Hasil Skripsi Aulia Fatimah Bab 1-5
Hasil Skripsi Aulia Fatimah Bab 1-5
Oleh:
AULIA FATIMAH
NPM. 2114201210157
Oleh:
AULIA FATIMAH
NPM. 2114201210157
ii
iii
iv
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini oleh:
Nama : Aulia Fatimah
NPM : 2114201210157
Judul Skripsi : Hubungan Lama Kerja dan Kompetensi dengan Pengetahuan
Tenaga Kesehatan Mengenai Pencegahan Dan Pengendalian
Kasus DBD di Puskesmas Lamunti Kabupaten Kapuas
Telah melaksanakan ujian skripsi pada tanggal 18 Mei 2022, dan dinyatakan
berhasil mempertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi
S.1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
DEWAN PENGUJI:
Penguji 1:
Penguji 2:
Penguji 3:
Mengesahkan di : Banjarmasin
Tanggal : Mei 2022
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Ketua Program Studi S.1 Keperawatan
v
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Dibuat di : Banjarmasin
Pada tanggal : 11 Mei 2022
(Aulia Fatimah)
vii
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MMUHAMMADIYAH BANJARMASIN
ABSTRAK
Latar Belakang : Di Indonesia angka kematian penderita hypovolemic shock akibat
Demam Berdarah dengan ranjatan (dengue shock syndrome) yang disertai dengan
perdarahan yaitu berkisar 56 sampai 66 jiwa ditahun 2014. Dampak yang
ditimbulkan pada kasus syok hipovolemik yang dapat mengakibatkan pada
kematian. Hal yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu meningkatkan
pengetahuan dalam menangani pencegahan dan pengendalian DBD. selain itu,
masa kerja berbanding lurus dengan keterampilan yang dimiliki tenaga kesehatan,
semakin lama seorang bekerja akan semakin trampil dan berpengalaman
menghadapi masalah dalam pekerjaannya.
Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama kerja dan kompetensi
dengan pengetahuan tenaga kesehatan mengenai pencegahan dan pengendalian
kasus DBD di Puskesmas Lamunti Kabupaten Kapuas.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan dianalisis menggunakan uji
korelasi Sperman rank. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 49 orang tenaga
kesehatan. Variabel independen lama kerja dan kompetensi sedangkan variabel
dependen adalah pengetahuan tenaga kesehatan . Teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling.
Kesimpulan : hasil analisis yaitu terdapat hubungan yang kuat antara lama kerja
dan kompetensi dengan pengetahuan tenaga kesehatan mengenai pencegahan dan
pengendalian kasus DBD di Puskesmas Lamunti Kabupaten Kapuas dengan nilai
kemaknaan statistiknya yaitu nila p value < α atau 0,000 < 0,005.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah milik Allah SWT, atas segala limpahan kasih sayangNya
Shalawat serta salam mudah-mudahan senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW. Alhamdulillahirobil’alamin Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT,
atas anugerah dan petunjuk yang diberikan. Karena izin Allah penulis dapat menyusun
Skrpsi ini dengan judul “Hubungan Lama Kerja dan Kompetensi dengan Pengetahuan
Tenaga Kesehatan Mengenai Pencegahan dan Pengendalian Kasus DBD di Puskesmas
Lamunti Kabupaten Kapuas ”.
Bersamaan ini perkenankan lah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
dengan hati yang tulus kepada:
1. Bapak Solikin, Ns., M.Kep., Sp.KMB, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
2. Ibu Diah Retno Wulan, Ns.,M.kep selaku pembimbing utama dan penguji 1,
yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran dan masukan sehingga penulis
dapat melaksanakan seminar proposal ini.
3. Ibu Izma Daud, Ns., M.Kep selaku ketua program studi S1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin sekaligus selaku pembimbing 2 yang
telah memberikan waktunya disela-sela kesibukan, bimbingan, arahan serta
saran yang telah diberikan kepada penulis.
4. Seluruh dosen pengajar S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang selama ini telah
banyak memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kelancaran penyusunan laporan.
5. Kedua orang tua, suami dan anak serta keluarga yang tak henti-henti nya
memberikan motivasi, materi dan menghantarkan doa sehingga dapat
terselesaikan tugas skripsi ini.
6. Kepada Kepala UPT Puskesmas Lamunti beserta teman-teman puskesmas yang
telah memotivasi dan mendukung serta memberikan kesempatan untuk saya
dapat melanjutkan pendidikan sehingga dapat menyelesaikan tugas skripsi ini.
7. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa saya sebutkan satu
per satu.
ix
Semoga Allah subhanahuwata’alla selalu melindungi, memberikan keberkahan
serta rahmat-Nya kepada mereka yang telah memberikan sumbangsih yang
tulus kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam peyusunan proposal
skripsi ini masih banyak kekurangan dikarenakan penulis masih dalam tahap
pembelajaran, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi menyempurnaka skripsi ini. Semoga ide pemikiran yang tertuang dalam
proposal skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin ya Rabbal
alamin.
Wassallamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh.
Banjarmasin, 5 Februari 2022
Penulis
x
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI. .............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI......................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS............................................................. iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... v
ABSTRAK.................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
xi
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 37
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ........................................ 37
4.2 Hasil Penelitian ........................................................................ 37
4.3 Pembahasan .............................................................................. 39
4.4 Keterbatasan Penelitian ............................................................ 39
4.5 Implikasi Hasil Penelitian danlam Keperawatan ..................... 40
BAB 5 PENUTUP....................................................................................... 37
5.1 Kesimpulan............................................................................... 37
5.2 Saran
xii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional ......................................................... 37
Tabel 3.2 Tabel waktu Penelitian ................................................................ 39
Tabel 3.3 Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian ......................................... 41
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian....................................................... 35
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 35
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
gejala yang sama dengan demam dengue dengan gejala lain seperti sakit/nyeri
pada ulu hati terus menerus, pendarahan pada hidung, mulut, gusi atau memar
pada kulit. Penyakit DBD dapat menyerang segala usia, umumnya penyakit
DBD terjadi pada anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun (Kemenkes RI,
2017). Penyakit DBD ditandai dengan 4 ciri utama yaitu pembesaran limfa,
terjadinya shock (kejang) pada penderita, adanya pendarahan dan demam
dengan suhu yang berubah–ubah karena virus dengue mengalami masa inkubasi
di dalam tubuh. Penderita DBD yang mengalami shock (kejang) akibat adanya
kebocoran plasma darah dapat mengalami kematian apabila tidak ditangani
secara tepat dan cepat (Widyatama, 2018). Berdasarkan teori John Gordon,
kejadian satu penyakit terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara faktor
lingkungan (environment), faktor perilaku manusia (host) dan faktor penyakit
(agent) (Lia Fentia, 2021).
Cara yang dapat dilakukan saat ini dengan menghindari atau mencegah
gigitan nyamuk penular DBD. Oleh karena itu upaya pengendalian DBD yang
penting pada saat ini adalah melalui upaya pengendalian nyamuk penular
dan upaya membatasi kematian karena DBD. Atas dasar itu maka upaya
pengendalian DBD memerlukan kerjasama dengan program dan sektor terkait
serta peran serta masyarakat (Pencegahan dan pengendalian DBD, 2017).
Pengetahuan berperan penting terhadap upaya pencegahan DBD yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan. Semakin baik pengetahuan responden maka
pencegahan DBD yang dilakukan juga akan semakin baik dan begitupun
sebaliknya. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Green dalam Notoatmodjo
(2010) yang menyatakan bahwa seseorang yang berpengetahuan tinggi akan
lebih cenderung untuk berperilaku baik dalam bidang kesehatan, termasuk
5
dalam melakukan upaya pencegahan DBD, dan begitu pula sebaliknya (Maria,
2020).
9
10
Masa kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak
menekuni pekerjaan. Masa kerja dapat menggambarkan
pengalamannya dalam menguasai bidang tugasnya. Pada umumnya,
petugas dengan pengalaman kerja yang banyak tidak memerlukan
bimbingan dibandingkan dengan petugas yang pengalamannya sedikit.
Menurut Robbins lama kerja turut menentukan kinerja seseorang dalam
menjalankan tugas. Semakin lama masa kerja seseorang maka akan
menghasilkan produktifitas yang tinggi. Semakin lama seseorang
bekerja semakin terampil dan semakin cepat dia menyelesaikan suatu
tugas. Asumsi peneliti dalam menjalani pekerjaan maka semakin
banyak pengalaman seseorang, sehingga dengan bertambahnya
pengalaman akan meningkatkan produktivitas seseorang, dan akan
memperlihatkan perilaku yang lebih baik dalam bekerja (Sarah
Mapanawang, 2017).
Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu
bekerja di suatu tempat. Masa kerja merupakan kondisi hubungan kerja
yang dihitung semenjak pekerja memiliki hubungan dengan pengusaha
dari pertama kali bekerja sampai dengan pekerja berhenti bekerja atau
diberhentikan. Masa kerja baru maupun lama dapat menjadi pemicu
terjadinya kepatuhan terhadap peraturan pekerjaan. Masa kerja sangat
mempengaruhi pekerja karena menimbulkan rutinitas dalam bekerja.
Pekerja yang telah bekerja lebih dari 5 tahun memberi pengaruh yang
baik dalam pekerjaandan pekerja yang baru bekerja kurang dari atau
sama dengan 5 tahun dapat memberi pengaruh yang kurang baik dalam
pekerjaan.
2.5.2 Etiologi
Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae.
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.
Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 serotipe
terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibody
21
Darah terdiri dari dua komponen yaitu komponen padat yang terdiri dari
sel darah (sel darah merah atau eritrosit, sel darah putih atau leukosit,
dan sel pembeku darah atau trombosit) dan komponen cair yaitu plasma
darah, Sel-sel darah ada 3 macam yaitu:
2.5.3.1 Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh dan
mempunyai fungsi khusus untuk transport oksigen. Oleh karena
di dalamnya mengandung hemoglobin yang berfungsi mengikat
oksigen, eritrosit membawa oksigen dari paru ke jaringan dan
karbon dioksida dibawa dari jaringan ke paru untuk dikeluarkan
melalui jalan pernapasan. Sel darah merah : Kekurangan
eritrosit, Hb, dan Fe akan mengakibatkan anemia.
2.5.3.2 Leukosit (sel darah putih)
Sel darah putih : Berfungsi mempertahankan tubuh dari
serangan penyakit dengan cara memakan atau fagositosis
penyakit tersebut. Itulah sebabnya leukosit disebut juga fagosit.
Sel darah putih yang mengandung inti, banyaknya antara 6.000-
9.000/mm³.
2.5.3.3 Trombosit (sel pembeku darah)
Keping darah berwujud cakram protoplasmanya kecil yang
dalam peredaran darah tidak berwarna, jumlahnya dapat
bevariasi antara 200.000-300.000 keping/mm³. Trombosit
dibuat di sumsum tulang, paru, dan limpa dengan ukuran kira-
kira 2-4 mikron. Fungsinya memegang peranan penting dalam
proses pembekuan darah dan hemostasis atau menghentikan
aliran darah. Bila terjadi kerusakan dinding pembuluh darah,
23
2.5.4 Klasifikasi
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu (Nurarif &
Kusuma 2015) :
24
2.5.4.1 Derajat I yaitu demam disertai gejala klinik khas dan satu-
satunya manifestasi perdarahan dalam uji tourniquet positif,
trombositopenia, himokonsentrasi
2.5.4.2 Derajat II yaitu seperti derajat I, disertai dengan perdarahan
spontan pada kulit atau perdarahan di tempat lain
2.5.4.3 Derajat III yaitu ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai
oleh nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun (20 mmHg
atau kurang) atau hipotensi disertai dengan sianosis disekitar
mulut, kulit dingin dan lembab dan anak tampak gelisah.
2.5.4.4 Derajat IV yaitu syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah
tidak teratur
2.5.5 Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan
menimbulkan viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh
pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan
zat bradikinin, serotinin, trombin, histamin) terjadinya: peningkatan
suhu. Selain itu viremia menyebabkan pelebaran pada dinding
pembuluh darah yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma
dari intravascular ke intersisiel yang menyebabkan hipovolemia.
Trombositopenia dapat terjadi akibat dari penurunan produksi
trombosit sebagai reaksi dari antibodi melawan virus (Murwani 2018).
2.5.8 Penatalaksanaan
Dasar pelaksanaan penderita DHF adalah pengganti cairan yang
hilang sebagai akibat dari kerusakan dinding kapiler yang menimbulkan
peninggian permeabilitas sehingga mengakibatkan kebocoran plasma.
Selain itu, perlu juga diberikan obat penurun panas (Rampengan 2017).
Penatalaksanaan DHF yaitu :
2.5.8.1 Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue Tanpa Syok
Penatalaksanaan disesuaikan dengan gambaran klinis maupun
fase, dan untuk diagnosis DHF pada derajat I dan II
menunjukkan bahwa anak mengalami DHF tanpa syok
sedangkan pada derajat III dan derajat IV maka anak
mengalami DHF disertai dengan syok. Tatalaksana untuk anak
yang dirawat di rumah sakit meliputi:
a. Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air
sirup, susu untuk mengganti cairan yang hilang akibat
kebocoran plasma, demam, muntah, dan diare.
b. Berikan parasetamol bila demam, jangan berikan asetosal
atau ibuprofen karena dapat merangsang terjadinya
perdarahan,
c. Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
1) Berikan hanya larutan isotonik seperti ringer laktat atau
asetat.
2) Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa
laboratorium (hematokrit, trombosit, leukosit dan
hemoglobin) tiap 6 jam.
30
2.5.9 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada anak yang mengalami demam
berdarah dengue yaitu perdarahan massif dan dengue shock syndrome
(DSS) atau sindrom syok dengue (SSD). Syok sering terjadi pada anak
berusia kurang dari 10 tahun. Syok ditandai dengan nadi yang lemah
dan cepat sampai tidak teraba, tekanan nadi menurun menjadi 20
mmHg atau sampai nol, tekanan darah menurun dibawah 80 mmHg
atau sampai nol, terjadi penurunan kesadaran, sianosis di sekitar mulut
dan kulit ujung jari,4 hidung, telinga, dan kaki teraba dingin dan
lembab, pucat dan oliguria atau anuria (Pangaribuan, 2017).
2.8 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian, menyatakan adanya hubungan, pengaruh dan
perbedaan antara dua atau lebih variabel (Nursalam 2015). Hipotesis
penelitian ini adalah :
H1 : Terdapat Hubungan Antara Lama Kerja Dan Kompetensi Dengan
Pengetahuan Tenaga Kesehatan Mengenai Pencegahan dan
Pengendalian Kasus DBD Di Puskesmas Lamunti Kabupaten
Kapuas, Kalimantan Tengah
BAB 3
METODE PENELITIAN
Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Hasil Ukur
Operasional Ukur
Variabel Independen
Lama Kerja
Lama Kerja :
1 = Baru,
Lama Kerja a. Berapa jika lama
adalah suatu Tahun kerja <5
kurun waktu bekerja di kuesio tahun
Lama Kerja atau lamanya Puskesmas ordinal
ner 2 = Sedang,
tenaga kerja
itu bekerja di jika lama
suatu tempat. kerja 5-10
tahun
3 = Lama,
jika lama
37
38
kerja >10
tahun
(Meistvin,
2020)
Kompetensi
1=Cukup
lengkap
Kompetensi jika
memiliki
adalah STR
rekognisi atau Tenaga
Kompetensi : Kesehata
pengakuan n
a. Workshop
yang Pengendalia
kuesio 2=Lengkap,
Kompetensi dibuktikan n dan ordinal Jika
pencegahan ner
dengan memiliki
DBD
STR dan
adanya b. Surat Tanda
Sertifikat
Registrasi
ijazah, STR, Pelatihan
(STR)
Pencegah
sertifikat an dan
workshop. Pengendal
ian DBD
(Etlidawati,
2021)
3.6.1 Persiapan
Peneliti meminta surat ijin dari Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin terkait pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan di
puskesmas Lamunti, kemudian menyerahkan surat tersebut kepada
pihak terkait. Setelah mendapatkan ijin dari pihak puskesmas untuk
mengambil dan mengumpulkan data, kemudian peneliti melakukan
pelaksanaan penelitian.
3.6.2 Pelaksanaan
3.6.2.1 Peneliti menentukan sampel penelitian yaitu tenaga
kesehatan yang telah ditetapkan oleh peneliti dengan
menanyakan usia tenaga kesehatan, profesi kesehatanm
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian seperti
menjelaskan bagaimana penelitian dilakukan.
3.6.2.2 Selanjutnya jika tenaga kesehatan bersedia menjadi
responden penelitian, peneliti memberikan lembar informed
consent
3.6.2.3 Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner
kepada responden yang sebelumnya dilakukan pengecekan
kelengkapan kuesioner dan dibagikan secara langsung
kepada responden pada saat mereka berdinas di Puskesmas.
Adapun waktu yang diperlukan dalam pengisian kuisioner
setiap subyek adalah 20 menit, serta waktu yang dibutuhkan
untuk seluruh subyek pengumpulan data yakni 2 minggu
dengan pertimbangan peneliti akan berusaha mendapatkan
responden dalam 1 hari minimal 3 responden.
3.6.2.4 Kuesioner yang telah diisi oleh responden, kemudian
diperiksa kembali dan dilakukan analisis data.
statistik nilai p > α (0,05) atau nilai rs hitung lebih kecil dari nilai rs
tabel Spearman rho, maka H0 diterima yang berarti tidak Terdapat
Hubungan Antara Hubungan Lama Kerja Dan Kompetensi Dengan
Pengetahuan Tenaga kesehatan Mengenai Penanganan Kasus DBD Di
Puskesmas Lamunti Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara geografis Puskesmas Lamunti berada pada posisi 02° 31’ 31,3”
– 02° 56’ 13” LS dan 114° 27’57,6” – 115° 28’ 44” BT dengan batas-
batas administratifsebagai berikut:
Hasil Tabel 4.13 Menunjukkan bahwa dari 49 orang Nakes saat pemberian
kuesioner di dapatkan bahwa hasil analisis kompetensi dengan pengetahuan
nakes yaitu paling banyak adalah kategori kompetensi cukup baik dengan
60
Hasil uji statistik Spearman rank menunjukan nilai yang sangat signifikan
yakni sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sebagai taraf yang telah
ditentukan (p value < α) dan dapat dinyatakan Ha diterima dan Ho ditolak
yang secara uji statistik terdapat hubungan yang signifikan antara lama kerja
dan kompetensi dengan pengetahuan tenaga kesehatan mengenai pencegahan
dan pengendalian BDB. Hubungan kedua variabel ini menunjukkan arah
korelasi yang positif dengan nilai Spearman's rho Correlation Coefficient
yaitu r = 0,628. Artinya nilai interprestasi koefisien korelasi menurut
sugiyono adalah hubungan yang kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin lama kerja dan semakin baik kompetensi nakes maka akan semakin
baik pula pengetahuan nakes mengenai pencegahan dan pengendalian BDB.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Lama Kerja
Hasil penelitian didapatkan bahwa lama kerja tenaga kesehatan
adalah berdasarkan data tertinggi adalah dengan kategori sedang (5-
10 tahun) yaitu sebanyak 20 responden sebesar 40.8%. Sedangkan
data terendah adalah dengan kategori baru (<5 tahun) yaitu sebanyak
13 responden sebesar 26.5%.
Hasil ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Siti
Khotimah (2022) menyebutkan bahwa lama kerja menunjukkan
61
Teori yang disebutkan oleh Robbin dan Judge dalam Eni (2020)
yang mengatakan lama kerja berbanding lurus dengan pengalaman
yang dimiliki. Sehingga dapat disimpulkan apabila seorang bekerja
dalam waktu yang lebih lama akan memiliki pengalaman yang lebih
luas dibandingkan seorang dengan masa kerja lebih singkat.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada responden di UPT
Puskesmas Lamunti dengan jumlah 49 responden dapat ditarik kesimpulan dari
penelitian ini adalah:
5.1.1 Tingkat lama kerja tenaga kesehatan dengan data tertinggi adalah
dengan kategori sedang (5-10 tahun) yaitu sebanyak 52 responden
sebesar 40.8%.
5.1.2 Tingkat kompetensi tenaga kesehatan dengan data tertinggi dengan
kategori cukup baik yaitu sebanyak 33 responden sebesar 67.3%.
5.1.3 Hasil analisis yaitu terdapat hubungan yang kuat antara lama kerja dan
kompetensi dengan pengetahuan tenaga kesehatan mengenai
pencegahan dan pengendalian BDB dengan nilai kemaknaan
statistiknya yaitu nilai p value < α atau 0,000 < 0,005.
5.2 Saran
Saran yang diberikan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah:
5.2.1 Bagi Puskesmas Lamunti Kabupaten Kapuas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak
Puskesmas Lamunti Kabupaten Kapuas terkait lama kerja dan
kompetensi terhadap pengetahuan tenaga kesehatan dalam pencegahan
dan pengendalian DBD.
5.2.2 Bagi Petugas Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai ilmu dan pengetahuan
mengenai pencegahan dan pengendalian kasus DBD dalam bidang
kegawatdaruratan
69
DAFTAR PUSTAKA
Danusantoso dkk. 2014. Pengukuran indeks syok untuk deteksi dini syok
hipovolemik pada anak dengan takikardi: Telaah terhadap perubahan
indeks isi sekuncup. Jurnal Sari Pediatr
Maria A.L. Dawe. 2020. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Serta Peran Petugas
Kesehatan Terkait Pencegahan Demem Berdarah Dengue (DBD).
Journal Of Health and Behavioral Science. Volume 2 No. 2
71
No Bulan
. Jenis Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Sosialisasi
Roadmap
penelitian
prodi
2. Penentuan
tema payung
penelitian
dosen dan
mahasiswa
3. Pengajuan
Topik
4. Penyusunan
Proposal
5. Seminar
Proposal
6. Revisi
Proposal dan
uji Validitas
7. Uji Etik
8. Pengumpulan
Data
9. Analisis dan
Penafsiran
10. Penyusunan
Laporan Hasil
Penelitian
11. Sidang Skripsi
12. Revisi
13. Pengumpulan
Skripsi
Lampiran 4 Informed Consent
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Responden)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Inisial :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti
mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Aulia Fatimah yang berjudul
“Hubungan Lama Kerja Dan Kompetensi Dengan Pengetahuan Tenaga Kesehatan
Mengenai Pencegahan Dan Pengendalian Kasus DBD Di Puskesmas Lamunti
Kabupaten Kapuas”. Adapun penjelasan peneliti mengenai:
1. Identitas Peneliti (nama, asal institusi, alamat, nomor handphone)
2. Judul Penelitian
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
4. Prosedur Pengambilan Data Penelitian
5. Hak Ikut/Tidak Ikut Berparisipasi
6. Jaminan Kerahasiaan terhadap identitas dan informasi yang diberikan
responden
7. Keuntungan dan Kerugian Ikut Berpartisipasi
Oleh karena itu, saya memutuskan *SETUJU / TIDAK SETUJU* (Coret salah
satu) secara sukarela untuk menjadi responden dengan penuh kesadaran serta tanpa
keterpaksaaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.
Lamunti, Maret 2022
Responden
(…………………)
Lampiran 5 Instrumen Lembar Observasi Lama Kerja dan Kompetensi
Petunjuk pengisian
1. Kuesioner ini merupakan kuesioner mengenai Lama Kerja dan Kompetensi
2. Berilah penilaian terhadap aspek yang dilihat berdasarkan pengalaman Anda,
dengan memberikan tanda “√” pada kolom yang tersedia.
3. Jika ingin mengganti jawaban yang telah diisi, maka berilah tanda “X” pada
jawaban awal, lalu berikan tanda “√” pada kolom yang tersedia sesuai dengan
alternatif jawaban yang dikehendaki.
4. Pilihan yang disediakan adalah : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan
tanda cheklist (√) yang paling menggambarkan kondisi yang anda hadapi
5. Mohon agar dapat mengisi dengan apa adanya, karena identitas dan jawaban
Anda akan terjaga kerahasiaannya.
6. Terima kasih atas partisipasi Anda dalam penilaian ini
a. Dokter
b. Perawat
c. Bidan
d. Analis
e. Kesehatan Masyarakat
f. Dan lain-lain :
4. Masa Kerja : ....... tahun
b. Sedang : 5 - 10 tahun
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
Lampiran 6 Instrumen Kuesioner Pengetahuan Tenaga Kesehatan mengenai
Pencegahan dan Pengendalian DBD
Petunjuk pengisian
1. Kuesioner ini merupakan kuesioner mengenai Pengetahuan
2. Berilah penilaian terhadap aspek yang dilihat berdasarkan pengalaman Anda,
dengan memberikan tanda “√” pada jawaban yang yakini benar.
3. Jika ingin mengganti jawaban yang telah diisi, maka berilah tanda “X” pada
jawaban awal, lalu berikan tanda “√” pada kolom yang tersedia sesuai dengan
alternatif jawaban yang dikehendaki.
4. Pilihan yang disediakan adalah : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan
tanda cheklist (√) yang diketahui
5. Mohon agar dapat mengisi dengan apa adanya, karena identitas dan jawaban
Anda akan terjaga kerahasiaannya.
6. Terima kasih atas partisipasi Anda dalam penilaian ini
NO PERTANYAAN Pernyataan
ya tidak
1. Kewaspadaan dini ialah upaya pencegahan terjadinya kejadian luar biasa DBD
2. Penyelidikan Epidemiologi ialah upaya penyelidikan penularan penyakit
dengue yang meliputi kegiatan identifikasi dan pemeriksaan jentik dalam radius
sekurang-kurangnya 120 meter.
3 Bila hasil Penyelidikan epidimiologi positif (jentik (≥5%), dilakukan
penanggulangan fokus seperti larvasidasi selektif
4 Kegiatan pemutusan rantai penularan DBD yang dilaksanakan mencakup radius
minimal 250 meter dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk
5 Bila ditemukan penderita infeksi dengue tanpa sebab yang jelas, maka
dilakukan segera penyuluhan kepada masyarakat
6 Pada area radius minimal 200 m dilakukan tindakan : Intensifikasi PSN,
Larvasidasi, Penyuluhan, Fogging focus
7 Larvasidasi dilakukan secara general pada semua tempat penampungan air dan
tempat non TPA yang menjadi tempat perindukan jentik nyamuk Aedes
8 Salah satu kriteria penetapan KLB adalah Jumlah penderita baru dalam periode
waktu 1 bulan menunjukkan kenaikan 2x atau lebih dibandingkan dengan rata-
rata per bulan pada tahun sebelumnya
9 Penderita DBD derajat 3 dapat dirawat di puskesmas yang mempunyai fasilitas
perawatan dan laboratorium memadai
10 Penyemprotan insektisida dilaksanakan 1 siklus dengan interval satu minggu
11 Evaluasi pelaksanaan penanggulangan dilakukan dengan melakukan kunjungan
rumah secara acak dan wilayah-wilayah yang direncanakan untuk pengabutan
12 Evaluasi hasil penanggulangan KLB ialah penilaian operasional untuk
mengetahui persentase pemberantasan vektor dari jumlah yang direncanakan
13 Sasaran larvasidasi yaitu TPA di rumah dan tempat umum
14 Tujuan penanggulangan KLB adalah membatasi penyebaran yang terjadi
15 Sebelum musim penularan adalah periode bulan yang berdasar analisis data
kasus rata-rata perbulan selama 5-7 tahun terakhir
16 Bila ditemukan penderita demam tanpa sebab yang jelas, dilakukan
pemeriksaan kulit (petekie)
17 Evaluasi pelaksanaan penanggulangan KLB untuk mengetahui dampak upaya
penanggulangan terhadap jumlah penderita dan kematian DBD
18 Pengabutan dengan insektisida Dilakukan oleh petugas
harian lepas yang terlatih
19 Hasil kegiatan pengendalian DBD dilaporkan oleh puskesmas kepada Dinkes
kabupaten/kota setiap 3 bulan dengan menggunakan formulir K-DBD
20 Pengendalian Sebelum Musim Penularan yaitu kegiatan penyuluhan kepada
masyarakat, Bulan Bakti Gerakan PSN 3Mplus
dan larvasidasi.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN