanya. Segala sesuatu yang kami
mintai pertolongan dan pembebasan sudah gagal, dan kami sudah hilang. Orang lain boleh berharap, tetapi
tidak bagi kami.” Perhatikanlah, apabila kesusahan-kesusahan terus berlangsung lama, harapan-harapan
sering kali dikecewakan, dan semua makhluk ciptaan yang kita andalkan gagal, maka tidak heran jika roh
tenggelam. Maka, tidak ada hal lain selain iman yang giat akan kuasa, janji, dan penyelenggaraan Allah
yang akan menjaga roh supaya tidak mati.
2. Tingginya kesejahteraan yang ke dalamnya mereka akan diangkat, kendati dengan semuanya ini: “Oleh
sebab itu, karena keadaannya sudah sedemikan parahnya, bernubuatlah kepada mereka, dan beri tahulah
mereka, sekarang adalah waktu Allah untuk tampil bagi mereka. Yehova-jireh – di atas gunung TUHAN
akan disediakan (ay. 12-14).” Katakanlah kepada mereka,

(1) “Bahwa mereka akan dibawa keluar dari negeri musuh-musuh mereka, di mana mereka seolah-olah
dikubur hidup-hidup: Aku akan membuka kubur-kuburmu.” Mereka akan dipulihkan, bukan hanya orang-
orang yang tulang-tulangnya berhamburan di mulut dunia orang mati (Mzm. 141:7), melainkan juga yang
dikuburkan di dalam makam. Meskipun kekuatan musuh seperti dasar dunia orang mati, yang orang pikir
mustahil untuk diterobos, kuat seperti maut dan gigih seperti dunia orang mati, namun kekuatan itu akan
ditaklukkan. Allah dapat menaikkan umat-Nya kembali dari samudera raya bumi (Mzm. 71:20).
(2) “Bahwa mereka akan dibawa ke tanah mereka sendiri, di mana mereka akan hidup sejahtera: Aku akan
membawa kamu ke tanah Israel (ay. 12) dan membiarkan kamu tinggal di sana (ay. 14), dan akan
memberikan Roh-Ku ke dalammu, lalu kamu akan hidup kembali.” Perhatikanlah, Allah menaruh roh
dalam diri kita untuk tujuan yang baik, dan kita pun akan benar-benar hidup, apabila Ia memberikan
RohNya ke dalam diri kita. Dan (terakhir) dalam semuanya ini Allah akan dimuliakan: Kamu akan
mengetahui bahwa Akulah TUHAN (ay. 13), dan bahwa Aku telah mengatakannya dan membuatnya (ay.
14). Perhatikanlah, tindakan Allah yang membangkitkan orang-orang mati mendatangkan kehormatan
bagi-Nya lebih daripada apa pun, dan bagi firman-Nya, yang telah diagungkan-Nya di atas segala nama-
Nya, dan akan diagungkan dengan lebih dan lebih lagi dengan digenapinya setiap gelar nama-Nya pada
waktunya.

D. MAKNA TEOLOGIS DAN IMPLIKASI


Ancaman-ancaman kehancuran Yehuda dan Yerusalem karena dosa-dosa mereka, yang sudah
kita dapati dalam bagian awal kitab ini, tidak begitu mengerikan jika dibandingkan dengan
janji-janji pemulihan dan pembebasan mereka yang begitu menghibur hati, yang
diperuntukkan bagi kemuliaan Allah. Janji-janji ini kita dapati di sini dalam bagian akhir
kitab ini. Juga, sama seperti ancaman-ancaman kehancuran Yehuda dan Yerusalem
digambarkan dengan banyak penglihatan dan perumpamaan, untuk menimbulkan rasa takut
yang kudus, demikian pula halnya dengan janji-janji pemulihan dan pembebasan mereka,
untuk menyemangati iman yang kecil. Allah telah meyakinkan mereka, dalam pasal
sebelumnya, bahwa Ia akan mengumpulkan kaum Israel, bahkan keseluruhannya, dan akan
membawa mereka keluar dari pembuangan, dan mengembalikan mereka ke tanah mereka
sendiri. Tetapi hal yang membuat hal ini tidak begitu memungkinkan:
Bahwa mereka sedemikian tersebar di antara musuh-musuh mereka, dan merasa begitu putus
asa bisa mendapatkan pertolongan dan nasib baik yang dapat menyokong atau mendorong
kepulangan mereka. Mereka sangat tawar hati. Oleh karena semuanya ini, mereka di sini,
dalam penglihatan, dibandingkan dengan sebuah lembah yang penuh dengan tulang-tulang
kering orang-orang mati, yang akan dikumpulkan bersama-sama dan dihidupkan kembali.
Pengharapan di dalam diri manusia menjadi sirna tatkala ia meninggal dunia. Menariknya,
kitab Yehezkiel menunjuk pada pengharapan yang tidak biasa. Di tengah lembah penuh
tulang-belulang manusia, Allah bertanya, "Dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?"
Mustahil! Akan tetapi, Yehezkiel tahu kalau di tangan Allah, tidak ada yang mustahil.
Karenanya, Yehezkiel menjawab: "Ya Tuhan Allah, Engkaulah yang mengetahui!" (ay. 1-3).
Melalui nubuatan, tulang-tulang itu kemudian diubahkan-Nya menjadi tentara yang sangat
besar (ay. 4-10). Tulang kering menunjuk pada kehidupan yang mati, bukan secara fisik
melainkan secara rohani. Hidup tanpa tujuan, tanpa pengharapan, dan tak lagi mampu melihat
masa depan. Menghadapi situasi demikian, kuasa firman Tuhan benar-benar diperlukan.
Daripada mengeluh, lebih patut memperkatakan firman Tuhan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari Perikop dan materi kelompok dapat disimpulkan secara garis besar menyatakan
bahwa Allah itu sumber pengharapan. Pengharapan sangat esensial bagi manusia
sebab hidup yang tak berpengharapan bagaikan tulang-tulang yang kering yang tidak
memiliki urat, tidak memiliki daging, dan tidak berbungkus kulit. Kehidupan yang tak
berpengharapan yang dialami umat Israel diakibatkan karena mereka tidak setia
kepada Allah, hidup tidak kudus di hadapan Allah, dan percaya kepada nabi-nabi
palsu dan beritanya. Hanya Allah yang dapat memberi pengharapan dengan tindakan
simbolis yang dideskripsikan bagian ini yaitu Allah menyatukan bagian-bagian
tulang, memberi urat-urat, menumbuhkan daging, membungkus daging dengan kulit,
dan memberi nafas hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Tafsiran Matthew Henry


Tafsiran Alkitab Wycliffe
D.r.J.Blommendaal

Anda mungkin juga menyukai