Anda di halaman 1dari 204

HABIB ADJIE

08121652894
Habib Adjie
hb_adjie
Habib Adjie
tanyahabibadjie
A adjieku61@gmail.com
copyright@hba-inc 1
TUGAS KODE ETIK NOTARIS
A. PERORANGAN.

 MENCARI PERSOALAN/PERMASALAHAN KODE ETIK


NOTARIS DARI MEDIA SOSIAL/MEDIA ELEKTRONIK/
MEDIA CETAK/ATAU HASIL WAWANCARA DENGAN
NOTARIS PALING SEDIKIT 5 (LIMA) PERSOALAN/
PERMASALAHAN.
 ANALISIS PERSOALAN/PERMASALAHAN TERSEBUT
DAN BERIKAN SOLUSINYA BERDASARKAN PADA
REFERENSI KODE ETIK NOTARIS DAN UUJN.
 DITIK – 1, 5 SPASI.
 TIAP LEMBARAN/HALAMAN TUGAS WAJIB
DIPARAF/DITANDATANGANI.
 BATAS PENGUMPULAN TUGAS SEHARI SEBELUM
UJIAN AKHIR SEMESTER DILAKSANAKAN.
 SEMUA TUGAS TERSEBUT DIKIRIM VIA E-MAIL KE :
syhba6170@gmail.com

B. KELOMPOK.

 MEMBUAT KARYA TULIS/MAKALAH TENTANG KODE


ETIK NOTARIS/PPAT YANG BERSUMBERKAN/ BAHAN
PADA PASAL-PASAL/AYAT-AYAT DARI KODE ETIK
NOTARIS INDONESIA / UNDANG-UNDANG JABATAN
NOTARIS
1. DITIK – 1, 5 SPASI.
2. TIAP KELOMPOK 4/5 ORANG.
3. PALING SEDIKIT 15 HALAMAN.
4. PADA HALAMAN AKHIR TUGAS WAJIB
DITANDATANGANI OLEH SEMUA ANGGOTA
KELOMPOK.
5. FORMAT.
A. Judul.
B. Nama mahasiswa/NPM.
C. Pendahuluan.
D. Permasalahan.
E. Pembahasan.
F. Kesimpulan.
G. Daftar Pustaka

CATATAN :
 DIKUMPULKAN SEHARI SEBELUM UJIAN AKHIR
SEMESTER DILAKSANAKAN.
 SEMUA TUGAS TERSEBUT DIKIRIM VIA E-MAIL KE :
syhba6170@gmail.com

------------------------
1

BAHAN KULIAH KODE


ETIK NOTARIS
(KEN)/KODE ETIK
JABATAN NOTARIS
(KEJN)
copyright@hba-inc
KENAPA CALON
NOTARIS/NOTARIS
WAJIB/HARUS
BELAJAR KODE ETIK
NOTARIS ?
COPYRIGHT@HBA-INC 2
A. PASAL 82 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN
2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN
2004 TENTANG JABATAN NOTARIS (UUJN-P)
(1) Notaris berhimpun dalam satu wadah Organisasi Notaris.
(2) Wadah Organisasi Notaris sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah Ikatan Notaris Indonesia.
(3) Organisasi Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan satu-satunya wadah profesi Notaris yang
bebas dan mandiri yang dibentuk dengan maksud dan
tujuan untuk meningkatkan kualitas profesi Notaris.
(4) Ketentuan mengenai tujuan, tugas, wewenang, tata
kerja, dan susunan organisasi ditetapkan dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi
Notaris.
(5) Ketentuan mengenai penetapan, pembinaan, dan
pengawasan Organisasi Notaris diatur dengan Peraturan
Menteri.

copyright@hba-inc 3
PASAL 1 ANGKA 5
UUJN-P :
ORGANISASI NOTARIS ADALAH
ORGANISASI PROFESI JABATAN
NOTARIS YANG BERBENTUK
PERKUMPULAN BERBADAN HUKUM.

INI
(IKATAN NOTARIS INDONESIA)
copyright@hba-inc 4
Ikatan Notaris Indonesia disingkat INI adalah
Perkumpulan/organisasi bagi para Notaris, berdiri
semenjak tanggal 1 Juli 1908, diakui sebagai Badan
Hukum (rechtspersoon) berdasarkan Gouvernements
Besluit (Penetapan Pemerintah) tanggal 5 September
1908 Nomor 9, merupakan satu-satunya wadah
pemersatu bagi semua dan setiap orang yang memangku
dan menjalankan tugas jabatan sebagai pejabat umum di
Indonesia, sebagaimana hal itu telah diakui dan
mendapat pengesahan dari Pemerintah berdasarkan
Anggaran Dasar Perkumpulan Notaris yang telah
mendapatkan Penetapan Menteri Kehakiman tertanggal
4 Desember 1958 Nomor J.A.5/117/6 dan diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 6 Maret
1959 Nomor 19, Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 6,
copyright@hba-inc 5
dan perubahan anggaran dasar yang terakhir telah
mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan tanggal 12 Januari 2009 Nomor AHU-
03.AH.01.07.Tahun 2009, oleh karena itu sebagai dan
merupakan organisasi Notaris sebagaimana yang
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004
tentang Jabatan Notaris yang diundangkan berdasarkan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4432 serta mulai berlaku pada tanggal 6 Oktober
2004, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
yang telah diundangkan dalam Lembaran Negara Tahun
2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5491
(selanjutnya disebut “Undang-Undang Jabatan Notaris”)
copyright@hba-inc 6
KARENA NOTARIS INDONESIA
WAJIB BERGABUNG DALAM
IKATAN NOTARIS INDONESIA
DAN IKATAN NOTARIS
INDONESIA PUNYA KODE ETIK
YANG HARUS DITAATI OLEH
SELURUH ANGGOTA IKATAN
NOTARIS INDONESIA
7
copyright@hba-inc
B. NOTARIS DILAHIRKAN OLEH NEGARA/
PEMERINTAH BERDASARKAN UUJN/UUJN-P UNTUK
MELAKSANAKAN SEBAGIAN KEWENANGAN
NEGARA/PEMERINTAH DI BIDANG HUKUM
PERDATA DENGAN MEMBUAT ALAT BUKTI BERUPA
AKTA YANG SESUAI UUJN/UUJN-P/PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN, DENGAN DEMIKIAN
NOTARIS SEBAGAI REPRESENTASI NEGARA DALAM
MASYARAKAT, HARUS MENJAGA DAN TAAT PADA
SEMUA ATURAN HUKUM YANG ADA TERMASUK
KODE ETIK UNTUK MENJAGA AUTENSITAS AKTA
NOTARIS,

copyright@hba-inc 8
C. NOTARIS MERUPAKAN JABATAN
KEPERCAYAAN/TERHORMAT/BERMAR
TABAT (OFFICIUM NOBILE). NOTARIS
SENDIRI YANG HARUS MENJAGA DAN
MELAKSANAKAN OFFICIUM NOBILE.
NOTARIS MELAKSANAKAN TUGAS
JABATANNYA DENGAN TAAT DAN
MEMEGANG TEGUH PADA OFFICIUM
NOBILE.
copyright@hba-inc 9
D. AKTA NOTARIS (DAN PELAKSANAAN
TUGAS JABATAN NOTARIS) AKAN
MEMPUNYAI UMUR YURIDIS SELAMA
DIPERLUKAN OLEH PARA PIHAK YANG
MEMBUAT AKTA NOTARIS, SEHINGGA
NOTARIS BERKEWAJIBAN UNTUK
MENJAGA MASA UMUR YURIDIS AKTA
TERSEBUT KETIKA DIBUAT HARUS SESUAI
ATURAN HUKUM BIDANG KENOTARIATAN

copyright@hba-inc 10
ETIKA DAN HUKUM

“IN A CILVILIZED LIFE,


LAW FLOATS IN THE
SEA OF ETHICS”
(Earl Warren, Justice of US Supreme Court, Speech at the Louis
Marshal Award Dinner of The Jewish Theological Seminary,
Americana, New York City (11 November 1962)

HBA - 08121652894 11
KENAPA HARUS TAAT
PADA KODE ETIK
(BERDASARKAN
TEORI KETAATAN
TERHADAP HUKUM)?
HBA - 08121652894 12
TEORI KETAATAN HUKUM
(H.C. Kelman, Compliance, Identification, and Internalization, Three of Processes of Attitude
Change, Harvard University Conflict Resolution Vol. 11, No. 1, 1956, hal. 53)

1. COMPLIANCE
SIKAP SESEORANG YANG DITUJUKAN UNTUK
MENAATI HUKUM DENGAN HARAPAN BAHWA IA
MENDAPAT RESPON POSITIF DARI ORANG ATAU
KELOMPOK LAIN. IA MENGADOPSI PERILAKU
YANG DISEBABKAN BUKAN KRENA IA PERCAYA
PADA SISI ATURANNYA TERAPI KARENA IA
MENGHARAPKAN UNTUK MENDAPATKAN
IMBALAN ATAU PERSETUJUAN DAN
MENGHINDARI HUKUMAN MAUPUN CEMOOHAN
MASYARAKAT. DENGAN DEMIKIAN SIKAP
PATUHNYA TERHADAP HUKUM KARENA EFEK
SOSIAL ATAU MENGHARAPKAN PENGARUH
HBA - 08121652894 13
2. IDENTIFICATION
DIMUNGKINKAN TERJADI KETIKA SEORANG INDIVIDU
MENERIMA PENGARUH UNTUK MEMBINA ATAU
MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN BAIK YANG SELAMA INI
SUDAH DIJALANKANNYA DENGAN ORANG LAIN ATAU
KELOMPOK TERTENTU. HUBUNGAN INI DAPAT BERUPA
IDENTIFIKASI KLASIK, DIMANA INDIVIDU
MENGAAMBILALIH PERAN YANG ALIN, ATAU MENGAMBIL
BENTUK HUBUNGAN HUKUM BALAS JASA, INDIVIDU
BENAR-BENAR PERCAYA SIKAPNYA TEHADAP HUKUM
DISEBABKAN ADA TUJUAN LAIN, TAPI TUJUAN TERSEBUT
TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN HUKUM. PERILAKU
TERSEBUT DISEBABKAN OLEH HUBUNGAN BAIK YANG IA
AKAN JAGA. DENGAN DEMIKIAN SIKAP PATUHNYA
TERHADAP HUKUM PADA TARAF IDENTIKASI ADALAH
KARENA TINDAKKAN YANG IA INGINKAN MEMANG
SEPERTI ITU.

HBA - 08121652894 14
3. INTERNALIZATION
DIMUNGKINKAN TERJADI KETIKA SEORANG
INDIVIDU MENERIMA PENGARUH KARENA
KANDUNGAN PERILAKU DIINDUKSI IDE-IDE DAN
TINDAKKAN YANG TERDIRI SECARA INTRISINK
BERMANFAAT. IA MENGADOPSI PERILAKU
DISEBABKAN KARENA SESUAI DENGAN SISTEM
NILAI YANG IA PERCAYA. IA MUNGKIN
MENGANGGAP ITU BERGUNA SEBAGAI SOLUSI
DARI MASALAH SESUAI DENGAN
KEBUTUHANNYA. PERILAKU MENGADOPSI
MELALUI METODE INI CENDERUNG DIPADUKAN
DENGAN NILAI-NILAI INDIVIDU YANG ADA.
SEHINGGA SIKAP PATUHNYA TERHADAP
HUKUM PADA TAHAP IDENTIFIKASI ADALAH
KARENA HUKUM ITU SESUAI DENGAN
PERILAKU YANG SESUNGGUHNYA.
HBA - 08121652894 15
NOTARIS TAAT/PATUH/MELAKSANAAN KODE
ETIK NOTARIS BISA DENGAN ALASAN :
1. COMPLIANCE  JIKA MELANGGAR TAKUT
DICEMOOH OLEH SESAMA REKANNYA, DAN TAKUT
DIJATUHI SANKSI

2. IDENTIFICATION  SUBSTANSI KODE ETIK


SESUAI DENGAN KEINGINAN YANG ADA PADA
DIRINYA.
3. INTERNALIZATION  ATAS KESADARAN
SENDIRI, TANPA ALASAN APAPUN.
copyright@hba-inc 16
SECARA HIERARCHIS = ATURAN HUKUM
YANG TERTULIS  JIKA KETENTUAN YANG
WAJIB DIIKUTI DILANGGAR : ADA
SANKSINYA  JIKA KETENTUAN-
KETENTUAN YANG TERTULIS TERSEBUT
TIDAK DIIKUTI ADA ETIKA : ADA SANKSINYA
 KETIKA ETIKA TIDAK DIIKUTI ADA
MORAL  KETIKA MORAL JUGA
DIABAIKAN  ADA AGAMA  KETIKA
AGAMA DIABAIKAN  ADA TUHAN YANG
MAHA TAHU DAN MELIHAT SEGALANYA .
HBA - 08121652894 17
TUHAN
AGAMA
MORAL

MORAL

ETIKA / PERSONAL ETHIC

ATURAN HUKUM/NORMA HUKUM/ASAS HUKUM


18
ARTI ETIKA
APAKAH ETIKA, DAN APAKAH ETIKA PROFESI ITU
? KATA ETIK (ATAU ETIKA)BERASAL DARI KATA
ETHOS (BAHASA YUNANI) YANG BERARTI
KARAKTER, WATAK KESUSILAAN ATAU ADAT.
SEBAGAI SUATU SUBYEK, ETIKA AKAN BERKAITAN
DENGAN KONSEP YANG DIMILKI OLEH INDIVIDU
ATAUPUN KELOMPOK UNTUK MENILAI APAKAH
TINDAKAN-TINDAKAN YANG TELAH
DIKERJAKANNYA ITU SALAH ATAU BENAR, BURUK
ATAU BAIK.

HBA - 08121652894 19
ARTI ETIKA
• Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) Etika adalah Nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat
• Maryani & Ludigdo (2001)  Etika adalah seperangkat aturan atau norma
atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus
dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh
sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”.
• Secara etomologis  Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’
yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik.
• Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan
kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada
umumnya.
• ETIKA - BERKAITAN DENGAN KUALITAS ORANG.
HBA - 08121652894 20
MENURUT MARTIN (1993), ETIKA DIDEFINISIKAN SEBAGAI “THE
DISCPLINE WHICH CAN ACT AS THE PERFORMANCE INDEX OR
REFERENCE FOR OUR CONTROL SYSTEM”. DENGAN DEMIKIAN, ETIKA
AKAN MEMBERIKAN SEMACAM BATASAN MAUPUN STANDAR YANG
AKAN MENGATUR PERGAULAN MANUSIA DI DALAM KELOMPOK
SOSIALNYA. DALAM PENGERTIANNYA YANG SECARA KHUSUS
DIKAITKAN DENGAN SENI PERGAULAN MANUSIA, ETIKA INI KEMUDIAN
DIRUPAKAN DALAM BENTUK ATURAN (CODE) TERTULIS YANG SECARA
SISTEMATIK SENGAJA DIBUAT BERDASARKAN PRINSIPPRINSIP MORAL
YANG ADA DAN PADA SAAT YANG DIBUTUHKAN AKAN BISA
DIFUNGSIKAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGHAKIMI SEGALA MACAM
TINDAKAN YANG SECARA LOGIKA-RASIONAL UMUM (COMMON SENSE)
DINILAI MENYIMPANG DARI KODE ETIK. DENGAN DEMIKIAN ETIKA
ADALAH REFLEKSI DARI APA YANG DISEBUT DENGAN “SELF
CONTROL”, KARENA SEGALA SESUATUNYA DIBUAT DAN DITERAPKAN
DARI DAN UNTUK KEPENRINGAN KELOMPOK SOSIAL (PROFESI) ITU
SENDIRI.

copyright@hba-inc 21
SELANJUTNYA, KARENA KELOMPOK PROFESIONAL
MERUPAKAN KELOMPOK YANG BERKEAHLIAN DAN
BERKEMAHIRAN YANG DIPEROLEH MELALUI PROSES
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG BERKUALITAS DAN
BERSTANDAR TINGGI YANG DALAM MENERAPKAN
SEMUA KEAHLIAN DAN KEMAHIRANNYA YANG TINGGI
ITU HANYA DAPAT DIKONTROL DAN DINILAI DARI DALAM
OLEH REKAN SEJAWAT, SESAMA PROFESI SENDIRI.
KEHADIRAN ORGANISASI PROFESI DENGAN PERANGKAT
“BUILT-IN MECHANISM” BERUPA KODE ETIK PROFESI
DALAM HAL INI JELAS AKAN DIPERLUKAN UNTUK
MENJAGA MARTABAT SERTA KEHORMATAN PROFESI, DAN
DI SISI LAIN MELINDUNGI MASYARAKAT DARI SEGALA
BENTUK PENYIMPANGAN MAUPUN PENYALAH-GUNAAN
KEHLIAN (WIGNJOSOEBROTO, 1999).

copyright@hba-inc 22
OLEH KARENA ITU DAPATLAH DISIMPULKAN BAHWA
SEBUAH PROFESI HANYA DAPAT MEMPEROLEH
KEPERCAYAAN DARI MASYARAKAT, BILAMANA DALAM
DIRI PARA ELIT PROFESIONAL TERSEBUT ADA
KESADARAN KUAT UNTUK MENGINDAHKAN ETIKA
PROFESI PADA SAAT MEREKA INGIN MEMBERIKAN JASA
KEAHLIAN PROFESI KEPADA MASYARAKAT YANG
MEMERLUKANNYA. TANPA ETIKA PROFESI, APA YANG
SEMUAL DIKENAL SEBAGAI SEBUAH PROFESI YANG
TERHORMAT AKAN SEGERA JATUH TERDEGRADASI
MENJADI SEBUAH PEKERJAAN PENCARIAN NAFKAH
BIASA (OKUPASI) YANG SEDIKITPUN TIDAK DIWARNAI
DENGAN NILAI-NILAI IDEALISME DAN UJUNG-UJUNGNYA
AKAN BERAKHIR DENGAN TIDAK-ADANYA LAGI RESPEK
MAUPUN KEPERCAYAAN YANG PANTAS DIBERIKAN
KEPADA PARA ELITE PROFESIONAL INI.

copyright@hba-inc 23
SEBAGAI SISTEM NILAI
NILAI-NILAI, NORMA MORAL YANG
MENJADI
PEGANGAN TINGKAH LAKU

SEBAGAI KODE ETIK


ASAS/NILAI MORAL BAGI ANGGOTA PROFESI
ETIKA TERTENTU

SEBAGAI FILSAFAT MORAL


ILMU TENTANG YANG BAIK
ATAU YG BURUK
HBA - 08121652894 24
URGENSI BERETIKA :
• ETIKA MENGARAHKAN – SUMBER PENGENDALIAN
PENGGUNAAN AKAL BUDI
UNTUK MENENTUKAN DIRI, DAN PENGAWASAN;
KEBENARAN ATAU – SUMBER TERTIB
KESALAHAN DAN TINGKAH KEHIDUPAN
LAKU SESEORANG TERHADAP
ORANG LAIN; BERMASYARAKAT;
• ETIKA BERKAITAN DENGAN – SUMBER DITEGAKKANYA
KEPEDULIAN DAN TUNTUTAN NILAI-NILAI
MEMPERHATIKAN
KEHIDUPAN ORANG LAIN; KEMANUSIAAN YANG
• ETIKA SEBAGAI TATA ATURAN BERADAB, DAN
MENGENAI BAIK BURUKNYA BERKEADILAN;
SUATU PERBUATAN YANG – SUMBER ORIENTASI
DIKAITKAN DENGAN TUJUAN
HIDUP MANUSIA ITU SENDIRI. TUJUAN HIDUP
MANUSIA.

HBA - 08121652894 25
URGENSI BERETIKA :
• PERAN INDIVIDU SEBAGAI ORIENTASI KONTROL
AGAR TERHINDAR DARI PERILAKU SALAH;
• DALAM INTERAKSI SOSIAL, DIKAWAL/DIPIMPIN
OLEH KAIDAH ETIKA SEHINGGA TIDAK KELUAR
DARI LINK KEBENARAN;
• KEPEDULIAN DAN TUNTUTAN UNTUK
MEMPERHATIKAN KEHIDUPAN ORANG LAIN;
• TUJUAN HIDUP: BAIK BURUK PERBUATAN
MANUSIA BERKORELASI DENGAN TUJUAN
KEHIDUPANYA.

HBA - 08121652894 26
• ETIKA ADALAH PEDOMAN BERBUAT SESUATU DENGAN
ALASAN TERTENTU. ALASAN TERSEBUT SESUAI DENGAN
NILAI TERTENTU DAN PEMBENARANNYA. ETIKA
PENTING KARENA MASYARAKAT SELALU BERUBAH,
SEHINGGA KITA HARUS DAPAT MEMILIH DAN
MENYADARI KEMAJEMUKAN (NORMA) YANG ADA
(FILSAFAT PRAKSIOLOGIK). JADI ETIKA JUGA ADALAH
ALASAN UNTUK MEMILIH NILAI YANG BENAR DITENGAH
BELANTARA NORMA (FILSAFAT MORAL).
• PERBEDAAN ETIKA DENGAN MORALITAS, BAHWA
MORALITAS ADALAH PANDANGAN TENTANG
KEBAIKAN/KEBENARAN DALAM MASYARAKAT. SUATU
HUKUM DASAR DARI MASYARAKAT YANG PALING
HAKIKI DAN AMAT KUATJUGA SUATU PERBUATAN
BENAR ATAS DASAR SUATU PRINSIP

HBA - 08121652894 27
• NORMA MORAL
YANG BERKAITAN DENGAN TINGKAH LAKU
MANUSIA YANG DAPAT DIUKUR DARI
SUDUT BAIK MAUPUN BURUK,
SOPAN ATAU TIDAKSOPAN, SUSILA ATAU TIDAK
SUSILA.

• NORMA HUKUM
SUATU SISTEM PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG BERLAKU DALAM SUATU
TEMPAT DAN WAKTU TERTENTU DALAM
PENGERTIAN INI PERATURAN HUKUM.

HBA - 08121652894 28
• NILAI (VALUE) ADALAH KEMAMPUAN YANG
DIPERCAYAI YANG ADA PADA SUATU BENDA
UNTUK MEMUASKAN MANUSIA. SIFAT DARI
SUATU BENDA YANG MENYEBABKAN MENARIK
MINAT SESEORANG ATAU KELOMPOK. JADI
NILAI ITU PADA HAKIKATNYA ADALAH SIFAT DAN
KUALITAS YANG MELEKAT PADA SUATU
OBYEKNYA. DENGAN DEMIKIAN, NILAI ADALAH
SESUATU YANG BERHARGA, BERGUNA,
MEMPERKAYA BATHIN DAN MENYADARKAN
MANUSIA AKAN HARKAT DAN MARTABATNYA.
NILAI BERSUMBER PADA BUDI YANG BERFUNGSI
MENDORONG DAN MENGARAHKAN
(MOTIVATOR) SIKAP DAN PERILAKU MANUSIA.

HBA - 08121652894 29
 MORAL BERASAL DARI KATA MOS (MORES) YANG
SINONIM DENGAN KESUSILAAN, TABIAT ATAU
KELAKUAN. MORAL ADALAH AJARAN TENTANG HAL
YANG BAIK DAN BURUK, YANG MENYANGKUT
TINGKAH LAKU DAN PERBUATAN MANUSIA. SEORANG
PRIBADI YANG TAAT KEPADA ATURAN-ATURAN,
KAIDAH-KAIDAH DAN NORMA YANG BERLAKU DALAM
MASYARAKATNYA, DIANGGAP SESUAI DAN BERTINDAK
BENAR SECARA MORAL. JIKA SEBALIKNYA YANG
TERJADI MAKA PRIBADI ITU DIANGGAP TIDAK
BERMORAL. MORAL DALAM PERWUJUDANNYA DAPAT
BERUPA PERATURAN DAN ATAU PRINSIPPRINSIP YANG
BENAR, BAIK TERPUJI DAN MULIA. MORAL DAPAT
BERUPA KESETIAAN, KEPATUHAN TERHADAP NILAI
DAN NORMA YANG MENGIKAT KEHIDUPAN
MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA.

HBA - 08121652894 30
 NORMA KESADARAN MANUSIA YANG MEMBUTUHKAN
HUBUNGAN YANG IDEAL AKAN MENUMBUHKAN
KEPATUHAN TERHADAP SUATU PERATURAN ATAU
NORMA. HUBUNGAN IDEAL YANG SEIMBANG, SERASI
DAN SELARAS ITU TERCERMIN SECARA VERTIKAL
(TUHAN), HORIZONTAL (MASYARAKAT) DAN ALAMIAH
(ALAM SEKITARNYA) NORMA ADALAH PERWUJUDAN
MARTABAT MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA,
SOSIAL, MORAL DAN RELIGI. NORMA MERUPAKAN
SUATU KESADARAN DAN SIKAP LUHUR YANG
DIKEHENDAKI OLEH TATA NILAI UNTUK DIPATUHI. OLEH
KARENA ITU, NORMA DALAM PERWUJUDANNYA DAPAT
BERUPA NORMA AGAMA, NORMA FILSAFAT, NORMA
KESUSILAAN, NORMA HUKUM DAN NORMA SOSIAL.
NORMA MEMILIKI KEKUATAN UNTUK DIPATUHI KARENA
ADANYA SANKSI.

HBA - 08121652894 31
URGENSI BERETIKA 
BISA BERTANYA
KEPADA DIRI KITA
MASING-MASING
SEBAGAI PERSONAL
ETHIC.
HBA - 08121652894 32
ADA DUA MACAM ETIKA :
1. ETIKA DESKRIPTIF etika yang berusaha
meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap
yang mau diambil.
2. ETIKA NORMATIF  etika yang berusaha
menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal
yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup
ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif
memberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.

copyright@hba-inc 33
ETIKA SECARA UMUM :
1. ETIKA UMUM  berbicara mengenai kondisi-
kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil
keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-
prinsip moral dasar yang menjadi pegangan
bagi manusia dalam bertindak serta tolak
ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu
tindakan. Etika umum dapat di analogkan
dengan ilmu pengetahuan, yang membahas
mengenai pengertian umum dan teori-teori.
copyright@hba-inc 34
2. ETIKA KHUSUS  merupakan penerapan prinsip-
prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang
khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya
mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang
kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan,
yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral
dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud :
Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain
dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan
manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia
mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori
serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

copyright@hba-inc 35
ETIKA KHUSUS :
1. Etika individual  menyangkut
kewajiban dan sikap manusia
terhadap dirinya sendiri.
2. Etika sosial  berbicara mengenai
kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat
manusia
copyright@hba-inc 36
• Etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama
lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri
dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan.
• Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik
secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga,
masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa pandangan-pandangana
dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia
terhadap lingkungan hidup.
• Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial
ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan
pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah sebagai
berikut :
1. Sikap terhadap sesama
2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan,
6. Etika idiologi

copyright@hba-inc 37
• Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak
orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan
bidang yang sangat dipengaruhi oleh
pendidikan dan keahlian, sehingga banyak
orang yang bekerja tetap sesuai.
• Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh
dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup
disebut profesi.
• Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang
mendasari praktek pelaksanaan, dan
hubungan antara teori dan penerapan dalam
praktek.

copyright@hba-inc 38
• PROFESI pekerjaan yang dilakukan sebagai
kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah
hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
• PROFESIONAL  orang yang mempunyai profesi
atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari
pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu
keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional
adalah seseorang yang hidup dengan
mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau
dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu
yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi,
untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu
luang.
copyright@hba-inc 39
“PEKERJAAN / PROFESI” dan “PROFESIONAL”
terdapat beberapa perbedaan :
PROFESI :
1. Mengandalkan suatu keterampilan atau
keahlian khusus.
2. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau
kegiatan utama (purna waktu).
3. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah
hidup.
4. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi
yang mendalam
copyright@hba-inc 40
PROFESIONAL :
1. Orang yang tahu akan keahlian
dan keterampilannya.
2. Meluangkan seluruh waktunya
untuk pekerjaan atau
kegiatannya itu.
3. Hidup dari situ.
4. Bangga akan pekerjaannya.
copyright@hba-inc 41
CIRI-CIRI PROFESI;
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan
keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan
pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini
biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode
etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana
profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah
kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi
akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana
nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan
suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi

copyright@hba-inc 42
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :
1. Tanggung jawab
a. Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan
terhadap hasilnya.
b. Terhadap dampak dari profesi itu untuk
kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
1. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk
memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
2. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap
kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya.

copyright@hba-inc 43
SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI :
a) Melibatkan kegiatan intelektual.
b) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c) Memerlukan persiapan profesional yang alam dan
bukan sekedar latihan.
d) Memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan.
e) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang
permanen.
f) Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
h) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini
adalah kode etik.

copyright@hba-inc 44
PERANAN ETIKA DALAM PROFESI :
1. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau
segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat,
bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada
suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok
diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur
kehidupan bersama.
2. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang
menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau
masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya,
yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat
perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang
secara tertulis (yaitu kode
3. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-
perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan
pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama
(tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan
etik pada masyarakat profesi tersebut.

copyright@hba-inc 45
• KODE ETIK PROFESI  tanda-tanda atau simbol-
simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau
benda yang disepakati untuk maksud-maksud
tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita,
keputusan atau suatu kesepakatan suatu
organisasi.
• KODE juga dapat berarti kumpulan peraturan
yang sistematis.
• KODE ETIk  norma atau azas yang diterima
oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan
tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun
di tempat kerja.

copyright@hba-inc 46
• Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi.
• Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-
norma yang lebih umum yang telah dibahas dan
dirumuskan dalam etika profesi.
• Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan
merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna
walaupun sebenarnya normanorma tersebut sudah
tersirat dalam etika profesi.
• Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem
norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas
serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik,
apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan
apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh
seorang profesional

copyright@hba-inc 47
TUJUAN KODE ETIK PROFESI :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan
para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota
profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan
pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat
dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.
copyright@hba-inc 48
FUNGSI DARI KODE ETIK PROFESI :
1. Memberikan pedoman bagi setiap
anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan
etika

copyright@hba-inc 49
copyright@hba-inc 50
• KODE ETIK NOTARIS DAN UNTUK SELANJUTNYA AKAN
DISEBUT KODE ETIK ADALAH KAIDAH MORAL YANG
DITENTUKAN OLEH PERKUMPULAN IKATAN NOTARIS
INDONESIA YANG SELANJUTNYA AKAN DISEBUT
“PERKUMPULAN” BERDASARKAN KEPUTUSAN
KONGRES PERKUMPULAN DAN/ATAU YANG
DITENTUKAN OLEH DAN DIATUR DALAM PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR TENTANG
HAL ITU DAN YANG BERLAKU BAGI SERTA WAJIB
DITAATI OLEH SETIAP DAN SEMUA ANGGOTA
PERKUMPULAN DAN SEMUA ORANG YANG
MENJALANKAN TUGAS JABATAN SEBAGAI NOTARIS,
TERMASUK DI DALAMNYA PARA PEJABAT SEMENTARA
NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI PADA SAAT
MENJALANKAN JABATAN (KEN INI)
copyright@hba-inc 51
IMPLEMENTASI KODE ETIK NOTARIS DICIRIKAN
DALAM 3 (TIGA) HAL :

1.KNOWLEDGE.
2.SKILL
3.ATTITUDE.
copyright@hba-inc 52
copyright@hba-inc 53
copyright@hba-inc 54
copyright@hba-inc 55
copyright@hba-inc 56
TUGAS
BACA DAN PELAJARI
UUJN/UUJN-P DAN
KODE ETIK NOTARIS
INDONESIA
copyright@hba-inc 57
ANALISIS KASUS
TERPILIH KODE
ETIK NOTARIS
INDONESIA
copyright@hba-inc 58
ETIKA KEPRIBADIAN NOTARIS.
– Bahwa tata cara berpakaian atau bicara kepada
penghadap atau karyawan atau sesama Notaris
harus sopan dan rapih. Bagaimana jika Notaris baik
di kantor dalam dalam kehidupan sehari-hari tidak
berpakaian semestinya secara umum ?
– Bahwa setiap Notaris paling tidak mempunyai 2
(dua) orang karyawan yang juga akan menjadi saksi
akta. Bagaimana jika Notaris ketika berhadapan
dengan staf dan karyawannya selalu emosi ?
– Bagaimana sikap Notaris, jika penghadap curhat
secara pribadi tentang permasalahan hidupnya.
copyright@hba-inc 59
– Bagaimana sikap Notaris dengan penghadap, yang
sebelumnya dalam hubungan pihak yang
membutuhkan jasa Notaris, tapi kemudian berlanjut
menjadi hubungan khusus secara pribadi
– Apa sikap saudara jika saudara dititipi sejumlah uang oleh para
penghadap untuk suatu pengurusan yang ada dengan jabatan
saudara, tapi uang tersebut saudara pergunakan untuk biaya dan
kepentingan pribadi.
– Bagaimana sikap dan tindakkan saudara jika ada yang minta
membuatkan akta kepada saudara, ternyata isi akta yang diminta
bertentangan dengan hukum/peraturan perundang-
undangan/norma agama/sosial ?
– Bagaimana pendapat saudara jika ada Notaris dalam setiap hari
selalu mengupload kegiatan kenotariataannya ke media sosial ?
– Apa sikap saudara, jika ada penghadap meminta bantuan suatu
tindakkan hukum, yang sebenarnya tindakkan tersebut bukan
kewenangan Notaris ?

copyright@hba-inc 60
– Jika saudara nanti menjadi Notaris, apakah penghasilan/
pendapatan saudara harus mencerminkan gaya hidup
saudara ?
– Bahwa tidak dilarang Notaris untuk berlibur ke tempat yang baik yang
dikehendainya dan kemudian mengupoad ke media social liburannya tersebut,
tapi ternyata yang bersangkutan sangat sulit atau tidak mau bayar iuran ke
organisasi, apa pendapat saudara tentang hal tersebut ?
– Bagaimana pendapat saudara jika ada Notaris menggunakan
dalam media sosial yang tidak mencerminkan Notaris yang
bermartabat ?
– Bagaimana pendapat saudara mengenai Notaris yang ikut berpolitik
(mendukung) calon tertentu (misalnya dalam Pemilihan Presiden) dengan
membawa-bawa Jabatan Notaris ?
– Bahwa Notaris/PPAT diangkat oleh negara/pemerintah,
bagaimana pendapat saudara jika Notaris/PPAT selalu
“nyinyir” terhadap pemerintah (pusat/propinsi/daerah)
tanpa memberikan solusi yang konstruktif.
copyright@hba-inc 61
ETIKA MELAKUKAN/MELAKSANAKAN
TUGAS JABATAN.
– Bahwa Notaris harus mempunyai kemampuan
untuk membuat akta atas permintaan para
penghadap. Bagaimana jika rancangan akta
tersebut sudah dipersiapkan oleh penghadap
sendiri atau oleh orang lain ?
– Bahwa Notaris harus tahu resep dan prosedur
pembuatan akta. Bagaimana jika Notaris dalam
membuat akta selalu berdasarkan copypaste akta ?
– Bagaimana dengan sikap Notaris yang jarang ke
kantor, tapi datang ke kantor jika ada yang akan
membuat akta saja.
copyright@hba-inc 62
– Bagaimana sikap Notaris yang selalu meluluskan
keinginan penghadap, yang penting dibayar ?
– Apa yang akan saudara lakukan, jika penghadap
tidak datang/menghadap bersamaan, dan yang
belum menandatangani akan dilakukan di rumah
penghadap.
– Ketika oleh para penghadap saudara diminta
bantuannya untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan
yang ada hubunganya dengan jabatan Notaris yang
memerlukan sejumlah biaya tertentu. Ternyata
setelah pekerjaan selesai ada kekurangan biaya
yang saudara tentukan/minta sebelumnya kurang,
apa yang saudara lakukan ?

copyright@hba-inc 63
– Bagaimana menurut pendapat saudara, jika suatu hari
ketika saudara jadi Notaris oleh sebuah institusi
(keuangan atau developer) akan diberikan pekerjaan,
tapi sebelumnya harus mengajukan surat permohonan
dan menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama ?
– Apa pendapat saudara jika ada Notaris mendelegasikan
kewajiban untuk membacakan akta kepada
karyawannya ?
– Apa yang akan saudara lakukan, jika ada rekan Notaris
meminta nomor dan penanggalan akta, padahal minuta
belum ditandatangani oleh para penghadap ?
– Jika para penghadap tidak datang bersamaan untuk
menghadap/ menandatangani akta, apakah akan
saudara layani ?

copyright@hba-inc 64
ETIKA PELAYANAN TERHADAP
PENGHADAP.
– Apakah Notaris dibenarkan dalam melayani para
penghadap dilakukan secara diskriminatif ?
– Dalam kedaan dan alasan apa saja Notaris bisa
memberikan pelayanan secara cuma-cuma dalam
pembuatan akta ?
– Bolehkah Notaris melayani pembuatan akta pada hari
libur atau bukan pada jam kantor seperti biasanya ?
– Dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang membutuhkan jasa, bolehkah Notaris
membuka pelayanannya (selain di kantor) juga di
rumahnya ?

copyright@hba-inc 65
– Apakah ukuran/parameter yang akan
saudara tentukan jika meminta honorarium
dari para penghadap ?
– Bagaimana sikap saudara, jika dalam
pembuatan akta saudara diarahkan/didikte
oleh para penghadap ?
– Dengan alasan apa, saudara akan
memberikan jasa kenotariatan secara cuma-
cuma kepada penghadap ?
– Apa sikap saudara, jika honorarium yang
saudara sampaikan ditawar dan disebutkan
bahwa Notaris lain (dengan menyebutkan
namanya) lebih murah ?
copyright@hba-inc 66
– Apa yang akan saudara lakukan, jika saudara oleh
para penghadap dibanding- bandingkan dengan
Notaris lain ?
– Apa yang akan lakukan jika yang datang menghadap
saudara untuk membuat akta berpakian tidak
sopan ?
– Jika ada penghadap datang ke hadapan saudara
untuk membuatkan akta, ternyata dalama akta
tersebut memohon kepada Notaris/PPAT untuk
melakukan penyimpangan, jika saudara bersedia
akan memperoleh honorarium yang sangat besar.
Bagaimana sikap saudara atas hal tersebut ?

copyright@hba-inc 67
ETIKA HUBUNGAN SESAMA NOTARIS
– Jika Notaris menerima akta yang dibuat oleh Notaris
lain ternyata ada kesalahan, sikap seperti apa yang
harus dilakukan?
– Apa yang harus dilakukan Notaris, jika Notaris di daerah
tersebut selalu tidak taat dengan kesepakatan honor
yang telah ditetapkan organisasi atau selalu
menentukan honorarium lebih rendah dari Notaris
lainnya ?
– Jika ada sesama Notaris yang meminta bantuan
keuangan kepada Sdr, bagaimana sikap sdr. ?
– Jika kantor sdr sangat laku, sedangkan teman sdr jarang
mendapatkan akta, maukah sdr untuk berbagi ?

copyright@hba-inc 68
– Bagaimana sikap dan tindakkan saudara jika ada rekan
saudara dengan wilayah kerja yang berbeda dengan
saudara meminta nomor akta, tanggal/bulan/tahun
akta kepada saudara, padahal aktanya belum dibuat dan
data/dokumen pendukungnya akan dikirim kemudian ?
– Jika datang kepada saudara yang akan melamar
pekerjaan ke kantor saudara, dan pelamar tersebut
pernah bekerja di Notaris lain, apakah perlu saudara
untuk menghubungi terlebih dahulu dari Notaris yang
sebelumnya ?
– Jika saudara mempunyai kantor Notaris, ternyata
berdampingan atau berdekatan dengan kantor Notaris
lainnya, bagaimana sikap saudara atas hal tersebut ?

copyright@hba-inc 69
– Jika saudara diangkat pada di tempat kedudukan yang
ternyata sebelumnya telah ada Notaris, perluka saudara
memperkenalkan diri atau bersilaturahmi kepada
Notaris yang sebelumnya telah ada di tempat
kedudukan tersebut ?
– Jika saudara oleh rekan Notaris lain (tempat kedudukan
yang berbeda) diminta untuk membuat akta karena
para penghadapnya ada dalam kota/kabupaten yang
sama, apakah perlu saudara menanyakan honornya
berapa untuk saudara kepada notaris rekan saudara
tersebut ?
– Jika datang ke kantor/rumah sesama rekan Notaris,
ternyata yang dibicarakan tetang hal-hal yang tidak baik
tentang Notaris lain, apakah sikap saudara atas hal
tersebut ?

copyright@hba-inc 70
ETIKA PENGAWASAN
– Jika Notaris melihat rekan Notaris lainnya melakukan
pelanggaran Kode Etik, sikap seperti apakah yang akan
saudara lakukan ?
– Jika ada suatu tindakkan yang tidak disebutkan
(Kewajiban, Pelanggaran dan Pengecualian) dalam Kode
Etik Notaris, bagaimana sikap Notaris atas hal tersebut
?
– Bagaimana sikap sdr ketika diajak oleh sesama rekan
Notaris untuk membuatkan akta yang melanggar
hukum dan kode etik ?
– Bagaimana jika ada penghadap memberikan
honorarium kepada sdr lebih dari yang sudah sdr
tentukan sendiri ?

copyright@hba-inc 71
– Jika ada pihak yang datang ke hadapan saudara untuk
membuat akta, ternyata biaya/honorarium yang
saudara tentuk lebih tinggi, dan penghadap
membandingkan dengan notaris lain yang lebih rendah.
Sikap dan tindakkan apa yang akan saudara lakukan ?
– Jika saudara bertemu atau berteman dengan sesama
Notaris, yang jika bertemu selalu membicarakan
kejelekan atau sesuatu tentang diri pribadi Notaris lain,
sikap dan tindakkan apa yang akan saudara lakukan.
– Jika UUJN dan Kode Etik Notaris serta Peraturan
Perkumpulan tidak mengaturnya, padahal yang saudara
lakukan kerjakan tidak ada yang tahu/melihatnya,
bagimana suadara menyikapi hal tersebut ?
copyright@hba-inc 72
– Apa sikap saudara, ketika ada penghadap meminta
dibuatkan akta tapi ternyata melanggar Kode Etik
Notaris ?
– Jika saudara menerima akta dari Notaris lain,
setelah saudara baca /teliti ternyata ada kesalahan
tulis di dalamnya, apakah saudara akan
melaporkannya ke majelis/dewan kehormatan atau
akan menghubungi notaris yang membuatnya ?
– Ketika saudara jadi Notaris dan akan dilakukan
pengawasan oleh instansi yang berwenang, apakah
tersebut akan terbuka atas pertanyaan dari
pengawas atau tidak akan terbuka atau menjawab
seperlunya ?

copyright@hba-inc 73
copyright@hba-inc 74
ASAS-ASAS PELAKSANAAN TUGAS
JABATAN
NOTARIS YANG BAIK
1.ASAS PERSAMAAN;
2.ASAS KEPERCAYAAN;
3.ASAS KEPASTIAN HUKUM;
4.ASAS KECERMATAN;
5.ASAS PEMBERIAN ALASAN;
6.LARANGAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG;
7.LARANGAN BERTINDAK SEWENANG-
WENANG.
8.ASAS PROPORSIONALITAS
9. ASAS PROFESIONALITAS
1. Asas persamaan;
Sesuai dengan perkembangan jaman, institusi Notaris
telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia, dan
dengan lahirnya U U J N semakin meneguhkan institusi
Notaris. Dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat tidak membedakan-bedakan satu dengan
yang lainnya berdasarkan keadaan sosial- ekonomi atau
alasan lainnya. Alasan-alasan seperti ini tidak
dibenarkan untuk dilakukan oleh Notaris dalam
melayani masyarakat, hanya alasan hukum yang dapat
dijadikan dasar bahwa Notaris dapat tidak memberikan
jasa kepada yang menghadap Notaris. Bahkan dalam
keadaan tertentu Notaris wajib memberikan jasa hukum
di bidang kenotariatan secara cuma-cuma kepada yang
tidak mampu (Pasal
37 U U J N - P).
2. Asas kepercayaan;
Jabatan Notaris merupakan jabatan kepercayaan
yang harus selaras dengan mereka yang
menjalankan tugas jabatan Notaris sebagai orang
yang dapat dipercaya. Notaris sebagai jabatan
kepercayaan tidak berarti apa-apa, jika ternyata
mereka yang menjalankan tugas jabatan sebagai
Notaris sebagai orang yang tidak dapat dipercaya,
sehingga hal tersebut, antara Jabatan Notaris dan
Pejabatnya (yang menjalankan tugas Jabatan
Notaris) harus sejalan bagaikan dua sisi mata
uang yang tidak dapat dipisahkah.
3. Asas kepastian hukum.
Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya wajib
berpedoman secara normatif kepada aturan
hukum yang berkaitan dengan segala tindakan
yang akan diambil untuk kemudian dituangkan
dalam akta. Bertindak berdasarkan aturan hukum
yang berlaku akan memberikan kepastian kepada
para pihak, bahwa akta yang dibuat di hadapan
atau oleh Notaris telah sesuai dengan aturan
hukum yang berlaku, sehingga jika terjadi
permasalahan, akta Notaris dapat dijadikan
pedoman oleh para pihak.
4. Asas kecermatan;
Notaris dalam mengambil suatu tindakan harus
dipersiapkan dan didasarkan pada aturan hukum
yang berlaku. Meneliti semua bukti yang
diperlihatkan kepada Notaris dan mendengarkan
keterangan atau pernyataan para pihak wajib
dilakukan sebagai bahan dasar untuk dituangkan
dalam akta. Asas kecermatan ini merupakan
penerapan dari Pasal 16 ayat (1) huruf a UUJN -
P, antara lain dalam menjalankan tugas
jabatannya wajib bertindak seksama.
5. Asas pemberian alasan.
Setiap akta yang dibuat di
hadapan atau oleh Notaris harus
mempunyai alasan dan fakta
yang mendukung untuk akta
yang bersangkutan atau ada
pertimbangan hukum yang harus
dijelaskan kepada para
pihak/penghadap.
6. Larangan penyalahgunaan wewenang;
Pasal 15 UUJN - P merupakan batas kewenangan
Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya.
Penyalahgunaan wewenang yaitu suatu tindakan
yang dilakukan oleh Notaris diluar dari wewenang
yang telah ditentukan. Jika Notaris membuat suatu
tindakan diluar wewenang yang telah ditentukan,
maka tindakan Notaris dapat disebut sebagai
tindakan penyalahgunaan wewenang. Jika
tindakan seperti merugikan para pihak, maka para
pihak yang merasa dirugikan dapat menuntut
Notaris yang bersangkutan dengan kualifikasi
sebagai suatu tindakan hukum yang merugikan
para pihak. Para pihak yang menderita kerugian
untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi dan
bunga kepada Notaris.
7. Larangan bertindak sewenang-wenang.
Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya
dapat menentukan, tindakan para pihak dapat
dituangkan dalam bentuk akta Notaris atau tidak.
Sebelum sampai pada keputusan seperti itu,
Notaris harus mempertimbangkan dan melihat
semua dokumen yang diperlihatkan kepada
Notaris. Dalam hal ini Notaris mempunyai peranan
untuk menentukan suatu tindakan dapat
dituangkan dalam bentuk akta atau tidak, dan
keputusan yang diambil harus didasarkan pada
alasan hukum yang harus dijelaskan kepada para
pihak.
8. Asas Proporsionalitas.
 Dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a UUJN - P,
Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya
wajib bertindak menjaga kepentingan para
pihak yang terkait dalam perbuatan hukum
atau dalam menjalankan tugas jabatan
Notaris, wajib mengutamakan adanya
keseimbangan antara hak dan kewajiban para
pihak yang menghadap Notaris.
 Notaris dituntut untuk senantiasa mendengar
dan mempertimbangkan keinginan para pihak
agar tindakannya dituangkan dalam akta
Notaris, sehingga kepentingan para pihak
terjaga secara proporsional yang kemudian
dituangkan ke dalam bentuk akta Notaris.
9. Asas Profesionalitas
Dalam Pasal 16 ayat (1) huruf e UUJN - P,
Notaris wajib memberikan pelayanan sesuai
dengan ketentuan dalam UUJN/UUJN - P,
kecuali ada alasan untuk menolaknya. Asas ini
mengutamakan keahlian (keilmuan) Notaris
dalam menjalankan tugas jabatannya,
berdasarkan UUJN/UUJN – P dan Kode Etik
jabatan Notaris. Tindakan professional Notaris
dalam menjalankan tugas jabatannya diwujudkan
dalam melayani masyarakat dan akta yang
dibuat di hadapan atau oleh Notaris.
MEMBANGUN
PERSONAL BRANDING NOTARIS

JABATAN
KANTOR
(PERSONAL)
NOTARIS
NOTARIS
• Tan Thong Kie dalam buku Studi Notariat &
Serba-serbi Praktek Notaris, Penerbit PT Ichtiar
Baru van Hoeve, Jakarta, Cetakan Ketiga, 2013,
halaman 453, menegaskan sebagai berikut:
Pekerjaan yang dilimpahkan oleh pemerintah
kepada seorang notaris itu adalah sesuatu
yang demikian berharga, sehingga harus
disimpan baik-baik (een goed kostelijk om te
bewaren) dan seorang notaris harus
menjunjung tinggi tugas itu serta
melaksanakannya dengan tepat dan jujur’,

HABIB ADJIE-NOTARIS-PPAT-PL II
86
SURABAYA
• Mr. Wolthuis dalam karangannya yang berjudul Het
Testament van de Zeekapitein dalam buku
Prijsvraagbundel, halaman 115, sebagai berikut:
“een notaris is nu eenmaal een secuur mens en die
huppeit niet zo gemakkelijk over dingen heen als
die pleitbezorgers daar voor de rechtbank, die maar
wat in het wilde weg supposeren van wat hun
clienten hen inblazen.” (seorang notaris memang
seorang yang teliti dan dia tidak mudah melompati
soal-soal, sebagaimana seorang pembela di
hadapan pengadilan yang tanpa pikir panjang
mengemukakan sesuatu yang dibisikkan oleh klien
mereka.)

HABIB ADJIE-NOTARIS-PPAT-PL II
87
SURABAYA
• Mr. A.G. Lubbers menyatakan: “In het
notariaat is het in de eerste plaats nodig
een meer dan middelmatige
zorgvuldigheid, zonder welke niemand
in het notariaat werkelijk op zijn plaats
is.” (Di bidang notariat terutama
diperlukan suatu ketelitian yang lebih
dari biasa, tanpa itu seseorang dalam
bidang notariat tidaklah pada
tempatnya.).
HABIB ADJIE-NOTARIS-PPAT-PL II
88
SURABAYA
L.J. Van Apeldorn menjelaskan bahwa …..sejak lahir,
manusia merupakan pendukung hak. Ikatan hukum
yang jumlahnya tak terhingga, menghubungkan
manusia satu sama lain dengan dunia jasmani yang
mengelilinginya. Pergaulan hidup manusia terjadi
daripada hubungan yang jumlahnya tak terhingga
antara manusia dengan manusia. Hubungan yang
langsung dari asal-usul, pertalian darah, perkawinan,
tempat tinggal, kebangsaan, perdagangan,
pemberian jasa yang beraneka warna (sewa-
menyewa, pengangkutan, penyimpanan
(bewaargeving), pinjaman uang, asuransi, dan lain
sebagainya). Semua hubungan tersebut diatur oleh
hukum, semuanya adalah hubungan hukum….., (L.J.
Van Apeldorn, Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya
Paramita, Jakarta, 2001, hal. 6.)
HABIB ADJIE-NOTARIS-PPAT-PL II
SURABAYA 89
Menurut L.J. Van Apeldorn bahwa dalam batas-batas
pengertian tertentu, para pihak yang mengadakan
perjanjian dapat dipersamakan posisinya dengan
pembentuk undang-undang (law maker), di mana bila
pengertian dari undang-undang adalah ketentuan
yang bersifat umum dan mengikat semua orang atau
warga negara secara keseluruhan. Maka, dengan
mengadakan perjanjian, berarti para pihak tersebut
telah membentuk hukum yang secara khusus ataupun
konkret dimaksudkan oleh para pihak dan hanya
berlaku dan mengikat para pihak yang bersepakat
tersebut, (L.J. Van Apeldorn, op cit., hal. 155 – 157).

HABIB ADJIE-NOTARIS-PPAT-PL II
90
SURABAYA
KANTOR NOTARIS

MANAGEMENT KANTOR
NOTARIS
• Pasal 19 UUJN – P :
(1) Notaris wajib mempunyai hanya satu kantor, yaitu di
tempat kedudukannya.
(2) Tempat kedudukan Notaris sebagai Pejabat Pembuat Akta
Tanah wajib mengikuti tempat kedudukan Notaris.
(3) Notaris tidak berwenang secara berturut-turut dengan tetap
menjalankan jabatan di luar tempat kedudukannya.
(4) Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dapat dikenai sanksi berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pemberhentian sementara;
c. pemberhentian dengan hormat; atau
d. pemberhentian dengan tidak hormat.
• Pasal 18 UUJN :
(1) Notaris mempunyai tempat
kedudukan di daerah kabupaten atau
kota.
(2) Notaris mempunyai wilayah
jabatan meliputi seluruh wilayah
provinsi dari tempat kedudukannya.
Pembuatan, Penyimpanan,
dan Penyerahan Protokol Notaris
Pasal 58 UUJN :
(1) Notaris membuat daftar akta, daftar surat di bawah tangan yang
disahkan, daftar surat di bawah tangan yang dibukukan, dan daftar surat
lain yang diwajibkan oleh Undang-Undang ini.
(2) Dalam daftar akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Notaris setiap
hari mencatat semua akta yang dibuat oleh atau di hadapannya, baik
dalam bentuk Minuta Akta maupun originali, tanpa sela-sela kosong,,
masing-masing dalam ruang yang ditutup dengan garis-garis tinta,
dengan mencantumkan nomor unit, nomor bulanan, tanggal, sifat akta,
dan nama semua orang yang bertindak baik untuk dirinya sendiri
maupun sebagai kuasa orang lain.
(3) Akta yang dikeluarkan dalam bentuk originali yang dibuat dalam
rangkap 2 (dua) atau lebih pada saat yang sama, dicatat dalam daftar
dengan satu nomor.
(4) Setiap halaman dalam daftar diberi nomor unit dan diparaf
oleh Majelis Pengawas Daerah, kecuali pada halaman
pertama dan terakhir ditandatangani oleh Majelis Pengawas
Daerah.
(5) Pada halaman sebelum halaman pertama
dicantumkan keterangan tentang jumlah halaman daftar
akta yang ditandatangani oleh Majelis Pengawas Daerah.
(6) Dalam daftar surat di bawah tangan yang disahkan dan
daftar surat di bawah tangan yang dibukukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Notaris setiap hari mencatat surat di
bawah tangan yang disahkan atau dibukukan, tanpa sela-sela
kosong, masing-masing dalam ruang yang ditutup dengan
garis-garis tinta, dengan mencantumkan nomor unit,
tanggal, sifat surat, dan nama semua orang yang bertindak
baik untuk dirinya sendiri maupun sebagai kuasa orang lain.
Pasal 59 UUJN :
(1) Notaris membuat daftar klapper untuk daftar akta
dan daftar surat di bawah tangan yang disahkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1),
disusun menurut abjad dan dikerjakan setiap bulan.
(2) Daftar klapper sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat nama semua orang yang menghadap
dengan menyebutkan. di belakang tiap-tiap nama,
sifat, dan nomor akta, atau surat yang dicatat dalam
daftar akta dan daftar surat di bawah tangan.
Pasal 1 Angka 13 UUJN – P :
Protokol Notaris adalah kumpulan
dokumen yang merupakan arsip
negara yang harus disimpan dan
dipelihara oleh Notaris sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Protokol Notaris terdiri atas :
a. minuta akta ;
b. buku daftar akta repertorium;
c. buku daftar akta dibawah tangan yang
penandatanganannya dilakukan dihadapan Notaris
atau akta dibawah tangan yang didaftar;
d. buku daftar nama penghadap atau klapper ;
e. buku daftar protes ;
f. buku daftar wasiat ; dan
g. buku daftar lain yang harus disimpan oleh Notaris
berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan.
KEWAJIBAN NOTARIS (PASAL 16 UUJN – P) :
• bertindak amanah, jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak
dan menjaga kepentingan pihak terkait.
• membuat akta dalam bentuk minuta akta dan
menyimpannya sebagai bagian dari Protokol Notaris.
• Melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap
pada Minuta akta.
• mengeluarkan grosse akta, salinan akta atau kutipan akta
berdasarkan minuta akta.
• memberikan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
• merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya.

99
• menjilid akta yang dibuatnya dalam 1
(satu) bulan menjadi buku yang
membuatnya tidak lebih dari 50 akta.
• membuat daftar dari akta protes
terhadap tidak dibayar atau diterimanya
surat berharga.
• membuat daftar akta wasiat.
• mengirimkan daftar wasiat ke Daftar
Pusat Wasiat Departemen.

100
• mencatat dalam repertorium tanggal
pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir
bulan.
• mempunyai cap/stempel lambang negara
Republik Indonesia.
• membacakan akta dihadapan penghadap
dengan dihadiri paling sedikit 2 orang saksi
dan ditandatangani pada saat itu juga oleh
penghadap, saksi dan Notaris.
• menerima magang calon Notaris.

101
TANGGUNG JAWAB HUKUM
CALON NOTARIS YANG
SEDANG MAGANG
TERHADAP KERAHASIAAN
AKTA

102
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang JabatanNotaris (UUJN – P)
menegaskan bahwa :
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 adalah:
a. warga negara Indonesia;
b. bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa;
c. berumur paling sedikit 27 (dua puluh tujuh) tahun;
d. sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan sehat dari dokter dan
psikiater;
e. berijazah sarjana hukum dan lulusan jenjang strata dua kenotariatan;
f. TELAH MENJALANI MAGANG ATAU NYATA-NYATA TELAH BEKERJA SEBAGAI KARYAWAN
NOTARIS DALAM WAKTU PALING SINGKAT 24 (DUA PULUH EMPAT) BULAN BERTURUT-
TURUT PADA KANTOR NOTARIS ATAS PRAKARSA SENDIRI ATAU ATAS REKOMENDASI
ORGANISASI NOTARIS SETELAH LULUS STRATA DUA KENOTARIATAN;
g. tidak berstatus sebagai pegawai negeri, pejabat negara, advokat, atau tidak sedang
memangku jabatan lain yang oleh undang-undang dilarang untuk merangkap dengan
jabatan Notaris; dan
h. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

103
• Pada huruf f diatas disebutkan bahwa calon Notaris
harus melaksanakan magang selama 24 (dua puluh
empat) bulan setelah lulus strata dua (S2)
kenotariatan, hal ini menyiratkan bahwa seorang
Notaris bukanlah jabatan yang biasa, karena
pertanggung jawabannya sangat besar yaitu sampai
akhir hayat Notaris, berbagai larangan yang termuat
dalam Undang-Undang Jabatan Notaris juga
mempunyai ancaman hukuman yang bervariasi, dari
teguran tertulis sampai dengan ganti rugi terhadap
pihak-pihak yang dirugikan. Bahwa menghitung masa
Magang tersebut, sejak yang bersangkutan diterima
secara resmi untuk Magang pada Notaris yang
bersangkutan.

104
• Bahwa sebagai Calon Notaris
yang menempuh Magang
terlebih dahulu, maka kepada
yang bersangkutan
mempunyai kewajiban
sebagaimana di atur dalam
Pasal 16 A UUJN – P, yaitu:
105
(1) Calon Notaris yang sedang melakukan
magang wajib melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) huruf a.

(2) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), calon Notaris juga wajib
merahasialan segala sesuatu mengenai
Akta yang dibuatnya dan segala keterangan
yang diperoleh guna pembuatan Akta.

106
• Namun ada beberapa kekhawatiran yang dihadapi oleh para
calon notaris yang akan melaksanakan magang, yaitu adanya
penolakan oleh Notaris terhadap calon notaris yang akan
melaksanakan magang di kantonya walaupun terdapat
kewajiban bagi Notaris untuk menerima magang calon notaris
sebagaimana tertuang dalam Pasal 16 ayat (1) huruf n Undang-
Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014, hal ini
diakibatkan oleh beberapa perbuatan atau perilaku calon
notaris yang sedang magang yang merugikan kantor dimana
calon notaris tersebut melakukan magang, sehingga sebagian
notaris memilih tidak menerima magang bagi calon notaris,
tentu hal tersebut akan menghambat terselenggaranya jabatan
notaris secara berkelanjutan mengingat magang adalah syarat
mutlak yang diperintahkan oleh undang-undang untuk menjadi
seorang Notaris.

107
• Selain alasan yang telah diuraikan diatas, Notaris
yang menolak calon notaris magang beralasan bahwa
dikhawatirkan akan kerahasiaan akta dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kantornya akan
terbuka kemasyarakat umum yang seharusnya hal
tersebut merupakan rahasia, karena selama magang
calon notaris tersebut secara otomatis akan
mempelajari secara praktek baik mengenai
pembuatan akta maupun tentang manajemen
kantornya, sehingga perlu adanya regulasi yang jelas
tentang pengaturan yang lebih rinci terhadap setiap
tindakan atau perbuatan yang mengatur calon
notaris dalam melaksanakan magang.

108
• Dengan konsep bahwa tanggung jawab merupakan pelaksanaan
dari suatu kewajiban, maka bentuk tanggung jawab dari calon
notaris yang sedang magang terhadap kerahasiaan akta, yaitu
dengan melaksanakan kewajiban sebagaimana telah dinyatakan
dalam Pasal 16A ayat (2) UUJN secara konsisten. Dengan
terbitnya Pasal 16A ayat (2) UUJN tersebut, maka calon notaris
yang sedang melaksanakan magang diberi tanggung jawab
secara nyata oleh negara untuk merahasiakan hal-hal yang
berkaitan dengan pembuatan akta, sehingga calon notaris dapat
dikenai sanksi atas tidak dilaksanakannya kewajiban
sebagaimana telah disebutkan dalam UUJN tanpa harus serta
merta melibatkan kantor notaris tempat ia melaksanakan
magang.

109
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa :
• Bagi calon notaris yang sedang magang yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana yang telah diamanahkan oleh Pasal 16A ayat (2) UUJN - P, maka
perbuatan calon notaris tersebut dapat dikenai sanksi pidana yang ancaman
hukumannya tertuang dalam Pasal 85 Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 Tentang Kearsipan juncto Pasal 54 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
• Tidak hanya sanksi pidana saja yang dapat diterapkan bagi calon notaris yang
melanggar Pasal 16A ayat (2) UUJN - P, namun ada juga ancaman sanksi
perdata, yaitu sebagaimana tertuang dalam dalam Pasal 1365 KUHPerdata,
pengenaan sanksi pada pasal tersebut didasarkan bahwa calon notaris yang
membocorkan rahasia akta telah melanggar hak-hak dan kepentingan
subyektif dari para pihak yang ada didalam akta sehingga bisa menyebabkan
timbulnya kerugian bagi para pihak.

110
CATATAN :
• Bahwa Calon Notaris (Magang) yang melanggar ketentuan Pasal 16A UUJN
– P, jika diketahui dan dapat dibuktikan oleh Notaris yang bersangkutan,
disarankan untuk tidak bisa diberikan surat atau Keterangan Magang.
Karena sudah tidak amanah dan tidak mampu merahasiakan akta dan
melanggar hak-hak dan kepentingan subyektif dari para pihak yang ada
didalam akta sehingga bisa menyebabkan timbulnya kerugian bagi para
pihak.
• Bahwa tindakkan Calon Notaris (Magang) harus dilaporkan ke Ikatan
Notaris Indonesia (INI) dan diumumkan kepada seluruh Notaris Indonesia
agar tidak menerima magang Calon Notaris (Magang) tersebut.
• Bahwa hal tersebut harus pula dilaporkan kepada Menteri Hukum dan
HAM RI agar sistem menolak permohonan untuk diangkat sebagai Notaris
atas pelanggaran tersebut. Hal ini perlu dilakukan jika Calon Notaris
tersebut mendapat Surat Keterangan Magang dari Notaris lain yang tidak
tahu bahwa yang bersangkutan telah melanggar Pasal 16 A UUJN – P.

111
JABATAN (PERSONAL) NOTARIS

MEMBANGUN
PERSONAL BRANDING
NOTARIS
112
NOTARIS MERUPAKAN
MANUSIA PILIHAN DAN
TERPILIH UNTUK
MENGEMBAN AMANAT DARI
SESAMA MANUSIA,
MASYARAKAT, NEGARA DAN
TUHAN.
113
NOTARIS DIJALANKAN OLEH
MANUSIA TERPILIH-DIPILIH-
PILIHAN KARENA AKAN
MEMEGANG AMANAT DARI
MASYARAKAT.
(MENCATATKAN/MENULISKAN/
MEMFORMULASIKAN KEHENDAK
PARA PIHAK SECARA TERTULIS
DALAM BENTUK AKTA).
114
Allah Swt. dalam Al-Qur'an berfirman, (Q.S. 2 : 282) :
"Jika kalian bermuamalat catatkanlah”
"hendaklah ada di antaramu penulis yang menulisnya
dengan jujur",
"jika bermuamalat pakailah saksi".

Firman Allah Swt. ini merupakan imperatif (keharusan), agar kita


mencatatkan atau menuliskan jika kita bermuamalat. Firman
Allah Swt. tersebut berhubungan dengan salah satu sifat
manusia yaitu salah dan lupa, sehingga jika dicatatkan dapat
mengeliminasi kesalahan dan kealpaan, dan juga sebagai bukti
di antara para pihak bahwa kita telah bermuamalat. Disamping
itu dengan teraturnya mencatatkan dalam bermuamalat, urusan
manusia sesama manusia maupun untuk kemaslahatan umum
dapat berjalan dengan baik.

115
HAKIKAT PENGEMBANAN
JABATAN NOTARIS :
Pelayanan kepada masyarakat (klien) secara
mandiri dan tidak memihak dalam bidang
kenotariatan yang pengembanannya dihayati
sebagai panggilan hidup bersumber pada
semangat pengabdian terhadap sesama
manusia demi kepentingan umum serta
berakar dalam penghormatan terhadap
martabat manusia pada umumnya dan martabat
notaris pada khususnya.
(Herlien Budiono, 30 Maret 2007)
1. ADAKAH SESAMA MANUSIA PERCAYA KEPADA
MANUSIA LAINNYA UNTUK MENITIPKAN
UCAPAN/TINDAKKAN/NIAT/KEINGINANNYA AGAR
DIBUAT/DITUANGKAN KE DALAM BENTUK TERTULIS
(AKTA OTENTIK) SESUAI PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN AGAR MEMPUNYAI KEKUATAN
PEMBUKTIAN YANG SEMPURNA
SELAIN KEPADA NOTARIS ?
2. ADAKAH NEGARA/PEMERINTAH
(DI LUAR STRUKTUR PEMERINTAH)
KEPADA JABATAN YANG
BERSANGKUTAN, PADA STEMPEL
JABATANNYA MEMAKAI LAMBANG
NEGARA – BURUNG GARUDA –
SELAIN KEPADA NOTARIS ?
3. AKANKAH ADA KESEMPATAN
AGAR TIDAK
BERTANGGUNGJAWAB KEPADA
SESAMA MANUSIA, NEGARA
DAN TUHAN SELAMA
MENJALANKAN TUGAS JABATAN
SEBAGAI NOTARIS ?
1. harus mempunyai cara berpikir yang
sistematis
2. menguasai/memahami berbagai aturan
hukum.
3. mempelajari bidang ilmu lainnya
(nonhukum).
mempelajari budaya setempat.
4. mempunyai spesialisasi kemampuan bidang
hukum tertentu.
5. mempunyai intergitas moral dan
tanggungjawab sosial.
120
Ada 4 (empat) ciri/tipologi Profesi Hukum : Pertama,
menguasai pengetahuan hukum termasuk lembaga
hukum (kognitif).
Kedua, menguasai keterampilan hukum (psikomotorik).
Ketiga, memiliki integritas moral yang tinggi (afeksi).
Keempat, memiliki visi hukum dan keadilan, termasuk
tanggungjawab sosial dalam rangka penegakkan hukum
dan keadilan (afektif).

(H.F. Abraham Amos, Legal Opinion, Aktualisasi Teoritis dan Empirisme, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004, hal. 241).

121
CONFUCIUS & MALCOLM FORBES :
“CARILAH PEKERJAAN YANG BETUL-
BETUL ANDA SENANGI, MAKA
SEUMUR HIDUP ANDA TIDAK PERLU
LAGI MENYEBUTNYA BEKERJA”
MALCOLM FORBES :
“KESALAHAN TERBESAR YANG
DAPAT DILAKUKAN SESEORANG
ADALAH TIDAK BERUSAHA
MENCAPAI KESUKSESAN DENGAN
CARA MENGERJAKAN APA YANG
BETUL-BETUL IA SENANGI”.
George Chapman
(Dramawan, Penyair Inggris, 1559 – 1634)
PELIHARALAH BAIK-BAIK
PEKERJAAN ANDA, MAKA IA
AKAN MEMELIHARA ANDA
DENGAN BAIK-BAIK PULA.
5 C UNTUK NOTARIS
1.Complexity :
semakin kompleks permasalahan
beserta berbagai resiko yang
menyertainya, semakin individu
perlu berpikir keras dan
mempertimbangkan banyak hal
sebelum bertindak
2.Creativity :
dalam menjalankan tugas
jabatan Notaris, suatu
kreativitas baik untuk
mencari solusi, tetapi tidak
untuk merekayasa
peraturan (aturan hukum)
atau system.
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT - PEJABAT LELANG KLS II SURABAYA 126
3.Control :
monitor internal perlu
kita nyalakan terus

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT - PEJABAT LELANG KLS II SURABAYA


127
4.Cozines :
pancing kepekaan untuk
menyensor rasa nyaman kita bila
melakukan sesuatu yang
sulit/rumit

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT - PEJABAT LELANG KLS II SURABAYA


128
5. Choices :
sadari bahwa setiap hari, setiap
saat, kita dihadapkan pada pilihan
sikap, dan mempunyai
kesempatan untuk memilih.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT - PEJABAT LELANG KLS II SURABAYA


129
KONTEMPLASI
DAN
LAKUKAN :

130
1. WAKE UP (BANGUN)

TIDAK PEDULI BERAPA KALI KITA


GAGAL, TAPI JIKA KITA LEBIH
BANYAK BANGUN DAN
MEMULAI LAGI, KITA AKAN
SUKSES.

131
2. DRESS UP (BERHIAS)
KECANTIKAN DARI DALAM JAUH LEBIH
PENTING DARIPADA SEKEDAR HIASAN
LUAR YANG SEMENTARA. MILIKI
MENTALITAS YANG BERKELIMPAHAN,
HASIL DARI SUATU HARGA DIRI DAN
RASA AMAN YANG DALAM. INI AKAN
MENGHASILKAN KESEDIAAN UNTUK
BERBAGI PENGHORMATAN,
KEUNTUNGAN DAN TANGGUNGJAWAB.
132
3. SHUT UP (BERHENTI BICARA)

BERHENTILAH BICARA TENTANG


KESUKSESAN MASA LALU, SUDAH
SAATNYA FOKUSKAN DIRI UNTUK
KESUKSESAN MASA DEPAN.

133
4. STAND UP (BERDIRI)

BERDIRILAH TEGUH
PADA KEYAKINAN
AWAL BAHWA KITA
PASTI BERHASIL.
134
5. LOOK UP (PANDANGLAH)

SAAT PERESMIAN DISNEYLAND, SEORANG


WARTAWAN BERTANYA PADA ISTERI
ALMARHUM WALT DISNEY “BAGAIMANA
PERASAAN BAPAK KALAU LIHAT IMPIANNYA
TELAH MENJADI KENYATAAN DENGAN
DIBUKANYA DISNEYLAND INI ?”. ISTERI WALT
DISNEY MENJAWAB “IA TELAH MELIHAT
SEMUA TELAH TERJADI JAUH SEBELUM
PROYEK INI TERBENTUK”. LIHATLAH SEMUA
IMPIAN KITA DALAM IMAJINASI KITA SEAKAN-
AKAN SEMUANYA TELAH TERJADI.

135
6. REACH UP (CAPAILAH)

CAPAILAH SESUATU YANG LEBIH


TINGGI DARI PRESTASI
SEBELUMNYA, KARENA ITU
MENANDAKAN BAHWA KITA
MEMANG BERTUMBUH.

136
7. LIFT UP (NAIKKAN)

NAIKKAN SEMUA IMPIAN KITA


DALAM BENTUK DOA UCAPAN
SYUKUR SEAKAN-AKAN
SEMUA TELAH TERJADI.

137
PRINSIP 5 S
1. SAMBUT.
SENYUM
SALAM
SAPA

HABIB ADJIE-NOTARIS-PPAT-PEJABAT LELANG KLS II SURABAYA 139


2.SEMANGAT
ADA ENERGI, ANTUSIASME.

HABIB ADJIE-NOTARIS-PPAT-PEJABAT LELANG KLS II SURABAYA 140


3. SIMAK.
EMPATI,
ACTIVE LISTENING.

HABIB ADJIE-NOTARIS-PPAT-PEJABAT LELANG KLS II SURABAYA 141


4. SOLUSI.
CAN DO,
ALL OUT,
GOING EXTRA MILES.

HABIB ADJIE-NOTARIS-PPAT-PEJABAT LELANG KLS II SURABAYA


142
5. SELESAIKAN.

TUNTASKAN,
TINGGALKAN KESAN POSITIF.

HABIB ADJIE-NOTARIS-PPAT-PEJABAT LELANG KLS II SURABAYA 143


-BELIEVING
(KEYAKINAN)
- LEARNING (PEMBELAJARAN)
- ACTION
(PELAKSANAAN)
NOTARIS  DEAL AND PRICE
MAKER (PENGHADAP MILIKNYA
SENDIRI).

HABIB ADJIE-NOTARIS-PPAT-PEJABAT LELANG KLS II SURABAYA


145
NOTARIS 
DEPERSONALIZATION (TIDAK
LAGI MENCARI NAMA TAPI
KEAHLIAN).
NOTARIS  REPUTABLE

HABIB ADJIE-NOTARIS-PPAT-PEJABAT LELANG KLS II SURABAYA


146
DE NOTARIS,
DAN STAAT’T VOOR DE
TOEKOMTS ZWART OP
WIT

147
JADILAH NOTARIS YANG SELALU
MEMBIASAKAN YANG BENAR DALAM
MENJALANKAN TUGAS JABATAN
SEBAGAI NOTARIS.
DAN
JANGAN MEMBENARKAN
YANG BIASA.
SELAMAT
BELAJAR,
SUKSES
DAN
BAHAGIA.
 APABILA REKAN-REKAN MERASA TULISAN INI
DAPAT MEMBERIKAN MANFAAT, MAKA
BAGIKANLAH TULISAN INI KEPADA REKAN-
REKAN YANG LAIN.
 JIKA SESEORANG MENINGGAL DUNIA,
MAKA TERPUTUSLAH AMALANNYA
KECUALI TIGA PERKARA (YAITU) :
1.SEDEKAH/AMAL JARIYAH,
2.ILMU YANG
DIMANFAATKAN/BERMANFAAT
3.DO’A ANAK YANG SHOLEH
(HR. MUSLIM)

INDONESIA NOTARY COMMUNITY (INC) 150


copyright@hba-inc 151
PERKUMPULAN PEMERHATI PERTANAHAN &
AGRARIA TERPADU INDONESIA

copyright@hba-inc 152
copyright@hba-inc 153
copyright@hba-inc 154
MAKALAH/ARTIKEL/
BUKU/CONTOH
AKTA BISA
DI”UNDUH” :
bit.ly/HabibAdjie-INC
BUKU HUKUM
KENOTARIATAN
“HABIB
ADJIE”
SANGAT PENTING
DAN PERLU UNTUK
PARA NOTARIS-
MAHASISWA
KENOTARIATAN
SERTA PRAKTISI
HUKUM LAINNYA.
JIKA MEMERLUKAN (BERMINAT)
DENGAN BUKU-BUKU
TERSEBUT, DAPAT
MENGHUBUNGI ALAMAT
PENERBIT BUKU DI BAWAH INI.

INDONESIA NOTARY COMMUNITY (INC) 157


copyright@hba-inc 194
INDONESIA NOTARY COMMUNITY 39
(INC)
INDONESIA NOTARY COMMUNITY 38
(INC)
ALAMAT PENERBIT
•PT. CITRA ADITYA BAKTI – Jalan Geusan
Ulun No. 17 Bandung – 40115. Telp : 022 –
4201587, Fax. 022 – 4238635.
•PT. REFIKA ADITAMA – Jalan Mengger
Girang No. 98 Bandung – 40254. Telp : 022
– 5205985. Fax. ALAMAT
022 – PENERBIT
5205984.
•CV. MANDAR MAJU – Jalan Sumber Resik
No. 71 (4 –19) Bandung – 40222. Telp.
022 – 6018218. Fax. 022 – 6121762.
CV. DUTA NUSINDO – Jalan Pamularsih
IV/2 Semarang, Telp. 024-7610270, Fax. 024
– 76632433.
• PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA – Jalan Hayam
Wuruk No. 42 – G, Semarang – 50241, Telp :
024-8449557, Fax. 024-8311268.
• BINTANG PUSTAKA MADANI, Jalan Wonosari
KM. 8,5, Dsn. Gandu, RT. 05, RW.08,
Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta –
57773, Telp : 0274-4358369.
• NAS MEDIA PUSTAKA, Jalan Tajem Baru
No. 11, Yogyakarta - 55281. Telp.
081213133800.
• CV. SADARI, Gedung Bumi Madani, Jalan
Cikutra No. 276 D, Lt. 1 Bandung, Telp. 022-
7206964, Fax. 022-7208592.

Anda mungkin juga menyukai