Anda di halaman 1dari 32

ANALISA PROSES INDUSTRI KIMIA

“Analisa HAZOP Proses Loading/Unloading CS2”


Dosen pengampu : Tjoek Oedowo, S.T., M.H.

Disusun oleh:
Kelompok 1
Neisya Yusuf Amelia 40040120650005
Mei Diana Br Purba 40040120650007
Putri Aulia Wijayanti 40040120650011
Uzma Syarifatul Muna S. 40040120650039
Muhammad Arkan Bahy 40040120650045
Anisa Candra Yuliandini 40040120650052
Eka Julia Puspitasari 40040120650053
Raihan Surya Sequoiadenron G. 40040120650054
Diah Ayu Maharani 40040120650063
Wulan Permata Hati 40040120650072

STr. TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
SEMARANG
2023
DAFTAR ISI

ANALISA PROSES INDUSTRI KIMIA..................................................................................1


DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………………………3
BAB II : LANDASAN TEORI..................................................................................................5
2.1. Analisis HAZOP..........................................................................................................5
2.2. MSDS..........................................................................................................................6
2.3. Karbon Disulfida (CS2)...............................................................................................7
2.4. Guideword...................................................................................................................7
2.5. Deviasi.........................................................................................................................8
2.6. Likelihood....................................................................................................................8
2.7. Identifikasi Safeguard..................................................................................................9
BAB III : PEMBAHASAN......................................................................................................10
3.1. Potensi Bahaya dan Analisis Resiko pada Tangki CS2.............................................10
3.2. Guideword dan Deviasi.............................................................................................11
3.3. Estimasi Consequence...............................................................................................11
3.4. Analisis HAZOP........................................................................................................13
3.5. Tabel Analisis HAZOP..............................................................................................12
3.6. Analisis Risiko...........................................................................................................12
BAB IV : ANALISA HAZOP……………………………………………………………….13
BAB V : PENUTUP.................................................................................................................30
3.1. Kesimpulan................................................................................................................31
3.2. Saran..........................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Definisi Analisis Hazop


HAZOP (Hazard and Opererability Study) adalah sebuah metode dengan
teknik kualitatif untuk mengidentifikasi kemungkinan potensi bahaya yang akan
terjadi mengggunakan serangkaian kata-kata panduan atau guide word. HAZOP ini
penggunaannya cukup luas, selain identifikasi dilakukan terhadap mesin dan
komponen yang akan dianalisis, metode ini juga dapat digunakan untuk menentukan
prosedur dan instruksi suatu operasi, sehingga faktor kegagalan yang berasal dari
faktor manusia dapat diidentifikasi. (Setiawanto, 2017)
Hazard And Operability Study (HAZOP) adalah metode di mana risiko yang
ada dalam proses produksi dapat dianalisis dan diidentifikasi.Oleh karena itu
diharapkan dapat dilakukan upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi terjadinya
kecelakaan kerja di perusahaan serta mengatasi risiko tersebut secara tepat. Tujuan
dari adanya metode HAZOP adalah untuk meninjau suatu proses atau operasi pada
suatu sistem secara sistematis, dan untuk mengetahui apakah kemungkinan-
kemungkinan adanya penyimpangan dapat mendorong sistem menuju kecelakaan
yang tidak diinginkan atau tidak.

1.2 Identitas Jurnal


Table 1. Identitas Jurnal

Hazop And Operability Study Basic On Layer Of Protection


Judul Analysis Method On Steam Turbine 105-JT In Ammonia Factory
PT. Petrokimia Gresik

Penulis Agung Setiawanto 

Tahun terbit 13 Januari 2017

Nama Jurnal Teknologi Industri

Penerbit Institut Teknologi Sepuluh November


Tujuan Untuk melakukan analisis bahaya dengan menggunakan metode
HAZOP pada Steam Turbine Machine 105-JT, untuk menentukan
nilai Safety Integrity Level (SIL) dengan menggunakan metode
LOPA, untuk memperbaiki nilai Safety Integrity Level (SIL) pada
Mesin Steam Turbine 105-JT.

1.3 Latar Belakang


Kebutuhan pupuk di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring dengan
meningkatnya permintaan dari sektor perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit,
karet, kakao, dan sebagainya. Industri pupuk dalam negeri selama ini mengalami
perkembangan yang cukup pesat, hal itu didorong oleh meningkatnya kebutuhan
pangan dalam negeri. Untuk mendukung kondisi kuatnya industri pupuk yang tersebut
adalah dengan peningkatan keandalan setiap equipment dan instrument pada industri
tersebut. Karena itu perusahaan harus melakukan perawatan secara berkala dan
terstruktur, serta berfikir bagaimanakah langkah untuk meningkatkan tingkat
keamanan (safety) perusahaan terhadap ancaman kegagalan proses.
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi pupuk (pupuk nitrogen
dan fosfat) dan non-pupuk (amonia) adalah PT Petrokimia Gresik. Pada pabrik 1
(amonia) di PT Petrokimia Gresik terdapat salah satu komponen utama yakni mesin
steam turbine 105-JT. Steam Turbine 105-JT merupakan salah satu turbin uap yang
digunakan oleh perusahaan pupuk PT Petrokimia Gresik, di pabrik 1 pada proses
produksi amonia. Fungsi dari komponen 105-JT adalah sebagai penggerak kompresor
105 JLP dan kompresor 105 JHP. Kedua kompresor ini digunakan sebagai refrigerant
compressor pada proses refrigerasi NH3 yang mempunyai fungsi untuk memenuhi
kebutuhan tekanan pada proses distribusi fluida NH3 pada Stage Flush Drum.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Analisis HAZOP


HAZOP analysis adalah suatu sistem analisis yang terstruktur untuk
mengidentifikasi bahaya (Hazard) dan masalah operasi dalam suatu plan atau alat
proses, dan proses brainstorming penyelesaian masalah dari pertimbangan kejadian
yang tidak biasa.

Berikut merupakan alur proses dari analisis HAZOP,

Dalam plan industri X terdapat 3 sistem, yaitu sistem loading, unloading, dan
penyimpanan (storage). Kemudian ketiga sistem ini dibagi lagi menjadi beberapa sub-
system dan nodes. Berikut merupakan tabel untuk salah satu sistem, yaitu sistem
penyimpanan :
Tabel 1. Tabel Sistem Analisa

System Sub-System Nodes


1.1 Storage Tanks 1.1.1 Storage Tanks
1 Storage
1.2 Product Storage 1.2.1 Product Storage

Dari hasil analisis ini, terlihat bahwa pada area loading dan unloading produk
cair (Sistem 1 dan 3) memiliki bahaya terbesar, yaitu kemungkinan terjadinya
tumpahan yang tidak terkendali. Terjadinya peristiwa ini terkait erat dengan
efektivitas staf yang bertanggung jawab menangani tugas. Berhubung dengan Sistem
2, risiko kehilangan bahan bakar di saluran pipa dan kebocoran atau kehilangan bahan
bakar di tangki penyimpanan patut diperhatikan. Peristiwa terakhir dapat disebabkan
oleh pengisian yang berlebihan atau pecahnya sebagian tangki. Perhatian khusus harus
diberikan pada kejadian seperti itu dikarenakan dapat menyebabkan kebakaran dan
ledakan yang mungkin memiliki akibat yang lebih serius bagi instalasi dan stafnya.

Tabel 2. Tabel ID Sistem

ID
ID Sub-System ID Nodes Guide Word Parameter
System
1.1 1.1.1 High/Low Pressure/Temp.
1
1.2 1.2.1 High/Low Pressure/Temp.

2.2. MSDS

Material Safety Data Sheet (MSDS) adalah kumpulan informasi sangat penting
mengenai bahan kimia. Dengan adanya informasi semacam itu, maka hal tersebut
akan menunjang keselamatan kerja dalam menggunakan bahan kimia untuk berbagai
keperluan.

Penjelasan kode bahaya di dalam MSDS umumnya punya 4 warna; merah, biru,
kuning, dan putih. Merah menunjukkan mudah tidaknya terbakar, biru menunjukkan
bahaya kesehatan. Sedangkan kuning menunjukkan reaktif tidaknya bahan kimia,
serta putih merupakan informasi khusus. Tanda W di dalam putih menunjukkan
reaktif terhadap air (water), sedangkan OXY adalah oksidator.
Sebelum menggunakan bahan kimia, sangat penting memahami setiap
penjelasan di dalam keterangan MSDS. Supaya pengguna atau peneliti tidak
mengalami kesalahan yang berakibat pada kecelakaan fatal.

2.3. Karbon Disulfida (CS2)

Karbon Disulfide (CS2) adalah senyawa organosulfur yang mudah menguap dan
beracun. Karbon disulfide ini bersifat mudah terbakar, beracun, dan tidak larut dalam
air. CS2 ini biasanya digunakan untuk pembuatan rayon, pelarut dalam industri
pembuatan karet, digunakan untuk produksi tabung vakum elektronik, dan lainnya.

Spesifikasi Karbon Disulfida,

Sifat Fisika Kimia CS2

Bentuk Cairan

Berat molekul 76,14 g/mol

Warna Tidak berwarna

pH 7 (Netral)

Titik Didih 46,3⁰C (115,3⁰F)

Titik Leleh -111,6⁰C (-168,9⁰F)

Berat Jenis 1,2632 (Air = 1)

Tekanan Uap 297,6 mm of Hg (@ 20⁰C)

Densitas Uap 2,63 (Air = 1)

Ambang Aroma 0,1 ppm

Kelarutan Sangat sedikit larut dalam air dingin


2.4. Guideword

Guidewords adalah kata-kata sederhana atau frasa yang digunakan untuk


menyataan penyimpangan pada sistem atau kegiatan proses (secara kualitatif).
Identifikasi kemungkinan bahaya yang dapat terjadi sesuai dengan guideword yang
telah disusun. Kemudian dicari penyebab dari adanya penyimpangan yang terjadi.
Penggunaan guideword adalah dengan mengkombinasikan penyimpangan dari hasil
control chart dengan parameter seperti pada tabel berikut.

Tabel 3. Penentuan Guideword

Deviasi Parameter Guideword


Temperature High Temperature
High
Pressure High Pressure
Temperature Low Temperature
Low

2.5. Deviasi

Penggabungan antara Guidewords dan parameter proses akan menghasilkan


data deviation (penyimpangan), yakni suatu proses yang keluar atau melewati dari
standar yang sebagaimana telah ditentukan suatu perusahaan maupun standar operasi
sebuah komponen itu sendiri. Berikut ini adalah rumusan untuk menetukan deviasi
proses :

guideword+ parameter =deviation

Dari hasil penyimpangan-penyimpangan proses yang terjadi pada sistem atau


komponen tersebut barulah dapat dijabarkan apa saja yang menyebabkan deviasi
tersebut, apa dan bagaimana konsekuensinya terhadap jalannya proses pada sistem
atau palnt tersebut, serta aksi apakah yang tepat untuk menanggulangi permasalahan
tersebut.

2.6. Likelihood

Likelihood merupakan frekuensi kemungkinan suatu risiko dapat terjadi pada


suatu komponen pada suatu periode waktu tertentu. Dalam melakukan estimasi
likelihood ini digunakan data maintenance. Dari data kegagalan pada masing-masing
komponen pada periode waktu tertentu tersebut, dicari nilai Mean Time to Failure
(MTTF), yaitu waktu rata-rata komponen tersebut mengalami failure. Nilai likelihood
diperoleh dari perbandingan antara jumlah hari operational per tahun terhadap nilai
MTTF.

Waktu Operasi ( jam)


Kriteria Likelihood =
MTFF ( jam)

Tabel 4. Kriteria Likelihood


Kriteria Nilai
Nilai Keterangan
Peluang
Brand New
1 Resiko jarang sekali muncul
Excellence
Very Good / Good,
2 Resiko terjadi 2-3 kali dalam 5 tahun
Serviceable
Acceptable / Barely Resiko terjadi lebih dari 3 atau kurang dari 4
3
Acceptable kali dalam 5 tahun
Below Standard /
4 Resiko terjadi 4-5 kali dalam 5 tahun
Poor
5 Bad / Unusable Resiko terjadi lebih dari 5 kali dalam 5 tahun

Nilai MTTF diperoleh dari data maintenance pada setiap instrumen tetapi jika
tidak diketahui maka data MTTF diperoleh dari nilai failure rate berdasarkan pada
OREDA (Offshore Reliability Data Handbook). Dan berikut persamaan nilai MTTF
yang diperoleh dari failure rate (λ) :

1 f
MTFF= λ (t)=
λ T

Keterangan:

f = banyaknya kegagalan selama jangka waktu operasi

T = total waktu operasi komponen / sistem

2.7. Identifikasi Safeguard


Safeguards (Usaha Perlindungan) yaitu adanya perlengkapan pencegahan yang
mencegah penyebab atau usaha perlindungan terhadap konsekuensi kerugian.
Safeguards juga memberikan informasi pada operator tentang penyimpangan yang
terjadi dan juga untuk memperkecil akibat.

Setelah diketahui bahaya yang bisa terjadi akibat adanya penyimpangan


kemudian disesuaikan dengan safeguard yang terdapat pada unit tersebut apakah
sudah sesuai dengan kemungkinan bahaya yang dapat terjadi atau belum. Identifikasi
safeguard diperlukan untuk mengevaluasi tingkat keamanan apakah sudah terpenuhi
atau belum dalam mereduksi bahaya karena setiap unit proses harus memiliki
safeguard untuk penanganan resiko. Safeguard pada unit setidaknya berupa instruksi
kerja berupa SOP. Digunakan SOP untuk penanganan bahaya seperti kebakaran atau
ledakan pada tangki. Dari evaluasi safeguard berdasarkan bahaya yang data terjadi
kemudian didapat apakah unit tersebut membutuhkan penambahan safeguard atau
tidak.

Pada storage tank sudah terdapat safeguard bila terjadi kebakaran yaitu dengan
adanya firefighting dengan menggunakan steam dan SOP dalam menanggulangi
kebakaran, namun dengan kategori resiko extreme maka diperlukan tambahan
safeguard untuk mereduksi kategori resikonya seperti penambahan sistem safety
alarm sebagai peringaan dini bila temperature sulfur cair mulai naik mendekati batas
temperatur yang disarankan.
BAB III
PEMBAHASAN

2.1. Potensi Bahaya dan Analisis Resiko pada Tangki CS2

Pada proses Loading CS2 pada sebuah industri, hasil bawah dari flashdrum
yang berisi CS2 akan dialirkan menuju tangki CS2 untuk dijual. Di dalam tangki
tekanan dan temperatur akan di jaga. Karena, jika temperature dan tekanan di dalam
tangki terlalu tinggi maka akan mengakibatkan kebakaran dan ledakan pada tangki.
Jika ketinggian CS2 terlalu tinggi atau rendah akan mengganggu proses produksi yang
berakibat berkurangnya rate produksi.

Spesifikasi tangki CS2 :

Tangki CS2
Jenis Tangki sillinder tegak
Kondisi Operasi P : 1 atm
T : 30OC
Diameter Tangki 80 ft
Tebal Tangki 30 ft
Tebal Penutup 1 ¼ in
Tinggi Penutup 22 ft
Component -Temperature Indicator (TI 01)
-Pressure Transmitter (PT 0)

2.2. Guideword dan Deviasi

Tabel 5. Kriteria Guideword dan Deviasi komponen Storage Tank


Component Guideword Deviation
Temperature Indicator High High Temperature
(TI 01) Low Low Temperature
Pressure Transmitter High High Pressure
(PT 01) Low Low Pressure

Tabel 6. Kriteria Likelihood Node Storage Tank


Pabrik beroperasi selama 24 jam. Perhitungan a dengan periode waktu selama 5 tahun
(43800 jam)
Instrument MTTF Likelihood Rating Likelihood
TI 01 12768 3,43 3
PT 01 12397 3,5 3

2.3. Estimasi Consequence

Consequences ini ditentukan secara kualitatif berdasarkan seberapa besar


kerugian yang ditimbulkan dari bahaya yang telah diidentifikasi. Consequences bisa
dilihat dari segi kerusakan komponen sampai tidak dapat beroperasi atau digunkan
kembali, dari segi pengaruhnya pada manusia, atau dari segi biaya yang dikeluarkan
akibat adanya bahaya yang telah disebutkan tersebut. Pada proses loading CS2
consequences yang digunakan berdasarkan kriteria kerusakan alat dengan kategori
kerusakan alat.

Gambar 1. Kriteria Consequence Kategori Kerusakan Alat

Berdasarkan tabel di atas tangki yang digunakan pada proses loading CS2
masuk ke dalam kategori Alat A yang mana apabila terjadi kerusakan, unti pabrik
akan shutdown atau tidak bias start-up karena, pada tangki memiliki resiko ledakan
dan kebakaran yang diakibatkan oleh temperatur dan tekanan terlalu tinggi.

Gambar 2. Tabel Consequence (The Standard Australia/ New Zealand (AS/NZS


4360:2004)
Tabel 2. Tabel Estimasi Konsekuensi
No Instrument Deviasi Kriteria
Consequence
AS/NZS
1 T1 01 High Temperature 5
Low Temperature 5
2 PT 01 High Pressure 5
Low Pressure 5

Dari table diatas rata-rata estimasi consequence dari tangki penyimpanan CS2
adalah Catastrophic, yaitu sistem tidak layak operasi, keparahan yang sangat tinggi
bila kegagalan mempengaruhi sistem yang aman, melanggar peraturan kerja karena
bahaya yang terjadi adalah kebakaran dan ledakan tangki yang akan berpengaruh
besar tidak hanya pada proses loading CS2 saja tetapi akan berpengaruh pada semua
proses yang ada pada industri.
2.4. Analisis HAZOP

Pada standar AS/NZS resiko yang dihasilkan adalah consequence dari tangki
penyimpanan CS2 adalah Catastrophic yang mengacu pada kerusakan alat, sistem
tidak layak operasi juga pada keselamatan. Pada safeguard bila terjadi kebakaran yaitu
dengan adanya firefighting dengan menggunakan steam dan SOP dalam
menanggulangi kebakaran, namun dengan kategori resiko extreme maka diperlukan
tambahan safeguard untuk mereduksi kategori resikonya seperti penambahan sistem
safety alarm sebagai peringaan dini bila temperature CS2 mulai naik mendekati batas
temperatur yang disarankan. Berdasarkan analisi HAZOP resiko tertinggi terjadinya
kebakaran dan ledakan pada tangki penyimpnanan karena temperatur dan tekanan
mengalami kenaikan. Dengan besarnya resiko maka diperlukan rekomendasi dalam
meningkatan tingkat keselamatan agar dapat mereduksi potensi resiko yang dapat
terjadi.

Gambar 3. Sistem Loading & Unloading Process


2.5. Tabel Analisis HAZOP

System : Storage
Node 1.1.1 : Storage Tank
Sub-System : Storage Tank
Guide Possible Possible
Variabel Deviation Safeguard
Word Causes Consequences
More Temperature High Temperature Jika Fire Extinguisher
Temperature indicator temperature di
Inside Tank mengalami dalam tangki
masalah terlalu tinggi
sehingga maka akan
menghasilkan mengakibatkan
suhu yang kebakaran dan
abnormal ledakan pada
tangki.
Low Temperature Low Temperature Tidak ada Tidak ada
Temperature indicator
Inside Tank mengalami
masalah
sehingga
menghasilkan
suhu yang
abnormal

2.6. Analisis Risiko

Analisis terhadap risiko dilakukan dengan cara mengkombinasikan likelihood


dan consequences yang telah didapat pada tahap estimasi. Dari perkalian likelihood
dan consequences maka kemudian disusun dan disesuaikan dengan tabel risk matrix
berikut.

No Deviasi Risk Score Risk Level


C L RR
1 High 5 3 15 Extreme
Temperature
Low Temperature 5 3 15 Extreme
2 High Pressure 5 3 15 Extreme
Low Pressure 5 3 15 Extreme

Pada analisis dengan menggunakan standar AS/NZSS terdapat 4 deviasi


dengan kategori risiko extreme yang menandakan bahwa alat bisa mengalami
kerusakan dan juga terganggunya proses produksi bahkan membahayakan
keselamatan.
BAB IV
ANALISIS HAZOP

4.1 Proses

Gambar 1. P&ID Steam Turbine 105-JT


Steam turbine 105-JT adalah sebuah unit turbin ekspansi yang berfungsi untuk
menghasilkan kerja pada kompresor dengan berputarnya poros turbin. Fluida yang
digunakan untuk memutar poros turbin ialah uap berjenis medium pressure yang
diambil dari Medium Steam header, yang mana jumlah steam yang digunakan akan
dikendalikan oleh sebuah perangkat pengendali governing system. Kuantitas steam
yang masuk ke dalam turbin akan sangat mempengaruhi kecepatan putar poros turbin
tersebut. Dampaknya adalah jika putaran poros turbin tidak memenuhi kebutuhan
pada kompresor, maka akan terjadi kekurangan pressure pada refrigerant flush drum
120 CF1. Oleh karena itu dipasang sebuah pressure transmitter pada komponen
refrigerant flush drum 120 CF1. Selain itu, kualitas steam akan dijaga melalui
admission assembly valve.
Proses pada steam turbine 105-JT dijaga dan dikendalikan dengan 2 buah loop
pengendalian berupa BPCS (Basic Process Control System), yakni PT 1009 pada
governing system dan PT 1016 sebagai input untuk admission valve assembly. Dua
buah instrumen sensor lain yang juga terdapat pada 105-JT adalah sebuah loop semi-
automatic dimana indikator digunakan untuk memonitor temperatur pada node 105-
JT. Sebagai langkah antisipasi terjadinya ancaman bahaya akibat kegagalan proses
pada 105-JT maka diberikan sebuah safety control berupa trip throttle valve. TTV
akan bekerja dengan beberapa parameter input diantaranya adalah SI 1005, dimana
sinyal kontrol yang dikriman oleh SI 1005 ke DCS akan berfungsi untuk
mengaktifkan TTV apabila terdapat indikasi overspeed pada 105-JT. Selain itu ada
beberapa elemen monitoring yang ditambahkan pada node 105-JT untuk dapat
meningkatkan keamanan jalannya proses, yakni TI 1811 dan TA 1754, masing-
masing pada line MS header dan LS header. Elemen-elemen sensing dan monitoring
tersebut bersifat semi-automatic karena tidak berupa loop yang memiliki sebuah final
element atau actuator berupa valve.

4.2 Analisis Potensi, Penyebab dan Akibat Bahaya


Analisis risiko adalah kegiatan analisis kemungkinan dampak bahaya yang
terjadi akibat adanya penyimpangan dari kondisi proses yang diinginkan dan
dikendalikan. Dalam metode HAZOP terdapat beberapa analisa diantaranya guide
word, deviation, causes dan consequences.
Dalam melakukan analisis potensi bahaya pada steam turbine 105-JT adalah
dengan menggunakan data proses atau logsheet dari setiap transmitter pada 105-JT.
Potensi bahaya dapat diketahui berdasarkan pola penyimpangan rata-rata data operasi
yang ditentukan dengan guide word dan dinyatakan dengan deviasi menggunakan
control chart. Sebagai langkah antisipasi terjadinya ancaman bahaya akibat kegagalan
proses pada 105-JT maka diberikan sebuah safety control. Sedangkan analisis causes
adalah kegiatan menganalisa kemungkinan apa saja yang dapat memicu timbulnya
deviasi atau penyimpangan proses. Dari analisa causes akan didapatkan kemunginan
bahaya apa dan manakah yang akan mengancam jalannya proses pada 105-JT.
Dimana setiap causes mungkin memiliki beberapa dampak yang lebih dari satu
bahaya. Bahaya-bahaya ini disebut dengan consequences. Keduanya, causes dan
consequences didapatkan dengan menganalisa proses pada steam turbine 105-JT dan
wawancara petugas operator atau pihak pelaksana SOP terkait.
Table 2. Causes and Consequences

Komponen Guide Word Deviation Penyebab Akibat


High Tekanan Tekanan pada Terjadi pada
tinggi 120 Flash Drum Flash Drum
sangat tinggi, 120 CF1,
tekanan peningkatan
meningkat tekanan
menyebabkan
temperature
meningkat, uap
ammonia
PT 1009 terganggu
Low Tekanan Tekanan pada Terjadi pada
rendah 120 Flash Drum Flash Drum
sangat rendah, 120 CF1,
tekanan menurun penurunan
tekanan
menyebabkan
temperature
menurun, uap
ammonia
terganggu
High Tekanan Tekanan dari MS Turbin bekerja
Tinggi header terlalu lebih keras,
tinggi mungkin
menyebabkan
kerusakan
internal,
tekanan
PT 1016
berlebih
Low Tekanan Penurunan Kerja turbin
Rendah tekanan selama di tidak
dalam pipa maksimal,
penurunan
efisiensi
None Tidak ada Kontrol system Kekurangan
aliran uap gagal, tidak ada uap masuk ke
control sinyal, 105-JT,
instrument oli komproser
rusak tidak bekerja,
perjalanan
turbin uap 105-
JT
High Kecepatan a. Kontrol Kecepatan
tinggi system berlebih 105-
gagal, JT, plant trip
tidak ada dan shutdown
PZ 1009 sinyal menyebabkan
(Governor control, kerusakan
Valve) instrument peralatan
udara Turbin
rusak berkecepatan
b. Uap aliran tinggi –
tinggi Getaran tinggi
– Kerusakan
internal
Low Kecepatan a. Kontrol Kecepatan
rendah system rendah, Daya
gagal, turbin rendah,
tidak ada Daya
sinyal kompresor
control, rendah –
instrument Tekanan
udara rendah pada
rusak discharge
b. Uap aliran kompresor
rendah

Trip Throttle Reverse Uap mengalir Control system Turbin


Valve terus-menerus gagal, tidak ada beroperasi
control sinyal, dalam kondisi
gagal menutup bahaya,
getaran tinggi,
kerusakan
internal
PZ 1020 Reverse Uap mengalir control system Kecepatan
(Admission terus-menerus gagal, tidak ada meningkat,
valve) control sinyal, menyebabkan
gagal menutup overspeed pada
105-JT,
menyebabkan
kerusakan
mekanis
Gasket High Kebocoran Komponen aus, Kehilangan
uap yang turbin bekerja efisiensi pada
tinggi dalam tekanan turbin uap 105-
tinggi JT
Nozzle High Frekuensi Komponen aus, Getaran tinggi
getaran tinggi turbin bekerja terjadi pada
dalam tekanan 105-JT dan
tinggi menyebabkan
kerusakan
mekanis
lainnya
Labyrinth High Kebocoran Komponen aus, Kehilangan
uap yang turbin bekerja efisiensi pada
tinggi dalam tekanan turbin uap 105-
tinggi JT
Bearing High Frekuensi Komponen aus, Getaran tinggi
getaran tinggi turbin bekerja dan
dan dalam tekanan temperature
temperature tinggi tinggi terjadi
tinggi pada 105-JT
dan
menyebabkan
kerusakan
mekanis
lainnya
High Kecepatan Lebih banyak Kerusakan
tinggi pada aliran dari Steam mekanis
poros Turbin Header, lainnya, trip
Berputar kerusakan 105-JT
mekanis
SI 1005
Low Kecepatan Kurangnya aliran Penurunan
rendah pada uap dari Steam kualitas uap,
poros Turbin Header Daya
Berputar kompresor
rendah
High Temperature Meningkatkan Kerusakan
tinggi panas dari mekanis
Superheat Burner
TI 1754 Low Temperatur Mengurangi Menurunkan
rendah panas dari kualitas uap
Superheat Burner
High Temperature Meningkatkan Kerusakan
tinggi panas dari mekanis
Superheat Burner
TA 1811 Low Temperature Mengurangi Menurunkan
rendah panas dari kualitas uap
Superheat Burner
4.3 Penentuan Likelihood
Likelihood adalah kemungkinan dalam suatu periode waktu dari suatu resiko
akan muncul. Penilaian keterjadian kerusakan/likelihood dapat ditentukan
menggunakan data maintanace, penggantian instrumentasi dan komponen mekanikal
yang diperoleh dari bagian pemeliharaan pada perusahaan/industri. Sedangkan untuk
komponen yang dalam proses perbaikannya tidak terdapat rekapitulasi, maka akan
diambilkan data tersebut pada OREDA (Offshore Reliability Data), tentunya dengan
memperhatikan spesifikasi dari komponen terkait. Nilai likelihood dihitung dengan
membagi waktu operasi instrumen terhadap Mean Time to Failure (MTTF).

likelihood=×total time operation

87600
likelihood=
MTTF( hour)

Dimana waktu operasi diambil berdasarkan kurun waktu pengambilan data


maintenance selama 10 tahun (87600 jam). Berikut ini adalah perhitungan MTTF dari
tiap-tiap komponen instrumentasi dan mekanikal pada turbin uap 105-JT untuk
menghindari downtime, yang dihitung dari data maintenance yang didapat dari
perusahaan.

1) PT 1009
Dengan mengolah data maintenance, kalibrasi dan servis pada PT 1009
ditentukan bahwa distribusi time to failure-nya merupakan distribusi
eksponensial, sehingga:
TTF 19312+ 37384
MTTF= = =28348 jam
n 2
2) PZ 1009
Distribusi time to failure untuk PZ 1009 adalah distribusi adalah
Normal, dengan parameter σ = 4471,4 dan µ =12397.
MTTF=µ=12397 jam
3) PT 1016
PT 1016 memiliki distribusi eksponensial untuk sebaran time to failure-
nya, sehingga:
TTF 47848+34600
MTTF= = =41224 jam
n 2
4) PZ 1020
Setelah diolah data time to failure dari tiap-tiap kejadian kegagalan
pada admission valve maka didapatkan distribusi Normal sebagai sebaran
MTTF PZ 1020.
TTF 1760+15944+57608
MTTF= = =25104 jam
n 3
5) TTV
Dengan 3 buah maintenance yang tercatat dilakukan pada komponen
TTV maka ditentukan distribusi Mean Time to Failure-nya adalah menurut
distribusi eksponensial
TTF 8053,5+5451,7
MTTF= = =6753 jam
n 2
6) Gasket
Dengan mengolah data panjangnya selang waktu kerusakan yang ada
pada komponen gasket didapatkan bahwa distribusi yang sesuai adalah
distribusi Weibull 2-parameter.
Dengan α = 0,65581 dan β = 5223,2.

MTTF=× 1+ ( 1
❑ )
MTTF=5223,2 × ( 1,3483 )
MTTF=7042 jam
7) Nozzle
Seringnya maintenance yang berupa penggantian komponen dan
service membuat komponen Nozzle memiliki disribusi selang kerusakan yang
berupa distribusi Weibull 3-parameter. Dimana nilai parameter tersebut
masing-masing α = 3,0459; β = 8021,2; γ = 44,035.

MTTF=+ 1+ ( 1
❑ )
MTTF=44,035+(8021,2 ×0,89338)
MTTF=7210 jam
8) Labyrinth
Hasil olah data maintenance mengindikasikan bahwa time to failure
pada Labyrinth didekati dengan sebaran Normal dimana parameter-
parameternya adalah σ = 958,19 dan µ = 8528,3
MTTF=µ=8528,3 jam
9) Bearing
Komponen mekanikal terakhir merupakan salah satu yang paling
krusial karena berhubungan langsung dengan rotor turbin, sehingga
memungkinkan seringnya terjadi maintenance baik penggantian maupun servis
berat berkala. Oleh karena itu selang waktu kerusakan pada komponen Bearing
pun cukup singat dibanding dengan komponen lain. Didapati bahwa distribusi
kegagalan pada bearing berupa sebaran lognormal yang mana memiliki nilai
parameter σ = 1,0107; µ = 7,9355; γ = 1579.

(µ+ σ )
2

MTTF=+e 2
MTTF=1579+ 4657,61
MTTF=6237 jam
10) SI 1005
Didapati bahwa SI 1005 memiliki distribusi maitenance berupa sebaran
eksponensial, sehingga:
TTF 45256+ 4336+11632
MTTF= = =20408 jam
n 3
11) TI 1754
Dengan mengolah data maintenance element monitoring TI 1754
didapat bahwa distribusi TTF-nya menunjukkan distribusi eksponensial
dengan perhitungan MTTF sebagai berikut:
TTF 34650+4242
MTTF= = =19446 jam
n 2
12) TA 1811
Oleh karena data maintenance TA 1811 yang tidak tersedia pada
Departemen Pmeliharaan di perusahaan, sehingga data akan diambil dari
handbook OREDA. Dimana dari OREDA didapatkan nilai λ= 5,7 x E-06 /jam
untuk jenis termokopel dan untuk jenis failure on demand.
1
MTTF= =175439 jam

Dari data MTTF tiap-tiap komponen mekanikal dan instrumentasi yang
didapat, maka akan diketahui tingkat keterjadian/occurance kegagalan dari
komponen-komponen tersebut. Tingkat occurance yang terjadi pada selang waktu
operasi tertentu maka bisa disebut sebagai nilai likelihood komponen.

Table 3. Kriteria Likelihood Node Steam Turbine 105-JT

Instrument MTTF (jam) Likelihood (per 10 tahun)


PT 1009 28348 3
PZ 1009 12397 7
PT 1016 41224 2
PZ 1020 25104 3
TTV 6753 6
Gasket 7042 12
Nozzle 7210 12
Labyrinth 8528 10
Bearing 6237 14
SI 1005 20408 4
TI 1754 19446 4
TA 1811 175439 0

Dari tabel diatas, komponen yang memiliki tingkat keseringan tinggi untuk
gagal adalah komponen mekanikal pada steam turbine 105-JT. Yang tertinggi
diantaranya adalah maintenance pada komponen bearing yang kemunginan
keterjadiannya mencapai 14 kali dalam kurun waktu 10 tahun operasi. Yang mana
akan dikategorikan pada tabel berikut sebagai poor component/below standard.

Table 4. Standar Likelihood Perusahaan

Ranking Deskripsi
1 Brand New Excellent Risiko jarang sekali muncul frekuensi
kejadian <4 kali dalam 10 tahun
Very Good/Good
2 Risiko terjadi antara 4-6 kali dalam 10 tahun
Serviceable
3 Acceptable Risiko terjadi anatra 6-8 kali dalam 10 tahun
Risiko terjadi antara 8-20 kali dalam 10
4 Below Standard/Poor
tahun
5 Bad/Unacceptable Risiko terjadi >20 kali dalam 10 tahun

4.4 Penentuan Consequences


Consequences adalah segalah bentuk kemungkinan dampak dari risiko yang
timbul akibat adanya kegagalan atau penyimpangan pada proses atau operasi yang
melewati batas kendali yang diinginkan. Nilai skala consequences ditentukan dengan
mengikuti standar Kriteria Profil Konsekuensi Pabrik Amonia PT. Petrokimia Gresik.

Table 5. Kategori Konsekuensi

Ranking Deskripsi
1. Insignificant Sumber risiko (unsur/komponen/obyek dalam
beraktifitas) tidak berdampak sama sekali,
akibatnya tidak signifikan terhadap kelangsungan
aktifitas, sehingga aktifitas tetap terlaksana
2. Minor Sumber risiko (unsur/komponen/obyek dalam
beraktifitas)berdampak kecil, akibatnya kecil
terhadap kelangsungan aktifitas, sehingga aktifitas
tetap masih terlaksana
3. Moderate Sumber risiko (unsur/komponen/obyek dalam
beraktifitas) berdampak sedang, akibatnya sedang
terhadap kelangsungan aktifitas, sehingga aktifitas
tetap masih terlaksana
4. Major Sumber risiko (unsur/komponen/obyek dalam
beraktifitas) berdampak besar, akibatnya cukup
signifikan terhadap kelangsungan aktifitas, namun
aktifitas masih dapat terlaksana walaupun tidak
optimal
5. Catastrophic Sumber risiko (unsur/komponen/obyek dalam
beraktifitas) berdampak sangat besar, akibatnya
sangat signifikan terhadap kelangsungan aktifitas,
sehingga aktifitas tidak dapat terlaksana

4.5 Risk Ranking


Risk ranking atau risk assessment merupakan suatu aktivitas yang
dilaksanakan untuk memperkirakan suatu risiko dari situasi yang bisa didefinisikan
dengan jelas ataupun potensi dari suatu ancaman atau bahaya baik secara kuantitatif
atau kualitatif. Umumnya risk ranking teradapat beberapa fokus dan tipe penilaian
risiko, yaitu:

1. Risiko Keselamatan
2. Risiko Kesehatan
3. Risiko Lingkungan
4. Risiko Kesejahteraan
5. Risiko Keuangan
Pada pabrik I PT. Petrokimia gresik dibuat tabel 1 untuk kriteria risk ranking
sebagai berikut

Table 6. Kriteria risk ranking


Dimana warna kuning menandaan tingkat bahaya rendah atau low risk, hijau
berarti medium risk, sedangan merah merupakan kategori tingkatan bahaya paling
tinggi (high risk). Sebuah bahaya sangat berpotensi menimbulkan risiko yang besar
apabila ia bersifat catastrophic secara consequence, atau dalam kategori
bad/unacceptable pada skala likelihood.

Table 7. Risk Ranking Consequences

Risk C L RR
Dipengaruhi pada lampu kilat drum 120 CF1, meningkat/ 5 1 M5
menurun tekanan yang ditimbulkan meningkat/ menurun
suhu, amonia uap terganggu
Turbin bekerja lebih keras, mungkin disebabkan internal 5 1 M5
kerusakan, tekanan berlebih
Turbin tidak berfungsi maksimal, menurun pada Efisiensi 5 1 M5
Turbin beroperasi dalam kondisi bahaya, getaran tinggi, 2 3 M6
kerusakan internal
kurangnya uap masuk ke 105-JT, kompresor tidak 5 3 H15
berfungsi, turbin uap perjalanan 105-JT
Kecepatan berlebih 105-JT, perjalanan pabrik, dan 5 3 H15
pemadaman menyebabkan kerusakan peralatan
Turbin Berkecepatan Tinggi - Getaran Tinggi - Kerusakan
Internal
Kecepatan Rendah, Turbin Daya Rendah, Kompresor Daya 5 3 H15
Rendah - Tekanan Rendah pada kompresor Discharge
Peningkatan kecepatan, menyebabkan sampai kecepatan 5 1 M5
berlebih pada 105-JT, menyebabkan kerusakan mekanis
Efisiensi kehilangan pada Turbin uap 105-JT 2 4 M8
Getaran tinggi terjadi pada 105-JT, dan menyebabkan 4 4 H16
kerusakan mekanis lainnya
Efisiensi kehilangan pada Turbin uap 105-JT 2 4 M8
Getaran tinggi dan temperatur tinggi terjadi pada 105-JT, 4 4 H16
dan menyebabkan kerusakan mekanis lainnya
Kecepatan berlebih 105-JT, perjalanan pabrik dan 4 2 M8
shutdown menyebabkan kerusakan peralatan Turbin
Kecepatan Tinggi - Getaran Tinggi - Kerusakan Internal
Kecepatan Rendah, Turbin Daya Rendah, Kompresor Daya 4 2 M8
Rendah - Tekanan Rendah pada kompresor Discharge
Penurunan suhu pada 105-JT, mungkin disebabkan internal 2 2 L4
merusakkan
Kualitas menurun uap, berkurang kekuatan Turbin 2 2 L4
Penurunan suhu pada 105-JT, mungkin disebabkan internal 2 1 L2
merusakkan
Penurunan kualitas uap, penurunan daya Turbin 2 1 L2

Angka C merupakan skala consequences dari tiap-tiap risiko yang terjadi


akibat kegagalan. Angka ini didapatkan dengan menganalisa akibat atau dampak yang
ditimbulkan oleh suatu kegagalan terhadap kegiatan produksi serta keutuhan plant
sebagaimana pada tabel 4.10. Consequence terbesar yang terdapat pada steam turbine
105-JT adalah dengan skala 5 (catastrophic), yakni manakala loop 1009 mengalami
kerusakan, karena dengan ini maka steam akan terganggu dan mengakibatkan
shutdown jika sampai pada kondisi kritis. Selain dari loop 1009, dampak besar
lainnya juga timbul karena keausan pada bearing dan nozzle dengan skala 4. Kedua
komponen ini akan menimbulkan efek overvibration dan overtemperature pada steam
turbine 105-JT.
Dengan mengklasifiasi nilai likelihood dengan kategori yang sudah ada maka
akan didapatkan nilai skala pada kolom L Tabel 1.1. Dalam kolom tersebut
didapatkan occurance tertinggi ada pada komponen-komponen mekanikal yang
bernilai 4 atau dikategorikan poor component/below standard.

4.6 Analisis HAZOP


Dari hasil analisis HAZOP yang telah dilakukan, menunjukan bahwa risiko
yang dapat terjadi pada unit Steam Turbine 105-JT terbagi menjadi tiga kategori
dengan persentase sebagai berikut:

 Low (kuning) = 16,7%


 Medium (hijau) = 58,3%
 High (merah) = 25%
Dimana kerusakan yang tergolong dalam kategori high risk pada Steam
Turbine 105-JT berdasarkan analisis di atas adalah disebabkan oleh kegagalan pada
governor valve dan kerusakan pada komponen bearing dan nozzle.

BAB V
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil


kesimpulan, resiko terbesar pada tangki penyimpanan proses loading dengan bahaya
yang dapat terjadi adalah kebakaran dan ledakan tangki yang diakibatkan oleh
kenaikan temperature dan tekanan pada tangki, dengan high risk bernilai 15 dengan
nilai consequence 5. Nilai likelihood 3 dimana terjadi perbaikan atau kerusakan
sebanyak 3-4 kali selama 5 tahun. Pada safeguard yang terpasang menggunakan SOP
menanggulangi kebakaran dan sistem safety alaram sebagai peringatan dini adanya
bahaya.

3.2. Saran

Saran yang diberikan berdasarkan penelitian adalah adanya studi lebih lanjut
secara terprinci untuk analisis HAZOP, diperlukan studi identifikasi bahaya pada unit
proses lainnya dan juga diperlukan perubahan sistem pengendalian pabrik dengan
menggunakan sitem otonatis.
DAFTAR PUSTAKA

Kartika, E. et al. (2022) ‘Analisis Manajemen Risiko dengan Metode AS/NZS 4360:2004
pada Tangki Timbun Minyak di Riau’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), pp. 218–
226.
MSDS (2012) ‘Safety Data Sheet . ‫ ةم سال تانايب ةرشن‬Safety Data Sheet’, Material Safety Data
Sheet, 4(2), pp. 8–10. Available at:
https://us.vwr.com/assetsvc/asset/en_US/id/16490607/contents.
Penelas, A. D. J., & Pires, J. (2021). Hazop analysis in terms of safety operations processes
for oil production units: A case study. Applied Sciences, 11(21), 10210.
Sanusi, A.F. (2015) Deteksi Bahaya Dengan Analisis Hazop Pada Unit Sulfur Handling Di
Pabrik Iii Pt.Petrokimia Gresik.
Setiawanto, A. (2017). Hazard and Operability Study Berbasis Layer of Protection Analysis
pada Turbin Uap 105-JT di Pabrik 1(amonia) PT. Petrokimia Gresik. 1.
http://repository.its.ac.id/41154/

Studi, P. et al. (2020) ‘Metana Dan Belerang’.


Vimalasari, T. (2016) ‘Hazard and Operability Study (HAZOP) dan Penentuan Safety
Integrity Level (SIL) pada Boiler SB-02 PT. SMART Tbk Surabaya’, pp. 1–53.

Anda mungkin juga menyukai