Anda di halaman 1dari 7

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rugby merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah sangat populer
di luar negeri. Olahraga ini populer di negara-negara Eropa, Amerika, dan
Australia. Induk organisasi olahraga ini adalah IRB (Internasional Rugby Board).
Olahraga ini sangat universal karena digemari orang laki-laki olahraga ini juga
digemari para perempuan tidak hanya orang tua, muda bahkan anak-anak. Sejak
tahun 1990 olahraga ini mulai dilakukan oleh para wanita meskipun sebelumnya
olahraga ini hanya diperuntuhkan bagi kaum pria.
Di Indonesia sendiri rugby belum cukup terkenal. Hal ini dikarenakan
rugby merupakan olahraga yang belum lama masuk ke Indonesia. Namun,
sekarang ini sudah ada kompetisi resmi di bawah induk organisasi rugby tertinggi
di Indonesia yaitu PRUI (Persatuan Rugby Union Indonesia). Adapun beberapa
kompetisi rugby resmi di Indonesia seperti event berskala nasional yaitu Jakarta
7’s, Jakarta 10’s, Nusantara 7’s, Jakarta XV, dan Sangata 7’s serta yang berskala
internasional seperti Jakarta 10’s, Makassar 10’s, dan Bali 10’s. Di dalam sebuah
kompetisi resmi diperlukan suatu kematangan dalam bermain.
Rugby merupakan olahraga beregu yang memiliki tiga kategori yaitu 7’s
(tujuh lawan tujuh), 10’s (sepuluh lawan sepuluh), dan XV (lima belas lawan lima
belas). Permainan ini dimainkan di luar lapangan (outdoor). Walaupun cenderung
olahraga yang baru, rugby mulai berkembang dengan pesat di Indonesia, karena
permainan ini dapat dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak mau pun
orang dewasa. Rugby secara pesat mulai menjadi salah satu olahraga favorit di
lingkungan masyarakat, karena sudah mulai dikenal di seluruh lapisan
masyarakat. Hal ini terbukti dengan munculnya klub rugby di berbagai daerah
juga munculnya klub-klub tangguh di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi
Atlet rugby sendiri diwajibkan memiliki kondisi fisik yang baik karena
dituntut dapat bermain atau bertanding selama 2 (dua) babak (2 x 40 menit) menit
dan untuk 7S selama 2 X 7 menit. Atlet rugby dalam bertahan maupun menyerang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

harus menghadapi benturan yang keras (body collision), ataupun harus bergerak,
melakukan line out, scrum, dan rug, serta berlari dengan kecepatan penuh ataupun
kelincahan/berkelit dalam menghindari lawan. Manfaat kondisi fisik untuk rugby
yaitu atlet dapat bermain dengan mempunyai stamina yang baik selama
pertandingan. Karena di dalam pertandingan rugby kedua tim bermain selama 80
menit. Dengan luasnya lapangan dan lamanya pertandingan, atlet rugby harus
mampu mengatur tenaga supaya tidak terkuras habis di babak yang pertama.
Seorang atlet rugby harus mempunyai daya tahan yang baik. Pertandingan rugby
cenderung lama, oleh karena itu rata-rata setiap atlet menggunakan kebutuhan
energi daya tahan umum atau daya tahan aerobik. Unsur kondisi fisik tersebut
sangat dibutuhkan oleh atlet rugby agar dapat bermain dengan baik (Hudson dan
Davies, 1983: 176).
Permainan rugby sendiri trdapat beberapa teknik yang di gunakan dalam
permainan rugby sendiri, dan teknik dalam permainan ini adalah running saat
menjalankan bola, pemain dapat terus berjalan sampai mereka ditangani,
melangkah keluar dari batas atau berjalan di luar garis gawang. Tekel adalah
teknik yang di gunakan untuk mengghentikan pergerakan orang yang membawa
bola dari tim lawan. Passing cara mengupan bola ke teman satu tim yang bergulir
ke blakang. Kicking yatu teknik menendang bola kearah depan yang akan di
umpankan ke tim atau teman yang berlari menuju arah bola yang di tending
tersebut.
Permainan rugby memilik teknik yang harus dikuasai adalah teknik dasar
passing merupakan salah satu teknik dalam permainan rugby yang apabila passing
ini tidak dilakukan dengan baik maka permainan tidak akan berjalan dengan
lancer, sehingga passing ini apabila tidak dilakukan dengan baik maka permainan
tidak akan berjalan lancar maka dari itu diperlukan keterampilan dan ketepatan
yang baik agar permainan dapat berjalan dengan baik.
Untuk meningkatkan kebugaran jasmani seorang atlet rugby harus
memiliki kondisi fisik yang prima. Dalam melakukan permainan rugby yang
membutuhan fisik yang kuat dan daya tahan yang baik maka seorang atlet rugby
harus memiliki kondisi fisik yang kuat. ketahahanann fisik atlet rugby harus di
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

imbangi dengan keterampilan dalam melakukan permainan. Kondisi fisik yang


prima menjadi tolak ukur seorang pemain rugby dalam melakukan permainan 15’ S
selama 2 x 40 menit dan untuk 7’S selama 2 X 7 menit.
Sehingga untuk meningkatkan kondisi kebugaran jasmani seseorang yang
mampu mengadaptasi segala beban fisik maupun psikis yang diterima merupakan
dasar untuk mencapai produktivitas/prestasi kerja yang optimal. Kualitas
kemampuan jasmani untuk dapat mengadaptasi beban yang diterima dapat
tercermin dari tingkat kebugaran jasmani. Menurut Suharto (1997), kebugaran
jasmani merupakan ukuran potensi kemampuan kerja manusia yang sangat
berperan dalam menunjang unjuk kerja fisik (antara la in prestasi kerja, prestasi
olah raga, dan prestasi belajar).
Semakin tinggi tingkat kesehatan, maka kebugaran jasmani akan semakin
baik pula dan pentingnya kebugaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak
diragukan lagi. Kebugaran jasmani yang baik akan dapat menopang pekerjaan
dalam kehidupan sehari–hari (Suharjana, 2013 : 2). Dengan memiliki kebugaran
jasmani yang baik maka setiap orang akan mampu melakukan aktivitas sehari-hari
lebih baik dan dalam jangka waktu yang lebih lama di bandingkan dengan orang
yang memiliki tingkat kebugaran yang rendah.
Peningkatan dan pemeliharaan kebugaran jasmani sangat penting di
lakukan agar tubuh tetap prima saat melakukan kegiatan sehari – hari. Proses
pendidikan dan pembudayaan serta peningkatan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani perlu dilakukan upaya peningkatan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
yang teratur dan terarah merupakan bagian dari pola hidup sehat. Oleh karena itu,
pemeliharaan kebugaran jasmani dapat dilakukan melalui proses pendidikan dan
pembudayaan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pentingnya upaya peningkatan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani sebagai bagian integral dan upaya
peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia sangatlah penting agar tubuh tetap
terjaga kebugaran jasmaninya. Untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran
jasmaninya, yang selanjutnya menjadi kebiasaan dan kebutuhan hidupnya melalui
proses pendidikan dan pembudayaan di harapkan akan timbul sikap dan kesadaran
dari setiap individu untuk selalu menjaga kebugaran tubuhnya. Melalui hidup aktif
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan sehat menjadi salah satu strategi peningkatan kebugaran jasmani dan
implementasi jenis kegiatan yang tepat alam program hidup aktif dan sehat yang
di tentuan dengan tingkat kebugaran jasmani.
Menurunnya tingkat kebugaran di sebabkan oleh pergeserarn pola hidup
dari banyak bekerja secara dinamis menjadi jarang bekerja. Hal tersebut
merupakan dampak negatif dari semakin cepatnya perkembangan teknologi dan
berkembangnya pola hidup yang kurang sehat. Aktivitas itu memberikan
kontribusi langsung pada komponen kebugaran jasmani karena aktivitas olahraga
sangat mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang. Aktivitas olahraga yang baik
tidak bias dilakukan sembarangan karena olahraga harus di lakukan dengan teknik
dan aturan yang benar dan aktivitas olahraga tetap harus dilakukan sesuai dengan
usia seseorang seperti jenis aktivitas, faktor keselamatan seorang tersebut. Dalam
melakukan olahraga walauun kita sangat senang terhadap olahraga dapi dalam
melakukannya harus melihat usia dan kondisi fisik sehingga dalam melakukan
olahraga tetap terkontrol dengan baik.
Olahraga adalah gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh,
(KBBI, 2007: 796). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga atau mengolah raga yang teratur
dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan
kemampuan fungsionalnya. Berdasarkan uraian diatas maka aktivitas olahraga
adalah keaktifan atau kegiatan mengolah raga secara teratur dan terencana untuk
meningkatkan kemampuan fungsional. (Prativi, 2013)
Rugby Boyolali merupakan club Rugby pertama di Boyolali. Rugby Club
Boyolali saat ini memiliki anggota 22 orang yang rata-rata sedang duduk di
bangku SMA dan Perkuliahan atau rentang umur 16-19 tahun. Club Rugby
Boyolali sendiri sudah memiliki prestasi dalam berbagai ajang pertandingan baik
regional Jawa Tengah maupun pertandingan yang bersifaat umum anatr club.
Pada tahun 2020 boyolali mendapatkan peringkat 3 dalamm turnamen Rugby 7’s
tingkat Jawa Tengah dan pada tahun ini Boyolali Rugby Club menempati
peringkat 5 besar dalam ajang salatiga open yang mempertandingakn berbagai
club di Jawa Tengah dan sekitarnya. Berhasilnya beberapa atlit rugby Boyolali
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dalam mengirimkan atletnya sebagai perwakilan Jawa Tengah dalam tes event
rugby di Jakarta dalam ajang persiapan Asian Games juga merupakan pencapaian
yang cukup baik bagi club tersebut.
Kegiatan latihan boyolali rugby club di laksanakan di lapangan samping
sirkuit semingu 1 kali pada hari sabtu pada pukul 15.30 karena perizinan dari
KONI yang belum mengizinkan untuk full latihan. Kurangnya jadwal latihan juga
mempengaruhi kondisi kebuaran jasmani para atlet rugby sendiri. Apalagi dengan
kondisi lapangan yang bergelombang kurang rata dan keras hal ini dapat
menyebabkan atlet tidak maksimal dalam latihannnya. Pada saat bermain Rugby
10’S selama dua babak 2 X 15 menit sedangkan 7’ S dilakukan selama 2 X 7 menit
para atlet mengalami kelelahan, sehingga dapat dilihat disini bahwa para atlet
rugby memiliki tingkat kebugaran jasmani yang kurang. Sedangkan untuk sarana
dan perasarana di boyolali rugby clup sendiri memiliki 5 bola serta cone sebayak
1 set.
Keseluruhan atlet yang memilih mengikuti latihan rugby ini belum
diketahui tingkat kebugaran jasmani yang mereka miiki. kebugaran jasmani
sangat diperlukan dalam permainan rugby agar seorang pemain bisa bermain
secara maksimal. kebugaran jasmani meliputi kecepatan, kekuatan, kelincahan,
daya tahan dll. Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah tersebut, peneliti
menganggap penting untuk membahas masalah ini dalam penelitian dengan
harapan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh anggota Boyolali
Rugby club, sebagai acuan untuk menghadapi event-event yang akan datang untuk
memperoleh juara. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang
tingkat kebugaran jasmani anggota Boyolali rugby club. Selain itu, atlet rugby di
boyolali rugby club belum memiliki catatan kebugaran jasmani setiap anggota
sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui kebugaran jasmani anggota Boyolali
rugby club.

B. Identifikasi Masalah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan latar blakang yang dikemukakan tersebut, maka dapat


diidentifikasikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilaksanakan :
1. Kebugaran jasamani atlet merupakan suatu yang penting dalam
mendukung penampilan dan performen atlet.
2. Belum diketahui kebugaran jasmani pada atlet yang mengikuti latihan
Rugby di Boyolali Rugby club.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang diteliti, maka peneliti


membatasi masalah :
1. Tingkat kebugaran jasmani atlet Rugby di Boyolali Rugby club.
2. Penelitian di lakukan pada rentang umur 16-19 tahun.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam


penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani atlet rugby putra di Boyolali Rugby
Club.
2. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani atlet rugby putri di Boyolali Rugby
Club.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani atlet


rugby di Boyolali Rugby Club.

F. Manfaat Penelitian
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi


peneliti, pendidik, dan pembaca pada umumnya. Manfaat tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Bagi pelatih Boyolali Rugby club, sebagai acuan pembinanaan
peningkatan kebugaran jasmani bagi atlet Rugby club Boyolali
yang masih kurang untuk menyusun program-program yang masih
kuang.
2. Bagi atlet Boyolali Rugby club, yaitu untuk memperoleh gambaran
secara nyata mengenai tingkat kebugaran jasmani atlet rugby di
Boyolali Rugby club.
3. Bidang olahraga Rugby, diharapkan penelitian ini dapat menambah
wawasan yang dapat menambah pengetahuan yang telah
berkembang dalam dunia olahraga.

Anda mungkin juga menyukai