Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN EKOSISTEM SUB-OPTIMAL


PERAWATAN

OLEH:
FARIZ SATYA FARDANI
NIM. 2106110306
AGROTEKNOLOGI-D

LABORATORIUM TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN
“Perawatan”

Pekanbaru, 14 April 2023

Praktikan

Fariz Satya Fardani


2106110306

Mengetahui,

Asisten Praktikum I Asisten Praktikum II

Aswar Anas Nafadhilah


1806112666 1806111818

Asisten Praktikum III Asisten Praktikum IV

Veni Dwi Nabila Yusri Wandi


1806124892 1906124467

Asisten Praktikum V

Vientika Junira
1906110143

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Tujuan................................................................................................ 3
1.3 Manfaat.............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
BAB III METODOLOGI............................................................................. 6
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................ 6
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................. 6
3.3 Metode Pelaksanaan.......................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 7
4.1 Hasil.................................................................................................. 7
4.2 Pembahasan....................................................................................... 7
BAB V PENUTUP....................................................................................... 9
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 9
5.2 Saran.................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 10
LAMPIRAN................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budidaya tanaman adalah segala usaha untuk memodifikasi lingkungan
tumbuh sehingga cocok bagi pertumbuhan tanaman pertanian dan dapat dicapai
hasil yang maksimum serta berkelanjutan. Budidaya tanaman mempelajari
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, peranan benih dan zat tumbuh,
pemasakkan tanaman dalam kaitannya dengan umur panen, pengelolaan
lingkungan tanaman, pola tanam serta pengendalian hama, penyakit dan gulma.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses budidaya tanaman adalah
pengolahan tanah, persiapan benih, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan
pemanenan. Pengolahan tanah dilakukan untuk menggemburkan tanah supaya
tanah mudah untuk ditanami, persiapan benih yaitu pemilihan benih yang bermutu
tinggi, penanaman menggunakan teknik menanam yang benar, pemupukan
dengan dosis yang tepat dilakukan untuk menambah unsur hara yang baik untuk
pertumbuhan tanaman, pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara memelihara
tanaman dari organisme pengganggu tanaman, dan pemanenan yaitu pengambilan
hasil dari budidaya tanaman.
Keberhasilan dari penanaman pohon terletak dari pemeliharaan setelah
penanaman. Penanaman tanpa diikuti pemeliharaan niscaya tidak akan berhasil.
Permasalahan utama yang timbul setelah penanaman antara kematian awal setelah
penanaman dan pertumbuhan yang tidak normal. Selain itu, keberhasilan
penanaman juga dipengaruhi adanya faktor biotik dan abiotik
dari lingkungan tersebut (Indriyanto, 2000).
Pemeliharaan tanaman merupakan aspek yang memegang peranan penting
dalam tumbuh kembang tanaman. Secara umum pemeliharaan tanaman meliputi
penyiangan, penyulaman, pembumbunan, penyiraman, pemupukan, dan
pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) serta pemeliharaan
spesifik untuk tanaman tertentu. Namun dalam penerapannya seringkali
melakukan pemeliharaan tanpa melihat kondisi dari tanaman. Waktu dan dosis
dari penyiraman, pemupukan dan pestisida yang tidak sesuai dengan keadaan
kelembaban media tanam, dan suhu udara pada lingkungan tanaman. Bagi

1
tanaman pemeliharaan yang keliru dapat menjadikan tanaman dalam kondisi tidak
baik. Bukan hanya tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal namun
tanaman bisa layu bahkan mati. Sementara itu tanaman dengan kondisi tidak baik
tersebut dapat membawa petaka bagi pemilik tanaman karena hasil produksi yang
gagal.
Penyiraman diperlukan untuk mengimbangi air yang digunakan tanaman
dalam proses pertumbuhannya, termasuk yang dilepas ke udara melalui proses
evaporasi dan transpirasi yang berlangsung secara simultan. Kelebihan atau
kekurangan air penyiraman sama–sama berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu penyiraman harus dilakukan sesuai
kebutuhan dan secara hati-hati. Pemupukan merupakan kegiatan menambahkan
pupuk pada tanah atau tanaman, tujuan pemupukan diantaranya yaitu untuk
menjaga daya tahan tanaman, meningkatkan produksi, dan mutu hasil serta
menjaga agar produksi stabil tinggi. Seperti tanaman lainnya, pemupukan secara
umum harus tepat waktu, dosis dan jenis pupuk serta cara pemberiannya.
Semuanya tergantung pada jenis tanah, iklim dan umur tanaman. Pengendalian
Organisme Pengganggu Tanaman dilakukan apabila ada gejala serangan atau
kompetisi. Pengendalian dilakukan dengan cara manual, mekanik, atau kimia.
Perlu dilakukan monitoring secara berkelanjutan agar secepatnya diambil tindakan
jika sudah mulai timbul gejala.

1.2 Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode yang baik
dalam pemeliharaan tanaman, terutama terkait penyiangan, pemupukan, serta
pengendalian hama dan penyakit. Dengan demikian, tanaman dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sehingga dapat meningkatkan produksinya

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum kali ini praktikan mengetahui bagaimana cara
melakukan perawatan didalam kegiatan budidaya tanaman.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hasil yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat pada tanaman rumput
memerlukan pemeliharaan dan pemupukan yang teratur, untuk itu perlu diadakan
penyiangan. Penyiangan dilakukan saat tanaman masih muda sekitar 1 bulan dan
digemburkan pada setiap tanaman habis dipanen (Lugiyo dan Sumarto, 2000).
Penyiangan tanaman adalah pengendalian gulma yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah gulma sehingga populasinya berada di bawah ambang
ekologis. Gulma yang diprioritaskan seperti alang-alang, rumput-rumputan dan
lainnya. Penyiangan bertujuan untuk memberi ruang tumbuh yang lebih baik bagi
tanaman pokok dengan cara memberantas tanaman pengganggu. Tanaman perlu
disiangi jika 40 sampai 50% tanaman tertutup oleh gulma atau tumbuhan liar.
Penyiangan dilakukan pada waktu musim hujan atau musim kemarau. Penyiangan
dihentikan jika tanaman pokok sudah mampu bersaing dengan tanaman liar dalam
memperoleh cahaya matahari (over-topping). Penyiangan dapat dilakukan secara
manual dengan membersihkan gulma disekitar tanaman (Arifin dan Nurhayati,
2000).
Pemupukan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan
tanah. Pemupukan dilakukan karena tanah tidak mampu menyediakan satu atau
beberapa unsur hara untuk menjamin tingkat produksi tertentu. Jenis pupuk yang
diberikan dapat berupa pupuk anorganik maupun pupuk organik. Pupuk anorganik
merupakan pupuk yang dibuat dengan teknologi khusus di pabrik melalui
perubahan-perubahan kimia dari pupuk alam atau dari bahan dasar sederhana
seperti pada pembuatan pupuk N. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari
sisa-sisa makhluk hidup yang dapat berupa pupuk kandang, pupuk hijau, dan lain-
lain (Sadikin, 2004).
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup
yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.
Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari
sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik
mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap

3
jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan
organik pupuk ini termasuk tinggi. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah
jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia
sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi (Sinaga, 2012).
Pupuk dalam arti luas, termasuk semua bahan yang ditambahkan ke dalam
tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Baik
organik maupun anorganik. Tetapi istilah pupuk biasanya berhubungan dengan
pupuk buatan. Pupuk tidak berisi unsur-unsur hara tanaman dalam bentuk unsur
seperti nitrogen, fosfor atau kalium, tetapi unsur tersebut ada dalam bentuk
campuran yang memberikan bentuk-bentuk ion dari unsur hara yang dapat
diabsorsi tanaman (Lakitan, 1995).
Pupuk adalah bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk menyediakan
unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk umumnya
diasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan
kandungan unsur haranya. Berdasarkan bentuknya, pupuk organic dibagi menjadi
dua yaitu pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair adalah larutan yang mudah larut
berisi satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman. Kelebihan pupuk
cair adalah dapat memberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman,
selain itu pemberiannya apat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan (Sukamto, 2010).
Pemupukan adalah penambahan pupuk ke dalam tanah agar tanah menjadi
lebih subur. Pemupukan dalam arti luas adalah penambahan bahan-bahan yang
dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. Contoh penambahan pasir pada tanah liat,
penambahan tanah mineral pada tanah organik, pengapuran dan sebagainya.
Dalam ilmu memupuk bertujuan untuk menyelidiki tentang zat-zat apakah yang
perlu diberikan kepada tanah sehubungan dengan kekurangan zat-zat tersebut
yang terkandung di dalam tanah yang perlu guna pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dalam rangka produksinya agar tercapai hasil yang tinggi (Sutejo, 2002).
Tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki kesuburan tanah,
menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, mencukupkan handungan zat-
zat mineralnya, menambah kandungan bahan-bahan organik. Pemupukan
dilakukan apabila tanah mengalami kemunduran artinya berkurang kesuburannya

4
akibat penghanyutan hara oleh erosi, pencucian hara, dan terangkut pada saat
panen (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985).
Salah satu sebab kegagalan panen adalah serangan hama dan penyakit.
Oleh karenanya perlu dilakukan antisipasi serangan dengan pencegahan yang
lebih baik daripada pengobatan. Jika serangan sudah terjadi, sebaiknya lakukan
pengendalian sesuai dengan jenis hama yang menyerang. Hama yang biasa
menyerang tanaman jagung yaitu belalang, ulat tongkol, pengerek, ulat daun, ulat
grayak, serta lalat bibit. Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman
jagung adalah bulai, gosong, busuk batang dan lain-lain. Hal ini menyebabkan
kerusakan hingga kematian pada tanaman. Pengendalian dapat dilakukan
menggunakan pestisida kimia ataupun organic (Arif, 2015).
Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan untuk menekan populasi
hama atau penyakit agar tidak menimbulkan kerusakan yang secara ekonomi
merugikan. Secara umum pemberantasan hama dibagi menjadi dua yaitu
pemberantasan secara alamiah dan pemberantasan secara kimiawi. Pemberantasan
hama secara alamiah dilakukan dengan cara menggunakan predator alami.
Pemberantasan secara kimia dapat menggunakan pestisida (Indriyanto, 2000).
Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
alam seperti tumbuhan. Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek
untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida nabati bersifat ramah
lingkungan karena bahan ini mudah terdegradasi di alam, sehingga aman bagi
manusia maupun lingkungan. Selain itu pestisida nabati juga tidak akan
mengakibatkan resurjensi maupun dampak samping lainnya, justru dapat
menyelamatkan musuh musuh alami (Untung, 1993).
Pestisida nabati merupakan produk alam dari tumbuhan seperti daun,
bunga, buah, biji, kulit, dan batang yang mempunyai kelompok metabolit
sekunder atau senyawa bioaktif. Beberapa tanaman telah diketahui mengandung
bahan-bahan kimia yang dapat membunuh, menarik, atau menolak serangga.
Beberapa tumbuhan menghasilkan racun, ada juga yang mengandung senyawa-
senyawa kompleks yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan serangga, sistem
pencernaan, atau mengubah perilaku serangga (Supriyatin dan Marwoto, 2000).

5
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum Mekanisasi Pertanian Ekosistem Sub-Optimal
dilaksanakan pada hari Jum’at, 7 April 2023 Pukul 13.30 - selesai, bertempat di
Lahan UPT Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah cangkul,
parang, sepatu boots, lanjaran, gembor, tugal, dan alat dokumentasi.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah pupuk ZA,
air, pestisida Prevathon 50 SC, dan lahan di UPT Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Riau.

3.3 Metode Pelaksanaan


Praktikum dimulai dengan absensi kehadiran oleh asisten praktikum dan
memberikan arahan kepada para praktikan. Selanjutnya, para praktikan dibawa ke
lahan budidaya yang terletak di UPT Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Riau. Pemupukan tanaman jagung dilakukan dengan cara menimbang
pupuk sebanyak 680 gr, menugal lubang pemupukan sejauh 10 cm dari tanaman,
memberikan pupuk sebanyak 2 gr per lubang tanam, menutup lubang pupuk
dengan tanah tanpa menekan terlalu keras, dan melakukan penyiraman.
Penyianagan tanaman jagung meliputi membersihkan gulma yang ada di
bedengan, menggemburkan tanah, menyisipkan tanaman jagung yang mati atau
menguning, dan melakukan penyiraman. Penyemprotan pestisida pada tanaman
jagung dilakukan dengan mencampurkan 1 cup prevathon dengan 1 liter air,
dimasukkan ke dalam sprayer, dan disemprotkan ke tanaman budidaya.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
-

4.2 Pembahasan
Kurangnya pasokan nutrisi yang ada di tanah juga dapat menjadi faktor
penghambat dalam pembudidayaan tanaman. Dalam fase vegetatif, tanaman akan
lebih banyak membutuhkan unsur nitrogen (N), karna perannya dalam
merangsang pertumbuhan tunas baru, mempercepat pertumbuhan vegetatif
tanaman, serta meningkatkan pembentukan klorofil daun. Sesuai dengan pendapat
Sutedjo (1999) yang mengatakan bahwa unsur N sangat penting dalam
pertumbuhan tanaman yang mempengaruhi produktivitas tanaman. Nitrogen
diperlukan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, seperti daun,
batang dan akar. Unsur N berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman,
menyehatkan pertumbuhan daun dengan warna yang lebih hijau.
Dalam kegiatan pemupukan tanaman jagung ini, kami menggunakan
pupuk ZA sebanyak 2 gram untuk setiap tanaman dengan total keseluruhan
sebanyak 680 gram. Pupuk tersebut diberikan dengan jarak 10 cm dari tanaman
dan ditanam dengan cara membuat lubang pupuk. Dalam melakukan pemupukan
jagung menggunakan pupuk ZA, kita harus memperhatikan dosis dan waktu
pemberian yang tepat. Pupuk ZA adalah jenis pupuk anorganik yang mengandung
nitrogen dan sulfur. Nitrogen sangat penting bagi pertumbuhan tanaman karena
berperan sebagai penyusun protein, sedangkan sulfur berperan sebagai penyusun
asam amino dalam pembentukan protein. Pupuk ZA juga termasuk dalam jenis
pestisida anorganik yang dirancang untuk memberikan tambahan hara nitrogen
dan belerang bagi tanaman. Selain itu, pupuk ZA juga dapat berfungsi sebagai
herbisida organik yang efektif dalam membunuh gulma. Pupuk ZA mengandung
21% unsur nitrogen dan 24% unsur sulfur. Kandungan nitrogen pada pupuk ZA
sangat berguna dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, membuat daun
menjadi lebih hijau dan segar dalam proses fotosintesis, serta meningkatkan
kandungan protein pada hasil panen.

7
Penghambatan oleh hama dan penyakit sangat nyata dalam memberikan
dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hama akan langsung
menyerang tubuh bagian luar tanaman, sehingga gejala dan tandanya dapat
langsung kita ketahui. Berbeda dengan penyakit yang menyerang bagian dalam
tanaman, gejala dan tandanya tidak langsung terlihat, sehingga dalam pencegahan
dan pengobatannya agak sulit dilakukan. Namun, ada beberapa kelompok
penyakit yang gejala dan tandanya dapat terlihat, seperti dari jamur-jamuran. Oleh
karena itu, pemberian pestisida alami maupun sintetik perlu dilakukan, agar
tanaman dapat terhindar dari serangan hama maupun penyakit.
Untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman, dilakukan
pengaplikasian pestisida. Pestisida merupakan bahan kimia atau campuran bahan
lain yang bersifat beracun atau bioaktif yang digunakan untuk meracuni
organisme pengganggu tanaman atau OPT. Pestisida berfungsi untuk
memberantas atau mencegah gangguan seperti serangga, nematode, cendawan,
gulma, virus, jasad renik yang dianggap hama pengganggu tanaman. Untuk
pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman, secara umum dibagi menjadi
dua, yaitu pemberantasan secara alamiah dengan menggunakan predator alami
dan secara kimiawi dengan menggunakan pestisida. Dalam praktikum ini
digunakan pestisida jenis insektisida merek dagang Prevathon® 50 SC dengan
dosis 1 tutup botol untuk 16 liter air. Prevathon 50 SC adalah insektisida racun
kontak lambung dan saraf yang bekerja secara translaminar yang berbentuk
pekatan dan dapat disuspensikan ke dalam air. Tujuannya adalah untuk menekan
populasi hama atau penyakit agar tidak menimbulkan kerusakan yang secara
ekonomi merugikan.

8
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Perawatan merupakan kegiatan penting dalam budidaya tanaman yang
meliputi pemupukan dengan pupuk ZA dan pengendalian hama dan penyakit
dengan menggunakan pestisida prevathon. Pemupukan dilakukan untuk
mengganti dan menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman agar
dapat meningkatkan produksi dan mutu tanaman, dengan dosis 2 gram per
tanaman dan jarak 10 cm dari tanaman. Sedangkan pengendalian hama dan
penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida prevathon, dicampur 1 cup
tutup botol dengan 1 liter air dan diaplikasikan dengan sprayer.

5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan adalah, agar para praktikan menghitung dosis
pupuk serta insektisida dengan seksama, agar tidak menimbulkan efek samping
ataupun residu yang dapat menurunkan hasil produksi tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, A. 2015. Pengaruh bahan kimia terhadap penggunaan pestisida lingkungan


Juinal Farmasi UIN Alauddin Makassar, 3(4): 134-143.

Arifin H. S. Dan Nurhayati. 2000. Pemeliharaan Taman. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Indriyanto. 2000. Pengaruh beberapa cara penyiangan terhadap pertumbuhan


sengon. Prosiding Seminar Nasional III Pengembangan Wilayah Lahan
Kering. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Kartasapoetra, A. G., & Sutedjo, M. M. 1985. Teknologi konservasi tanah dan air.
PT Bina Aksara. Jakarta.

Lakitan, Benyamin. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.


Raja Grafinda Persada. Jakarta

Sadikin, S. 2004. Pengaruh dosis pupuk n dan jenis pupuk kandang terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.).
Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

9
Sinaga, A. R. 2012. Pengaruh Kitosan Sebagai Bahan Penyalut pada Pupuk NPK
untuk Memperlambat Larut dalam Air. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sukamto, H. 2010. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia. Jakarta.

Supriyatin dan Marwoto. 2000. Pestisida Nabati. Rineka Cipta. Jakarta

Sutedjo, MM. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutejo, M. M. 2002. Pupuk dan cara Pemupukannya. PT Rineka Cipta. Jakarta

Untung. 1992. Pestisida Alami . Fakultas Pertanian. Universitas Jember

10
LAMPIRAN

1. Dokumentasi

Gambar 1. Pembuatan Gambar 2. Pemupukan


lubang pupuk

Gambar 3. penutupan Gambar 4. Pupuk ZA


lubang pupuk

Gambar 5. Penyiraman Gambar 6. Penyiangan

11
Gambar 7. Pembumbunan Gambar 8. Pemasangan Lanjaran

Gambar 9. Pestisida Gambar 10. Penyemprotan Pestisida

12

Anda mungkin juga menyukai