Anda di halaman 1dari 8

Machine Translated by Google

Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di: https://www.researchgate.net/publication/333857613

Formulasi Ekstrak Daun Moringa oleifera dalam Lotion dan Gel sebagai Tabir Surya

Makalah Konferensi · Januari 2018

DOI: 10.5220/0008241001540158

KUTIPAN BACA

4 1.028

3 pengarang, antara lain:

Nining Sugihartini Desty Restia Rahmawati

Universitas Ahmad Dahlan Universitas Ahmad Dahlan

51 PUBLIKASI 155 KUTIPAN 3 PUBLIKASI 14 CITATION

LIHAT PROFIL LIHAT PROFIL

Beberapa penulis publikasi ini juga mengerjakan proyek terkait berikut:

Uji Transport Emulgel Minyak Atsiri Bunga Cengkeh dengan Penambahan Enhancer Propilen Glikol dan Asam Oleat View project

CREMORA GEL: Gel Anti-Aging Ekstrak Daun Minjangan (Chromolaena odorata) View project

Semua konten yang mengikuti halaman ini diunggah oleh Desty Restia Rahmawati pada 16 Desember 2021.

Pengguna telah meminta peningkatan file yang diunduh.


Machine Translated by Google

KONFERENSI INTERNASIONAL PENELITIAN DAN PRAKTEK FARMASI


ISBN: 978-979-98417-5-9 | Universitas Islam Indonesia

Formulasi dan Uji Antioksidan Daun Chromolaena odorata


Ekstrak dalam Gel dengan Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picril Hydrazil)

Desty Restia Rahmawati*, Isharyanto, Zafna Anggraeni Harianto, Nur Afifah Afianty, Latifa Amalia, Citra Ariani
Edityaningrum

Faculty of Pharmacy, University of Ahmad Dahlan, Jln. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta, Indonesia

Abstrak. Ekstrak daun Chromolaena odorata mengandung senyawa fenolik yang memiliki aktivitas sebagai
antioksidan kuat yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas adalah ion yang dipicu oleh sinar UV
yang dapat menyebabkan penuaan. Antioksidan tersebut dapat menstabilkan radikal bebas sehingga
mengatasi penuaan kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formula gel yang paling optimal
dan mengetahui aktivitas antioksidannya. Ekstrak daun Chromolaena odorata diperoleh dengan metode
maserasi menggunakan etanol 70%. Gel ini diformulasikan menggunakan CMC-Na sebagai gelling agent
dan dengan variasi dosis ekstrak. Gel dilakukan evaluasi sifat fisik (daya sebar dan daya lekat) dan diuji
aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen penghambatan
FI, FII, dan FIII berturut-turut adalah 8,77±0,39, 9,33±0,09, dan 56,6±0,13. Aktivitas antioksidan FIII melebihi
1,5 kali vitamin C (p<0,05) yang merupakan antioksidan kuat. Hal ini didukung dengan pengujian sifat fisik
sediaan sesuai pH kulit yaitu 5,93±0,17 tidak mengiritasi kulit. Sediaan gel juga memiliki homogenitas,
dispersi, dan daya rekat yang baik. Formulasi ekstrak daun Chromolaena odorata dalam bentuk gel
mengandung antioksidan kuat yang memiliki kemampuan sebagai antiaging.

Kata kunci: Chromolaena odorata, ekstrak daun, gel, antioksidan

1. Perkenalan
butylated hydroxytoluene (BHT) dan butylated hydroxyanisole
Kulit memiliki fungsi utama sebagai pelindung, termasuk kulit (BHA) [19].
dari sinar radiasi dan zat racun.
Dalam menjalankan fungsinya, terdapat beberapa masalah yang
dapat menghambat keawetan kulit. Faktor utama dan berat yang Oleh karena itu, diperlukan solusi alternatif senyawa antioksidan
terjadi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan dari bahan alami yang tidak berbahaya bagi kulit. Antioksidan
oksidatif, umumnya dikenal sebagai “Reactive Oxygen fenolik berperan besar dalam melawan spesies radikal bebas
Stress” (ROS). Masalah yang dapat dijerat oleh penuaan kulit yang menjadi penyebab utama berbagai perubahan negatif pada
adalah sinar matahari (photoaging), terutama sinar ultraviolet kulit. Meskipun senyawa daun yang diisolasi memiliki potensi
(UV) yang akan meningkatkan ROS dalam sel. Kulit yang tinggi untuk perlindungan kulit, ekstrak herbal menunjukkan
terpapar sinar matahari akan berisiko mengalami penuaan kulit potensi yang lebih baik karena komposisi sumber herbal yang
yang ditandai dengan kulit keriput, kering, kasar, dan bergaris- kompleks.
garis [6]. Gunakan antioksidan sebagai efek pencegahan atau Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tumbuhan hijau
perawatan kulit terbaik dengan foto penuaan. dapat memperbaiki kerusakan kulit akibat paparan sinar UV [14,20].
Antioksidan yang digunakan dalam bahan sintetis atau alami. Fenolik merupakan sumber antioksidan yang efektif, yang dapat
ditemukan pada daun tanaman Chomolaena odorata yang
Beberapa produk anti aging menggunakan antioksidan sintetik,
dimana bahan kimia yang terkandung dalam bahan sintetik populasi tanamannya sangat melimpah di tanah Indonesia.
antioksidan akan memberikan resiko buruk jangka panjang seperti Tumbuhan ini hanyalah tumbuhan pengganggu yang belum
dimanfaatkan dengan baik dalam meningkatkan nilai guna. Di dalam

*Penulis koresponden: desti.restia@gmail.com


42
Machine Translated by Google

KONFERENSI INTERNASIONAL PENELITIAN DAN PRAKTEK FARMASI


ISBN: 978-979-98417-5-9 | Universitas Islam Indonesia

ekstrak etanol daun Chomolaena odorata memiliki kandungan dihaluskan menggunakan blender dan distratifikasi dengan
fenolik total yang lebih tinggi yaitu 313,31 mg/g senyawa fenolik ukuran 50 dan 60 mesh [10].
[1, 11].
2.3.2 Ekstraksi senyawa fenolik
Ekstrak etanol daun Chomolaena odorata dapat diolah lebih
lanjut yaitu pembuatan formula sediaan gel. Sediaan gel
Ekstraksi senyawa fenolik dari 100 gram serbuk daun
merupakan sediaan yang disimpan di masyarakat. Tujuannya
Chomolaena odorata dilakukan dengan metode ekstraksi pelarut
adalah untuk membuat sediaan gel antioksidan yang berkualitas
menggunakan 1000 mL pelarut etanol 70%, kemudian diaduk
baik dan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Uji aktivitas
selama 6 jam menggunakan pengaduk listrik dan didiamkan
antioksidan menggunakan metode DPPH. Metode DPPH
selama 12 jam. Perbandingan serbuk daun Chomolaena odorata
memiliki keunggulan yaitu mudah dan dapat langsung disuling
dengan pelarut adalah 1:10 (b/v). Setelah proses ekstraksi
dengan agen antioksidan. Gel ekstrak daun Chomolaena
dilakukan pemisahan padatan dan cairan dengan menggunakan
odorata dapat berfungsi sebagai agen terapi penuaan pada
oven vakum. Hasilnya kemudian diuapkan dengan rotary
kulit. Selain itu, nilai ekonomis tanaman mengalami dehidrasi.
evaporator pada suhu 400C. Kemudian ekstrak dikeringkan
menggunakan Waterbath [7].

2. Metodologi
2.3.3 Identifikasi senyawa fenolik
2.1 Alat

UV-Vis (UV-1700) Spektrofotometri, Halogen Moisturizer


Identifikasi senyawa fenolik ekstrak etanol 70% daun
Analyzer (HB43 Metler Toledo), neraca analitik (Ohaus), pompa Chomolaena odorata dilakukan dengan menggunakan
vakum, corong buchner, rotary evaporator, corong pisah, kuvet,
kromatografi lapis tipis. Hal ini dilakukan untuk mengkonfirmasi
aluminium foil, mikropipet, kertas saring, satu set propipet alat
adanya senyawa fenolik yang berkhasiat sebagai antioksidan
maserasi, pipet tetes, pipet volume, oven, alat gelas, dan sifat pada ekstrak tersebut. Pengujian dilakukan secara kualitatif
fisik gel.
dengan menggunakan silika gel F254 nm sebagai fase diam
dan campuran toluena : etil asetat : asam format dengan
perbandingan (6:4:0,8) sebagai fase gerak.
Pembanding menggunakan standar asam galat.15 Setelah
2.2 Bahan
proses elusi selesai, pelat silika disemprotkan menggunakan
larutan DPPH 0,004% dalam etanol. Ekstrak positif mengandung
senyawa aktivitas fenolik bila diperoleh bercak kuning berlatar
Daun Chomolaena odorata diperoleh dari Kalasan, Sleman,
belakang ungu pada pelat KLT [2].
DIY; DPPH 0,15 mM, etanol 70%, aquadest, CMC-Na, gliserin,
propilen glikol, metil paraben, dan etanol.

2.3.4 Penentuan kadar air


2.3 Metode

Kadar air ekstrak etanol daun Chomolaena odorata ditentukan


2.3.1 Bahan baku daun Chomolaena odorata
dengan Halogen Moisture Analyzer. Ekstrak diuji sebanyak 1
gram dengan suhu 105 oC selama 15 menit [12].

Ekstrak daun segar sebanyak 500 gram diambil, kemudian


daun dikeringkan menggunakan oven pada suhu 600 C. Simplisia 2.3.5 Formulasi gel

Tabel I. Formula gel ekstrak daun Chomolaena odorata

Komponen F1 F2 F3
Daun Chomolaena odorata
IC80 1,5 x IC80 3 x IC80
ekstrak etanol
CMC-Na 0,3 gram 0,3 gram 0,3 gram 2 gram 2 gram
Gliserin 2 gram 1 gram 10,03
gramgram
1 gram
0,3 0,03
gram
gram
gram
2020
Propilen glikol gram 20 gram
Metil paraben
Air

*Catatan: Nilai IC80 = 28 mg/mL


*Penulis koresponden: desti.restia@gmail.com
43
Machine Translated by Google

44

Optimasi formula gel dilakukan berdasarkan pengaruh labu dan kemudian menambahkan pa etanol ke tanda
perbedaan konsentrasi ekstrak etanol daun Chomolaena batas.
odorata 70% terhadap sifat fisik gel dan aktivitas antioksidan.
Formula tersebut mengacu pada komposisi bahan pembentuk B. Pembuatan Sampel Gel Ekstrak Daun Chomolaena
gel yang memiliki sifat fisik optimal menurut Maulina dan odorata Ekstrak gel ekstrak etanol daun Chomolaena
Sugihartini (2015) dengan sedikit perubahan (Tabel 2). odorata dibuat dengan cara menimbang 500 mg gel
Pembuatan gel diawali dengan mengembangkan CMC-Na ekstrak dari masing-masing formula yang dilarutkan
dalam 10 mL air pada suhu 70ÿC, kemudian ekstrak dalam etanol pa sebanyak 50 mL sehingga diperoleh
ditambahkan sesuai konsentrasi (Tabel 2). Campuran ini konsentrasi 10000 µg/mL. Kemudian 2,5 mL pipet
disebut Campuran 1. Metil paraben sebagai pengawet diekstraksi dari larutan 10000 µg/mL ke dalam labu ukur
dilarutkan dengan sedikit air kemudian ditambahkan campuran 25 mL, dan ditambahkan etanol pa hingga tanda batas
gliserin dan propilen glikol sebagai humektan. Campuran sehingga diperoleh konsentrasi 1000 µg/mL. Kemudian
tersebut kemudian disebut Campuran 2. Kedua campuran dipipet 3 mL dari larutan 1000 µg/mL dan dimasukkan
tersebut disatukan, setelah itu diaduk dan ditambahkan air ke dalam labu ukur 10 mL sehingga konsentrasinya
sebanyak 20 gram kemudian campuran tersebut diaduk menjadi 300 µg/mL. Masing-masing konsentrasi di ad
selama 5 menit dengan kecepatan 500/rpm hingga homogen. dengan etanol pa dibuat dari formula 1, formula 2, dan
formula 3.

2.3.6Uji sifat fisik gel C. Pembuatan kontrol negatif


A. Uji Organoleptik dan Homogenitas Uji Larutan kontrol negatif dibuat dengan mencampurkan
1 mL DPPH (0,15 mM) dengan 1 mL etanol per hari.
organoleptik dilakukan dengan pengamatan langsung
terhadap warna, kejernihan, dan bau gel. Pengujian D. Pembuatan kontrol positif
homogenitas dilakukan dengan mengoleskan gel
pada selembar kaca. Larutan kontrol positif dibuat dengan cara melarutkan
50 mg vitamin C dengan etanol pa hingga 50,0 mL.
B. Uji pH
Kemudian dari larutan vitamin C induk dibuat konsentrasi

Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH meter.


8 µg/mL.
Setiap konsentrasi ad hingga 10 mL dengan etanol pa
C. Uji daya sebar [5].
Pengujian daya sebar diawali dengan meletakkan
gel sebanyak 0,5 gram pada gelas bundar, gelas
2.3.8 Membaca aktivitas antioksidan
lainnya diletakkan di atasnya, dan dibiarkan selama
1 menit. Setelah itu ditambahkan beban sebanyak
150 gram, didiamkan selama 1 menit, dan diukur A. Penetapan DPPH maksimum
diameternya konstan [8].
Sebanyak 1 mL DPPH (0,15 mM) direaksikan
D. Tes adhesi dengan 1 mL etanol pa, kemudian didiamkan di tempat
Pengujian daya rekat diawali dengan sampel gel gelap selama 30 menit. Setelah itu larutan diukur pada
seberat 0,25 gram diletakkan di antara 2 gelas panjang gelombang 450-650 nm menggunakan
benda uji daya lekat, kemudian ditekan dengan spektrofotometer UV-Vis [17].
menggunakan beban 1 kg selama 5 menit. Beban
diangkat dan diberi beban 80 gram pada alat B. Penentuan waktu operasi Setiap
kemudian dicatat waktu pelepasan gel [13]. sampel ekstrak gel dan larutan standar vitamin C
ditambahkan 1 mL larutan DPPH (0,15 mM) kemudian
diamati absorbansinya selama 0-75 menit pada panjang
2.3.7 Penentuan aktivitas antioksidan dengan DPPH gelombang 517 nm [9]. C. Pengujian aktivitas antioksidan

A. Pembuatan larutan DPPH 0,15 mM Dari masing-masing larutan uji dan larutan
standar dipipet 1 mL kemudian dimasukkan ke dalam
Larutan DPPH dibuat dengan cara Larutan stok
flakon, larutan ditambahkan 1 mL DPPH (0,15 mM) dan
DPPH (1 mM) diencerkan dengan pelarut etanol pa
hingga diperoleh konsentrasi 0,15 mM Larutan stok dikocok hingga homogen. Solusinya dibiarkan di tempat
gelap selama waktu operasi. Kemudian uji absorbansi
DPPH (1 mM) dibuat dengan menimbang 9,8 mg serbuk
diukur pada panjang gelombang maksimum. Larutan
DPPH ke dalam gelas ukur 25 mL
blanko yang digunakan adalah etanol pa [16].

*
Penulis koresponden: restiadesty13@gmail.com
Machine Translated by Google

KONFERENSI INTERNASIONAL PENELITIAN DAN PRAKTEK FARMASI


ISBN: 978-979-98417-5-9 | Universitas Islam Indonesia

diperoleh ekstrak etanol. Analisis kualitatif senyawa fenolik pada


ekstrak daun Chomolaena odorata tebal Proses ini penting
2.3.9 Analisis data
dilakukan untuk membuktikan adanya senyawa fenolik pada
Absorbansi gel ekstrak daun Chomolaena odorata dan vitamin ekstrak. Identifikasi senyawa fenolik dilakukan menggunakan
C diubah dalam bentuk persen capture yaitu jumlah radikal Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan asam galat pembanding.
DPPH yang ditangkap oleh sampel. Persentase penangkapan Hasil uji identifikasi ditemukan bercak kuning dengan latar
radikal DPPH dapat dihitung dengan menggunakan rumus belakang ungu pada pelat KLT (Gambar 2). Hal ini menunjukkan
berikut: bahwa ekstrak tersebut mengandung senyawa fenolik. Selain
% Penangkapan Radikal DPPH = [(AbsControl-AbsSample) / analisis kualitatif senyawa, kadar air juga diukur dalam ekstrak.
Kontrol Abs] x 100 (1) Kadar air harus di bawah 10% untuk menjaga kualitas ekstrak
agar tidak mudah terkontaminasi mikroba saat dalam
penyimpanan [4]. Rata-rata kadar air ekstrak etanol Chomolaena
Keterangan:
odorata 70% yaitu rata-rata 7,85% . ±0,38 sehingga sesuai
AbsControl : Absorbansi kontrol
dengan persyaratan Farmakope Jamu Indonesia.
AbsSample : Absorbansi sampel uji [3].

Untuk melihat perbedaan hasil aktivitas antioksidan dan sifat


fisik gel antar formula dilakukan analisis dengan menggunakan
one way ANOVA. Uji t tidak berpasangan digunakan untuk
melihat perbedaan hasil aktivitas antioksidan antara formula gel
optimal dan kontrol positif vitamin C.

3. Hasil dan Pembahasan

Daun Chomolaena odorata diperoleh di Desa Purwomartani,


Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Daun diambil dari lokasi yang sama untuk
meminimalkan variasi kandungan zat aktif yang sangat
dipengaruhi oleh varietas tanaman, umur, dan lokasi tanaman. Gambar 2. Identifikasi senyawa fenolik
Berat daun Chomolaena odorata yang diperoleh adalah 4,8 kg.

Ekstrak daun kental kemudian diformulasi dalam bentuk gel


Setelah 4,8 kg daun basah dikeringkan dengan oven (60 oC),
dengan formula yang tertera pada Tabel I. Dosis ekstrak tersebut
diperoleh hasil sebanyak 880 gram simplisia kering. Simplisia
berdasarkan hasil penelitian Radava, et al., (2011) yang
kering yang telah dihaluskan menggunakan blender sehingga
diperoleh nilai IC80 sebesar 28 mg. IC80 adalah persen
dihasilkan serbuk simplisia sebanyak 660 gram dalam bentuk
penghambatan pada 80%. Variasi dosis telah dibuat berdasarkan
serbuk kering. Proses pemurnian simplisia kering menggunakan
penelitian yaitu sebanyak 10xIC80, 15xIC80, dan 30xIC80.
blender bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel, sehingga
luas permukaan serbuk yang bersentuhan dengan pelarut saat Sediaan gel ekstrak etanolik daun Chomolaena odorata yang
diinginkan sebagai antiaging mudah dituang sehingga sebelum
ekstraksi lebih besar. Ini akan mengoptimalkan proses penarikan
dibuat gel dilakukan optimasi CMC-Na. Konsentrasi CMC-Na
senyawa kimia yang diinginkan.
yang dibutuhkan dalam pembuatan sediaan gel adalah 0,3 gram.

Sebelum dilakukan pengujian sifat fisik dan pengolahan lebih


lanjut, dilakukan pengujian aktivitas antioksidan gel dengan
metode DPPH untuk benar-benar memastikan bahwa gel
tersebut memiliki aktivitas yang baik. Penentuan OT merupakan
langkah untuk mengetahui waktu reaksi antara zat aktif dengan
zat radikal DPPH. Sedangkan max lamda dilakukan untuk
mengetahui lamda dari larutan DPPH yang bernilai 517±2 nm.
DPPH adalah radikal bebas yang stabil dan digunakan untuk
Gambar 1. Daun Chromolaena odorata
mengevaluasi pengurangan radikal bebas dalam bahan alami.
Simplisia kemudian diekstraksi dengan metode maserasi dan Prinsip reaksi dari metode ini adalah DPPH akan direduksi
pelarut etanol 70% untuk menarik senyawa fenolik yang dengan proses donasi hidrogen atau elektron sehingga terjadi
berkhasiat sebagai antioksidan. Setelah maserasi diuapkan, perubahan warna dari violet menjadi kuning dengan perubahan
diperoleh kental 121,61 gram *Koresponden: intensitas warna.
desti.restia@gmail.com
45
Machine Translated by Google

KONFERENSI INTERNASIONAL PENELITIAN DAN PRAKTEK FARMASI


ISBN: 978-979-98417-5-9 | Universitas Islam Indonesia

yang sebanding dengan jumlah sumbangan elektron diikuti aktivitas antioksidan. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan dapat
dengan absorbansi DPPH [18]. Semakin besar penurunan dilihat pada tabel II.
absorbansi DPPH, semakin kuat

Tabel II. Hasil Pengukuran aktivitas antioksidan gel ekstrak etanol daun Chomolaena odorata menggunakan metode DPPH

Absorbansi Dari Sampel Rata-rata


Replikasi Rumus % Penghambatan
Kontrol DPPH Daya serap % Penghambatan

0,765 8.49
SAYA

12 0,836 0,758 9.33 8,77±0,39


(10 x IC80)
3 0,765 8.49
1 0,758 9.33
2
2 0,836 0,759 9.21 9,33±0,09
(15 x IC80)
3 0,757 9.45
III 0,367 56,1
0,836 56,6±0,13
(30 x IC80) 12 0,364 56,5

Hasil pengukuran (Tabel II) menunjukkan bahwa dengan peningkatan penghambatan radikal bebas 1,5x (p<0,05) secara signifikan lebih
dosis ekstrak daun Chomolaena odorata pada sediaan gel nilai besar dibandingkan antioksidan kuat vitamin C. Hasil ini membuktikan
absorbansi yang dihasilkan semakin menurun sehingga % inhibisi potensi besar gel ekstrak daun Chomolaena odorata sebagai produk
meningkat dan berbeda nyata (p<0,05); p=0,00). Hasil formula III yang memiliki aktivitas antioksidan kuat.
merupakan hasil terbaik yang memiliki %

Tabel III. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan vitamin C

Vitamin C Absorbansi dari Sampel Rata-rata dari


Replikasi % Penghambatan
Konsentrasi Kontrol DPPH Daya serap % Penghambatan

8 µg/ml 1 0,581 30.50


2 0,836 0,517 38.16 35,29±3,41
3 0,525 37.20

Untuk menjamin mutu gel yang baik dilakukan pengujian homogenitas, pH, dispersi, lengket. Hasil uji organoleptik.
sifat fisik meliputi organoleptik, Homogenitas, dan pH dinyatakan dalam tabel IV.

Tabel IV. Uji organoleptik dan homogenitas

Uji Organoleptik
Rumus
Warna Bau Homogenitas uji pH

F1 Coklat kehijauan Khas ekstrak Homogen 6.09

F2 Coklat kehijauan Khas ekstrak Homogen 5.95

F3 Coklat kehijauan Khas ekstrak Homogen 5.74

Rata-rata :
5,93±0,17

Hasil uji organoleptik ketiga konsistensi formula yaitu warna coklat tidak menyebabkan iritasi pada kulit, karena pH kulit normal pada
kehijauan, karakteristik ekstrak dan homogenitas yang baik. pH 5-6. Nilai pH yang dihasilkan agar pH gel memenuhi persyaratan.
sediaan gel memenuhi syarat yaitu 5,93 sehingga sesuai

*Penulis koresponden: desti.restia@gmail.com


46
Machine Translated by Google

KONFERENSI INTERNASIONAL PENELITIAN DAN PRAKTEK FARMASI


ISBN: 978-979-98417-5-9 | Universitas Islam Indonesia

Tabel V. Hasil uji dispersi gel

Replikasi I Replikasi II Replikasi III Rata-rata


Rumus
L (cm) L (cm2) L (cm) L (cm2) L (cm) L (cm2) D (cm) L (cm2)
F1 5.7 27.86 5.76 26.04 5.72 25.68 5,7±0,03 26,47±1,07
F2 5.74 25.86 5.46 23.40 5.8 26.41 5,6±0,18 25,22±1,60
F3 5.4 22.89 5.5 23.75 5.36 22.55 5,4±0,07 23,06±0,61

*Catatan: D = Diameter ; L = Besar

Tabel VI. Hasil uji kekuatan lekat gel

Waktu (detik)
Rumus
Ulangan I Ulangan II Ulangan III Rata-rata
F1 1.70 1.75 1.75 1,73±0,03
F2 1.56 1.55 1.59 1,56±0,02
F3 1.21 1.24 1.48 1,31±0,14
Sebaran sediaan gel yang baik adalah gel yang memiliki adhesi sementara dosis yang sedikit lebih tinggi meningkat.
diameter 5-7 cm [21]. Analisis statistik daya hamburan Hasil uji statistik menunjukkan data berdistribusi normal 0,68
menunjukkan perbedaan hasil antara F1, F2, dan F3. Hal ini (>0,05) dan tidak homogen 0,03 (<0,05) sehingga digunakan
ditunjukkan dengan statistik dengan one way ANOVA memiliki uji statistik kruskal wallis yang diperoleh nilai signifikansi
signifikansi 0,03 (<0,05), sehingga H0 ditolak yang berarti p<0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
terdapat perbedaan yang signifikan dengan penggunaan dosis yang signifikan pengaruh dosis berbeda yang digunakan
berbeda yang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan gel. terhadap daya lekat ekstrak gel ekstrak etanol daun gel.
Peningkatan dosis menunjukkan penurunan

4. Kesimpulan [2] A.D. Navitri, Maria, S.B.W. Monica, Uji Aktivitas Antiradikal
Bebas Ekstrak Buah Jeruk Bali (Citrus maxima
Burm.Fz) Dengan Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-
Pembuatan formula gel ekstrak etanol daun Chomolaena Pikrylhidrazyl), UNESA
1-6 (2012)
Journal of Chemistry, 1, 2,
odorata III (Chromolaena odorata) dapat diformulasikan dalam
bentuk gel. sediaan gel memiliki sifat fisik yang baik. gel
khususnya formula 3 memiliki aktivitas antioksidan yang kuat [3] AM Rawat, PS Mohsin, AN Negi, Sah, S.
dibandingkan dengan vitamin C sehingga sediaan gel dapat Singh, Evaluasi kandungan polifenol dan aktivitas
menjadi salah satu alternatif pengobatan penuaan. antioksidan Ganoderma lucidum yang dikumpulkan
secara liar dari perbukitan Himalaya tengah India,
Pelagia Research Library, 3, 3, 85-90 (2013)
Pengakuan
[4] Anonim, Formularium Obat Herbal Asli Indonesia,
Jakarta: The Ministry of Health of the Republic of
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah Indonesia, 1 (2011)
memberikan rahmat dan kemudahan dalam melaksanakan [5] F.J. Sami, S. Rahimah, Uji Aktivitas Antioksidan
penelitian serta teman-teman dan staf Laboratorium Fakultas Ekstrak Metanol Bunga Brokoli (Brassica Oleracea
Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. L. Var. Italica) Dengan Metode Dpph (2,2 Diphenyl-1-
Picrylhydrazyl)
Dan Metode Abts (2,2 Azinobis (3- Etilbenzotiazolin)-6-
Referensi
Asam Sulfonat), Jurnal Fitofarmaka Indoneisa, 2, 2,
107-110 (2015)
[1] Balakrishna, P. Joshna, dan CV Naidu, Evaluasi
[6] H. Masaki, Peran Antioksidan pada Kulit: Efek Anti
Aktivitas Antioksidan In Vitro Kulit Akar Chromolaena
Penuaan, National Center for Biotechnology
Odorata dan Tanaman Medis Antidiabetes Penting,
Information (NCBI) US
Farmakofor, 5, 1, 49-57 (2014).
Perpustakaan Kedokteran Nasional, 58, 2, 85-90
(2010)
*Penulis koresponden: desti.restia@gmail.com
47
Lihat statistik publikasi

Machine Translated by Google

KONFERENSI INTERNASIONAL PENELITIAN DAN PRAKTEK FARMASI


ISBN: 978-979-98417-5-9 | Universitas Islam Indonesia

[7] H. Pandith, X. Zhang, L. Jason, KW Min, W. Kumis Kucing (Orthosipon stamineus B.)
Gritsanapan, SB Baek, Sifat Hemostatik dan Jawa Tengah Serta Aktivitas Antioksidannya,
Penyembuh Luka Ekstrak Daun Chromolaena 18, 4, 140-148 (2010)
odorata, Dermatologi, 2013, 1-8 (2013) [18] R. Dris, dan SM Jain, Praktik Produksi dan
Penilaian Mutu Tanaman Pangan: Penanganan
[8] I.Y. Astuti, D. Hartanti, A. Aminiati, Peningkatan dan Evaluasi Mutu, Penerbit Akademik Kluwer,
Aktivitas Antijamur Candidia albicans Salep New York, 4, 58-60 (2004)
Minyak Atsiri Daun sirih (Piper bettel LINN.)
melalui Pembentukan Komples Inklusi dengan [19] R. Radava, K. Koraÿ, M. Khambholja, Potensi
ÿ-siklodekstrin, Majalah Obat Tradisional, 15, Herbal dalam Perlindungan Kulit dari Radiasi
94-99, (2010) Ultraviolet, Pusat Informasi Bioteknologi
[9] J. Moore, L. Yu, Metode Estimasi Kapasitas Nasional , Perpustakaan Kedokteran Nasional
Antioksidan Produk Pangan Berbasis Gandum, AS, 5, 10, 164-173 (2011)
Liangli Yu (Ed), Antioksidan Gandum, USA: [20] S. Dudonne, P. Poupard, P. Coutière, M.
John Wiley & Sons, 22-24 (2007) Woillez, T. Richard, JM Mérillon, X. Vitrac,
Komposisi Fenolik dan Sifat Antioksidan Poplar
[10] KK Naidoo, RM Coopoosamy, dan G. Bud (Populus nigra)
Naidoo, Skrining Chromolaeana odorata (L.) Ekstrak: Kontribusi Antioksidan Individu dari
King dan Robinson untuk sifat antibakteri dan Fenolik dan Efek Transkripsi pada Penuaan
antijamur, Journal of Plant Medical Research, Kulit, Jurnal kimia pertanian dan makanan, 59,
5, 19, 4859-4862 (2011) 9, 4527-4536 (2011)
[11] KS Rao, PK Chaudhury, A. Pradhan, Evaluasi [21] S. Pellen, A. Wullur, G. Citraningtyas, Formulasi
aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik Sediaan Gel Antijerawat Minyak Atsiri Kulit
total Chromolaena odorata, Food and Chemical Batang Kayu Manis (Cinnamonum burmanii)
Toxicology Analytical, Nutritional and Clinical dan Uji Aktivitas Terhadap Bakteri Staphyloccus
Method, 48, 2, 729- 732 (2010) aureus, PHARMACON, 5, 4, 1- 9 (2016)

[12] L. Maulina, dan N. Sugihartini, Formulasi Gel


Ekstrak EtanolKulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) dengan Variasi Gelling Agent
sebagai Sediaan Luka Bakar, Pharmaciana, 5,
1, 43-52 (2015)
[13] L. Miranti, Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri
Kencur (Kaemferia galanga) dengan Basis
Salep Larut Air terhadap Sifat Fisik Salep dan
Daya Hambat Bakteri Staphyloccocus aureus
Secara In Vitro, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta, (2009)
[14] N. Balasundram, K. Sundram, S. Samman,
Senyawa Fenolik dalam Tumbuhan dan Produk
Sampingan Agriindustri:
Keberadaan,
Aktivitasdan
Antioksidan,
Potensial,
Penggunaan
Toksikologi Makanan dan Kimia , Metode
Analitik, Nutrisi dan Klinis, 99, 1, 191- 203
(2006)

[15] NG Sutar, S.Pal, Quantification of Pharmacologically


Active Marker Gallic Acid and Ellagic Acid from
Leaf and Stem of Pergularia daemia Forsk by
HPTLC Method, Journal Analytical Bianalytical,
7, 1, 1-5 (2015)

[16] N.H. Nuraini, Hayu, Isolasi dan Uji Penangkapan


Radikal Bebas DPPH oleh isolat-1, Fraksi Etil
Asetat dan Ekstrak Etanol Akar Pasak Bumi
(Eurycoma longifolia Jack), Jurnal Ilmiah
Kefarmasian, 3, 1, 95-104 (2013)
[17] P. Putri, S. Meiny, C. Bambang, Total Fenolat
dan Flavonoid Dari Ekstrak dan Fraksi Daun

*Penulis koresponden: desti.restia@gmail.com


48

Anda mungkin juga menyukai