Tim Respon Dan Rescue
Tim Respon Dan Rescue
Pengembangan tim rescue dan tim respon tanggap darurat dari sebuah
lembaga kemanusiaan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Polanya dapat juga didefinisikan sebagai siklus manajemen risiko, yang terdiri
dari tahapan penilaian risiko, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
tindakan perbaikan. Dalam pola ini, penilaian risiko digunakan untuk
mengidentifikasi risiko dan kebutuhan tanggap darurat, sedangkan
perencanaan dilakukan untuk menentukan strategi dan tindakan dalam
menghadapi risiko. Pelaksanaan terdiri dari implementasi rencana dan
strategi, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi kinerja tim dan
memperbaiki strategi jika diperlukan. Terakhir, tindakan perbaikan dilakukan
untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem dan proses tanggap darurat
untuk masa depan.
3) Memberikan informasi dan ucapan terima kasih kepada personil yang siap
untuk melaksanakan tugas, tetapi tidak ditunjuk dalam TRC BPBD.
3. Mobilisasi Awal
a. BPBD menyelesaikan kelengkapan administrasi, keuangan dan
perlengkapan yang diperlukan Tim.
b. BPBD menyampaikan informasi penugasan TRC BNPB kepadapejabat
yang berwenang di SATKORLAK PB/BPBD Provinsi/SATLAK PB/BPBD
Kabupaten/Kota.
c. Segera setelah penetapan TRC dilakukan pembagian tugas sebagai
berikut:
1) Ketua Tim
a) Membuat konsep awal Rencana Kedatangan dan Rencana Aksi.
b) Melaksanakan pengecekan kesiapan personil Tim melalui sarana
komunikasi telepon/HP.
2) Personil BPBD yang bertugas sebagai Petugas Administrasi Tim
menyelesaikan administrasi keuangan,tiket transportasi, peralatan dan
dukungan sarana pendukung Tim.
3) Anggota Tim dari sektor terkait berangkat dari kantor/rumah masing-
masing dengan membawa perlengkapan pribadi dan sarana pendukung tugas
menuju ke BPBD atau tempat yang telah ditentukan.
4) Setelah seluruh personil Tim berkumpul di BPBD atau tempat yang telah
ditentukan:
B. Tahap Pelaksanaan
4. Evaluasi
C. Tahap Pengakhiran
1. Pengakhiran tugas TRC BPBD berdasarkan perintah dari Kepala BPBD.
2. Persiapan Meninggalkan Lokasi Bencana.
3. Tiba di BPBD
a. Mengembalikan peralatan inventaris BPBD kepada BPBD.
b. Menghadap Kepala BPBD Up. Deputi Bidang Penanganan Darurat untuk
laporan selesai melaksanakan tugas dan menyerahkan laporan pelaksanaan
tugas Tim.
c. Menyerahkan bukti-bukti pertanggungjawaban administrasi keuangan
kepada pejabat yang berwenang.
d. Masing-masing anggota Tim dari sektor terkait membawa laporan
pelaksanaan tugas Tim untuk disampaikan kepada atasan langsungnya.
2. Perlengkapan Tim
a. Dokumen (Surat Tugas, Surat Pemberitahuan ke daerah dan tiket sarana
transportasi)
b. Identitas Tim (Spanduk dan Bendera)
c. Fly sheet (kain anti hujan) dan tenda individu
d. Peta Lokasi Bencana dan ATK
e. Radio komunikasi (Radio HF/SSB, Base Station VHF/UHF FM, Radio
Handy
Talky, Radio Receiver) dan battery cadangan
f. HP Satelit, HP GSM, HP CDMA beserta battery cadangan dan GPS
g. Komputer /Laptop dan printer siap pakai beserta tinta cadangan
h. Modem satelit dan GSM, koneksi internet dan USB memory stick
i. Kamera digital, handycam dan tape recorder beserta charger-nya
j. Lampu darurat / lampu badai
k. Genset Portable
l. Tongkat
Catatan: Kuantitas sesuai kebutuhan.
2. Rencana Aksi
a. Membantu SATKORLAK PB/BPBD Provinsi/SATLAK PB/BPBD Kabupaten
/Kota:
1) Mengaktivasi dan penguatan Posko SATKORLAK PB/BPBD
Provinsi/SATLAK PB/BPBD Kabupaten/Kota;
2) Rapat koordinasi guna memperlancar koordinasi dengan seluruh sektor
yang terlibat dalam penanggulangan bencana;
3) Saran tindakan untuk upaya penanggulangan bencana secara cepat dan
tepat.
b. Melaksanakan koordinasi dengan sektor terkait untuk melengkapi data
/informasi bencana.
c. Melaksanakan pembagian tugas dalam satu s.d tiga Sub Tim.
d. Rencana peninjauan lapangan lokasi bencana.
e. Rencana peninjauan lapangan lokasi bencana hari berikutnya.
f. Evaluasi hasil peninjauan lapangan dan pengkajian cepat kejadian
bencana.
g. Pengiriman laporan pelaksanaan tugas Tim kepada Kepala BPBD dengan
tembusan atasan langsung masing-masing anggota Tim dan Posko BPBD
dan SATKORLAK PB/BPBD Provinsi/SATLAK PB/BPBD Kabupaten/Kota.
Respon Bencana
Kecepatan dalam merespon kejadian bencana adalah kunci utama dalam
memberikan pelayanan terbaik bagi para korban bencana. Untuk mendukung
upaya tersebut BAZNAS Tanggap Bencana didukung oleh tim yang handal
dengan sebutan TIREK (Tim Reaksi Kilat). Sejak Juni 2016 BTB telah
merespon 23 kali bencana Indonesia, meliputi:
Evakuasi
Aktifitas penyelamatan korban terdapat bencana, dimulai dari pencarian
hingga pertolongan dan pelayanan ke tempat aman dan nyaman. Selama
tahun 2016, Tim BTB telah terlibat dalam 3 kali misi evakuasi yaitu:
Renovasi Rumah
Program perbaikan rumah yang diakibatkan oleh bencana. Dilakukan secara
bergotong royong bersama warga dan relawan setempat. Program ini telah
dilaksanakan di 2 lokasi yaitu pasca Gempa Bumi 2 Juni 2016 berkekuatan
5,5 skala Richter (SR) di Pesisir Selatan Sumatera Barat serta pasca Banjir
pada 31 Agustus 2016 di Sindangbarang, Cianjur, Jawa Barat. Total
penerima manfaat di 2 lokasi tersebut 33 jiwa.
Dapur Umum
Program layanan dapur umum menyediakan kebutuhan pokok berupa
makanan siap saji 3 kali per hari dengan menu seimbang dan bergizi.
Melibatkan warga setempat dan relawan lokal. Dilaksanakan minimal 3 hari
berturut-turut atau selama masa tanggap darurat. Telah dilaksanakan di 11
lokasi yaitu:
Jembatan Darurat
Dapur Air
Program layanan berupa penyediaan air panas dan minuman hangat siap saji
ini sangat membantu dan dibutuhkan para penyintas saat berada di
pengungsian terutama bagi kaum rentan lansia, balita dan ibu hamil serta
menyusui.
Dalam kata lain, bencana dapat dikatakan juga sebuah ancaman keamanan.
Suatu rencana pengamanan yang baik sudah sewajarnya memperhatikan
potensi bencana-bencana yang dapat terjadi dan berdampak terhadap
area/objek yang diamankan.
Dalam situasi ini maka tanggap darurat bencana perlu dilakukan. Tidak hanya
oleh lembaga-lembaga pemerintah seperti BNPB, Basarnas, Polri, dan
sebagainya. Namun juga, lembaga-lembaga non pemerintah seperti yang
dilakukan oleh Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) seperti Nawakara.
Lantas, apa yang dimaksud dengan tanggap darurat bencana dan bagaimana
tim tanggap darurat atau Emergency Response Team Nawakara dapat
berperan dalam situasi ini?
Operasi SAR
Tahap menyadari
Tahap perencanaan
Pada tahap ini, penyusunan rencana operasi SAR yang efektif dan efisien
dilakukan. Beberapa tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah evaluasi
situs lokasi bencana dan dampak bencana sebelumnya serta
pelaksanaan/perhitungan pemetaan dampak bencana.
Tahap operasi
Dalam tahap operasi, fasilitas SAR sudah bergerak menuju lokasi musibah
atau bencana, melaksanakan pencarian, pertolongan, serta melakukan
pertolongan pertama terhadap korban dan memindahkan korban ke lokasi
yang lebih aman.
Berikut beberapa singkatan yang bisa digunakan untuk Pusat Respon Bencana
BMM:
1. P.R.I.S.M.A. - Pusat Respon dan Intervensi Bencana BMM
2. P.R.A.N.A. - Pusat Respon dan Aksi Nyata Bencana BMM
3. P.R.A.K.A.R.S.A. - Pusat Respon dan Aksi Kemanusiaan Bencana BMM
4. P.R.E.S.T.A.S.I. - Pusat Respon Tanggap Bencana BMM
5. P.R.A.K.A.T.A. - Pusat Respon dan Aksi Kebencanaan Tanggap Adiluhung BMM
6. P.R.I.S.T.I.N.A. - Pusat Respon Intervensi dan Solusi Tanggap Inovatif Bencana
BMM
7. P.R.I.M.A. - Pusat Respon Intervensi Masyarakat Adiluhung BMM
8. P.R.A.J.A. - Pusat Respon dan Aksi Jitu Adiluhung Bencana BMM
9. P.R.A.T.A.M.A. - Pusat Respon Aksi Tanggap Adiluhung Masyarakat Awam
BMM
10. P.R.A.N.D.A. - Pusat Respon Aksi Nyata dan Dukungan Adiluhung Bencana
BMM
I. Pendahuluan
V. Kesimpulan
VII. Penutup
Ringkasan presentasi
Terima kasih dan salam penutup.
1.
Program Evakuasi Program evakuasi bertujuan untuk memindahkan orang-
orang dari wilayah yang terdampak bencana ke tempat yang lebih aman.
Program ini melibatkan transportasi, fasilitas penginapan, dan fasilitas lainnya
yang dibutuhkan untuk menampung orang yang dievakuasi.
2.
3.
Program Bantuan Medis Program bantuan medis bertujuan untuk
memberikan perawatan medis yang dibutuhkan bagi korban bencana.
Program ini melibatkan pemberian bantuan medis darurat, transportasi
korban ke pusat kesehatan, dan penanganan medis jangka panjang bagi
korban bencana yang terluka atau sakit.
4.
5.
Program Pemberian Makanan dan Air Bersih Program pemberian makanan
dan air bersih bertujuan untuk memberikan kebutuhan dasar bagi korban
bencana yang terdampak. Program ini melibatkan distribusi makanan dan air
bersih ke wilayah yang terdampak bencana.
6.
7.
Program Rekonstruksi Program rekonstruksi bertujuan untuk memperbaiki
infrastruktur dan rumah yang rusak akibat bencana. Program ini melibatkan
pemulihan fasilitas publik seperti jalan, jembatan, dan bangunan publik
lainnya.
8.
9.
Program Pendidikan dan Pelatihan Program pendidikan dan pelatihan
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat
dalam menghadapi bencana. Program ini melibatkan pelatihan tanggap
darurat, pemberian informasi tentang bencana, dan pelatihan pertolongan
pertama pada kecelakaan.
10.
11.
Program Rehabilitasi Psikologis Program rehabilitasi psikologis bertujuan
untuk membantu korban bencana yang mengalami trauma dan stres pasca
bencana. Program ini melibatkan layanan konseling dan dukungan emosional
bagi korban bencana.
12.
13.
Program Perlindungan Anak Program perlindungan anak bertujuan untuk
melindungi anak-anak yang menjadi korban bencana dari penyalahgunaan,
kekerasan, dan eksploitasi. Program ini melibatkan pengawasan anak,
pencarian keluarga, dan rehabilitasi anak-anak yang terdampak bencana.
14.
Kekuatan:
Peluang:
Ancaman:
Kekuatan:
Lembaga tersebut memiliki pengalaman dalam memberikan bantuan
kemanusiaan di daerah terdampak bencana.
Lembaga tersebut memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan memiliki
keahlian dalam penanganan bencana.
Lembaga tersebut memiliki keterlibatan yang baik dengan pemerintah dan
lembaga-lembaga terkait dalam penanganan bencana.
Kelemahan:
Peluang:
Ancaman:
Adanya persaingan dengan lembaga lain yang memiliki tim respon bencana
yang lebih besar atau lebih terkenal dapat mengancam posisi lembaga
tersebut.
Adanya perubahan kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi operasi
tim respon bencana lembaga tersebut.
Perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi dengan akurat dapat
menyebabkan tim respon bencana kelelahan dan sulit menangani situasi
darurat.
1.
Perencanaan: Tahap awal dalam pembentukan tim tanggap bencana adalah
perencanaan. Pihak yang terlibat dalam perencanaan ini biasanya adalah pihak
yang memiliki otoritas, pengalaman, dan pengetahuan dalam
penanggulangan bencana. Perencanaan ini meliputi identifikasi risiko,
pengembangan strategi dan rencana tanggap bencana, serta pengadaan
sumber daya yang diperlukan.
2.
3.
Seleksi tim: Setelah rencana dan strategi sudah disusun, tahap selanjutnya
adalah seleksi anggota tim tanggap bencana. Anggota tim harus memiliki
keahlian, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan untuk menangani
bencana. Tim harus terdiri dari anggota yang beragam latar belakangnya dan
memiliki kemampuan untuk bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik.
4.
5.
Pelatihan: Setelah tim terbentuk, tahap selanjutnya adalah pelatihan. Pelatihan
ini meliputi pelatihan keterampilan tanggap darurat, pemahaman tentang
protokol keamanan, dan latihan skenario bencana. Tujuannya adalah untuk
mempersiapkan tim tanggap bencana agar siap menghadapi situasi darurat
dan bekerja efektif dalam situasi yang penuh tekanan.
6.
7.
Peralatan: Tahap selanjutnya adalah pengadaan peralatan dan alat yang
diperlukan untuk menangani bencana. Peralatan tersebut meliputi peralatan
medis, alat komunikasi, alat-alat keselamatan, dan lain sebagainya. Peralatan
ini harus diperiksa dan disiapkan secara rutin untuk memastikan bahwa selalu
siap digunakan saat dibutuhkan.
8.
9.
Pelaksanaan: Tahap terakhir adalah pelaksanaan rencana tanggap bencana
saat bencana terjadi. Tim tanggap bencana harus siap dan cepat merespon
bencana dengan menerapkan rencana tanggap bencana yang telah disusun.
Tim harus terus berkoordinasi dan melakukan evaluasi untuk memastikan
efektivitas dan efisiensi penanganan bencana.
10.
Baitulmaal Muamalat merupakan salah satu lembaga filantropi dan
kemanusiaan yang dapat membentuk tim respon tanggap bencana. Struktur
organisasi dan kebutuhan personel untuk sebuah tim respon tanggap
bencana Baitulmaal Muamalat dapat mencakup beberapa aspek berikut: