Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT FISIKA

KIMIA DENGAN PROSES ABSORBSI,


DISTRIBUSI DAN EKSKRESI OBAT

NAMA: ADRIANA YANTI MAU


KELAS : E
FASA PENENTU AKTIVITAS BIOLOGIS

 FASA FARMASETIK, meliputi:


1. Proses pabrikasi, pengaturan dosis,
formulasi, bentuk sediaan dan terlarutnya
obat aktif.
2. Berperan dalam: ketersediaan obat untuk  FASA FARMAKODINAMIK
dapat diabsorbsi. 1. Adalah fasa terjadinya interaksi obat-
reseptor dalam jaringan target.
2. Berperan dalam: timbulnya respon biologis
obat.
 FASA FARMAKOKINETIK, meliputi:
1. Absorbsi, Distribusi, Metabolisme dan
Ekskresi (ADME)
2. Berperan dalam: ketersediaan obat untuk
dapat mencapai jaringan sasaran
(target)/reseptor → timbul respon biologis.
A. HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT FISIKA KIMIA
DENGAN PROSES ABSORBSI
1. ABSORBSI MELALUI SALURAN CERNA
• Pada pemberian secara oral, sebelum obat masuk ke peredaran darah dan didistribusikan keseluruh
tubuh terlebih dulu, harus mengalami proses absorbs pada saluran cerna. Faktor-factor yang
berpengaruh pada proses absorbs obat, pada saluran cerna yaitu : bentuk sediaan, sifat kimia fisika,
cara peberian, factor biologis, dan factor lain-lain.
2. ABSORBSI OBAT MELALUI MATA
• Suatu obat diberikan secara setempat pada mata, Sebagian diabsorbsi melalui membrane konjungtiva
dan Sebagian lagi melalui kornea. Kecepatan penetrasi tergantung pada derajat ionisasi dan koefisien
partisi obat.
3. ABSORBSI MELALUI PARU
• Obat anastesi sistemik yang diberikan secara inhalasi akan diabsorbsi melalui epitel paru dan
membrane mukosa saluran napas. Absorbsi obat melalui paru tergantung pada: kadar obat dalam
alveoli, koefisien partisi gas atau darah, kecepatan aliran darah paruh, ukuran partikel obat.
4. ABSORBSI OBAT MELALUI KULIT
• Absorbsi obat melalui kulit sangat tergantung pada kelarutan obat dalam lemak karna epidermis kulit
berfungsi sebagai membrane lemak biologis.
B. HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT FISIKA KIMIA
FISIKA DENGAN PROSESE DISTRIBUSI OBAT

 Proses distribusi dan eliminasi obat berlangsung secara bersamaan dan pada umumnya proses distribusi obat
lebih cepat dibandingkan proses eliminasi.
 Kecepatan dan besarnya distribusi obat dalam tubuh bervariasi dan tergantung pada factor-factor berikut:
• sifat kimia fisika obat, terutama kelarutan dalam lemak
• Sifat membrane biologis
• Kecepatan distribusi aliran darah pada jaringan dan organ tubuh.
• Ikatan obat dengan sisi kehilangan
• Adanya pengangkutan aktif dari beberapa obat
• Masa atau volume jaringan
1. STRUKTUR MEMBRAN BIOLOGIS
 Membran biologis mempunyai dua fungsi utama yaitu:

1. Sebagai penghalang dengan sifat permeabilitas yang khas

2. Sebagai tempat untuk reaksi biotransformasi energi

 A) Komponen membrane sel

 Membran sel terdiri komponen-komponen yang terorganisasi yaitu:

1. Lapisan lemak bimolekul


• Berdasarkan kepolarannya, lapisan ini terdiri atas bagian non polar (hidrokarbon) dan bagian polar (gugus hidroksil
kolesterol dan gugus gliserilfosfat fosfolipid)

2. Protein
• Protein bersifat ampifil karena mengandung gugus hidrofil dan hidrofob

3. Mukopolisakarida
• Jumlahnya kecil dan strukturnya tidak dalam keadaan bebas tetapi dalam bentuk kombinasi dengan lemak. Berperan dalam
pengenalan sel dan interaksi antigen-antibod
2. HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT FISIKA KIMIA
DENGAN PROSES DISTRIBUSI OBAT
 Umumnya distribusi obat terjadi dengan cara menembus membran biologis melalui proses difusi. Mekanisme
difusi dipengaruhi oleh: struktur kimia, sifat fisika kimia obat, dan membran biologis.

 Proses difusi dibagi menjadi dua yaitu:

1. difusi pasif
• Penembusan membrane biologis secara difusi pasif dibedakan menjadi 3, yaitu: difusi pasif melaui
pori(cara penyaringan), difusi pasif dengan cara melarut dalam lemak penyusunan membrane dan difusi
pasif dengan fasilitas.

2. difusi aktif
• Penembusan membrane secara difusi aktif dibedakan menjadi 2 yaitu: system pengangkutan aktif dan
pinositosis.
3. INTERAKSI OBAT DENGAN BIOPOLIMER

• Obat yang masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan biopolimer (protein, lemak, as.
nukleat, mukopolisakarida, enzim, dan reseptor)

• Terjadi pada cairan ekstraselular

• Besar dan interaksinya dipengaruhi oleh:Sifat fisika kimia obat, Karakteristik biopolime

• Tipe interaksi obat-biopolimer:

a) Interaksi tidak khas

b) Interaksi khas
3. HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT FISIKA
KIMIA DENGAN PROSES EKSKRESI

1. Ekskresi obat melalui PARU


• Terutama adalah obat yang digunakan secara inhalasi, seperti: siklopropan, nitrogen oksida, halotan, eter, dll.
Sifat fisik yang menentukan kecepatan ekskresi obat melalui paru adalah: koefisien partisi darah/udara
• Obat dengan koefisien partisi darahu/udara KECIL, seperti : siklopropan → diekskresikan cepat
• Obat dengan koefisien partisi darah-udara BESAR, seperti: halotan, eter → dieksresikan lambat

2. Ekskresi obat melalui GINJAL


1. FILTRASI GLOMERULUS
• Ginjal menerima ±20-25% dari CO (1,2-1,5 lt), dan ±10% difiltrasi melalui glomerulus. Glomerulus dapat
dilewati oleh molekul obat dengan diameter ≤40 Å dengan BM <5000 dan obat yang larut dalam cairan plasma
atau obat yang bersifat hidrofil.
2. REABSORBSI PASIF TUBULUS GINJAL
• Sebagian besar obat akan direabsorbsi pada tubulus ginjal melalui proses difusi pasif, hal ini tergantung pada:
sifat kimia fisika seperti ukuran partikel dan koefisien partisi lemak air, pH urin.
3. SEKRESI AKTIF TUBULUS GINJAL
• Obat dapat bergerak dari plasma melalui membran tubulus ginjal dengan mekanisme transpor aktif
3. Ekskresi Obat Melalui Empedu
• Obat dengan BM <150 dan obat yang telah dimetabolisme
menjadi senyawa yang lebih polar dapat diekskresi dari hati (Umumnya obat
dalam bentuk konjugasi dengan glukoronat, sulfat maupun glisin) → empedu → usus dengan
mekanisme transpor aktif (contoh: penisilin, rifampisin, streptomisin, tetrasiklin, hormon
steroid)

4. Ekskresi jalur lain


• Misalnya melalui saliva, air susu ibu, keringat, rambut, air
mata
• Obat yang diekskresi melalui ini sangat jarang
thank you

Anda mungkin juga menyukai