Nim:202141269 Khotbah “AIR KEHIDUPAN YANG MEMULIHKAN”
Cerita percakapan dengan perempuan
Samaria dalam perikop Yohanes 4 : 1-21, membuat popularitas Yesus menimbulkan rasa iri hati dan kebencian orang-orang Yahudi kelompok Farisi. Untuk terhindar dari kemungkinan masalah bisa terjadi, maka Yesus memilih jalan meninggalkan wilayah Yudea dan kembali lagi ke Galilea (ayat 1-3). Yesus sampai di sebuah kota Samaria yang Bernama Sikhar, disitu terdapat sumur Yakub. Di tempat inilah Yesus beristirahat setelah lelah dalam perjalanan dengan teriknya matahari kira-kira pukul 12. Yesus duduk di pinggir sumur berharap rasa haus dan dahaga mendapat kelegaan (ayat 5-6). Bagi orang Yahudi, orang Samaria dianggap seperti najisnya orang kafir. Karena mereka banyak mendirikan mezbah tempat penyembahan dan menjadikan gunung Gerizim tempat beribadah, tidak di Yerusalem. Perempuan Samaria dalam perikop ini terkesan bukanlah perempuan yang baik. Ia memiliki banyak suami, bahkan suami yang kini bersamanya bukanlah suaminya (kumpul kebo). Bukti kehidupan yang bobrok, penuh aib dan dosa (ayat 16-18). Percakapan dengan perempuan Samaria memperlihatkan sikap Yesus yang menerobos tradisi yang berlaku pada masa itu. Yesus berinisiatif membuka percakapan dengan perempuan itu, sesuatu yang tidak lazim sehingga perempuan itupun sempat terkejut. Apalagi tidak hanya sekedar berbicara tetapi Yesus juga meminta minum kepadanya (ayat 9). Apa yang dilakukan Yesus bukan hanya menjangkau seorang perempuan Samaria yang hina, rendah, terbuang dan berdosa tetapi Yesus pun menawarkan Air Hidup kepadanya (ayat 10). Yesus tahu perempuan itu tidak hanya butuh air dari sumur Yakub untuk sekedar pelepas dahaga tetapi perempuan itu memerlukan Air Hidup yang dapat memulihkan totalitas kehidupan spiritualnya. Wujud uluran tangan Yesus menawarkan Air Hidup yang melegakan dan menyegarkan Kembali hidup dari rasa haus, dahaga, kekosongan dan kegersangan jiwa. Setelah sekian lama bergumul dengan beratnya beban yang melelahkan dan dikucilkan oleh aib dan dosa (ayat 18). Yesus membawa perubahan baru pada perempuan Samaria dengan menjadikan BAPA sebagai pusat penyembahan (ayat 19-21). Hal yang menarik dari sikap perempuan Samaria yang menerima Air Kehidupan adalah meninggalkan air sumur untuk memenuhi dahaga jasmani menjadi nomor dua.Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang disitu. (28). Bahkan ia menjadi pembawa berita tentang Air Kehidupan di kotanya. Mari lihat! Disana ada seorang yang mengatakan kepadakusegala sesuatu yang telah kuperbuat? Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi (39) Luar biasa! Air Kehidupan mengubah Perempuan Samaria yang terkesan tidak bermoral menjadi saksi dan pembawa berita keselamatan. Ia membawa warga kotanya kepada Yesus! Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia. (Ayat 41,42) Amin