DestyRestiaet Al
DestyRestiaet Al
Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di: https://www.researchgate.net/publication/333857613
Formulasi Ekstrak Daun Moringa oleifera dalam Lotion dan Gel sebagai Tabir Surya
DOI: 10.5220/0008241001540158
KUTIPAN BACA
4 1.028
Uji Transport Emulgel Minyak Atsiri Bunga Cengkeh dengan Penambahan Enhancer Propilen Glikol dan Asam Oleat View project
CREMORA GEL: Gel Anti-Aging Ekstrak Daun Minjangan (Chromolaena odorata) View project
Semua konten yang mengikuti halaman ini diunggah oleh Desty Restia Rahmawati pada 16 Desember 2021.
Desty Restia Rahmawati*, Isharyanto, Zafna Anggraeni Harianto, Nur Afifah Afianty, Latifa Amalia, Citra Ariani
Edityaningrum
Faculty of Pharmacy, University of Ahmad Dahlan, Jln. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta, Indonesia
Abstrak. Ekstrak daun Chromolaena odorata mengandung senyawa fenolik yang memiliki aktivitas sebagai
antioksidan kuat yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas adalah ion yang dipicu oleh sinar UV
yang dapat menyebabkan penuaan. Antioksidan tersebut dapat menstabilkan radikal bebas sehingga
mengatasi penuaan kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formula gel yang paling optimal
dan mengetahui aktivitas antioksidannya. Ekstrak daun Chromolaena odorata diperoleh dengan metode
maserasi menggunakan etanol 70%. Gel ini diformulasikan menggunakan CMC-Na sebagai gelling agent
dan dengan variasi dosis ekstrak. Gel dilakukan evaluasi sifat fisik (daya sebar dan daya lekat) dan diuji
aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen penghambatan
FI, FII, dan FIII berturut-turut adalah 8,77±0,39, 9,33±0,09, dan 56,6±0,13. Aktivitas antioksidan FIII melebihi
1,5 kali vitamin C (p<0,05) yang merupakan antioksidan kuat. Hal ini didukung dengan pengujian sifat fisik
sediaan sesuai pH kulit yaitu 5,93±0,17 tidak mengiritasi kulit. Sediaan gel juga memiliki homogenitas,
dispersi, dan daya rekat yang baik. Formulasi ekstrak daun Chromolaena odorata dalam bentuk gel
mengandung antioksidan kuat yang memiliki kemampuan sebagai antiaging.
1. Perkenalan
butylated hydroxytoluene (BHT) dan butylated hydroxyanisole
Kulit memiliki fungsi utama sebagai pelindung, termasuk kulit (BHA) [19].
dari sinar radiasi dan zat racun.
Dalam menjalankan fungsinya, terdapat beberapa masalah yang
dapat menghambat keawetan kulit. Faktor utama dan berat yang Oleh karena itu, diperlukan solusi alternatif senyawa antioksidan
terjadi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan dari bahan alami yang tidak berbahaya bagi kulit. Antioksidan
oksidatif, umumnya dikenal sebagai “Reactive Oxygen fenolik berperan besar dalam melawan spesies radikal bebas
Stress” (ROS). Masalah yang dapat dijerat oleh penuaan kulit yang menjadi penyebab utama berbagai perubahan negatif pada
adalah sinar matahari (photoaging), terutama sinar ultraviolet kulit. Meskipun senyawa daun yang diisolasi memiliki potensi
(UV) yang akan meningkatkan ROS dalam sel. Kulit yang tinggi untuk perlindungan kulit, ekstrak herbal menunjukkan
terpapar sinar matahari akan berisiko mengalami penuaan kulit potensi yang lebih baik karena komposisi sumber herbal yang
yang ditandai dengan kulit keriput, kering, kasar, dan bergaris- kompleks.
garis [6]. Gunakan antioksidan sebagai efek pencegahan atau Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tumbuhan hijau
perawatan kulit terbaik dengan foto penuaan. dapat memperbaiki kerusakan kulit akibat paparan sinar UV [14,20].
Antioksidan yang digunakan dalam bahan sintetis atau alami. Fenolik merupakan sumber antioksidan yang efektif, yang dapat
ditemukan pada daun tanaman Chomolaena odorata yang
Beberapa produk anti aging menggunakan antioksidan sintetik,
dimana bahan kimia yang terkandung dalam bahan sintetik populasi tanamannya sangat melimpah di tanah Indonesia.
antioksidan akan memberikan resiko buruk jangka panjang seperti Tumbuhan ini hanyalah tumbuhan pengganggu yang belum
dimanfaatkan dengan baik dalam meningkatkan nilai guna. Di dalam
ekstrak etanol daun Chomolaena odorata memiliki kandungan dihaluskan menggunakan blender dan distratifikasi dengan
fenolik total yang lebih tinggi yaitu 313,31 mg/g senyawa fenolik ukuran 50 dan 60 mesh [10].
[1, 11].
2.3.2 Ekstraksi senyawa fenolik
Ekstrak etanol daun Chomolaena odorata dapat diolah lebih
lanjut yaitu pembuatan formula sediaan gel. Sediaan gel
Ekstraksi senyawa fenolik dari 100 gram serbuk daun
merupakan sediaan yang disimpan di masyarakat. Tujuannya
Chomolaena odorata dilakukan dengan metode ekstraksi pelarut
adalah untuk membuat sediaan gel antioksidan yang berkualitas
menggunakan 1000 mL pelarut etanol 70%, kemudian diaduk
baik dan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Uji aktivitas
selama 6 jam menggunakan pengaduk listrik dan didiamkan
antioksidan menggunakan metode DPPH. Metode DPPH
selama 12 jam. Perbandingan serbuk daun Chomolaena odorata
memiliki keunggulan yaitu mudah dan dapat langsung disuling
dengan pelarut adalah 1:10 (b/v). Setelah proses ekstraksi
dengan agen antioksidan. Gel ekstrak daun Chomolaena
dilakukan pemisahan padatan dan cairan dengan menggunakan
odorata dapat berfungsi sebagai agen terapi penuaan pada
oven vakum. Hasilnya kemudian diuapkan dengan rotary
kulit. Selain itu, nilai ekonomis tanaman mengalami dehidrasi.
evaporator pada suhu 400C. Kemudian ekstrak dikeringkan
menggunakan Waterbath [7].
2. Metodologi
2.3.3 Identifikasi senyawa fenolik
2.1 Alat
Komponen F1 F2 F3
Daun Chomolaena odorata
IC80 1,5 x IC80 3 x IC80
ekstrak etanol
CMC-Na 0,3 gram 0,3 gram 0,3 gram 2 gram 2 gram
Gliserin 2 gram 1 gram 10,03
gramgram
1 gram
0,3 0,03
gram
gram
gram
2020
Propilen glikol gram 20 gram
Metil paraben
Air
44
Optimasi formula gel dilakukan berdasarkan pengaruh labu dan kemudian menambahkan pa etanol ke tanda
perbedaan konsentrasi ekstrak etanol daun Chomolaena batas.
odorata 70% terhadap sifat fisik gel dan aktivitas antioksidan.
Formula tersebut mengacu pada komposisi bahan pembentuk B. Pembuatan Sampel Gel Ekstrak Daun Chomolaena
gel yang memiliki sifat fisik optimal menurut Maulina dan odorata Ekstrak gel ekstrak etanol daun Chomolaena
Sugihartini (2015) dengan sedikit perubahan (Tabel 2). odorata dibuat dengan cara menimbang 500 mg gel
Pembuatan gel diawali dengan mengembangkan CMC-Na ekstrak dari masing-masing formula yang dilarutkan
dalam 10 mL air pada suhu 70ÿC, kemudian ekstrak dalam etanol pa sebanyak 50 mL sehingga diperoleh
ditambahkan sesuai konsentrasi (Tabel 2). Campuran ini konsentrasi 10000 µg/mL. Kemudian 2,5 mL pipet
disebut Campuran 1. Metil paraben sebagai pengawet diekstraksi dari larutan 10000 µg/mL ke dalam labu ukur
dilarutkan dengan sedikit air kemudian ditambahkan campuran 25 mL, dan ditambahkan etanol pa hingga tanda batas
gliserin dan propilen glikol sebagai humektan. Campuran sehingga diperoleh konsentrasi 1000 µg/mL. Kemudian
tersebut kemudian disebut Campuran 2. Kedua campuran dipipet 3 mL dari larutan 1000 µg/mL dan dimasukkan
tersebut disatukan, setelah itu diaduk dan ditambahkan air ke dalam labu ukur 10 mL sehingga konsentrasinya
sebanyak 20 gram kemudian campuran tersebut diaduk menjadi 300 µg/mL. Masing-masing konsentrasi di ad
selama 5 menit dengan kecepatan 500/rpm hingga homogen. dengan etanol pa dibuat dari formula 1, formula 2, dan
formula 3.
A. Pembuatan larutan DPPH 0,15 mM Dari masing-masing larutan uji dan larutan
standar dipipet 1 mL kemudian dimasukkan ke dalam
Larutan DPPH dibuat dengan cara Larutan stok
flakon, larutan ditambahkan 1 mL DPPH (0,15 mM) dan
DPPH (1 mM) diencerkan dengan pelarut etanol pa
hingga diperoleh konsentrasi 0,15 mM Larutan stok dikocok hingga homogen. Solusinya dibiarkan di tempat
gelap selama waktu operasi. Kemudian uji absorbansi
DPPH (1 mM) dibuat dengan menimbang 9,8 mg serbuk
diukur pada panjang gelombang maksimum. Larutan
DPPH ke dalam gelas ukur 25 mL
blanko yang digunakan adalah etanol pa [16].
*
Penulis koresponden: restiadesty13@gmail.com
Machine Translated by Google
yang sebanding dengan jumlah sumbangan elektron diikuti aktivitas antioksidan. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan dapat
dengan absorbansi DPPH [18]. Semakin besar penurunan dilihat pada tabel II.
absorbansi DPPH, semakin kuat
Tabel II. Hasil Pengukuran aktivitas antioksidan gel ekstrak etanol daun Chomolaena odorata menggunakan metode DPPH
0,765 8.49
SAYA
Hasil pengukuran (Tabel II) menunjukkan bahwa dengan peningkatan penghambatan radikal bebas 1,5x (p<0,05) secara signifikan lebih
dosis ekstrak daun Chomolaena odorata pada sediaan gel nilai besar dibandingkan antioksidan kuat vitamin C. Hasil ini membuktikan
absorbansi yang dihasilkan semakin menurun sehingga % inhibisi potensi besar gel ekstrak daun Chomolaena odorata sebagai produk
meningkat dan berbeda nyata (p<0,05); p=0,00). Hasil formula III yang memiliki aktivitas antioksidan kuat.
merupakan hasil terbaik yang memiliki %
Untuk menjamin mutu gel yang baik dilakukan pengujian homogenitas, pH, dispersi, lengket. Hasil uji organoleptik.
sifat fisik meliputi organoleptik, Homogenitas, dan pH dinyatakan dalam tabel IV.
Uji Organoleptik
Rumus
Warna Bau Homogenitas uji pH
Rata-rata :
5,93±0,17
Hasil uji organoleptik ketiga konsistensi formula yaitu warna coklat tidak menyebabkan iritasi pada kulit, karena pH kulit normal pada
kehijauan, karakteristik ekstrak dan homogenitas yang baik. pH 5-6. Nilai pH yang dihasilkan agar pH gel memenuhi persyaratan.
sediaan gel memenuhi syarat yaitu 5,93 sehingga sesuai
Waktu (detik)
Rumus
Ulangan I Ulangan II Ulangan III Rata-rata
F1 1.70 1.75 1.75 1,73±0,03
F2 1.56 1.55 1.59 1,56±0,02
F3 1.21 1.24 1.48 1,31±0,14
Sebaran sediaan gel yang baik adalah gel yang memiliki adhesi sementara dosis yang sedikit lebih tinggi meningkat.
diameter 5-7 cm [21]. Analisis statistik daya hamburan Hasil uji statistik menunjukkan data berdistribusi normal 0,68
menunjukkan perbedaan hasil antara F1, F2, dan F3. Hal ini (>0,05) dan tidak homogen 0,03 (<0,05) sehingga digunakan
ditunjukkan dengan statistik dengan one way ANOVA memiliki uji statistik kruskal wallis yang diperoleh nilai signifikansi
signifikansi 0,03 (<0,05), sehingga H0 ditolak yang berarti p<0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
terdapat perbedaan yang signifikan dengan penggunaan dosis yang signifikan pengaruh dosis berbeda yang digunakan
berbeda yang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan gel. terhadap daya lekat ekstrak gel ekstrak etanol daun gel.
Peningkatan dosis menunjukkan penurunan
4. Kesimpulan [2] A.D. Navitri, Maria, S.B.W. Monica, Uji Aktivitas Antiradikal
Bebas Ekstrak Buah Jeruk Bali (Citrus maxima
Burm.Fz) Dengan Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-
Pembuatan formula gel ekstrak etanol daun Chomolaena Pikrylhidrazyl), UNESA
1-6 (2012)
Journal of Chemistry, 1, 2,
odorata III (Chromolaena odorata) dapat diformulasikan dalam
bentuk gel. sediaan gel memiliki sifat fisik yang baik. gel
khususnya formula 3 memiliki aktivitas antioksidan yang kuat [3] AM Rawat, PS Mohsin, AN Negi, Sah, S.
dibandingkan dengan vitamin C sehingga sediaan gel dapat Singh, Evaluasi kandungan polifenol dan aktivitas
menjadi salah satu alternatif pengobatan penuaan. antioksidan Ganoderma lucidum yang dikumpulkan
secara liar dari perbukitan Himalaya tengah India,
Pelagia Research Library, 3, 3, 85-90 (2013)
Pengakuan
[4] Anonim, Formularium Obat Herbal Asli Indonesia,
Jakarta: The Ministry of Health of the Republic of
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah Indonesia, 1 (2011)
memberikan rahmat dan kemudahan dalam melaksanakan [5] F.J. Sami, S. Rahimah, Uji Aktivitas Antioksidan
penelitian serta teman-teman dan staf Laboratorium Fakultas Ekstrak Metanol Bunga Brokoli (Brassica Oleracea
Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. L. Var. Italica) Dengan Metode Dpph (2,2 Diphenyl-1-
Picrylhydrazyl)
Dan Metode Abts (2,2 Azinobis (3- Etilbenzotiazolin)-6-
Referensi
Asam Sulfonat), Jurnal Fitofarmaka Indoneisa, 2, 2,
107-110 (2015)
[1] Balakrishna, P. Joshna, dan CV Naidu, Evaluasi
[6] H. Masaki, Peran Antioksidan pada Kulit: Efek Anti
Aktivitas Antioksidan In Vitro Kulit Akar Chromolaena
Penuaan, National Center for Biotechnology
Odorata dan Tanaman Medis Antidiabetes Penting,
Information (NCBI) US
Farmakofor, 5, 1, 49-57 (2014).
Perpustakaan Kedokteran Nasional, 58, 2, 85-90
(2010)
*Penulis koresponden: desti.restia@gmail.com
47
Lihat statistik publikasi
[7] H. Pandith, X. Zhang, L. Jason, KW Min, W. Kumis Kucing (Orthosipon stamineus B.)
Gritsanapan, SB Baek, Sifat Hemostatik dan Jawa Tengah Serta Aktivitas Antioksidannya,
Penyembuh Luka Ekstrak Daun Chromolaena 18, 4, 140-148 (2010)
odorata, Dermatologi, 2013, 1-8 (2013) [18] R. Dris, dan SM Jain, Praktik Produksi dan
Penilaian Mutu Tanaman Pangan: Penanganan
[8] I.Y. Astuti, D. Hartanti, A. Aminiati, Peningkatan dan Evaluasi Mutu, Penerbit Akademik Kluwer,
Aktivitas Antijamur Candidia albicans Salep New York, 4, 58-60 (2004)
Minyak Atsiri Daun sirih (Piper bettel LINN.)
melalui Pembentukan Komples Inklusi dengan [19] R. Radava, K. Koraÿ, M. Khambholja, Potensi
ÿ-siklodekstrin, Majalah Obat Tradisional, 15, Herbal dalam Perlindungan Kulit dari Radiasi
94-99, (2010) Ultraviolet, Pusat Informasi Bioteknologi
[9] J. Moore, L. Yu, Metode Estimasi Kapasitas Nasional , Perpustakaan Kedokteran Nasional
Antioksidan Produk Pangan Berbasis Gandum, AS, 5, 10, 164-173 (2011)
Liangli Yu (Ed), Antioksidan Gandum, USA: [20] S. Dudonne, P. Poupard, P. Coutière, M.
John Wiley & Sons, 22-24 (2007) Woillez, T. Richard, JM Mérillon, X. Vitrac,
Komposisi Fenolik dan Sifat Antioksidan Poplar
[10] KK Naidoo, RM Coopoosamy, dan G. Bud (Populus nigra)
Naidoo, Skrining Chromolaeana odorata (L.) Ekstrak: Kontribusi Antioksidan Individu dari
King dan Robinson untuk sifat antibakteri dan Fenolik dan Efek Transkripsi pada Penuaan
antijamur, Journal of Plant Medical Research, Kulit, Jurnal kimia pertanian dan makanan, 59,
5, 19, 4859-4862 (2011) 9, 4527-4536 (2011)
[11] KS Rao, PK Chaudhury, A. Pradhan, Evaluasi [21] S. Pellen, A. Wullur, G. Citraningtyas, Formulasi
aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik Sediaan Gel Antijerawat Minyak Atsiri Kulit
total Chromolaena odorata, Food and Chemical Batang Kayu Manis (Cinnamonum burmanii)
Toxicology Analytical, Nutritional and Clinical dan Uji Aktivitas Terhadap Bakteri Staphyloccus
Method, 48, 2, 729- 732 (2010) aureus, PHARMACON, 5, 4, 1- 9 (2016)