Anda di halaman 1dari 3

REKOLEKSI BULAN JUNI 2023

Tema : Hati yang Rela Berkurban, Siap Menebarkan Kasih Kristus


Lagu Pembukaan : BETK No. 596 atau Doa-doa Harian No.2 (Hal 199)
Kata Pengantar
Saudari yang terkasih, Rekoleksi bulan yang lalu kita diajak “Belajar dari Bunda Maria yang beriman
tangguh”. Salah satu pelajaran dari iman Maria yang tangguh adalah penyerahan total kepada
Penyelenggaraan Allah sebagaimana diungkapkan, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut
perkataan-Mu”. Pada rekoleksi bulan ini kita diajak untuk merenungkan,”Hati yang rela berkurban, siap
menebarkan kasih Kristus”. Dari tema permenungan ini ada 3 hal yang dapat kita renungkan bersama,
yaitu Hati, Rela Berkurban dan Menebarkan Kasih Kristus.
Sebelum melanjutkan permenungan ini, marilah kita memeriksa batin kita sejenak apakah hati kita
sudah memiliki sikap rela berkorban? Apakah hati kita sudah dipenuhi kasih Kristus? Apakah melalui
karya-karya pelayanan, kita telah menyebarkan kasih Kristus? Sadar akan kelemahan dan kekurangan kita
marilah kita mohon ampun kepada Tuhan.

Doa Tobat : Saya Mengaku….. atau BETK 271


Doa Pembukaan : Doa-doa Harian No. 116 (Hal 122)
Lagu Antar Bacaan : “Kusiapkan Hatiku Tuhan” atau lagu yang sesuai
Bacaan Injil : Yohanes 19:31-37
Renungan
Para saudari yang terkasih, pada rekoleksi bulan ini kita diajak untuk merenungkan,”Hati yang rela
berkurban, siap menebarkan kasih Kristus”. Dari tema permenungan ini ada 3 hal yang dapat kita
renungkan bersama, yaitu Hati, Rela Berkurban dan Menebarkan Kasih Kristus.
Hati (bahasa Yunani Kuno: ἡπαρ 'hēpar') atau lever (Bahasa Belanda: lever; Bahasa
Inggris: liver) adalah organ padat terbesar dan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Hati terletak tepat
di bawah diafragma di sisi kanan-atas tubuh dan mempunyai sejumlah peran penting. Digolongkan
sebagai bagian dari sistem pencernaan, peran hati meliputi detoksifikasi, sintesis protein, dan produksi
bahan kimia yang diperlukan untuk pencernaan(menurut salah satu sumber jurnal kesehatan). Bagi para
suster yang berkarya dalam kesehatan, tentu dengan mudah memahami defenisi tersebut. Tetapi bagi kita
yang awam dalam istilah medis, tidak terlalu sulit juga untuk memahami pengertian dari hati. Intinya, hati
memiliki peranan penting bagi tubuh kita.
Hati selain menunjuk salah satu organ dalam tubuh manusia juga menunjuk pada bagian spiritual
karena merupakan pertemuan emosi dan keinginan manusia. Dalam perikop Injil yang menjadi dasar
permenungan kita dalam rekoleksi ini, dikisahkan Yesus yang disalibkan, lambung-Nya ditikam oleh
para serdadu dan keluarlah air dan darah yang menjadi simbol Sumber Sakramen-sakramen Gereja. Dapat
juga kita renungkan bahwa lambung Yesus yang ditikam oleh serdadu itu menjadi simbol Hati Yesus
yang Terbuka dan menarik semua umat beriman untuk menyelami kedalaman hati-Nya (lih. Litani Hati
Yesus yang Mahakudus Puji Syukur No.209)
Yesus merelakan hatinya terbuka sebagai bentuk pengorbanan-Nya untuk menyelamatkan
manusia. Hati Yesus yang terbuka itu juga yang selalu tergerak oleh belaskasihan kepada umat yang lapar
dan hidup seperti domba yang tidak memiliki gembala (Bdk Matius 9:36). Pengorbanan Yesus demi
keselamatan dunia dapat kita renungkan yang dinyatakan Allah dalam sejarah keselamatan. Sabda Allah
menjelma menjadi manusia yang dilahirkan oleh Perawan Maria dan tinggal di antara kita (Immanuel).
Yesus yang diurapi oleh Roh Kudus, mewartakan kehadiran Kerajaan Allah melalui ajaran dan tanda-
tanda mukjizat. Puncak pengobanan Yesus ketika Dia menyerahkan hidup-Nya dengan menanggung
sengsara dan wafat di salib. Yesus bersabda, “tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang
yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13).

Para saudari yang terkasih, saya mencoba membacakan sebuah kisah tentang sebuah
pengorbanan.
Frans adalah seorang pemuda yang tampan kendati kedua matanya buta. Frans membenci dirinya sendiri
karena kebutaannya itu. Namun pada suatu hari, ia bertemu dengan seorang gadis yang amat baik
kepadanya. Namanya Amanda. Keduanya lalu saling jatuh cinta. Cinta itu mampu mengubah Frans
menjadi seorang pemuda yang merasa berbahagia. Bahkan pada suatu hari ia memberanikan diri berkata
kepada gadis itu, seandainya dia bisa melihat, ia tidak akan ragu untuk segera mengajaknya menikah.
Pada suatu hari, seseorang dermawan mendonorkan sepasang mata kepadanya. Operasi
pencangkokan mata itu berjalan dengan lancar. Selama beberapa pekan, kedua matanya masih ditutup dan
dibalut dengan kain yang khusus. Akhirnya tiba juga saat di mana kain penutup mata itu dilepaskan.
Maka untuk pertama kalinya Frans dapat melihat kekasihnya. Namun betapa sungguh terkejutnya dia
karena ternyata kekasihnya itu - kendati memang cantik - adalah seorang gadis yang buta. Sejenak
kebisuan melanda keduanya. “Bagaimana rasanya bisa melihat lagi, Frans?” tanya Amanda. “Ada
senangnya, tetapi juga ada sedihnya,” jawab Frans. “Sedihnya karena kau melihat bahwa aku ternyata
seorang yang buta, bukan?” tanya Amanda mencoba menebak pikiran Frans. Frans tidak menjawab.
Beberapa hari kemudian dalam sebuah pertemuan... “Apakah kita akan jadi menikah, Frans?” tanya
Amanda.
Setelah sejenak terdiam dan menghela panjang nafasnya, akhirnya Frans berkata, “Maafkan aku.
Aku tidak bisa melakukannya. Kuharap kau mau mengerti.” “Aku mengerti,” jawabnya lirih sambil
mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Gadis itu kemudian pergi meninggalkan pria yang
sebenarnya amat dicintainya. Keesokan harinya sepucuk surat dari Amanda tiba di tangan Frans. Sebuah
kalimat singkat tertulis di sana : “Frans, kuharap engkau akan selalu menjaga dengan baik sepasang mata
yang telah kudonorkan itu.” Salamku : Amanda.

Dari cerita tersebut dapat kita lihat tokoh yang berkurban (Amanda) dan tokoh yang menerima
pengurbanan itu (Frans). Amanda telah mengosongkan dirinya dengan mengorbankan apa yang berharga
dalam dirinya agar yang dicintainya terbebas dari kegelapan kebutaan. Setelah dia terbebas dari
kegelapan kebutaan, dia tidak memandang orang yang telah mengasihi dan berkurban untuknya.

Hati Yesus yang terluka karena dosa-dosa kita tidak akan sembuh, jika kita tidak menghargai
pengurbanan-Nya demi keselamatan kita. Hati Yesus yang terluka akan mejadi sembuh, jika kita
mengosongkan diri dan dipenuhi oleh kasih Yesus akan berbuah dalam setiap karya kita. Pengorbanan
Yesus tidak terlepas dari pengosongan diri-Nya sehingga hanya rencana Bapa yang sepenuhnya akan
terlaksana (…walaupun dalam rupa Allah,...mengambil rupa sebagai seorang hamba dan menjadi sama
dengan rupa manusia; bdk Filipi 2:6-7). Bagaimana kita di zaman ini mengosongkan diri? Karna hanya
dengan mengosongkan diri kita mampu bersikap rela berkorban dan pengorbanan yang kita lakukan itu
menunjukkan Kasih Kristus. Banyak hal yang sudah mengisi hati kita selaku anggota Kongregasi.
Sungguhkah Hati Kudus Yesus dan Hati tersuci Maria yang mengisi hatiku? Hati kita? Atau masih
adakah hal-hal lain yang mengisi hati kita?

Apa tandanya kita sudah menyebarkan kasih Kristus? Kita telah menyebarkan kasih Kristus jika:
- Bekerja dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan pujian
- Mengalami kegagalan tanpa putus asa
- Hidup dalam rutinitas tanpa merasa bosan
- Mengalami kekeringan rohani tanpa meninggalkan kegiatan rohani
- Menghayati kaul-kaul kebiaraan.
- dll

Refleksi
- Sebagai seorang FCJM yang bernaung pada Hati Kudus apakah Hati Kuds Yesus dan
Hati Tersuci Maria yang mengisi hatiku? Atau apakah ada hal-hal lain yang bertahta
dalam hatiku?
- Bagaimana gambaran hatiku saat ini, berdasarkan gambar ini !

Doa Permohonan : Spontan


Bapa Kami
Doa Penutup : Puji Syukur 212 (atau spontan)
Lagu Penutup : BETK 597 (Tung Uli do Marsinondang) atau lagu yang sesuai

SELAMAT REKOLEKSI
---HATI KUDUS YESUS YANG LEMAH LEMBUT DAN RENDAH HATI---
*JADIKANLAH HATIKU SEPERTI HATIMU*

Anda mungkin juga menyukai