Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN SHELTER

UNTUK KEMANUSIAAN

Rezko Yunanda
SHELTER..??
“Memberikan shelter bagi komunitas
Potensi Tempat yang memberikan perlindungan
terdampak berarti memberikan hak
sementara dari cuaca buruk atau kerusakan. untuk hidup bermartabat”.

ISTILAH SHELTER DI TENGAH MASYARAKAT

• Istilah ‘shelter' memang sangat luas, mencakup


semuanya dari tempat berlindung sementara dari
badai, misalnya di bawah pohon, hingga ke tenda,
gubuk, gedung publik, atau rumah.
• Shelter adalah sebuah proses, dan seringnya
disebut sebagai proses penyediaan 'shelter'
(sheltering), hal ini sama pentingnya dengan objek
shelter itu sendiri.
SHELTER SEMENTARA ATAU SHELTER TRANSISI..??

• Shelter sementara adalah sebuah struktur


tidak permanen yang dibangun untuk ditinggali
sebuah keluarga setelah bencana, tetapi tidak
akan bertahan sampai solusi perumahan
permanen tersedia.

• Shelter transisi merujuk pada kerangka


konseptual yang dapat diterapkan dalam semua
program shelter dengan bantuan fokus tujuannya
tidak hanya pada kebutuhan berjangka pendek
tetapi juga untuk membantu kelancaran dan
efisiensi transisi keluarga ke perumahan
permanen yang aman dan nyaman.
• Upaya shelter kemanusiaan tidak
hanya mengenai penyediaan satu atau
lebih produk, tetapi berfokus pada
penanganan kebutuhan shelter, serta
memenuhi hak mereka yang dianggap
memiliki risiko terbesar dan menjadi
yang paling tergantung pada bantuan.
• Kelompok-kelompok tersebut
diidentifikasi sebagai yang paling
rentan, keberadaannya sering tidak
disadari dan diketahui dalam sebuah
komunitas.
• Upaya shelter kemanusiaan adalah
memeriksa siapa yang bisa pulih
dengan baik dan siapa yang tidak,
sekaligus hambatan yang
teridentifikasi dan cara memecahkan
hambatan tersebut.
KELAYAKAN SHELTER

• Harus dipastikan bahwa bantuan shelter layak


dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
terdampak dan memenuhi standar shelter. Hal ini
memerlukan kajian kebutuhan dan pendekatan
rancangan yang partisipatif.
• Konsep "ketidaklayakan shelter" dapat diterapkan
ke semua jenis shelter, dari yang shelter darurat
hingga shelter permanen, perlu diingat bahwa
shelter adalah sebuah proses.
• Jika shelter tidak mencapai semua standar
kelayakan di hari pertama, pastikan Anda
memiliki rencana untuk bekerja dengan
keluarga-keluarga terdampak agar dapat
mencapai standar tersebut dalam sebuah proses.
PENENTUAN KEBUTUHAN SHELTER

• Setiap bantuan yang diberikan harus


didasarkan pada "semata-mata berdasarkan
kebutuhan".

• Sama halnya dengan bentuk bantuan lainnya,


hal yang sama juga berlaku pada intervensi
shelter.

• Seperti yang terlihat dalam diagram, seluruh


cakupan faktor akan memengaruhi kebutuhan
shelter masyarakat terdampak setelah sebuah
bencana.
MENGELOLA PROGRAM SHELTER
SEMUA DI BAWAH
SATU ATAP
Hunian dan Pemukiman yang Inklusif
Disabilitas dalam Keadaan Darurat

Rezko Yunanda
DISABILITAS..?? INKLUSI..??

“Para penyandang disabilitas meliputi • Inklusi merupakan satu pendekatan


mereka yang menyandang gangguan/ berbasis hak dalam penyusunan program
ketidakberfungsian (impairment) fisik, masyarakat yang bertujuan untuk
mental, intelektual atau sensoris jangka memastikan para penyandang disabilitas
panjang yang jika berinteraksi dengan mempunyai akses yang setara ke layanan-
berbagai hambatan bisa menghalangi layanan dasar dan suara dalam
partisipasi mereka secara penuh dan efektif pengembangan dan pelaksanaan layanan-
dalam masyarakat yang dilandasi layanan tersebut.
kesetaraan.” • Pada saat yang sama, inklusi mensyaratkan
(Konvensi PBB tentang Hak-Hak Penyandang organisasi arus utama untuk melakukan
Disabilitas, 2006) upaya-upaya khusus untuk mengatasi dan
menghilangkan hambatan.
INKLUSI DALAM TAHAPAN PENANGGULANGAN BENCANA
1. Kesiapsiagaan
• Kesadaran tentang disabilitas dalam perencanaan kesiapsiagaan
• Inklusi dalam VCA, PASSA dan alat pengkajian lain
• Sistem peringatan dini khusus dan evakuasi
• Hunian yang dapat diakses dalam keadaan darurat

2. Tanggap darurat
• Kesadaran tentang disabilitas dalam koordinasi keadaan darurat
• Inklusi dalam pengkajian kebutuhan keadaan darurat
• Bantuan hunian dan permukiman dalam keadaan darurat

3. Pemulihan dini
• Kesadaran tentang disabilitas dalam koordinasi pemulihan dini
• Inklusi dalam pengkajian kebutuhan pascabencana
• Bantuan hunian dan permukiman dalam pemulihan dini
PANDUAN TEKNIS UNTUK HUNIAN DAN PEMUKIMAN
1. Standar-standar permukiman
• Aksesibilitas permukiman yang terencana
• Perbaikan di permukiman-permukiman spontan yang sudah ada
• Aksesibilitas tempat-tempat penampungan umum

2. Standar-standar hunian
• Solusi tenda (termasuk tenda keluarga IFRC)
• Mendesain hunian yang dapat diakses
• Adaptasi struktur-struktur yang ada

3. Distribusi barang-barang kebutuhan darurat


• Memastikan sistem distribusi bisa diakses
• Barang-barang pribadi dan barang-barang rumah tangga umum
• Paket hunian standar IFRC dan barang-barang bantuan hunian
MENDORONG PARTISIPASI DAN KESETARAAN KESEMPATAN
1. Komunikasi penerima manfaat yang inklusif
• Memastikan informasi dapat diakses
• Partisipasi dalam pertemuan dan lokakarya
• Inklusi dalam mekanisme pemantauan dan umpan balik

2. Bantuan untuk permukiman mandiri


• Bantuan untuk hunian sewa yang dapat diakses
• Disabilitas dan bantuan keluarga pemberi pondokan

3. Progam bantuan uang tunai yang inklusif


• Bantuan uang tunai upah kerja
• Hibah uang tunai
• Kupon
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai