Anda di halaman 1dari 32

Kebijakan

Manajemen Puskesmas

Oleh:
d r. M AYA N G S A R I , M A R S
D I R E K T U R TATA K E L O L A K E S E H ATA N M A S YA R A K AT

disampaikan pada:
Pertemuan Penguatan Manajemen Puskesmas bagi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Rabu, 22 Februari 2023
Outline

1. Pendahuluan

2. Kebijakan Manajemen Puskesmas

3. Penutup
Sebagian besar kasus kematian yang terjadi di Indonesia merupakan
kasus yang dapat dicegah ataupun dicegah sebagian
Penyebab kematian utama per kelompok usia Dapat dicegah Sebagian dapat dicegah Kecelakaan dan lainnya

Peringkat Bayi Anak-anak Remaja Usia Produktif Lansia

Kecelakaan
1 Neonatal disorder Neonatal disorder
transportasi
Kanker Stroke

Congenital birth Congenital birth


2 defects defects
Kanker Penyakit jantung Penyakit jantung

Sexually transmitted
3 infections exc. HIV
Diarrheal Tuberkulosis Stroke Kanker

Lower respiratory Lower respiratory Cedera yang tidak Lower respiratory


4 infections infections disengaja infections
Diabetes Melitus

Cedera yang tidak Penyakit paru obstruktif


5 Diarrheal
disengaja
Tifus dan paratifoid Diabetes Melitus
kronis

Cedera yang tidak Sirosis dan penyakit hati Sirosis dan penyakit hati
6 disengaja
Demam berdarah
kronis lainnya
Tuberkulosis
kronis lainnya

Sexually transmitted Self-harm and inter- Kecelakaan


7 Tetanus
infections exc. HIV personal violence transportasi
Tuberkulosis

% dari total
96,8% 76,4% 63,9% 72,6% 73,5%
kematian

Sumber: Institut Evaluasi Metrik Kesehatan, Kemenkes data tahun 2019 3


Capaian SPM Bidang Kesehatan Tahun 2021 jauh dari target …
MASALAH KESEHATAN INDIKATOR SPM BIDANG KESEHATAN CAPAIAN 2021 (%)
Ibu hamil Kurang Energi Kronik Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
(17,3%), Anemia Ibu hamil (48,9%), 61.8
Capaian SPM tidak ada
Kematian ibu krn pendarahan (27%) yang mencapai 100%

Komplikasi persalinan 28,3%, Asfiksia Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin


dan Kardiovaskuler 21,3% 62.5
Dibutuhkan peran
Berat Bayi Lahir rendah (6,2%) Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir 64.1
layanan primer
Stunting pada balita (24,4%), Wasting Pelayanan Kesehatan Balita
pada balita (7,1%) 55.5 yang kuat untuk
Anemia remaja (32%) Pelayanan Kesehatan Usia Pendidikan Dasar 37.3
dapat
Hipertensi WUS (21%), Anemia WUS Pelayanan Kesehatan Usia Produktif menyediakan
36.9
(24%) pelayanan sesuai
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 50.2 standar minimal
Hipertensi penduduk >18 tahun (7%), Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
28.3
bagi seluruh
Prevalensi jantung (1,5%), Prevalensi
masyarakat
Diabetes Melititus (1,5%) Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus 37.6
Rumah tangga dengan ART Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat
gangguan jiwa (7%) 2.0

Jumlah kasus TBC sebanyak 824.000 Persentase Orang Terduga Tuberkulosis 24.4
Kasus HIV 2019 (50.282 kasus) Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi Virus
yang Melemahkan Daya Tahan Tubuh Manusia (HIV) 41.1

*Sumber: Pusdatin Kemenkes 2021


4 tantangan utama untuk meningkatkan kualitas
layanan primer

Rendahnya Obat dan Alat Anggaran


SDM Tidak Memadai
Kesehatan Tidak Puskesmas Tidak
Kualitas Pelayanan
Mencukupi Memadai “Jumlah rujukan
50% Puskesmas di 23% Puskesmas 25% Puskesmas Pembiayaan dibatasi layanan primer ke
Maluku dan
Papua tidak
belum
diakreditasi
memiliki
ketersedian
dan tidak fleksibel untuk
menanggung biaya
rumah sakit di
memiliki dokter obat <80% operasional Indonesia sebanyak
60% Puskesmas tidak
memiliki
17% Puskesmas
tidak mampu
75% Puskesmas
menerima obat
Rendahnya realisasi
anggaran Puskesmas 80%, lebih besar
petugas
laboratorium
melakukan
pelayanan
yang sudah
kadaluarsa-
dibandingkan
lanjutan untuk
pasien penyakit
kendala supply
chain
Singapura 20-30%.”
kronis
—Pakar Kesehatan
33% Puskesmas tidak 50% Puskesmas di 50% Puskesmas tidak Anggaran Puskesmas
Indonesia
memiliki Papua tidak memilik obat bergantung pada BPJS,
apoteker mampu psychiatric sehingga sangat fokus
melayani terhadap kuratif, bukan
pasien rujuk preventif
balik

Layanan primer perlu segera direvitalisasi


Sumber: MOH team interview, expert interview, BAPPENAS, WHO press search, RISFASKES 2019 5
Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk melakukan transformasi
sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan
Outcome Memperkuat sistem
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki pengendalian Gerakan Masyarakat Hidup
RPJMN kesehatan & pengendalian
berencana dan kesehatan masyarakat penyakit Sehat (GERMAS)
bidang obat dan makanan
reproduksi
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
6 kategori utama penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit kapabilitas layanan sekunder farmasi & alat tanggap darurat
imunisasi, gizi seimbang, imunisasi rutin penyebab kematian layanan primer & tersier kesehatan Jejaring nasional
olah raga, anti rokok, menjadi 14 antigen tertinggi di tiap sasaran surveilans berbasis
Pembangunan Pembangunan RS di Produksi dalam negeri
sanitasi & kebersihan dan perluasan usia, skrining stunting, lab, tenaga cadangan
Puskesmas di 171 Kawasan Timur, 14 vaksin rutin, top 10
lingkungan, skrining cakupan di seluruh & peningkatan ANC kec., penyediaan 40 jejaring pengampuan 6 obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
penyakit, kepatuhan Indonesia. untuk kesehatan ibu & obat esensial, layanan unggulan, volume & by value. top exercise
pengobatan bayi. pemenuhan SDM kemitraan dengan kesiapsiagaan krisis.
kesehatan primer world’s top healthcare
centers.

4 Transformasi sistem 5
Transformasi SDM
Kesehatan
6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes kesehatan.
pemanfaatan yang efektif dan efisien.
SLIDE 6
lulusan luar negeri.
Fokus Transformasi +270 juta penduduk Indonesia
Pelayanan Kesehatan Primer mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Primer berkualitas
Siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan
kesehatan sekaligus sebagai fokus penguatan
promosi dan pencegahan
+300 ribu unit penyedia
Mendekatkan layanan kesehatan melalui jejaring pelayanan Kesehatan Primer
hingga tingkat desa dan dusun, termasuk untuk dengan fasilitas dan SDM
terstandardisasi
memperkuat promosi dan pencegahan serta
resiliensi terhadap pandemi

Memperkuat Pemantauan Wilayah Setempat


(PWS) melalui pemantauan dengan dashboard 100% wilayah dan kondisi kesehatan
situasi kesehatan per desa penduduk termonitor secara berkala

7
Ilustrasi Pola Kerja Sistem Layanan Kesehatan Primer
Terintegrasi
X Contoh pola pemantauan wilayah setempat untuk meningkatkan cakupan pelayanan untuk Klaster Ibu Hamil-Remaja

Puskesmas
(Kecamatan) Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS)
Klaster Manajemen Dashboard hingga
tingkat desa
Klaster Ibu- Klaster Usia Klaster Penanggulangan
Anak-Remaja Produktif-Lansia Penularan Penyakit

Laboratorium
Puskesmas dan Unit di Desa
7 melakukan evaluasi bulanan
ANC rendah; Bumil KEK tinggi;
1 Cakupan imunisasi rendah Tindak
Puskesmas melakukan evaluasi lanjut Unit di Desa dan Dusun Kunjungan terjadwal untuk kader
cakupan berdasar wilayah 6 melakukan evaluasi mingguan 5 melakukan pengecekan catatan
home based record (buku KIA)
Posyandu Prima Tindak lanjut saat kunjungan rumah dan
mengidentifikasi missing services

Puskesmas meneruksan data


2 evaluasi capaian ke unit di Desa
Dusun/RT/RW

Kader menindaklanjuti
4 permasalahan evaluasi capaian
dan masalah yang ditemukan dari
3
Posyandu meneruskan data Dusun kegiatan Posyandu dengan
evaluasi capaian ke Kader di
Dusun melakukan kunjungan rumah
Kegiatan Posyandu: KIA,
Remaja, UPL

8
Penambahan Jumlah Infrastruktur Kesehatan di
Desa/Kelurahan untuk Memperluas Jangkauan

DINKES
1 Posyandu Prima (Lembaga
Kab/ Kota (514) Kemasyarakat Desa) di tiap
RSUD KAB desa/kelurahan, diintegrasi
RS SWASTA
dari Pustu dan Poskesdes:
KLINIK
SWASTA
Kecamatan (7.230) • Minimal 2 tenaga kesehatan: 1
10.292 Puskesmas bidan dan 1 perawat
PUSKESMAS 191 Kecamatan tanpa
PRAKTIK
Puskesmas
• Memiliki sarpras standar untuk
MANDIRI
menyediakan layanan dan
UKS peran sebagai LKD kesehatan
POSYANDU Desa/Kel (~`85000)
(~17.000 belum memiliki
PRIMA Pustu/Poskesdes)
1 bidan 1 perawat

Dusun/RW Mendukung peran Kader


~ 300.000 Posyandu
POSYANDU
Dusun/RT/RW
sebagai aktivis kesehatan
di komunitas (5 kader per
Dusun / RT/RW)

~273.5 juta penduduk


MASYARAKAT

9
Daftar layanan di Puskemas, Posyandu Prima dan Posyandu
Sasaran Delivery Unit
Masalah Puskesmas Posyandu Prima Kegiatan Posyandu
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW)
Ibu hamil, 1. ANC (6x + USG oleh dokter) 1. ANC (K2,K3, K4, K6) 1. Kelas ibu hamil, edukasi, senam, sharing session dan
bersalin, 2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil TTD
nifas 3. Pemantauan gizi, asupan,edukasi, PMT 3. Edukasi dan PMT 2. Edukasi gizi seimbang dan PMT pemulihan
4. Persalinan normal dan rujukan 4. Pelayanan nifas
5. Pelayanan nifas

Bayi dan 6. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 5. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 3. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling
anak pra- 7. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 6. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 4. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR)
sekolah 8. Imunisasi 7. Pemantauan gizi buruk 5. Imunisasi
9. Penanganan balita dengan masalah gizi 8. Imunisasi 6. Pemberian vit A & obat cacing
10. Pembangilan dan pengiriman sampel SHK 9. MTBS 7. Edukasi pemberian MT
11. MTBS
Usia sekolah 12. Fasilitasi kegiatan UKS 10. Fasilitasi kegiatan UKS dan posyandu remaja 8. Edukasi
dan remaja 13. Penjaringan (termasuk imunisasi rutin lanjutan( 9. Penjaringan usia sekolah non formal (termasuk
14. PKPR imunisasi rutin lanjutan)
Usia produktif 15. Skrining PTM (hipertensi, DM) 11. Skrining PTM (hipertensi, DM) 10. Skrining PTM (hipertensi, DM)
dan lansia 16. Skrining jantung dan stroke 12. Skrining kanker: Sadanis 11. Skrining PPOK
17. Skrining kanker 13. Skrining PPOK 12. Skrining obesitas
18. Skrining PPOK 14. Skrining obesitas 13. Skrining TBC
19. Skrining obesitas 15. Skrining TBC 14. Skrining masalah jiwa
20. Skrining TBC 16. Skrining masalah jiwa 15. Skrining layak hamil
21. Skrining masalah jiwa 17. Skrining layak hamil 16. Pelayanan KB
22. Skrining kebugaran 18. Pelayanan KB
23. Skrining layak hamil
24. Pelayanan KB
25. Pemeriksaan geriartti
Layanan lain 26. Pengobatan umum 19. Pengobatan umum
27. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 20. Farmasi
28. Laboratorium
29. Farmasi
30. Gawat darurat
31. Rawat inap
10
Visi Transformasi Kesehatan Layanan Primer
(Dukungan Sarpras, Obat, Alkes, dan Tata Kelola Manajemen)

1
Penguatan dan 100% pimpinan Puskesmas telah
Pengembangan ditingkatkan kompetensinya melalui
Kompetensi Pimpinan pelatihan Manajemen Puskesmas dan
melaporkan kegiatan manajemen
Puskesmas
Transformasi
2
Pemenuhan Sarana, 100% Puskesmas memiliki SPA sesuai
Pareto
diharapkan dapat Prasarana, Alat standar dan 100% Puskesmas tersedia 40
item obat esensial
menjawab Kesehatan
permasalahan yang
3
Penguatan Manajemen 8. 000 Puskesmas menjadi BLUD
& Tata Kelola sehingga memiliki fleksibilitas mengelola
dialami oleh Puskesmas keuangan
masyarakat dalam
4
Penguatan Jejaring Peningkatan capaian sasaran dan target
Kegiatan dengan
mengakses daya ungkit Puskesmas program di Puskesmas dengan
dukungan jejaring di semua Puskesmas
layanan primer tinggi

5
Intervensi Promotif- Minimal 80% keluarga di Indonesia adalah
Preventif Berkelanjutan keluarga sehat di setiap provinsi
Berbasis Keluarga

6
Pengurangan Beban 100% Puskesmas dengan realisasi dana
UKP BOK minimal 95%
Capaian SPM Bidang Kesehatan
Kabupaten/Kota di mencapai 100%
11
1
Penguatan dan 100% pimpinan Puskesmas
Pengembangan telah ditingkatkan Manajemen
Kompetensi kompetensinya melalui SDM
pelatihan Manajemen
Pimpinan
Puskesmas dan melaporkan
Puskesmas kegiatan manajemen

2
Pemenuhan 100% Puskesmas memiliki SPA Manajemen
Sarana, sesuai standar dan 100%
Puskesmas tersedia 40 item
SPA
Prasarana, Alat
obat esensial
Kesehatan
MANAJEMEN

3
Penguatan 8. 000 Puskesmas menjadi Manajemen
Manajemen & Tata BLUD sehingga memiliki PUSKESMAS
fleksibilitas mengelola Keuangan
Kelola Puskesmas
keuangan
Manajemen P1
4
Penguatan Peningkatan capaian sasaran
Jejaring dan target program di Program/
Puskesmas Puskesmas dengan dukungan
pelayanan
jejaring di semua Puskesmas
P2
5
Intervensi Minimal 80% keluarga di
Indonesia adalah keluarga sehat Manajemen
Promotif-Preventif
Berkelanjutan di setiap provinsi Program/
pelayanan
P3
Berbasis Keluarga

6
Pengurangan 100% Puskesmas dengan
Beban UKP realisasi dana BOK minimal Manajemen
95% Program/
Capaian SPM Bidang
pelayanan 12
Kesehatan Kabupaten/Kota di
mencapai 100%
Hasil Rifaskes 2019 – baru sebagian Puskesmas
memiliki kinerja Puskesmas kategori Baik

Penilaian Kinerja Puskesmas:


• Baik : 54,7% Puskesmas
• Cukup : 28,8% Puskesmas
• Kurang : 3,7% Puskesmas

12,9% TIDAK melaksanakan


penilaian kinerja Puskesmas

N: 9831 Puskesmas

13
Outline

1. Pendahuluan

2. Kebijakan Manajemen Puskesmas

3. Penutup
Regulasi terkait Manajemen Puskesmas

Permenkes No.44 Tahun 2016


q Pendahuluan
q Perencanaan
q Penggerakan dan Pelaksanaan
q Pengawasan, Pengendalian dan
Penilaian Kinerja
q Dukungan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam MP
q Penutup
q Lampiran

15
Serangkaian proses yang
terdiri dari perencanaan, Manajemen Puskesmas
pengorganisasian,
pelaksanaan dan kontrol
untuk mencapai tujuan
secara efektif & efisien

Sistem
Informasi Pemberdayaan
Puskesmas
Peningkatan
Terintegrasi melalui pelaksanaan Masy.
SumberMANAJEMEN Mutu
UpayaPUSKESMAS
Daya pelayanan

Didukung Oleh
Pola Kepemimpinan & Komunikasi
Efektif Seorang Kepala Puskesmas

Sumber: Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas


Berbagai permasalahan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
membutuhkan Manajemen Puskesmas untuk mengatasinya
UKM Esensial UKM Pengembangan
1. Promosi kesehatan Bersifat inovatif
Puskesmas MAPPING 2. Kesehatan lingkungan
Balita gizi PERMASALAHAN Disesuaikan dengan
kurang
(Kecamatan) 3. Kesehatan keluarga prioritas masalah
TB KESEHATAN
DI WILKER 4. Gizi kesehatan, kekhususan
Balita tidak PUSKESMAS wilayah kerja, dan
Kematian COVID-19 5. Pencegahan dan
Klaster Manajemen
dipantau potensi sumber daya
Ibu tumbang pengendalian penyakit yang tersedia
ASI eksklusif ↓ UKP
Ibu tidak
bersalin di 1. Rawat jalan (kunjungan sehat
Faskes maupun sakit)
Klaster Ibu – Klaster
ISPA Usia
Keluarga tdk Klaster
Diare
2. Gawat darurat
Anak -Karies Produktif-memiliki Penanggulangan
3. Persalinan normal
Remajaanak Lansia jamban Hipertensi
Penularan
tdk Penyakit
terkontrol 4. Perawatan di rumah
DBD
5. Rawat inap, sesuai kebutuhan
Kematian
IDL ↓ Neonatal
pelayanan

Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas


Laboratorium, rawat inap, menyelenggarakan kegiatan:
Balita gizi Keluarga
farmasi,
dengan gawat darurat
Keluarga tdk kurang • Manajemen • Pelayanan • Pelayanan
memiliki akses perokok
air bersih Puskesmas Perkesmas Laboratorium
• Pelayanan • Kunjungan
Kefarmasian Keluarga
17
Siklus Manajemen Puskesmas
Perencanaan Puskesmas (P1)
mengacu kepada Rencana Strategis Dinas kesehatan
Kabupaten/Kota, Data dan informasi hasil kinerja dan
gambaran kesehatan wilayah Puskesmas selama 4 tahun
sebelumnya dan juga mengacu kepada kebijakan kesehatan
nasional
Menjamin kelangsungan kegiatan pelayanan kesehatan pada setiap tahun dalam satu periode, walaupun terjadi
pergantian pengelola dan pelaksana
Rencana 5 tahunan dapat ditelaah kembali jika ada perubahan kebijakan mendasar atau kondisi yang memaksa
perubahan alokasi anggaran. Perubahan dapat dilakukan melalui Mid Term Evaluation berdasarkan kebijakan kepala
daerah

1. PERENCANAAN 2.PENGGERAKAN PELAKSANAAN 3.PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN


PENILAIAN KINERJA
Tahapan Perencanaan dilaksanakan oleh Tim Manajemen Puskesmas dengan
keterlibatan seluruh program

3. Perumusan 4. Penyusunan
1. Persiapan 2. Analisis Situasi
Masalah Perencanaan

1. Pengumpulan data 1. Identifikasi masalah


1. Pembentukan Tim
2. Pemahaman pedoman 2. Analisis data 2. Penetapan urutan
MP dan peraturan 3. Analisis masalah prioritas masalah
terkait dari sisi pandang 3. Mencari akar
3. Pelajari rencana 5 masyarakat penyebab masalah
tahunan dinkes melalui Survei 4. Menetapkan cara
kab/kota, SPM Mawas Diri penyelesaian masalah
kab/kota, target dan
indikator Puskesmas, Bergantung pada kondisi “bio-
NSPK lain yg terkait psiko-sosio-kultural”
menghasilkan pemecahan
masalah local specific

20
1. PERENCANAAN 2.PENGGERAKAN PELAKSANAAN 3.PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN
PENILAIAN KINERJA
Penggerakan Pelaksanaan (P2)

01
Rapat Dinas
02
Pengarahan
03
Pelaksanaan Kegiatan
04
Forum Khusus (Lokmin)
Apel Pegawai Sesuai Jadwal

1. PERENCANAAN 2.PENGGERAKAN PELAKSANAAN 3.PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN 21


PENILAIAN KINERJA
Penggerakan Pelaksanaan (P2)
LOKAKARYA MINI LOKAKARYA MINI
Bulanan Tribulanan
• Menilai pencapaian & hambatan yang • Menggalang dan meningkatkan kerja sama antar sektor terkait
dijumpai pada bulan atau periode yang lalu dalam pembangunan kesehatam
• Pemantauan pelaksanaan rencana yang akan • Menginformasikan & mengidentifikasi capaian hasil kegiatan
datang tribulanan sebelumnya, membahas & memecahkan masalah serta
• Perencanaan ulang yang lebih baik (bila hambatan oleh LS
diperlukan) sesuai dengan tujuan yang dicapai • RTL dan memasukan umpan balik dari masyarakat dan sasaran
• Dihadiri seluruh staf internal Puskesmas program
• Setiap bulan sekali • Dihadiri internal Puskesmas dan LS terkait
• Peserta : Kepala Puskesmas, Seluruh pegawai • Setiap 3 bulan sekali
Puskesmas, termasuk pegawai yang bertugas di • Peserta : Camat, Kepala Puskesmas, Pegawai Puskesmas,
Pustu dan Poskesdes, Jejaring Fasyankes di wilker Perwakilan Dinkes Kab/Kota, Tim penggerak PKK kecamatan
Puskesmas. /distrik, Perwakilan Puskesmas di wilayah kecamatan/distrik, Staf
kecamatan, LS di kecamatan, a.l pertanian, agama, pendidikan,
BKKBN, sosial (sesuai dengan LS yang ada di kecamatan),
Lembaga/organisasi kemasyarakatan lain bila perlu.

1. PERENCANAAN 2.PENGGERAKAN PELAKSANAAN 3.PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN 22


PENILAIAN KINERJA
Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja Puskesmas (P3)

Pengawasan
Pengendalian
Internal Penilaian kinerja Puskesmas
Dilakukan Puskesmas Menjamin kesesuaian
sendiri, baik oleh Kepala pelaksanaan kegiatan dengan Dilaksanakan oleh Puskesmas.
Puskesmas, tim audit
internal maupun setiap rencana yang telah ditetapkan Hasil penilaian diverifikasi oleh
penanggungjawab dan dan dilakukan secara terus dinas kesehatan
pengelola/pelaksana menerus. Jika terdapat kabupaten/kota.
program
ketidaksesuaian dilakukan
upaya perbaikan.
Eksternal
Dilakukan oleh instansi
dari luar Puskesmas Pencapaian Pelaksanaan
Cakupan Manajemen
Pelayanan Puskesmas
Lokakarya Kesehatan
Mini
Supervisi terjadwal
atau sewaktu-waktu
23
1. PERENCANAAN 2.PENGGERAKAN PELAKSANAAN 3.PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN
PENILAIAN KINERJA
A. Pelayanan Kesehatan

UKM Essensial (Pelayanan Promkes,


Kesling, KIA, Gizi, P2P)

RUANG LINGKUP
PKP:

UKM Pengembangan (Sesuai kebutuhan


A. Pelayanan daerah setempat)
Kesehatan
B. Manajemen
Puskesmas

UKP (Rawat jalan, Gawat Darurat, Home


Care, Rawat Inap, Farmasi, Laboratorium)

24
Pengawasan, Pengendalian
PENILAIAN Dan Penilaian Kinerja (P3)
KINERJA PUSKESMAS
B. Manajemen Puskesmas
Manajemen umum: proses penyusunan perencanaan,
penggerakkan, pelaksanaan dan penilaian kinerja

Manajemen sumber daya termasuk manajemen


RUANG LINGKUP sarana, prasarana, obat, SDM dll
PKP:
Manajemen keuangan dan barang milik negara/daerah
A. Pelayanan
Kesehatan Manajemen data dan informasi
B. Manajemen
Puskesmas
Manajemen program termasuk PISPK

Mutu pelayanan Puskesmas

26
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
Penilaian Kinerja Puskesmas

Cakupan Hasil Manajemen


Kategori Baik (> 8,4) Cukup (5,5-8,4) Kurang (< 5,5)

Cakupan Baik (> 90 %) Baik Cukup Kurang


Pelayanan Cukup (81 – 90 %) Cukup Cukup Kurang
Kesehatan Kurang (< 81%) Kurang Kurang Kurang
28
Contoh format surat hasil
verifikasi Dinas Kesehatan
sebagai feedback terhadap
Penilaian Kinerja Puskesmas

Dinkes memberikan
rekomendasi untuk
peningkatan kinerja
Puskesmas tahun
berikutnya.

29
Outline

1. Pendahuluan

2. Kebijakan Manajemen Puskesmas

3. Penutup
Kesimpulan dan Harapan
1. Pendekatan keluarga sebuah cara yang efektif untuk meningkatkan akses pelayanan
kesehatan dan integrasi program untuk mewujudkan keluarga sehat.
2. Puskesmas mengintegrasikan kegiatan pendekatan keluarga ke dalam manajemen
Puskesmas melalui pemanfaatan data hasil pendekatan keluarga untuk perencanaan,
pengawalan intervensi yang terintegrasi dengan kegiatan program melalui lokakarya
mini, serta penilaian dan monitoring capaian IKS melalui penilaian kinerja Puskesmas.
3. Implementasi Manajemen Puskesmas yang optimal dalam rangka pencapaian target
kinerja Puskesmas termasuk pemenuhan standar pelayanan minimal bidang kesehatan
kabupaten/kota, dan mendukung pencapaian target kinerja daerah dan target-target
prioritas Nasional.
4. Dinas Kesehatan memberikan pembinaan teknis penguatan manajemen Puskesmas
termasuk integrasi Pendekatan Keluarga ke dalam manajemen Puskesmas.

31
• timrutin1.talakesmas@gmail.com
dittatakelolakesmas@gmail.com
• @tatakelolakesmas
• @tatakelolakesmas
• Direktorat Tata Kelola Kesmas
• Direktorat Tata Kelola Kesmas
• @talakesmas

Anda mungkin juga menyukai