Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN EKOSISTEM SUB-OPTIMAL

PENYIANGAN DAN PENGENDALIAN ULAT PADA JAGUNG

OLEH:
FARIZ SATYA FARDANI
NIM. 2106110306
AGROTEKNOLOGI-D

LABORATORIUM TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN

PENYIANGAN DAN PENGENDALIAN ULAT PADA JAGUNG

Pekanbaru, 5 Mei 2023


Praktikan

FARIZ SATYA FARDANI


2106110306

Mengetahui,

Asisten Praktikum I Asisten Praktikum II

Aswar Anas Nafadhilah


1806112666 1806111818
Asisten Praktikum III Asisten Praktikum IV

Veni Dwi Nabila Vientika Junira


1806124892 1906110143

Asisten Praktikum V

Yusri Wandi
1906124467

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................. 5
1.3 Manfaat................................................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 6
III. METODOLOGI.......................................................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................... 10
3.2 Alat dan bahan..................................................................................... 10
3.3 Metode Pelaksanaan............................................................................ 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 11
4.1 Hasil..................................................................................................... 11
4.2 Pembahasan......................................................................................... 11
V. PENUTUP................................................................................................. 13
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 13
5.2 Saran.................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 14
LAMPIRAN................................................................................................... 15

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya tanaman adalah segala usaha untuk memodifikasi lingkungan

tumbuh sehingga cocok bagi pertumbuhan tanaman pertanian dan dapat dicapai

hasil yang maksimum serta berkelanjutan. Budidaya tanaman mempelajari

pertumbuhan dan perkembangan tanaman, peranan benih dan zat tumbuh,

pemasakkan tanaman dalam kaitannya dengan umur panen, pengelolaan

lingkungan tanaman, pola tanam serta pengendalian hama, penyakit dan gulma.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses budidaya tanaman adalah

pengolahan tanah, persiapan benih, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan

pemanenan. Pengolahan tanah dilakukan untuk menggemburkan tanah supaya

tanah mudah untuk ditanami, persiapan benih yaitu pemilihan benih yang bermutu

tinggi, penanaman menggunakan teknik menanam yang benar, pemupukan

dengan dosis yang tepat dilakukan untuk menambah unsur hara yang baik untuk

pertumbuhan tanaman, pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara memelihara

tanaman dari organisme pengganggu tanaman, dan pemanenan yaitu pengambilan

hasil dari budidaya tanaman.

Keberhasilan dari penanaman pohon terletak dari pemeliharaan setelah

penanaman. Penanaman tanpa diikuti pemeliharaan niscaya tidak akan berhasil.

Permasalahan utama yang timbul setelah penanaman antara kematian awal setelah

penanaman dan pertumbuhan yang tidak normal. Selain itu, keberhasilan

penanaman juga dipengaruhi adanya faktor biotik dan abiotik

dari lingkungan tersebut (Indriyanto, 2000).

Pemeliharaan tanaman merupakan aspek yang memegang peranan penting

3
dalam tumbuh kembang tanaman. Secara umum pemeliharaan tanaman meliputi

penyiangan, penyulaman, pembumbunan, penyiraman, pemupukan, dan

pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) serta pemeliharaan

spesifik untuk tanaman tertentu. Namun dalam penerapannya seringkali

melakukan pemeliharaan tanpa melihat kondisi dari tanaman. Waktu dan dosis

dari penyiraman, pemupukan dan pestisida yang tidak sesuai dengan keadaan

kelembaban media tanam, dan suhu udara pada lingkungan tanaman. Bagi

tanaman pemeliharaan yang keliru dapat menjadikan tanaman dalam kondisi tidak

baik. Bukan hanya tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal namun

tanaman bisa layu bahkan mati. Sementara itu tanaman dengan kondisi tidak baik

tersebut dapat membawa petaka bagi pemilik tanaman karena hasil produksi yang

gagal.

Penyiraman diperlukan untuk mengimbangi air yang digunakan tanaman

dalam proses pertumbuhannya, termasuk yang dilepas ke udara melalui proses

evaporasi dan transpirasi yang berlangsung secara simultan. Kelebihan atau

kekurangan air penyiraman sama–sama berpengaruh negatif terhadap

pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu penyiraman harus dilakukan sesuai

kebutuhan dan secara hati-hati. Pemupukan merupakan kegiatan menambahkan

pupuk pada tanah atau tanaman, tujuan pemupukan diantaranya yaitu untuk

menjaga daya tahan tanaman, meningkatkan produksi, dan mutu hasil serta

menjaga agar produksi stabil tinggi. Seperti tanaman lainnya, pemupukan secara

umum harus tepat waktu, dosis dan jenis pupuk serta cara pemberiannya.

Semuanya tergantung pada jenis tanah, iklim dan umur tanaman. Pengendalian

Organisme Pengganggu Tanaman dilakukan apabila ada gejala serangan atau

4
kompetisi. Pengendalian dilakukan dengan cara manual, mekanik, atau kimia.

Perlu dilakukan monitoring secara berkelanjutan agar secepatnya diambil tindakan

jika sudah mulai timbul gejala.

1.2 Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode yang baik

dalam pemeliharaan tanaman, terutama terkait penyiangan, pemupukan, serta

pengendalian hama dan penyakit. Dengan demikian, tanaman dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal sehingga dapat meningkatkan produksinya

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum kali ini praktikan mengetahui bagaimana cara

melakukan perawatan didalam kegiatan budidaya tanaman

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hasil yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat pada tanaman rumput

memerlukan pemeliharaan dan pemupukan yang teratur, untuk itu perlu diadakan

penyiangan. Penyiangan dilakukan saat tanaman masih muda sekitar 1 bulan dan

digemburkan pada setiap tanaman habis dipanen (Lugiyo dan Sumarto, 2000).

Penyiangan tanaman adalah pengendalian gulma yang bertujuan untuk

mengurangi jumlah gulma sehingga populasinya berada di bawah ambang

ekologis. Gulma yang diprioritaskan seperti alang-alang, rumput-rumputan dan

lainnya. Penyiangan bertujuan untuk memberi ruang tumbuh yang lebih baik bagi

tanaman pokok dengan cara memberantas tanaman pengganggu. Tanaman perlu

disiangi jika 40 sampai 50% tanaman tertutup oleh gulma atau tumbuhan liar.

Penyiangan dilakukan pada waktu musim hujan atau musim kemarau. Penyiangan

dihentikan jika tanaman pokok sudah mampu bersaing dengan tanaman liar dalam

memperoleh cahaya matahari (over-topping). Penyiangan dapat dilakukan secara

manual dengan membersihkan gulma disekitar tanaman (Arifin dan Nurhayati,

2000).

Pemupukan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan

tanah. Pemupukan dilakukan karena tanah tidak mampu menyediakan satu atau

beberapa unsur hara untuk menjamin tingkat produksi tertentu. Jenis pupuk yang

diberikan dapat berupa pupuk anorganik maupun pupuk organik. Pupuk anorganik

merupakan pupuk yang dibuat dengan teknologi khusus di pabrik melalui

perubahan-perubahan kimia dari pupuk alam atau dari bahan dasar sederhana

seperti pada pembuatan pupuk N. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari

6
sisa-sisa makhluk hidup yang dapat berupa pupuk kandang, pupuk hijau, dan lain-

lain (Sadikin, 2004).

Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk

anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup

yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.

Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari

sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik

mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap

jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan

organik pupuk ini termasuk tinggi. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah

jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia

sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi (Sinaga, 2012).

Pupuk dalam arti luas, termasuk semua bahan yang ditambahkan ke dalam

tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Baik

organik maupun anorganik. Tetapi istilah pupuk biasanya berhubungan dengan

pupuk buatan. Pupuk tidak berisi unsur-unsur hara tanaman dalam bentuk unsur

seperti nitrogen, fosfor atau kalium, tetapi unsur tersebut ada dalam bentuk

campuran yang memberikan bentuk-bentuk ion dari unsur hara yang dapat

diabsorsi tanaman (Lakitan, 1995).

Pupuk adalah bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk menyediakan

unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk umumnya

diasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan

kandungan unsur haranya. Berdasarkan bentuknya, pupuk organic dibagi menjadi

dua yaitu pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair adalah larutan yang mudah larut

7
berisi satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman. Kelebihan pupuk

cair adalah dapat memberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman,

selain itu pemberiannya apat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai

dengan kebutuhan (Sukamto, 2010).

Pemupukan adalah penambahan pupuk ke dalam tanah agar tanah menjadi

lebih subur. Pemupukan dalam arti luas adalah penambahan bahan-bahan yang

dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. Contoh penambahan pasir pada tanah liat,

penambahan tanah mineral pada tanah organik, pengapuran dan sebagainya.

Dalam ilmu memupuk bertujuan untuk menyelidiki tentang zat-zat apakah yang

perlu diberikan kepada tanah sehubungan dengan kekurangan zat-zat tersebut

yang terkandung di dalam tanah yang perlu guna pertumbuhan dan perkembangan

tanaman dalam rangka produksinya agar tercapai hasil yang tinggi (Sutejo, 2002).

Tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki kesuburan tanah,

menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, mencukupkan handungan zat-

zat mineralnya, menambah kandungan bahan-bahan organik. Pemupukan

dilakukan apabila tanah mengalami kemunduran artinya berkurang kesuburannya

akibat penghanyutan hara oleh erosi, pencucian hara, dan terangkut pada saat

panen (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985).

Salah satu sebab kegagalan panen adalah serangan hama dan penyakit.

Oleh karenanya perlu dilakukan antisipasi serangan dengan pencegahan yang

lebih baik daripada pengobatan. Jika serangan sudah terjadi, sebaiknya lakukan

pengendalian sesuai dengan jenis hama yang menyerang. Hama yang biasa

menyerang tanaman jagung yaitu belalang, ulat tongkol, pengerek, ulat daun, ulat

grayak, serta lalat bibit. Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman

8
jagung adalah bulai, gosong, busuk batang dan lain-lain. Hal ini menyebabkan

kerusakan hingga kematian pada tanaman. Pengendalian dapat dilakukan

menggunakan pestisida kimia ataupun organic (Arif, 2015).

Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan untuk menekan populasi

hama atau penyakit agar tidak menimbulkan kerusakan yang secara ekonomi

merugikan. Secara umum pemberantasan hama dibagi menjadi dua yaitu

pemberantasan secara alamiah dan pemberantasan secara kimiawi. Pemberantasan

hama secara alamiah dilakukan dengan cara menggunakan predator alami.

Pemberantasan secara kimia dapat menggunakan pestisida (Indriyanto, 2000).

Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari

alam seperti tumbuhan. Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek

untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida nabati bersifat ramah

lingkungan karena bahan ini mudah terdegradasi di alam, sehingga aman bagi

manusia maupun lingkungan. Selain itu pestisida nabati juga tidak akan

mengakibatkan resurjensi maupun dampak samping lainnya, justru dapat

menyelamatkan musuh musuh alami (Untung, 1993).

Pestisida nabati merupakan produk alam dari tumbuhan seperti daun,

bunga, buah, biji, kulit, dan batang yang mempunyai kelompok metabolit

sekunder atau senyawa bioaktif. Beberapa tanaman telah diketahui mengandung

bahan-bahan kimia yang dapat membunuh, menarik, atau menolak serangga.

Beberapa tumbuhan menghasilkan racun, ada juga yang mengandung senyawa-

senyawa kompleks yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan serangga, sistem

pencernaan, atau mengubah perilaku serangga (Supriyatin dan Marwoto, 2000).

9
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 15 April 2023 yang

dimulai dari pukul 07.00 - selesai. Tempat pelaksanaan praktikum ini adalah di

UPT lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tugal, cangkul, parang,

dan boots.

Adapun bahan yang digunakan adalah Pupuk N.P.K, dan tali.

3.3 Metode Pelaksanaan

Praktikum diawali dengan kehadiran mahasiswa di UPT Lahan Percobaan

Fakultas Pertanian Universitas Riau dan dilanjutkan dengan membersihkan gulma

yang tumbuh di sekitar tanaman jagung dan kacang panjang. Setelah itu,

dilakukan pemupukan NPK pada kedua tanaman tersebut untuk memenuhi

kebutuhan unsur hara makro. Selanjutnya, tali dipasang pada setiap lanjaran pada

bedengan kacang panjang untuk membantu tanaman merambat dan mencegahnya

roboh. Terakhir, bedengan jagung dan kacang panjang disemprot dengan pestisida

untuk mengendalikan hama yang menyerang.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Penyiangan tanaman bertujuan untuk mengurangi jumlah gulma agar

populasinya tidak melebihi ambang ekologis, dengan fokus pada gulma seperti

alang-alang dan rumput-rumputan. Hal ini dilakukan untuk memberikan ruang

tumbuh yang lebih baik bagi tanaman utama dengan cara memberantas tanaman

pengganggu. Penyiangan diperlukan ketika gulma menutupi 40-50% tanaman.

Proses penyiangan dapat dilakukan pada musim hujan atau musim kemarau, dan

dihentikan jika tanaman utama sudah mampu bersaing dengan tanaman liar dalam

memperoleh cahaya matahari.

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara

seperti biologis, kimiawi, mekanis, dan menggunakan varietas tahan.

Pengendalian hama terpadu (PHT) merupakan salah satu metode pengendalian

yang sangat baik karena memberikan dampak positif pada pengendalian hama dan

pathogen serta lingkungan.

Insektisida racun kontak efektif membunuh hama jika terkena langsung

pada hama. Racun ini masuk ke dalam tubuh hama melalui jaringan tubuhnya.

Sedangkan insektisida sistemik efektif bekerja jika hama memakan produk yang

mengandung bahan aktifnya. Jenis insektisida ini cocok digunakan untuk

mengendalikan hama yang serangannya menghisap atau menusuk bagian

tanaman. Racun lambung atau racun perut adalah pestisida yang masuk ke dalam

11
tubuh hama melalui pencernaan setelah hama memakan bagian tanaman yang

telah disemprotkan pestisida. Jenis pengendalian mekanis meliputi cara

menangkap, memukul, atau menghalau hama secara langsung untuk mencegah

kerugian ekonomi pada tanaman budidaya. Pengendalian ini dapat dilakukan oleh

siapa saja dengan cara seperti pengambilan dengan tangan, gropyokan, dan

pemasangan perangkap.

Pupuk NPK adalah jenis pupuk anorganik yang tergolong sebagai pupuk

majemuk karena mengandung unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).

Pupuk NPK memiliki kandungan unsur nitrogen sebesar 15%, sehingga angka

tersebut sudah mewakili kadar nitrogen dalam pupuk dan tidak perlu dikonversi

lagi.

Unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) sangat penting bagi

tanaman karena berfungsi dalam proses metabolisme dan biokimia sel tanaman.

Nitrogen berperan sebagai pembangun asam nukleat, protein, bioenzim, dan

klorofil. Fosfor berperan sebagai pembangun asam nukleat, fosfolipid, bioenzim,

protein, dan senyawa metabolik yang merupakan bagian dari ATP yang penting

dalam transfer energi. Sementara kalium berperan sebagai pengatur keseimbangan

ion-ion sel dan berfungsi dalam mengatur berbagai mekanisme metabolik seperti

fotosintesis.

Dengan memberikan dosis pupuk NPK yang sesuai, maka dapat

memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Oleh karena

itu, pemupukan NPK yang tepat perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

unsur hara tanaman dan meningkatkan produktivitas tanaman.

12
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum tersebut adalah bahwa perawatan tanaman

meliputi beberapa hal seperti penyiangan, pemupukan, dan pengendalian OPT.

Tujuan dari perawatan tersebut adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan

yang optimal bagi pertumbuhan tanaman budidaya dan sekaligus mengurangi

kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan hama yang merugikan. Hal ini

sangat penting dalam meningkatkan kualitas dan hasil panen dari tanaman

budidaya.

5.2 Saran

Saran saya pada praktikum ini adalah agar praktikan membawa semua alat

dan bahan untuk praktikum agar tidak membuang waktu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arif, A. 2015. Pengaruh bahan kimia terhadap penggunaan pestisida lingkungan


Juinal Farmasi UIN Alauddin Makassar, 3(4): 134-143.

Arifin H. S. Dan Nurhayati. 2000. Pemeliharaan Taman. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Indriyanto. 2000. Pengaruh beberapa cara penyiangan terhadap pertumbuhan


sengon. Prosiding Seminar Nasional III Pengembangan Wilayah Lahan
Kering. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Kartasapoetra, A. G., & Sutedjo, M. M. 1985. Teknologi konservasi tanah dan air.
PT Bina Aksara. Jakarta.

Lakitan, Benyamin. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.


Raja Grafinda Persada. Jakarta

Sadikin, S. 2004. Pengaruh dosis pupuk n dan jenis pupuk kandang terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.).
Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sinaga, A. R. 2012. Pengaruh Kitosan Sebagai Bahan Penyalut pada Pupuk NPK
untuk Memperlambat Larut dalam Air. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sukamto, H. 2010. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia. Jakarta.

Supriyatin dan Marwoto. 2000. Pestisida Nabati. Rineka Cipta. Jakarta

Sutejo, M. M. 2002. Pupuk dan cara Pemupukannya. PT Rineka Cipta. Jakarta

Untung. 1992. Pestisida Alami . Fakultas Pertanian. Universitas Jember

14
LAMPIRAN

1. Dokumentasi

Gambar 1. Penyiangan Gambar 2. Pembubunan


gulma

Gambar 3. Penggemburan Gambar 4. Pembuangan daun


tanah yang kuning dan ulat

Gambar 5. Pembuatan lubang Gambar 6. Pemupukan


pemupukan

15

Anda mungkin juga menyukai