(Psychological
First Aid) PFA
Disusun Oleh :
Dwi Neelam Zam’ia (202060036)
Vinda Herlifa Fasha (202060144)
Allam Chorqul (202060035)
Loss
LOSS atau kehilangan merupakan isu utama
yang selalu muncul dalam konteks bencana
dan berdampak psikologis yang besar.
Psychological First Aid
• Menurut Sphere (2011) dan IASC (2007), Pertolongan Psikologis Pertama (P3) atau
Psychological First Aid (PFA) dideskripsikan sebagai sebuah respons yang bersifat manusiawi
dan suportif kepada sesama manusia yang sedang menderita atau memerlukan dukungan.
• Suatu cara untuk memberikan dukungan emosional dan membantu orang dari berbagai latar
belakang (usia, budaya, etnik, sosek) segera setelah terjadinya bencana (University of Rochester,
2007)
• Serangkaian keterampilan yang bertujuan untuk mengurangi distress dan mencegah munculnya
perilaku tampilan kondisi kesehatan mental negatif yang disebabkan oleh bencana atau situasi
kritis yang dihadapi individu (Everly, Phillips, Kane & Feldman, 2006).
• Perawatan dasar yang bersifat praktis dan non-intrusive, fokus pada mendengarkan namun
tidak memaksa, mengenali dan memenuhi kebutuhan dasar, mendorong pendampingan tanpa
paksaan dari orang orang yang signifikan di sekitar penyintas, & melindungi dari dampak negatif
lebih lanjut (Sphere, 2004).
Tujuan PFA
Akselerasi proses
pemulihan penyintas
Komponen PFA
02
01
Keamanan (Safety ) Tenang (Calm )
Memberikan Keamanan Meningkatkan Ketenangan
03
Keterhubungan
Connectedness
( )
Membangun hubungan
sosial
04 05
Kemampuan Diri
Harapan (Hope )
(Self-Efficacy )
Membantu dalam Memberikan Harapan
meningkatkan kemampuan
diri korban
(National Child Traumatic Stress Network and National Center for PTSD, 2006; WHO,
2009):
• PFA bukan merupakan terapi.
• PFA bisa diberikan oleh siapa saja yang sudah memahami makna serta prinsip-
prinsip yang tertera dalam PFA, terutama melalui pelatihan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan mental profesional.
• Mendengarkan aktif merupakan kunci utama penolong agar dapat memberikan PFA
dengan lancar. Salah satu cara adalah dengan tidak memaksakan kehendak
penyintas untuk menceritakan seluruh peristiwa yang mereka alami.
• Merupakan hal yang wajar apabila terdapat penyintas berasal dari budaya yang
berbeda dengan penolong. Untuk itu, penolong harus bisa menyesuaikan perilaku
sesuai dengan budaya yang dianut penyintas atau dengan penolong lainnya.
• Salah satu perilaku yang dapat dihindari adalah dengan tidak membuat asumsi
terhadap apa yang para penyintas telah alami.
Prinsip PFA
TARGET
HASIL
STRATEGI
• SAFEGUARD Melindungi dari Bahaya
Safety • SUSTAIN Memenuhi kebutuhan dasar